Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

DISLOKASI

OLEH:

1. Anisah
2. Priscilla V Pattipeilohy

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kelompok dapat menyususn tugas mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III yang berjudul “ DISLOKASI “.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak lagi kekurangan-kekurangan yang harus di
perbaiki, maka dari itu kelompok senantia menerima kritik dan saran dari pembaca makalah ini.
Harapan kelompok, semoga makalah ini menambah wawasan dan ilmu, khususnya bagi
kelompok sendiri dan pada umumnya bagi pembaca makalah ini.

Ambon, 22 januari 2021

Kelompok
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

a) Latar Belakang …………………………………………………….


b) Tujuan penulisan……………………………………………………
c) Metode penulisan…………………………………………………...

BAB II TINJAUAN TEORI

a) Defenisi ………………………………………………………
b) Etiologi ……………………………………………………….
c) Patofisiologi……………………………………………………
d) Manifestasi Klinis …………………………………………….
e) Pemeriksaan penunjang ………………………………………
f) Penatalksanaan ………………………………………………

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan……………………………………………………………………….
Saran………………………………………………………………………………

Daftar pustaka
BAB I

PENDAHULUANA

A.      Latar Belakang


Dislokasi atau luksasio adalah kehilangan hubungan yang normal antara kedua
permukaan sendi secara komplet / lengkap. Terlepasnya kompresi jarinagn tulang dari kesatuan
sendi, Dislokasi ini dapat hanya komponen komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponene tulang dari tempat yang seharunya ( dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah
karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya telah
mengalami dislokasi (Santosa,2013).
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalaha dislokasi sendi bahu dan sendi
pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatna, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet,
juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligament-ligamennya biasanya
bisa menjadi kendor. Akibatnya sendi itu akan gampang dislokasi lagi ( santosa, 2013).
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa
organ lunak , terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat
ungkit pada gerakan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena
fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga
agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya patah tulang atau
dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligamen memberikan jalan sedemikian rupa sehinga tulang
terpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor
penyakit atau trauma karena dapat (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital) (Santosa,
2013).
B.      Tujuan Masalah
1. TUJUAN UMUM
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana proses terjadinya dislokasi

2. Tujuan khusus
Diharpkan mahasiswa mampu memberikan gambaran dislokasi meliputi :
a. Mampu memahami dan menjelaskan definisi dislokasi sendi
b. Mampu memahami dan menjelaskan etiologi dislokasi sendi
c. Mampu memahami dan menjelaskan patofisiologi dislokasi sendi
d. Mampu memahami dan menjelaskan manifestasi klinis dislokasi sendi
e. Mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan penunjang dislokasi sendi
f. Mampu memahami dan menjelaskan penatalksanaan dislokasi sendi
g. Mampu memahami dan menjelaskan komplikasi dislokasi sendi

C. METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah metode pustaka Yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat, baik berupa buku maupun informasi dari internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Dislokasi sendi adalah suatu keadaan di mana permukaan sendi tulang yang membentuk
sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Dislokasi sendi dimaksud juga dengan keluarnya
kepala sendi dari mangkuknya atau tulang lepas dari sendi.
Dislokasi sendi jika tidak segera di tangani dapat mengakibatkan nekrosis afaskuler, yaitu
kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya pasokan darah, dan juga mengakibatkan paralisis
syaraf:

1. Dislokasi congenital : dislokasi sendi yang terjadi sejak lahir akibat kesalahan
pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik : dislokasi sendi akibat penyakit sendi atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic: dislokasi sendi akinbat kedaruratan ortopedi (seperti pasokan darah,
susunan syaraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) yag
disebabkan oleh cederah di mana sendi mengalami kerusakan akibat kekerasan (Brunner
and suddarth, 2012).

B. ETIOLOGI
Dislokasi sendi terjadi karena trauma akibat kecelakaan, seperti kecelakaan mobil,
kecelakaan sepeda motor, kecelakaan terjatuh dari tempat yang tinggi, dan lain-
lain. Dislokasi sendi dapat disebabkan juga oleh trauma akibat pembedahan
ortopedi. Dislokasi sendi juga dapat disebabkan oleh faktor predisposisi, terjadi
infeksi didekitar sendi dan juga akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir (brunner
and suddarth, 2012)
C. PATOFISIOLOGI
Sumber : Sylvia A (2009)

TRAUMA

Infeksi dari penyakit Dislokasi


Kelainan kongenital
lain pada sendi

Trauma joint
Dislocation

Deformitas Tulang

Gangguan Bentuk dan


Pergerakan

Kesulitan Dalam Rasa Tidak Nyaman


Menggerakan Sendi Karena Inflamasi

MK : Gangguan
mobilitas Fisik Tidak Nafsu MK : Nyeri
Ketidak nyamanan
makan
akibat bentuk yang
tidak normal
MK : Ketidak seimbangan
Nutrisi kurang dari
Pengungkapan secara kebutuhan tubuh
verbal merasa malu,
cemas dan takut tidak di
terma

MK : Gangguan Citra tubuh


D. MANIFESTASI KLINIS

Pada penderita Dislokasi sendi, akan menunjukan tanda dan gejala seperti :

1. Nyeri
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilangan mobilitas normal
5. Kekakuan
6. Deformitas
7. Perubahan sumbu tulang yang mengalami Dislokasi

Diagnosis Dislokasi :
1. Anamnesis
a. Ada trauma
b. Mekanisme trauma yang sesuai
c. Ada rasa sendi keluar
d. Bila trauma minimal
2. Pemeriksaan klinis
a. Deformitas
 Hilangnya tonjolan tulang yang normal
 Pemendekan atau pemanjangan
 Kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu
b. Nyeri
c. Function Laesa

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk pemeriksaan diagnose terhadap penyakit dislokasi dapat dilakukan
beberapa cara pemeriksaan, seperti:
1. Pemeriksaan foto Rontgen yang di gunakan untuk menentukan lokasi
dislokasi.
2. Pemeriksaan radologi foto X-Ray yang dapat di gunakan untuk
menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur.
3. Pemeriksaan CT Scan, MRI, Scan Tulang, dan Tomogram yang di gunakan
untuk memperlihatkanDislokasi juga dapat Digunakan untuk
Mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak (Brunner and Suddarth, 2012).

F. PENATALAKSANAAN

Pemilihan pengobatan tergantung dari lokasi dan keparahan sendi yang dislokasi
Pengobatan tahap awal adalah RICE, yaitu:
 Rest, yaitu mengistirahatkan sendi yang dislokasi
 Ice, yaitu mendinginkan sendi yang dislokasi
 Compression, yaitu menekan sendi yang dislokasi
 Elevation, yaitu menaikkan atau meniggikan sendi yang dislokasi

Pada beberapa kasus, sendi dapat kembali dengan sendirinya setelah dilakukan
RICE. Jika tidak, ada beberapa pilihan pengobatan lain, meliputi :
1. Manipulasi atau meroposisi
Dokter akan memanipulasi atau mengembalikan posisi tulang ke sendinya.
Sebelum itu, dokter akan memberikan zat bius atau anastesi untuk membuat
otot relaks dan pasien tetap nyaman.

2. Imobilitas
Setellah sendi kembali normal, imobilisasi penting untuk mencegah sendi
bergerak sehingga sembuh sempurna. Pasien dapat mengunakan slang, splint
atau cast untuk beberapa minggu tergantung dari keparahan dislokasi

3. Obat-obatan
Setelah sendi normal biasanya penderita sudah tidak merasakan nyeri.
Namun, obat –obatan anti-nyeri dan pelemas otot boleh diberikan sebagai
penunjang.
4. Terapi diet
 Air
 Protein
 Makanan kaya kalsium dan vitamin D
 Karbohidrat kompleks
 Buah
BAB III
KESIMPULAN DAN SARA

Kesimpulan
Dislokasi sendi adalah suatu keadaan di mana permukaan sendi tulang yang membentuk
sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Disloksi sendi dimaksud juga dengan keluarnya
kepala sendi dari mangkuknya atau tulang lepas dari sendi.
Disloksi sendi jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan nekrosis avaskuler, yaitu
kematian jaringan akibat anoksia dan hilangnya pasokan darah, dan juga mengakibatkan
paralysis syaraf.

Saran
Kelompok kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu kelompok kami mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini. Agar
kelompok kami dapat berbuat lebih baik lagi kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan serta
secara umum bagi pembaca dan teman-teman dari kelompok lain.
DARTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth, 2012. Keperawatan Medikal Bedah volume 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi.2013. Panduan Diagnosa NANDA. Jakarta : Prima Medika

Anda mungkin juga menyukai