TULISAN ILMIAH
“ KELELAHAN DAN OVERTRAINING
DALAM OLAHRAGA”
MATA KULIAH :
DASAR – DASAR ILMU
KEPELATIHAN
OLEH
PUTRA SIMBOLON
NIM. 62033321043
PKO A 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Tanpa kita sadari terkadang semangat yang terlalu tinggi dalam berolahraga
bisa menyebabkan overtraining yang berdampak negatif terhadap kondisi fisik. Kenali
gejalanya dan atur strategi agar tidak kelebihan ‘dosis’ saat mengolah tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KELELAHAN
Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis, suatu proses
terjadinya keadaan penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebabnya
sangat spesifik bergantung pada karakteristik kerja tersebut (Septiani,
2010). Aktivitas berlebihan, kurang istirahat, kondisi fisik lemah, olahraga
dan tekanan sehari-hari dapat menyebabkan kelelahan (Akoso, 2009).
Kelelahan dibagi dalam dua tipe, yaitu kelelahan mental dan kelelahan
fisik. Kelelahan mental adalah kelelahan yang merupakan akibat dari kerja
mental seperti kejemuan sebab kurangnya minat. Sedangkan kelelahan
fisik disebabkan karena kerja fisik atau kerja otot
B. PENGERTIAN OVERTRAINING
Overtraining adalah suatu keadaan menurunnya penampilan kinerja
olahraga individu akibat beban latihan yang terlalu berat untuk jangka
waktu yang relative panjang.
C. CARA MENGETAHUI GEJALA OVERTRAINING
Beberapa tanda atau gejala antara lain: terus-menerus merasa lelah,
performa menurun tanpa sebab, insomnia, depresi, libido menurun, nyeri
otot kronis, rentan atau gampang sakit, meningkatnya resting heart rate
atau denyut nadi istirahat (10-15 x/menit lebih tinggi dari biasanya),
hilangnya nafsu makan, dan kurang antusias secara psikologis. Mudahnya,
jika tubuh mengalami kelelahan hingga lebih dari 72 jam setelah latihan,
itu berarti kemungkinan mengalami overtraining. Adalah normal jika otot
mengalami kelelahan selama 1-2 hari. Tapi jika kelelahan itu lebih dari 72
jam, maka bisa dipastikan mengalami sindrom overtraining. Jika tetap
memaksakan diri untuk berlatih tanpa beristirahat untuk pemulihan
(recovery) yang cukup maka tubuh menjadi rentan akan cedera serius.
Ketika mengalami ini, Anda harus berhenti latihan selama beberapa hari,
bahkan berminggu-minggu. Melawan gejala ini dengan tetap latihan hanya
akan memperburuk keadaan. Jadi, pencegahan lebih baik daripada
penyembuhan.
D. CARA MENCEGAH OVERTRAINING
Pencegahan Overtraining Syndrome :
3. Hindari latihan bila merasa tidak sehat, jangan paksakan untuk berlatih.
Jadikan itu peringatan bahwa tubuh sudah cukup lelah. Kenali dan
dengarkan tubuh sendiri. Inti dari strategi mengatasi overtraining adalah
menemukan keseimbangan, yaitu keseimbangan antara frekuensi dan porsi
latihan, waktu istirahat untuk pemulihan,
5. Hidrasi yang cukup, penting untuk minum sebelum, selama dan setelah
latihan.
6. Poin yang penting juga adalah beristirahat. Hal ini perlu dilakukan
mengingat otot membutuhkan waktu untuk memulihkan diri setelah dilatih
dengan beban yang berat. Selain itu, dengan mengistirahatkan otot, sama
saja dengan memberi ruang otot-otot untuk tumbuh.
8. Hindari latihan bila terjadi kondisi lingkungan atau cuaca yang ekstrim.
9. Pijat dan terapi memang sangat baik untuk merileksasikan otot yang
terlalu kelelahan. Pijat yang diaplikasikan secara benar dapat
mengembalikan keseimbangan pada sistem kerangka muskulo-skeletal.
Pijat juga dapat mencegah cedera pada otot yang sering digunakan
berlatih. Selain pijat, juga bisa menggunakan terapi dengan suhu (mandi
es, air hangat atau dingin). Terapi ini dapat merangsang sistem kekebalan
tubuh, memperbaiki sirkulasi darah dan pencernaan, mempengaruhi
produksi hormon stres, serta mengurangi rasa nyeri.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika tubuh kita sudah merasa lelah, jangan nemaksakan beban latihan
yang berat dengan jangaka waktu yang panjang maka akan berdampak
fatal bagi tubuh kita.