Ada juga sisipan (infiks) yang di pengaruhi oleh bahasa jawa. Contoh: kata
kesinambungan, yang merupakan kata dasar dari kata sinambung yang di sebut kata
dasar sekunder. Sedangkan kata dasar primernya sambung mendapat sisipan –in- yang
artinya menyatakan sifat terus-menerus. Sama halnya dengan istilah yang terdapat
dalam bidang ekonomi, dalam proses imbuhan kata dasar juga terdapat istilah yang
sama, tetapi mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu adalah kata dasar primer,
kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier.
Kata dasar primer adalah kata dasar yang berupa kata asal atau morfem dasar, yang
di pakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contoh:
dengar→dengarkan→perdengarkan, artinya kata dengarkan merupakan kata dasar
dari kata dengar yang mendapat akhiran– kan . Demikian juga dengan kata
perdengarkan, berasal dari kata dasar dengar yang mendapat konfiks per-kan. Kata
dasar primer, haruslah pada kata jadian yang sekurang-kurangnya di bentuk melalui
dua tahap.
Kata dasar sekunder adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai
sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh:
dengarkan→perdengarkan, dipikir→dipikirkan, main→bermain-main,
merata→meratakan.
Kata dasar tersier adalah kata dasar yang berupa kata jadian yang di pakai sebagai
dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: kata
guna→gunakan→pergunakan→mempergunakan. ingat→ingatkan→ peringatkan→
diperingatkan. harap→harapkan→diharapkan→diharapkannya.
Sisipan (infiks/ infix) biasanya dibentuk dari kata benda (nomina) menjadi kata sifat
(adjektifa). Adjektifa tingkat kuatif dengan prefiks se- dan tingkat superlatif dengan
prefiks ter-. Hasil pengafiksan dengan infiks atau sisipan –em- pada nomina, adjektiva
yang jumlahnya sangat terbatas.
gendang+er = genderang
gigi+er = gerigi
suling+er = seruling
kudung+er = kerudung
getar+el = geletar
tunjuk+el = telunjuk
patuk+el = pelatuk
sidik+el = selidik
tapak+el = telapak
jajah+el = jelajah
gombang+el = gelombang
getar+em = gemetar
tali+em = temali
guruh+em = gemuruh
kerlip+em = kemerlip
kerlap+em = kemerlap
kelut+em = kemelut
1. menyatakan banyak
Contohnya : gerigi = banyak gigi, geletar = banyak getar, kemilau =
banyak kilau, dll.
2. alat untuk
3. pelaku pekerjaan
4. menyerupai
5. menyatakan berulang-ulang.
Contoh Kalimat Infiks Guna lebih meningkatkan pemahaman kalian seputar materi infiks ini,
berikut saya berikan beberapa contoh kalimat Infiks yaitu sebagai berikut : Contoh Kalimat Infiks
-er- Ibu memakai kerudung berwarna merah (kudung menjadi kerudung). Suara seruling terdengar
dari kejauhan (suling menjadi seruling). Suara cericit terdengar di rumah kosong itu (cicit jadi
cericit). Rumput merupakan tanaman yang berakar serabut (sabut menjadi serabut). Roda ini
punya banyak gerigi (gigi menjadi gerigi). Contoh Kalimat Infiks -el- Jari telunjuk Ibu terluka
terkena pisau (tunjuk menjadi telunjuk). Telapak kakinya tertusuk paku karena tidak memakai
sandal (tapak menjadi telapak). Lelucon yang ditampilkan mengundang gelak tawa para penonton
yang hadir (lucon menjadi lelucon). Lelakon dari pewayangan telah siap tampil di atas panggung
untuk menghibur penonton (lakon menjadi lelakon). Kakak sering menonton acara "Jelajah
Nusantara" di televisi (jajah menjadi jelajah). Gelombang air laut saat ini sedang tinggi (gombang
menjadi gelombang) Selidik punya selidik, ia tidak ada lagi di desa ini (sidik menjadi selidik).
Contoh Kalimat Infiks -em- Budi berhasil menjuarai lomba tersebut dengan gemilang. (gilang
menjadi gemilang) Kemerlip cahaya bintang di langit menambah suasana malam menjadi indah
(kerlip menjadi kemerlip). Tubuhnya gemetar karena kedinginan (getar menjadi gemetar). Setiap
anggota Pramuka harus menguasasi materi tali temali (tali menjadi temali). Kemelut di organisasi
itu tidak pernah selesai (kelut menjadi kemelut). Kemampuannya dalam memijat ternyata hasil
warisan turun temurun dari kedua orang tuanya (turun menjadi temurun). Gemerlap cahaya ibu
kota terlihat begitu indah (gerlap menjadi gemerlap). Contoh Kalimat Sisipan -in- Kinerjanya
semakin bagus tiap harinya (kerja menjadi kinerja). Ia belajar materi tersebut secara
berkesinambungan (sambung menjadi Sinambung).
6. Perluasan Kalimat Tunggal
1. Keterangan
Keterangan adalah unsur tak wajib karena tanpa keteranganpun kalimat telah
mempunyai makna sendiri.
Contoh:
Pada kalimat 1 dapat tertangkap makna yang utuh tapi dengan penambahan
keterangan kalimat itu punya makna yang lebih lengkap. Dalam Bahasa Indonesia ada
9 keterangan yaitu:Waktu, Tempat, Tujuan, Cara, Penyerta, Alat, Perbandingan,
Sebab, dan Keterangan Salingan.
A. Keterangan Waktu
Keterangan waktu yang berbentuk kata tunggal mencakupi kata seperti pernah,
sering, selalu, kadang-kadang, biasanya, kemarin, sekarang,besok, lusa, tadi, dan
nanti. Keterangan waktu yangt dapat membentuk frasa nominal dapat berupa
pengulangan kata seperti pagi-pagi, malam-malam, siang-siang, dan sore-sore atau
macam gabungan yang lain seperti sebentar lagi, kemarin dulu, dan tidak lama
kemudian.
Contoh:
Contoh:
Frasa pada akhir jembatan itu pada kalimat (4) bukanlah keterangan waktu karena
frasa nominal akhir jembatan tidak memiliki ciri waktu seperti akhir pertunjukan
pada kalimat (3).