Anda di halaman 1dari 17

Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI maksudnya adalah Pancasila sebagai staat

fundamental norm tercantum dalam alinea IV Pembukaan UUD RI 1945. Pancasila sebagai

filosofi negara. Hubungan Pembukaan UUD RI 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945 yang

mempunyai fungsi hubungan langsung yang bersifat kausal organis dengan batang tubuh UUD

1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD1945.

Hubungan Pancasila Dengan Pembukaan UUD RI 1945 secara formal yuridis Pancasila

ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara RI. Pancasila berkedudukan sebagai norma dasar

hukum positif, yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Secara material, Pancasila sebagai

sumber tertib hukum Indonesia dan sebagai pokok kaidah negara yang fundamental.

Kedudukan UUD 1945 yaitu sebagai hukum dasar yang tertulis, dasar sumber hukum, norma

yang mengikat lembaga pemerintahan, lembaga masyarakat, dan warga negara, i hukum yang

menempati hirarkhi tertinggi dalam hukum tertulis negara(UU No 10 Tahun 2004/UU No 12 /

2011 ) dan sebagai alat pengotrol, pengecek terhadap produk hukum yang lebih rendah. UUD

menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas

pokok badan-badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok cara kerja badan-

badan tersebut.

Sifat UUD 1945 yaitu singkat ( Pembukaan 4 alinea, 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan

2 ayat Tambahan, memuat aturan pokok sebagai instruksi kepada pemerintah, luwes dan

supel, maksudnya adalah dinamis dan tidak mudah ketinggalan zaman, mengandung semangat

penyelengara negara yang baik dan mengatur mekanisme dan sisitem pemerintahan dalam

suatu negara. Garis besar dari sifat UUD 1945 adalah sebagai hukum positif dalam tertib

hukum Indonesia yang tertinggi, UUD bersifat tertulis, rumusannya harus jelas dan mengikat

pemerintah sebagai penyelengara negara serta setiap warga negara dan norma/aturan dalam

UUD harus dilaksanakan secara konstitusional. Selain hukum dasar tertulis, terdapat konvensi

sebagai aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaan negara

meskipun tidak tertulis. Syarat konvensi adalah tidak bertentangan dengan UUD, sebagai
pelengkap UUD, pengisi kekosongan karena UUD tidak mengatur, berlaku berulang-ulang dan

dipelihara,merupakan kebiasaan dalam penyelenggaraan negara dan tidak tertulis.

Negara adalah merupakan suatu organisasi dari sekelompok manusia yang bersama sama

mendiami suatu wilayah tertentu dan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus

tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Unsur

suatu negara ada dua yaitu Unsur Konstitutif yang merupakan dasar negara yang bersifat

kontitutif meliputi; wilayah udara, darat, laut, dan perasaan rakyat atau masyarakat dan

pemerintahan yang berdaulat dan Unsur Deklaratif ialah unsur negara yang bersifat deklaratif

meliputi unsur dasar konstitutif dan adanya tujuan negara serta pengkuan dari negaralain,

secara de jure dan de fact.

Tujuan bernegara bangsa Indonesia dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat

yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia,berdasar

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadialn sosial yang didasarkan pada/ diukur menurut ;

1.Ketuhanan Yang Maha Esa,2. Kemanusiaan yang adildan beradab,3. Persatuan Indonesia,

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan perwakilan dan,

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jadi teori kenegaraan kita dalam hal tujuan

negara diarahkan pada segi-segi nasional dan internasional dengan berdasar pada Pancasila.

Macam – macam bentuk negara ialah negara Kesatuan (Unitary State); menghendaki satu

negara yang bersatu atas dasar kesatuan, Negara Serikat (Federation); merupakan bentuk

negara yang terdiri dari negara-negara bagian, tiap-tiap negara bagian mempunyai hak untuk

membentuk, menyusun undang-undang dasar sendiri serta mengatur urusan rumah tangga

pemerintahan secara bebas .

Negara Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk Republik (sistem kekuasaan

negara).
Dalam Pembukaan UUD 1945 ditegaskan “ Pemerintah melindungi segenap bangsa dan

seluruh tumpah darah Indonesia,Konstitusi Negara Indonesia berbentuk dalam suatu susunan

Negara Republik , Negara Indonesia berdasarkan persatuan Indonesia”. Menurut Prof Moh

.Yamin negara Indonesia mempunyai corak istimewa 1. berbentuk Republik dan 2.mewujudkan

unitarisme-berotonomi (dari atas sampai kebawah).

Paham negara persatuan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu Negara Persatuan

yaitu mengatasi segala paham golongan dan paham perorangan dan tidak berdasarkan

individualisme pada negara liberalisme, makna persatuan dengan seloka Bhinneka Tunggal Ika

dan paham negara kebangsaan berlandaskan Pancasila.

Paham Negara Integralistik yang terkandung dalam Pancasila meletakkan asas

kebersamaan hidup,keselarasan, dalam hubungan antar individu maupun masyarakat. Tidak

mengenal dominasi mayoritas, tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal tirani

minoritas. Didalam terkandung nilai kebersamaan, kekeluargaan, ke”bhinneka-tunggal-ika”an.

Inti paham integralistik menurut Moh.Yamin yaitu negara merupakan suatu susunan masyarakat

yang integral, semua golongan bagian,bagian dan anggotanya berhubungan erat satudengan

lainnya , semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang

organis, yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya,

negara tidak memihak kepada sesuatu golongan atau perseorangan, negara tidak menganggap

kepentingan sesesorang sebagai pusat, negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan

seseorang atau golongan saja, negara menjamin kepentingan seluruhnya sebagai suatu

kesatuan integral dan negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Paham /idiologi liberalisme berprinsip bahwa rakyat merupakan ikatan dan individu-individu

yang bebas dantumbuhnya berdsarkan sintesa dari beberapa paham a.l. paham materialisme,

rasionalisme, empirisme, dan individualisme.


Paham sosialime komunis (Karl Marx), memandang bahwa hakikat kebebasan dan hak

individu itu tidak ada.pada hakikatnya manusia hanya sebagai mahluk sosial saja.dalam

kehidupan masyarakat terjadi interaksi dialektis antara kelas kapitalis dan kelas proletar,buruh.

Hakekat negara persatuan yaitu negara yang merupakan suatu kesatuan dan unsur-unsur

yang membentuknya yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa,

golongan, kebudayaan, agama, wilayah-wilayah yang memiliki karakter dan sifat yang berbeda-

beda dan merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah, dan tidak terbagi-bagi seperti

halnya negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum nasional, satu bahasa,serta satu

bangsa.

Latar belakang perubahan UUD 1945 adalah Tidak terjadinya fungsi pengawasan dan saling

mengimbangi (checks and balances) pada institusi-institusi ketatanegaraan. Terjadinya

penumpukan kekeuasaan pada yang berada ditangan MPR, sehingga menyebabkan

kekeuasaan pemerintahan negara seakan-akan tidak memeiliki hubungan dengan rakyat.

Terjadinya dominasi kekuasaan ditangan Presiden selaku eksekutif, baik di bidang legislatif

maupun yudikatif yaitu adanya hak prerogatif (a.l. memberikan grasi, amnesti, abolisi, dan

rehabilitasi ) dan kekuasaan membuat undang-undang. Hal ini tertulis dalam penjelasan UUD

1945 yang berbunyi Presiden penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggidi bawah

Majelis. UUD 1945 menagandung pasal-pasal yang terlalu luwes shingga dapat menimbulukan

lebih dari satu tafsiran (multi tafsir), misal pasal 7 (sebelum diubah) yang berbunyi” Presiden

dan Wakil Presiden memegang jabatanya selama masa lima tahun dan sesudahnya dapat

dipilih kembali”Kemudian Pasal 6 ayat (1) “Presiden ialah orang Indonesia asli”,yang

memberikan arti yang beragam.

Naskah resmi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu Naskah

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal

18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959

serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat
(sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959), Naskah Perubahan

Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum

MPR Tahun 1999), Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000), Naskah Perubahan Ketiga

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR

Tahun 2001), Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002) dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang

Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara.

Pengertian Paradigma adalah sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah

dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu bidang tertenru

termasuk dalambidang pembangunan reformasi maupun dalam bidang pendididkan, suatu

asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoritis yang umum( merupakan sumber nilai),

sehingga merupakan suatu sumber-sumber hukum. Dengan demikian Pancasila digunakan

sebagai dasar dan sumber nilai dan hukum dalam pembangunan serta reformasi (reformasi

hukum, politik, ekonomi).

Kampus sebagai Moral Force. Perguruan Tinggi memliki 3 tugas pokok yang disebut

Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Perguruan Tinggi dalam pengembangan ilmu tidak bebas nilai, tetapi terikat nilai, pendidikan

tinggi haruslah menghasilkan ilmuwan, intelektualserta pakar yang bermoral Ketuhanan yang

mengabdi pada kemanusiaan.

Implementasi Pancasila dalam praktek – praktek kebidanan, nilai – nilai luhur yang

terkandung dalam Pancasila mutlak harus dihayati dan diamalkan oleh masyarakat Indonesia,

agar kita dapat terhindar dari akibat – akibat buruk yang dibawa oleh zaman tersebut. Nilai –

nilai persatuan tapi universal yang terkandung dalam pancasila dapat menjadi jati diri bangsa
Indonesia. Ketika kita dihadapi oleh berbagai persoalan multidimensional dan mulai kehilangan

arah, maka ada pihak yang mengusung budaya kearab – araban pada satu sisi dan kebarat –

baratan pada satu sisi yang lain, maka pancasila menjadi jawaban yang relevan. Sebagai nilai –

nilai dasar, pancasila telah mencakup semuanya. Kesadaran akan nilai – nilai universal yang

ada di Indonesia telah terangkum semuanya didalam pancasila. Pancasila harus di buat

bermakna bagi kehidupan kita agar tidak hanya menjadi sekedar konsep yang sewaktu – waktu

bisa dibuang, karena itu kesadaran pancasila harus muncul dari bawah. Nilai – nilai dasar

sangat penting untuk selalu dimaknai kembali, karena generasi dimasa mendatang belum tentu

bisa menghayati pancasila sebagai perekat dasar yang mempersatukan Indonesia. Hal tersebut

akan sulit sekali dicapai jika kita tidak berusaha memaknai kembali nilai – nilai luhur pancasila.

Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian bahwa bidan

adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir

dengan selamat. Tugas yang diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia. Tugas

bidan menjadi sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan anak.

Pengamalan pancasila bagi bidan sangat penting. Seorang bidan yang melaksanakan

pancasila dengan baik dalam kehidupan sehari – hari akan menjadi warga negara yang baik

dan menjadi tenaga kesehatan yang profesional.

Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta, panca artinya lima syila

yaitu batu sendi, alas/dasar syila artinya peraturan tingkah laku yang baik pancasila

Pengertian Pancasila secara landasan historis yaitu setiap bangsa memiliki ideologi dan

pandangan hidup yang berbeda satu dengan yang lainnya, diambil dari nilai-nilai yang tumbuh,

hidup dan berkembang di dalam kehidupan bangsa yang bersangkutan. Demikianlah halnya

dengan pancasila yang merupakan ideologi dan pandangan hidup bangsa indonesia digali dari

tradisi dan budaya yang tumbuh, hidup dan berkembang dalam kehidupan bangsa indonesia

sendiri sejak kelahirannya dan berkembang menjadi bangsa yang besar seperti yang dialami

oleh kerajaan besar tempo dulu yaitu kedatuan Sriwijaya dan keprabuan Majapahit. Landasan
Pendidikan Pancasila ialah Landasan Kultural yaitu pandangan hidup suatu bangsa merupakan

sesuatu yang tidak dapat dilepaspisahkan dari kehidupan bangsa yang bersangkutan. Bangsa

yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki jati diri (identitas) dan

kepribadian, sehingga akan dengan mudah terombang-ambing dalam menjalani kehidupannya,

terutama pada saat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh baik yang datang dari luar

maupun yang muncul dari dalam serta di era globalisasi saat ini. Landasan Yuridis Alenia IV

Pembukaan UUD 1945, landasan Yuridis konstitusional antara lain di dalamnya terdapat

rumusan dan susunan sila-sila pancasila sebagai dasar negara yang sah, benar dan otentik,

Naskah Pembukaan UUD 45 terdapat rumusan dasar negara yang benar. Landasan Filosofis

merupakan nilai-nilai yang tertuang dalam rumusan sila-sila pancasila secara filosofis da

obyektif merupakan filosofi bangsa Indonesia yang telah tumbuh, hidup dan berkembang jauh

sebelum berdirinya negara RI. Oleh karena itu, sebagai konsekuensi logisnya menjadi

kewajiban moral segenap bangsa Indonesia untuk dapat merealisasikannya dalam kehidupan

sehari-hari baik kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila harus menjadi sumber bagi setiap tindakan bagi para penyelenggara negara dan

menjiwai setiap peratuiran perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Pelaksanaan

pancasila dalam pelaksanaan tugas seorang bidan yang profesional, Sila Ketuhanan Yang

Maha Esa yaitu Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil

dan beradap, mengembangkan sikap hormatmenghormati dan bekerja sama antara pemeluk

agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhaddap Tuhan Yang Maha Esa,

membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan

sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masingdan tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa terhadap orang lain. Pelaksanaan pancasila dalam

pelaksanaan tugas seorang bidan yang profesional, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradap

ialah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, mengakui persamaan derajat,

persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,keturunan,

agama , kepercayaan,jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya,

mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang

rasa tepa selira, mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung

tinggi nilai-nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela

kebenaran dan keadilan, bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia dan mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekrja sama dengan orang lain.

Pelaksanaan pancasila dalam pelaksanaan tugas seorang bidan yang profesional, Sila

Persatuan Indonesia yaitu mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan

golongan, sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan, mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa, mengembangkan rasa

kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia, memelihara ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, mengembangkan

persatuaan indonesia atas dasar Bineka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan demi

persatuan dan kesatuan bangsa. Pelaksanaan pancasila dalam pelaksanaan tugas seorang

bidan yang profesional, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan yaitu sebagai warga negara dan earga masyarakat, setiap

manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, tidak boleh

memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil

keputusan untuk kepentingan bersama, musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan, menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah, dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah, didalam musyawarah diutamakan kepentingan

bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah dilakukan dengan akal sehat

dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, keputusan yang diambil harus dapat

dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat

dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama dan memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang

dipercaya untuk melaksanakan permusyawaratan. Pelaksanaan pancasila dalam pelaksanaan

tugas seorang bidan yang profesional, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia yaitu

mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan

dan kegotongroyongan, mengembangkan sikap adil terhadap sesama, mengembangkan

keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak orang lain, suka memberi

pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri, tidak menggunakan hak milik untuk

usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain, tidak menggunakan hak milik untuk

hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah, tidak menggunakan hak milik untuk

bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras dan suka

menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Pelaksanaan pancasila berupa pelaksanaan butir-butir pancasila sangat diperlukan bagi

seorang perawat, dengan pelaksanaan tersebut bidan dapat bertindak sebagai seorang

profesional dan sebagai warga negara yang baik dan benar. Pandangan hidup suatu bangsa

adalah masalah pilihan,masalah putusan suatu bangsa mengenai kehidupan bersama yang

dianggap baik. Bidan selalu berusaha mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan

kewajiban, asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,

kepercayaan,jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya


Latar belakang munculnya UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan secara umum, yang

melatarbelakangi munculnya uu no.36 tahun 2009 adalah karena adanya 5 dasar pertimbangan

perlunya dibentuk undang-undang kesehatan yaitu  pertama; kesehatan adalah hak asasi dan

salah satu unsur kesejahteraan, kedua ; prinsip kegiatan kesehatan yang nondiskriminatif,

partisipatif dan berkelanjutan. ketiga; kesehatan adalah investasi.  keempat  pembangunan

kesehatan adalah tanggung jawab pemerintah dan masyarakat, dan yang kelima :adalah bahwa

undang-undang kesehatan no 23 tahun 1992 sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan,

tuntutan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat. Dipembukaan Undang-Undang Dasar 1945

tercantum jelas cita-cita bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa

Indonesia. Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan

yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh

terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Hal ini menandakan

bahwa adanya niat ingin melakukan perubahan paradigma, upaya pembangunan kesehatan

yaitu dari paradigma sakit yang begitu kental pada Undang-Undang Kesehatan sebelumnya (no

23 tahun 1992) bergeser menjadi paradigma sehat. Akibat yang ditimbulkan dari kebijakan

tersebut ialah Terjadinya perubahan paradigma upaya pembangunan kesehatan yaitu dari

paradigma sakit yang begitu kental pada Undang-Undang Kesehatan sebelumnya (no 23 tahun

1992) bergeser menjadi paradigma sehat. Untuk itu, sudah saatnya kita melihat persoalan

kesehatan sebagai suatu faktor utama dan investasi berharga yang pelaksanaannya didasarkan

pada sebuah paradigma baru yang biasa dikenal dengan paradigma sehat, yakni paradigma

kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan kuratif dan

rehabilitatif. Dalam rangka implementasi paradigma sehat tersebut, dibutuhkan sebuah undang-

undang yang berwawasan sehat, bukan undang-undang yang berwawasan sakit.

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-

undangan di  bidang kesehatan yang mengatur hak dan kewajiban individu, kelompok atau

masyarakat sebagai penerima  pelayanan kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban
tenaga kesehatan dan sarana kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak

lain yang mengikat masing-masing pihak dalam sebuah  perjanjian terapeutik dan ketentuan-

ketentuan atau  peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan lainnya yang

berlaku di Indonesia. Hukum kesehatan yang pada saat ini sebenarnya terbagi atas dua bagian

yaitu diantaranya Hukum Kesehatan Publik ( public health law ) dan Hukum Kedokteran

(medical law ), untuk hukum kesehatan publik lebih menitikberatkan pada pelayanan kesehatan

masyarakat atau mencakup pelayananan kesehatan rumah sakit, sedangkan untuk hukum

kedokteran lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau

seorang saja akan tetapi semua menyangkut tentang pelayanan kesehatan.  

Hukum kesehatan terdiri dari beberapa komponen-komponen atau ruang lingkup yang saling

bersinggungan satu sama lain dalam bidang kesehatan, yaitu antara lain: Hukum

Kedokteran/Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi Klinik, Hukum Rumah

Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan Lingkungan dan sebagainya

(PERHUKI, 1993). Perkembangan hukum kesehatan di indonesia, Sebelum tahun 1992, hukum

kesehatan merupakan bidang hukum yang masih muda. Perkembangannya dimulai pada waktu

World Congress on Medical Law di Belgia tahun 1967.Perkembangan selanjutnya melalui World

Congress of the  Association for Medical Law yang diadakan secara periodik hingga saat ini. Di

Indonesia perkembangan hukum kesehatan dimulai dari terbentuknya Kelompok studi untuk

Hukum Kedokteran FK-UI/RS Cipto mangunkusumo di  Jakarta tahun 1982. Perhimpunan untuk

Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKI), terbentuk di Jakarta pada tahun 1983 dan berubah

menjadi Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) pada kongres I PERHUKI di

Jakarta  pada tahun 1987. Pada tahun 1992, terbentuk UU. No.23 tahun 1992, tentang

kesehatan. Dimana pada tahun 1992 ini, segala peraturan yang melindungi dunia kesehatan

diatur oleh UU No.23 tahun 1992. Setelah tahun 1992, berdasarkan hal tersebut, maka hukum

kesehatan dapat di kelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu hukum kesehatan yang terkait

langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu antara lain UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan
yang telah diubah menjadi UU No 36/2009 tentang Kesehatan, UU No. 29/2004 tentang Praktek

kedokteran, UU No, 44/ 2009 tentang Rumah sakit, PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan

dan Permenkes 161/2010 tentang Uji kompetensi.

Substansi umum Uu No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terkait Profesi Keperawatan

ialah Pasal 21 1. Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan,

dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan

kesehatan. Pasal 22 1. Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum. 2. Ketentuan

mengenai kualifikasi minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan

Menteri. Pasal 23 1. Tenaga kesehatan berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan

kesehatan. 2. Kewenangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. 3. Dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah.

Pasal 24 1. Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi

ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan,

dan standar prosedur operasional. 2. Ketentuan mengenai kode etik dan standar profesi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh organisasi profesi. 3. Ketentuan mengenai

hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 27 “Tenaga

kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan profesinya.” Tenaga kesehatan dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Pasal 29

Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya,

kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi.Pasal 34 1.

Penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan tenaga kesehatan yang

tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan pekerjaan profesi. Pasal 57 1. Setiap orang berhak
atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada penyelenggara

pelayanan kesehatan.

Filsafat Berarti cinta kebijakan atau kearifan, asal mulanya untuk menyebut usaha mencari

keutamaan mental. Filsafat sebagai proses, yaitu aktivitas berfilsafat dalam proses pemecahan

menggunakan cara dan metode tertentu sesuai objek filsafat merupakan sistem ilmu

pengetahuan yang dinamis. Filsafat dalam pengertian umum, yaitu pengetahuan dan

penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada sebab asal dan hukumnya

teori yang mendasari alam pikiran atau suatu kegiatan ilmu yang berintikan logika estetika

metafisika dan epistemologi. Cabang-cabang filsafat yang pokok adalah, metafisika membahas

tentang hal-hal yang di balik yang fisis meliputi bidang ontologi kosmologi dan antropologi,

epistemologi berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan, metodologi berkaitan dengan

persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan, logika berkaitan dengan filsafat berfikir

yaitu rumus-rumus, dalil-dalil, berfikir yang besar, etika berikatan dengan tingkah laku moralitas

manusia dan estetika berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan

Pancasila sebagai sistem filsafat ialah suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya memiliki

hubungan saling kerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan satu

kesatuan yang utuh. Syarat-syarat suatu sistem yaitu merupakan kesatuan dari bagian-bagian

tiap bagian mempunyai fungsi tersendiri saling berhubungan dan saling bergantung untuk

mencapai tujuan tertentu terjadi dalam lingkungan yang kompleks, Pancasila memenuhi syarat

sebagai sistem filsafat dikarenakan sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan

utuh, sila-sila Pancasila bereksistensi dalam keteraturan bersusun hierarkis dan berbentuk

piramidal ada antar sila-sila Pancasila, ada kerjasama antar sila-sila Pancasila untuk mencapai

tujuan dan ada tujuan bersama contohnya adalah alinea keempat Pembukaan undang-undang

dasar negara Republik Indonesia 1945.

Pancasila terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila dimana setiap sila pada hakekatnya

merupakan suatu asas dan fungsi sendiri-sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang sistematis, karena susunan kesatuan sila-sila Pancasila bersifat organis

susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal rumusan hubungan sila-

sila saling mengisi dan saling mengkualifikasi, susunan kesatuan sila-sila Pancasila bersifat

organis, isi sila-sila Pancasila hakikatnya nya merupakan dasar filsafat negara yang masing-

masing sila merupakan asas peradaban, namun sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan

dan keutuhan karena setiap sila menjadi unsur mutlak dari Pancasila

Pancasila merupakan kesatuan yang majemuk tunggal, konsekuensinya setiap sila tidak

dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya dan diantara sila satu dengan lainnya tidak saling

bertentangan, susunan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal bentuk

piramida susunan sila ke-2 Pancasila secara matematis digunakan untuk gambaran hubungan

hierarki atau tingkatan sila kedua dalam urutan luas kuantitasnya, dalam hal isi sifat kualitasnya

inti urutan lima sila menunjukkan rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan

pengurusan sila-sila. Dimukanya di antara sila-sila Pancasila mempunyai hubungan saling

mengikat sehingga merupakan suatu keseluruhan yang bulat tidak dapat dipisah atau dipecah,

merupakan satu kesatuan yang utuh kesatuan sila-sila Pancasila sebagai sistem filsafat sila-sila

Pancasila hakikatnya nya bukan hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis namun

meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistemologis dan dasar aksiologis. Susunan sila-sila

Pancasila bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal menggambarkan hubungan hierarki sila-

sila dalam urutan luas ketentuan silat dalam arti formal logis menggambarkan hubungan

hierarki sila-sila dalam isi sifatnya, merupakan sistem filsafat yang kesatuan sila-sila nya

memiliki dasar ontologi dasar epistemologi dan dasar aksiologi dasar ontologis sila-sila

Pancasila adalah manusia yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, hakikat dasar ini disebut

dasar antropologis manusia adalah subjek pendukung pokok sila-sila Pancasila pada

hakikatnya nya yang ber Tuhan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan, yang ber persatuan,

yang berkerakyatan ialah manusia dari segi filsafat negara


Pancasila adalah dasar filsafat negara, pendukung pokok negara adalah rakyat dan unsur

rakyat ialah manusia, jadi tepat jika dalam filsafat pancasila dinyatakan bahwa hakikat dasar

antropologis sila-sila Pancasila adalah manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila

secara ontologis memiliki hal-hal mutlak susunan kodrat, sifat kodrat dan kedudukan kodrat,

oleh karena kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan dan sebagai makhluk pribadi

yang berdiri sendiri, maka secara hierarkis sila ketuhanan yang maha esa mendasari dan

menjiwai 4 sila lainnya. Hubungan kesatuan antara negara dengan landasan sila-sila Pancasila

adalah berupa hubungan sebab-akibat yaitu negara sebagai pendukung hubungan, sedangkan

Tuhan, manusia, satu rakyat dan adil sebagai pokok pangkal

Hubungan landasan sila-sila Pancasila adalah Tuhan, manusia, satu rakyat dan adil sebagai

sebab, adapun negara adalah sebagai akibat. Sebagai sistem filsafat, landasan sila-sila dalam

hal isinya menunjukkan suatu hakikat makna yang bertingkat dan ditinjau dari keluasannya

memiliki bentuk piramid. Hal ini dapat dijelaskan, sebenarnya ada hubungan sebab akibat

antara negara umumnya dengan manusia, karena negara adalah lembaga kemanusiaan yang

diadakan oleh manusia, adapun Tuhan adalah asal dari segala sesuatu termasuk manusia,

sehingga terdapat hubungan sebab dan akibat yang langsung antara negara dengan asal mula

segala sesuatu rakyat adalah jumlah dari manusia-manusia pribadi sehingga ada hubungan

sebab akibat antara negara dengan rakyat dasar epistemologi.

Pancasila sebagai sistem filsafat hakikat yang merupakan sistem penngertahuan Pancasila,

dalam kehidupan sehari-hari merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam

memandang realitas alam semesta. Manusia, masyarakat, bangsa dan negara tentang makna

hidup serta dasar dalam menyelesaikan masalah. Pancasila menjadi cita-cita atau keyakinan

yang telah menyangkut praktek karena telah dijadikan pedoman cara hidup manusia sehingga

berubah menjadi ideologi Pancasila. Sebagai ideologi memiliki tiga unsur pokok yang menarik

loyalitas pendukungnya yaitu logos rasionalitas atau penalaran, pathos Penghayatan dan etos

kesusilaan. Dasar epistemologi Pancasila hakikatnya nya tidak dapat dipisahkan dengan dasar
ontologis nya manusia adalah basis ontologis Pancasila, oleh karena itu mempunyai implikasi

terhadap bangunan epistemologi yaitu bangunan epistemologi yang ditempatkan dalam

bangunan filsafat manusia dalam epistemologi terdapat tiga persoalan mendasar, yaitu tentang

sumber pengetahuan manusia, tentang teori kebenaran pengetahuan manusia dan watak

pengetahuan manusia.

Pancasila sebagai objek pengetahuan hakekatnya meliputi masalah sumber pengetahuan

dan susunan pengetahuan. Pancasila sumber pengetahuan Pancasila adalah nilai-nilai yang

ada pada bangsa Indonesia sendiri digali dan dirumuskan oleh wakil-wakil bangsa Indonesia

dalam mendirikan negara, oleh karena sumber pengetahuan Pancasila adalah bangsa

Indonesia sendiri yang memiliki adat istiadat, kebudayaan dan religius. Maka antara bangsa

Indonesia sebagai pendukung sila-sila Pancasila dengan Pancasila sebagai sistem

pengetahuan memiliki kesesuaian yang bersifat korespondensi. Sebagai suatu sistem

pengetahuan Pancasila memiliki susunan yang bersifat formal logis baik, dalam arti susunan

sila-silanya maupun isi arti sila – silanya. Kesatuan sila-sila Pancasila bersifat hierarkis dan

berbentuk piramidal sehingga susunan sila silanya memiliki sistem logis yang menyangkut

kuantitas maupun kualitas, dasar-dasar rasional logis Pancasila yang menyangkut isi arti sila –

silanya. Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal yaitu isi arti Pancasila yang umum universal

yaitu hakikat sila-sila Pancasila sebagai intisari atau esensi Pancasila, sehingga menjadi

pangkal tolak derivasi baik dalam pelaksanaan di bidang kenegaraan dan tata tertib hukum

serta dalam realisasi praktis dalam berbagai kehidupan konkrit, isi arti Pancasila yang umum

kolektif yaitu sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa Indonesia, terutama dalam tertib

hukum Indonesia dan isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit yaitu dalam realisasi

praktis dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga memiliki sifat khusus konkret serta dinamis.

Pancasila sebagai sistem etika yaitu ilmu yang dibahas tentang bagaimana dan mengapa

seseorang mengikuti suatu ajaran moral tersebut atau bagaimana seseorang harus mengambil

sikap yang bertanggung jawab terhadap atau berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Menurut Soeseno 1978, Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya nya

merupakan suatu nilai sehingga menjadi sumber dari segala penjabaran norma baik norma

hukum moral ataupun norma kenegaraan lainnya nilai adalah kemampuan yang dipercaya pada

suatu benda, untuk memuaskan manusia nilai hakekatnya adalah sifat atau kualitas yang

melekat pada suatu objek dan merupakan kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan

-kenyataan lainnya, norma adalah suatu aturan yang menjadi ukuran atau standar tingkah laku

manusia dalam kehidupan antar sesama manusia dengan lingkungan maupun Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai