Anda di halaman 1dari 15

PENGUJIAN KUALITAS PAKAN BUATAN

BERDASARKAN PARAMETER KIMIA DAN


BIOLOGI
1. KUALITAS KIMIA PAKAN

Kualitas kimia pakan dievaluasi berdasarkan kandungan nutrisi pakan→ sesuai dengan
kebutuhan nutrisi ikan. Pakan dievaluasi berdasarkan hasil analisis proksimat, kandungan
asam amino dan asam lemak pakan
Hasil analisis proksimat meliputi kandungan:
@ protein
@ lemak
@ BETN
@ abu
@ serat kasar
@ air
1. Protein

Protein adalah merupakan unsur utama di dalam pakan ikan.Kebutuhan protein pada ikan lebih besar
dibandingkan hewan-hewan teresterial..

Kebutuhan Kuantitas Protein

Kadar protein pada pakan ikan untuk menghasilkan pertumbuhan yang maksimum bergantung kepada:

1. Kandungan energi pakan

2. Kondisi fisiologi ikan, antara lain umur, status fisiologi, dan faktor lingkungan seperti suhu dan

salinitas

3. Kualitas protein (profil asam amino dan ketersediaannya)


Sesuai dengan kebiasaan makan, ikan karnivor membutuhkan protein lebih tinggi
dibandingkan dengan ikan herbivor dan omnivor. Ikan-ikan karnivor membutuhkan protein
berkisar antara 40 – 50%, ikan-ikan omnivor hanya membutuhkan protein berkisar antara

25 – 35%, sedangkan ikan-ikan herbivor membutuhkan protein yang lebih rendah lagi.
Kualitas protein berkorelasi dengan asam amino esensial, kesepuluh asam amino esensial harus ada di
dalam pakan dengan level sesuai kebutuhan ikan. Apabila satu dari 10 asam amino esensial levelnya
hanya 50% dari yang dibutuhkan maka hanya 50% protein pakan yang akan digunakan untuk
mensintesis protein.tubuh, sisanya akan dikatabolisme mengahasilkan energi dan diekskresikan.

Diantara kesepuluh asam amino esensial ada dua macam asam amino, yaitu metionin dan fenilalanin
yang perannya sebagian dapat digantikan oleh asam amino non esensial atau dikenal dengan istilah
amino acid sparring effect. Asam amino sistin dapa tbersparring effect dengan metionin dan asam
amino tirosin dapat bersparing effect dengan fenilalanin Pada juvenil bandeng nilai pengganti sistin
terhadap metionin sebesar 50% sedangkan nilai pengganti tirosin terhadap fenilalanin sebesar 46%
(Borlongan, 1992).
Untuk mengevaluasi kualitas protein ditinjau dari kandungan asam amino pakan digunakan
Chemical Score(CS) dan Essential amino acid index (EAAI). Chemical score didasarkan
pada konsep bahwa penggunaan protein bergantung kepada asam amino esensial (EAA)
yang defisiensinya paling tinggi. Jadi apabila level tiap-tiap asam amino pada pakan
dibandingkan dengan kebutuhan, kemudian persentase yang diperoleh rendah, nilai CS
adalah asam amino yang paling defisien. Contoh cara perhitungan CS disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan asam amino (g/100 g protein kasar) pada pakan, kebutuhan asam amino pada juvenil bandeng

Asam Brachionus*
serta rasio antara kandungan asamPakan Kebutuhanjuvenil
amino dalam (X1/Y) x
pakan dengan kebutuhan (X2/Y) x
amino esensial Buatan* Bandeng** 100% 100%
(X1) (X2) (Y)
Arginin 5,82 5,61 6,23 93,42 90,05
Histidin 2,03 3,19 2,50 99,02 127,60
Isoleusin 4,30 4,13 4,44 96,85 93,02
Leusin 7,72 9,07 7,95 97,11 114,09
Lisin 8,61 8,72 7,90 108,99 110,38
Metionin 1,01 2,58 2,30 43,91 112,17
Fenillalanin 4,94 3,81 4,35 113,56 71,21
Threonin 4,05 8,38 4,70 86,17 186,22
Triptopan td td 1,05 - -
Valin 5,31 5,31 4,80 110,63 110,63
Berdasarkan tabel tersebut, defisiensi metionin pada Barchionus adalah yang paling tinggi (43,91%), sedangkan
pada pakan buatan defisiensi fenillanin adalah yang paling tinggi (71,21%), atau nilai CS untuk Brachionus adalah
43,91% sedangkan pakan buatan adalah 71,21%.

Seperti diuraikan di atas bahwa asam amino sistin dapat bersparing effect dengan metionin, sedangkan tirosin dapat
bersparing effect dengan fenilalanin maka:
4,35 – 3,81

Defisiensi fenillalaninpada pakan buatan: ___________ x 100% = 12.41%


4,35
Nilai pengganti Tirosin terhadap fenillalanin = 46%
3,2 – 1,01
Defisiensi metionin pada Brachionus = x 100% = 68,43
3,2
Nilai pengganti sistin terhadap metionin = 50%

Berdasarkan perhitungan tersebut, defisiensi fenilalanin pada pakan buatan dapat digantikan oleh tirosin. Defisiensi
metionin pada Brachionus memerlukan pengganti dari sistin sebesar 68,43%, nilai pengganti tersebut lebih tinggi
dibandingkan yang ditetapkan (50%). Kesimpulannya, ditinjau dari kandungan asam amino esensial, kualitas
pakan buatan lebih baik dibandingkan dengan Brachionus
EAAI dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
n
EAAI = 100 a x 100 b x 100 c x . . . . . . . . . . 100 j
ae be ce je

Di mana: a .. . . j adalah persentase EAAdalam pakan


ae . . je adalah persentase EAA yang dibutuhkan dan
n adalah jumlah asam amino esensial (umumnya 10)
2. Lemak
1. Sebagai sumber enersi

2. Sebagai sumber fosfolipid dan kholesterol (khususnya krustase)

3. Mempertahankan permebilitas membran

4. HUFA atau highly unsaturated fatty acid merupakan prekusor prostaglandin. Prostaglandin berfungsi seperti

hormon tetapi tidak dihasilkan oleh kelenjar

5. Sebagai komponen pelindung dinding sel dan

6. Sebagai pelarut vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitaminADEK. Dengan adanya lemak, vitamin

tersebut lebih tersedia untuk tubuh


KebutuhanAsam Lemak Esensial Pada ikan

Kualitas lemak ditentukan oleh kandungan asam lemak esensial. Kebutuhan asam lemak esensial berbeda antara
ikan air laut dan air tawar. Perbedaan kebutuhan asam lemak berbagai spesies ikan yang dibudidayakan merefleksikan
perbedaan tipe asam lemak yang ada dalam rantai makanan antara lingkungan air tawar dan air laut.

Tabel3. KebutuhanAsam Lemak Esensial Berbagai Jenis Ikan (Furuichi, 1998)

Spesies ikan Kebutuhan


Carp 16: 2 6 1% dan 18: 3 3 1%
Eel 16: 2 6 0,5% dan 18: 3 3 0,5%
Tilapianilotica 16: 2 6 0,5%
Yellow tail 3 HUFA 2 %
Turbot 3 HUFA 0,8%
Coregonus 3 0,5%
Salmon 18: 3 3 1 – 2,5%
Red seabream 3 HUFA 0,5 %
3. Karbohidrat
Fungsi dan Kebutuhan Karbohidrat

Fungsi karbohidrat yaitu sebagai sumber enersi, komponen dari berbagai senyawa biologi,
termasuk asam nukleat dan eksoskeleton khitin pada krustase. Ikan pada umumnya
mempunyai kemampuan yang rendah dalam memanfaatkan karbohidrat yang ada di dalam
pakan. Pemanfaatan karbohidrat dipengaruhi oleh level protein dan lemak di dalam pakan.
Kebutuhan optimal karbohidrat pada ikan karnivora antara 10 – 20%, omnivora 30 – 40%
dan ikan-ikan herbivora dapat mencapai 50%.
3. Parameter biologi
Untuk menjawab tujuan penelitian
Contoh:
@ Pengaruh kadar protein pakan terhadap ekskresi nitrogen, pertumbuhan dan kelangsungan
hidup udang vanamei
@ Pengaruh penggunaan enzim A dalam pakan terhadap daya cerna pakan, pertumbuhan dan
efisiensi pakan
@ Pengaruh penggantian pakan alami dengan pakan buatan terhadap pertumbuhan,
kelangsungan hidup dan laju metamorphosis larva kepiting bakau dari stadia zoea sampai
megalopa
@ Pengaruh kandungan karbohidrat dan frekuensi pemberian pakan terhadap retensi nutrisi
dan kandungan glikogen ikan kerapu

Anda mungkin juga menyukai