Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cephalo pelvic disproportion (CPD) yang berhubungan dengan
ukuran janin yang berlebihan (4000 gram atau lebih) terjadi pada 5%
kelahiran aterm. Ukuran janin yang besar atau makrosomia berhubungan
dengan diabetes mellitus maternal, obesitas, multiparitas, atau ukuran besar
pada salah satu atau kedua orang tua. Distosia bahu, kondisi dimana kepala
janin dapat dilahirkan, tetapi bau anterior tidak dapat melewati bagian bawah
arkus pubis, dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen,
2004). Pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal memerlukan
perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen
sampai dengan kemantian bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan
persalinan CPD melalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan
persalinan cephalo pelvic disproportion dilakukan dengan sectio caesaria.
Bedah caesar merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding abdomen dan dinding uterus dan merupakan prosedur
untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi ini memberikan jalan keluar bagi
kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginam tidak mungkin
atau berbahaya (Winkjosastro, 1999).
Menurut Gerhard Martius, 1997 Sectio caesaria menempati urutan
kedua setelah ekstraksi vakum dengan frekuensi yang dilaporkan 6% sampai
15%. Sedangkan menurut statistik tentang 3509 kasus sectio caesaria yang
disusun oleh Peel dan Chamberlein, indikasi untuk sectio caesaria dalah
disproporsi janin-panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%,
pernah sectio caesaria 11%, kelainan letak janin 10%, pre eklampsi dan
hipertensi 7%, dengan angka kematian ibu sebelum dikoreksi 17%, dan
sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5 (Wiknjosastro, 1999).
Angka kematian ibu dan perinatal di Indonesia masih tinggi. Kejadian
persalinan terbesar adalah persalinan normal, persalinan tertinggi terjadi pada
usia 19-24 tahun, dan paritas tertinggi adalah primiparitas. Insidensi
pengakhiran paling tinggi adalah ”Sectio Caesaria”, dengan indikasi paling

1
tinggi ”Cephalo pelvicdisproportion”Pertolongan persalinan Cephalo
pelvicdisproportion melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian
bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan Cephalo
pelvicdisproportionmelalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan
persalinan Cephalo pelvicdisproportiondilakukan dengan sectio caesaria.
Berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi klien, maka penulis tertarik
untuk mengambil karya tulis ”Asuhan Kebidanan patologi Pada Ny.F Dengan
cephalo pelvicdisproportion di puskesmas perawatan beringin raya.”

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan
asuhan kebidanan Patologi menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa Melakukan pengkajian pada Ny. F umur 20 tahun dengan
kehamilan anak ketiga di Puskesmas Perawatan Beringin Raya
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada Ny. F umur 20
tahun dengan kehamilan anak ketiga di Puskesmas Perawatan
Beringin Raya
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin terjadi
Ny. F umur 20 tahun dengan kehamilan anak ketiga di Puskesmas
Perawatan Beringin Raya
d. Menyusun rencana tindakan pada Ny. F umur 20 tahun dengan
kehamilan anak ketiga di Puskesmas Perawatan Beringin Raya
e. Melakukan Implementasi pada Ny. F umur 20 tahun dengan
kehamilan anak ketiga di Puskesmas Perawatan Beringin Raya
f. Mengevaluasi tindakan pada Ny. F umur 20 tahun dengan kehamilan
anak ketiga di Puskesmas Perawatan Beringin Raya

2
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan
pelayananan kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan ibu hamil
yang berkaitan dengan kehamilan.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan asuhan kebidanan Patologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa memperoleh wawasan dan dapat mengaplikasikan
asuhan kebidanan Patologi yang sesuai dengan teori yang telah
diberikan.
b. Bagi pasien
Setelah memberi asuhan pada klien selama masa kehamilan
diharapkan dapat memberikan saran dan pengetahuan klien tentang
kehamilan dan persalinan.
c. Bagi institusi
1) BPM
Dapat memberikan masukan pada puskesmas dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan antenatal care.
2) Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi bacaan untuk institusi
pendidikan, terutama pengetahuan tentang asuhan kebidanan
Patologi.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN KASUS
A. Tinjauan Teori
1. Definisi Cephalopelvic Dispropotion (CPD)
Cephalopelvic Dispropotion (CPD) adalah keadaan yang
menggambarka ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Cephalopelvic
Dispropotion (CPD) disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar
ataupun kombinasi keduanya.
2. Anatomi Panggul
a. Bentuk Panggul : Panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4
jenis pokok, yaitu:
1) Ginekoid
Pintu atas panggul yang bundar, atau dengan
diameter transversa yang lebih panjang sedikit
daripada diameter anteroposterior dan
d e n g a n  panggul tengah serta pintu bawah panggul yang
cukup luas. Paling ideal, panggul perempuan : 45%. 
2) Android
Pintu atas panggul yang berbentuk
segitiga berhubungan d e n g a n  penyempitan ke
depan, dengan spina iskiadika menonjol ke dalam
danarkus pubis menyempit, panggul pria, diameter
transversa dekat dengan sacrum : 15%.
3) Antropoid
Diameter anteroposterior yang lebih panjang daripada
diameter transversa,dan arkus pubis menyempit sedikit, agak
lonjong seperti telur.
4) Platipeloid
Diameter anteroposterior yang lebih pendek
daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan
arkus pubis yang luas, menyempit arah muka belakang : 5%.

4
b. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus
vertebra sacrum, linea innominata, serta pinggir atas simfisis.
Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir bawah simfisis ke
promontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur
dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan
menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium
teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel pada
promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus
pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung
jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk
merupakan panjang konjugata diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke
promontorium yang dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis
1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrika
merupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara bagian
tengah dalam simfisis dengan promontorium, Selisih antara konjugata
vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.

Gambar 1. Diameter pada Pintu Atas Panggul


c. Panggul Tengah (Pelvic Cavity)
Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas.
Pengukuran klinis panggul tengah tidak dapat diperoleh secara

5
langsung. Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika, sehingga
bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak
antara kedua spina ini yang biasa disebut distansia interspinarum
merupakan jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter
anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter
sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis diameter
interspinarum berukuran 4,5 cm.
d. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun
terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang
menghubungkan tuber isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah
panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis adalah jarak
antara kedua tuberositas iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak
dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum atau diameter
sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke
ujung sacrum (11,5 cm).
3. Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu
lambatnya kemajuan persalinan. Distosia dapat disebabkan oleh kelainan
pada servik, uterus, janin, tulang panggul ibu atau obstruksi lain di jalan
lahir. Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya
ekspulsif ibu.
1) Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
2) kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak
nafas.
b. Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang,
letak dahi, hidrosefalus.
c. Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang
mempersempit jalan lahir.
Pola Kelainan Persalinan, Diagnostik, Kriteria dan Metode
Penanganannya

6
Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan
Penanganan Khusus

Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami


kesukaran kelahiran pervaginam pada janin dengan berat badan yang
normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil karena pengaruh
gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada
persalinan pervaginam. Panggul sempit yang penting pada obstetric
bukan sempit secara anatomis namun panggul sempit secara
fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Selain
panggul sempit dengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat
panggul sempit lainnya. Panggul ini digolongkan menjadi empat,
yaitu:
1) Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul
Naegele, panggul Robert, split pelvis, panggul asimilasi.
2) Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia,
neoplasma, fraktur, atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka
dan sendi sakrokoksigea.
3) Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis,
skoliosis, spondilolistesis.

7
4) Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio
koksa, atrofi atau kelumpuhan satu kaki.
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi
kapasitas panggul dapat menyebabkan distosia saat persalinan.
penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintu tengah
panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit
seluruhnya.
a. Penyempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila diameter
anterioposterior terpendeknya (konjugata vera) kurang dari 10 cm atau
apabila diameter transversal terbesarnya kurang dari 12 cm. Diameter
anteroposterior pintu atas panggul sering diperkirakan dengan
mengukur konjugata diagonal secara manual yang biasanya lebih
panjang 1,5 cm. Dengan demikian, penyempitan pintu atas panggul
biasanya didefinisikan sebagai konjugata diagonal yang kurang dari
11,5 cm. Mengert (1948) dan Kaltreider (1952) membuktikan bahwa
kesulitan persalinan meningkat pada diameter anteroposterior kurang
dari 10 cm atau diameter transversal kurang dari 12 cm. Distosia akan
lebih berat pada kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit
hanya pada salah satu diameter.
Diameter biparietal janin berukuran 9,5-9,8 cm, sehingga
sangat sulit bagi janin bila melewati pintu atas panggul dengan
diameter anteroposterior kurang dari 10 cm. Wanita dengan tubuh
kecil kemungkinan memiliki ukuran panggul yang kecil, namun juga
memiliki kemungkinan janin kecil. Dari penelitian Thoms pada 362
nullipara diperoleh rerata berat badan anak lebih rendah (280 gram)
pada wanita dengan panggul sempit dibandingkan wanita dengan
panggul sedang atau luas.
Pada panggul sempit ada kemungkinan kepala tertahan oleh
pintu atas panggul, sehingga gaya yang ditimbulkan oleh kontraksi
uterus secara langsung menekan bagian selaput ketuban yang
menutupi serviks. Akibatnya ketuban dapat pecah pada pembukaan

8
kecil dan terdapat resiko prolapsus funikuli. Setelah selaput ketuban
pecah, tidak terdapat tekanan kepala terhadap serviks dan segmen
bawah rahim sehingga kontraksi menjadi inefektif dan pembukaan
berjalan lambat atau tidak sama sekali. Jadi, pembukaan yang
berlangsung lambat dapat menjadi prognosa buruk pada wanita
dengan pintu atas panggul sempit.
Pada nulipara normal aterm, bagian terbawah janin biasanya
sudah masuk dalam rongga panggul sebelum persalinan. Adanya
penyempitan pintu atas panggul menyebabkan kepala janin megapung
bebas di atas pintu panggul sehingga dapat menyebabkan presentasi
janin berubah. Pada wanita dengan panggul sempit terdapat presentasi
wajah dan bahu tiga kali lebih sering dan prolaps tali pusat empat
sampai enam kali lebih sering dibandingkan wanita dengan panggul
normal atau luas.
b. Penyempitan panggul tengah
Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding
panggul tidak berkonvergensi, foramen isciadikum cukup luas, dan
spina isciadika tidak menonjol ke dalam, dapat diharapkan bahwa
panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya
kepala janin. Penyempitan pintu tengah panggul lebih sering
dibandingkan pintu atas panggul.Hal ini menyebabkan terhentunya
kepala janin pada bidang transversal sehingga perlu tindakan forceps
tengah atau seksio sesarea.
Penyempitan pintu tengah panggul belum dapat didefinisikan
secara pasti seperti penyempitan pada pintu atas panggul.
Kemungkinan penyempitan pintu tengah panggul apabila diameter
interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior panggul tangah
adalah 13,5 cm atau kurang. Ukuran terpenting yang hanya dapat
ditetapkan secara pasti dengan pelvimetri roentgenologik ialah
distansia interspinarum. Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm, perlu
diwaspadai kemungkinan kesukaran persalinan apalagi bila diikuti
dengan ukuran diameter sagitalis posterior pendek.

9
c. Penyempitan Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukan suatu bidang datar melainkan dua
segitiga dengan diameter intertuberosum sebagai dasar keduanya.
Penyempitan pintu bawah panggul terjadi bila diameter distantia
intertuberosum berjarak 8 cm atau kurang. Penyempitan pintu bawah
panggul biasanya disertai oleh penyempitan pintu tengah panggul.
Disproporsi kepala janin dengan pintu bawah panggul tidak
terlalu besar dalam menimbulkan distosia berat. Hal ini berperan
penting dalam menimbulkan robekan perineum. Hal ini disebabkan
arkus pubis yang sempit, kurang dari 900 sehingga oksiput tidak dapat
keluar tepat di bawah simfisis pubis, melainkan menuju ramus
iskiopubik sehingga perineum teregang dan mudah terjadi robekan.
d. Perkiraan Kapasitas Panggul Sempit
Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang
menentukan apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping
banyak faktor lain yang memegang peranan dalam prognosa
persalinan. Kesempitan pintu atas panggul berdasarkan ukuran
conjugata vera (CV):
1) CV 8,5 – 10 cm dilakukan partus percobaan yang
kemungkinan berakhir dengan partus spontan ataudengan
ekstraksi vakum, atau ditolong dengan secio caesaria sekunder atas
indikasi obstetric lainnya.
2) CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer. 
3) CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada :
1) His atau tenaga yang mendorong anak.
2) Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
3) Bentuk panggul
4) Umur ibu dan anak berharga
5) Penyakit ibu
Perkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan
umum dan anamnesa. Misalnya pada tuberculosis vertebra,

10
poliomyelitis, kifosis. Pada wanita dengan tinggi badan yang kurang
dari normal ada kemungkinan memiliki kapasitas panggul sempit,
namun bukan berarti seorang wanita dengan tinggi badan yang normal
tidak dapat memiliki panggul sempit. Dari anamnesa persalinan
terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul. Apabila pada
persalinan terdahulu berjalan lancar dengan bayi berat badan normal,
kemungkinan panggul sempit adalah kecil.
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan salah satu cara
untuk memperoleh keterangan tentang keadaan panggul. Melalui
pelvimetri dalama dengan tangan dapat diperoleh ukuran kasar pintu
atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas pintu bawah
panggul. Adapun pelvimetri luar tidak memiliki banyak arti.
Pelvimetri radiologis dapat memberi gambaran yang jelas dan
mempunyai tingkat ketelitian yang tidak dapat dicapai secara klinis.
Pemeriksaan ini dapat memberikan pengukuran yang tepat dua
diameter penting yang tidak mungkin didapatkan dengan pemeriksaan
klinis yaitu diameter transversal pintu atas dan diameter antar spina
iskhiadika.
Tetapi pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan radiasi terutama
bagi janin sehingga jarang dilakukan.4 Pelvimetri dengan CT scan
dapat mengurangi pajanan radiasi, tingkat keakuratan lebih baik
dibandingkan radiologis, lebih mudah, namun biayanya mahal. Selain
itu juga dapat dilakukan pemeriksaan dengan MRI dengan keuntungan
antara lain tidak ada radiasi, pengukuran panggul akurat, pencitraan
janin yang lengkap. Pemeriksaan ini jarang dilakukan karena biaya
yang mahal. Dari pelvimetri dengan pencitraan dapat ditentukan jenis
panggul, ukuran pangul yang sebenarnya, luas bidang panggul,
kapasitas panggul, serta daya akomodasi yaitu volume dari bayi yang
terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan.
Pada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat
dilakukan pemeriksaan dengan metode Osborn dan metode Muller
Munro Kerr. Pada metode Osborn, satu tangan menekan kepala janin

11
dari atas kearah rongga panggul dan tangan yang lain diletakkan pada
kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis
atau tidak. Metode Muller Munro Kerr dilakukan dengan satu tangan
memegang kepala janin dan menekan kepala ke arah rongga panggul,
sedang dua jari tangan yang lain masuk ke vagina untuk menentukan
seberapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut dan ibu jari yang
masuk ke vagina memeriksa dari luar hubungan antara kepala dan
simfisis.
4. Janin yang besar
Normal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada
yang melebihi 5000gram. Berat badan neonatus lebih dari 4000gram
dinamakan bayi besar. Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000gram
adalah 5,3%, dan berat badan lahir yang melihi 4500gram adalah 0,4%.
Biasanya untuk berat janin 4000-5000 gram pada panggul normal tidak
terdapat kesulitan dalam proses melahirkan. Factor keturunan memegang
peranan penting sehingga dapat terjadi bayi besar. Janin besar biasanya
juga dapat dijumpai pada ibu yang mengalami diabetes mellitus,
postmaturitas, dan pada grande multipara. Selain itu, yang dapat
menyebabkan bayi besar adalah ibu hamil yang makan banyak, hal
tersebut masih diragukan.
Untuk menentukan besarnya janin secara klinis bukanlah
merupakan suatu hal yang mudah. Kadang-kadang bayi besar baru dapat
kita ketahui apabila selama proses melahirkan tidak terdapat kemajuan
sama sekali pada proses persalinan normal dan biasanya disertai oleh
keadaan his yang tidak kuat. Untuk kasus seperti ini sangat dibutuhkan
pemeriksaan yang teliti untuk mengetahui apakah terjadi sefalopelvik
disproporsi. Selain itu, penggunaan alat ultrasonic juga dapat mengukur
secara teliti apabila terdapat bayi dengan tubuh besar dan kepala besar.
Pada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan terjadinya
kesulitan dalam proses melahirkan janin yang beratnya kurang dari
4500gram. Kesulitan dalam persalinan biasanya terjadi karena kepala janin
besar atau kepala keras yang biasanya terjadi pada postmaturitas tidak

12
dapat memasuki pintu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit
melalui rongga panggul. Bahu yang lebar selain dapat ditemukan pada
janin yang memiliki berat badan lebih juga dapat dijumpai pada
anensefalus. Janin dapat meninggal selama proses persalinan dapat terjadi
karena terjadinya asfiksia dikarenakan selama proses kelahiran kepala
anak sudah lahir, akan tetapi karena lebarnya bahu mengakibatkan
terjadinya macet dalam melahirkan bagian janin yang lain. Sedangkan
penarikan kepala janin yang terlalu kuat ke bawah dapat mengakibatkan
terjadinya cedera pada nervus brakhialis dan muskulus
sternokleidomastoideus.

5. Penatalaksanaan
a. Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan
antara kepala janin dan panggul dapat diperkirakan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat dilakukan
persalinan percobaan. Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his,
daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar
diketahui sebelum persalinan.
Persalinan percobaan hanya dilakukan pada letak belakang
kepala, tidak bisa pada letak sungsang, letak dahi, letak muka, atau
kelainan letak lainnya. Ketentuan lainnya adalah umur keamilan tidak
boleh lebih dari 42 minggu karena kepala janin bertambah besar
sehingga sukar terjadi moulage dan ada kemungkinan disfungsi
plasenta janin yang akan menjadi penyulit persalinan percobaan.
Pada janin yang besar kesulitan dalam melahirkan bahu tidak
akan selalu dapat diduga sebelumnya. Apabila dalam proses kelahiran
kepala bayi sudah keluar sedangkan dalam melahirkan bahu sulit,
sebaiknya dilakukan episiotomy medioateral yang cukup luas,
kemudian hidung dan mulut janin dibersihkan, kepala ditarik curam
kebawah dengan hati-hati dan tentunya dengan kekuatan terukur. Bila
hal tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan pemutaran badan bayi di

13
dalam rongga panggul, sehingga menjadi bahu depan dimana
sebelumnya merupakan bahu belakang dan lahir dibawah simfisis.
Bila cara tersebut masih juga belum berhasil, penolong memasukkan
tangannya kedalam vagina, dan berusaha melahirkan janin dengan
menggerakkan dimuka dadanya. Untuk melahirkan lengan kiri,
penolong menggunakan tangan kanannya, dan sebaliknya. Kemudian
bahu depan diputar ke diameter miring dari panggul untuk melahirkan
bahu depan.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan
test of labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di
atas, sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of
labour karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2
jam kemudian. Saat ini test of labour jarang digunakan karena
biasanya pembukaan tidak lengkap pada persalinan dengan pangul
sempit dan terdapat kematian anak yang tinggi pada cara ini.
Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir
sontan per vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan
anak baik. Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak
atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik,
ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah
kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada
forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
a. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul
berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik
yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul
ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan
kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama
beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap
gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas

14
mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum
dipenuhi.
1) Simfisiotomi
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan
kanan pada simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi.
2) Kraniotomi dan Kleidotomi
Kraniotomi adalah suatu tindakan yang memperkecil
ukuran kepala janin dengancara melubangi tengkorak janin
dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapatdengan
mudah lahir pervaginam.
Sedangkan kleidotomi adalah tindakan yang
dilakukan setelah janin pada presentasi kepala dilahirkan,
akan tetapi kesulitan untuk melahirkan bahu karena terlalu
lebar. Setelah janin meninggal, tidak ada keberatan untuk
melakukan kleidotomi (memotong klavikula) pada satu atau
kedua klavikula

B. TINJAUN KASUS

Nama pengkaji : Hikmarika Apriani


Tempat pengkajian : PMB Rudiyati, SST
Tanggal pengkajian : 21 oktober 2020

I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF


A. BIODATA

ISTRI SUAMI
Nama : Ny. F Nama : Tn. B
Umur : 21 tahun Umur : 20 tahun
Alamat : rawamakmur Alamat : rawamakmur
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :buruh
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
B. KELUHAN/MASALAH
a. Ny. F mengatakan sakit perut bagian bawah dan pinggang
b. Ny. F mengatakan hamil ke3 kalinya

15
c. Ny. F mengatakan ia pernah keguguran sekali
d. Ny. F mengatakan ia ingin mengambil surat rujukan
e. Ny. F mengatakan saat hamil anak pertama ia ceasar dikarenakan
panggul sempit

C. RIWAYAT MENSTRUASI
1. Siklus haid : tidak teratur
2. Lama haid : 7 hari
3. Banyaknya : ganti prmbalut sebanyak 3 kali sehari
4. Konsistensi : encer ada gumpalan sedikit
5. Menarche : 12 tahun
6. Dysmenorhea : tidak
7. HPHT : 05 agustus 2020

D. RIWAYAT KESEHATAN
Tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit jantung,
hipertensi, asma, DM, ginjal, TBC, IMS dan HIV/AIDS.
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, TBC, IMS dan HIV/AIDS.

F. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Nutrisi
 Pola makan : 2-3x/hari
 Jenis makanan : nasi, lauk dan sayuran
 Porsi : setengah piring
 Alergi makanan : tidak ada
2. Minuman
 Jenis cairan yang diminum : air putih
 Jumlah cairan : 6-7 gelas/hari
3. BAB
 Frekuensi  : 1x sehari

16
 Konsistensi : Lunak
4. BAK
 Frekuensi : 4-5x sehari
 Warna : kuning jernih
5. Istrirahat dan tidur
Ny. F mengatakan tidur siang 1-2 jam dan malam 7-8 jam
6. Personal hygiene
a. Mandi : 2x/hari
b. Gosok gigi : 3x/hari
c. Ganti pakaian : 2x/hari
d. Ganti pembalut : 3-4x/hari
7. Aktivitas fisik
a. Ny. F mengatakan sehari-hari dia sibuk mengerjakan pekerjaan
rumah dan mengurus anak
b. Ny. F mengatakan ia tidak pernah berolahraga.

G. RIWAYAT HAMIL SEKARANG


1. HPHT : 05 agustus 2020
2. TP : 12 Mei 2021
1. Umur kehamilan : 38 minggu
2. Vitamin / jamu yang dikonsumsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengkonsumsi jamu dan hanya
mengkonsumsi vitamin dan obat dari bidan.
3. Keluhan-keluhan pada selama hamil
TM 1 : Ibu mengatakan mual, muntah dan pusing
TM 3 : Ibu mengatakan pinggang dan perut bagian bawah sakit
4. ANC
TM 1 : 2, diusia kehamilan 2 dan 3 bulan
TM 2 : 3, diusia kehamilan 4, 5 dan 6 bulan
TM 3 : 3, diusia kehamilan 7, 8 dan 9 bulan
5. Imunisasi TT
Tidak imunisasi TT

17
H. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN DAN NIFAS DAHULU

Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB


Um Peny Peno Jenis Te Penyuli Me pren Seks BB/P Ket
No ur ulit long pers mp t ny yulit B
alina at usu
n i
1 08 perd dokt abor RS - - - - - ma Tidak
mg arah er tus ti perna
an h
2 39 Tida dokt SC RS Panggu Iya Tida perem 3000 hid maka
Mg k er l sempit k puan gr up i KB
ada ada 50 cm

I. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Pasien
Ny. F mengatakan ia sedikit kurang nyaman dengan perut dan
punggung sakit
2. Keluarga
Keluarga Ny. F mengatakan berharap Ny. F dapat sehat-sehat
saja sampai masa persalinan

II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF


A. Keadaan umum : baik
B. Kesadaran : CM
C. Antropomentri
1. BB : 68 Kg
2. TB : 155 cm
3. LILA : 29 cm

D. TTD
1. TD : 110/70 mmhg
2. N : 80x/menit

18
3. RR : 20x/menit
E. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : rambut bersih, tidak berkotembe, tidak ada oedema dan
tidak rontok
2. Muka : bersih, tidak pucat dan tidak ada oedema
3. Mata : tidak ada eodema, conjungtiva merah pucat, sclera putih,
minues 6
4. Hidung : bersih, tidak ada scret dan tidak ada benjolan
5. Telinga : bersih, tidak ada pengeluaran dan tidak ada kelainan
6. Mulut : mulut bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries
7. Leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis
dan kelenjar limfae
8. Dada : tidak dilakukan
9. Abdomen : simetris, tidak ada bekas operasi, ada linea
a. Leopold I : TFU 2 jari dibawah px, 30 cm, teraba bulat, lunak
dan tidak melenting yaitu bokong
b. Leopold II :
Kiri : teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas
Kanan : teraba keras, panjang seperti papan yaitu punggung
c. Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting yaitu kepala,
masuk PAP
d. Leopold IV : 2/5
e. DJJ : 142 x / menit
10. Genetalia : tidak ada pengeluaran keputihan, tidak berbau dan sedikit
gatal.
11. Ekstremitas
 Atas : tidak ada eodema, tidak ada varises dan tidak ada
polidaktili
 Bawah : tidak ada eodema, tidak ada varises dan tidak ada
polidaktili. Reflek patella (+)

III. Analisis

19
Ny. F umur 21 tahun G3P1A1, usia kehamilan 38 mingggu 3 hari,
janin tunggal, hidup, kepala masuk PAP, keadaan ibu dan janin baik dengan
preskep.

IV. PENATALAKSANAAN

No Tanggal/ Tindakan Rasionalisasi


pukul
21-10-20 Melakukan komunikasi agar tercipta suasana yang
09.30 WIB interpersonal dengan ibu. nyaman serta membina
hubungan baik dan saling
percaya antara ibu dengan
mahasiswi bidan.
21-10-20 Memberi penjelasan pada Ny. Hak pasien dalam
09.32 WIB F hasil pemeriksaan yang memperoleh pelayanan
telah dilakukan yaitu keadaan kesehatan termasuk
ibu dan janin baik, TD = perawatan tercantum pada
110/70 mmHg, N = 80 x/m, UU Kesehatan No. 36 tahun
R = 20x/m, BB = 68 kg, TB = 2009 yaitu setiap orang
155 cm, LILA = 29 cm. berhak memperoleh
informasi tentang data
Ev : Ny. F mengerti hasil kesehatan dirinya termasuk
pemeriksaan tindakan dan pengobatan
yang telah maupun yang
akan diterimanya dari
tenaga kesehatan.
3. 21-10-20 Menjelaskan pada Ny. F Makanan sangat penting
09.37 WIB untuk memenuhi kebutuhan untuk perkembangan janin
nutrisi dengan perbanyak dan agar masalah KEK ibu
makan makanan yang dapat teratasi karena bagi
menyuburkan seperti toge dan ibu hamil untuk memenuhi
makanan yang mengandung nutrisi pada minggu-minggu
zat besi seperti ati ayam, trimester pertama
sayuran berwarna hijau, kehamilan. Ini sangat
kacang-kacangan penting untuk kelangsungan
protein seperti telur, tempe, hidup bayi kedepannya.
tahu, daging, ikan Kekurangan nutrisi penting
karbohidrat seperti nasi, pada masa ini dapat
kentang mengakibatkan
kalsium susu, keju terganggunya pertumbuhan
vitamin A seperti buah- dan perkembangan awal

20
buahan, wortel bayi. Akibat ini bisa
menjadi permanen sampai
Ev : Ny. F mengerti dan bayi lahir
bersedia

4. 21-10-20 Menganjurkan Ny. F untuk karena salah satu penyebab


09.42 WIB tidur siang 1-2 jam dan ibu sering pusing dan lemah
makan 7-8 jam. yang ibu keluhkan yaitu
Beristirahat ketika lelah, banyak nya aktifitas yang
tidak bekerja terlalu berat, terlalu berat yang ibu sering
tidak lama berdiri, minta lakukan. Istirahat tidur
bantuan keluarga untuk dengan cukup salah satu
mengerjakan pekerjaan cara untuk membuat lebih
nyaman dan rileks sehingga
rumah
rasa lelah dan stress karena
jangan terlalu stress dan pekerjaan berkurang dan
merasa tertekan otak dapat kinerja dengan
Ev : Ny. F mengerti dan baik.
bersedia
5. 21-10-20 Menjelaskan kembali tentang Ibu wajib mengetahui tanda-
09.43 WIB tanda bahaya yang terjadi tanda bahaya kehamilan
selama kehamilan, seperti : agar ketika terjadi salah satu
a. Perdarahan dari jalan tanda bahaya tersebut ibu
lahir dapat langsung pergi ke
b. Sakit kepala yang sangat dokter/bidan untuk
hebat
memeriksakan diri
c. Penglihatan kabur
d. Rasa nyeri yang sangat
hebat di bagian perute.
Bengkak pada wajah dan
tangan
e. Tidak adanya pergerakan
bayi di dalam perut.
Ketuban pecah sebelum
waktunya
Ev : Ny. F sudah mengetahui
tanda bahaya ibu hami.

6. 21-10-20 Menjelaskan bahwa sakit Sakit perut dan sakit


09.47 WIB perut bagian bawah dan sakit pinggang merupakan salah
pinggang yang dirasakan Ny. satu perubahan yang terjadi
F merupakan hal biasa terjadi di TM 2 dan TM 3. Hal itu
dalam kehamilan 9 bulan disebabkan karena janin
semakin membesar sehingga
Ev : Ny. F mengerti dan tidak menekan otot-otot perut dan

21
terlalu khawatir lagi menimbulkan rasa sakit
pada perut dan pinggang
7. 21-10-20 Menganjurkan Ny. F untuk Menjaga kebersihan juga
09.50 WIB menjaga kebersihan terutama salah satu hal yang penting
pada area genetalia, Dengan harus dilakukan oleh ibu
cara hamil, terutama pada wanita
a. Lap area genetalia denga sangat sensitive terutama
kain bersih dan kering saat jika celana dalam basah
b. Ganti celana dalam setiap dapat membuat
sudah BAK
penumpukan bakteri dan
c. Bersihkan area genetalia
dengan cara dpat menyebabkan iritasi
menggunakan air bersih oleh karena itu saat celana
dan dari arah depan dalam basah karena keringat
kebelakang atau saat BAK harus segera
d. Gunakan celana dalam diganti agar tidak terjadi
yang tidak ketat iritasi dan terhindar dari
Ev : Ny. F mengerti dan
keputihan
bersediah melakukannya
8. 21-10-20 Menjelaskan pada ibu tentang Perawatan payudara sangat
09.53 WIB perawatan payudara sebagai penting untuk dilakukan
persiapan ibu dalam sebagai persiapan sebelum
mengahadapi laktasi sang buah hati lahir.
Dan ibu juga dapat
Ev : Ny. F mengerti dan melakukan SADARI untuk
bersedia melakukannya mengetahui adakah benjolan
atau tidak pada payudara ibu
9. 21-10-20 Mengajarkan Ny. H cara Pemeriksaan SADARI
10.03 WIB melakukan SADARI dan sangat diperlukan oleh
menjelaskan kegunaan dari remaja untuk mendeteksi
SADARI. Menganjurkan Ny. adanya bentolan pada
H untuk melakukannya payudara yang merupakan
seminggu setelah haid. tanda kanker. SADARI
sebaiknya dilakukan
Ev : Ny. H mengerti dan seminggu setelah haid
bersedia melakukannya dikarenakan ketika siklus
menstruasi sudah selesai,
payudara sudah tidak akan
tegang. Mendeteksi
benjolan pun akan lebih
mudah dan wanita juga
terhindar dari rasa sakit
ketika melakukannya.
10. 21-10-20 Memberikan surat rujukan ke Memberikan surat rujukan
10.12 WIB rumah sakit tiara sella yaitu penting untuk Ny. F untuk

22
keruang poli kandungan. memeriksakan keadaanya
untuk sebelum dilakukannya
SC dengan indikasi CPD

23
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Ny. F umur 20 tahun datang ke Puskesmas Perawatan Beringin Raya
ingin memeriksakan kehamilannya dan meminta rujukan ke rumah sakit. Ny.
F mengatakan ia pernah keguguran sekali. Ny. F mengatakan ia merasakan
sakit perut dan pinggang. Ny. F mengatakan ia sedang hamil anak ketiga. Ny.
F mengatakan usia kehamilannya sudah 9 bulan. Ny. F mengatakan dia
mengalami siklus haid yang tidak teratur. Lama Ny. F haid yaitu sekitar 7 hari
dengan pengeluaran darah encer kadang ada gumpalan sedikit. Ny. F
mengatakan ia tidak mengalami nyeri ketika haid. Ny. F mengatakan haid
terakhir Ny. F adalah 5 agustus 2020. Ny. F mengatakan sekarang ia sibuk
mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus anak. Ny. F mengatakan ia tidak
pernah berolaraga.
Ny. F mengatakan ia dan keluarga tidak memiliki penyakit
hipertensi, ASMA, TBC, jantung, DM, HIV/AIDS. Ny. F mengatakan bahwa
sehari makan 2-3 kali sehari dengan porsi sekitar setengah piring kurang
dengan jenis makanan nasi, sayur, dan lauk. Ny. F mengatakan ia minum air
putih 6-7 gelas sehari. Ny. F mengatakan ia tidak pernah minum jamu dan
obat selain yang diberikan oleh bidan. Ny. F mengatakan ia selalu melakukan
pemeriksaan kehamilan di PMB. Ny. F mengatakan ia sudah memiliki anak
pertama yang berumur 2 tahun. Ny. F mengatakan anak pertama lahir secara
SC di rumah sakit dengan indikasi CPD atau panggul sempit. Ny. F
mengatakan ia menyusui anaknya full 2 tahun. Ny. F mengatakan ia tidak
pernah menggunakan KB dari anak pertama lahir hingga sekarang.
Berdasarkan hasil anamnesa, hasil pengkajian Ny. F menunjukkan
secara umum baik dan janin baik. Hasil pemeriksaan menunjukkan TD =
110/70 mmHg, N = 80 x/m, R = 20x/m, BB = 68 kg, TB = 155 cm, LILA =
29 cm. Pada pemeriksaan wajah Ny. F tidak pucat. Pada pemeriksaan mata
tidak terdapat oedema, conjungtivas merah muda, skelera putih. Pada pe
meriksaan Leopold I TFU 2 jari dibawah px, 30 cm, teraba bulat, lunak, dan

24
tidak melenting yaitu bokong. Pada pemeriksaan Leopold II dibagian kiri
teraba bagian-bagian kecil yaitu ekstremitas, Pada bagian kanan teraba
panjang, keras seperti papan yaitu punggung, pada pemeriksaan Leopold III
teraba bulat, keras dan melenting yaitu kepala dan masuk PAP. DJJ
142x/menit. Pada pemeriksaan genetalia tidak ada pengeluaran keputihan,
tidak berbau dan sedikit gatal. Pada pemeriksaan ektreminas tidak terdapat
varises. Tidak terdapat eodema. Berdasarkan hasil anamnesa Ny. F umur 20
tahun G3P1A1, usia kehamilan 37 mingggu 3 hari, janin tunggal, hidup,
kepala masuk PAP, keadaan ibu dan janin baik dengan preskep.

B. Analisis
Ny. F umur 20 tahun G3P1A1 , usia kehamilan 37 mingggu 3 hari,
janin tunggal, hidup, kepala belum masuk PAP, keadaan ibu dan janin baik
dengan preskep.

C. Penatalaksanaan

No Tanggal/ Tindakan Rasionalisasi


Pukul
1 21-10-20 Melakukan komunikasi agar tercipta suasana yang
09.30 WIB interpersonal dengan ibu. nyaman serta membina
hubungan baik dan saling
percaya antara ibu dengan
mahasiswi bidan.
2 21-10-20 Memberi penjelasan pada Hak pasien dalam memperoleh
09.32 WIB Ny. F hasil pemeriksaan pelayanan kesehatan termasuk
yang telah dilakukan yaitu perawatan tercantum pada UU
keadaan ibu dan janin baik, Kesehatan No. 36 tahun 2009
TD = 110/70 mmHg, N = yaitu setiap orang berhak
80 x/m, R = 20x/m, BB = 68 memperoleh informasi tentang
kg, TB = 155 cm, LILA = data kesehatan dirinya termasuk
29 cm. tindakan dan pengobatan yang
telah maupun yang akan
Ev : Ny. F mengerti hasil diterimanya dari tenaga
pemeriksaan kesehatan.
3 21-10-20 Menjelaskan pada Ny. F Makanan sangat penting untuk
09.37 WIB untuk memenuhi kebutuhan perkembangan janin dan agar
nutrisi dengan perbanyak masalah KEK ibu dapat teratasi

25
makan makanan yang karena bagi ibu hamil untuk
menyuburkan seperti toge memenuhi nutrisi pada minggu-
dan makanan yang minggu trimester pertama
mengandung kehamilan. Ini sangat penting
zat besi seperti ati ayam, untuk kelangsungan hidup bayi
sayuran berwarna hijau, kedepannya. Kekurangan nutrisi
kacang-kacangan penting pada masa ini dapat
protein seperti telur, tempe, mengakibatkan terganggunya
tahu, daging, ikan pertumbuhan dan perkembangan
karbohidrat seperti nasi, awal bayi. Akibat ini bisa
kentang menjadi permanen sampai bayi
kalsium susu, keju lahir
vitamin A seperti buah-
buahan, wortel

Ev : Ny. F mengerti dan


bersedia

4 21-10-20 Menganjurkan Ny. F untuk karena salah satu penyebab ibu


09.42 WIB tidur siang 1-2 jam dan sering pusing dan lemah yang
makan 7-8 jam. ibu keluhkan yaitu banyak nya
Beristirahat ketika lelah, aktifitas yang terlalu berat yang
tidak bekerja terlalu berat, ibu sering
tidak lama berdiri, minta lakukan. Istirahat tidur dengan
bantuan keluarga untuk cukup salah satu cara untuk
mengerjakan pekerjaan membuat lebih nyaman dan
rileks sehingga rasa lelah dan
rumah
stress karena pekerjaan
jangan terlalu stress dan berkurang dan otak dapat kinerja
merasa tertekan dengan baik.
Ev : Ny. F mengerti dan
bersedia
5 21-10-20 Menjelaskan kembali Ibu wajib mengetahui tanda-
09.43 WIB tentang tanda bahaya yang tanda bahaya kehamilan agar
terjadi selama kehamilan, ketika terjadi salah satu tanda
seperti : bahaya tersebut ibu dapat
a. Perdarahan dari jalan langsung pergi ke dokter/bidan
lahir untuk memeriksakan diri
b. Sakit kepala yang sangat
hebat
c. Penglihatan kabur
d. Rasa nyeri yang sangat
hebat di bagian perute.
Bengkak pada wajah dan

26
tangan
e. Tidak adanya
pergerakan bayi di
dalam perut. Ketuban
pecah sebelum waktunya
Ev : Ny. F sudah
mengetahui tanda
bahaya ibu hami.

5 21-10-20 Menjelaskan bahwa sakit Sakit perut dan sakit pinggang


09.47 WIB perut bagian bawah dan merupakan salah satu perubahan
sakit pinggang yang yang terjadi di TM 2 dan TM 3.
dirasakan Ny. F merupakan Hal itu disebabkan karena janin
hal biasa terjadi dalam semakin membesar sehingga
kehamilan 9 bulan menekan otot-otot perut dan
menimbulkan rasa sakit pada
Ev : Ny. F mengerti dan perut dan pinggang
tidak terlalu khawatir lagi
7 21-10-20 Menganjurkan Ny. F untuk Menjaga kebersihan juga salah
09.50 WIB menjaga kebersihan satu hal yang penting harus
terutama pada area dilakukan oleh ibu hamil,
genetalia, Dengan cara terutama pada wanita sangat
e. Lap area genetalia sensitive terutama saat jika
denga kain bersih dan celana dalam basah dapat
kering membuat penumpukan bakteri
f. Ganti celana dalam
dan dpat menyebabkan iritasi
setiap sudah BAK
g. Bersihkan area oleh karena itu saat celana dalam
genetalia dengan cara basah karena keringat atau saat
menggunakan air bersih BAK harus segera diganti agar
dan dari arah depan tidak terjadi iritasi dan terhindar
kebelakang dari keputihan
h. Gunakan celana dalam
yang tidak ketat
Ev : Ny. F mengerti dan
bersediah
melakukannya

8 21-10-20 Menjelaskan pada ibu Perawatan payudara sangat


09.53 WIB tentang perawatan penting untuk dilakukan sebagai
payudara sebagai persiapan persiapan sebelum sang buah
ibu dalam mengahadapi hati lahir.
laktasi Dan ibu juga dapat melakukan
SADARI untuk mengetahui

27
Ev : Ny. F mengerti dan adakah benjolan atau tidak pada
bersedia melakukannya payudara ibu

09 21-10-20 Mengajarkan Ny. H cara Pemeriksaan SADARI sangat


10.03 WIB melakukan SADARI dan diperlukan oleh remaja untuk
menjelaskan kegunaan dari mendeteksi adanya bentolan
SADARI. Menganjurkan pada payudara yang merupakan
Ny. H untuk melakukannya tanda kanker. SADARI
seminggu setelah haid. sebaiknya dilakukan seminggu
setelah haid dikarenakan ketika
Ev : Ny. H mengerti dan siklus menstruasi sudah selesai,
bersedia melakukannya payudara sudah tidak akan
tegang. Mendeteksi benjolan
pun akan lebih mudah dan
wanita juga terhindar dari rasa
sakit ketika melakukannya.
10 21-10-20 Memberikan surat rujukan Memberikan surat rujukan
10.12 WIB ke rumah sakit tiara sella penting untuk Ny. F untuk
yaitu keruang poli memeriksakan keadaanya untuk
kandungan. sebelum dilakukannya SC
dengan indikasi CPD

28
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penulis mengambil simpulan dari penatalaksanaan
asuhan kebidanan pada Ny. F umur 20 tahun G3P1A1 , usia kehamilan 37
mingggu 3 hari, janin tunggal, hidup, kepala masuk PAP, keadaan ibu dan
janin baik dengan preskep di Puskesmas perawatan beringin raya yaitu
sebagai berikut :
1. Asuhan kebidanan pada Ny. F dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. F dapat diidentifikasi diagnosa kebidanan
yaitu Ny. F umur 20 tahun G3P1A1 , usia kehamilan 27 mingggu 3 hari,
janin tunggal, hidup, kepala masuk PAP, keadaan ibu dan janin baik
dengan preskep.
3. Masalah potensial adalah CPD
4. Asuhan Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan
perencanaan

B. Saran
1. Teoritis
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan
ilmu yang diperoleh selama pendidikan.
2. Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori
tentang edukasi kehamilan dengan memberikan penyuluhan kepada
seluruh PUS.

29
b. Bagi pasien
1) Diharapkan mampu menjelaskan tentang kehamilan.
2) Diharapkan dapat memberikan konseling tentang kehamilan.
Makan makanan bergizi dan seimbang.
c. Bagi Bidan
Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus
kehamilan, misalnya KIE tentang perencanaan kehamilan sehat,
pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi dan
kehamilan sehingga klien berperilaku hidup sehat dan memahami
tentang kehamilan.
d. Bagi institusi
1) BPM
Pelayanan yang diberikan oleh BPM sudah baik
diharapakkan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam
pengelolaan asuhan kebidanan dengan kehamilan.
2) Pendidikan
Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi
masih kurang lengkap, diharapakan karya tulis ilmiah ini bisa
menjadi referensi yang baik untuk bahan bacaan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alexander, T. A. P. (2019). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Dalam


Melakukan Imunisasi Tetanus Toxoid Di Puskesmas Siantan Hilir
Kota Pontianak Tahun 2019. Jurnal Kebidanan Akbid Panca
Bhakti Pontianak, 9(1).

Farrer, Helen. 2010. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Fatimah dan Nuryaningsih. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta

Handayani, Retno., dkk. 2011. Pedoman Pelayanan Antenatal. Jakarta


Departemen Kesehatan RI.

Kusmiyati. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya (hlm: 187)

Mandriwati G, Dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: EGC.

Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).


Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono. Jakarta: PT. Bina


Pustaka

Rukiyah Ai Yeyeh. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan 1. Edisi: Empat.


Jakarta: TIM.

Sari, Anggrita,. dkk. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor: In


Media.

Sulistyawati, Ari. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.

Walyani, Elisabeth S. (2015).Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:


Pustaka Baru
X

31

Anda mungkin juga menyukai