Kemudian istilah "Negara dalam keadaan diam" berarti bahwa Negara itu
belum hidup sebagaimana mestinya. Hal ini berarti bahwa alat-alat perlengkapan
Negara yang ada belum menjalankan fungsinya. Hukum Tata Negara mengawasi
Negara dalam keadaan tidak bergerak masih terbatas pada struktur dan
kewenangan atau kekuasaannya. Sedangkan Hukum Administrasi Negara sebagai
kumpulan peraturan-peraturan yang mengikat badan-badan atau lembaga-lembaga
tinggi maupun rendah dimana lembaga-lembaga tersebut menggunakan dan
menjalankan kekuasaannya yang telah diberikan oleh Hukum tata Negara.
Hukum Tata Negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan Hukum
Administrasi Negara. Hukum Tata Negara memberi tugas dan kekuasaan, jabatan
pada lembaga pemerintah. Tugas dan wewenang yang telah dirumuskan dan akan
dijalankan diatur oleh Hukum Admnistrasi Negara. Hukum Admnistrasi Negara
merupakan lanjutan atau terusan dari Hukum Tata Negara, dimana jabatan,
wewenang, tugas dan fungsi pada badan atau lembaga sebuah Negara tersebut
diatur oleh Hukum Admnistrasi Negara. Sebagaimana yang diunggkapkan oleh
Ten Berge bahwa Hukum Admnistrasi Negara merupakan perpanjangan dari
Hukum Tata Negara atau hukum sekunder Hukum Tata Negara. Walau demikian,
kedua bidang hukum tersebut adalah bidang hukum yang berbeda, namun tidak
dapat dipisahkan secara tegas, karena memiliki keterkaitan yang sangat erat.
Dikutip dari pernyataan W. F. Prins "Tidak mungkin menarik garis batas yang
tegas antara kedua bidang ini karena memiliki keterkaitan erat".