Oleh :
TEKNIK LINGKUNGAN
KOORDINATOR JURUSAN
RAMADANI SAFITRI (SELASA, 14.30-17.30)
JIHAN OCTAVIANTY (SELASA, 11.10-14.10)
LARA GUSTI YONICA (JUMAT, 14.30-17.30)
JURNAL
PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Oleh :
TEKNIK LINGKUNGAN
Disetujui :
Koordinator Jurusan I Koordinator Jurusan II Koordinator Jurusan III
Mengetahui :
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
21/ 23/ 24/ 26/
11 11 11 11
1 Annisa Wulandari 2010941002
Riko Indra Jayaa, Luthfia Aqila Abrarb, Iqbal Hamnurb, Loeis Febriansyahb
e-mail: rikoindramr130912@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK
Kata kunci : Alat ukur, Gerak Jatuh Bebas, Gravitasi, Massa jenis, Pengukuran.
I. PENDAHULUAN
Pengukuran plat pada praktikum ini Data pada tabel 5 kemudian diolah kembali
menggunakan tiga alat. Setiap alat yang untuk mencari nilai gradien ( 𝑎 ) dan
digunakan memiliki tingkat ketelitian yang intersepnya (𝑏). Adapun nilai gradien (𝑎)
berbeda, pada praktikum ini mikrometer yang didapatkan setelah perhitungan
adalah 1,0016. Sedangkan intersep (𝑏) yang
sekrup adalah alat yang memiliki ketelitian
diperoleh sebesar 0,0775.
tertinggi.
Berdasarkan nilai 𝑎 dan 𝑏 , maka dapat
Tabel 4. Hasil Pengukuran Masa Jenis Air dituliskan persamaan:
Volume V (cm3) Massa m (g)
75 78,8 𝑦 = 1,0016𝑥 + 0,0775
100 98,8
125 124,8 Dengan memasukkan variabel volume,
maka didapatkan plot garis linear pada
150 149,0
gambar 6.
175 174,5
200 197,8 Pada praktikum ini variabel bebas berada
225 224,3 pada sumbu x dan variabel terikat pada
250 254,7 sumbu y. Variabel bebas adalah volume V
dan variabel terikat adalah massa m,
sehingga persamaan linearnya menjadi 𝑚 =
270
y = 1.0016x + 0.0775 𝑎𝑉 + 𝑏 . Dengan menggunakan hubungan
220 antara massa dan volume pada rumusan
m (g)
38 2
diperoleh percepatan gerak jatuh sebesar
33
490,486 cm/s2, dan percepatan gravitasi
28
sebesar 980,97 cm/s2.
65 70 75 80 85 90 95 100 105
t22-t1 2(x10 s)
-3
Berdasarkan hasil percobaan, percepatan
Gambar 7. Grafik hubungan antara ketinggian
gravitasi yang didapatkan berbeda dengan
dan selisih kuadrat waktu literatur. Hal ini terjadi karena beberapa
faktor, salah satunya adalah kesalahan
Tabel 7. Pengolahan data pengukuran dalam pengolahan data. Selain itu,
t22-t12 h (t22-t12)2 h(t22-t12)2 ketinggian tempat melakukan percobaan
No
x y x2 xy juga mempengaruhi percepatan gravitasi.
1. 0,068 30 0,0046 2,037
Dalam praktikum ini juga dibuktikan
2. 0,069 32 0,0048 2,209
3. 0,070 34 0,0049 2,387 bahwa waktu dapat mempengaruhi
4. 0,073 36 0,0054 2,640 percepatan gravitasi juga. Adapun faktor
5. 0,077 38 0,0060 2,934 lainnya, yaitu gesekan udara, kedalaman,
6. 0,082 40 0,0067 3,269 dan letak lintang.
7. 0,087 42 0,0075 3,636
8. 0,092 44 0,0084 4,040
9. 0,097 46 0,0094 4,458 IV. KESIMPULAN
10. 0,102 48 0,0103 4,877
Σ 0,816 390 0,0680 32,488
Pada percobaan M1, saat melakukan
Dari tabel dan grafik di atas, maka pengukuran panjang serta ketebalan plat,
didapatkan hubungan antara ketinggian masing-masing alat ukur menunjukkan
dan selisih kuadrat waktu, yaitu semakin hasil yang berbeda sesuai dengan tingkat
besar ketinggian, maka selisih kuadrat ketelitiannya. Pada percobaan didapatkan
waktu juga akan semakin besar. bahwa mikrometer sekrup memiliki tingkat
ketelitian tertinggi yaitu 0,01 mm.
Data pada tabel 7 kemudian diolah kembali
Sedangkan pada perhitungan massa jenis air
untuk mencari nilai gradien ( 𝑎 ) dan
intersepnya (𝑏). Adapun nilai gradien (𝑎) didapatkan hasil sebesar 1,0016 g/cm³. Kita
yang didapatkan setelah perhitungan dapat menentukan massa jenisnya dengan
menggunakan gradien yang didapatkan 4. Nurachmandani,Setya.2009. Fisika :
dari perhitungan pada percobaan. Untuk SMA/MA Kelas X.Jakarta:Pusat
Perbukaan Depertemen Pendidikan
Pada percobaan M3 untuk menentukan Nasional
percepatan gravitasi bumi dengan 5. Purwoko.2004. Physics for Senior High
percobaan gerak jatuh bebas. Didapatkan School year X. Jakarta:Yudhistira.
data yang kemudian diolah untuk 6. Serway, R. A. & Jewett, J. W. 2004.
memperoleh nilai percepatan gravitasi yang Physic for Scientists and Engineers,Six
mendekati nilai literatur. Pada percobaan Edition. California: Thomson
didapatkan percepatan gravitasi sebesar Brook/Cole.
980,97 cm/s2 sedangkan pada literatur 7. Soedojo, Peter. 1999. Fisika dasar.
sebesar 978 cm/s2. Terdapat perbedaan hasil Yogyakarta:Andi.
sebesar 2,97 cm/s2. Dalam pratikum ini 8. Young and Freedman.2002.Fisika
dibuktikan bahwa waktu dan ketinggian Universitas Edisi kesepuluh jilid
dapat mempengaruhi percepatan gravitasi. 1.Jakarta:Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA
(ARIF RAHARDI)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
(Arif Rahardi)
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
17 19 21 23 26
e-mail: egasaputra0022@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan Air Track yang bertujuan untuk memahami dan menentukan rata-rata dan
kecepatan sesaat, memahami gerak lurus dengan kecepatan konstan GLB dan percepatan konstan
GLBB, serta menentukan percepatan benda. Percobaan ini dilakukan dengan menentukan kecepatan
rata-rata dengan perbandingan jarak dan waktu, kecepatan sesaat dengan limit dari kecepatan rata
rata pada suatu partikel di titik lintasan untuk selang waktu mendekati nol, percepatan dengan hasil
perbandingan kecepatan dan waktu, GLB dengan kecepatan konstan, dan GLBB dengan percepatan
konstan. Hasil percobaan kecepatan rata-rata menunjukkan bahwa pada jarak 0,4 m dan pada waktu
1,001 s kecepatan rata-ratanya yaitu 0,399 m/s. Pada kecepatan sesaat dengan jarak 0,4 m kecepatan
sesaatnya menghasilkan 2 kecepatan yaitu kecepatan awal 0,298 m/s dan kecepatan akhir 0,488 m/s.
Pada percepatan dengan menggunakan jumlah penyangga 1 percepatannya 0,070 m/s 2. Pada GLB
kecepatan konstan dengan jarak 0,3 m maka kecepatan awal 0,226 m/s dan kecepatan akhir 0,226
m/s. Pada GLBB percepatan konstan dengan jarak 0,3 m maka percepatannya 0,189 m/s. Berdasarkan
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa perubahan kecepatan dan percepatan suatu benda
tergantung oleh jarak dan waktu tempuhnya.
Keterangan:
V = kecepatan sesaat (m⁄ s)
Keterangan: Δx = perpindahan (m)
Δx = perpindahan (m) Δt = selang waktu (s)
∆𝑥 = 𝑥2 − 𝑥1 (1)
Perpindahan tidak bergantung pada lintasan yang Sedangkan percepatan didefinisikan sebagai
ditempuh benda. Perpindahan hanya bergantung perubahan kecepatan per satuan waktu. Dalam SI,
pada posisi awal (x1) dan posisi akhir benda (x2). Jarak satuan kecepatan adalah meter/detik2 atau m/s2.
adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh benda Pada percepatan terdapat percepatan rata-rata
dalam selang waktu tertentu. Jarak merupakan dan percepatan sesaat. Percepatan rata-rata
besaran skalar.2 adalah perbandingan antara perubahan kecepatan
partikel dengan selang waktu yang dibutuhkan,
dapat dinyatakan dengan rumus berikut.2
Δ𝑣 (4)
arata - rata =
Δ𝑡
Gambar 1. Skema perpindahan.2 (sumber: Sri
Prihatini, 2017) Keterangan:
a = percepatan rata-rata (m⁄ s2)
Kecepatan didefinisikan sebagai perubahan posisi per Δv = perubahan kecepatan benda (m/s)
Δt = selang waktu (s)
satuan waktu. Dalam SI, satuan kecepatan adalah
meter/detik atau m/s. Pada kecepatan terdapat Percepatan sesaat adalah percepatan rata-rata
kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Kecepatan dengan selang waktu menuju nol, didefinisikan
rata-rata adalah perbandingan perpindahan partikel sebagai berikut.4
dengan selang waktu. Secara matematis, rumus
kecepatan rata-rata bisa dinyatakan sebagai berikut.2 Δ𝑣 𝑑𝑣 (5)
dan 4 asesaat = lim =
∆𝑡 →0 Δ𝑡 𝑑𝑡
Δx (2) Keterangan:
vrata - rata =
Δt a = percepatan sesaat (m ⁄ s2)
Δv = perubahan kecepatan benda (m/s)
Δt = selang waktu (s)
Berikut adalah kurva posisi terhadap waktu digunakan untuk menghitung waktu yang
(x-t) dan kecepatan terhadap waktu (v-t) pada GLB. dibutuhkan ketika kereta melintasi air track.
Gerbang cahaya digunakan sebagai sensor ketika
kereta lewat di air track. Peniup (blower) dan
selang berfungsi sebagai penghasil udara pada
lintasan kereta sehingga kereta dapat berjalan.
Kereta berfungsi sebagai objek yang dilakukan
percobaan. Penghalang cahaya tunggal dan
penghalang cahaya dua jari sebagai sensor cahaya
Gambar 2. Grafik hubungan (x-t) dan (v-t) pada GLB.2 agar dapat terdeteksi oleh pengukur waktu.
(sumber: Sri Prihatini, 2017) Penyangga 1 cm digunakan untuk kemiringan rel.
Waktu 2 t2 (s)
Waktu 3 t3 (s)
Jumlah tinggi
Percepatan a
Kecepatan 2 v2
Kecepatan 1
penyangga
(cm/s)
(cm/s2)
(cm/s)
v1
gerbang cahaya 1
Kecepatan 1 v1
Kecepatan 2 v2
Waktu 1 t1 (s)
Waktu 2 t2 (s)
Waktu 3 t3 (s)
Jarak kereta-
Percepatan a
cahaya 1 dan 2.
(cm/s2)
(cm/s)
(cm/s)
Pada kereta juga berlaku percepatan. Percepatan
kereta dengan tinggi penyangga berbanding lurus.
Semakin tinggi penyangga semakin percepatan
0,3 0,03329 0,02222 0,792 0,300 0,450 0,189
semakin besar.
0,4 0,0334 0,02044 1,01 0,299 0,489 0,188
3.1.4 Gerak Lurus dengan Kecepatan Konstan
0,5 0,0338 0,01914 1,2125 0,299 0,522 0,183
Pada percobaan ini adanya variasi jarak.
0,6 0,03347 0,0179 1,399 0,298 0,558 0,186
Selengkapnya dapat di lihat pada tabel 4.
0,7 0,03342 0,01696 1,569 0,299 0,589 0,185
Tabel 4. Data pengukuran gerak dengan kecepatan
konstan.
Waktu 1 t1
Waktu 2 t2
Kecepatan
Kecepatan
2 v2
1v1
Modul : M4-GESEKAN
Jurusan : Teknik Lingkungan
Kelompok : 3 (tiga)
Modul : M4 - GESEKAN
Jurusan : Teknik Lingkungan
Kelompok : 3 (tiga)
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
18/11 21/11 24/11 25/11 26/11
1 Adrian Perdana S 2010941015
√ √ √ √ √
2 Alya Ratu Chawla 2010941029
√ √ √ √ √
3 Aryati Putri M 2010941006
√ √ √ √ √
4 Eka Faradilla H 2010941025
√ √ √ √ √
5 Gusthi Pangestu 2010941034
√ √ √ √ √
6 Irna Rosa Fitria 2010941008
√ √ √ √ √
7 Maulydia 2010941017
√ √ √ √ √
8 Septi Emida 2010941019
√ √ √ √ √
9 Siti fini Varuzsha 2010941024
√ √ √ √ √
Asisten Pendamping
Ikhwan Fikri Maulidan
√ √ √ √ √
Catatan :
GESEKAN
(M4)
e-mail: adrianperdana19@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK
Gaya gesek merupakan gaya yang ditimbulkan oleh permukaan benda yang saling
bergesekan. Tujuan dari percobaan ini ialah untuk menentukan koefisien gesek statis
(μs) dan koefisien gesek kinet ik ( μk) benda serta menentukan konstant a
pegas ( k). Metode yang digunakanya itu penentuan koefisien gesekan statis metode I,
penentuan konstanta pegas, penentuan koefisien gesekan s t at i s m et ode I I ,
d an p en e nt ua n ko ef i s i e n ges e ka n k in et i k. H as i l ya ng didapatkan dari
praktikum yaitu koefisien gesekan statis metode I didapatkan nilai μs sebesar 0,573,
nilai konstanta pegas sebesar 6,582 N/m, koefisien gesekan statis metode II
didapatkan nilai μs sebesar 0,534, koefisien gesekan kinetik didapatkan nilai μk
sebesar 0,180. Nilai koefisien gesek statis s u a t u b e n d a l e b i h b e s ar d ar i
k o e f i s i e n ge s e k kinetiknya serta nilai koefisien gesekan statis (μs) dipengaruhi oleh
besar sudut kemiringan bidang lintasan benda.
Kedua gaya gesek kinetik (Fk) adalah Pembelajaran fisika pada objek gaya
gaya gesekan yang bekerja pada saat gesek sering kali hanya diberikan
benda bergerak. Gaya gesek kinetik pemahan secara teori saja tanpa
dapat dirumuskan.3 melakukan prakteknya secara langsung
sehingga peserta didik sulit untuk
𝐹𝑘 = µ𝑘𝑁 (2) memahami konsepnya. Pengajar fisika
cenderung memberikan nilai koefisien
Keterangan: gesek statis (µs) dan koefisien gesek
Fk = gaya gesekan kinetik (Newton)
kinetik (µk), tanpa memberikan
µk = koefisien gesekan kinetik
informasi lebih lanjut mengenai proses
menemukan nilai tersebut. Oleh karena
Gaya gesek ditentukan oleh kehalusan
itu, dilakukanlah eksperimen gaya
atau kekasaran permukaan benda yang
gesek untuk meningkatkan pemahaman
bersentuhan.5 Semakin halus
peserta didik mengenai gaya gesek baik
permukaan benda maka semakin kecil
secara teori maupun aplikasinya.
gaya gesekan. Sebaliknya, semakin
kasar permukaan benda, semakin besar
gaya gesekan.
II. METODE PENELITIAN
Gesekan banyak dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Digunakan 2.1. Alat dan Bahan
dalam meluncurkan kotak dibidang
miring, dengan adanya gaya gesekan, Pada praktikum kali ini alat dan bahan
kotak yang melucur mampu yang digunakan ialah peralatan bidang
mempertahankan kecepatannya agar miring sebagai tempat set up peralatan
tetap konstan. Rem sepeda, dengan yang akan digunakan dalam praktikum,
adanya gesekan antara ban sepeda statif sebagai tempat penyangga dari
dengan aspal maka sepeda dapat pegas, pegas sebagai bahan yang akan
berhenti. Sandal atau sepatu yang di dicari konstantanya, balok sebagai
buat dengan karet dan bergerigi agar bahan percobaan dalam praktikum, tali
tidak tergelincir. Ban kendaraan (di buat penghubung untuk menghubungkan
bergerigi) agar tidak slip. antara pegas dan balok, beban sebagai
alat yang divariasikan massanya pada
Gaya gesekan atau koefisien gesekan praktikum, stop watch untuk mengukur
dibuat sekecil mungkin pada mesin selang waktu peristiwa berlangsung,
kendaraan dengan pemberian pelumas dan neraca untuk mengukur massa
(oli) mesin, agar tidak cepat terjadi arus benda atau logam yang digunakan
mesin dan untuk mempertahankan dalam praktik laboratorium.
GLBB. Pada koefisien gesekan,
meskipun koefisien pada gesekan 2.2. Prosedur Percobaan
biasanya lebih kecil dari 1,0, koefisien
gesekan bisa saja terjadi lebih besar dari
2.2.1 Penentuan Koefisien Gesekan dihasilkan pegas sesaat balok akan
Statik Metode I bergerak dicatat. Setelah itu,
menggunakan konstanta pegas yang
Alat pengujian disusun sehingga papan diperoleh pada percobaan sebelumnya,
berada pada posisi horizontal. Massa dihitung gaya tariknya. Koefisien
balok kayu diletakkan di atas papan. gesekan statik (µs) dihitung
Secara perlahan, salah satu ujung papan menggunakan persamaan (4), lalu
diangkat sehingga papan membentuk pengukuran divariasikan sebanyak 6
sudut dengan bidang datar. Papan data. Terakhir, hasil perhitungan
ditahan saat balok kayu tepat akan koefisien gesekan statik (µs)
bergerak. Sudut yang terbentuk antara dibandingkan antara metode I dan
papan dan bidang datar diukur. metode II.
Koefisien gesekan statik (µs) dihitung
menggunakan persamaan (3). 𝜇𝑠 =
𝑘∆𝑥
(4)
𝑚𝑔
Pengukuran divariasikan sebanyak 6
data. Keterangan :
𝜇𝑠 = tan𝜃 (3)
k = konstanta pegas (N/m)
∆x = pertambahan panjang pegas (m)
Keterangan :
m = massa (kg)
= sudut papan dan bidang datar
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s²)
massa (g)
m2 = massa balok 2 (kg) 200
ap = percepatan benda (m/s2)
100 y = 6.7134x + 28.285
0
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 0 10 20 30 40
pertambahan panjang (cm)
3.1. Analisis Hasil Pengukuran
Gambar 1. Hubungan antara massa (m) dan
3.1.1 Koefisien Gesekan Statis Metode pertambahan panjang pegas(∆y).
I
Berdasarkan data yang telah dianalisis
Berdasarkan hasil analisis data
Perhitungan nilai gradien digunakan
percobaan didapatkan hasil koefisien
untuk menentukan konstanta pegas (k).
gesek statis (μs) pada balok kayu sebagai
Hasil yang didapatkan menunjukkan
berikut
bahwa nilai konstanta pegas pada pegas
yang digunakan untuk menarik balok
Tabel 1. Pengaruh sudut kemiringan
lintasan terhadap nilai koefisien kayu adalah sebesar 6,582 N/m.
gesekan statis (μs).
Percobaan ke Sudutθ (°) μs (tan θ) 3.1.3 Koefisien Gesekan Statis Metode
1 31 0,601 II
2 30 0,577
2 28 0,532
4 30 0,577
Penentuan koefisien gesekan statis (μs)
5 29 0,554 metode II pada balok kayu pada kondisi
6 31 0,601 papan lintasan yang horizontal. Hasil
Rata-rata 0,573
pertambahan panjang pegas(μs) seperti
pada tabel berikut
Tabel 1 menyatakan bahwa nilai rata-
rata koefisien gesek statis (μs) balok
Tabel 2. Pengaruh pertambahan panjang
kayu adalah senilai 0,573. Koefisien
pegas (∆y) terhadap nilai koefisien
gesekan statis (μs) ini meningkat seiring
gesekan statis (μs).
dengan bertambahnya ukuran sudut
Percobaan ke ∆y (m) μs
antara bidang papan luncur dengan 1 0,069 0,520
bidang datar. Hal ini berarti bahwa 2 0,068 0,512
ukuran sudut antara papan luncur 3 0,074 0,558
dengan bidang datar berpengaruh 4 0,067 0,505
terhadap koefisien gesek statis (μs). 5 0,075 0,565
6 0,072 0,542
Rata-rata 0,534
3.1.2 Konstanta Pegas
Tabel 2 menyatakan bahwa nilai rata-
Data pada eksperimen diperoleh
darimassa beban yang divariasikan rata koefisien gesek statis (μs) balok
sehingga didapatkan pertambahan kayu adalah sebesar 0,534. Hal ini
panjang pegas yang juga beragam. berarti bahwa koefisien gesekan statis
(μs) balok kayu dengan metode I sebesar
0,573 lebih besar dari koefisien gesek
statis (μs) metode II yang sebesar 0,534.
Ini karena penentuan koefisien gesek
statis (μs) metode I dilakukan pada statis lebih besar dari koefisien gesek
papan lintasan yang memiliki sudut kinetik. Hal ini dibuktikan dengan nilai
tertentu. koefisien gesek statis metode I adalah
Pada metode II percobaan dilakukan 0,573 dan nilai koefisien gesek statis
pada papan lintasan yang horizontal metode II adalah 0,543. Sedangkan nilai
atau datar, tanpa ada sudut kemiringan. koefisien gesek kinetik(µk) sebesar 0,180.
Hal berarti bahwa nilai koefisien
gesekan statis (μs) dipengaruhi oleh
besar sudut kemiringan bidang lintasan V. UCAPAN TERIMA KASIH
benda.
Selama menyelesaikan penyusunan
3.1.4 Penentuan Koefisien Gesekan jurnal ini, tim penulis telah banyak
Kinetik menerima bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak
Berdasarkan pada percobaan penentuan langsung. Untuk itu dengan segala
koefisen gesekan kinetik diperoleh data kerendahan hati, tim penulis ingin
sebagai berikut menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak
Tabel3. Penentuan percepatan benda yang turut membantu, khususnya
x y t2 (t2)2 t2x
y x Xy
kepada Allah swt yang telah
x2
0,2 0,69 0,476 0,226 0,095 memberikan kemudahan dalam
0,25 0,71 0,504 0,254 0,126 penyusunan jurnal ini, kepada Bapak
0,3 0,79 0,624 0,389 0,187
Ardian Putra, M.Si. selaku kepala
0,35 0,88 0,774 0,599 0,271
0,4 0,92 0,846 0,716 0,338 laboratarium, Loeis Febriansyah selaku
0,45 1,03 1,061 1,126 0,477 koordinator umum, Iqbal Hamnur
0,5 1,08 1,166 1,360 0,583 selaku koordinator alat, Ramadani
0,55 1,21 1,464 2,143 0,805
∑ 3 7,31 6,915 6,813 2,882
Safitri selaku koordinator jurusan dan
Ikhwan Fikri Maulidan selaku asisten
Percepatan pada balok kayu, pembimbing dan staf laboratarium serta
didapatkan koefisien gesekan kinetik rekan-rekan yang telah bekerja sama
(µk) sebesar 0,180. Nilai koefisien dalam penyusunan jurnal ini. Terima
gesekan kinetik ini dipengaruhi oleh kasih atas bimbingan dan bantuan dari
jarak dan waktu. Semakin besar jarak semua pihak yang sudah berpartisipasi
yang ditempuh maka semakin besar dalam pembuatan jurnal ini.
juga waktu yang ditempuh sebuah
benda. Dari hasil perhitungan
didapatkan bahwa nilai koefisien gesek
DAFTAR PUSTAKA
statis lebih besar daripada koefisien
gesek kinetik (µs > µk).
1 Astuti T. 2015. Buku Pedoman Umum
Pelajaran Ripal Rangkuman Ilmu
IV. KESIMPULAN Pengetahuan Alam. Lembar Langit
Indonesia. Jakarta.
Berdasarkan hasil percobaan dapat
2 Kemajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika.
disimpulkan bahwa nilai koefisien gesek Grafindo Media Pratama. Jakarta.
statis yang diperoleh dari metode I dan
II relatif sama dan nilai koefisien gesek
3 Pauliza O. 2008. Fisika Kelompok
Teknologi dan Kejuruan. Grafindo
Media Pratama. Jakarta.
4 Surya J. 2009. Mekanika dan Fluida. PT.
Kandel. Tangerang.
(RIKY ADONA)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
(Riky Adona)
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
18/11 22/11 26/11 27/11
1
FARRIDA HANNUM
NST.
2010941022
√ √ √ √
2
MUHAMMAD
HAMDI A.
2010941026
√ √ √ √
3
FARHAN AL
MA’RUF
2010941028
√ √ √ √
4
MUHAMMAD
ILHAMSYAH
2010941030
√ √ √ √
5
DHEA MAISYA
SUKHAIMA
2010941031
√ √ √ √
6
AZZAHARA AULIA
FITRI
2010941013
√ √ √ √
7
HERU SEPTRIA
WAHYUDI
2010942045
√ √ √ √
8
MUTHIAH
KHAIRUNNISA
2010943003
√ √ √ √
9
FARRAS RAIHAN
MUHAMMAD
2010943006
√ √ √ √
Asisten Pendamping
RIKY ADONA
√ √ √ √
Catatan :
JURNAL ILMIAH
HUKUM II NEWTON
(M5)
e-mail: farhanalmaruf@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan memahami dan memverifikasi Hukum II Newton
tersebut. Metode yang dilakukan dalam percobaan ini untuk mencapai tujuan yang
diinginkan yaitu melalui percobaan yang dapat menentukan hubungan antara massa total
dan percepatan. Selain itu juga dilakukan percobaan yang dapat menentukan hubungan
antara gaya dan percepatan. Percobaan pengukuran massa total dan percepatan dapat
disimpulkan bahwa hubungan massa total dan percepatan berbanding lurus. Percobaan
pengukuran percepatan dan satu per massa total dapat disimpulkan bahwa semakin kecil
massa maka percepatan semakin besar, sedangkan semakin besar massa maka
percepatan semakin kecil. Hasil percobaan ini juga dapat disimpulkan bahwa massa
beban yang kecil mempercepat percepatan, dan massa benda yang semakin besar,
percepatannya semakin kecil. Sehingga berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan
yaitu pembuktian Hukum II Newton menggunakan air track dan pencacah waktu, didapat
kesimpulan, yaitu: Pada pengukuran massa total dan percepatan dapat dilihat bahwa
hubungan massa total dan percepatan berbanding lurus. Hal ini sesuai dengan hukum II
Newton.
Kata kunci: air track, gaya, massa, percepatan
(1)
dalam rumus tersebut bisa dipahami
bagaimana hubungan antara massa dan
Hukum II Newton percepatan. Bila diasumsikan massa dalam
Hukum II Newton berbunyi “percepatan sistem adalah konstan, ketika kita memberi
sebuah benda akan berbanding lurus gaya yang lebih besar maka benda akan
dengan gaya total yang bekerja padanya bergerak dengan kecepatan yang lebih
serta berbanding terbalik dengan massanya. besar.
Arah percepatan akan sama dengan arah
gaya total yang bekerja padanya “.
Berdasarkan Hukum II Newton, dapat II. METODE PENELITIAN
dipahami bahwa suatu gaya akan menjadi
semakin besar apabila diberi dorongan gaya 2.1. Alat dan Bahan
searah laju arah benda itu. Akan tetapi jika
diberi gaya tolak atau gaya yang berlawanan Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang
dari gaya benda itu, maka akan digunakan ialah, air track (rel udara),
memperlambat atau memperkecil gaya gerbang cahaya, pencacah waktu (pewaktu),
benda itu, karena adanya perubahan peniup dan selang, kereta, penghalang
kecepatan serta perubahan laju benda yang cahaya 2 jari, beban 5 g, 25 g, dan50 g,
mendapat gaya. Makin besar Penggantung beban, benang, timbangan.
perlambatan ataupun percepatan Adapun fungsi dari alat dan bahan yang
yang diberikan, maka akan semakin digunakan pada praktikum ini ialah, air track
mempengaruhi arah gerak benda itu, (rel udara) untuk lintasan dari kereta,
contohnya bisa dilihat ketika kita gerbang cahaya untuk pendeteksi transisi
menggelindingkan sebuah bola di atas tanah dari gelap ke terang atau terang ke gelap
yang datar, apabila bola menggelinding dari ketika dilewati oleh penghalang 2 jari,
kanan ke kiri lalu diberi gaya dari kanan pencacah waktu (pewaktu) untuk pencatat
dengan cara ditendang, maka bola akan waktu ketika kereta melewati gerbang
mendapat gaya searah menuju ke arah kiri cahaya 1 dan ketika kereta melewati
sehingga membuatnya mengalami gerbang cahaya 2, peniup dan selang untuk
percepatan, Hukum II Newton dapat ditulis: sumber udara agar kereta dapat meluncur di
lintasan, kereta untuk objek pengamatan,
(2) penghalang 2 jari untuk penghalang ketika
kereta melewati gerbang cahaya, beban 5g,
di mana F=Gaya (N), m= massa benda (kg), 25g, dan 50 g untuk digantungkan pada
a=percepatan benda (m/s2). penggantung beban, penggantung beban
Karena massa adalah konstan; hukum untuk menggantungkan beban agar beban
newton kedua ini hanya valid pada sistem tidak jatuh, benang untuk penghubung
massa tetap, maka massa bisa dikeluarkan antara kereta dengan beban, timbangan
dari turunan. Sehingga: untuk mengetahui massa kereta dan massa
beban.
. (3)
Di mana :
F = Gaya (netto)
2.2. Prosedur Percobaan 5 g (total 40 g) ditempatkan pada kereta,
kemudian kereta diletakkan tepat sebelum
Tahapan pertama yang dilakukan adalah gerbang cahaya. Peniup dinyalakan,
tahap persiapan alat. Setelah itu, kemudian kereta dilepaskan. Waktu yang
kehorizontalan lintasan diperiksa (jika kereta diperlukan ketika melewati gerbang cahaya
cenderung bergerak ke salah satu arah, pertama (t1) dan gerbang cahaya kedua (t2)
maka lintasan belum horizontal. Gerbang dicatat pada tabel 2. Kecepatan di titik 1
cahaya dipasang, kemudian dihubungkan ke (V1), kecepatan di titik 2(V2) dan percepatan
pencacah waktu(melalui soket P1 dan P2). benda (a) dihitung. Langkah 3 hingga 6
Terakhir, kereta dan beban (massa m 1) diulangi dengan memindahkan beban 5
dihubungkan dengan benang. gram dari kereta ke beban tergantung.
Kemudian, dibuat grafik hubungan antara
2.2.1 Hubungan antara massa total percepatan(a) terhadap massa benda(m1).
dan percepatan Pengaruh massa benda terhadap
percepatan sistem ditentukan. Berdasarkan
Pertama, kedua gerbang cahaya dipasang percobaan ini, dibuktikan apakah hukum II
pada jarak 30 cm. Kemudian, pewaktu diatur newton berlaku
pada fungsi ACCELARATION. Beban
seberat
25 gram ditempatkan pada kereta. Kereta III. HASIL DAN PEMBAHASAN
diletakkan tepat sebelum gerbang cahaya.
Setelah itu, peniup dinyalakan dan kemudian 3.1. Analisis Hasil Pengukuran
kereta dilepaskan. Waktu yang diperlukan
Berikut adalah data hasil
ketika melewati gerbang cahaya pertama (t1)
dan gerbang cahaya kedua (t2) dicatat pada pengukuran. Tabel 1. Data
tabel 1. Kecepatan di titik 1 (V1), kecepatan massa
kereta (g) t1 (s) t2 (s) v 1 (cm/s) v 2 (cm/s) a (cm/s2)
di titik 2(V2) dan percepatan benda (a) Pengukuran
25 0,0247 0,01253 40,4858 79,8084 78,83813
benda masing-masing percobaan dihitung. 150 0,0288 0,01503 34,7222 66,5335 53,68479
175 0,0294 0,01546 34,0136 64,683 50,44953
Rata-rata Ma ditentukan dan dihitung massa
beban m1 menggunakan persamaan(2),
kemudian dihitung error - nya. Kemudian
,dibuat grafik hubungan antara percepatan
(a) terhadap satu per massa total (1/M).
Berdasarkan grafik yang dihasilkan pada Tabel 2. Hubungan Antara Massa Total
langkah sebelumnya, ditentukan hubungan dan Percepatan
massa massa Ma
apa yang bisa disimpulkan antara massa beban total (g.cm/s2
dan percepatan yang dihasilkan, menurut (g) (g) )
dengan persamaan (1) (Hukum II Newton) 25 177 13.954,34
(Pada percobaan ini, gaya yang 50 202 14.621,58
menyebabkan kereta berpindah, tetap) 75 227 15.070,42
100 252 14.648,76
125 277 15.971,45
2.2.2 Hubungan antara gaya
dan percepatan 150 302 16.212,80
175 327 16.469,99
Pada mass total dan
pengukura a
n
Pertama, kedua gerbang cahaya dipasang percepatan dapat dilihat bahwa hubungan
pada
jarak 30 cm. Kemudian, pewaktu diatur pada
fungsi ACCELARATION. Semua beban
massa total dan percepatan berbanding massa benda yang semakin besar,
lurus. percepatannya semakin kecil.
IV. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
(MUTIATUL HUSNI)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
( Mutiatul Husni )
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
20/11/2020 22/11/2020 25/11/2020 27/11/2020 28/11/2020
ARIFAL
1 AGHNA 2010943015 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
FIRDIAN
BIMA TRI
2
PUTRA
2010943022 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
DZAKY
3 DHIYAUL 2010943002 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
AMRU
KYLA
4 BRIANNA 2010943019 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
TETRYAN
PUTTY
5 NAJMI 2010943012 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
KINANTI
SOVIA
6 MESTARI 2010943004 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
NABABAN
TRI
7 KUNCORO 2010947004 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
YUDO
YOGA
8 RAIHAN 2010943010 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
OKTAMAR
ZALWA
9 ANDINI 2010942046 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
PUTRI
Asisten Pendamping
Mutiatul Husni ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Catatan :
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
(M6)
ABSTRAK
Sering terjadi kecelakaan di jalan raya yang disebabkan karena tumbukan antar kendaraan. hal ini
membuktikan bahwa hidup tidak terlepas dari adanya tumbukan. Percobaan ini bertujuan untuk
memahami dan memverifikasi hukum kekekalan momentum dan membedakan tumbukan elastis
dan tumbukan tidak elastis. Metode pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
mengukur waktu yang diperlukan kereta ketika melewati gerbang cahaya menggunakan time
counter dengan pengaturan fungsi timing II. Pada percobaan ini divariasikan beban pada kereta
untuk membuktikan hukum kekekalan momentum berlaku. Berdasarkan percobaan tumbukan
elastis di dapatkan bahwa nilai total momentum sistem benda sebelum tumbukan sama besar
dengan nilai total momentum benda sesudah tumbukan, maka dapat disimpulkan bahwa hukum
kekekalan momentum berlaku, sedangkan pada tumbukan tidak elastis kecepatan dan waktu kereta
A sama besarnya dengan kecepatan dan waktu kereta B. Selain itu, juga di dapatkan bahwa
momentum setelah dan sesudah tumbukan sama besar, maka dapat disimpulkan percobaan ini
terbukti hukum kekekalan momentum. Pada percobaan ini juga diperoleh jumlah energi kinetik
total setelah terjadinya tumbukan selalu lebih kecil daripada energi kinetik sebelum terjadinya
tumbukan.
Kata kunci: Energi kinetik, hukum kekekalan momentum, momentum, tumbukan elastis,
tumbukan tidak elastis
(RAHMAD BAIHAQI)
LEMBAR ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
( Rahmad Baihaqi )
ABSEN ASISTENSI ARTIKEL KELOMPOK
JURNAL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I
SEMESTER GANJIL 2020/2021
TANGGAL ASISTENSI
NO. NAMA NO. BP
16/11 20/11 23/11 26/11 27/11
ARA FEBRIA 2010943013 √ √ √ √ √
1
YULFA
ARIEF AQIL 2010943017 √ √ √ √ √
2
ALFADHIL
BATRISYIA 2010943008 √ √ √ √ √
3
FADIAH
DAFFA FAWNIA 2010943005 √ √ √ √ √
4
IRMA
5 GEMA ANDRIZA 2010943023 √ √ √ √ √
MUHAMAD 2010943014 √ √ √ √ √
6
ABDUL ROHIM
NURDITA 2010943001 √ √ √ √ √
7
ZAHARA
PINKAN DAWNE 2010943007 √ √ √ √ √
8
AYESHA R
SANIATU 2010943020 √ √ √ √ √
9
NAJWA
YULANDRA 2010947002 √ √ √ √ √
10
HELMI
Asisten Pendamping
RAHMAD BAIHAQI √ √ √ √ √
Catatan :
MOMEN INERSIA
(M8)
e-mail: daffafawniairma2002@gmail.com
Laboratorium Fisika Dasar Unand, Kampus Limau Manis, 25163
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan tentang momen inersia. Adapun tujuan pada percobaan ini
adalah untuk menentukan besarnya momen inersia batang di sumbu putar yang
berbeda dan piringan menggunakan metode osilasi. Percobaan ini dilakukan
menggunakan alat momen inersia dan gerbang cahaya yang dipasang pada dasar statif
dan dihubungkan dengan alat pencacah waktu. Hasil dari percobaan diperoleh besarnya
konstanta pegas yaitu 0,05 Nm, besarnya momen inersia dari alat momen inersia sendiri
yaitu I0 = 1,5 x 10-4 kg m2, momen inersia batang yang diputar di tengah batang sebesar I
= 1,1 x 10-3 kg m2, momen inersia batang yang diputar di pinggir batang sebesar I = 4,4 x
10-3 kg m2, dan momen inersia piringan yang diputar di sumbu piringan adalah I = 3,2 x
10-3 kg m2. Momen inersia batang yang diputar di tengah memperoleh nilai yang paling
kecil. Hal ini dibuktikan dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. Hasil percobaan
sudah sesuai dengan teori yang ada dengan kesalahan relatif yang dapat ditoleransi.
Kesalahan relatif tersebut terjadi akibat kurangnya ketelitian praktikan pada saat
menghitung data. Besarnya momen inersia suatu benda tidak bergantung pada perioda
benda tersebut. Akan tetapi, besarnya momen inesia suatu benda dipengaruhi oleh
massa benda, panjang benda, dan posisi sumbu putar benda.
Kata kunci: kesalahan relatif, metode osilasi, momen inersia, percobaan, sumbu putar.
IV. KESIMPULAN
Dari percobaan ini telah ditentukan
momen inersia batang di sumbu putar
yang berbeda dan pada piringan
menggunakan metode osilasi.
Percobaan tersebut menggunakan
perbandingan antara momen inersia
Berdasarkan hasil pengukuran pada saat diputar di tengah batang dan saat
tabel 9 didapatkan hasil pengukuran diputar di pinggir batang. Setelah
momen inersia piringan yang di putar di dilakukannya percobaan, didapatkan
sumbu piringan sebesar I = 3,2292 x 10-3 hasil pada momen inersia di pinggir
kg m2. batang I = 4,3932 x 10-3 kg m2 . Lalu,
didapatkan hasil momen inersia saat
Berdasarkan hasil perhitungan data diputar di tengah batang sebesar I =
tabel 1 dan tabel 8 didapatkan hasil 1,1027 x 10-3 kg m2 . Dari percobaan ini
perhitungan momen inersia piringan terbukti sesuai teori bahwasannya
sebesar I = 3,2752 x 10-3 kg m2. momen inersia saat diputar di pinggir
Kemudian, pada percobaan momen batang lebih besar dari pada momen
inersia pinggiran yang diputar di sumbu inersia yang diputar di tengah batang.
piringan didapatkan persen kesalahan
V. UCAPAN TERIMA KASIH
sebesar 1,4045%.
Alhamdulillah, puji syukur saya
3.2 Analisis Nilai Error
sebagai penulis ucapkan atas kehadirat
Pada percobaan ini terdapat error yang Allah SWT karena atas rahmat dan
terjadi pada percobaan momen inersia karunia-Nya sehingga jurnal ini dapat
batang yang diputar di tengah sebesar terselesesaikan. Tidak lupa pula kita
3,2719%. Berdasarkan percobaan ini shalawat kepada Nabi Muhammad
yang mana batas % kesalahan maksimal
SAW yang telah membawa kita semua
5%. Berarti percobaan ini dilakukan
ke jalan yang benar. Jurnal Fisika Dasar
sudah mendekati teliti atau benar.
1 berjudul “Momen Inersia”
Sama halnya pada percobaan merupakan syarat untuk mengikuti
sebelumnya, pada percobaan ini ujian akhir pratikum fisika dasar 1.
terdapat error yang terjadi pada Terwujudnya jurnal ini tentu tidak
percobaan momen inersia batang yang terlepas dari berbagai pihak. Oleh
diputar di pinggir sebesar 3,6579%. karena itu penulis ingin menyampaikan
Berdasarkan percobaan ini yang mana terimakasih setulus-tulusnya kepada
batas maksimal % kesalahan sebesar 5%.
Bapak Ardian Putra, M.Si selaku
Berarti percobaan yang dilakukan sudah
kepala laboraturium, Uda Loeis
mendekati teliti atau benar.
Febriansyah selaku koordinatur umum,
Kemudian, pada percobaan momen Uda Iqbal Hamnur selaku koordinatur
inersia pinggiran yang diputar di alat, Uni Jihan Octavianty selaku
sumbu piringan. Berdasarkan pada koordinatur jurusan serta asisten-
asisten laboraturium fisika dasar yang 7. Saputra, Roni. 2016. Buku Ajar Fisika.
telah membantu membimbing kami Batam: Sekolah Tinggi Ilmu
dalam pratikum fisika dasar dan Kesehatan Ibnu Sina Batam.
pembuatan jurnal ini. Kami juga 8. Tipler. 1998. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1.
menyampaikan terima kasih setulus- Jakarta: Erlangga.
tulusnya dan penghargaan setinggi- 9. Young, Hugh D. dan Freedman,
tingginya kepada asisten laboraturium Roger A. 2002. Fisika Universitas Edisi
fisika dasar Uda Rahmad Baihaqi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.
selaku asisten pembimbing dalam
pembuatan jurnal fisika dasar, disela-
sela kegiatan sehari-harinya tetap
meluangkan waktu yang ada untuk
membimbing, memberi petunjuk,
arahan, dorongan, dan saran sejak awal
pembuatan jurnal fisika dasar dibuat
hingga jurnal ini selesai. Ucapan terima
kasih juga kepada rekan teknik
lingkungan 2020 karena sudah
bersemangat untuk menyelesaikan
jurnal ini. Kepada Allah SWT jugalah
kami berharap pengorbanan yang kami
kerjakan mendapat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J.
2010. Fisika Dasar 1 Edisi 7 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
2. Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
3. Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika
Dasar I. Makasar: LPP Unismuh
Makasar.
4. Riswanto. 2014. Penentuan Koefisien
Momen Inersia Bola Pejal Melalui Video
Gerak. Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI
Jateng & DIY (p. 31). Yogyakarta:
HFI
5. Rosyid, Muhamad Fachani; Eko
Firmansah; dan Yusuf Dyan
Prabowo. 2014. Fisika Dasar Jilid I:
Mekanika. Yogyakarta: Periuk.
6. Ruwanto, Bambang. 2007. Asas-Asas
Fisika 2B. Jakarta: Yudistira.