Anda di halaman 1dari 103

Akuntansi Bank Syariah dan

Perhitungan Bagi Hasil


Disampaikan Oleh,
Siti Khomsatun, S.E.I., M.Ak

Kampus STEI Tazkia, Bogor, 24 Oktober 2011


Course Outline
• Akuntansi
• Akuntansi Bank Syariah
• Aplikasi Akuntansi Bank Syariah dalam
Laporan Keuangan
• Perhitungan Bagi Hasil
Akuntansi
Pengertian Akuntansi  suatu seni/kegiatan:
 mencatat,
 mengklasifikasikan,
 meringkas, dan
 melaporkan Laporan Keuangan

 Suatu Kegiatan Jasa, yang fungsinya:


 Menyediakan data kuantitatif,
 Terutama yang mempunyai sifat keuangan,
 Dari kesatuan usaha ekonomi
 Yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan
ekonomi
 Dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaaan
Proses Akuntansi
Buku Besar Laporan Keuangan
Transaksi Jurnal
(Ledger)
1. Laporan Posisi
Buku Besar Keuangan (Neraca)
Pembantu 2. Laporan Laba/Rugi
(SSL) 3. Laporan
Perubahan Modal
4. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan
Plus 5. Catatan Atas
Dana investasi terikat
Laporan Keuangan
7. Laporan Sumber dan
Laporan Rekonsiliasi Penggunaan Dana
Pendapatan dan Bagi Zakat
Hasil 8. Laporan Sumber dan
PSAK
Penggunaan Dana
Syariah
Kebajikan
Laporan Keuangan
• Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan kondisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu
• Laporan Laba/Rugi
Laporan hasil usaha suatu perusahaan pada suatu
periode tertentu
• Laporan Perubahan Modal
Laporan sebab-sebab perubahan modal awal menjadi
modal akhir
• Laporan Arus Kas
Laporan arus dana dan perubahan posisi keuangan
periode tahun buku
Laporan Keuangan
• Laporan Perubahan Investasi Terikat
Laporan penerimaan & penyaluran dana investasi
terikat (mudharabah muqayyadah)
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana ZIS
Laporan sumber dan penggunaan dana selama
jangka waktu tertentu, serta saldo ZIS pada tanggal
tertentu
• Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Qordh
(Kebajikan)
 Laporan sumber dan penggunaan dana selama
jangka waktu tertentu, serta saldo qardh pada tanggal
tertentu
Accrual Basis dan Cash Basis
• Cash basis: prinsip akuntansi yang
mengharuskan pengakuan biaya dan
pendapatan pada saat terjadinya
• Accrual basis: prinsip akuntansi yang
membolehkan pengakuan biaya dan
pendapatan didistribusikan pada beberapa
periode
Accrual Basis dan Cash Basis
• Pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian
(bukan pada saat kas diterima atau dibayar)
• Penghitungan pendapatan untuk tujuan
pembagian hasil usaha menggunakan dasar
kas
• Akrual pendapatan  hanya pendapatan atas
aktiva produktif performing
Akuntansi Bank Syariah
• Landasan Syariah
• Acuan Akuntansi Bank Syariah (PSAK)
• Tujuan dan Persamaan Akuntansi Bank Syariah
• Neraca Bank Syariah
Landasan Syariah
• Al Qur’an Surat AlBaqarah: 282
• Al Qur’an Surat An Nisa: 58
• Al Qur’an Surat An Nisa: 135
• Al Qur’an Surat An-Nahl: 90
• Al Qur’an Surat Muthaffifin: 1-3
• Al Qur’an Surat Al-Isra: 35
DEBT CONTRACT
O W N EAND
RSHACCOUNTING
IP
DEBT CONTRACT
O W N EAND
RSHACCOUNTING
IP
Landasan Syariah
• Al Hadits
1. “…mereka yang mengurangi takaran dan
timbangan, mereka akan dikurangi rizki
beberapa tahun dan akan mengalami
kesempitan hidup dan akan lahir
pemerintahan yang kejam…” (H.R. Al-
Baihaqi)
2. “barangsiapa menipu kami ia bukan golongan
kami” (H.R. Muslim)
Acuan Akuntansi Bank
Syariah (PSAK)
• PSAK Umum (1 – 99)
• PSAK Syariah
1. KDPPLKS
2. PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
3. PSAK 102: Akuntansi Murabahah
4. PSAK 103: Akuntansi Salam
5. PSAK 104: Akuntansi Istishna’
6. PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
7. PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
8. PSAK 107: Akuntansi Ijarah
Acuan Akuntansi Bank
Syariah (PSAK)
• PSAK Umum (1 – 99)
• PSAK Syariah
1. KDPPLKS
2. PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan
3. PSAK 102: Akuntansi Murabahah
4. PSAK 103: Akuntansi Salam
5. PSAK 104: Akuntansi Istishna’
6. PSAK 105: Akuntansi Mudharabah
7. PSAK 106: Akuntansi Musyarakah
8. PSAK 107: Akuntansi Ijarah
Aspek yang terkait dengan transaksi syariah dan pemakai
laporan keuangan syariah
Paradigma transaksi syariah
Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma bahwa alam semesta diciptakan oleh tuhan sebagai amanah
(kepercayaan Ilahi) dan sarana kebahagian hidup bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan
hakiki secara material dan spritual (falah).

Prinsip Persaudaraan berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan


bentuk interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk
kemanfaatan secara umum dengan semangat tolong – menolong.
Azas transaksi syariah Prinsip Keadilan mengandung arti menempatkan sesuatu pada tempatnya
Transaksi syariah berdasarkan prinsip dan memberikan sesuatu pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu
sesuai porsinya.
 Persaudaraan (ukhuwah)
 Keadilan (‘adalah) Prinsip Kemaslahatan berarti bahwa transaksi syariah haruslah
merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi
 Kemashlahatan (maslahah) dan ukhrawi material dan spritual serta individu dan kolektif.
 Keseimbangan (tawazun)
Prinsip Keseimbangan maksudnya adalah transaksi harus memperhatikan
 Universalisme (syamuliah) keseimbangan aspek material dan spritual, aspek privat dan publik, sektor
keuangan dan riil, bisnis dan sosial dan aspek pemanfaatan.
Prinsip Universalisme artinya transaksi syariah dapat dilakukan oleh,
dengan dan untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa
membedakan suku, agama, ras dan golongan.
Karakteristik transaksi syariah
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial maupun
aktivitas sosial yang bersifat non komersial.

Transaksi syariah komersial dapat Transaksi syariah non komersial


berupa investasi untuk mendapat- dapat berupa pemberian pinjaman
kan bagi hasil, jual beli barang, atau talangan (qardh), penghimpunan
Untuk mendapatkan laba atau dan penyaluran dana sosial, seperti
pemberian jasa dengan imbalan. zakat, infaq, sedekah, wakaf dan hibah.
Tujuan Akuntansi
Bank Syariah
• Menentukan hak dan kewajiban pihak terkait,
termasuk hak dan kewajiban dari transaksi yang belum
selesai dan atau kegiatan ekonomi lain, sesuai dengan
prinsip syariah yang berlandaskan konsep kejujuran,
keadilan, kebijakan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai
bisnis Islami
• Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat
bagi para pemakai laporan dalam pengambilan
keputusan; dan
• Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
dalam semua transaksi dan kegiatan usaha
Persamaan Akuntansi
Bank Syariah (Neraca)
Dana
Asset Liability Syirkah Equity
Temporer

Jurnal  jika bertambah (+) maka di….


Debit Credit
Persamaan Akuntansi Bank
Syariah
Dana
Asset Liability Syirkah Equity
Temporer

Jika bertambah (+) maka di….


Debit Credit Pendapatan
(Revenue)
Menambah
Beban Investasi
(Expenses) Pemilik
(Saham)
Mengurangi
Prive
Dividend
Persamaan Akuntansi Bank
Syariah (Laba Rugi)
Funds
Profit revenue- Non
Funds Expense
/Loss Revenue
Sharing Revenue

Kredit Debit
Aplikasi Akuntansi Bank Syariah
dalam Laporan Keuangan
Akuntansi Penghimpunan Dana

• Wadi’ah
• Mudharabah-Tabungan
• Mudharabah-Deposito
Akuntansi
Penghimpunan Dana-Wadi’ah
• Setor Tunai
Dr. Kas 1,000,000
Cr. Giro/Tab 1,000,000
• Tarik Tunai/ ATM
Dr. Giro/Tab 300,000
Cr. Kas/Kas ATM 300,000
• Pindah Buku
Dr. Giro 500,000
Cr. Tab 500,000
• Pemberian Bonus oleh Bank
Dr. Beban Bonus Wadi’ah 100,000
Cr. Giro/Tab 80,000
Cr. Pajak (20%) 20,000
Akuntansi Penghimpunan Dana-
Tabungan Mudharabah
• Setor Tunai
Dr. Kas 1,000,000
Cr. Giro/Tab 1,000,000
• Tarik Tunai/ ATM
Dr. Giro/Tab 300,000
Cr. Kas/Kas ATM 300,000
• Pindah Buku
Dr. 500,000
Cr. Tab 500,000
• Proses Profit Distribution (Akrual)
Dr. Profit Distr-Tab MDB 10,000,000
Cr. Bagi Hasil Tab MDB TADIB 10,000,000
• Pemberian Bonus oleh Bank
Dr. Bagi Hasil Tab MDB YADIB 100,000
Cr. Giro/Tab 80,000
Cr. Pajak (20%) 20,000
Akuntansi Penghimpunan Dana-
Deposito Mudharabah
• Pembentukan Kontrak
Dr. Kas/ Rek Nasabah 1,000,000
Cr. Kontrak Dep Mudharabah 1,000,000
• Proses Profit Distribution (Akrual)
Dr. Profit Distr-Tab MDB 10,000,000
Cr. Bagi Hasil Tab MDB TADIB 10,000,000
• Penutupan Kontrak dan Pembayaran Bagi Hasil
Dr. Bagi Hasil Dep MDB YADIM 100,000
Cr. Kas/ Rek Nasabah 80,000
Cr. Pajak (20%) 20,000
Dr. Kontrak Dep Mudharabah 2,000,000
Cr. Kas/ Rek Nasabah 2,000,000
Soal Penghimpunan Dana
Tanggal Transaksi

1 Sept 20XB Bank Murni Syariah (BMS) menerima setoran atas nama Sdr.
Donal sebesar Rp 20.000.000 sebagai investasi deposito
mudharabah untuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 60
untuk nasabah dan 40 untuk BSM.
25 Sept berdasarkan perhitungan distribusi pendapatan beban bagi hasil
20XB yang akan dibayar untuk kelompok deposito mudharabah adalah
sebesar Rp 35.000.000.
1 Okt 20XB dibayarkan bagi hasil deposito mudharabah kepada Sdr. Donal
sebesar Rp 80.000 dan atas pembayaran tersebut dipotong
sebesar pajak 20%. Pembayaran bagi hasil dilakukan ke rekening
tabungan mudharabah atas nama pemilik yang sama.
1 Okt 20XB Sdr. Donal mencairkan secara tunai deposito mudharabahnya
Soal Penghimpunan Dana
5 Jan 20XA Bank Murni Syariah (BMS) cabang Bogor menerima setoran tunai
pembukaan tabungan wadiah atas nama Gina sebesar Rp
55.000.000,-.
6 Jan 20XA Gina menarik cek untuk mencairkan dananya secara tunai sebesar
Rp18.000.000
7 Jan 20XA Gina mentransfer sejumlah dana ke rekening Daniel nasabah tabungan
BMS cabang Jakarta sebesar Rp7.000.000,-
10 Jan 20XA Gina menerima transfer dari BMS cabang Yogya sebesar Rp 5.000.000
untuk rekening tabungan Gina.
15 Jan 20XA Gina menstranfer untuk pembayaran pembelian sebuah mesin kepada PT
Andrizal Jaya nasabah giro Bank Berkah Syariah (BBS) sebesar Rp
15.000.000.
20 Jan 20XA Gina menerima transfer dari BMS cabang Solo sebesar Rp 5.000.000.
25 Jan 20XA Gina menerima transfer dari BMS cabang Yogya sebesar Rp 12.000.000
untuk rekening tabungan Gina.
31 Jan 20XA Gina menerima bonus tabungan wadiah dari BMS sebesar Rp35.000,-
31 Jan 20XA dipotong tabungan Gina untuk administrasi sebesar Rp 10.000 dan pajak
sebesar Rp 7.000.
Akuntansi Penyaluran Dana
• Murabahah
• Salam-Salam Pararel
• Istishna’
• Ijarah-Ijarah Muntahiyyah Bit Tamlik
• Musyarakah
• Mudharabah
Definisi

Murabahah adalah akad jual beli


barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (marjin)
yang disepakati oleh penjual dan
pembeli.

Penjual
&
Pembeli
Rukun Transaksi Murabahah

1. Transaktor 2. Objek
3. Ijab & Kabul
(Pihak yg bertransaksi) Murabahah

Penjual Pihak yg
& bertransa
Barang yg
Pembeli ksi
diperjualbelikan
Transaksi Murabahah
dapat dilakukan dengan:
1. Murabahah tanpa pesanan
Bank bertindak sebagai penjual barang yang
diperolehnya tanpa adanya pesanan terlebih
dahulu dari nasabah
2. Murabahah berdasarkan pesanan

Membeli Setelah NASABAH


BARANG
(pemesan)
BANK
Alur Transaksi Murabahah

1. Negosiasi

2. Akad
Murabahah
Bank
Nasabah
Syariah 6. Bayar (Pembeli)
(Penjual)

5. Kirim Dokumen

Pemasok
3. Beli Barang 4. Kirim Barang
Akuntansi Penyaluran Dana-
Murabahah
• Bank Syariah Memberi Kuasa Kepada Nasabah
Dr. Piutang Wakalah 50,000,000
Cr. Rek Nasabah/ Rek Supplier 50,000,000
• Pembelian Barang oleh Bank
Dr. Asset Murabahah 50,000,000
Cr. Piutang Wakalah 50,000,000
• Penjualan Barang Kepada Nasabah
Dr. Piutang Murabahah 60,000,000
Cr. Asset Murabahah 50,000,000
Cr. Margin MRB Ditangguhkan 10,000,000
• Proses Profit Distribution (Akrual)
Dr. Piutang Jatuh Tempo 60,000,000
Cr. Piutang Murabahah 60,000,000
Dr. Margin MRB Ditangguhkan 10,000,000
Cr. Pendapatan Margin MRB-Accrue 10,000,000
• Pembayaran Jatuh Tempo
Dr. Rek Nasabah 60,000,000
Dr. Pendaptan Margin MRB-Accrue 10,000,000
Cr. Pendapatan Margin MRB-Cash 10,000,000
Cr. Piutang Jatuh Tempo 60,000,000
Akuntansi Penyaluran Dana-
Murabahah
Potongan Harga Pembelian (Diskon)
 Apabila dalam transaksi murabahah mendapatkan
diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah
harga setelah diskon, karena diskon adalah hak
nasabah
 Jika diskon terjadi setelah akad, pembagian diskon
dilakukan berdasarkan perjanjian (persetujuan)
yang dimuat dalam akad
 Dalam akad, pembagian diskon setelah akad harus
diperjanjikan
 Porsi potongan harga yang menjadi milik bank
dapat diakui sebagai pendapatan operasi lainnya
Akuntansi Penyaluran Dana-
Murabahah
Potongan Pelunasan Dini, dapat dilakukan dengan dua metode
1. Pada saat penyelesaian, bank akan mengurangi piutang murabahah
dan keuntungan murabahah
Dr. kas/rekening
Dr. Margin murabahah ditangguhkan
Cr. Piutang murabahah
Cr. Pendapatan margin murabahah
2. Setelah penyelesaian, bank terlebih dahulu menerima pelunasan
piutang murabahah dari nasabah, kemudian membayar potongan
pelunasan dini kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan
murabahah
Dr. Kas/ Rekening
Cr. Piutang murabahah
Dr. Margin murabahah ditangguhkan
Cr. Pendapatan margin murabahah
Dr. Beban Operasional-Potongan Pelunasan dini Murabahah
Cr. Kas/Rekening
Penyajian Transaksi Murabahah di Laporan
keuangan

• Rekening nasabah
• Piutang murabahah, piutang murabahah jatuh
tempo dan marjin yg ditangguhkan
• Persediaan aset murabahah
• Pendapatan marjin murabahah akrual dan
pendapatan marjin murabahah kas
Transaksi jual beli murabahah
Pada tgl 5 januari 20xA PT Haniya melakukan
negosiasi dgn Bank Murni Syariah untuk memperoleh
fasilitas Murabahah dgn pesanan utk pembelian
kendaraan sebuah mobil dgn rencana sbb:
• Harga Barang Rp 100 juta
• Uang muka Rp 10 juta (10% dari harga barang)
• Pembiayaan oleh bank Rp 90 juta
• Margin Rp 18 juta (20% dari pembiayaan oleh bank)
• Harga jual Rp 118 juta (harga barang plus margin)
• Jumlah bulan angsuran 24 bulan
• Biaya administrasi 1 % dari pembiayaan oleh bank
1. Perhitungan jumlah cicilan perbulan
Perhitungan cicilan dapat dilakukan dgn rumus sbb:
Cicilan perbulan = Total Piutang ― Uang Muka
Jumlah Bulan Pelunasan
Misalkan dgn menggunakan data murabahah dgn pesanan
diatas (Total Piutang Rp 118 jt, Uang Muka Rp 10 jt, Jangka
Waktu 24 bulan) maka:
Cicilan perbulan = Tot. Piutang ― Uang Muka
Jumlah bln pelunasan
= Rp 118.000.000 ― Rp 10.000.000
24
= Rp 108.000.000
24
= Rp 4.500.000
Pendapatan marjin perbulan = Piut. Murabahah jth tempo perbln /
Tot. Piutang bersih X MYD (Marjin Yg
Ditangguhkan)

Pendapatan marjin per bln = Rp 4.500.000 / Rp 108.000.000 X


Rp.18.000.000
= Rp 750.000

Jika pd jumlah cicilan per bulan sebesar Rp 4.500.000


mengandung marjin sebesar Rp 750.000 maka pokok
piutang yg terlunasi adalah Rp 3.750.000 (cicilan
dikurangi marjin)
Soal Murabahah
Pada tanggal 1 Maret 20XA PT. KEMAL SEJAHTERA melakukan negosiasi dengan
BPRS RIDHO ILAHI untuk memperoleh fasilitas Murabahah dengan pesanan
untuk 1set server seharga Rp 80.000.000 dengan rencana sebagai berikut:

Harga Total Barang Rp 80.000.000,00


Uang muka Rp 20.000.000,00
Pembiayaan oleh BPRS Rp 60.000.000,00
Margin Rp 7.375.570,25
Harga jual Rp 87.375.570,25 (harga barang plus margin)
Jumlah bulan angsuran 18 Bulan
Biaya administrasi 0,5 % dari pembiayaan oleh BPRS
Diminta :
• Hitunglah angsuran per bulan yang mesti dibayar oleh PT KEMAL SEJAHTERA
• Hitunglah persentase keuntungan dari total piutang.
• Hitunglah besar margin dan pokok piutang dalam setiap angsuran perbulan
yang dibayar oleh PT KEMAL SEJAHTERA jika menggunakan metode
proporsional.
Soal Murabahah
• Dengan menggunakan data pada kasus di atas, buatlah jurnal untuk
transaksi berikut:
• Tanggal 3 Maret 20XA, PT. KEMAL SEJAHTERA menyerahkan uang muka
sebesar Rp 20.000.000 kepada BPRS
• tanggal 8 Maret 20XA, Untuk keperluan transaksi murabahah dengan
PT. KEMAL SEJAHTERA, BPRS melakukan pembelian barang pesanan PT.
KEMAL SEJAHTERA kepada pemasok senilai Rp 80.000.000 secara
tunai. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
• Tanggal 10 Maret, akad jual beli murabahah disepakati antara Bank dan
PT. KEMAL SEJAHTERA. Pada saat itu Bank langsung menyerahkan satu
set server kepada PT. KEMAL SEJAHTERA.
• Pada tanggal akad, uang muka yang sebelumnya sudah diterima oleh
BPRS diakui sebagai pengurang piutang murabahah.
• Pada tanggal akad, nasabah dikenakan biaya administrasi sebesar 0,5%
dari pembiayaan oleh BPRS
Soal Murabahah
• Tanggal 10 April 20XA, saat jatuh tempo angsuran pertama nasabah
membayar sebesar Rp 3,743,087.24
• Pada pembayaran bulan Mei, hingga tanggal jatuh tempo angsuran
kedua, BPRS belum menerima pembayaran angsuran dari PT KEMAL
SEJAHTERA. Pembayaran angsuran baru dilakukan oleh nasabah pada
tanggal 20 Mei, sebesar Rp3,743,087.24 melalui debet rekening.
• Tanggal 10 Juni (tanggal jatuh tempo angsuran ketiga), ketika BPRS
hendak mendebit rekening nasabah, didapati tidak terdapat dana yang
cukup di rekening PT KEMAL SEJAHTERA untuk membayar angsuran
bulan April. Saldo rekening yang tersedia hanya Rp 1.025.000 dan BPRS
mendebit rekening sebesar Rp 1.000.000.
• tanggal 15 Juni, PT KEMAL SEJAHTERA membayar kekurangan
pembayaran angsurannya sebesar 2,743,087.24.
Soal Murabahah
• Hingga tanggal 10 Juli PT. KEMAL SEJAHTERA tidak memenuhi
kewajiban pembayaran angsurannya untuk bukan Juni.
• PT. KEMAL SEJAHTERA baru membayar kewajibannya pada tanggal 5
Agustus 20XA. Karena ketidakdisiplinan PT. KEMAL SEJAHTERA
tersebut, BPRS mengenakan denda sebagaimana yang telah disepakati
dalam akad yaitu sebesar 10% dari total pendapatan margin akrual
yang tertunggak. PT. KEMAL SEJAHTERA mengakui ketidakdisiplinannya
dan bersedia membayarnya. Semua pembayaran dilakukan pada
tanggal 5 Agustus 20XA
• Tanggal 10 Agustus 20XA, PT KEMAL SEJAHTERA bermaksud melunasi
sisa kewajibannya dengan nilai buku Rp 52.403.221,30 yang terdiri atas
pokok pembiayaan sebesar Rp 46.666.666,66 dan margin yang
ditangguhkan sebesar Rp 5.736.554,64 Disepakati pada saat pelunasan
bahwa potongan pelunasan akan diberikan sebesar 80% dari sisa
margin murabahah yang masih ditangguhkan.
DEFINISI TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

• Bai’ as salam atau biasa disebut dengan salam,


merupakan pembelian barang yang pembayarannya
dilunasi di muka sedangkan penyerahan barang dilakukan
di kemudian hari.
• Akad salam ini digunakan untuk memfasilitasi pembelian
suatu barang (biasanya barang hasil pertanian) yang
memerlukan waktu untuk memproduksinya.
• Salam paralel merupakan jual beli barang yang
melibatkan dua transaksi salam, dalam hal ini transaksi
salam pertama dilakukan dilakukan antara nasabah
dengan bank, sedang transaksi salam kedua dilakukan
antara bank dengan petani atau pemasok.
ALUR TRANSAKSI SALAM DAN SALAM PARALEL

• 5Bank Syariah
sebagai 1. Negosiasi
Penjual dan Akad
(muslam ilaih) Salam Nasabah
pada salam 1 sebagai
dan Pembeli Pembeli
(Muslim) pada 2. bayar (Muslim)
salam 2
6. Kirim
dokumen

4. Bayar
PEMASOK
[5]
3. Negosiasi & Kirim barang
akad salam
Akuntansi Penyaluran Dana-
Salam, Salam Pararel
• Penerimaan Dana dari Ultimate Buyer
Dr. Rek Ultimate Buyer 50,000,000
Cr. Hutang Salam 50,000,000
• Penyerahan modal salam kepada Ultimate Seller (sebagian Aset)
Dr. Piutang Salam 40,000,000
Cr. Rek Ultimate seller 30,000,000
Cr. Asset Salam 9,500,000
Cr. Pendapatan Penyerahan Asset Salam 500,000
• Pembelian Saprotan dari Ultimate Seller (Bank membeli langsung)
Dr. Asset Salam 9,500,000
Cr. Rek Ultimate Seller 9,500,000
• Ultimate Seller menyerahkan barang sesuai pesanan
Dr. Asset Salam 40,000,000
Cr. Piutang Salam 40,000,000
• Penyerahan Barang kepada Utimate Buyer
Dr. Hutang Salam 50,000,000
Cr. Asset Salam 40,000,000
Cr. Pendapatan Salam 10,000,000
Soal Kasus: Akuntansi Penyaluran Dana-
Salam, Salam Pararel
• PT. Minang Indah, membutuhkan 10 ton Beras
Solok untuk keperluan ekspor 6 bulan yang akan
datang. Pada tanggal 10 Januari 20XB, PT. Minang
Indah melakukan pembelian beras dengan skema
salam kepada sebuah bank syariah. Adapun
informasi tentang pembelian tersebut adalah
sebagai berikut:
• Spesifikasi barang: Beras Solok kualitas super
• Kuantitas : 10 ton
• Harga : Rp 100.000.000 ( Rp 10.000.000 per ton)
• Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 5
ton (12 April dan 12 Juli 20XB)
• Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
Soal Kasus: Akuntansi Penyaluran Dana-
Salam, Salam Pararel
Untuk pengadaan produk salam sebagaimana diinginkan oleh PT. Minang
Indah, bank syariah selanjutnya pada tanggal 12 Januari 20XB
mengadakan transaksi salam dengan petani yang bergabung dalam KUD
Talawi Jaya dengan kesepakatan sebagai berikut:
• Spesifikasi barang : Beras Rajalele kualitas super
• Kuantitas : 10 ton
• Harga : Rp 95.000.000 ( Rp 9.500.000 per ton)
• Penyerahan modal : uang tunai sejumlah Rp 65.000.000, peralatan
pertanian senilai Rp30.000.000
• Waktu penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 5 ton (12
April dan 12 Juli 20XB)
• Agunan : tanah dan kendaraan senilai Rp 50.000.000
• Syarat pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
• Denda kegagalan penyerahan karena kelalaian atau kesengajaan: 10%
dari nilai produk yang belum diserahkan.
Soal Kasus: Akuntansi Penyaluran Dana-
Salam, Salam Pararel
Buatlah jurnal untuk transaksi berikut:
• Tanggal 10 Januari 20XB, pada saat bank syariah melakukan akad salam
dengan PT. Minang Indah dan menerima dana salam.
• Tanggal 12 Januari 20XB, bank syariah menyerahkan modal berupa uang
tunai sebesar Rp 650.000.000,- ke rekening KUD. Talawi Jaya dan aset
salam berupa peralatan pertanian nilai buku sebesar Rp 30.000.000,
(harga perolehan Rp 30.000.000 dan akumulasi penyusutan Rp 0)
• Tanggal 12 April 20XB KUD. Talawi Jaya menyerahkan 5 ton Beras Solok
sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian salam. Adapun nilai wajar
produk tersebut pada saat penyerahan sama dengan nilai kontrak yaitu
Rp 47.500.000 (5 ton x Rp 9.500.000 per ton).
• Tanggal 12 April 20XB bank langsung mengirim produk salam ke gudang
milik PT. Minang Indah pada kuantitas dan kualitas sesuai kesepakatan.
• Tanggal 12 Juli 20XB, KUD Talawi Jaya menyerahkan 5 ton Beras Solok
tahap kedua sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian salam.
• Tanggal 12 Juli 20XB menyerahkan 5 ton Beras Solok pada PT PT. Minang
Indah pada kuantitas dan kualitas sesuai kesepakatan.
DEFINISI DAN PENGGUNAAN ISTISHNA’

► Bai ‘ al istishna ‘ atau disebut dengan istishna’, merupakan


kontrak jual beli dalam bentuk pembuatan barang tertentu
dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan ( pembeli, mustahni’ ) dan penjual ( pembuat, shani’ )

► Barang yang diperjualbelikan biasanya adalah barang


manufaktur, adapun dalam hal pembayaran, transaksi istishna’
dapat dilakukan di muka, melalui cicilan atau ditangguhkan
sampai suatu waktu pada masa yang akan datang.

► Penggunaan akad istishna’ oleh bank syariah diindonesia


relatif masih minim.
Akuntansi Penyaluran Dana-Istishna’
Perbedaan Salam & Istishna
Subjek Salam Istishna Aturan & Keterangan

Pokok Muslam fiih Mashnu’ Barang ditangguhkan dengan


Kontrak spesifikasi
Harga Dibayar saat Bisa saat Cara penyelesaian pembayaran
kontrak kontrak, bisa pembayaran merupakan perbedaan
diangsur utama antara salam dan istishna
kemudian hari
Sifat Kontrak Mengikat Mengikat secara Salam mengikat semua pihak sejak
secara asli( ikutan (taba’i) semula, sedangkan istishna menjadi
Thabi’) pengikat untuk melindungi produsen
sehinggan tidak ditinggalkan begitu
saja oleh konsumen secara tidak
bertanggung jawab
Kontrak Salam Pararel Istishna Pararel Baik salam pararel maupun istishna
Pararel pararel sah asalkan kedua kontrak
secara hukum adalah terpisah
ALUR TRANSAKSI ISTISHANA’ PARALEL

1.Negosiasi,
Pesan barang
Bank Syariah
Dan akad Nasabah
Sebagai penjual
Istishna’ sebagai
( shani’ 1dan
Pembeli
Pembeli
( mustashni )
( mustashni’ )
Pada istishna’ 2 9. Pelunasan pembayaran

4.Kirim tagihan penyelesaian barang

8.Kirim dokumen pengiriman


5.bayar
7.Kirim
barang
Pemasok 3. Buat barang
( shani’ )
1.Negosiasi,
Pesan barang
Dan akad
Istishna’
Cakupan Standar Akuntansi Istishna’Paralel

► Akuntansi istishna’ diatur dalam Pernyataan Standar Keuangan


( PSAK ) no 104 tentang istishna’.terkait dengan pengakuan
dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang
penyatuan dan segmentasi akad, pendapatan istishna’ dan
istishna’ parale, istishna’dengan pembayaran tangguh, biaya
perolehan istishna’, penyelesaian awal pengakuan taksiran
rugi, perubahan pesanan dan tagihan.
Akuntansi Penyaluran Dana-Istishna’
Istishna-Pembayaran Dimuka
• Penerimaan Dana dari Ultimate Buyer
Dr. Rek Ultimate Buyer 50,000,000
Cr. Hutang Istishna 50,000,000
• Penyerahan Dana kepada Ultimate Seller (sebagian aset)
Dr. Aktiva Istishna dlm penyelesaian40,000,000
Cr. Rek Ultimate seller 30,000,000
Cr. Asset Istishna 9,500,000
Cr. Pendapatan Penyerahan Asset Istishna 500,000
• Penerimaan barang pesanan dari Ultimate Seller
Dr. Asset Istishna 40,000,000
Cr. Aktiva istishna dalam penyelesaian 40,000,000
• Penyerahan barang kepada Ultimate Buyer
Dr. Hutang Istishna 50,000,000
Cr. Aset Istishna 40,000,000
Cr. Keuntungan Istishna 10,000,000
Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’

Transaksi Istishna’ Pertama


Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr.
Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas 100 m2
khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik.
Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi Bank Berkah Syariah
untuk menyediakan bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkannya. Setelah serangkaian negosiasi beserta kegiatan
survey untuk menghasilkan desain bangunan yang akan dijadikan
acuan spesifikasi barang, pada tanggal 10 Februari 20XA
ditandatanganilah akad transaksi istishna’ pengadaan bangunan
untuk rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr. Ursila dengan
Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut:
Harga Bangunan : Rp 150.000.000
Lama penyelesaian : 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)
Mekanisme panagihan : 5 termin sebesar Rp 30.000.0000 per
termin mulai tanggal 10 Agustus
Mekanisme pembayaran : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan

Transaksi Istishna’ Kedua


Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada
tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada
kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai
berikut:
Harga Bangunan : Rp 130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)
Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat
penyelesaian 20%, 50% dan 100%.
Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan
dari kontraktor.
Penjurnalan Transaksi Istishna’

A.Transaksi biaya prakad ( Bank sebagai penjual )

misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan survey dan


pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan
spesifkasi barang, bank Berkah syariah telah mengeluarkan kas
hingga Rp 2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah
sbb :

Tanggal Rekening Debit Kredit


5/2/XA Db.Bbn praakad yang ditangguhkan 2.000.000
Kr.Kas 2.000.000
B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank sebagai
Penjual)

Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi


istishna’ jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal
pengakuan beban prakaad menjadi biaya istishna’ adalah sebagai
berikut:
Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Kredit ( Rp )

10/2/XA Db. Biaya istishna’ 2.000.000


Kr. Beban praakad yg ditangguhkan 2.000.000
C. Pembuatan akad istishna’ paralel dengan pembuat barang
( Bank Sebagai Pembeli )

● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya


perolehan istishna’ paralel terdiri dari :

► biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau


kontraktor kepada entitas

► biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya


akad dan prakad; dan

► semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat


memenuhi kewajibannya , jika ada
Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual (pembuat)
barang istishna’
Dalam kasus di atas, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran
dilakukan dalam tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan
100%. Misalkan dalam perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin
tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut:

No. Termin Tingkat Tanggal Tanggal Tanggal Jumlah


penyelesai penagihan penagihan Pembayar Pembayaran
an kontraktor kontraktor -an
I 20% 1 April 26.000.0000 8 April 26.000.0000

II 50% 15 Mei 39.000.0000 22 Mei 39.000.0000

III 100% 25 Juni 65.000.0000 2 Juli 65.000.0000


Lanjutan ………

Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan 20%


pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar Rp
26.000.000 (20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah.
Jurnal pengakuan penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah
sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debit ( Rp ) Debit ( Rp )

1/4/XA Db. Aset istishna dalam penyelesaian 26.000.0000


Kr. Hutang Istishna 26.000.000
Lanjutan ………

Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan
pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi
tersebut adalah sebagai berikut:

Debit Kredit
Tanggal Rekening
(Rp) (Rp)
15/5/XA Db. Aset istishna dalam 39.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’ 39.000.000*
*(50%-20%) x Rp
130.000.000 = Rp
39.000.000

22/5/XA Db. Hutang istishna’ – 39.000.000


pembuat barang
Kr. Kas/rekening 39.000.000
nasabah pemasok
Lanjutan ………

Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan


pada tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai
berikut:

Debit Kredit
Tanggal Rekening
(Rp) (Rp)
25/6/XA Db. Aset istishna dalam 65.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’ 65.000.000*
*(100%-50%) x Rp
130.000.000 = Rp 65.000.000

2/7/XA Db. Hutang istishna’ – pembuat 65.000.000


barang
Kr. Kas/rekening nasabah 65.000.000
pemasok
E. Pengakuan Pendapatan istishna’
● Berdasarkan PSAK no 104 Paragraf 18 disebutkan bahwa jika metode prosentae
penyelesaian digunakan, maka :

► bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut, diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang
bersangkutan

► bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan


ditambahkan kepada aest istishna dalam penyelesaian ; dan

► pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tesebut
F. Penagihan Piutang Istishna’ Pembeli

Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada pembeli akhir
dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang sama yaitu Rp 30.000.000,
setiap tanggal 10 mulai bulan Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5
kali penagihan piutang istishna’ kepada pembeli dan penerimaan
pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut.

Tangaal Rekening Debit ( Rp ) Kedit ( Rp )


10/8/XA Db. Piutang istishna’ 30.000.000
Kr. Termin Istishna’ 30.000.000
* Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp
30.000.000 per termin
( F ) Penerimaan Pembayaran Piutang Istishna’ dari Pembeli

► Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan setelah menerima tagihan


istishna dari bank. Oleh karena termin istishna’ merupakan pos lawan dari piutang
istishna’, maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual perlu
menutup termin istishna’.

Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3 hari
setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka jurnal untuk mengakui
setiap penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

13/8/XA Db. Kas/rekening nasabah 30.000.000


pembeli istishna
Kr. Piutang Istishna’ 30.000.000

Db. Termin Istishna’ 30.000.000


Kr. Aset istishna’ dalam 30.000.000
penyelesaian
( G ) Variasi Transaksi dan Kebijakan akuntansi

● g.1.Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai


Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa pada metode akad selesai melekat
beberapa ketentuan berikut :
1. Tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:

2. Tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:

3. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam penyelesaian sampai
dengan pekerjaan tersebut selsai: dan

4. Pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan keuntungan dilakukan hanya
pada saat penyelasaian pekerjaan.
g.2. Pembayaran dengan cara tangguh

● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan metode persentase


penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun
setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:

a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’


dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian; dan

b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Proporsional
yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi
Murabahah
PENYAJIAN

● Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna’ dan
istishna’ paralel antara lain :

a. Piutang istishna’, yang timbul kaena pemberian modal usaha istishna’ oleh bank
syariah

b. Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
transaksi istishna’, Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna’,

c. Hutang Istishna’, timbul bank menjadi penjual barang istishna’ yang dipesan
olehnasabah pembeli
PENGUNGKAPAN

● Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna’
dan istishna paralel antara lain :

1. Rincian piutang istishna’ dan hutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu,


jenis valuta, kualitas piutang dan penyisihankerugian piutang Istishna’,

2. Piutang istishna’ dan hutang istishna’ kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki
hubungan istimewa

3. Besarnya modal usaha istishna’, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain

4. Jenis dan kuantitas barang pesanan.


SOAL ISTISHNA’
Pada tanggal 5 Maret 20XA sebuah bank syariah mendapat pesanan dari
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan kontrak istishna’ untuk
pembelian 10 unit rumah untuk karyawannya dengan total nilai kontrak Rp
600.000.000, dengan spesifikasi luas bangunan 75m2 bahan batu bata dan kayu
bengkire.
• Lama penyelesaian: 5 bulan (paling lambat tanggal 5 Agustus)
• Mekanisme panagihan : 3 termin sebesar Rp 200.000.0000 per termin mulai
tanggal 5 Agustus
• Mekanisme pembayaran : setiap 10 hari setelah tanggal penagihan
• Untuk pengadaan rumah tersebut, pada tanggal 10 Maret bank bekerjasama
dengan PT. Mentari Prima Karsa dengan menggunakan kontrak istishna’ dengan
nilai kontrak Rp 560.000.000 untuk 10 unit rumah.
• Lama penyelesaian : 4 bulan 20 hari (paling lambat tanggal 30 Juli)
• Mekanisme penagihan kontraktor : dua termin pada saat penyelesaian 50%
dan 100%.
• Mekanisme pembayaran oleh bank : dibayar tunai 5 hari setelah tanggal
tagihan dari kontraktor.
SOAL ISTISHNA’

• tanggal 2 Maret 20XA, untuk keperluan survey dan


pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan
spesifikasi barang, Bank Syariah telah mengeluarkan kas
hingga Rp 5.000.000. Jurnal untuk mengakui transaksi ini
adalah sebagai berikut:
• Tanggal 5 Maret 20XA disepakati akad transaksi istishna
pembuatan 10 unit rumah antara bank syariah dengan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Saat akad, beban
praakad diakui sebagai biaya istishna’
• Tanggal 20 Mei, PT. Mentari Prima Karsa menyelesaikan 50%
pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama
sebesar Rp 280.000.000 (50% x Rp 560.000.000) kepada Bank
Syariah.
• Diakui pendapatan istishna’ saat penyelesaian 50%
SOAL ISTISHNA’

• Tanggal 25 Mei 20XA, Bank Syariah membayar tagihan PT


Mentari Prima Karsa sebesar yang ditagihkan
• Tanggal 30 Juli, PT. Mentari Prima Karsa menyelesaikan 100%
pembangunan dan menagih pembayaran termin kedua
sebesar Rp 280.000.000 kepada Bank Syariah.
• Diakui pendapatan istishna’ saat penyelesaian 100%
• Tanggal 4 Agustus 20XA, Bank Syariah membayar tagihan PT
Mentari Prima Karsa sebesar yang ditagihkan.
• Tanggal 5 Agustus 20XA bank syariah melakukan penagihan
termin pertama pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
sebesar Rp 200.000.000.
• Tanggal 15 Agustus 20XA Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta membayar tagihan istishna’ termin pertama
sebesar Rp 200.000.000.
SOAL ISTISHNA’

• Tanggal 5 September 20XA bank syariah melakukan penagihan


termin kedua pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
sebesar Rp 200.000.000.
• Tanggal 15 September 20XA Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta membayar tagihan istishna’ termin kedua sebesar
Rp 200.000.000.
• Tanggal 5 Oktober 20XA bank syariah melakukan penagihan
termin ketiga pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
sebesar Rp 200.000.000.
• Tanggal 15 Oktober 20XA Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta membayar tagihan istishna’ termin ketiga sebesar
Rp 200.000.000.

Akuntansi Penyaluran Dana-Ijarah
Ijarah Muntahiyyah Bit Tamlik (IMBT)
• Bank Beli Barang dari Seller
Dr. Asset IMBT 100,000,000
Cr. Rek Seller 100,000,000
• Depresiasi
Dr. Biaya Penyusutan 100,000,000
Cr. Asset IMBT 100,000,000
• Menerima Pendapatan Sewa
Dr. Rek Nasabah (sebagai Penyewa) 140,000,000
Cr. Pendapatan Sewa IMBT 140,000,000
• Penjualan Barang kepada Buyer
Dr. Rek Nasabah (Sbg Pembeli) 10,000,000
Cr. Pendapatan Jual IMBT 10,000,000
Akuntansi Penyaluran Dana-
Musyarakah
• Realisasi Pembiayaan
Dr. Pembiyaan Musyarakah 250,000,000
Cr. Rek Nasabah 250,000,000
• Penerimaan Bagi Hasil
Dr. Rek Nasabah 3,750,000
Cr. Pendapatan Musyarakah 3,750,000
• Penyelesaian Kontrak
Dr. Rek Nasabah 250,000,000
Cr. Pembiayaan Musyarakah 250,000,000
Akuntansi Penyaluran Dana-
Mudharabah
• Realisasi Pembiayaan
Dr. Pembiyaan Musyarakah 300,000,000
Cr. Rek Nasabah 300,000,000
• Penerimaan Bagi Hasil
Dr. Rek Nasabah 4,500,000
Cr. Pendapatan Musyarakah 4,500,000
• Penyelesaian Kontrak
Dr. Rek Nasabah 300,000,000
Cr. Pembiayaan Musyarakah 300,000,000
PERHITUNGAN BAGI HASIL
Perhitungan Bagi Hasil
• Prinsip Distribusi Hasil Usaha
• Landasan Sistem Distribusi Hasil Usaha LKS
(Fatwa DSN)
• Landasan Syariah Profit Sharing dan Revenue
Sharing
• Teori Perhitungan Bagi Hasil
• Aplikasi Perhitungan Bagi Hasil
• Studi Kasus Perhitungan Bagi Hasil
Berkaitan dengan perhitungan bagi hasil dari
pendapatan yang diterima, bank syariah dapat
berada dalam dua posisi yang berbeda,
1. Bagi hasil pendapatan antara bank dengan nasabah
dimana bank sebagai mudharib dan nasabah sebagai
sahibul maal,
2. Bagi hasil pendapatan antara bank dengan nasabah
dimana bank sebagai sahibul maal dan nasabah
sebagai mudharib.
Landasan Sistem Distribusi Hasil Usaha
LKS (Fatwa DSN)
• No: 14/DSN-MUI/IX/2000
“Sistem distribusi hasil usaha dalam lembaga
keuangan syariah”
• No: 15/DSN-MUI/IX/2000
“prinsip distribusi hasil usaha dalam lembaga
keuangan syariah
Landasan Sistem Distribusi Hasil Usaha
LKS (Fatwa DSN)
No: 14/DSN-MUI/IX/2000; Sistem distribusi hasil usaha
dalam lembaga keuangan syariah
 pada prinsipnya, LKS boleh menggunakan sistem
accrual basis maupun cash basis dalam administrasi
keuangan
 Dari Segi kemaslahatan (al-aslah), pencatatan
sebaiknya digunakan sistem Accrual basis, akan tetapi
dalam distribusi hasil usaha hendaknya atas dasar
penerimaan yang benar-benar terjadi (cash basis)
 Penetapan sistem yang dipilih harus disepakati dalam
akad
Landasan Sistem Distribusi Hasil Usaha
LKS (Fatwa DSN)
No: 15/DSN-MUI/IX/2000; Sistem Distribusi Hasil
usaha dalam Lembaga Keuangan Syariah
 pada dasarnya LKS boleh menggunakan prinsip
Bagi Hasil (Net Revenue Sharing) maupun Bagi
Untung (Profit Sharing) dalam pembagian hasil
usaha dengan mitra (nasabah)-nya
 Dilihat dari segi kemaslahatan (al-aslah) saat ini
pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan
prinsip bagi hasil (net revenue sharing)
 Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang
dipilih harus disepakati dalam akad
Landasan Syariah Revenue
Sharing
• Syafii: mudharib tidak boleh menggunakan
harta mudharabah sebagai biaya, baiki dalam
keadaan menetap maupun bepergian (di
perjalanan)
• Karena mudharib telah mendapatkan bagian
keuntungan, maka ia tidak berhak
mendapatkan sesuatu (nafkah) dari harta itu
Landasan Syariah Profit
Sharing
• Abu Hanifah, Malik & Zaidiyah: Mudharib dapat
membelanjakan harta mudharabah hanya bila
perdagangannya itu di perjalanan saja baik itu berupa
biaya makan, minum pakaian dsb
• Imam Hambali:
- membolehkan mudharib untuk menafkahkan
sebagian dari harta mudharabah baik dalam keadaan
menetap atau bepergian dengan ijin shahibul maal
- besarnya nafkah yang boleh digunakan adalah nafkah
yang telah dikenal (menurut kebiasaan) para pedagang
dan tidak boleh boros.
Landasan Syariah Bonus
Wadiah
• Imam Malik, Al Laits, Abu Yusuf
jika ia mengembalikan harta, maka
keuntungan tersebut halal walaupun dengan
cara menghasab (menggunakan tanpa izin)
• Abu Hanifah, Zufar, Muhammad bin Al Hasan
mengembalikan pokok harta (yang dititipkan
kepadanya) sedangkan keuntungan
disedekahkan
• Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no 105
paragraf 11 menyatakan bahwa
• “pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan
berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba
• dan jika berdasarkan prinsip bagi hasil, maka dasar
pembagian hasil usaha adalah laba bruto (gross profit)
bukan total pendapatan usaha (omset).
• Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar
pembagian adalah laba neto (net profit) yaitu laba bruto
dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan
dana mudharabah.
Prinsip Distribusi Hasil
 Revenue Sharing
 berdasarkan pendapatan dikurangi dengan Harga Pokok
Pembelian (Gross Profit)
 Profit Sharing
 Berdasarkan keuntungan (Profit), yaitu Gross Profit
dikurangi dengan beban yang terjadi

Bank Syariah Dana Pihak


di Indonesia Revenue Sharing Ketiga
Perbedaan prinsip Bagi Hasil
Revenue Sharing dan Profit Sharing
PRINSIP REVENUE PRINSIP PROFIT SHARING
SHARING

Pendapatan Pendapatan
· Bagi Hasil Dasar · Bagi Hasil
· Margin Perhitungan · Margin
· Sewa Bagi Hasil · Sewa
· Lainnya · Lainnya

Dikurangi: Hak bagi hasil


Pihak ketiga

Dikurangi: Beban
Ditambah: Pendapatan Operasional Pembiayaan
operasional lainnya. Mudharobah

Dikurangi: Beban
Operasional

Dasar
Laba/Rugi Bersih Perhitungan Laba/Rugi Bersih
Bagi Hasil
Prinsip Distribusi Hasil Usaha
Laporan Laba (Rugi)
Penjualan 1.000
Harga Pokok Penjualan 600
Laba Kotor 400 (Net) Revenue Sharing
Beban 100
Laba (Rugi) Bersih 300 Profit Sharing
Prinsip Distribusi Hasil Usaha
• Hanya dibagikan untuk kontrak Mudharabah
• Sedangkan untuk kontrak wadi’ah:
 Pendapatan atas pengelolaan dana wadiah
sepenuhnya menjadi hak bank
 Bank dapat memberikan bonus, tanpa
diperjanjikan sebelumnya, baik adanya
maupun besarnya
Tahapan Perhitungan Bagi hasil

Distribusi bagi hasil


Menghitung
pendapatan kepada masing-
pendapatan yang
masing nasabah sesuai
akan dibagi hasil
nisbah yang disepakati
Menentukan Menghitung saldo
bagi hasil Menghitung proporsi bagi
rata-rata harian
yang akan hasil pendapatan untuk
sumber dana
digunakan setiap jenis sumber dana

Menghitung saldo
Menghitung pendapatan
rata-rata harian
bagi hasil untuk nasabah
penyalur dana
dan bank
Teori Penghitungan Bagi hasil
• Seluruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dicampur ke dalam
Pooling Funds
• Pooling funds menjadi DPK yang disalurkan pada
pembiayaan (finance funds)
• Finance funds menghasilkan pendapatan (revenue) yang
dicampur dalam Pendapatan Utama Operasi (PUO)
• PUO diperhitungkan dengan Financing to Deposit Ratio
(FDR) menjadi PUO yang dibagihasilkan
• Proses distribusi profit dalam bentuk Tabel Distribusi Profit
• Distribusi Profit diberikan kepada DPK Mudharabah dan
Bank

Anda mungkin juga menyukai