Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN TERNAK

DOMBA
Di Indonesia ternak domba kebanyakan hanya diambil dagingnya. Hanya di beberapa daerah saja
dikembangkan ternak domba yang diambil bulunya (wool). Saluran pasar untuk wool masih
terbatas dan iklim kita kurang cocok untuk mengembangkan produksi wool.

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan usaha ternak domba.
Diantaranya adalah memilih jenis indukan, lokasi dan struktur kandang, kebutuhan pakan dan
perawatan. Berikut ulasannya:

Jenis-jenis domba :

Secara umum terdapat dua jenis domba yang biasa diternakkan di Indonesia, yakni domba lokal
dan domba silangan.

1. Domba lokal

Domba lokal paling banyak diusahakan sebagai ternak domba oleh masyarakat. Terdapat dua
jenis domba lokal yang populer, yaitu domba ekor tipis dan ekor tebal.

Domba ekor tipis memiliki ciri-ciri, ekor kecil dan tipis; bobot tubuh 25-30 kg; telinga lebar
mengarah ke bawah; domba jantan bertanduk dan betina tidak; warna biru putih, hitam, coklat
dan kombinasinya.

Domba lokal ekor tebal memiliki ciri-ciri, ekornya tebal membantuk segitiga; botot mencapai
35-45 kg; telinga lebar mengarah ke samping; jantan dan betina tidak bertanduk; warna bulu
dominan putih.

2. Domba silangan
Domba Garut. Jenis domba ini merupakan silangan segitiga dari domba lokal, domba merino dan
domba dari Afrika Selatan. Menghasilkan domba yang berpostur gagah. Bagian dadanya
membusung tegap dengan tanduk besar melingkar melindungi kepalanya. Domba Garut
dibudidayakan sebagai domba aduan.

Domba merino. Domba ini berasal dari Spanyol. Bobot tubuh jantan bisa mencapai 70 kg, betina
40 kg. Tubuhnya ditutupi wool yang tebal. Domba jantan memiliki tanduk panjang yang
melingkar.

Domba Texel. Didatangkan dari Belanda, banyak dikembangkan di daerah pegunungan


Wonosobo, Jawa tengah. Ciri-ciri domba texel adalah bulunya tebal keriting halus berwarna
putih, warna hidung dan kuku hitam, telinga kecil mengarah ke samping, bobot badan bisa
mencapai 130 kg.

Domba Batur. Selain itu ada juga hasil silangan domba tapos. Banyak dibudidayakan di daerah
Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah. Ciri-cirinya bulunya tebal, bisal menghasilkan 1 kg
bulu/ekor, bobotnya berkisar 80-150 kg. Jenis domba silangan/impor ini biasanya hanya cocok di
daerah-daerah berhawa sejuk dengan suhu rata-rata dibawah 18oC.

Kandang untuk ternak domba

Domba bisa diternakkan dengan dua cara, yakni sistem gembala dan sistem kandang. Cara ternak
domba dengan sistem gembala hanya cocok dilakukan di lahan luas yang masih banyak terdapat
hijauan. Dewasa ini semakin jarang usaha ternak domba yang menggunakan sistem
penggembalaan karena kurang efisien.

1. Tipe kandang

Untuk ternak domba sistem kandang terdapat dua tipe kandang, yaitu kandang koloni dan
kandang tunggal. Kandang koloni yaitu satu ruangan kandang dihuni oleh banyak domba.
Ukuran luas kandang 1×3 meter bisa menampung hingga 10 ekor domba.

Sedangkan kandang tunggal adalah setiap ekor domba menempati satu sel ruangan. Ruangan
biasanya dibuat pas dengan badan domba. Sehingga domba tidak bisa berbalik, hanya bisa
bergerak maju, mundur, rebah dan berdiri. Biasanya tipe kandang seperti ini cocok untuk usaha
ternak domba penggemukan.

2. Perlengkapan kandang

Kandang domba harus dilengkapi dengan tempat makan dan minum yang cukup. Tempat makan
domba disebut palung, buat ukuran palung yang cukup besar untuk menampung kebutuhan
pakan domba. Sedangkan untuk minum cukup disediakan ember plastik.

3. Struktur kandang

Struktur kandang terutama tiang-tiang utamanya hendaknya dibuat dari bahan yang kokoh dan
kuat meskipun sederhana. Karena domba jantan senang membentur-benturkan tanduknya ke
kandang. Lantai dan dinding kandang domba bisa dibuat dari kayu ataupun bambu. Sebaiknya
lantai dibuat dari kisi-kisi yang memiliki jarak dengan dasar tanah (mempunyai kolong). Hal ini
untuk memudahkan pembersihan kotoran dan air kencing domba.

Untuk atap kandang, sebaiknya gunakan bahan yang menyerap panas. Atap rumbia atau genteng
digunakan untuk daerah panas, sedangkan di daerah dingin bisa menggunakan seng atau asbes.

Jenis pakan domba

Pakan memegang peranan penting untuk kesuksesan usaha ternak domba. Tidak hanya
takarannya, peternak harus bisa membedakan jenis-jenis pakan yang dibutuhkan untuk ternak
domba. Secara umum jenis pakan yang digunakan untuk ternak domba adalah pakan hijauan,
konsentrat dan pakan tambahan.

a. Pakan hijauan

Pakan hijauan terdiri dari dua macam, hijauan segar dan hijauan kering. Contoh hijauan segar
berupa rumput-rumputan adalah rumput gajah, rumput benggala, rumput raja dan rumput liar.
Contoh hijauan segar yang berupa daun-daunan adalah lamtoro/petai cina, daun kedelai, daun
kacang panjang, daun ubi jalar, daun waru, daun nangka dan daun ketela.
Sedangkan hijauan kering biasanya berupa jerami yang memiliki kandungan serat kasar.
Contohnya adalah jerami padi, jerami pucuk tebu dan jerami jagung.

b. Pakan konsentrat

Fungsi pakan konsentrat atau penguat pada ternak domba adalah sebagai pelengkap kebutuhan
protein. Pakan ini harus mengandung zat gizi tinggi, mudah dicerna dan berserat rendah. Pakan
ini juga berfungsi sebagai sumber energi dan protein bagi domba.

Pakan konsentrat bisa berupa biji-bijian dan umbi-umbian. Atau bisa juga limbah olahan hasil
pertanian seperti bungkil kedelai dan ampas tahu. Pemberian pakan konsentrat bisa berbarengan
dengan hijauan atau dipisah.

c. Pakan tambahan dan garam

Pakan tambahan diperlukan untuk memicu produkstivitas ternak domba. Pakan tambahan
biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, hormon dan probiotik. Pakan tambahan selain
garam mineral tidak wajib diberikan. Berikan pakan tambahan secara rutin apabila dirasa
menguntungkan.

Kebutuhan pakan domba

Kebutuhan pakan hijauan domba lokal biasanya berkisar 3-5 kg/ekor/hari. Pakan hijauan bisa
diberikan sepanjang waktu. Sedangkan untuk pakan konsentrat keburuhannya sekitar 0,5
kg/ekor/hari. Pemberiannya bisa dilakukan dua kali, pagi sekitar pukul 07.00 dan sore hari pukul
15.00.

Pemberian pakan juga harus memperhatikan usia dan ukuran domba. Kebutuhan domba muda
yang masih kecil berbeda dengan domba dewasa. Pemberian pakannya bisa mengikuti patokan
dibawah ini.

Kebutuhan pakan ternak domba per hari:

Pakan hijauan = 10-20% dari bobot tubuh


Pakan konsentrat = 2-4% dari bobot tubuh

Kandungan mineral (garam) = 1% dari bobot tubuh

Air minum = 3-4 liter per ekor

Perawatan harian

 Menjaga sanitasi kandang dengan membersihkan kotoran dan kandang secara teratur.
Kotoran domba bisa menjadi sumber pemasukan sampingan, dijual sebagai pupuk
kandang.
 Memandikan domba agar bersih dan terhindar dari penyakit, seperti cacingan.
Memandikan domba dilakukan setiap minggu. Domba yang bersih juga akan berdampak
pada kebugaran dan nafsu makan. Selain itu bila domba akan dikembangbiakkan, atau
dikawinkan kebersihan domba perlu dijaga.
 Mencukur bulu. Pencukuran bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali atau bila bulu terlihat
gimbal dan kotor. Sisakan bulu dipermukaan kulit setelab 0,5 cm.
 Merawat dan memotong kuku dengan pahat atau pisau tajam yang bersih. Pemotongan
kuku hendaknya dilakukan setiap 4 bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai