Khutbah I
Sabar adalah sesuatu yang sangat penting dalam ajaran Islam. Oleh
karena pentingnya kedudukan sabar itulah, sabar dijadikan oleh Allah
ﷻsebagai satu sebab dari berbagai sebab atau faktor
mendapatkan pertolongan dan kebersamaan bersama Allah Taala.
Inilah realitas dunia. Ada bahagia, ada sengsara, ada gembira ada
sedih, ada suka dan ada duka. Oleh karena itulah, musibah bagi orang
mukmin dipandang sebagai ujian. Bagi orang mukmin keberadaan
dunia yang penuh dengan lika-liku dan dinamika kehidupan ini
dihadapi dengan penuh kesabaran, karena sabar itulah obat dari
penyakit-penyakit yang mengguncang dunia. Allah ﷻtelah
jelas menyatakan bahwa: ”Yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya....” (QS.
Al-Mulk [69]: 2). Jadi, dunia ini berisi ujian bagi manusia, untuk
menguji orang yang paling baik perbuatannya (ahsan/khair), bukan
cuma ornag yang paling banyak perbuatannya (aktsar). Oleh karena
itulah, Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullâh (31-110 H),
sebagaimana disitir oleh Syaikh ‘Abd al-Majîd bin Muhammad bin
Muhammad al-Khânî al-Syâfi‘î al-Naqsabandî (w. 1318), berkata