Anda di halaman 1dari 2

Beratnya Ujian Kemapanan dan Kemewahan Hidup

Suasana yang penuh keprihatinan biasanya mempunyai pengaruh pada militansi dan
kesungguhan serta ketangguhan, sementara suasana yang cukup dan penuh dengan kemakmuran
biasanya memiliki efek terhadap kelalaian, ketidaksungguhan serta kurangnya militansi seseorang.
Sebenarnya tidak masalah lahir diatas lantai keramik atau dalam keadaan yang penuh dengan
kemakmuran selama itu tidak menjadikannya lalai atau tidak ada kesungguhan serta turunnya
militansi perjuangan.
Hidup adalah keyakinan dan perjuangan mempertahankannya, seperti pepatah Arab : “ Innal
Hayata Aqidatun wa Jihadun” artinya: “Sesungguhnya hidup adalah keyakinan (aqidah) dan
perjuangan (jiha)”. Dalam perjuangan ada ujian dan rintangan serta halangan. Ujian ada yang
berupa kesulitan dan ada yang berupa kesenangan. Ujian kesenangan lebih berat dari pada ujian
kesulitan, ”Buliina Biddhorro’i Fasobarna, Wa Buliina Bisarro’I Falam Nashbir” kita diuji dengan
kesulitan maka kita bisa bersabar melaluinya, sementara ketika kita diuji dengan kesenangan justru
kita tidak dapat bersabar.
Banyak orang yang sukses dalam hidupnya, mereka lahir dari keluarga sederhana yang penuh
keprihatinan, sementara orang – orang yang terjerembab ke jurang kegagalan justru yang lahir dari
keluarga berkecukupan bahkan berkelebihan.
Kekhawatiran Kyai pada generasi penerusnya sama dengan kekhawatiran Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pada umatnya ketika harus menghadapi ujian kesenangan bukan ujian kesulitan.
Rasulullah bersabda :
"Bergembiralah dan berharaplah dengan sesuatu yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukan
kefakiran yang aku khawatirkan menimpa kalian, tetapi yang aku khawatirkan ialah terbentangnya
dunia pada kalian sebagaimana dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian
berlomba-lomba sebagaimana mereka berkompetisi, lalu dunia membinasakan kalian sebagaimana
membinasakan mereka." Hadits Shahih Mutafaqun Alihi.
Rasulullah juga bersabda:
"Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah -'Azza wa Jalla- menjadikan
kalian khalifah untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian
berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah kalian terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap
wanita, karena sesungguhnya fitnah pertama terjadi pada Bani Israel adalah karena wanita!" Hadis
sahih - Diriwayatkan oleh Muslim
Dunia adalah ujian, orang beriman dan bertaqwa akan selau siap berkorban dan berjuang
menghadapinya. Berjuang dan berkorban serta militansi menjadi tabiat dan kebiasaannya, baik
dalam keadaan senang atau gampang, dalam suasana penuh kemudahan atau dalam suasana
meliputi kesulitan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :

‫ٓاء‬
ِ ‫ض َّر‬
َّ ‫ٓاء َوٱل‬ َّ ‫ٱ َّلذِينَ ُين ِف ُقونَ فِى‬
ِ ‫ٱلس َّر‬
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,…. ” ( QS.
Surat Ali ‘Imran Ayat 134)
Orang beriman selalu pandai bersikap, pandangannya positif, berkeyakinan bahwa semuanya
datang dari Allah ‘Azza wa Jalla, dan Allah lebih tahu yang terbaik dan semua pasti ada hikmah dan
faidahnya.
Sungguh mengagumkan perkara orang yang beriman, sungguh perkaranya semua baik, hal itu
hanya ada pada orang beriman. Bila ditimpa sesuatu yang menyenangkan dia bersyukur dan itu
baik baginya, dan apabila ditimpa sesuatu yang menyulitkan dia bersabar dan itu baik baginya.
Disalin dari tulisan KH. Masruri Abdul Muhit, Lc.

Anda mungkin juga menyukai