Anda di halaman 1dari 5

Hipersementosis Generalisata Pada Pasien Wanita Muda Yang Akan

Dilakukan Pencabutan: Revisi Dan Update Teknik Pembedahan

Abstrak
Hipersementosis adalah adanya deposit yang berlebihan pada sementum di apikal akar gigi yang
terjadi secara patologi dan digambarkan sebagai reaksi dari tubuh akibat adanya berbagai faktor
stimulus termasuk infeksi atau pada kebanyakan kasus akibat dari perawatan endodontik.
Meskipun pada umumnya kasus hipersementosis dapat dilakukan pencabutan, akan tetapi cukup
jarang dijumpai pada praktek gigi sehari-hari. Pada laporan kasus ini, hipersementosis
generalisata yang dijumpai pada seluruh gigi geligi di maksila dan mandibula pada pasien wanita
muda yang dijelaskan secara terperinci dari segi histologi, radiografi, dan karakteristik klinis
yang diikuti dengan teknik pencabutan. Secara klinis, hal ini relevan untuk mengkorelasikan
hipersemontosis gigi, dengan menggunakan metode pencabutan yang terbaik, sehingga
didapatkan komplikasi pencabutan yang minimal.

Kata kunci: Hipesementosis generalisata, ekstrasi, gigi geligi

PENDAHULUAN

Meskipun keadaan hipersementosis adalah fenomena yang jarang terjadi, akan tetapi hal
ini dapat mempersulit proses pencabutan gigi. Hipersementosis dikarakteristikan sebagai adanya
deposit yang berlebihan pada sementum di apikal akar gigi, dimana penyebabnya terjadinya
belum diketahui atau idiopatik. Hipersementosis tidak memiliki gejala atau asimtomatis dan
biasanya dapat diketahui dari hasil pemeriksaan radiografi atau adanya kesulitan saat sedang
melakukan pencabutan gigi. Hipersementosis tidak menyebabkan adanya perubahan pada
ligament periodontal, biologic width atau pada tulang alveolar pada sekitar permukaan akar gigi.
LAPORAN KASUS

Pasien wanita, yang telah dirujuk dari Departemen Restorasi untuk dilakukan pencabutan
pada gigi yang tidak dapat direstorasi lagi. Pasien dirujuk ke klinik Bedah Mulut dan
Maksilofasial untuk menyelesaikan kasus rehabilitasinya.

Pasien tidak memiliki riwaya penyakit sistemik. Pada saat pemeriksaan pre-operatif,
dijumpai adanya beberapa gigi mengalami atrisi disertai gingivitis ringan, keadaan lainnya tidak
menunjukkan abnormalitas. Molar tiga kiri rahang atas diindikasikan untuk dilakukan
pencabutan yang diakibatkan oleh periodontitis kronis dan elongasi karena tidak terdapat gigi
antagonisnya.

Hasil foto radiografi panoramic, ditemukan adanya hipersementosis generalisata pada


maksila, khususnya pada gigi 44, 45 dan 48. Pada apikal akar terdapat penebalan yang tidak rata
dan terdapat deposit yang tumpul serta simetris yang radioopak pada permukaan akar gigi
(Gambar 1). Keadaan atrisi juga terlihat pada gigi anterior dan premolar rahang bawah. Gigi
geligi yang hilang diantaranya 15,16,17,24,27,36,37,38,46,47. Pada gigi molar satu kiri maksila
terlihat adanya lapisan radioopak di sementum yang menebal pada sisi distal dan adanya lesi
radiopak juga yang mengisolasi gigi molar kanan dan kiri pada rahang bawah, serta adanya
reduksi dari tinggi tulang alveolar disertai kehilangan tulang di daerah interdenta pada daerah
edentulous. Pengukuran hipersementosis dengan menggunakan jaringan lunak Care Stream R4
Kodak (Carestream Dental Herts, UK). Ketebalan rata-rata berkisar 4 – 7 mm dan digital
radiodensiti berkisar 119 – 155 pixels.

Gambar 1. Foto Radiografik Panoramik dari pasien menunjukkan beberapa gigi memiliki
kelainan hipersementosis pada akar gigi dan adanya lesi seperti sementum pada daerah edentulus
Kami memilih untuk memulai dengan gerakan pencabutan yang seperti biasa, yaitu
mencapai keadaan ekspansi dari soket secara maksimum dan harusnya gigi akan lepas dari
ikatannya dan menjadi longgar, tapi gigi tidak dikeluarkan dari soketnya. Tidak melibatkan
pembuatan flap di mukoperiosteal. Gerakan normal saat pencabutan dimulai, lalu resistensi
mulai berkurang karena adanya ruang parallel antara tulang sisi bukal dengan panjang aksis akar
dan ini sudah cukup untuk melakukan gerakan luksasi disertai penarikan pada akar secara
vertical. Untuk mendapatkan diagnosa yang definitif, spesimen dari gigi tersebut dikirim untuk
dilakukan pemeriksaan secara histopatologis. Bagian gigi yang telah dicabut diletakan dalam
cairan buffer paraformaldehyde 4%. Gigi ditanam di methyl methacrylate dan dipotong secara
vertical menggunakan bur gergaji diamond low speed (Varicut VC-50; Leco, Munich, Germany).
Permukaan akar gigi dilakukan pemeriksaan secara histopatologi dengan menggunakan
mikroskop (OLYMPUS BX71, Tokyo, Jepang) dan hal ini mengkonfirmasi bahwa gigi
didiagnosis mengalami hipersementosis. Dijumpai jumlah sementosit dan sementosit lacuna
yang tinggi pada daerah yang mengalami hipersementosis yang ditunjukkan pada jaringan yang
diperiksa. Jumlah canaliculi yang banyak dapat dilihat dari pelebaran sitoplasmik yang
terdistribusi secara irregular dan saling terhubung dengan sementosit-sementosit lainnya
(Gambar 2).

Gambar 2. Potongan vertical dari gigi menunjukkan adanya lapisan tebal pada sementum. Pada
bagian sementum yang tebal terdapat sementosis lacuna dan canalikuli, dimana lapisan terakhir
adalah sementum sekunder yang terlihat lebih gelap (pembesaran dibawah 100x
DISKUSI

Pemeriksaan radiogradi menunjukkan adanya hipersementosis generalisata yang


melibatkan gigi geligi rahang maksila dan mandibula. Serta pendekatan rencana perawatan yang
akan dilakukan pencabutan dengan bedah, tapi kami tidak menemukan literature yang sesuai,
yang menjelaskan secara terperinci mengenai teknik pencabutan pada gigi hipersementosis
meskipun terdapat panduan oleh ahli bedah mulut dan maksilofasial, akan tetapi kasus ini
membutuhkan penanganan khusus saat dilakukan pencabutan.

- Dampak dari mencabut gigi dengan hipersementosis adalah adanya risiko komplikasi
yang tinggi seperti fraktur pada tuberositas atau melemahkan mandibula, dapat
menyebabkan risiko yang tinggi menyebabkan faraktur rahang; maka perlu dilakukan
tindakan khusus dan informed consent dari pasien sebelum dilakukan pembedahan adalah
sangat dibutuhkan. Pada beberapa laporan kasus, penggabungan dari gigi hipersementosis
terhadap gigi tetangganya sehingga menyebabkan gigi Concrescence dapat menyebabkan
kesulitan dalam proses pencabutan..

Hipersementosis dapat diidentifikasikan secara radiografi, tapi hal ini tidak


memungkinkan untuk menentukan jumlah dari sementum yang ada pada akar gigi karena dentin
dan sementum memiliki radiodensitas yang sama. Maka dari itu, pemeriksaan secara
mikroskopis diperlukan untuk menjelaskan lebih akurat mengenai dari jumlah sementum yang
ada.

Etiologi dari hipersementosis generalisata dapat dikategorikan sebagai hasil herediter dan
kondisi sistemik seperti pada penyakit Paget’s, Goiter tiroid, demam rheumatic, atritis rheumatic
dan akromegali. Serta keadaan trauma atau trauma ringan telah dilaporkan dapat dihubungkan
dengan kondisi ini. Hipersementosis reaksional dapat terjadi karena adanya stimulasi dari
perawatan endodontic atau penyakit periodontal dimana prosesnya belum dapat dijelaskan
khususnya pada kasus dengan hipersementosisi generalisata yang terjadi pada semua gigi geligi
baik pada rahang mandibula dan maksila.

Pada kasus ini, kami mengikuti seluruh tahapan, kecuali kami tidak melakukan
pembukaan flap tetapi membuat celah secara konservatif pada tulang bukal dengan
menggunakan bur fissure secara parallel. Selanjutnya, tidak dilakukan pembuangan tulang di
daerah bukal tidak dilakukan. Namun, pada beberapa kasus diperlukan pembunagan tulang
intersepatal secara keseluruhan hingga mencapai akar gigi dengan hipersementosis.

Hal ini tertulis sebaliknya dengan yang dideskripsikan oleh Fragiskos dimana akar gigi
dengan hipersementosis tidak dapat fraktur pada bagian apikalnya, seperti pada kasus dilakukan
pencabutan dengan paksa pada kasus gigi premolar yang normal dan pada kasus dengan gigi
hipersementosisi yang memiliki retensi kuat.

Laporan kasus ini mendeskripsikan sebuah kasus dari hipersementosis generalisata yang
dirujuk ke bagian Bedah Mulut untuk dilakukan pencabutan. Tujuan dari laporan kasus ini
adalah untuk meninjau dan menitik beratkan pada bagaimana mencabut gigi dengan
hipersementosisi secara aman dan profesional. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk
menjelaskan tentang prevalensi dan pola dari hipersementosis untuk meningkatkan kewaspadaan
operator dan menjelaskan mengenai metode yang dapat dipilih untuk situasi kasus ekstrasi yang
rumit.

Anda mungkin juga menyukai