Anda di halaman 1dari 5

SCIENTIA J. Far.

Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

SCIENTIA Jurnal Farmasi dan Kesehatan


Diterbitkan oleh STIFI Perintis Padang setiap bulan Februari dan Agustus
Website : http://www.jurnalscientia.org/index.php/scientia

10 (2) ; 187 - 191 , 2020

Kadar Enzim Serum Glutamate Oksaloasetat Transaminase (SGOT) Dan


Serum Glutamate Piruvat Transaminase (SGPT) Pada Pasien Skizofrenia
Di RSJD Abepura Jayapura
Tika Romadhonni1, Rini Prastyawati1, Ester Rampa1, Herlando Sinaga1, Marlon Marson
Dimara2
Analis Kesehatan FIKES Universitas Sains dan Teknologi Jayapura1
Rumah Sakit Umum Daerah Merauke Papua2
Email : herlandosinaga03@gmail.com

Diterima : 14-06-2020 ; Direvisi : 11-07-2020; Diterbitkan : 10-08-2020

ABSTRAK

Hati sebagai salah satu organ penting pada tubuh manusia memiliki fungsi yaitu memetabolisme zat-zat
berbahaya dalam darah termasuk obat-obatan. Keharusan pasien Skizofrenia dalam mengkonsumsi obat dapat
memperberat kerja hati, beberapa parameter yang digunakan dalam melihat kerja hati yaitu serum glutamate
oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui Kadar SGOT dan SGPT pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal 1 April sampai dengan 30 Mei 2018. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan Uji Laboratorium. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pasien Skizofrenia yang dirawat di RSJD Abepura. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang (total
populasi). Sampel darah pasien Skizofrenia diperiksa di Laboratorium Rumah Sakit TK II Marthen Indey Jayapura.
Sampel darah yang diambil, dimasukan dalam tabung reaksi, dicentrifuge lalu dibaca hasil dengan menggunakan
alat Easy Ra. Berdasarkan hasil penelitian dari 35 sampel didapat hasil SGOT tinggi sebanyak 94,29%, dengan rata-
rata kadar SGOT 70 U/L dan SGPT tinggi sebanyak 74,29%, dengan rata-rata kadar SGPT 62 U/L.
Kata Kunci: SGOT, SGPT, pasien Skizofrenia

ABSTRACT

The liver as one of the important organs in the human body has the function of metabolizing harmful
substances in the blood, including drugs. The necessity of Schizophrenia patients in taking drugs can aggravate the
work of the liver, several parameters used in looking at the liver work are Serum Glutamate Oxaloacetate
Transaminase (SGOT) and Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT). This study was conducted to
determine the levels of SGOT and SGPT in Schizophrenic Patients at Abepura Regional Mental Hospital (RSJD).
This research was conducted for 2 month, from April 1 to May 30, 2018. This type of research is a descriptive study
with Laboratory Test. The population used in this study was Schizophrenic Patients who were treated at RSJD
Abepura. The number of samples in this study was 35 people (total population). Blood samples of Schizophrenia

187
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

patients were examined at Marthen Indey Hospital Laboratory Jayapura. Blood samples taken, put in a test tube,
centrifuged, and then read the results using the Easy Ra tool. Based on the research results of 35 samples obtained
a high SGOT of 94.29%, with an average of SGOT 70 U / L and a high SGPT of 74.29%, with an average SGPT
level of 62 U / L.
Keywords: SGOT, SGPT, Schizophrenia patients

PENDAHULUAN berbulan-bulan bahkan bertahun dengan tujuan


untuk mencegah perubahan manifestasi penyakit
Gangguan jiwa merupakan berubahnya menjadi kronik setelah episode pertama
karakteristik seseorang dari kerusakan fungsi penyakit. Penggunaan obat dalam jangka waktu
perilaku atau psikologis yang secara umum panjang dapat menyebabkan infeksi, komplikasi,
diukur dari beberapa konsep norma dihubungkan nekrosis hati, kerusakan ginjal, kerusakan
dengan penyakit, menimbulkan respon yang jantung, berkurangnya sistem imun, dan
terbatas antara individu dengan lingkungannya. gangguan saraf akut (Suryadi dan Marzuki,
Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah 2008).
utama di negara-negara berkembang, salah Di Amerika Serikat terdapat sekitar 2000
satunya adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah kasus yang terjadi setiap tahun dan lebih dari
suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan 50% disebabkan oleh obat. Kerusakan hati yang
menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, disebabkan oleh obat-obatan merupakan
emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan masalah kesehatan yang serius. Penggunaan obat
terganggu. Skizofrenia termasuk jenis psikosis dalam jangka waktu yang panjang dapat
yang menempati urutan atas dari seluruh mengakibatkan kerusakan hati (Sonderup,
gangguan jiwa yang ada (WHO, 2007). 2006).
Menurut World Health Organisation SGOT singkatan dari Serum Glutamic
(WHO) tahun 2015, sekitar 450 juta orang Oxaloacetic Transaminase atau AST (Aspartate
didunia menderita gangguan jiwa. WHO transaminase), sebuah enzim yang secara normal
menyatakan 1 dari 4 orang di dunia menderita berada di jaringan tubuh, terutama dalam
masalah mental dan menyebutkan bahwa jantung, hati dan organ lain. Enzim SGOT
gangguan jiwa merupakan masalah yang serius. dikeluarkan ke dalam darah sebagai akibat dari
Menurut Nasional institut of mental health cedera jaringan, oleh karena itu konsentrasi
gangguan jiwa mencapai jumlah 13 % dari SGOT dapat meningkat pada penyakit atau
keseluruhan penyakit dan akan meningkat kerusakan akut pada sel-sel hati ketika hati
mencapai 25 % pada tahun 2030. Maka akan rusak. Level SGOT darah kemudian
meningkatkan prevalensi gangguan jiwa dihubungkan dengan kerusakan sel hati, seperti
diberbagai negara. serangan virus hepatitis (Poedjiadi, 2004).
Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi SGPT adalah singkatan dari Serum
gangguan mental emosional yang ditunjukan Glutamic Piruvat Transaminase, SGPT atau
dengan gejala depresi dan kecemasan untuk usia juga dinamakan ALT (Alanin Amino
15 tahun ke atas mencapai 14 juta orang atau 6% transferase) merupakan enzim yang banyak
dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan ditemukan pada sel hati serta efektif untuk
prevalensi gangguan jiwa berat seperti mendiagnosis destruksi hepatoselular. Enzim ini
skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang atau dalam jumlah yang kecil dijumpai pada otot
sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya
Penanganan penderita gangguan jiwa nilai tes SGPT/ALT lebih tinggi daripada
adalah dengan memberikan terapi obat-obatan SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut,
untuk gangguan fungsi neutransmitter sehingga sedangkan pada proses kronis didapat sebaliknya
gejala-gejala klinis dapat dihilangkan. Pasien (Joyce, 2010).
dengan diagnosis gangguan jiwa memerlukan Berdasarkan uraian tersebut, maka
pengobatan dalam jangka waktu relatif lama, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
188
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

kadar SGOT dan SGPT pada Pasien Skizofrenia Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar SGOT dan
di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura. SGPT Pasien Skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Abepura
METODE PENELITIAN
Pemeriksa Jumlah Normal Tinggi Standar
No. Rerata
Penelitian ini merupakan penelitian an Pasien (%) (%) Deviasi
deskriptif dengan Uji Laboratorium untuk 1 SGOT 35
2 33
70 U/L 26,50876
(5,71%) (94,29%)
menentukan kadar SGOT dan SGPT pada pasien 9 26
2 SGPT 35 62 U/L 26.78715
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Abepura. (25,71%) (74,29%)
Populasi penelitian ini adalah semua pasien
Skizofrenia di RSJ Abepura, sampel yang Tabel 1 menunjukan kadar SGOT dan
ditentukan sebanyak 35 pasien. Penelitian ini SGPT dari 35 Orang pasien. 33 orang (94,29%)
dilakukan mulai 1 April sampai 30 Mei 2018. SGOT tinggi dan 26 orang (74,29%) SGPT
Sampel darah vena pasien skizofrenia tinggi.
diambil lalu diperiksa di Rumah Sakit Tk.II Berdasarkan tabel 1 sebanyak 35 orang
Marthen Indey (RSMI) Jayapura, darah yang pasien skizofrenia, kadar SGOT pada 2 orang
didapat disentrifuse untuk mendapatkan pasien (5,71%) dan SGPT pada 9 orang pasien
serum, lalu pemeriksaan SGOT dan SGPT (25,71%) didapatkan hasil masih dalam batas
dilakukan dengan menggunakan Alat Easy RA normal. Dari pemeriksaan ini juga terdapat
(Gambar 1). peningkatan kadar SGOT sebanyak 33 orang
(94,29%) dan SGPT sebanyak 26 orang
(74,29%). Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian dari Cahyaningtyas dkk (2017),
yakni dari 40 responden diperoleh kadar SGPT
meningkat hanya sebanyak 5 orang.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan didapat gambaran rata-rata pada
tabel1 menunjukkan kadar SGOT dan SGPT
dari 35 orang pasien skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Abepura. Nilai Rata-rata SGOT 70
U/L dan SGPT 62 U/L dari total hasil
pemeriksaan sampel keseluruhan. Nilai rata-
Gambar 1. Alat Easy RA rata yang didapatkan melebihi interprestasi
nilai normal SGOT dan SGPT yaitu
Hasil yang didapat diinterprestasikan SGOT/AST (5 - 37 U/L) dan SGPT/ALT (5 -
sebagai berikut : 40 U/L), (SOP RSMI Jayapura, 2018).
Nilai normal Pemeriksaan SGOT dan SGPT Peningkatan nilai SGOT/SGPT
(SOP RSMI Jayapura, 2018) menunjukkan terjadi kelainan pada hati yang
SGOT/AST : 5 - 37 U/L disebabkan oleh beberapa faktor seperti
SGPT/ALT : 5 - 40 U/L konsumsi obat yang berkepanjangan pada
pasien skizofrenia, karena hati memiliki fungsi
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai penetral zat kimia yang masuk ke
dalam tubuh, hal ini sesuai dengan Suryadi dan
Hasil penelitian yang dilakukan pada 35 Marzuki (2008) yang menyatakan bahwa hati
sampel darah pasien skizofrenia didapatkan hasil merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Berat
sebagai berikut : hati normal pada orang dewasa antara 1200-
1600 gram atau 2,5 % berat badan. Hati terletak
dibagian kanan atas rongga perut, di bawah
diafragma dan di atas lambung, ginjal sebelah
189
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

kanan, dan usus. Hati berperan dalam dapat dihilangkan. Pasien dengan diagnosis
mengontrol kadar kimia dalam darah dan gangguan jiwa memerlukan pengobatan
mengeluarkan empedu (yang berperan penting dalam jangka waktu relatif lama, berbulan-
dalam memecah dan menyerap lemak dalam bulan bahkan bertahun dengan tujuan untuk
tubuh). Hati juga terlibat dalam berbagai
mencegah perubahan manifestasi penyakit
metabolisme zat gizi (lemak, karbohidrat, dan
menjadi kronik setelah episode pertama
protein), obat, suplemen, dan lainnya yang
dikonsumsi.Serta membantu dalam membuang penyakit. Penggunaan obat dalam jangka
zat sisa yang tidak terpakai dalam tubuh. waktu panjang dapat menyebabkan infeksi,
Menurut Riswanto (2009) kondisi atau komplikasi, nekrosis hati, kerusakan ginjal,
faktor yang dapat meningkatkan kadar SGOT kerusakan jantung, berkurangnya sistem
antara lain peningkatan SGOT > 5 kali normal imun, dan gangguan saraf akut (Suryadi
disebabkan oleh kerusakan hepatoseluler akut, dan Marzuki, 2008).
infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis Kadar SGOT normal pada 2 orang
akut, mononukleosis infeksiosa.; Peningkatan pasien (5,71%) dan SGPT normal pada 9
3-5 kali normal disebabkan oleh obstruksi orang pasien (25,71%) disebabkan oleh
saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung
waktu pengobatan yang belum terlalu lama.
kongestif, tumor hati (metastasis atau primer),
Hasil penelitian ini didukung oleh
distrophia muscularis.; Peningkatan ringan 3
kali normal disebabkan oleh perikarditis, penelitian dari Anjelisa dan Suwarni (2018)
sirosis, infark paru, delirium tremeus, yang melakukan penelitian di Rumah Sakit
cerebrovascular accident (CVA). Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara yang
Menurut Yazid dkk. (2006) menemukan bahwa terdapat kenaikan kadar
peningkatan SGPT dapat terjadi bila ada SGOT dan SGPT pada pasien yang telah
kerusakan atau peradangan pada organ hati. melakukan pengobatan selama 7-8 tahun.
Peradangan pada hati disebabkan oleh virus
hepatitis, obat-obatan dan penggunaan alkohol. KESIMPULAN
Obat dapat menyebabkan penyakit hati dalam
beberapa cara yaitu tergantung dari dosis obat, Dengan ditemukannya hasil
kerentanan hati seseorang terhadap obat, dan pemeriksaan SGOT dan SGPT yang tinggi pada
alergi obat. Berdasarkan penelitian yang pasien Skizofrenia, dapat di tarik kesimpulan
dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa konsumsi obat yang harus dilakukan
bahwa beberapa jenis obat yang paling sering secara terus-menerus setiap harinya akan
diresepkan dokter untuk menangani pasien mengganggu kinerja atau fungsi hati pasien
gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan Skizofrenia.
bipolar, dan gangguan depresi yaitu :
Haloperidol, Klorpromazin, dan Risperidone. UCAPAN TERIMAKASIH
Menurut Maslim (2001), beberapa obat secara
langsung dapat merusak hati, efek samping Ucapan terima kasih kepada para
yang terjadi pada penggunaan obat haloperidol, pegawai di RSJD Abepura, Jayapura baik
klorpromazin dan risperidon berupa pegawai di bagian instalasi catatan medik dan
parkinsonisme yang ditandai dengan adanya pegawai di instalasi Laboratorium RSJD
gejala tremor, kekakuan otot, demam, dan Abepura serta Laboratorium Rumah Sakit
kejang. Marthen Indey yang telah membantu
Penanganan penderita gangguan kelancaran pengambilan data dan pemeriksaan
jiwa adalah dengan memberikan terapi sampel penelitian.
obat-obatan untuk gangguan fungsi
neutransmitter sehingga gejala-gejala klinis
190
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020

DAFTAR PUSTAKA RISKESDAS, 2013, Laporan Hasil Riset


Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013,
Anjelisa, Tiara., Suwarni Ruhi, 2018, Pengaruh Departemen Kesehatan Republik
Pemberian Obat Terhadap Tingginya Indonesia, Jakarta.
Kadar Enzim Serum Glutamate
Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Riswanto, 2009, SGOT (Serum Glutamic
Serum Glutamate Piruvat Transaminase Oxaloacetic Transaminase), diakses
(SGPT) Pada Pasien Gangguan Jiwa di tanggal 18 Oktober 2018.
RS Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara,
Jurnal MediLab Mandala Waluya Sonderup, 2006, Drug Induced Liver Injury is a
Kendari, 2(1), 49-53. Significant Cause of Liver Disease,
Including Cronic Liver, Drug Induced
Cahyaningtyas., Rahmatini., Kurniawan Injury. 29(6).
Sedjahtera, 2017, Hubungan Lama Terapi
Antipsikotik dengan Kadar SGOT dan SOP RSMI Jayapura, 2018, Nilai normal
SGPT pada Pasien Skizofrenia di RSJ Pemeriksaan SGOT dan SGPT, Rumah
Prof. H.B Sa’anin, Padang Tahun 2013, Sakit Tk.II Marthen Indey Jayapura,
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(1), 128- Jayapura.
133.
Suryadi dan Marzuki, 2008, Pemeriksaan Faal
Joyce. L,2010, Pemeriksaan Laboratorium dan Hati, Cermin Kedokteran, 30(1), 14-19.
Diagnostik, EGC, Jakarta.
WHO, 2007, Klasifikasi Gangguan Jiwa.World
Maslim, R, 2001, Buku saku diagnosis Health Organization.
gangguan jiwa rujukan ringkas dari
PPDGJ-III. Edisi ke-1. Jakarta: Bagian WHO, 2015, World Health Statistics 2015.
Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran, Unika Atmajaya, Jakarta. Yazid E, Nursanti L & Sudiyarto OH, 2006,
Penuntun Praktikum Biokimia Untuk
Poedjiadi, 2004, Dasar-Dasar Biokimia, UI Mahasiswa Analis, Ed 1, Andi Offset,
Press, Jakarta. Yoyakarta.

191
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee

Anda mungkin juga menyukai