Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
ABSTRAK
Hati sebagai salah satu organ penting pada tubuh manusia memiliki fungsi yaitu memetabolisme zat-zat
berbahaya dalam darah termasuk obat-obatan. Keharusan pasien Skizofrenia dalam mengkonsumsi obat dapat
memperberat kerja hati, beberapa parameter yang digunakan dalam melihat kerja hati yaitu serum glutamate
oksaloasetat transaminase (SGOT) dan serum glutamate piruvat transaminase (SGPT). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui Kadar SGOT dan SGPT pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal 1 April sampai dengan 30 Mei 2018. Jenis penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan Uji Laboratorium. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pasien Skizofrenia yang dirawat di RSJD Abepura. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang (total
populasi). Sampel darah pasien Skizofrenia diperiksa di Laboratorium Rumah Sakit TK II Marthen Indey Jayapura.
Sampel darah yang diambil, dimasukan dalam tabung reaksi, dicentrifuge lalu dibaca hasil dengan menggunakan
alat Easy Ra. Berdasarkan hasil penelitian dari 35 sampel didapat hasil SGOT tinggi sebanyak 94,29%, dengan rata-
rata kadar SGOT 70 U/L dan SGPT tinggi sebanyak 74,29%, dengan rata-rata kadar SGPT 62 U/L.
Kata Kunci: SGOT, SGPT, pasien Skizofrenia
ABSTRACT
The liver as one of the important organs in the human body has the function of metabolizing harmful
substances in the blood, including drugs. The necessity of Schizophrenia patients in taking drugs can aggravate the
work of the liver, several parameters used in looking at the liver work are Serum Glutamate Oxaloacetate
Transaminase (SGOT) and Serum Glutamate Pyruvate Transaminase (SGPT). This study was conducted to
determine the levels of SGOT and SGPT in Schizophrenic Patients at Abepura Regional Mental Hospital (RSJD).
This research was conducted for 2 month, from April 1 to May 30, 2018. This type of research is a descriptive study
with Laboratory Test. The population used in this study was Schizophrenic Patients who were treated at RSJD
Abepura. The number of samples in this study was 35 people (total population). Blood samples of Schizophrenia
187
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
patients were examined at Marthen Indey Hospital Laboratory Jayapura. Blood samples taken, put in a test tube,
centrifuged, and then read the results using the Easy Ra tool. Based on the research results of 35 samples obtained
a high SGOT of 94.29%, with an average of SGOT 70 U / L and a high SGPT of 74.29%, with an average SGPT
level of 62 U / L.
Keywords: SGOT, SGPT, Schizophrenia patients
kadar SGOT dan SGPT pada Pasien Skizofrenia Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kadar SGOT dan
di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Abepura. SGPT Pasien Skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Abepura
METODE PENELITIAN
Pemeriksa Jumlah Normal Tinggi Standar
No. Rerata
Penelitian ini merupakan penelitian an Pasien (%) (%) Deviasi
deskriptif dengan Uji Laboratorium untuk 1 SGOT 35
2 33
70 U/L 26,50876
(5,71%) (94,29%)
menentukan kadar SGOT dan SGPT pada pasien 9 26
2 SGPT 35 62 U/L 26.78715
Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Abepura. (25,71%) (74,29%)
Populasi penelitian ini adalah semua pasien
Skizofrenia di RSJ Abepura, sampel yang Tabel 1 menunjukan kadar SGOT dan
ditentukan sebanyak 35 pasien. Penelitian ini SGPT dari 35 Orang pasien. 33 orang (94,29%)
dilakukan mulai 1 April sampai 30 Mei 2018. SGOT tinggi dan 26 orang (74,29%) SGPT
Sampel darah vena pasien skizofrenia tinggi.
diambil lalu diperiksa di Rumah Sakit Tk.II Berdasarkan tabel 1 sebanyak 35 orang
Marthen Indey (RSMI) Jayapura, darah yang pasien skizofrenia, kadar SGOT pada 2 orang
didapat disentrifuse untuk mendapatkan pasien (5,71%) dan SGPT pada 9 orang pasien
serum, lalu pemeriksaan SGOT dan SGPT (25,71%) didapatkan hasil masih dalam batas
dilakukan dengan menggunakan Alat Easy RA normal. Dari pemeriksaan ini juga terdapat
(Gambar 1). peningkatan kadar SGOT sebanyak 33 orang
(94,29%) dan SGPT sebanyak 26 orang
(74,29%). Hasil penelitian ini berbeda dengan
hasil penelitian dari Cahyaningtyas dkk (2017),
yakni dari 40 responden diperoleh kadar SGPT
meningkat hanya sebanyak 5 orang.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan didapat gambaran rata-rata pada
tabel1 menunjukkan kadar SGOT dan SGPT
dari 35 orang pasien skizofrenia di Rumah
Sakit Jiwa Abepura. Nilai Rata-rata SGOT 70
U/L dan SGPT 62 U/L dari total hasil
pemeriksaan sampel keseluruhan. Nilai rata-
Gambar 1. Alat Easy RA rata yang didapatkan melebihi interprestasi
nilai normal SGOT dan SGPT yaitu
Hasil yang didapat diinterprestasikan SGOT/AST (5 - 37 U/L) dan SGPT/ALT (5 -
sebagai berikut : 40 U/L), (SOP RSMI Jayapura, 2018).
Nilai normal Pemeriksaan SGOT dan SGPT Peningkatan nilai SGOT/SGPT
(SOP RSMI Jayapura, 2018) menunjukkan terjadi kelainan pada hati yang
SGOT/AST : 5 - 37 U/L disebabkan oleh beberapa faktor seperti
SGPT/ALT : 5 - 40 U/L konsumsi obat yang berkepanjangan pada
pasien skizofrenia, karena hati memiliki fungsi
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai penetral zat kimia yang masuk ke
dalam tubuh, hal ini sesuai dengan Suryadi dan
Hasil penelitian yang dilakukan pada 35 Marzuki (2008) yang menyatakan bahwa hati
sampel darah pasien skizofrenia didapatkan hasil merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh. Berat
sebagai berikut : hati normal pada orang dewasa antara 1200-
1600 gram atau 2,5 % berat badan. Hati terletak
dibagian kanan atas rongga perut, di bawah
diafragma dan di atas lambung, ginjal sebelah
189
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
kanan, dan usus. Hati berperan dalam dapat dihilangkan. Pasien dengan diagnosis
mengontrol kadar kimia dalam darah dan gangguan jiwa memerlukan pengobatan
mengeluarkan empedu (yang berperan penting dalam jangka waktu relatif lama, berbulan-
dalam memecah dan menyerap lemak dalam bulan bahkan bertahun dengan tujuan untuk
tubuh). Hati juga terlibat dalam berbagai
mencegah perubahan manifestasi penyakit
metabolisme zat gizi (lemak, karbohidrat, dan
menjadi kronik setelah episode pertama
protein), obat, suplemen, dan lainnya yang
dikonsumsi.Serta membantu dalam membuang penyakit. Penggunaan obat dalam jangka
zat sisa yang tidak terpakai dalam tubuh. waktu panjang dapat menyebabkan infeksi,
Menurut Riswanto (2009) kondisi atau komplikasi, nekrosis hati, kerusakan ginjal,
faktor yang dapat meningkatkan kadar SGOT kerusakan jantung, berkurangnya sistem
antara lain peningkatan SGOT > 5 kali normal imun, dan gangguan saraf akut (Suryadi
disebabkan oleh kerusakan hepatoseluler akut, dan Marzuki, 2008).
infark miokard, kolaps sirkulasi, pankreatitis Kadar SGOT normal pada 2 orang
akut, mononukleosis infeksiosa.; Peningkatan pasien (5,71%) dan SGPT normal pada 9
3-5 kali normal disebabkan oleh obstruksi orang pasien (25,71%) disebabkan oleh
saluran empedu, aritmia jantung, gagal jantung
waktu pengobatan yang belum terlalu lama.
kongestif, tumor hati (metastasis atau primer),
Hasil penelitian ini didukung oleh
distrophia muscularis.; Peningkatan ringan 3
kali normal disebabkan oleh perikarditis, penelitian dari Anjelisa dan Suwarni (2018)
sirosis, infark paru, delirium tremeus, yang melakukan penelitian di Rumah Sakit
cerebrovascular accident (CVA). Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara yang
Menurut Yazid dkk. (2006) menemukan bahwa terdapat kenaikan kadar
peningkatan SGPT dapat terjadi bila ada SGOT dan SGPT pada pasien yang telah
kerusakan atau peradangan pada organ hati. melakukan pengobatan selama 7-8 tahun.
Peradangan pada hati disebabkan oleh virus
hepatitis, obat-obatan dan penggunaan alkohol. KESIMPULAN
Obat dapat menyebabkan penyakit hati dalam
beberapa cara yaitu tergantung dari dosis obat, Dengan ditemukannya hasil
kerentanan hati seseorang terhadap obat, dan pemeriksaan SGOT dan SGPT yang tinggi pada
alergi obat. Berdasarkan penelitian yang pasien Skizofrenia, dapat di tarik kesimpulan
dilakukan oleh beberapa ahli menunjukkan bahwa konsumsi obat yang harus dilakukan
bahwa beberapa jenis obat yang paling sering secara terus-menerus setiap harinya akan
diresepkan dokter untuk menangani pasien mengganggu kinerja atau fungsi hati pasien
gangguan jiwa seperti skizofrenia, gangguan Skizofrenia.
bipolar, dan gangguan depresi yaitu :
Haloperidol, Klorpromazin, dan Risperidone. UCAPAN TERIMAKASIH
Menurut Maslim (2001), beberapa obat secara
langsung dapat merusak hati, efek samping Ucapan terima kasih kepada para
yang terjadi pada penggunaan obat haloperidol, pegawai di RSJD Abepura, Jayapura baik
klorpromazin dan risperidon berupa pegawai di bagian instalasi catatan medik dan
parkinsonisme yang ditandai dengan adanya pegawai di instalasi Laboratorium RSJD
gejala tremor, kekakuan otot, demam, dan Abepura serta Laboratorium Rumah Sakit
kejang. Marthen Indey yang telah membantu
Penanganan penderita gangguan kelancaran pengambilan data dan pemeriksaan
jiwa adalah dengan memberikan terapi sampel penelitian.
obat-obatan untuk gangguan fungsi
neutransmitter sehingga gejala-gejala klinis
190
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee
SCIENTIA J. Far. Kes
VOL. 10 NO. 2, Agustus 2020
191
e-ISSN : 2502-1834
Copyrights by :
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International Licensee