Perencanaan Komunikasi Konsep Dan Aplikasi
Perencanaan Komunikasi Konsep Dan Aplikasi
PERENCANAAN KOMUNIKASI
KONSEP DAN APLIKASI
Perencanaan Komunikasi
Konsep dan Aplikasi
Editor: Kenmada Widjajanto, S.Sos.
Pengantar: Dr. Atwar Bajari, M.Si.
situasi, strategi dan perencanaan media, perencanaan pesan dan perencanaan
pesan operasional, serta evaluasi perencanaan komunikasi.
Buku ini lahir dari hasil kolaborasi pemikiran sekelompok mahasiswa
Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, yang berlatar‐
belakang profesi dan pengalaman yang beragam. Karena itu, tim penulis
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan –––– 63
B. Analisis Internal –––– 65
C. Analisis Eksternal –––– 71
D. Analisis SWOT –––– 73
BAB 5 PERENCANAAN MEDIA KOMUNIKASI UNTUK PERUBAHAN
A. Pendahuluan –––– 81
B. Tata Langkah Perencanaan Media –––– 83
C. Gabungan Media dalam Perencanaan Komunikasi –––– 87
PENGANTAR PENULIS –––– v
D. Kombinasi Media dan Saluran Komunikasi bagi Pencarian
SEKAPUR SIRIH –––– vii
Informasi Khalayak –––– 89
DAFTAR ISI –––– xiii
E. Konsep Pencarian Informasi dalam Perencanaan Media –––– 90
DAFTAR GAMBAR –––– xvii
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pencarian Informasi –––– 92
G. Media Lini Bawah dan Pencarian Informasi –––– 98
BAB 1 PERENCANAAN KOMUNIKASI
A. Pengertian Perencanaan –––– 1
BAB 6 PERENCANAAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI
B. Komunikasi dalam Perspektif Organisasi –––– 5
A. Pendahuluan –––– 103
C. Perencanaan Komunikasi dalam Organisasi –––– 7
B. Media Sebagai Saluran Komunikasi Organisasi –––– 107
D. Jenis Perencanaan Komunikasi dalam Organisasi –––– 9
C. Strategi Pemilihan Media dalam Perencanaan Komunikasi Organisasi –––– 113
BAB 2 BEBERAPA KONSEP PERENCANAAN KOMUNIKASI
BAB 7 PERENCANAAN KOMUNIKASI UNTUK MEDIA MASSA
A. Pendahuluan –––– 21
A. Pendahuluan –––– 121
B. Konsep Manajemen Strategis –––– 22
B. Jenis Media Massa dalam Perencanaan Komunikasi –––– 122
C. Perencanaan Komunikasi Strategis dari Perspektif Corporate Communications –––– 26
C. Merancang Perencanaan Komunikasi di Media Massa –––– 136
D. Konsep Perencanaan Komunikasi Strategis –––– 34
E. Perencanaan Komunikasi Program Kampanye Public Relations –––– 38
BAB 8 PERENCANAAN KOMUNIKASI UNTUK MEDIA SOSIAL
A. Pendahuluan –––– 141
BAB 3 ANALISIS KHALAYAK DALAM PERENCANAAN KOMUNIKASI
B. Media Sosial, Perkembangan Komunikasi Bermedia Komputer –––– 143
A. Pengertian Khalayak –––– 43
C. Jenis Media Sosial –––– 146
B. Kategori Khalayak –––– 44
D. Kegunaan Media Sosial –––– 149
C. Mengapa Khalayak Dipelajari? –––– 46
E. Merancang Perencanaan Komunikasi Strategis Media Sosial –––– 151
D. Tahapan Analisis Khalayak –––– 48
F. Contoh Kasus Strategi Perencanaan Media Sosial & Kemenangan
E. Menentukan Target Khalayak –––– 49
Barack Obama –––– 161
F. Meneliti Khalayak Media –––– 51
BAB 2 Karena itu, pada bab ini, akan ditampilkan sejumlah pandangan konsep
atau model tahapan perencanaan komunikasi strategis dari sejumlah praktisi dan
BEBERAPA KONSEP ahli yang menjadi referensi penulisan buku ini.
PERENCANAAN KOMUNIKASI
B. Konsep Manajemen Strategis
Oleh: Firna Firsa Hakiki, S.Ikom.
UNTUK memahami dasar perencanaan komunikasi, pada bagian pendahuluan
ini penulis menampilkan sebuah model manajemen strategis yang dirancang
Whellen dan Hunger yang prosesnya kurang lebih sama dengan model‐model
perencanaan komunikasi, sebagaimana tergambar berikut ini:
A. Pendahuluan
SEBAGAIMANA yang telah dibahas pada bab sebelumnya, manajemen dan
perencanaan strategis dapat ditinjau dari berbagai perspektif dan pendekatan.
“Dengan perkembangannya, manajemen strategik memang sudah meluas dalam
aspek pembahasannya” (Amir, 2011 ; 11).
Manajemen dan perencanaan strategis belakangan ini banyak dikaji dari
berbagai perspektif ilmu dan digunakan para praktisi organisasi, perusahaan,
bisnis, pemerintahan maupun konsultan untuk merancang perencanaan strategis.
Itu artinya, perencanaan strategis merupakan sebuah konsep universal. Demikian
pula dengan perencanaan komunikasi strategis.
Konsep tersebut juga banyak diaplikasikan para praktisi komunikasi untuk
berbagai kegiatan komunikasi organisasi seperti public relations atau hubungan
masyarakat, corporate communications atau komunikasi perusahaan, marketing
communications atau komunikasi pemasaran, kampanye politik, periklanan,
komunikasi pemerintahan, komunikasi internasional, dan masih banyak lagi.
Patterson dan Radtke (2009; 7) menggambarkan “pada dasarnya
komunikasi menjadi strategis manakala prosesnya terintegrasi, terpadu secara
BAB 3 dan memahami siapa yang akan menjadi khalayak dan yang akan mengkonsumsi
sebelum proses komunikasi berlangsung. Analisis khalayak pada perencanaan
ANALISIS KHALAYAK DALAM komunikasi (khususnya perencanaan pesan dan media komunikasi)
PERENCANAAN KOMUNIKASI
dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau deskripsi yang akurat mengenai
khalayak sasaran agar kita dapat dengan tepat merumuskan tujuan komunikasi
dan prosedur pencapaiannya, mulai dari menentukan isi pesan, menentukan
media, dan menentukan waktu (dan tempat) untuk dikomunikasikan.
Oleh: Hana Ganrina, S.S., M.Ikom.
B. Kategori Khalayak
DALAM teori komunikasi massa dikenal adanya dua tipe khalayak, yakni
A. Pengertian Khalayak khalayak yang pasif dan khalayak yang aktif. Menurut Dervin (1981:74), khalayak
pasif adalah khalayak yang dianggap sebagai “kepala kosong” yang siap untuk
menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadanya. Dalam
DALAM proses komunikasi, khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, kerangka teori behaviorisme mengasumsikan bahwa media massa merupakan
sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audien, atau dekoder. Khalayak adalah faktor lingkungan yang dapat mengubah perilaku khalayak melalui proses
salah satu faktor dari sebuah proses komunikasi. Oleh karena itu unsur khalayak kondisi pelaziman klasik (classical conditioning), pelaziman operan (operant
mempunyai peranan sangat penting sebagai salah satu kunci terbangunnya conditioning), atau proses imitasi sosial. Dalam pandangan ini, pesan komunikasi
proses komunikasi yang ingin dicapai. Sebab berhasil tidaknya suatu proses dianggap sebagai “benda” yang dilihat sama baik oleh komunikator maupun
komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Apabila suatu aktivitas komunikasi komunikan.
yang diboikot atau tidak menyertakan khalayak sudah pasti komunikasi itu akan Alat atau metode paling umum untuk membuat kontak dan memahami
gagal dalam mencapai tujuannya. Konsep khalayak menunjukan adanya karakter khalayak yang luas dan tersebar yaitu dengan penelitian khalayak.
sekelompok pendengar atau penonton yang memiliki perhatian, reseptif, tetapi Penelitian tersebut harus mampu bertindak dan berfungsi sebagai sebuah sistem
relatif pasif yang terkumpul dalam latar yang kurang lebih bersifat publik pengatur yang esensial dan mampu menghubungkan media dengan sistem
(McQuail, 2011: 144). ekonomi, politik, budaya di sekeliling lingkungan sosial. Hal tersebut akan
Khalayak dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat secara geografis, berlaku efektif untuk komunikator secara khalayak tetapi kurang bermakna
domisili atau wilayah (misalnya dalam hal media lokal), kelompok masyarakat untuk komunikator massa individual. Sikap khalayak cenderung dapat dipandu
(misalkan jika media dicirikan oleh daya tariknya bagi kelompok umur, gender, dan dibedakan menurut orientasi peranan dan karakteristik (McQuail, 2011: 27).
keyakinan politik, atau kategori penghasilan tertent), jenis media atau saluran
Sumber Online:
BAB 5 serta pengawasan kegiatan.
Berbicara perencanaan adalah bicara pengaturan yang terikat dengan
PERENCANAAN MEDIA KOMUNIKASI berbagai pertimbangan. Semua pertimbangan itu diarahkan pada keberhasilan
pencapaian tujuan seefektif dan seefisien mungkin yang dapat dilakukan. Oleh
UNTUK PERUBAHAN karena itu, jika bicara perencanaan, pendekatan yang digunakan dominan dengan
pendekatan manajemen. Seperti yang dapat dibatasi bahwa perencanaan adalah
berbagai upaya penentuan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya
Oleh: Dr. Atwar Bajari, M.Si. dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya, dan orang‐orang
yang bertanggung jawab terhadap kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan.
Jadi perencanaan menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan melakukannya, dan siapa yang akan
melakukan (Kadarman dan Udaya, 1996).
Perencanaan dikembangkan dalam rangka memenuhi berbagai fungsi.
Kadarman dan Udaya (1996) menyebutkan bahwa fungsi perencanaan adalah: (1)
A. Pendahuluan mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahan‐perubahan di
waktu yang akan dating; (2) memusatkan perhatian kepada sasaran; (3)
mendapatkan atau menjamin proses pencapaian tujuan agar terlaksana secara
PENDEKATAN perubahan sosial, dalam menjelaskan komunikasi selalu
ekonomis; (4) memudahkan pengawasan (Kadarman dan Udaya, 1996).
dikaitkan dengan ngaruh penyampaian informasi ke dalam sistem sosial. Perilaku
Demikian halnya dengan perencanaan dalam lingkup komunikasi. Semua
masyarakat, budaya organisasi atau perusahaan, penerimaan ide‐ide baru secara
upaya perencanaan diarahkan pada penyusunan program yang memiliki akurasi
personal atau kolektif adalah beberapa bentuk wacana perubahan yang
pencapaian, berorientasi masa depan, menganalisis target khalayak dan
diharapkan akibat komunikasi. Oleh karena itu, ukuran keberhasilan komunikasi
dilakukan atau dilaksanakan dengan upaya seefisien mungkin. “Bahasa”
adalah ada atau tidak adanya perbedaan pra intervensi komunikasi dan pasca
manajemen menjadi sangat kental dalam penyusunan dokumen perencanaan
intervensi komunikasi.
komunikasi.
Sebagian besar pendekatan perencanaan pembangunan, menempatkan
Salah satu bagian perencanaan yang mendapatkan perhatian besar adalah
komunikasi sebagai varibel determinan terjadinya perubahan. Teori difusi
perencanaan media. Sebagaimana diketahui, di samping demi keberhasilan
inovasi, teori komunikasi pembangunan, atau komunikasi instruksional adalah
komunikasi, investasi media sangat mahal. Menetapkan halaman, ruang waktu
contoh untuk sudut pandang tersebut.
(blocking time), dan mendapatkan sirkulasi media yang memadai adalah sebuah
Keberhasilan program pembangunan atau perubahan sosial sangat
pengeluaran budget yang sangat besar. Oleh karena itu, jika tidak dihitung secara
tergantung pada kerja optimal elemen‐elemen komunikasi di dalamnya.
akurat, semua upaya menjadi mubazir atau sia‐sia. Seorang media planner harus
Sebagaimana diketahui bahwa, komunikasi melibatkan unsur‐unsur
berhitung dengan peluang perubahan yang akan didapatkan dengan biaya yang
komunikator, pesan, media, komunikan, efek, dan umpan balik komunikasi. Agar
harus dikeluarkan.
komunikasi berjalan efektif maka, setiap komponen komunikasi harus selalu
Perencanaan media merupakan salah satu bagian dari keseluruhan langkah dan memberikan alternatif atau opsi pemilihan media dalam penyusunan
pengelolaan komunikasi. Seperti dalam definisi yang sederhana bahwa perencanaan media. Termasuk pertimbangan keuangan/budget yang akan
perencanaan komunikasi dijelaskan sebagai, pernyataan tertulis mengenai dikeluarkan oleh klien dalam belanja media.
serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau Jame R. Adams (1982) dalam bukunya Media Planning memberikan
harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita gambaran tahapan perencanaan media. Walaupun tidak menjawab pertanyaan
inginkan. Dimensi pokok yang harus disusun agar berhasil maka di dalamnya seperti apa perencanaan media harus dilakukan, Adams memberikan rambu‐
mencakup serangkaian perencanaan komunikator, perencanaan pesan, dan rambu perencanaan media adalah diskusi intens antara klien dengan perencana
perencanaan media. media untuk menghasilkan pemilihan media yang efektif dan berhasil. Model ini
Proses perencanaan media dalam kegiatan komunikasi, ruang lingkup diadopsi dari model perencanaan untuk promosi produk, periklanan, public
bahasannya tidak seluas dari pengertian perencanaan manajemen secara umum relation dan kampanye. Secara hierarkis, model tersebut memiliki tahapan seperti
tadi. Hal itu disebabkan langkah‐langkah dalam perencanaan media tidak dapat yang tampak pada gambar satu halaman berikut.
dipisahkan atau sangat tergantung pada penyusunan perencanaan komunikasi Menurut Adams, pengembangan perencanaan media untuk setiap kegiatan
secara umum. Oleh karena itu, perencanaan komunikasi dan perencanaan media memiliki pola yang hampir sama. Hal‐hal yang berbeda terletak pada
merupakan satu kesatuan perencanaan secara utuh. Misalnya urutan atau penambahan beberapa langkah untuk setiap penyusunan rencana media. Model
hierarki dalam perencanaan media berupa: tujuan perencanaan media, maksud perencanaan media yang dirancang oleh Adams (1982), menggambarkan
dan misi, sasaran, strategi, kebijaksanaan, prosedur dan aturan, program, dan prosedur yang ditempuh disertai aktivitas orang‐orang yang terlibat di dalam
anggaran, tidak terlepas dari langkah‐langkah dalam perencanaan komunikasi. setiap tahap. Tahap pertama adalah pertemuan perencanaan awal. Biasanya
Secara spesifik lagi perencanaan media berada dalam ruang lingkup perencanaan dilakukan oleh perencana‐perencana senior dari sebuah agensi/konsultan
komunikasi itu sendiri. perencanaan media dan manajemen. Tim ini terdiri dari unsur direktur atau
kepala perencana dan timnya, personal media, dan kelompok kerja kreatif media.
Tujuan pertemuan tersebut adalah membahas dan mengevaluasi kemajuan
terakhir dari barang, kondisi pasar, dan daya tarik. Produk akhir dari pertemuan
B. Tata Langkah Perencanaan Media tersebut, harus menghasilkan draf atau naskah strategi pemasaran. Isi dari hasil
pertemuan itu biasanya paparan garis besar atau outline cara‐cara yang dianggap
oleh agensi meningkatkan target penjualan dari sesuatu jasa, produk atau sebuah
MENGEMBANGKAN perencanaan media, tujuannya menghasilkan sebuah hal yang akan dipasarkan kepada publik. Jika pemberi pekerjaan atau klien
rencana media. Demi mendapatkan sebuah rencana media, langkah perencanaan sepakat dengan draf yang ditawarkan, pekerja kreatif dan pekerja media akan
media dapat dilakukan melalui berbagai cara atau variasi kerja. Pemilihan sebuah bekerja secara terpisah. Namun demikian mereka tetap berdiskusi se‐intens
variasi atau jenis perencanaan media sangat tergantung pada berat‐ringannya mungkin. Pada kelompok pekerja media, agenda yang menjadi pokok bahasan
masalah yang harus ditanggulangi oleh lembaga/organisasi yang menyusun adalah evaluasi kondisi atau keadaan terakhir dari perencanaan (tujuan, materi
perencanaan itu sendiri. Perbedaan variasi penyusunan perencanaan dapat pesan, dan lain‐lain), penilaian uji coba media pada khalayak terbatas, dan
dilihat dari aspek jumlah urutan perencanaan yang ditempuh, strategi yang perubahan‐perubahan up to date dari pasar media.
dipakai, dan rekomendasi media yang dibutuhkan untuk kegiatan komunikasi. Sedangkan pada kelompok kerja kreatif, mereka berupaya menghasilkan
Dokumen rencana media yang dihasilkan, mempertimbangkan berbagai draf strategi kreatif dan strategi media yang akan diajukan kepada pemberi
hal. Semakin luas ruang lingkup dan target yang akan dicapai menentukan pekerjaan. Pada bidang perencanaan media terutama dalam periklanan/promosi,
tingkat kerumitan perencanaan media. Termasuk di dalamnya adalah kombinasi public relations, dan kampanye, strategi kreatif merupakan proses penggambaran,
media yang dilakukan. Era media digital dan konvergen, semakin memperluas
penulisan, perancangan, dan produksi sebuah bahan promosi, yang memiliki Gambar 5.1. Tahapan Perencanaan Media
peran sebagai jantung dan jiwa industri komunikasi produk.
Seandainya semua pihak setuju, setiap kelompok membuat perencanaan
berupa perencanaan media dan perencanaan kreatif. Perencana media akan
mengembangkan rencana media yang dikembangkan dalam strategi media yang
akan digunakan sebagai model, serta petunjuk pemakaian media. Semua
tindakan itu senantiasa dikembangkan dalam dokumen usulan atau proposal
baku.
Mengutip pendapat Gilson dan Berkman (1995), Rhenald Kasali
menyebutkan bahwa, strategi kreatif akan terbentuk jika para perencana
mengembangkan tiga tahapan pokok yang meliputi:
Tahap pertama, pengumpulan dan persiapan informasi pemasaran yang
tepat, sebagai bahan orang‐orang kreatif menemukan strategi. Biasanya informasi
yang sangat bermanfaat adalah menyangkut rencana pemasaran, komunikasi,
penelitian tentang konsumen, data tentang produk, persaingan di pasar, serta
rencana dasar tentang strategi media, yaitu kapan dan dalam media apa iklan
akan dimunculkan.
Tahap kedua, orang‐orang kreatif “ membenamkan” diri ke dalam informasi
tersebut untuk menetapkan posisi atau platform penjualan serta menemukan
tujuan iklan yang dihasilkan. Pada tahap inilah ide‐ide kreatif, yang merupakan
jantung dari seluruh proses perumusan strategi kreatif, dicetuskan dan
dikembangkan.
Terakhir tahap ketiga, presentasi di hadapan klien untuk persetujuan
sebelum rencana iklan diproduksi dan dipublikasikan lewat media yang telah
ditetapkan.
Jika semuanya telah ditempuh, proposal usulan yang telah dikembangkan
oleh kelompok kerja media dan kelompok kreatif digabungkan kembali untuk
dievaluasi oleh agensi. Gabungan hasil kerja mereka mencakup perencanaan
kampanye keseluruhan, pemasaran, dan waktu. Bila hasil evaluasi dinyatakan
baik, tim agensi menyerahkan seluruh rencana kepada klien untuk dievaluasi.
Setelah dinyatakan cocok, maka seluruh rencana yang telah dibuat tersebut
kemudian diimplementasikan.
(Sumber: James R. Adam, Media Planning, 1982)
D. Kombinasi Media dan Saluran Komunikasi bagi Pencarian dan pengolahan informasi tentang inovasi tersebut, baik dari sisi kelebihan
Informasi Khalayak maupun kelemahannya.
Dengan demikian proses pencarian informasi perlu mendapat perhatian
dalam perencanaan komunikasi.
MENYEBARKAN dan menawarkan sesuatu yang baru kepada khalayak Ada dua alasan penting, yaitu:
dilakukan dalam Teori Difusi Inovasi berlangsung secara bertahap. Asumsinya
adalah khalayak tidak menerima atau menolak suatu inovasi secara langsung Prediksi bahwa khalayak tidak cukup dengan satu sumber informasi
dalam mencari informasi yang diperlukan.
atau satu kali “tembakan” komunikasi. Khalayak banyak melakukan
Mendapatkan umpan balik awal demi memperoleh evaluasi formatif
pertimbangan dalam mengambil keputusan adopsi. terhadap kesuksesan program komunikasi yang sedang berjalan.
Seperti yang dikemukakan oleh Rogers dan Shoemaker (1987) bahwa
sebelum seseorang memutuskan menerima inovasi biasanya melewati tahap‐ Sejak awal, perencana media telah memperkirakan atau mempersiapkan
tahap sebagai berikut: media atau saluran komunikasi tambahan untuk menyediakan informasi lanjutan
sehubungan dengan sosialisasi dan difusi produk atau apa pun. Dalam era
1. Kesadaran, yaitu kondisi di mana khalayak mengetahui adanya sesuatu konvergensi seperti saat ini, kombinasi media bukan sesuatu yang rumit. Justru
yang baru (produk/gagasan) tetapi mereka masih memiliki kekurangan
yang ditantang adalah wawasan dan kreativitas perencana itu sendiri dalam
informasi mengenai hal itu.
2. Minat, di mana khalayak mulai menunjukkan ketertarikan terhadap mengembangkan perencanaan komunikasi mereka. Internet dapat dijadikan
inovasi tersebut dan mulai mencari keterangan lebih lanjut. tulang punggung penyebaran informasi. Internet akan mengisi celah‐celah
3. Evaluasi, tahap di mana seseorang mulai menilai ide-ide baru atau kosong yang masih disisakan oleh media konvensional. Bahkan internet dapat
gagasan baru dihubungkan dengan situasi dirinya sendiri saat ini dan mengintegrasikan fungsi‐fungsi media konvensional, walaupun dalam lingkup
masa mendatang dan mulai menentukan untuk mencoba atau tidak. terbatas. Maksud terbatas dalam hal ini, terdapat faktor‐faktor yang
4. Percobaan, tahap di mana mereka menerapkan ide atau menggunakan
produk tersebut, walaupun dalam skala yang kecil untuk menentukan mempengaruhi tingkat kemampuan dan literasi khalayak terhadap penggunaan
tingkat kegunaannya, apakah sesuai dengan dirinya atau tidak. internet itu sendiri.
5. Penerimaan, atau adopsi di mana mereka menggunakan ide baru secara Namun demikian, media konvensional dan saluran interpersonal tetap
tetap dan dalam skala yang lebih luas. memegang peranan penting dalam pendekatan pencarian informasi. Sebagai
contoh, kombinasi televisi dengan radio, majalah, atau surat kabar sebagai media
Rasionalitas khalayak menjadi pertimbangan utama manakala pembangun kesadaran khalayak dan pembentuk citra positif. Sedangkan saluran
menganggap bahwa mereka melakukan pencarian informasi sebelum mengambil interpersonal meningkatkan daya persuasi promosi atas produk.
keputusan. Khlayak dianggap memiliki pertimbangan linieritas keputusan
inovasi dan adopsi inovasi. Dimulai dari melihat, mencoba mengambil keputusan
dan melakukan adopsi. Hal itu wajar untuk mengurangi ketidakpastian dan
kerugian manakala mengadopsi dalam skala yang besar. Walaupun mungkin E. Konsep Pencarian Informasi dalam Perencanaan Media
juga tahapan linieritas itu tidak terjadi dalam semua tindakan adopsi produk atau
gagasan baru.
Salah satu tindakan penentu dalam pengambilan keputusan adopsi adalah DALAM konsep psikologi, pencarian informasi biasanya dikaitkan dengan teori
pencarian informasi. Khalayak tidak akan memilih satu tindakan tanpa dasar disonansi kognitif. Seseorang akan selalu mencari keterangan manakala
memiliki informasi yang lengkap yang menjelaskan keuntungan dan kerugian mendapatkan ketidakseimbangan dalam dirinya. Ataupun seseorang akan
sebuah keputusan. Di dalam diri khalayak akan terjadi suatu aktivitas pencarian berusaha mencari informasi ketika sudah mengambil sikap atau keputusan,
95), selain usia, jenis kelamin, dan pendidikan di dalamnya termasuk juga jumlah bukan penonton TV berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah. Hal ini
anggota keluarga, penghasilan satu keluarga, komposisi usia anggota keluarga, serupa dengan pembaca surat kabar bahwa, orang‐orang yang bukan pembaca
dan pendidikan kepala keluarga. surat kabar, berasal dari keluarga yang berpendapatan rendah.
Hipotesis Kesenjangan Efek Komunikasi Massa seperti yang dituliskan oleh
McQuail dan Windahl (1981, h.71), menyatakan bahwa jika dalam masyarakat 2. Penggunaan Media Modern
terdapat perbedaan karakteristik personal maka akan terdapat perbedaan‐ Keterdedahan seseorang pada media massa dipengaruhi oleh dorongan tertentu.
perbedaan sistematis dalam hal potensi komunikasi. Perbedaan dalam hal potensi Menurut Wright (1986, h.7), media massa di tengah‐tengah individu dapat
komunikasi secara sistematis akan melahirkan perbedaan juga dalam pencapaian diarahkan untuk menambah pengetahuan, mencari hiburan, kepentingan sosial
tujuan‐tujuan dan nilai‐nilai dalam kelompok secara sistematis. dan lingkungannya, transmisi nilai dan budaya, serta menjaga stabilitas.
Sedangkan menurut Teori Gratifikasi setiap faktor sosial dan psikologis Dalam pendekatan komunikasi seperti itu, khalayak adalah individu yang
khalayak akan melahirkan kebutuhan. Kebutuhan tersebut menimbulkan harapan aktif dan selektif dalam menggunakan media massa. Menurut McQuail dan
pada media massa atau sumber lain yang mengarahkan pada berbagai perilaku Windahl (1987, h.76), perilaku komunikasi massa adalah tindakan fungsional di
bermedia untuk menghasilkan kepuasan atau konsekuensi lain yang tidak mana isi tertentu dari media massa dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk
diinginkan (McQuail dan Windahl, 1981; Severin dan Tankard, 1992; dan memenuhi fungsi tertentu, dan di dalamnya terkait harapan atau gratifikasi
Littlejohn, 1989). Oleh karena itu, menurut Shoemaker dan Reese (1991, h.210), tertentu terhadap media tersebut.
karakteristik sosial dan lingkungan adalah kondisi kontingen yang berkaitan Salah satu pendekatan teoritis yang menjelaskan pengaruh kehadiran
dengan penggunaan media massa. Sebagai contoh keterkaitan antara tingkat media massa di tengah‐tengah masyarakat dikemukakan oleh McQuail dan
pendidikan seseorang dan pencarian informasi tentang berbagai hal yang Windahl (1981, h.82‐83). Pendekatan tersebut membedakan tiga jenis pengaruh
diilustrasikan dalam menonton TV. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, media massa. Pertama disebut efek, yakni pengaruh media massa yang
maka semakin tinggi tingkat kecenderungannya untuk menonton televisi (Alfian disebabkan oleh isi. Media massa hanyalah sebagai faktor perantara.
dan Chu, 1981: 156). Pengaruh kedua disebut konsekuensi. Dalam banyak proses, hasil‐hasil
Hasil pengamatan National Audience Demographics Report yang dikutip lebih banyak merupakan akibat penggunaan dan bukannya sifat‐sifat isi.
Comstock (1983, 94), menunjukkan bahwa tingkat pendidikan seorang kepala Penggunaan media dapat mengakibatkan pengaruh psikologis, seperti
keluarga berkorelasi negatif dengan tingkat keterdedahan pada televisi. Hal itu ketergantungan dan keterikatan terhadap media tertentu. Ketiga disebut konsefek
berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seorang kepala keluarga dalam satu yaitu pengaruh media massa yang disebabkan oleh sedikit banyaknya
rumah tangga, ternyata kecenderungannya untuk menonton televisi adalah penerimaan isi maupun penggunaan media secara simultan.
kurang. Tetapi, hasil penelitian tersebut berbeda dengan kesimpulan penelitian Masuknya media massa ke dalam masyarakat memperkuat orientasi
Alfian dan Chu (1981, h.157) yang memberikan hasil berbeda, justru semakin masyarakat pada media massa, elektronik, dan cetak. Proses menjadikan
rendah tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kurang pula mereka pentingnya arti komunikasi massa dalam kehidupan mereka menjadi semakin
menonton TV. dipercepat.
Sedangkan dari aspek keterdedahan pada media cetak, seperti kebiasaan Walaupun penelitian Alfian belum menunjukkan pengaruh yang negatif,
membaca koran dan majalah, menurut Dominick, (1983, h.391), ternyata selaras Bogart dan J.P. Robinson dalam Comstock, et.al. (1978) menjelaskan bahwa
dengan hasil penelitian Alfian dan Chu mengenai keterdedahan pada TV, penelitiannya menunjukkan bahwa televisi secara khusus menurunkan sejumlah
Dominick menyebutkan semakin tinggi tingkat pendidikan khalayak, maka waktu bagai media yang lain terutama media massa seperti radio, buku, dan film.
semakin banyak membaca koran dan majalah. Sedangkan pengaruh terhadap membaca surat kabar menurut Bogart dan J.P.
Selanjutnya pendapatan seseorang dengan perilaku dalam mencari Robinson, total waktu yang digunakan untuk surat kabar tidak dipengaruhi oleh
informasi. Dominick menyatakan (1983, h.388‐401) bahwa orang‐orang yang kepemilikan televisi.
Muchtar (1990) dalam penelitiannya menyebutkan, kehadiran TV telah tentu memiliki alasan. Bagaimanapun, membaca surat kabar/majalah,
menurunkan peranan radio dan surat kabar sebagai sumber berita. Tetapi di lain mendengarkan radio, dan menonton TV/film tidak hanya sekadar tindakan yang
pihak, kehadirannya itu telah menyebabkan TV itu sendiri sebagai media yang tidak disengaja. Setiap orang yang memanfaatkan media massa diarahkan demi
paling disukai sebagai sumber berita. mencapai tujuan tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan tertentu pula. Di
Kecenderungan masuknya media massa yang mengakibatkan berubahnya sinilah letak pentingnya pengaruh motif pada konsumsi media massa.
orientasi masyarakat pada media massa, dapat diterangkan oleh beberapa teori, Menurut Lasswell dalam Littlejohn (1989), ada empat dorongan seseorang
misalnya Teori Stimulasi, Utilitarian, dan Teleologis seperti yang dituliskan oleh menggunakan media massa, yaitu dorongan untuk pengawasan lingkungan,
Rakhmat (1986, h.202‐207). membina hubungan atau korelasi, transmisi budaya, dan hiburan.
Menurut Teori Stimulasi, khalayak makin meningkatkan orientasinya pada Pertama, motivasi pengawasan lingkungan, dalam hal ini seseorang
media massa karena mereka senantiasa mencari dan memperkaya menggunakan media massa karena adanya keinginan untuk mengonsumsi
pengalamannya dengan informasi yang baru. Dalam hal ini media massa telah informasi mengenai kejadian di lingkungan sekitar, peringatan, privatisasi, dan
menyajikan hal‐hal yang baru, aneh, spektakuler, yang menjangkau pengalaman narkotisme.
yang tidak diperoleh lewat pengalaman individual tetapi lewat pengalaman Kedua, motivasi korelasi dengan lingkungan, dalam hal ini merupakan
buatan (vicarious experience). keinginan untuk mempermudah pemahaman atau interpretasi terhadap
Kemudian menurut Teori Utilitarian, khalayak berusaha mencari informasi peristiwa‐peristiwa yang terjadi dalam rangka melakukan reaksi terhadap
lewat media massa karena berupaya mencari informasi yang berguna atau lingkungan. Individu memakai media massa untuk efisiensi, relasi,
keterampilan baru dalam rangka memecahkan masalahnya (Rakhmat, 1986). mengantisipasi berita yang diterima, mengurangi kecemasan, dan mengurangi
Sedangkan menurut Teori Teleologis, khalayak adalah individu yang selalu ketertutupan.
berupaya mencocokkan persepsi dirinya dengan representasi internal yang Ketiga, untuk transmisi budaya, dalam hal ini individu mengkonsumsi
dikehendaki. media massa dalam rangka memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang
Walaupun ketiga teori tersebut memiliki perspektif yang berlainan, bermanfaat serta belajar mengintegrasikan dirinya dengan lingkungan.
ketiganya menunjukkan bahwa khalayak adalah aktif dalam menggunakan Keempat, motivasi untuk memperoleh hiburan. Dalam kaitannya dengan
media massa, terutama dalam mencari dan memenuhi gratifikasi pada suatu hal. hiburan khalayak menggunakan media massa karena mereka ingin melakukan
Jika khalayak memiliki kesadaran terhadap konsumsi media massa, maka suatu relaksasi, melepaskan kepenatan, meningkatkan kepastian, cita rasa estetis, atau
pesan tertentu memiliki peluang untuk diterima atau ditolak. bahkan hal‐hal yang tidak fungsional seperti pelarian diri, pengasingan, dan
Namun terjadinya proses tersebut menurut McQuail (1979), tidak memperendah cita rasa.
selamanya benar. Hal itu sangat tergantung kepada jenis isi pesan yang Menurut Dominick (1983, h.55‐57), pengelompokan motivasi dari Lasswell
dibutuhkan. Sehingga menurut Greenberg dalam Gantz (1983, h. 57) tentang lebih bersifat makro. Oleh karena itu, Dominick membuat klasifikasi tersendiri
Teori Kurva, semua itu sangat tergantung kepada urgensi suatu isu. Semakin mengenai motivasi penggunaan media yang bersifat mikro atau individual.
tinggi urgensi suatu berita, maka semakin tinggi pula upaya mereka mencari Jenis motif penggunaan media massa menurut Dominick, adalah motif
konfirmasi. Hal itu akan mendorong mereka untuk menggunakan media massa kognisi, motif diversi, motif sosial, dan penarikan diri (withdrawal). Pertama, motif
dan kontak‐kontak interpersonal. kognisi, yaitu penggunaan media massa untuk mengetahui sesuatu hal. Dalam
hal ini ada dua fungsi kognisi yang terbentuk, pertama, mengikuti informasi‐
3. Motif Bermedia informasi pada setiap peristiwa yang terjadi. Kedua, orang memanfaatkan media
Setiap orang yang menggunakan media massa dipengaruhi oleh berbagai motif. massa untuk belajar sesuatu yang bersifat umum yang berhubungan dengan
Motif yang muncul pada diri orang‐orang yang menggunakan media massa akan keingintahuan (curiousity).
berbeda satu sama lain. Pendekatan penggunaan media massa dari sisi motif
Kedua, motif diversi, merupakan bagian dari afeksi. Ada tiga bentuk untuk menurunkannya, dan individu akan puas jika ketegangan tersebut bisa
diversi, yaitu stimulasi, relaksasi, dan pelepasan emosi. Motif stimulasi berkaitan dikurangi. Misalnya individu melepaskan agresi dengan cara memarahi orang
dengan dorongan‐dorongan untuk memperoleh sesuatu yang baru yang lain, merusak barang, atau mengucapkan kata‐kata tertentu.
bertentangan dengan rutinitas dan kebosanan. Kemudian motif relaksasi, orang Hasil penelitian Atkin, Rubin dan Dominick dan Pierce yang dikutip oleh
menggunakan media massa sebagai cara untuk melarikan diri (escape) dari Signorielli (1986, h.39‐51), menyebutkan, ‘informational need of the audience play a
berbagai tekanan‐tekanan dan berbagai masalah yang dihadapi. Terakhir, significant role in selective exposure to entertainment media. Entertainment media
pelepasan emosi atau katarsis emosi merupakan usaha dalam rangka pelepasan content is often chosen to reinforce or defend existing predisposition.“
agresivitas seseorang. Sedangkan Rubin menyatakan, “viewers often use television without strong
Ketiga, motif sosial, dalam hal ini individu menggunakan media massa programming preferences or choices ... many people watch TV for entertainment, to relax,
atau informasi sebagai bahan rujukan manakala berinteraksi dengan orang lain, and to pass the time.” Pendapat Rubin selaras dengan penemuan Dominick dan
sehingga dirinya tidak merasa kolot atau tertinggal dengan perubahan Pierce yakni, ‘in the later years, more time was devoted to entertainment programs
lingkungan. Misalnya, individu menggunakan acara‐acara TV sebagai bahan especially action‐adventure shows, while the number of news and information programs
panduan dan rujukan untuk mengobrol dengan tetangga atau rekan sekantor. decreased considerably.“
Motif sosial juga bisa berupa penggunaan media massa sebagai teman pada
saat kesendirian atau kesepian. Fenomena tersebut dikenal dengan nama
‘parasocial relationship’.
Keempat, motif penarikan diri, dalam hal ini media massa digunakan G. Media Lini Bawah dan Pencarian Informasi
sebagai alat penarikan diri dari orang lain atau lingkungan dan aktivitas yang
seharusnya dilakukan. Di samping itu, motif penarikan diri juga bisa berupa
penggunaan media massa sebagai alat membentuk batas‐batas jarak sosial dalam DALAM konteks periklanan, media komunikasi secara garis besar
lingkungan. Misalnya membaca surat kabar dalam bis sebagai alat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu media lini atas dan media lini bawah.
menghindarkan diri dari orang lain, atau menonton TV dalam rangka Media lini atas terdiri dari TV, radio, surat kabar/majalah (media cetak), dan
menghindarkan diri dari ajakan untuk pertemuan kelompok, acara keluarga, dan papan reklame (outdoor media). Sedangkan media lini bawah terdiri dari pameran,
lain‐lain (Dominick, 1983). direct mail, kalender, agenda, point of sale display material, dan lain‐lain
Menurut McGuire dalam Rakhmat (1986, h.203), secara umum motivasi (Kasali,1995).
seseorang menggunakan media massa terbagi ke dalam dua bagian utama, yaitu Media lini bawah dalam dunia periklanan memiliki peranan sebagai alat
motif kognitif dan motif afektif. Motif kognitif berkaitan dengan kebutuhan bantu komunikasi pemasaran yang efektif, terutama untuk menciptakan dan
manusia terhadap informasi sebagai kebutuhan untuk mencapai tingkat menampung umpan balik langsung dari khalayak sasaran, misalnya dialog
identifikasi tertentu. Sedangkan motif efektif, menekankan aspek perasaan langsung pada satu kesempatan tertentu antara pengusaha dengan khalayak
sebagai kebutuhan untuk mencapai tingkatan emosional tertentu yang ditandai pembeli.
oleh kondisi perasaan seseorang. Bagi khalayak yang memiliki minat tinggi terhadap produk yang
Salah satu contoh motif kognitif, motif tersebut meramalkan kebutuhan ditawarkan, sekedar mendapatkan informasi dari media massa hal itu tidak
seseorang yang selalu mencoba untuk menjelaskan sebab‐musabab yang terjadi cukup. Promosi atau iklan yang disajikan lewat media massa tidak akan mampu
pada berbagai peristiwa yang dihadapinya. Individu selalu mencoba menemukan memberikan keterangan secara detail, baik keuntungan/kelebihan dari produk
apa yang menyebabkan apa atau apa yang mendorong siapa melakukan apa. yang ditawarkan, manfaat, cara kerja, kandungan bahan, sampai layanan purna
Sedangkan motif afektif artinya, setiap individu merupakan suatu sistem jual bila barang tersebut memberikan garansi, dan tempat yang dapat ditemui
tegangan. Dalam kondisi ketegangan individu selalu mencoba mencari cara‐cara bila terjadi masalah dengan pemakaian produk. Oleh karena itu, produsen dapat
menggunakan media lini bawah untuk memberikan informasi tersebut, dan samping itu, desain huruf, gambar/ilustrasi, tata letak, dan jenis pesan, dapat
memberikan kesempatan secara luas kepada mereka yang mencari informasi disesuaikan dengan target khalayak dari kalender yang dibuat. Oleh karena itu,
detail yang dibutuhkan khalayak pemakai. lembaga atau institusi yang memanfaatkan kalender sebagai media promosi
dapat membuat beberapa seri sesuai dengan jumlah klasifikasi khalayak sasaran
1. Pameran dari media tersebut.
Manfaat pameran dalam bisnis, yaitu: (1) untuk saling menjajaki antara produsen
penyalur, dan calon pembeli; (2) Saling mempelajari antar aktivitas antar pesaing; 4. Point of Purchase
(3) memberi contoh dan dialog langsung dengan calon pembeli; (4) mencari mitra Amatilah rak‐rak dan displai yang tertata rapi di supermarket atau pasar‐pasar
usaha; (5) mempelajari metode penjualan dan promosi; (6) penjualan (Kasali, swalayan. Selain segi artistik sangat “menggoda” untuk diperhatikan, hal itu
1995). sekaligus juga menjadi media informasi yang membujuk khalayak untuk memilih
dan membeli barang yang ditawarkan. Kadang‐kadang, khalayak atau pembeli
2. Direct mail memutuskan untuk memilih sebuah produk tanpa berpikir panjang. Mereka
Masalah utama dalam direct mail adalah, periklanan yang dilakukan harus memutuskan untuk membeli karena penampilan dan posisi rak yang menonjol
berusaha diterima atau sampai pada khalayak target secara menyeluruh tanpa dibandingkan dengan produk serupa lainnya.
meleset satu pun. Oleh karena itu, daftar alamat yang akurat (berkualitas) sangat Menurut Kasali (1992), kekuatan pemasaran sebuah produk, tidak terlepas
menentukan dalam mengukur tingkat penerimaan direct mail di tangan khalayak. dari kuatnya penyadaran khalayak atas produk tersebut melalui media lini atas
Menurut Adams (1985), manfaat dari direct mail yang dapat diterima oleh (surat kabar, radio, atau TV) serta kecepatan distribusi produk tersebut pada rak‐
produsen terletak pada aspek fleksibilitas yang total. Dalam hal ini, berbagai jenis rak toko. Oleh karena itu, khalayak pertama‐tama seolah disadarkan oleh
pesan periklanan dapat disampaikan, waktunya mudah diatur atau ditetapkan informasi awal melalui media massa, kemudian dibimbing oleh displai di toko‐
secara akurat, dan berbagai tempat (khalayak) dapat dijangkau hanya dengan toko sebagai penyedia informasi lanjutan yang menuntun mereka untuk membeli
mengandalkan alamat yang baik. Keuntungan lebih lanjut dari direct mail adalah, produk tersebut.
besarnya peluang untuk memeriksa efektivitas dari pesan yang disampaikan Bonventre dalam Kasali (1992) mendefinisikan point of purchase atau displai
secara segera dengan respon yang datang dari khalayak. sebagai subseksi dari elemen‐elemen advertensi dan promosi dari bauran
pemasaran. Media tersebut memiliki fungsi memberi informasi, mengingatkan,
3. Kalender membujuk, dan menjajakan.
Kalender merupakan lembaran yang berisi informasi penanggalan. Karena Media lini bawah dalam dunia periklanan jenisnya bervariasi, dan variasi
fungsinya yang demikian, peluang untuk dilihat atau diperhatikan setiap saat tersebut sangat tergantung pada masalah sejauh mana kreativitas mereka
oleh orang‐orang besar sekali. Ini merupakan salah satu kelebihan kalender (produsen, pengiklan, dan seniman) untuk memanfaatkan berbagai hal bagi
dibandingkan dengan media lini bawah lainnya. setiap promosi. Masih banyak model dan jenis media lini bawah lainnya yang
Dari sisi bisnis, kalender dapat dimanfaatkan untuk media promosi produk dapat dimanfaatkan karena memiliki potensi sebagai media komunikasi,
terhadap khalayak potensial. Dalam hal ini kalender memiliki fungsi sebagai misalnya buku harian/agenda, souvenir (asbak, gantungan kunci, dan ballpoin
media promosi terbatas dengan khalayak target yang jelas. Oleh karena itu, pesan atau pensil), buku memo, tas/map seminar, dan lain‐lain.
yang disajikan dalam kalender lebih bersifat informasi spesifik dari masing‐
masing produk yang ditawarkan, alamat yang dapat dihubungi sebagai agen
resmi atau distributor, pelayanan purna jual, kantor perwakilan, dan lain‐lain.
Kalender dapat dirancang dalam berbagai bentuk ukuran, misalnya
kalender meja, dompet, kalender dinding, kalender harian, dan lain‐lain. Di
Daftar Pustaka Wright, Charles R. Sosiologi Komunikasi Massa. Disunting oleh Jalaluddin Rakhmat.
Bandung; Remaja Karya, 1985.
Jurnal
Donohew, Lewis; Tipton, Leonard; dan Haney, Rogers. “Analisis Strategi Pencarian
Adams, James R., Media Planning, Edisi Kedua, London: Bussines Books, 1982. Informasi.” Diterjemahkan oleh Shoelhi. Audientia Jurnal Komunikasi 3 (1993):
Alfian dan Chu, Godwin C. Penyunting. Satellite Television in Indonesia. Honolulu: East 65-73.
West Center, 1981. Gantz, Walter. “The Diffusion of News About the Attempted Reagan’s Assassination.” The
Alfian, Transformasi Sosial Budaya dalam Pembangunan Nasional. Jakarta: UI Press, Journal of Communication. 1 (1983): 57-66.
1986. Muchtar, Rusdi. “Television and Mass Media Habits in Minahasa, North Sulawesi.”
Curbs, Dan B., James B. Folyd., Jerry L. Winsor, Komunikasi Bisnis dan Profesional, Majalah Ilmu-Ilmu Sosial Lndonesia, LIPI. 1 (1990).
Jakarta: Rosda Jayaputra,1996. Signorielli, Nancy. “Selective TV Viewing”. Communication Journal. 1 (1986): 39-51.
Comstock, George; Chaffee, Steven; Katzman, Natan; McCombs, Maxwell; Robert,
Donal. Television and Human Behavior. New York: Columbia University, 1978.
DeFleur, Melvin L. dan Bell Rokeach, Sandra. Theories of mass communication. Edisi
kelima. New York: Longman, 1989.
Dominick, Joseph R. The Dynamics of Mass Communication. New York: Random House,
1983.
Goldberg, Alvin A dan Larson, Carl E. Komunikasi Kelompok. Diterjemahkan oleh
Kusdarini dan Jusuf. Jakarta: UI Pers, 1985.
Hartman, Paul; Patil BR.; dan Dighe, Anita. The Mass Media and Village Life, An Indian
Study. New Delhi: Sage, 1989.
Havelock, Ronald G; Guskin, Alan; Frohman, Mark; Havelock, Marry; Huber, Janet; dan
Hill, Marjorie. Planning For Innovation, Through Dissemination and Utilization of
Knowledge. Ann Arbor: The University of Michigan, 1971.
Kadarman, A.M., dan Udaya Jusuf, Pengantar Ilmu Manjemen, Jakarta: APTIK dan
Gramedia, 1996.
Kasali, Rhenald, Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:
PAU-Ekonomi-UI dan Pustaka Utama Grafiti, 1995.
Littlejohn, Stphen W. Theories of Mass Communication. Belmont: Wadsworth, 1989.
McOuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Suatu Pengantar, diterjemahkan oleh Dharma
dan Aminuddin Ram. Jakarta: Erlangga, 1988.
McOuail, Denis. Sociology of Communication. New York: Penguin Books, 1987.
McQuail, Denis, dan Windahl, Sven. Communication Models for the Study of Mass
Communication. New York: Longman, 1987.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya, 1986.
Rogers, Everett M. and Shoemaker, Diffusion of Innovation, Edisi Ketiga. New York: Free
Press, 1983.
Severin, Werner J. dan Tankard Jr., James W. Communication Theories. New York:
Longman, 1992.
Shoemaker, Pamela J. dan Reese, Ronald O. Mediating the Message, Theories of
Influences on Mass Communication. New York: Longman, 1991.
BAB 5 — Perencanaan Media Komunikasi untuk Perubahan | 101 102 | Perencanaan Komunikasi
komunikasi yang digunakan ada dua jenis, yakni saluran tatap muka dan saluran
bermedia.
Adapun saluran bermedia selanjutnya dibagi menjadi dua tipe saluran,
yakni: 1) saluran komunikasi dengan media elektronik seperti email atau surel
(surat elektronik), telepon, pesan melalui SMS, papan pengumuman elektronik
BAB 6 dan masih banyak lagi; 2) saluran komunikasi dengan media cetak seperti buletin
atau majalah internal, surat, poster, flyers, dan lain sebagainya. Pada akhirnya,
PERENCANAAN MEDIA DALAM pemanfaatan media komunikasi organisasi tidak berlangsung secara terpisah,
melainkan dengan campuran atau bauran.
KOMUNIKASI ORGANISASI Media adalah representasi teknologi komunikasi yang berperan menjadi
saluran yang strategis dalam komunikasi organisasi, dalam rangka mencapai
tujuan. Claire B. Johnson dalam Paces dan Faules (2006: 232) menyatakan
Oleh: Gilang Perdana Tresna, S.T. teknologi menyatukan kemampuan komputer dan media komunikasi lainnya,
juga menghubungkan manusia dengan manusia lainnya dan dengan kegiatan
mereka yang berbeda.
Sedangkan menurut Patterson dan Radtke (2009: 91) bahwa media
memainkan peran yang menentukan dalam membingkai isu yang terjadi di arena
publik dan jika isu sebuah organisasi menjadi bagian dari agenda lokal atau
nasional, maka akan menjadi lebih mudah (bagi organisasi tersebut) untuk
A. Pendahuluan memperoleh dana, memperoleh perhatian dari para pembuat kebijakan, menarik
pendukung‐partner‐penyumbang baru.
Lebih lanjut Patterson dan Radtke (2009) menyebut media sebagai
KOMUNIKASI memegang peranan penting dalam organisasi. Tanpa kendaraan untuk mencapai tujuan komunikasi dengan pernyataan sebagai
komunikasi, organisasi dipastikan tidak akan berjalan dengan semestinya. berikut: “communications objectives, taken singly or together, are likely to involve several
Komunikasi dalam organisasi (yang selanjutnya disingkat menjadi komunikasi strategies and vehicles before they are completed.” Artinya, tujuan berkomunikasi,
organisasi) adalah sebuah keniscayaan yang muncul dalam berbagai bentuk, jenis yang dilakukan dengan cara sendiri‐sendiri atau bersama‐sama, biasanya
maupun karakternya baik dalam alur komunikasi di dalam (internal) organisasi melibatkan serangkaian strategi dan kendaraan (baca: alat), sebelum (komunikasi)
maupun alur komunikasi ke luar (eksternal) organisasi. tersebut terlaksana.
Komunikasi organisasi sendiri didefinisIkan sebagai berikut: “organizational Lebih lanjut Patterson dan Radtke mengatakan “masing masing kendaraan
communications is the process of creating and exchanging messages within a network of (baca: alat) komunikasi, yang memiliki target khalayak yang spesifik, adalah
independent relationship to cope with environmental uncertainty, atau dengan kata langkah maju untuk menuntaskan tujuan. Idealnya, strategi dan kendaraan (baca:
lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan alat) berjalan saling melengkapi, dengan efek yang kumulatif, dan membantu
dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk memahami baik tujuan program dan misi organisasi.”
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah‐ubah.” (Goldhaber Sedangkan Phil Jones mengilustrasikan media, sebagai saluran dalam
dalam Romli, 2011; 13). strategi komunikasi organisasi, dan melihat keefektifannya. Tujuan menggunakan
Untuk mendukung berlangsungnya proses pertukaran pesan jalinan media komunikasi adalah untuk meraih sebanyak‐banyaknya target (khalayak),
hubungan di dalam organisasi, diperlukan saluran komunikasi yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan. Pada umumnya dalam sebuah organisasi, saluran
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 103 104 | Perencanaan Komunikasi
sehandal‐handal dan secepat‐cepatnya meraih umpan balik yang maksimum Gambar 6.1. Perencanaan Media dalam Perencanaan Pemasaran
(Jones, 2008).
Itu sebabnya, dalam perencanaan komunikasi organisasi, perencanaan
media menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan komunikasi. Jack PERENCANAAN PEMASARAN
Z. Sissors dan Roger B. Baron menyebutkan Perencanaan Media sebagai proses
mendesain aksi atau kegiatan yang menggambarkan bahwa waktu dan ruang SASARAN PEMASARAN
beriklan digunakan untuk berkontribusi untuk mencapai sasaran pemasaran.
(Sissors & Baron; 2010). TARGET IKLAN
Sementara menurut Willshire (2011), media planning is about connecting
SASARAN MEDIA
people and companies atau diartikan bahwa media adalah segala sesuatu yang
menghubungkan orang‐orang dengan perusahaan. Dalam konteks dan proses
PERENCANAAN MEDIA
komunikasi, perusahaan yang dimaksud Willshire diartikan juga sebagai
organisasi dan atau institusi. Organisasi atau institusi atau perusahaan dalam hal
ini adalah lembaga pemerintahan atau negara, organisasi massa, organisasi sosial,
organisasi politik, organisasi budaya, perusahaan, dan atau lembaga swadaya
masyarakat. Karena itu, jenis media yang akan dibahas di sini adalah media
komunikasi organisasi. Sedangkan orang‐orang, diistilahkan sebagai khalayak (Sumber: Hackley, 2005)
organisasi atau perusahaan, yang terbagi dua, yakni khalayak internal dan
khalayak eksternal.
Dalam organisasi modern, istilah khalayak bisa dikatakan sebagai Sebagai ilustrasi, sebuah perusahaan (misalnya: produsen susu formula) pertama
stakeholders, yang menurut Freeman (1987) merupakan individu, sekelompok kali harus menetapkan perencanaan pemasaran produknya, selanjutnya
manusia, komunitas atau masyarakat, baik secara keseluruhan maupun secara perusahaan tersebut harus menetapkan siapa sasaran pemasarannya dari
parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. produknya (misalnya: semua orang dengan kategori wanita berumah tangga),
Perencanaan media dalam perspektif organisasi bisnis atau usaha, menjadi kemudian perusahaan tersebut menetapkan target iklan produknya tersebut
salah satu bagian dari proses perencanaan komunikasi pemasaran. Chris Hackley (misalnya: wanita baru melahirkan), selanjutnya perusahaan tersebut menetapkan
menyebutkan tugas perencanaan media bertujuan memilah dan mencari upaya sasaran medianya (misalnya: khalayak televisi), dan terakhir perusahaan tersebut
optimal perhatian (media) untuk kampanye, dengan menggunakan biaya yang membuat perencanaan medianya (misalnya: program tv nasional pada jam
efektif dan kombinasi yang memadai dari pemilihan media. Selanjutnya, secara tayang prime time antara pukul 18.00 – 21.30). Harapannya adalah produsen susu
sederhana Hackley mengatakan perencanaan media harus dapat memastikan formula tersebut, bisa dengan efektif meraih khalayak potensial yang seluas‐
iklan kampanyenya menjangkau target khalayak yang diinginkan sebanyak‐ luasnya dengan membeli slot iklan di televisi nasional pada jam prime time, yang
banyaknya, namun tetap sesuai dengan budget media. (Hackley, 2005). jumlah penonton female 25+ (kategori Nielsen Media Research) merupakan
Lihat bagaimana Hackley menggambarkan Perencanaan Media sebagai penonton terbesar.
bagian dari strategi Perencanaan Pemasaran sebagaimana tabel di bawah ini.
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 105 106 | Perencanaan Komunikasi
B. Media Sebagai Saluran Komunikasi Organisasi Desain. Jika desain media cetak terlihat menarik, maka bisa mendapat
perhatian pembacanya. Selain itu, jika media cetak didesain mudah
dibaca, maka pembaca cenderung akan membacanya.
Sidebars / Boxes atau Catatan Sisi atau Catatan Khusus. Penyajian poin
Patterson dan Radtke (2009: 127–145) menyebutkan ada tujuh jenis saluran
kunci yang terpisah dalam penyajian media cetak, bisa menuntun mata
komunikasi dalam organisasi di mana enam di antaranya menggunakan media pembaca ke arah yang dimaksud, dan juga bisa menjadikan tulisan
yakni: terkesan lebih pendek.
Grafik dan Bagan. Grafik dan Bagan biasanya membantu pesan yang
1. Pertemuan Tatap Muka digarisbawahi menjadi lebih panjang dan membantui pembaca
memudahkan membaca data secara baik.
2. Media Cetak Warna. Orang biasanya secara tidak sadar merespon warna yang ada di
media. Arti sebuah warna biasanya dipengaruhi oleh budaya, misalnya
Media Cetak adalah media visual yang memiliki metode tertentu untuk merah umumnya diartikan sebagai simbol kemarahan, kebencian atau
meraih perhatian pembacanya. Begitu perhatian didapatkan, maka isi dan tenaga. Biru diinterpretasi sebagai simbol rasa dingin, tenang dan stabil.
elemen lain akan diperhatikan pembacanya. Hijau diasosiasikan sebagai simbol alam. Jadi warna bisa digunakan
Ada beberapa hal atau contoh yang harus diperhatikan para perencana dalam media cetak untuk menarik perhatian atau memperkuat tema
atau manajer komunikasi organisasi tentang bagaimana khalayak merespon isi tulisan.
media cetak, misalnya:
Menggunakan media cetak memiliki beberapa keuntungan, di
Brosur hanya bisa diperhatikan pembacanya secara seksama selama 3 antaranya: a) sudah dikenal banyak orang dan mudah diakses; b) mudah
detik saja. digunakan untuk khalayak yang awam dan mudah dibawa; c) bisa diisi
Selembar Surat hanya bisa diperhatikan pembacanya selama 11 detik saja. dengan konten yang detail, terminologi, dan grafik; d) materi cetak memiliki
Keterangan Gambar lebih diperhatikan sebesar 70 persen ketimbang usia panjang dan bisa digunakan sebagai referensi di masa akan dating; e) isi
keterangan tulisan. juga bisa sangat lengkap dengan informasi yang detail.
Pembaca biasanya cenderung membaca terlebih dulu halaman muka dan Adapun tantangan atau keterbatasan menggunakan media cetak dalam
belakang isi media cetak, sebelum menaruh perhatian pada seluruh isinya.
komunikasi organisasi adalah sbb.: a) media cetak tidak bisa diakses oleh
orang yang bura huruf atau kesulitan membaca dan memiliki keterbatasan
Media Cetak adalah media satu arah, karena itu perlu diperhatikan
bahasa; b) media cetak tidak memiliki audio dan tidak personal;
tujuh elemen untuk menarik perhatian pembacanya, yakni:
c) khalayaknya tidak bisa langsung merespon; d) biaya percetakan bisa mahal.
Selanjutnya bagi para perencana media maupun komunikasi
Foto. Sebuah foto dapat bercerita seribu kata. Pemilihan foto yang tepat
dapat memunculkan perhatian pembaca, bahkan sebelum melihat pemasaran, ada sejumlah pertanyaan petunjuk menggunakan yang penting
headline sekalipun. dipahami dalam menggunakan media cetak, yakni: a) Apakah khalayak
Keterangan Foto dan Judul. Keterangan gambar biasanya dibaca 70 nyaman menggunakan media cetak?; b) Bagaimana membuat material cetak
persen lebih banyak, dibanding keterangan lain. Judul atau ide utama dengan menarik dan memikat?; c) Apakah memiliki sumber daya yang
tanpa gambar, dapat memperkuat kunci utama atau gagasan, yang bisa memadai untuk mengembangkan teknik menulis yang baik dan atraktif?;
memunculkan gambaran ringkasan utama.
d) Apakah material cetak bisa digunakan untuk khalayak yang berbeda?;
Headlines atau Judul. Judul yang kuat dan ringkas, biasanya akan
diperhatikan pembacanya selama beberapa detik. Jika judul tidak bicara, e) Apakah kualitas materialnya bisa digunakan untuk jangka panjang?;
maka akan membuat pembacanya akan membaca seluruh artikel. f) Apakah sudah dipertimbangkan menggunakan materi media cetak untuk
menancapkan identitas brand atau merek dan misi organisasi ke pikiran
khalayak?
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 107 108 | Perencanaan Komunikasi
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 109 110 | Perencanaan Komunikasi
Sedangkan tantangan menggunakan media audio sebagai berikut: Sedangkan tantangan menggunakan media video untuk komunikasi
a) media audio hanya efektif jika dibuat dalam durasi yang pendek, dalam organisasi: a) biaya produksinya sangat mahal; b) khalayak menginginkan
berbagai contoh, iklan radio hanya dibuat dalam hitungan detik saja, antara 10 nilai produksi yang tinggi; c) membutuhkan tenaga terampil untuk membuat
– 30 detik; b) media audio lebih efektif dengan pesan yang sederhana; c) media isinya; d) video bisa menciptakan efek mengaburkan, karena itu buatlah pesan
audio, dalam beberapa hal memerlukan biaya yang mahal, seperti iklan di yang pendek dan sederhana.
radio; d) media audio, seringkali membutuhkan tenaga yang terampil.
6. Media Online
5. Media Video – Audio Visual Komunikasi dengan media online adalah komunikasi yang proaktif, interaktif
Dalam berbagai hal, media video dianggap sebagai media yang paling efektif (bisa timbal balik), dan terus‐menerus. Patterson dan Radtke menyebutkan:
menyampaikan pesan, karena mengandung dua elemen atau unsur yakni “They involve finding and posting relevant information; identifying with current,
audio (pendengaran) dan visual (penglihatan). Media video juga dianggap potential, and seeker (people who are roaming the Web and find the site because the
paling dapat menjangkau khalayak yang beragam, termasuk untuk target issue interests them) audiences, and it is hoped, developing an online community”
khalayak yang tidak bisa baca tulis. (Paterson & Radtke, 2009), yang artinya: mereka (baca: media online)
Namun menurut Patterson dan Radtke, unsur audio atau suara melibatkan proses pencarian dan posting informasi yang dikehendaki,
berpengaruh 50 persen lebih terhadap khalayak. Unsur audio atau suara mengidentifikasi khalayak yang aktual, potensial dan pencari (baca: orang
dalam media video adalah suara bicara, ilustrasi musik, dan sound effect yang mengeksplorasi dan menemukan situs, karena isunya membuat mereka
khusus. Ada beberapa jenis media video yang bisa digunakan untuk tertarik), yang harapannya bisa membangun komunitas online.
menyampaikan pesan komunikasi organisasi yakni film, berita TV, internet Adapun media online saat ini terdiri atas tiga jenis, yakni: 1) Penyediaan
streaming, video konferensi, iklan TV atau iklan layanan masyarakat di TV, Informasi; 2) Penyediaan Informasi dengan keanggotaan yang terbatas (sign up
media audio visual perusahaan (jaringan terbatas), TV berjaringan atau TV atau mendaftar, situs pemesanan atau order materials, dll.; dan 3) Penyediaan
kabel, TV komunitas, dan media video luar ruangan (billboards atau Informasi dengan pola interaktif dengan host atau tuan rumah.
scoreboards). Jenis‐jenis media online menurut Patterson dan Radtke adalah nameplate
Keuntungan menggunakan media video (audio visual) dalam only, intranet, penyedia konten, penyedia program, interaktif atau blog.
komunikasi organisasi menurut Patterson dan Radtke adalah sbb.: a) sebagian Keuntungan menggunakan media online untuk komunikasi organisasi:
besar khalayak lebih menyukai media video; b) bisa lebih dramatis dengan a) mudah dicari oleh semua orang; b) beroperasi selama 24 jam; c) bisa dicari
sentuhan efek gambar maupun suara; c) bisa memperlihatkan bagaimana dengan cepat menggunakan kata kunci; d) teks dan gambar mudah dicopy dan
sebuah program organisasi bekerja dan bagaimana hasil kerjanya berdampak dimanipulasi untuk kepentingan pengguna; e) bisa diintegrasikan dengan
pada khalayak; d) sebagian orang dipengaruhi oleh stimulus visual; e) bisa materi video maupun audio; f) bisa diprogram secara otomatis untuk
mengandung banyak informasi dalam tayangan yang singkat; f) bisa dibawa memberikan jawaban; g) bisa sangat interaktif.
ke mana‐mana (contoh dalam hal ini adalah gadget atau perangkat elektronik Sedangkan tantangan atau kendala menggunakan media online untuk
seperti laptop, tablet PC, ponsel pintar/smartphone yang terkoneksi dengan komunikasi organisasi: a) membutuhkan biaya besar untuk pembuatan dan
internet); g) jika dikombinasikan dengan sistem penyiaran dengan teknologi pemeliharaan; b) tidak semua khlayak bisa mengakses secara merata; c) konten
satelit yang real time atau siaran langsung, bisa menciptakan Global Village bisa membahayakan jika tidak dikelola dengan baik dan hati‐hati.
(istilah yang diambil dari prediksi Marshall McLuhan); h) video membawa
dunia menjadi lebih baik atau lebih buruk ke ruangan di rumah (melalui 7. Media Alternatif
siaran tv teresterial atau jaringan kabel). Sebuah organisasi atau perusahaan biasanya juga memiliki media alternatif
untuk berkomunikasi dengan khalayaknya, selain semua media yang sudah
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 111 112 | Perencanaan Komunikasi
dijelaskan. Media ini biasanya dibuat untuk diberikan secara cuma‐cuma Media Mix atau Bauran Media. Istilah ini digunakan untuk pemilihan
sebagai kenang‐kenangan atau bisa juga dijual untuk menambah penghasilan beberapa media yang akan digunakan dalam kampanye komunikasi
perusahaan atau organisasi. Media tersebut biasanya disebut sebagai souvenir, melalui media, sebagai bagian dari strategi komunikasi.
Mempertimbangkan Skema Penjadwalan. Membuat skema penjadwalan
antara lain bentuknya adalah kaos, jaket, atau topi, sticker (gambar tempel) &
yang menyeluruh dari media yang dipilih, juga harus menjadi bagian dari
car wrap, produk konsumer seperti kaleng susu, tote bags atau goody bags, proses perencanaan media.
kancing atau pin, mug atau gelas keramik, banners, balon atau balon udara,
penanda buku, buku agenda, kalender, flashdisk, dan masih banyak lagi. Adapun proses perencanaan media menurut Katz setidaknya ada 3 elemen
mendasar, yakni:
1. Menetapkan Khalayak Sasaran
C. Strategi Pemilihan Media dalam Perencanaan Komunikasi Organisasi Berarti seorang perencana media (media planner) harus membuat klasifikasi
atau kategorisasi khalayak berdasarkan beberapa apsek, misalnya: 1) aspek
demografi seperti usia, jenis kelamin, status social, dll.; 2) aspek psikografi
UNTUK menggunakan saluran media dalam komunikasi organisasi, Jones (2008) seperti kebiasaan, hobi, atau kesukaan; 3) aspek status sosial ekonomi
menyebut ada enam kriteria utama menentukan saluran komunikasi yang efektif, misalnya pendapatan, pengeluaran, dlsb.
dalam perencanaan media, yakni: 1) Apakah (saluran komunikasi) menyediakan Menetapkan khalayak sasaran merupakan bagian penting dari proses
umpan balik atau cukup satu arah?; 2) Apakah (pilihan saluran komunikasinya) perencanaan media, karena berhubungan erat dengan pemilihan media itu
memadai? Dapatkan saya mengontrol pesan yang disampaikan melalui (saluran sendiri dan bagaimana pengemasan pesan dibuat secara kreatif.
komunikasi) tersebut?; 3) Dapatkah saya berkomunikasi dengan pesan yang kaya Secara sederhana bisa diilustrasikan dari sebuah produk susu misalnya.
atau cukup yang sederahana saja?; 4) Akankah (saluran komunikasi) sampai ke Jika dilihat peruntukannya maka konsumen produk susu adalah anak‐anak
banyak orang ataukah hanya beberapa saja (menyiarkan atau mengirim ke sedikit atau balita. Pertanyaannya, apakah itu berarti pembuatan iklan ditujukan
orang)? Akankah pesannya pribadi atau tidak pribadi (umum); 5) Berapa lama kepada anak‐anak atau balita? Tentu saja jawabannya tidak. Target sasaran
persiapannya?; 6) Berapa lama (proses) komunikasi berlangsung, ketika sudah khalayak produk susu adalah kaum wanita, khususnya kalangan ibu rumah
siap? tangga. Karena itu, perencana media akan memilih media yang tepat untuk
Adapun komponen Perencanaan Media yang harus menjadi pegangan para kampanye produk susu tersebut. Misalnya majalah, maka ia harus memilih
perencana media menurut Sissors dan Baron adalah : majalah wanita dewasa; radio, maka ia harus memilih radio dengan
pendengar wanita seperti Female Radio di Jakarta; atau jika di televise, maka
Mengungkapkan Latar Belakang. Membuat perencanan media harus perencana media akan memasukan iklan produk susu di jam tayang di mana
dimulai dengan melihat latar belakang, apa dan mengapa sebuah
wanita dan ibu rumah tangga menjadi penonton terbesar seperti di pagi hari
perencanaan komunikasi ditujukan.
Menyatakan Sasaran. Yang dimaksud statemen of objectives adalah atau di tengah program sinetron di jam utama (prime time).
menetapkan pernyataan tujuan komunikasi, atau istilah lain,
mendeklarasikan pernyataan kepada semua orang sehingga dengan begitu 2. Menetapkan Tujuan Komunikasi
tujuan komunikasi akan menjadi sebuah gerakan kolektif. Katz menyebutkan bahwa tujuan komunikasi sangat bergantung pada apa
Menetapkan Target Pasar. Menetapkan target pemasaran adalah hal yang yang akan disampaikan, apakah memasarkan produk atau jasa, membangun
juga penting sehingga perencana media bisa dengan tepat memilih media citra atau mendorong khalayak untuk memilih sesuatu, seperti dalam konteks
mana yang akan menjadi kendaraan komunikasi.
pemilihan umum atau pilkada.
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 113 114 | Perencanaan Komunikasi
Katz mengatakan ada tiga faktor yang harus dipertimbangan dalam Baron menyebutkan setidaknya ada tiga aspek yang harus diketahui para
menetapkan tujuan komunikasi dalam proses perencanaan media, yakni: perencana media atau komunikasi, yakni :
a. Penetapan Waktu Berkampanye (Menyebarkan Pesan). 1) Sumber Data Pemasaran, yang meliputi :
Adalah salah satu faktor yang penting diperhatikan para perencana a) pola distribusi
media dalam kampanye melalui media. Penentuan momen yang tepat b) pola area penjualan
akan berdampak pada efektivitas dan keberhasilan komunikasi c) pola persaingan iklan
(melalui media). Misalnya, toko buku atau agen perjalanan akan d) pola kalender (pola penjualan dari periode bulan ke bulan)
beriklan besar besaran di media pada momen liburan atau jelang
kalender akademik baru. Atau kandidat calon kepala daerah akan 2) Creative Sources atau Sumber Data Kreatif, yang meliputi :
berkampanye di media beberapa bulan sebelum masa kampanye. a) karakteristik tema
b) karakteristik pesan
b. Dinamika Kategori dan Brand c) penelitian terhadap performa aspek kreatif
Dalam konteks ini Katz mengaitkan dinamika kategori dan brand ini
dengan bagaimana perencana media menangkap kecenderungan 3) Sumber Data Media, yang meliputi :
khalayak dengan kemampuan perusahaan mengemas pesan iklan atau a) kepopuleran
komunikasi. Misalnya jika sebuah iklan baru dibuat, namun ternyata b) profil media (karakteristik media)
hanya sebuah versi lain dari iklan yang lama, maka Katz memastikan c) biaya penayangan
iklan tersebut akan sia-sia.
Selain itu, perencana media dalam membuat perncanaan komunikasi
c. Daya Jangkau dan Frekuensi (Media)
media harus mempertimbangkan sejumlah variabel perencanaan media yang oleh
Menurut Katz, seorang perencana media harus mengetahui daya
jangkau (media) dalam proses perencanaan media. Dalam konteks ini Sissors dan Baron disebutkan ada lima pertanyaan mendasar, yakni:
pilihan media secara sederhana terbagi atas dua kategori yakni media
nasional atau media lokal. Seperti di Indonesia saat ini, televisi terbagi a. Siapa khalayak yang akan dituju? Adalah pertanyaan tentang siapa target
atas dua kategori televisi nasional atau televisi lokal. Dengan begitu, khalayak yang ingin dituju berdasarkan sejumlah kategori demografi,
perencana media kemudian akan dapat menentukan berapa frekuensi status sosial ekonomi, psikografi seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan,
yang akan ia beli untuk menyebarluaskan pesan komunikasi atau iklan. kebiasaan dlsb.
Sebagai contoh: iklan sampo akan menargetkan khalayaknya pada
3. Mempertimbangkan Aspek Kreativitas kalangan wanita dan media yang akan dipilih adalah media dengan wanita
sebagai khalayak terbesarnya, seperti majalah wanita.
Katz mengatakan, kreativitas menjadi bagian terakhir yang juga penting
dibahas dalam proses perencanaan media. Ia menyebutkan, kreativitas konten b. Di mana lokasi? Adalah pertanyaan tentang lokasi pasar yang tepat dan
pesan atau komunikasi pada akhirnya akan bermuara pada pilihan media. prospektif untuk kegiatan komunikasi. Apakah sebuah strategi pemasaran
Misalnya jika sebuah perusahaan otomotif akan “melaunching” merek baru, membutuhkan peningkatan atau penurunan dukungan media ?
maka aspek kreativitasnya harus ditekankan pada tampilan dan performa dari Sebagai contoh: jika sebuah produk tidak dimaksudkan untuk dipasarkan
di daerah daerah kota besar maka media yang dipilih media lokal.
kendaraan tersebut. Bisa jadi pilihan utamanya adalah media televisi dan cetak
saja. c. Kapan? Adalah pertanyaan mengenai kapan waktu yang tepat untuk
melakukan kampanye di media. Dan kapan dibutuhkan peningkatan atau
Untuk membuat perencanaan media diperlukan data‐data yang digunakan penurunan dukungan media pada satu kegiatan komunikasi.
sebagai indikator kerberhasilan sebuah perencanaan komunikasi. Sissors dan
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 115 116 | Perencanaan Komunikasi
Sebagai contoh: iklan produk pengusir nyamuk akan lebih tepat jika
ditayangkan pada saat wabah demam berdarah tengah terjadi di
masyarakat.
Pada akhirnya perencanaan media dalam komunikasi organisasi akan
d. Berapa lama? Adalah pertanyaan tentang berapa lama sebuah kampanye sangat ditentukan dengan kemampuan para perencana membangun strategi
akan efektif ditayangkan di media. saluran (termasuk dengan media) komunikasi yang sesuai dengan sasaran
Sebagai contoh: iklan layanan masyarakat tentang pentingnya memelihara komunikasi dan target khalayak. Patterson dan Radtke (2009; 144–145)
lingkungan bersih seperti membuang sampah tidak boleh sembarangan, mengemukakan sejumlah pertanyaan kunci dalam kaitannya dengan hal tersebut:
akan efektif hanya pada saat musim hujan tiba.
Saluran komunikasi yang mana yang bisa bertaut satu sama lain yang
e. Seberapa sering? Adalah pertanyaan tentang berapa banyak pesan akan
cocok untuk menampilkan pesan pada target khalayak? Apa elemen inti
ditayangkan di media untuk mencapai tujuan komunikasi.
pesan yang hilang?
Sebagai contoh: Jika sebuah produk lama yang ditayangkan di media,
Apakah ini memungkinkan dilakukan modifikasi pada saluran yang eksis,
maka tidak dibutuhkan frekuensi yang tinggi, karena dikhawatirkan akan
ataukah menggunakan saluran baru?
menimbulkan kejenuhan pada khalayak sehingga tujuan pesan tidak
tercapai. Jika ada materi tambahan, apakah materi tersebut bisa digunakan untuk
berragam khalayak dengan dampak yang maksimum?
Apakah strategi yang diterapkan saling bertabrakan satu sama lain atau
Sissors dan Baron menggambarkan skema proses perencanaan media dengan kata lain menghalangi kesuksesan dalam meraih target khalayak?
sebagai berikut: Apakah kita mempertimbangkan bagaimana pesan merespon keinginan
atau kebutuhan khalayak akan informasi, ketika mereka sedang berada di
Gambar 6.2. Skema Proses Perencanaan Media masing masing tahapan lingkaran komunikasi, yakni: menginformasikan,
memperhatikan dan menyimak, terdorong untuk berbuat dan
mempertahankan? Apakah ada cara untuk memperkuat komponen pesan
dalam saluran yang sudah terseleksi?
Apakah setiap saluran fokus pada misi organisasi dan maksud
berkomunikasi? Apakah tiap saluran tersebut termasuk aksi melangkah
untuk setiap khalayak?
Daftar Pustaka
Albarran, Allan B (Editor). 2006. Handbook of Media Management and Economic.
Lawrence Erlbaum Associates, Publishers, New Jersey & London.
Hackley, Chris. 2005. Advertising & Promotion: Communicating Brands. SAGE
Publications. London.
(Sumber: Sissors & Baron, 2010) Jones, Phill. 2008. Communicating Strategy. Gower Publishing Limited, London.
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 117 118 | Perencanaan Komunikasi
Katz, Helen. 2008. The Media Handbook: A Complete Guide to Advertising Media
Selection, Planning, Research and Buying. Second Edition. Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, London.
Pace, R. Wayne & Don F. Faules. 2006. Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Patterson, Sally J & Janel M. Radtke. 2009. Strategic Communications for Non Profit
Organizations: Seven Steps to Creating a Succesfull Plan. Second Editon. John
Willey & Sons, Hoboken, New Jersey, USA.
Rakhmat, Djalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Romli, Khomsahrial. 2011. Komunikasi Organisasi Lengkap. Grasindo, Jakarta.
Sissors, Jack Z. & Roger B. Baron. 2010. Advertising Media Planning. McGraw-Hill
USA.
Willshire, John V. 2011. What is Media Planning; Some Unfinished Thought. Powerpoint
Presentation on www.slideshare.net. United Kingdom.
BAB 6 — Perencanaan Media dalam Komunikasi Organisasi | 119 120 | Perencanaan Komunikasi
menggurita. Media massa menjadi media yang paling besar dalam menyerap
iklan dan materi promosi atau kampanye.
Mari kita lihat pada data pendapatan iklan di media massa pada tahun
2009 yang sangat fantastis berikut ini:
MEDIA MASSA
Total Rp 51.081.000.000.000 100
televisi Rp 29.887.000.000.000 58.5
surat kabar Rp 17.747.000.000.000 34.7
majalah Rp 1.292.000.000.000 2.5
Oleh: Aria Santana, S.H. tabloid Rp 609.000.000.000 1.2
radio Rp 593.000.000.000 1.2
media luar ruangan Rp 954.000.000.000 1.9
(Sumber : Nielsen Audience Measurement dalam Armando, 2009: 40)
Fakta lebih fantastis bisa dilihat dari hasil riset Nielsen pada tahun 2012
lalu. Nielsen mengumumkan belanja iklan media di Indonesia mencapai 87 triliun
A. Pendahuluan
rupiah lebih sepanjang tahun 2012, atau tumbuh 20 persen dibandingkan tahun
2011. Dari perolehan tersebut televisi masih mendominasi pangsa iklan dengan
meraup 64 persen dari total belanja iklan. Itu artinya televisi meraih lebih dari 55
MEDIA massa hingga saat ini masih menjadi primadona kekuatan ekonomi dan
triliun rupiah. Selanjutnya diikuti surat kabar sebanyak 33 persen, atau sekitar
politik yang memiliki pengaruh magnetis luar biasa. Kehadiran media baru
28,7 triliun rupiah lebih dan majalah atau tabloid yang meraih 3 persen atau
seperti media sosial pun belum bisa mengalahkan media massa. Sebagai ilustrasi,
sekitar 2,6 triliun rupiah (Sumber: Vivanews.co.id, 2012).
di Indonesia kehadiran media massa masih mendominasi kehidupan masyarakat,
sedangkan kehadiran media sosial bisa dikatakan baru sebagai suplemen.
Dalam kehidupan berpolitik, kekuatan media massa mencapai puncaknya
B. Jenis Media Massa dalam Perencanaan Komunikasi
pada tahun 1998. Pada tahun itu, harus diakui, media massa berperan sangat
besar ikut “menumbangkan” pemerintahan Orde Baru pimpinan Presiden
Suharto dan memunculkan Orde Reformasi yang digalang gerakan mahasiswa
MEDIA massa tradisional memiliki beberapa jenis media, yakni cetak seperti
dan pembangkangan kelompok elit politik yang dimotori Amien Rais. Tahun 1998
surat kabar, majalah dan tabloid; dan penyiaran seperti televisi dan radio. Mari
tercatat sebagai tahun kebangkitan kekuatan media massa sebagai pilar keempat
kita bahas satu per satu sbb.:
demokrasi.
Lebih jauh lagi, Reformasi telah mendorong media massa menjadi
Penyiaran Televisi
kekuatan ekonomi yang luar biasa dengan bermunculan konglomerat media di
Fakta menunjukkan masyarakat Indonesia adalah Viewers Society (Baksin, 2009)
Indonesia, dan menjadikan media massa menjadi sebuah industri raksasa yang
atau masyarakat yang lebih menyukai media audio visual, ketimbang media lain.
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 121 122 | Perencanaan Komunikasi
Itu sebabnya perusahaan atau stasiun TV swasta kini telah berkembang menjadi
industri raksasa, dengan pendapatan iklan mencapai hampir 30 triliun rupiah
pada tahun 2009 (Nielsen Audience Measurement dalam Armando, 2011). • Faktor populasi khalayak berdasarkan Status Sosial & Ekonomi (Socio
Media penyiaran televisi di Indonesia memiliki tiga format, yakni Economic Status atau SES)
teresterial atau format free to air yang menggunakan sistem jaringan transmisi Nielsen Media Reaserch mengklasifikasikan populasi penonton tv sebagai
UHF, tv cable (kabel tv) atau tv berbayar, dan format streaming tv yang berikut:
menggunakan saluran internet. Namun format terakhir belum masuk dalam
industri komersial.
Industri periklanan televisi menyediakan air time spot sebagai ruang iklan. Gambar 7.3. Populasi Penonton TV Berdasarkan Socio Economic Status (SES)
Namun di televisi juga mengenal program blocking, yang memungkinkan slot
program dibeli oleh satu pihak yang berkepentingan seperti perusahaan penyedia SES 2006 - 2008 2009 - 2010 2011
A1 Lebih dari Rp3.000.000 Lebih dari Rp3.500.000 Lebih dari Rp4.500.000
produk atau jasa, organisasi atau instasi pemerintah.
A2 Rp2.000.000 – 3.000.000 Rp2.500.000 – 3.500.000 Rp3.000.000 – 4.000.000
Untuk perencana media atau komunikasi pemasaran, penting kiranya B Rp1.500.000 – 2.000.000 Rp1.750.000 – 2.500.000 Rp2.000.000 – 3.000.000
memahami genre atau jenis program tv seperti berita, infotainmen, dokumenter, C1 Rp1.000.000 – 1.500.000 Rp1.250.00 – 1.750.000 Rp1.500.000 – 2.000.000
hiburan musik, drama, permainan, atau pertunjukan. Pada program ber‐genre C2 Rp700.000 – 1.000.000 Rp900.000 – 1.250.000 Rp1.000.000 – 1.500.000
apa promosi iklan ditempatkan. Misalnya produk makanan ringan untuk anak‐ D Rp500.000 – 700.000 Rp600.000 – 900.000 Rp700.000 – 1.000.000
anak sebaiknya ditempatkan di program kartun. Selain itu, perlu juga dipahami E Kurang dari Rp500.000 Kurang dari Rp600.000 Kurang dari Rp700.000
beberapa faktor yang menjadi pegangan dua pihak terkait yakni manajemen Catatan: Nilai nominal di atas bukan penghasilan melainkan pengeluaran rutin per bulan seperti
transportasi, biaya sekolah anak-anak, belanja keperluan sehari-hari, listrik, telepon, dll.
media dan pengiklan sbb.:
(Sumber: Nielsen Media Research, 2009)
• Faktor ketersediaan khalayak dan pembagian waktu siaran atau daypart
Pringle & Starr membagi waktu siaran dan ketersedian khalayak sebagaimana
tersaji pada data berikut ini:
Di Indonesia, populasi penonton televisi berdasarkan Socio Economic Status adalah
Gambar 7.2. Pembagian Waktu Siaran & Ketersediaan Khalayak (Daypart) sebagai berikut :
BAGIAN HARI KETERSEDIAAN AUDIEN Gambar 7.4. Populasi Khalayak TV di Indonesia Berdasarkan SES
Pagi Hari: 06.00 – 09.00 Anak Anak, IRT, Pensiunan, Pelajar, Pekerja
Jelang Siang: 09.00 – 12.00 Anak Pra Sekolah, IRT, Pensiunan, Pekerja Shift Target Universe %
Siang Hari: 12.00 – 16.00 Pekerja, Pelajar SES A1 & A2 4.404.391 8.9
Sore Hari: 16.00 – 18.00 (early fringe) Pekerja, Anak Anak & Remaja SES B 8.298.633 16.8
Awal Malam: 18.00 – 19.00 (early evening) Hampir semua audien SES C1 11.993.553 24.2
Jelang Waktu Utama: 19.00 – 20.00 SES C2 14.068.474 28.2
Semua audien tersedia
(prime access) SES D 8.209.361 16.6
Semua audien tersedia, kecuali anak-anak mulai SES E 5.238.862 10.6
Waktu Utama: 20.00 – 23.00 (prime time)
berkurang Total Individuals 49.525.103 100 %
Jelang Tengah Malam: 23.00 – 23.30
(late fringe)
Orang Dewasa (Male 25+)
Akhir Malam: 23.30 – 02.00 (late night) Orang Dewasa dan Pekerja Shift Malam (Sumber: Nielsen Media Research, 2009)
(Sumber: Pringle & Starr dalam Morissan, 2008; 296–297)
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 123 124 | Perencanaan Komunikasi
Melihat data pada grafis 7.3 dan 7.4 di atas, bisa disimpulkan bahwa
berdasarkan Nielsen, populasi terbesar penonton televisi di Indonesia adalah Faktor Rating & Share
penonton kategori SES C (C1 & C2), yaitu pemilik televisi yang setiap bulannya Rating dan Share adalah konsep alat ukur performa program televisi yang
memiliki pengeluaran rutin antara 1 juta sampai 2 juta rupiah, yakni sebanyak 52 digunakan secara universal di seluruh dunia. Konsep ini pertama kali
persen lebih dari total populasi. Bagi perencana media atau pemasaran diperkenalkan oleh Arthur Charles Nielsen sejak tahun 1932 di Amerika Serikat,
komunikasi, data Nielsen di atas sangat penting untuk memahami pada program dan sampai saat ini lebih dari 100 negara di dunia menggunakan jasa Nielsen.
acara tv apa yang meraih target penonton dengan sesuai dengan segmentasi dan Para perencana komunikasi atau media atau pemasaran komunikasi penting
target khalayaknya. memahami dua konsep tersebut, sebagai dasar untuk menempatkan kampanye
Faktor berikutnya adalah target khalayak televisi berdasarkan kategori usia iklannya di televisi.
dan status sosial sebagaimana yang dibuat oleh Nielsen Media Research berikut Menurut Morrisan riset rating adalah:
ini:
1. Child atau anak anak usia 5 – 9 tahun untuk meneliti efektivitas program pada saat ditayangkan di stasiun televisi.
2. Female atau wanita usia 10 – 19 tahun Riset rating pada dasarnya meneliti tindakan audien terhadap pesawat
3. Female atau wanita usia 20 – 24 tahun penerima televisi atau radio. Tindakan audien terhadap pesawat penerima
4. Female atau wanita usia 25 tahun (+ ) atau lebih itu meliputi tindakan mematikan (turn off), menghidupkan (turn on),
5. Male atau pria usia 10 – 19 tahun memidahkan (switching) saluran pesawat televisi. (Morissan, 2008 ; 308)
6. Male atau pria usia 20 – 24 tahun
7. Male atau pria usia 25 tahun (+) atau lebih Secara sederhana rumus menghitung rating adalah sbb.: Jumlah Penonton
8. Housewife atau ibu rumah tangga
Program X dibagi jumlah pemilik tv di Indonesia (Universe 10 kota Nielsen
9. Student atau pelajar
10. Worker atau pekerja 52.213.275) dikali 100. Sebagai ilustrasi, jika rata‐rata penonton program OVJ
Trans7 pada tanggal 21 Juli 2013 adalah 910.000, maka rating program OVJ adalah
Selain itu, di Indonesia Nielsen Media Research menetapkan Design Market 910.000 dibagi 52.213.275 dikali 100 hasilnya 1,7 point rating ( r ). Namun yang
Area (DMA) pada 10 kota dengan tota populasi khalayak televisi sebanyak juga harus dipahami di sini adalah bahwa riset rating hanya menunjukan
50.213.275 household atau pemilik tv, yaitu sebagaimana tersaji pada data berikut performa secara kuantitatif dari sebuah program acara televisi. Rating tidak
ini: mencerminkan kualitas sebuah program televisi.
Adapun mengenai share atau audience share merupakan riset kuantitatif
Gambar 7.5. Populasi Penonton TV berdasarkan Nielsen penonton televisi yang juga digunakan Nielsen untuk mengukur berapa persen
jumlah penonton sebuah program televisi berbanding dengan jumlah penonton
1. Jakarta 30.427.347 / 58.3 % televisi yang menyaksikan pada jam di mana program tersebut ditayangkan.
2. Surabaya 9.644.509 / 18.5 % Sebagai ilustrasi, jika rata‐rata penonton OVJ Trans7 pada tanggal 21 Juli 2013
3. Yogyakarta 2.727.905 / 5.2 %
4. Bandung 2.027.169 / 3.9 % adalah 910.000, kemudian jumlah penonton tv pada jam 19.30 – 21.00 wib adalah
5. Medan 1.903.343 / 3.6 % 8.752.220 maka perhitungan share OVJ adalah 910.000 dibagi 8.752.220 dikali 100
6. Palembang 1.675.872 / 3.2 % persen, hasilnya adalah 10.4 persen share ( s ).
7. Semarang 1.177.732 / 2.3 %
8. Makasar 1.166.772 / 2.2 %
Menurut Morrisan (2008: 385), hasil perhitungan audience share ini biasanya
9. Denpasar 842.768 / 1.6 % lebih disukai pengelola stasiun televisi untuk menarik pemasang iklan daripada
10. Banjarmasin 619.856 / 1.2 % rating, selain karena angkanya lebih tinggi dari rating, juga karena audience share
memberikan informasi kepada pemasang iklan secara lebih real mengenai posisi
(Sumber : Nielsen Media Research, 2009) suatu stasiun televisi terhadap televisi lainnya. Makna dari konsep rating dan
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 125 126 | Perencanaan Komunikasi
share bagi perencana komunikasi atau media atau komunikasi pemasaran adalah ketika berlangsung final superbowl, yang nilainya mencapai 2 juta dolar
bahwa harga iklan per spot antara satu tv dengan tv lain berbeda. Sebagai atau sekitar 20 miliar rupiah per 30 detik spot iklan. Di Indonesia harga
iklan tertinggi saat ini (tahun 2013) diraih program sinetron RCTI Tukang
ilustrasi, harga iklan program OVJ Trans7 tentu saja akan berbeda dengan harga
Bubur Naik Haji dan OVJ Trans7 yang meraih harga iklan per 30 detik
iklan di program tv lainnya seperti program Kabar Petang TVOne atau Pesbukers spot lebih dari 40 juta rupiah. Tentu saja harga iklan tv swasta nasional
ANTV. menjadi sangat mahal bagi pengiklan dengan budget yang tidak besar.
Katz (2008; 63) menyebutkan sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh Namun demikian masih tetap dimungkinkan dengan cara membeli
dengan menggunakan media massa televisi untuk menyampaikan pesan atau volume atau ROS (Run of the Schedule), yakni kesepakatan di mana
kampanye iklan sebagai berikut: waktu penayangan suatu iklan ditentukan stasiun penyiaran tv dan bukan
ditentukan pemasang iklan (Morissan, 2008; 432). Atau menurut
Morissan (2008; 432) bisa juga dengan cara preemptibility, atau bentuk
Keunggulan yang paling utama dari televisi adalah kemampuan dinikmati kesepakatan di mana stasiun tv penyiaran menawarkan iklan dengan
dengan pandangan, suara, warna dan gerak yang hidup sebagaimana harga murah (discount rate) kepada pemasang iklan, namun dengan
yang bisa dilihat pada kehidupan nyata. Itu sebabnya banyak pembuat iklan syarat iklan akan diganti dengan iklan lain yang bersedia membayar
menggunakan setting kehidupan nyata untuk menunjukkan manfaat dengan harga lebih mahal.
produknya.
Durasi dan masa tayang yang pendek. Di Indonesia ruang untuk iklan
Televisi adalah media yang paling mudah menyebar pesannya. Banyak di tv biasanya di tempat antara 2 program atau di dalam program, yang
contoh yang terjadi dari industri periklanan di tanah air yang produknya rentang waktunya disediakan sangat variatif bergantung kebijkan stasiun
menjadi bagian dari perbincangan sehari-hari seperti iklan Xonce dengan tv dan pada jam apa iklan tersebut ditayangkan. Biasanya ruang iklan di
tagline-nya yang populer di tahun 90-an: “Xonce nya mana?” Contoh lain dalam program, rentangnya antara 3 sampai 5 menit, yang artinya
adalah film kartun yang mempengaruhi warna kehidupan masyarakat menampung 6 sampai 10 item iklan. Persoalannya, ada kecenderungan
seperti demam kartun Upin Ipin, yang memunculkan berbagai produk atau pemirsa televisi berpindah saluran ketika siaran iklan sedang tayang.
merchandise anak-anak bergambar tokoh kartun dari Malaysia tersebut. Persoalan ini memunculkan pertanyaan krusial, sebenarnya seberapa lama
dan efektif pemira tv diterpa iklan? Katz (2008; 65). Ke depan dengan
Televisi adalah media yang massif. Sejak awal kemunculannya di tanah munculnya teknologi interaktif tv khalayak akan semakin selektif acara tv
air, televisi swasta meraih simpati yang begitu besar. Dengan jumlah apa saja yang mereka program untuk disaksikan. Tentu saja jika itu
penduduk yang begitu besar, tv swasta di Indonesia khususnya tv nasional terjadi, maka tantangan besar bagi pengelola tv dan pengiklan dalam
bisa meraih share penonton sampai 5 juta penonton pada jam utama atau membuat perencanaan belanja iklan di televisi.
prime-time (Pk.18.00–21.30 WIB) atau ilustrasi yang sangat ekstrim adalah
pada penyelenggaraan Piala Dunia Sepakbola, pada saat final sebuah Tayangan televisi cenderung cepat menjenuhkan. Di Indonesia
stasiun tv yang menjadi penyelenggara siaran bisa meraih share sampai 80 keberlangsungan program televisi sangat bergantung pada performanya
persen yang artinya jika menurut Nielsen populasi atau Design Market yang diukur dengan rating dan share Nielsen. Selain itu masa tayang
Area penonton tv di Indonesia adalah 50 juta orang, maka 80 persen artinya umumnya ditetapkan dalam periode tertentu, bisa hitungan per tiga bulan,
penonton final piala dunia Indonesia mencapai 40 juta pemilik tv. atau per beberapa kali tayang. Di stasiun tv swasta biasanya ditetapkan
per 13 episode. Jika performanya tidak bagus maka bukan tidak mungkin
Sedangkan menurut Katz (2008; 64), televisi juga memiliki sejumlah keterbatasan program tersebut diganti dengan program lain. Demikian juga dengan
atau kekurangan yang harus diketahui oleh para perencana media atau durasi tayang iklan, mengalami hal yang sama.
komunikasi pemasaran yang bermaksud membeli spot iklan di televisi yakni :
Penempatan iklan. Ada dua cara yang dikenal dalam penempatan iklan
yang paling umum, yakni di dalam program atau antara dua program.
Biaya yang tinggi dan mahal. Di Amerika, harga iklan per 30 detik spot
Namun demikian pemirsa tv cenderung berpindah saluran saat siaran
pada primetime di tahun 2000 senilai 300 ribu dolar atau sekitar 3 miliar
iklan tayang. Tetapi tidak sedikit pula yang tetap pada saluran karena
rupiah nilai uang saat ini. Puncaknya terjadi pada tahun 2002, yakni
tidak ingin terlewatkan isi tayangan setelah siaran iklan. Dari beberapa
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 127 128 | Perencanaan Komunikasi
penelitian, siaran iklan yang paling efektif adalah yang penempatannya di Menurut Katz (2008: 68), di radio, siaran iklan rata‐rata mencapai 9 sampai
awal dan di akhir siaran iklan. Sedangkan di bagian tengah merupakan 20 spot iklan per jam. Sebagaimana televisi, radio siaran mengenal pembagian
posisi yang dianggap lemah.
waktu siaran atau daypart sebagaimana yang tersaji dalam gambar berikut ini:
Penyiaran Radio Gambar 7.6. Pembagian Waktu Siaran Radio atau Radio Daypart
Radio adalah media massa elektronik paling tua di dunia. Jauh sebelum orang
mengenal televisi, radio sudah hadir terlebih dahulu. Di Amerika Serikat menurut
Katz (2008; 68) setiap rumah tangga memiliki sebuah radio, bahkan beberapa di Morning Drive Pk. 06.00 – 10.00 am
antara mereka meniliki lebih dari satu. Masih di Amerika, kebanyakan orang Daytime Pk. 10.00 – 15.00
mendengarkan siaran radio sehari rata‐rata 3 jam 17 menit dan sekitar 84 persen Afternoon Drive Pk. 15.00 – 19.00
Evening Pk. 19.00 – Midnight
mendengarkan antara jam 6 sampai 10 lagi dan paling banyak pula Late Night Midnight – Pk. 06.00 am
mendengarkan di perjalanan dengan mobil pribadi.
Di Indonesia juga berlaku hal yang sama. Hampir setiap rumah tangga
memiliki pesawat radio dari berbagai bentuk. Ada yang satu set dengan tape, atau (Sumber : Katz, 2008 : 68)
sebagian sudah menggunakan perangkat komputer sebagai pemutar radio siaran.
Anak muda merupakan pasar terbesar dari radio di tanah air karena radio adalah
media massa yang membuka ruang paling besar untuk melakukan komunikasi Ada dua jenis radio siaran di Indonesia maupun di negara‐negara lain,
interaktif antara penyiar dengan pendengarnya. Dengan kata lain radio membuat yakni radio lokal dan radio berjaringan. Secara fungsional kedua jenis radio itu
khalayaknya merasa memiliki kedekatan secara pribadi dengan para penyiar sama, namun bedanya radio berjaringan merupakan bentuk atau upaya para
yang merupakan representasi perusahaan, karena radio bersifat lokal. pemilik radio untuk lebih menarik pengiklan. Asumsi sederhananya membeli
Ada 2 jenis frekuensi yang digunakan dalam siaran radio, yakni AM iklan di radio berjaringan lebih mahal ketimbang radio lokal, namun siaran
(amplitude modulation) dan FM (frequency modulation). Perbedaan karakteristik iklannya akan ditayangkan di semua stasiun radio jaringannya di berbagi daerah.
keduanya ada pada tipikal daya pancar. AM memiliki kemampuan memancar di Meski bersifat lokal dan terkesan tidak massif, Katz (2008: 72) menyebutkan
area yang sangat luas, namun AM memiliki kelemahan pada daerah‐daerah yang sejumlah keuntungan yang bisa diperoleh dengan memanfaatkan radio sebagai
berbukit maupun bangunan tinggi yang berakibat pada menurunnya kualitas media untuk menyebarkan pesan atau kampanye iklan sbb.:
audio.
Sebaliknya FM memiliki daya pancar yang lebih kecil, namun memiliki Bersifat lokal namun bisa membangun hubungan emosional antara awak
kualitas audio yang lebih baik. Di Indonesia, radio swasta banyak menggunakan radio dan pendengarnya, termasuk dengan bintang tamu selebriti yang
jaringan FM ketimbang AM. Di setiap ibu kota provinsi rata‐rata terdapat 20 dihadirkan dalam berbagai acara radio
sampai 40 stasiun radio swasta dan di setiap ibukota kabupaten terdapat 10
Bisa meraih khalayak yang tepat, karena siaran radio sangat
sampai 20 stasiun radio swasta. Di perkirakan di Indonesia terdapat lebih dari 2
tersegmentasi dengan kelompok usia dan jenis musik tertentu.
ribu stasiun radio yang tersebar di semua provinsi mulai dari Sabang sampai
Merauke. Radio memiliki kemampuan “imagery transfer” atau proses transfer
Sama dengan televisi, bisnis radio hidup dari menjual airtime dan space imaginasi visual. Di sini radio memiliki fungsi penguat dari pesan iklan
untuk menjaring iklan atau sponsorship. Selain itu stasiun radio juga yang ditayangkan di televisi, dan para pengiklan menggunakan kekuatan
mengembangkan pendapatannya dari bisnis off‐air atau penyelenggaran even ini untuk mendukung tayangan iklan di televisi.
dengan menjaring sponsor.
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 129 130 | Perencanaan Komunikasi
Harga iklan yang murah dibandingkan dengan hagga iklan di Orang biasanya mendengarkan radio sambil mengerjakan sesuatu yang
televisi. Di industri radio harga iklan per spot berkisar antara puluhan ribu lain seperti mengemudi, maka membuat masa tayangan pesan menjadi
sampai jutaan (di bawah 5 juta rupiah) pendek. Karena itu, penting kiranya membuat perencanaan pesan di radio
dengan memperhatikan relevansi dengan topik, yang melibatkan perasaan
Berbeda dengan televisi, khalayak atau pendengar radio cenderung pendengarnya dan tentu saja harus menarik atau harus ear catching.
lebih setia. Mereka cenderung mendengarkan satu siaran radio dalam
jangka waktu yang lama. Karena itu di radio sangat dimungkinkan iklan Pendengar radio cenderung terpecah ke dalam berbagai sub-segmentasi
muncul dengan frekuensi yang tinggi untuk meraih target khalayaknya dan subformat radio. Seperti contoh radio anak muda yang terpecah ke
mengingat harga iklan radio yang sangat murah. beberapa subsegmentasi seperti anak muda gaul, anak muda kampus,
anak muda SMA atau anak muda eksekutif. Karena itu, jika ingin meraih
Radio memiliki kemampuan yang tinggi dan sangat dekat antara target khalayak anak muda tersebut, maka harus membeli spot iklan di
momen mendengarkan siaran iklan dengan keputusan membeli semua stasiun radio bergenre anak muda tersebut.
produk tertentu, sebagaimana tersaji dalam data yang dikeluarkan biro
periklanan radio di Amerika Serikat sebagai berikut:
Media Massa Cetak: Surat Kabar
Surat kabar atau koran merupakan media massa tertua di dunia, seiring dengan
Gambar 7.7. Media Exposure & Pembelian berkembangnya mesin cetak pasca revolusi industri di Eropa. Hal yang sama juga
berlaku di Indonesia. Meski kini muncul media baru yang berbasis internet
komputer, surat kabar di Indonesia masih menduduki posisi kedua setelah tv
Radio 59 %
Media Luar Ruangan 27 % sebagai media massa yang menyerap belanja iklan terbesar di mana surat kabar
Televisi 20 % meraih penghasilan 27 triliun rupiah atau meraih 34 persen pangsa belanja iklan
Majalah 11 % di media.
Surat Kabar 10 %
Surat kabar menggunakan alat ukur kepopuleran mereka dengan klaim
tiras penjualan. Di Amerika Serikat pada tahun 2001, tiras penjualan tertinggi
diraih surat kabar USA Today dengan tiras penjualan mencapai 2 juta eksemplar
(Sumber: Radio Advertising Bureau dalam Katz, 2008: 74)
lebih, diikuti surat kabar Wall Street Journal dengan tiras 1,7 juta dan New York
Times dengan tiras penjualan 1,1 juta eksemplar.
Katz mengatakan ada beberapa keunggulan yang dimiliki media massa
Namun demikian ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
surat kabar yang dapat dimanfaatkan para perencana media maupun komunikasi
membuat perencanaan pesan atau kampanye iklan di radio:
pemasaran:
Usaha lebih keras membuat pesan iklan atau kampanye mengingat orang
mendengarkan radio umumnya sambil mengerjakan sesuatu yang lain. Tepat waktu dan akurat. Berbeda dengan media elektronik, surat kabar
adalah media massa yang berisi konten berita dan informasi. Di Amerika,
Radio hanya memunculkan aspek suara atau audio saja, namun bagi pembaca surat kabar merupakan pembaca yang memiliki kecenderungan
sebagian kalangan meyakini justru itulah kekuatan sebenarnya radio. menjadi pembeli dari iklan. Dari sebuah penelitian di AS, 70 persen
Siaran radio mendorong pendengarnya lebih imajinatif, dan efek suara pembacanya setuju, iklan surat kabar membantu mereka memutuskan
memiliki kekuatan yang lebih dramatis. Selain itu radio siaran juga untuk membeli sebuah produk dan 65 persen dari responden sepakat
menawarkan pesan dengan menggunakan gaya humor, yang banyak bahwa surat kabar lebih berpengaruh dari televisi untuk mengambil
disukai pendengarnya. keputusan membeli sebuah produk (Katz, 2008; 79).
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 131 132 | Perencanaan Komunikasi
Surat kabar dianggap sebagai media yang tepat untuk meraih target Surat kabar menyajikan visual hitam-putih. Sampai era tahun 80-an
khalayak yang diinginkan. Hasil penelitian di Amerika Serikat tahun surat kabar hadir dengan dua warna saja, yakni hitam-putih baik isi
2001, pembaca surat kabar biasanya menghabiskan waktu membaca maupun iklan. Pada era 90-an, para pengelola surat kabar mulai
selama 45 menit dan 67 persennya membuka semua halaman suratkabar. menggunakan warna pada konten iklan, dan hal itu bukan tanpa alasan.
Pembaca surat kabar juga dianggap sebagai pembaca yang memiliki latar Hasil penelitian yang dilakukan Asosiasi Surat Kabar Amerika Serikat
belakang edukasi yang tinggi sebagai tersaji pada data berikut ini : pada tahun 2001 (Katz, 2008; 82) menyimpulkan bahwa terdapat
sejumlah elemen yang dianggap sebagai daya tarik konten iklan dari surat
kabar pembaca, yakni warna, halaman penuh, foto dam ilustrasi, produk
Gambar 7.8. Data Pembaca Surat Kabar di AS Tahun 1999 dengan ilustrasi penggunanannya, dan memuat harga.
Profesional atau Eksekutif Media Cetak: Majalah
Lulusan Perguruan Tinggi
Majalah bentuk media massa paling tinggi nilainya dan dikategorikan sebagai
Usia 45 tahun ke atas
Bekerja Penuh Waktu media untuk kalangan menengah dan terpelajar. Pada era 80‐an, di Indonesia
Pendapatan lebih dari 45 ribu dolar pertahun majalah didominasi oleh dua jenis, yakni majalah berbasis berita dan majalah
(sekitar 450 juta rupiah nilai uang saat ini) wanita. Pasca reformasi, majalah muncul dengan berbagai macam isi yang lebih
Menikah
Memiliki Rumah spesifik dan segmented. Sebut saja majalah yang berkaitan dengan profesi,
Tinggal di Perkotaan atau Pinggiran Kota organisasi, agama, kelompok usia tertentu, majalah hobi, otomotif, dan lain
sebagainya.
Di Amerika Serikat, 94 persen dari kalangan dewasa adalah pembaca
(Sumber: Katz, 2008; 80) majalah dan mereka membeli setidaknya enam jenis majalah dalam setahun.
Pembaca majalah di AS adalah kelompok orang yang memiliki penghasilan 75
ribu dolar per tahun atau sekitar 750 juta rupiah nilai saat ini. Bagi kalangan
Media massa surat kabar memungkinkan perencana media atau pengiklan, majalah dianggap sebagai media yang pas untuk beriklan secara
komunikasi pemasaran memilih di halaman mana mereka ingin nasional dibandingkan surat kabar.
menampilkan pesan atau kampanye iklan mereka. Di Indonesia iklan Cara pengukuran popularitas majalah sama dengan surat kabar, yakni
surat kabar tergolong iklan paling murah. Ruang iklan baris di surat kabar dengan menghitung tiras penjualan. Data tahun 2001 menunjukkan lima besar
Poskota misalnya, merupakan iklan paling favorit karena menyajikan
majalah dengan tiras terbanyak di AS adalah: 1) Reader’s Digest dengan tiras
begitu banyak variasi konten iklan di dalamnya. Umumnya surat kabar
lokal mengikuti pola yang dibuat Poskota. mencapai lebih dari 12 ribu eksemplar; diikuti 2) TV Guide dengan tiras sebanyak
9 ribu eksemplar lebih; kemudian 3) Better Homes & Gardens dengan tiras 7 ribu
Namun demikian, menurut Katz (2008; 81), bagi perencana media atau eksemplar lebih; 4) National Geographic dengan tiras 6 ribu eksemplar lebih; dan 5)
komunikasi pemasaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait jika Family Circle dengan tiras 5 ribu eksemplar lebih.
bermaksud beriklan atau membuat advetorial di surat kabar, di antaranya:
Katz (2008; 84) mengatakan, ada beberapa keuntungan yang bisa diraih
Pembaca surat kabar adalah khalayak yang aktif. Meskipun pembaca dengan memanfaatkan majalah sebagai media untuk beriklan:
surat kabar cenderung membuka semua halaman, namun mereka
cenderung memilih pada bagian mana atau halaman berapa mereka Pembaca majalah adalah khalayak yang sangat potensial. Di Amerika
berkeinginan melihat iklan. Serikat pembaca majalah adalah kelompok orang berusia antara 18
sampai 44 tahun dengan latar belakang pendidikan perguruan tinggi
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 133 134 | Perencanaan Komunikasi
media (harus) memanfaatkan data dari perusahaan penyedia data seperti menikmati siaran iklan, menikmati belanja, dan kelompok ini
Nielsen Media Research Indonesia. Sebagai ilustrasi berdasarkan data cenderung didominasi kaum wanita.
Nielsen Indonesia di sebuah stasiun televisi swasta nasional tahun 2010 lalu,
remaja adalah konsumen media terbesar dan khusus televisi. Penonton Kelompok khalayak yang optimis, digambarkan sebagai
terbesar dari televisi tersebut adalah SES A dan B serta usia di atas 10 tahun, orang-orang yang percaya pada orang lain, tidak takut dengan
80 persen penontonnya menyukai tayangan iklan dan menggunakan siaran kegagalan, berterus-terang, sangat memperhatikan kesehatan,
iklan sebagai cara mempelajari sebuah produk. kelompok kelas atas, usia di atas 20 tahun dan sangat
berpendidikan.
2. Penentuan waktu perencanaan
Menentukan waktu perencanaan merupakan hal yang penting dalam tahapan Kelompok khlayak yang nyaman secara materi
merancang perencanaan kampanye menggunakan media massa. Sebagai digambarkan sebagai orang-orang yang berhasil dalam
ilustrasi, produsen pensil 2B merencanakan beriklan di media pada masa memperoleh penghasilan, aman secara keuangan, tidak
menjelang musim liburan sekolah, atau produsen helm merencanakan belanja memperhitungkan harga, sangat menjaga penampilan,
media lebih gencar pada bulan ramadhan dengan harapan menjelang masa kelompok kelas atas, usia 30 tahunan, sangat berpendidikan
mudik, para pengguna sepeda motor akan membeli produk mereka. dan cenderung didominasi kaum pria.
3. Menyeimbangkan jangkauan dan frekuensi Kelompok khalayak muda yang loyal digambarkan sebagai
Dalam merencang perencanaan media, penting kiranya untuk dapat orang-orang yang menjunjung tinggi persahabatan, bersdia
mengukur baik atau tidaknya kampanye. Karena itu pada tahap ini perlu berkorban untuk hasil yang lebih baik, kurang peduli pada
dilakukan penghitungan jangkauan dan frekuensi yang matang. Tujuannya lingkungan, kaum muda remaja dan berusia menjelang 20-an.
adalah untuk memutuskan penggunaan kombinasi media yang tepat untuk
melakukan kampanye atau beriklan. Sebagai ilustrasi, jika pihak produsen 5. Merancang penjadwalan kampanye iklan
menginginkan kampanye iklannya menjangkau khalayak secara luas, maka Tahap ini adalah tahap merancang penjadwalan kampanye iklan di media
perlu dipertimbangkan untuk membelanjakan iklan di televisi swasta massa dengan membuat pertanyaan apakah kampanye iklan akan dimuat
nasional, dengan catatan pada kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya selama 3 bulan berturut-turut atau dibagi atas beberapa periode. Semua itu
juga perlu dimasukan ke dalam daftar perencanaan, beberapa TV lokal yang bergantung pada dua faktor yakni apa sasaran media dan pola pembelian pada
meraih share yang besar, majalah, radio, dan surat kabar. Selain itu, perlu produk anda. Pola penentuan penjadwalan kampanye media sangat erat
dipertimbangkan berapa lama kampanye iklan tersebut ditayangkan di media, kaitannya dengan pola penghitungan jangkauan dan frekuensi. Sebagai
misalnya selama 3 bulan berturut-turut dengan penempatan tertinggi pada ilustrasi, di televisi para perencana media biasa menggunakan dua taktik
bulan pertama. yakni double-spotting atau roadblocking. Taktik double-spotting mengandung
pengertian menempatkan dua spot iklan pada program yang sama. Sedangkan
4. Menetapkan model media roadblocking berarti menempatkan iklan di sejumlah stasiun tv pada saat
Dalam perencanaan media (massa), perlu dipahami secara matang yang bersamaan.
karakteristik masing masing media sebagai yang digambarkan oleh Hackley
pada data yang tersaji di Gambar 7.9 6. Menghitung biaya yang efisien
Sebagai contoh untuk televisi di Indonesia, Nielsen Media Research Menghitung biaya adalah hal yang penting dalam merancang perencanaan
menyajikan empat tipe psikografi khalayak televisi, yakni: a) mapan; b) media (massa). Para perencana media atau komunikasi pemasaran mungkin
optimis; c) nyaman secara materi; dan d) kaum muda yang loyal, di mana akan menyiapkan biaya yang besar ketika perusahaan memutuskan untuk
masing-masing memiliki karakter berbeda-beda: meningkatkan jangkauan dan frekuensi kampanye iklan di media untuk
mendukung peluncuran produk baru. Namun di sisi lain, perlu
Kelompok khalayak yang mapan digambarkan sebagai orang diperhitungkan juga strategi yang lebih murah dengan memanfaatkan media
yang konsumtif, lebih memilih membeli ketimbang alternatif.
memperbaiki, menganggap TV adalah media hiburan, Sebagai ilustrasi, untuk menghitung biaya iklan di televisi maka harus bisa
memahami salah satu konsep yakni cost per thousand of audience reached
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 137 138 | Perencanaan Komunikasi
Contoh:
Jika biaya menyiarkan sebuah iklan sebesar 90.000 rupiah dengan
estimasi penonton sebanyak 30.000, maka menghitung CPM iklan
tersebut adalah 30.000 : 1000 = 30, dan biaya 90.000 rupiah dibagi 30
maka CPM iklan tersebut 3.000 rupiah. Dengan demikian biaya
menyiarkan iklan untuk mencapai 1000 penonton adalah 3.000 rupiah.
Atau
Suatu program tv disaksikan oleh 2 juta penonton, maka biaya iklan
per detiknya adalah 2.000.000 : 1000 = 2.000 rupiah per detik untuk
sekali tayang. Jika iklan itu memiliki durasi 30 detik, maka biaya iklan
tersebut adalah 2.000 rupiah dikali 30 detik = 60.000 rupiah
(Diadaptasi dari Morissan, 2008; 438–439).
Daftar Pustaka
Armando, Ade. 2011. Televisi Jakarta di Atas Indonesia. Penerbit Bentang. Yogyakarta.
Hackley, Chris. 2005. Advertising & Promotion : Communicating Brands. SAGE
Publications. London
Katz, Helen. 2008. The Media Handbook : A Complete Guide to Advertising Media
Selection, Planning, Research and Buying. Second Edition. Lawrence Erlbaum
Associates Publisher, London
M.A, Morisaan. 2008. Manajemen Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi.
Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Patterson, Sally J & Janel M. Radtke. 2009. Strategic Communications for Non Profit
Organizations : Seven Steps to Creating a Succesfull Plan. Second Editon. John
Willey & Sons, Hoboken, New Jersey, USA
BAB 7 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Massa | 139 140 | Perencanaan Komunikasi
terdaftar dan YouTube dikunjungi oleh lebih dari 100 juta orang per bulan
(Zarella 2011; 2) Di tahun 2013 ini tentu saja angka tersebut berubah dan
bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pengguna media
sosial.
Kehadiran media baru ini tentu saja mengubah tatanan kehidupan
BAB 8 masyarakat. Jika pada awalnya Facebook hanya digunakan untuk membangun
jaring sosial pertemanan, kini banyak orang maupun perusahaan memanfaatkan
PERENCANAAN KOMUNIKASI UNTUK Facebook untuk berbisnis atau berkampanye. Demikian pula dengan YouTube,
yang selalu muncul iklan saat kita membuka satu layar video tertentu. Di Twitter,
MEDIA SOSIAL juga bermunculan perusahaan perusahaan media massa dan online yang aktif
meng‐update isi beritanya. Bahkan Presiden SBY tidak mau ketinggalan. Tahun
2013 SBY membuat akun resmi di Twitter & Facebook untuk menyampaikan
Oleh: Kenmada Widjajanto, S.Sos. pesan kepada pengikutnya (baca: pengguna Twitter dan Facebook yang mem‐
follow SBY, termasuk penulis).
Perkembangan yang sangat pesat tersebut mendorong para peneliti,
akademisi mapun praktisi dari berbagai disiplin ilmu membuat kajian ilmiah
tentang fenomena media sosial. Yang pasti, para peneliti, akademisi maupun
praktisi, sepakat bahwa media komunikasi telah mengalami perubahan yang
sangat mendasar sebagaimana yang dikatakan Williams (2009), “Media
A. Pendahuluan communications have change.”
Menurut Williams, secara tradisional, istilah media selalu terekspresi dalam
konteks bagaimana seseorang (pengirim pesan) berkomunikasi dengan orang lain
DI abad 21 ini masyarakat dunia dilanda “wabah” media baru yang berkembang (penerima pesan). Saat ini, ilustrasi tersebut telah berubah dengan munculnya
begitu pesat dan mempengaruhi semua aspek kehidupan, mulai kehidupan sosial bentuk media baru atau media baru, yakni tidak hanya seseorang berkomunikasi
sampai kehidupan politik, mulai urusan rumah tangga sampai negara, mulai dari dengan orang lain, melainkan penerima pesan juga berinteraksi dengan pengirim
anak‐anak di bawah umur sampai kakek‐nenek. Tak tanggung‐tanggung, media pesan. Media tradisional seperti televisi, radio, atau surat kabar menyampaikan
baru ini diklaim menjadi penentu kemenangan Barack Obama dalam pemilihan pesan kepada khalayak banyak tanpa bisa memperoleh reaksi langsung dari
presiden Amerika Serikat tahun 2008 lalu. Bahkan revolusi di Mesir beberapa khalayaknya. Bentuk baru media sosial seperti blogs, wiki, atau komunitas online
tahun lalu yang menggulingkan Presiden Hosni Mubarak, merupakan memungkinkan penerima pesan berinteraksi dengan pembuat pesan secara
kemenangan revolusi media sosial, dan di tanah air kemenangan pasangan langsung. Hal yang sama juga dikemukakan Zarella (2011) yang mengatakan
Jokowi dan Ahok dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2013, juga bahwa media sosial paling baik dijelaskan dalam konteks paradigma industri
diklaim sebagai kemenangan media baru ini. Media baru yang dimaksud tidak media tradisional seperti televisi, koran, radio, dan majalah.
lain tidak bukan adalah Facebook, Twitter, YouTube, dan masih banyak lagi.
Media baru ini dikenal dengan nama Media Sosial.
Rasanya sampai saat ini hanya sedikit orang saja di Indonesia yang tidak
memiliki akun Facebook atau Twitter. Tahun 2011 lebih dari 250 juta orang
menjadi pengguna Facebook aktif. Lebih dari 346 juta orang membaca blog, dan
184 juta orang menjadi blogger. Twitter memiliki lebih dari 14 juta pengguna
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 141 142 | Perencanaan Komunikasi
B. Media Sosial, Perkembangan Komunikasi Bermedia Komputer tanda-tanda visual seperti ekspresi wajah, gesture, dan kontak mata.”
Dalam konteks ini komunikasi bermedia komputer digolongkan pada
tingkatan yang rendah.
MEDIA sosial didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang mengintegrasikan
The Cuelessness Model yang secara sederhana berarti terlihatnya semua
penggunaan teknologi dan interaksi sosial untuk berbagi pembicaraan, gambar, petunjuk non-verbal (seperti gesture, ekspresi wajah, nada suara,
video, dan suara (Hollenhosrt & Michael, 2010; 5). penampilan) dan pertanda identitas (seperti status, jabatan dalam
Sedangkan menurut Williamson (2010 : 3), media sosial adalah media yang pekerjaan, usia, dan gender). Biasanya petunjuk dan pertanda
didesain untuk menyebarkan pesan melalui interaksi sosial, dan dibuat dengan mengomunikasikan tingkatan informasi sosial dan emosi, termasuk
teknik‐teknik publikasi yang sangat mudah diakses dan berskala besar. Secara memperlihatkan orientasi seseorang pada topik pembicaraan dan pada
siapa seseorang berbicara
sederhana, media sosial adalah bentuk baru berinteraksi sosial dengan
menggunakan teknologi multimedia berbasis internet atau jaringan The Media Richness Model. Model ini berasumsi bahwa “media yang
telekomunikasi digital data dengan kecepatan tinggi. Intinya, seseorang baru kaya” ditunjukkan dengan: a) besarnya bandwidth atau kemampuan
dapat berinteraksi dan berkomunikasi di media sosial hanya jika memiliki mentransmisikan berbagai petunjuk; b) kemampuan memberikan umpan
seperangkat alat komunikasi seperti komputer, komputer tablet, laptop, balik yang langsung; c) kemampuan mendukung bahasa komunikasi atau
handphone, atau smartphone. percakapan yang alami; d) kemampuan membangun hubungan yang
intim. Dalam hal ini, telepon dianggap sebagai teknologi yang “kaya”
Media Sosial adalah dimensi baru berkomunikasi bermedia. Media Sosial dibandingkan komunikasi berbasiskan text seperti yang terjadi dalam
merupakan turunan dari perkembangan komunikasi bermedia komputer atau komunikasi bermedia komputer.
Computer Mediated Communication (CMC). John December (1997) mendefinisikan
komunikasi bermedia komputer sebagai proses komunikasi manusia dengan Pada akhirnya kritik atas kehadiran komunikasi bermedia komputer
menggunakan komputer yang melibatkan sejumlah orang, dalam situasi dengan memunculkan pertanyaan “apakah ketidakhadiran petunjuk visual dan sosial
beragam konteks, yang terjadi dalam proses untuk membentuk media dengan membuat komunikasi (bermedia komputer) menjadi kehilangan kemampuan
berbagai tujuan (Thurlow dkk., 2004; 15). sosialnya ?” Pertanyaan kritis tersebut dijawab Joseph Walther (1992) dengan
Pada awal kehadirannya, komunikasi bermedia komputer atau CMC menawarkan Model Proses Informasi Sosial (Social Information Processing Model),
mendapat kritik dari para pengamat dan akademisi yang mengatakan bahwa sebuah model untuk Komunikasi Bermedia Komputer (CMC – Computer Mediated
jenis komunikasi ini adalah komunikasi yang buruk karena membuat orang Communication) bahwa pada intinya kualitas komunikasi bermedia komputer
menjadi asosial serta menyebabkan menurunnya kualitas berkomunikasi dapat sama dengan komunikasi tatap muka asalkan pelakunya meluangkan
sebagaimana karakteristik internet. Selain itu komunikasi bermedia komputer waktu yang memadai dengan saling bertukar kesan interpersonal dan terus
juga dianggap sebagai komunikasi yang buruk karena berdampak negatif pada membangun hubungan serta disertai dengan komitmen yang tinggi. Komunikasi
komunikasi tatap muka dan hubungan langsung (Thurllow dkk., 204: 46). jenis ini pada dasarnya dapat membangun ikatan sosial. Hanya saja diperlukan
Keadaan itu menurut Thurllow, dkk. bertentangan dengan pandangan dalam waktu yang lebih lama dan mencari serta menemukan cara untuk menggantikan
Social Information Processing Model atau Model Proses Informasi Sosial. petunjuk non‐verbal yang muncul pada komunikasi tatap muka (Walther dalam
Dalam model ini terdapat beberapa model sbb.: Thurlow, dkk., 2004; 51)
Pendekatan model ini kemudian memuculkan istilah Komunikasi Imperatif
The Social Presence Model sebuah model yang berasumsi bahwa (Communication Imperative) atau komunikasi yang sungguh‐sungguh. Bahwa pada
“kehadiran sosial merujuk pada tingkatan hubungan interpersonal dan dasarnya manusia selalu didorong hasrat berkomunikasi dengan melampaui
perasaan atas pengalaman intim (akrab) dalam berkomunikasi. Dalam
teori komunikasi, kedekatan psikologis tersebut diistilahkan dengan rintangan teknologi dan bahkan memanfaatkan teknologi untuk memaksimalkan
immediacy atau kesegeraan. Kehadiran Sosial dikomunikasikan dengan kepuasan berkomunikasi dan berinteraksi. Thurlow menggambarkan beberapa
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 143 144 | Perencanaan Komunikasi
Sedangkan Zarella (2010) mengelompokkan media sosial dalam delapan digunakan untuk saling kirim email atau surel, chatting, dan mengakses
bentuk yakni: piranti lunak.
8) Dunia Virtual adalah situs yang muncul dengan fokus pada game atau
1) Blogging atau Blog adalah sejenis sistem manajemen konten (content
permainan dan aktivitas-aktivitas sosial seperti World of Warcraft dan
management system atau CMS) yang memudahkan siapa saja untuk
Second Life.
mempublikasikan tulisan-tulisan pendek yang dinamakan post.
2) Microblogging adalah bentuk blogging yang membatasi ukuran setiap Sedangkan berdasarkan tipenya, landscape media atau jejaring sosial dibagi
post-nya. Misalnya Twitter updates hanya bisa berisi 140 karakter. atas tiga tipe, sebagaimana yang dikemukakan Treadaway & Smith (2010: 27)
sebagai berikut. 1) One Size Fits All (Satu ukuran bisa untuk semua). Yang
3) Jejaring Sosial adalah situs yang menjadi tempat orang-orang dimaksud tipe ini adalah bahwa media atau jejaring sosial adalah media yang
berkomunikasi dengan teman-teman mereka, yang mereka kenal di dunia
menyediakan pengguna one‐stop‐shooping for all, untuk keperluan komunitas
nyata dan dunia maya. Situs-situs jejaring sosial sangat bermanfaat bagi
pegawai pemasaran karena menyediakan sejumlah layanan untuk online, hiburan, komunikasi, dan semua yang dibutuhkan di media sosial. Untuk
berinteraksi dengan pelanggan, misalnya melalui plug-in application, tipe ini Facebook sampai saat ini masih menjadi media sosial dengan ranking
group, dan halaman fan. Beberapa jejaring sosial yang popular di tertinggi, seiring tenggelamnya media lainnya seperti MySpace, Friendster, dan
antaranya Facebook, Linkedln, atau MySpace. lain‐lainnya. 2) The One‐Trick Pony. Yang dimaksud istilah The One‐Trick Pony di
sini adalah jenis media sosial yang hanya bisa melakukan satu aksi seperti
4) Media Bersama adalah sebutan bagi situs-situs media yang dapat
Twitter. 3) Hybrids adalah tipe media sosial yang fokus pada satu sajian utama
membuat dan menunggah konten multimedia, yang kadangkala disebut
user-generated content (UGC) seperti YouTube, Flickr, dan SlideShare. namun dapat berinteraksi dengan jenis media sosial lainnya dalam platform‐nya.
Contoh dari tipe ini adalah Flickr dan yang paling populer adalah YouTube.
5) Berita Sosial & Bookmarking. Berita Sosial adalah situs yang Williamson (2009 ; 5) menggambarkan data statistik penggunaan media
memungkinkan para penggunanya submit konten-konten dan melakukan sosial di Amerika sebagai berikut:
voting atau pemungutan suara untuk konten-konten tersebut dari seluruh
web. Sedangkan situs bookmarking serupa dengan situs berita sosial, Facebook :
tetapi manfaar situs social bookmarking terutama untuk menawarkan
Ada 20 juta pengguna yang bergabung di fan pages Facebook setiap
kepada para pengguna untuk mengoleksi dan menyimpan tautan-tautan
hari
menarik yang mereka temukan dan ingin mereka kunjungi lagi. Situs
Ada 5 miliar link atau tautan di Facebook berupa foto dan video setiap
Berita Sosial dan Bookmarking yang popular di antaranya Digg, Reddit,
hari
StumbleUpon, Delicious, dan situs-situs khusus lainnya.
Segmen dengan pertumbuhan tertinggi di Facebook adalah usia 35
6) Rating dan Review adalah perilaku pengguna media sosial untuk tahun keatas
memberikan komentar di blog dan mengposkan rating dan review di web. Facebook mencatat 100 miliar pengguna baru hanya dalam tempo 6
Beberapa format rating dan review di media sosial adalah Sock Puppet, bulan (TV dan Radio membutuhkan beberapa dekade untuk mencapai
yakni sebuah bentuk web spam yang digunakan oleh pemilik bisnis yang 50 miliar pemirsa)
penuh semangat membuat akun-akun palsu dan review yang memuji-muji
bisnisnya. Ada juga Yelp yang dikenal sebagai review lokal terbesar, yang Sama halnya dengan Facebook, Twitter juga mencatat pertumbuhan yang
merupakan perpaduan antara jejaring sosial, rating, komunitas fantastis sebagaimana data yang tersaji berikut ini :
pertemanan, dan beragam tool untuk para pebisnis. Ada 80 juta pengguna
Lebih dari 10 juta update setiap hari
7) Forum, dikenal sebagai jenis media sosial yang barangkali paling tua.
Forum merupakan community bulletin board atau forum online yang
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 147 148 | Perencanaan Komunikasi
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 149 150 | Perencanaan Komunikasi
jika mereka membutuhkan sebuah produk. Media Sosial dianggap media Tahap 2. Simak Percakapan
paling tepat untuk itu. Pada tahap ini ada dua hal yang penting untuk dilakukan, yakni:
Menjalin Hubungan. Media Sosial didasari pada hubungan jangka
Tampilkan merek anda di media sosial seperti blog, Facebook, Twitter, atau
panjang, karena itu sangat dipengaruhi dengan durasi dan kualitas
Linkedln. Buatlah username yang unik dan cobalah untuk konsisten.
hubungan antara perusahaan dan konsumennya.
Buatlah alat untuk monitor dengan saluran seperti Google Alerts,
Kembangkan Proses Bisnis. Sebagian pelaku bisnis yang pandai
SocialMantion.com, Technorati, Twitter Search, dan Radian6.
menemukan berbagai cara untuk mengembangkan proses bisnis,
diantaranya dengan melakukan berbagai tindakan seperti mendeteksi
keluhan pelanggan, menjaring umpan balik dan masukan pelanggan atas Tahap 3. Buatlah Target Profil Anda
produk baru dan masih banyak lagi.
Target profil potensial di media sosial adalah pria berusia 24 sampai 50 tahun
Kembangkan dan raih ranking tertinggi di “mesin pencari” (search (Mereka membelanjakan 350 miliar dolar atau sekitar 3.500 triliun rupiah di
engine). AS, Mereka menggunakan waktu online selama 16 sampai 19 jam
perminggu, 96 persen bergabung di media sosial).
Cobalah untuk menjual produk pada saat ada kesempatan dan peluang.
Berhati-hatilah dengan iklan yang tidak dipercaya, dan hanya 14 persen saja
Menghemat biaya untuk iklan. yang dipercaya seperti Facebook, Twitter dan Linkedln.
Pahami adanya praktik-praktik kecurangan atau penipuan di media sosial. Temukan atribut kunci dari menyimak
Petakan kehadiran pelanggan di media social
Perhatikan segmentasi pasar seperti demografi (usia, jenis kelamin, ukuran
E. Merancang Perencanaan Komunikasi Strategis Media Sosial keluarga, kelas sosial dan penghasilan), geografi (region, populasi dan iklim),
psikografi (aktivitas, minat, pandangan dan perilaku), kecenderungan
berperilaku (loyalitas terhadap merek, pandangan tentang keuntungan dan
ADA banyak model perencanaan media yang dapat digunakan para praktisi kesiapan membeli)
komunikasi atau praktisi pemasaran untuk memasarkan produk atau ide mereka
melalui media sosial. Salah satunya yang dikemukakan Cory Williamson. Selalu mengumpulkan informasi pelanggan tanpa henti
Williamson mengetengahkan tujuh tahap perencanaan media sosial sbb.:
Tahap 4. Tetapkan sasaran yang spesifik
Tahap 1. Pra Perencanaan Pada tahap ini, perencanaan pemasaran media sosial memasuki fase yang penting
Tahap diawali dengan membuat daftar pertanyaan: Bagaimana alur informasi yakni menetapkan sasaran yang harus sepesifik, di antaranya: a) pengenalan
pada industri? Dari mana masyarakat mendapatkan informasi? Bagaimana merek; b) meningkatkan lalu lintas online; c) membangun hubungan bisnis
konsumen berinteraksi dalam industri? Apakah mereka melibatkan diri di dengan semangat partnership; d) menetapkan hasil mesin pencari; e) menciptakan
jaringan (media sosial)? Apa yang mempengaruhi konsumen? Saluran apa yang lead; f) mengurangi biaya manajemen hubungan pelanggan (CRM‐Customer
biasa digunakan perusahaan? Apakah email, surat, iklan online, atau newsletter? Relationship Management); g) meningkatan penghasilan / pendapatan.
Tanyalah pada diri sendiri siapa anda dan mau jadi seperti anda?
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 151 152 | Perencanaan Komunikasi
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 153 154 | Perencanaan Komunikasi
Tahap ini juga adalah tahap membangun jadwal aktivitas yang teratur. Tahap ini juga bisa membuat analisa matriks atau diagram yang
Buatlah diagram kegiatan yang bisa menjadi pegangan untuk pengukuran, mengukur usaha yang dilakukan dengan media sosial misalnya mengukur promo
misalnya tanggal berapa mulai membuat blog, tanggal berapa mulai membuat di Facebook, peluncuran produk, penawaran kupon, atau kontes di Twitter.
Facebook Page, tanggal berapa mulai menerbitkan kampanye iklan di Facebook,
atau tanggal berapa kampanye iklan dihentikan. Buatlah batasan tonggak
bersejarah dalam pencapaian fans atau pengemar di Facebook, misalnya 500 atau Gambar 8.4. Contoh Matriks Pengukuran Usaha di Media Sosial
1000 atau 10.000 fans.
Tahap ini juga adalah tahap yang penting untuk selalu melihat pada KPI
atau Key Performance Indicators untuk hal‐hal seperti transaksi, pelanggan baru,
penjualan, penghasilan, dan rata‐rata ukuran permintaan barang. Pengukuran
pada beberapa hal tersebut dilakukan dengan frekuensi, jangkauan atau reach,
dan yield. Juga dengan mengajukan pertanyaan sbb.: seberapa sering?; seberapa
besar nilai nominal yang diraih?; seberapa banyak hasil penjualan?
Tahap ini juga merupakan tahap pembuatan ukuran dengan diagram atau
matriks untuk menganalisa dan melihat pola yang terjadi seperti aktivitas dan
data media sosial, website metrics, transaksi penjualan, dan matriks yang loyal.
Gambar 8.3. Contoh Diagram / Matriks Pengukuran Pola Penggunaan Media Sosial
(Sumber: Williamson; 41)
Dalam merancang perencanan media sosial yang strategis, Zimmerman &
Sahlin (2010) mengetengahkan beberapa langkah yang harus dilakukan para
perencana komunikasi dan pemasaran media sebagaimana yang dijelaskan
berikut ini:
Pertama: Menetapkan sasaran.
Ini merupakan tahap paling penting untuk menjelaskan dan menjawab
pertanyaan mengapa kita menggunakan media sosial untuk melakukan
kampanye komunikasi pemasaran dari produk. Beberapa perusahaan
memiliki banyak sasaran dan itu tidak menjadi masalah.
(Sumber: Williamson; 40)
Kedua: Tetapkan tujuan yang dapat diukur.
Untuk setiap sasaran, tetapkan satu yang dapat diukur. Misalnya mengukur
berapa banyak orang yang berkunjung ke situs.
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 155 156 | Perencanaan Komunikasi
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 157 158 | Perencanaan Komunikasi
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 159 160 | Perencanaan Komunikasi
F. Contoh Kasus Strategi Perencanaan Media Sosial & Kemenangan Barack
Obama Berikut ini adalah 10 pelajaran yang bisa dipetik dari kampanye media
sosial Barack Obama:
BARACK Obama meraih kemenangan dalam pemilihan presiden AS tahun 2008
lalu dengan cara mendorong rakyat untuk menjadi relawan, donor atau 1. Membangun dukungan dengan hubungan yang bertingkat sesuai
penyumbang dana, menjadi pendukung melalui jaringan sosial, e‐mail, SMS, dan kedudukannya.
online video. Kampanye dengan menggunakan media online merupakan penyebab Tim kampanye Obama meyakini bahwa banyak cara yang bisa dilakukan
utama kemenangan Obama. Barack Obama digambarkan berhasil memanfaatkan untuk membuat masyarakat merasa dilibatkan dalam kampanye sesuai
jaringan media sosial ketimbang pesaingnya McCain. Hal tersebut tergambar dengan kedudukan mereka.
dalam data tabel berikut ini: Ada 3 cara yang disosialisasikan tim kampanye kepada para pendukung
Obama:
Gambar 8.8. Kemenangan Obama vs McCain
1) Sentuhan Personal atau Pribadi. “Anda bisa mulai berteman dengan
Website Trafic Obama 2 kali lebih banyak Obama di media sosial. Kemudian anda bisa mendaftar untuk
Youtube Viewers Obama 4 kali lebih banyak memperoleh SMS dan email untuk memperoleh informasi selama
Facebook Friends Obama 5 kali lebih banyak masa kampanye, dan sebagai pendukung anda boleh menyumbang
Online Staff Obama 10 kali lebih banyak atau mendaftar sebagai pemilih.”
(Sumber: Edelman; 2009)
2) Dukungan Sosial. “Setelah bergabung, anda boleh posting ke profil
teman dan ceritakan mengapa Obama adalah kandidat yang tepat
Gambar 8.9. Data Jumlah Pendukung Obama di Media Sosial untuk mereka. Berikutnya anda bisa bergabung ke situs resmi Obama
MyBarackObama.com (MyBO.com) dan membuat account untuk
Email 13 juta pendukung yang ada di daftar email yang meraih lebih dari selanjutnya membuat atau bergabung dengan group.”
1 miliar dukungan dengan lebih dari 7 ribu macam dukungan
Donors atau 3 juta penyumbang online yang berkontribusi menyumbang 6,5 3) Advocate (baca: Menggalang Dukungan). “Setelah membuat atau
Sumbangan juta kali bergabung dengan group, anda dipersilahkan mem-posting gambar,
Social Networks atau 5 juta friends pada lebih dari 15 situs sosial menulis blog, atau membuat video testimoni tentang dukungan anda
Jejaring Sosial 3 juta friends khusus di Facebook pada Obama untuk kemudian diunggah ke Youtube. Selanjutnya
Website atau Situs 8,5 juta pengunjung setiap bulan pada Website resmi dengan bimbingan dan materi tim kampanye, anda dipersilahkan
MyBarackObama.com menjadi tuan rumah dalam acara offline dan meminta dukungan dari
2 juta profil dengan 400 ribu postingan Blog para pendukung berupa sumbangan dana, mendaftar untuk menjadi
35 ribu group relawan yang mengerjakan 200 ribu acara offline pemilih, dan atau menghubungi bank (baca: melakukan transfer uang
70 ribu acara penggalangan dana yang meraih 30 juta dolar atau dukungan).”
sekitar 300 miliar rupiah
Video Hampir 2 ribu video resmi di Youtube
Disaksikan lebih dari 80 juta kali dengan 135 ribu “subscribers”
2. Memberdayakan pendukung yang “super” (baca: sangat giat).
442 ribu penguna video di Youtube Dalam rangka membangun dukungan yang lebih luas, tim kampanye
Mobile atau 3 juta orang mendaftar dalam program SMS Obama mencari pendukung yang sangat giat dan membekalinya dengan
Handphone Setiap orang menerima 5 sampai 20 pesan setiap bulan berbagai alat dan perlengkapan dukungan termasuk data, untuk
Phone Calls atau 3 juta orang ditelpon secara langsung pada 4 hari terakhir melakukan aksi kampanyenya. Bahkan pendukung “super” diberikan
Sambungan Telpon kampanye
(Sumber: Edelman; 2009)
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 161 162 | Perencanaan Komunikasi
keleluasaan membangun jaringannya sendiri untuk menggalang cepat kepada penggunanya. Pesan SMS dinilai sebagai cara yang paling
sumbangan dana dari para pengikutnya. efektif untuk memobilisasi pemilih.
3. Menyediakan bahan materi untuk digunakan pendukung Obama. 8. Peningkatan isi konten atau pesan yang konstan atau konsisten.
Di website resmi Obama MyBO.com, tim kampanye menyediakan berbagai Tim kampanye Obama selalu membuat catatan atau tanda khusus pada
bahan seperti video, pidato, foto, atau gambar yang bisa digunakan para pesan‐pesan melalui SMS, email, dan situs yang berhasil. Selanjutnya
pendukung untuk menciptakan sendiri kreasi mereka. mereka membuat ribuan versi lainnya untuk kemudian disebarkan dan
dilihat pesan mana yang berhasil dan sebaliknya. Selama masa kampanye,
4. Mengikuti ke mana arah masyarakat menggunakan media. tim Obama membuat setidaknya 7 ribu email atau surel yang dimodifikasi,
60 persen orang dewasa di Amerika menggunakan media sosial dan dan melakukan setiap hari.
sebagian dari mereka menggunakan lebih dari satu. Tim Kampanye Obama
menggunakan lebih dari 15 media sosial termasuk Facebook dan MySpace. 9. Membangun sistem operasi online.
Bahkan Obama adalah kandidat presiden Amerika pertama yang profilnya Pada bulan Februari 2007, Obama secara khusus mengadakan pertemuan
masuk di beberapa media sosial di komunitas masyarakat keturunan dengan pendiri Netscape dan anggota Dewan Direksi Facebook untuk
Amerika Latin atau Hispanic, Asia, dan Afrika‐Amerika seperti mempelajari bagaimana media sosial bisa menjadi kekuatan kampanye.
AsianAve.com, MiGente.com, dan BlackPlanet.com. Selanjutnya tim kampanye Obama menggelontorkan dana 3 juta dolar
Amerika atau sekitar 20 miliar rupiah nilai uang saat ini, untuk
5. Menggunakan alat yang banyak orang gunakan. membangun sistem operasi online (baik perangkat keras maupun perangkat
Tim kampanye Obama setidaknya memanfaatkan tiga media sosial terbesar lunak). Selanjutnya tim menciptakan metodologi kampanye media sosial
seperti Facebook dengan 150 juta anggota, MySpace dengan 110 juta yang dikenal dengan nama “The Crawl, Walk and Run Metodologi for Social
anggota, dan Linkedln yang anggotanya hampir 50 juta orang. Sebagai Media” (Metodologi Merangkak, Berjalan, dan Berlari). Dalam metodologi
contoh, Obama memiliki lebih dari 900 ribu orang yang bergabung di group ini tim kampanye Obama membagi 4 fase atau tahapan kampanye melalui
“One Million Strong for Obama” Facebook dan juga ada ratusan group media sosial, sebagaimana yang tersaji dalam tabel berikut ini:
facebook di hampir semua perguruan tinggi dan kampus di Amerika.
Gambar 8.10. The Crawl, Walk & Run Metodology for Social Media
6. Pastikan orang bisa dan mudah menemukan konten anda.
Membangun dan
Tim Kampanye Obama memahami betul pentingnya hal tersebut dengan Tahap 1
Crawl atau
menyebarkan kehadiran Mengaudit percakapan di media online
Merangkak
membuat situs yang simpel dan populer sehingga mudah dicari dengan konten Online Obama
menggunakan mesin pencari. Walk atau Memperkaya isi media
Tahap 2 Podcasting, Video, Games dan Widgets
Berjalan online Obama
Membangun dan Menjaring para blogger, melakukan
7. Memobilisasi pendukung dengan menggunakan Ponsel atau Run atau menciptakan pengaruh percakapan konferensi dengan para
Tahap 3
Berlari melalui media online pada blogger, beriklan, membangun jaringan
Handphone. masyarakat dan sponsorship
90 persen penduduk Amerika menggunakan ponsel dan terbilang sangat Melakukan tour ke para blogger,
menentukan blog yang kuat,
aktif terutama dalam menerima pesan melalui SMS ketimbang pesan Fly atau membangun jaringan sosial, mengajak
Tahap 4 Merangkul komunitas
melalui email. Menurut tim kampanye Obama, pesan SMS memberi Terbang pendukung, menyebarkan informasi
melalui gadget atau alat komunikasi
peluang dan kesempatan untuk menyampaikan pesan secara langsung dan Ponsel
10. Memilih Tim Yang Tepat. Hackley, Chris. 2005. Advertising & Promotion: Communicating Brands. SAGE
Jauh sebelum kampanye dimulai tahun 2008, Obama telah membuat Publications. London.
Jones, Phill. 2008. Communicating Strategy. Gower Publishing Limited, London.
perencanaan strategi media online. Tim ini kampanye media online
Katz, Helen. 2008. The Media Handbook: A Complete Guide to Advertising Media
Obama berjumlah 11 orang dan beranggotakan 30 orang staf. Jumlah Selection, Planning, Research and Buying. Second Edition. Lawrence Erlbaum
tersebut kemudian bertambah pada menjelang akhir kampanye. Associates Publisher, London.
Berbeda dengan kampanye pada umumnya, kampanye melalui media Lutz, Monte. 2009. The Social Pulpit: Barack Obama’s Social Media Toolkit. Edelman –
sosial dilakukan Obama terintegrasi dengan seluruh elemen organisasi. Digital Public Affairs, USA.
Sebagai gambaran, Joe Rospars, kepala divisi media sosial Obama, Patterson, Sally J & Janel M. Radtke. 2009. Strategic Communications for Non Profit
Organizations: Seven Steps to Creating a Succesfull Plan. Second Editon. John
melapor langsung kepada manajer kampanye David Plouffe. Pada
Willey & Sons, Hoboken, New Jersey, USA.
intinya, tim media internet dan telepon seluler terintegrasi dengan Rakhmat, Djalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
semua aspek dari kampanye. Sissors, Jack Z. & Roger B. Baron. 2010. Advertising Media Planning. McGraw-Hill
Tim tersebut juga termasuk beranggotakan Chris Hughes, salah seorang USA.
pendiri Facebook dan Kevin Malover, seorang “veteran” agen travel Weinberg, Tamar. 2009. The New Community Rules; Marketing on The Social Web.
online Orbits. Kemudian Julius Genachowski, sahabat lama Obama O’Reilly Media Inc. California USA.
Thurlow, Crispin, dkk. 2004. Computer Mediated Communication, Social Interaction and
yang berperan sebagai kepala penasehat teknologi kampanye. Selain itu,
The Internet. SAGE Publication Ltd. London.
Obama juga melibatkan sekelompok penasihat yang ternama, termasuk Treadaway, Chris & Mari Smith. 2010. Facebook Marketing: An Hour a Day. Wiley
CEO Google Eric Schmidt dan Craigslist, penemu Craig Newmark. Pada Publishing Inc, Indiana, USA.
akhirnya, sebagian besar nama nama yang menjadi tim pendukung Zarella, Dan. 2011. The Social Media Marketing Book. PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta
kampanye Obama tersebut, mengikuti sang presiden ke White House Zimmerman, Jan & Doud Sahlin. 2010. Social Media Marketing, All in one for Dummies.
(Gedung Putih) Wiley Publishing Inc. Indiana, USA
Tulisan catatan kemenangan Barack Obama dalam pemilihan presiden di Media Online:
Amerika Serikat disarikan dari E‐book yang berjudul The Social Pulpit, Barack
Obama’s Social Media Toolkit yang dirancang tim kampanye media sosial dari Hollenhorst, Tirza & Baret Michael. Developing a Social Media Plan. If People,
Edelman Digital Public Affairs. Innovation for people. www.ifpeople.net.
Williams, Rob. 2009. What is Social Media Marketing. Courtesy of orangejack.com &
11marketing.com.
Williamson, Cory. 2010. Creating a Social Media Plan. KOCINA.www.publicity.com.
Willshire, John V. 2011. What is Media Planning ; Some Unfinished Thought. Powerpoint
Presentation on www.slideshare.net. United Kingdom.
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Rajawali Pers, Jakarta.
Evans, Dave & Jack McKee. 2010. Social Media Marketing: The Next Generation of
Business Engagement. Wiley Publishing Inc, Indiana, USA.
BAB 8 — Perencanaan Komunikasi untuk Media Sosial | 165 166 | Perencanaan Komunikasi
BAB 9
1. mengembangkan visi bersama dari perusahaan dalam organisasi;
STRATEGI PESAN DALAM 2. membangun dan menjaga kepercayaan dalam kepemimpinan organisasi;
3. memulai dan mengelola proses perubahan;
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 167 168 | Perencanaan Komunikasi
lainnya yang dapat memperkuat pesan. Pesan adalah sebuah gambaran yang Pada prinsipnya pesan dikonstruksi sesuai karakteristik khalayak yang
efektif menarik, relevan, asli, dan khas, memberitahu penonton/khalayak bahwa akan dituju serta media yang digunakan. Bentuk pesan bisa bersifat motivatif,
“Saya berbicara kepada Anda” (Sutton, 2006). pesan penyadaran, atau pesan sinergis yang menekankan perlunya kesatuan
Penyusunan segala bentuk pesan di tingkat regional, nasional, maupun tindakan, integrasi, dan konsolidasi berbagai program pemberdayaan masyarakat
internasional harus memperhatikan aspek‐ aspek berikut dalam penyajiannya: yang selama ini dilakukan secara parsial/sektoral.
Pada kenyataannya, kebanyakan orang yang terlalu sibuk untuk membaca
• Formulasi pesan kunci termasuk tagline harus disajikan secara sama dan dengan seksama sehingga pernyusun pesan harus dapat memastikan ide
konsisten. disajikan secara jelas dan mudah dimengerti. Aturan umum sebagai cara yang
• Formulasi/penyusunan pesan segmentatif (segmented messages) harus paling efektif untuk mengembangkan ide adalah mengembangkan hal konsep,
memperhatikan karakteristik khalayak sasaran termasuk aspek budaya manfaat, contoh, dan data. Semua poin tersebut harus diuraikan dengan
lokal.
mendukung kesimpulan yang dibuat. Selain itu harus diperhatikan “istilah” dan
• Pesan harus membangkitkan kebutuhan khalayak pada program kegiatan.
• Pesan disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami. hilangkan kata ganti yang tidak jelas, grammar, tanda baca, dan ejaan harus
• Formulasi pesan harus ringkas. sempurna. Gunakan kamus dan “spelling checkerʺ pada program komputer,
• Pesan disampaikan secara verbal dan visual bergantung media yang rencanakan waktu untuk proofreading dan perbaikan.
digunakan. Keberhasilan penyusunan pesan tergantung pada kualitas kata‐kata dan
• Pesan harus memberikan jalan keluar bagi pemenuhan kebutuhan laporan. Selain itu perlu diperhatikan juga penyusun pesan yang paling sesuai
khalayak sasaran akan program komunikasi. untuk ditampilkan dalam media yang akan digunakan, kita dapat
memperhatikan segmentasi khalayak berdasarkan kecenderungan mereka pada
Agar pesan dapat mencapai khalayak sasaran secara efektif maka sensasi inderawinya bahwa orang biasanya akan ingat 10% dari apa yang mereka
diperlukan koordinasi mengenai isi pesan yang perlu disampaikan melalui baca, 20% dari apa yang mereka dengar, 30% dari apa yang mereka lihat, 50%
berbagai saluran kepada khalayak yang berbeda‐beda. Pesan‐pesan pokok yang dari apa yang mereka dengar dan lihat, 70% dari apa yang mereka katakan dan
disampaikan oleh berbagai tingkatan penyelenggara program harus dipastikan tulis, dan 90% dari apa yang mereka katakan karena mereka melakukan sesuatu.
mengandung muatan pesan yang sama sebagaimana ditetapkan cakupan isi
pesan. Elemen‐elemen seperti karakteristik pembawa pesan, logo, slogan, tema‐
tema pokok pesan uraian tentang apa program, manfaat, atau fakta kunci lainnya
harus dikordinasikan dan disampaikan dengan bentuk yang sama (single voice). B. Menerapkan Riset Khalayak pada Pesan
Isi pesan merupakan bagian pokok dari materi sosialisasi yang
implementasinya dapat bersifat pesan umum dan khusus. Pesan umum berlaku
untuk keseluruhan kategori khalayak sasaran, sedangkan pesan khusus RENCANA komunikasi memandu aktivitas memilih saluran, bahasa, dan waktu
menekankan pada aspek tertentu sesuai fokus strategi komunikasi kepada yang digunakan untuk dapat merumuskan pesan‐pesan kunci. Juga dalam
kategori khalayak tertentu. Isi pesan umum dan khusus mencakup hal‐hal menentukan apakah saluran terbaik untuk mencapai setiap kelompok. Apa yang
berikut: apa, bagaimana, dan untuk apa program kebijakan, pengertian, tujuan, anda sampaikan adalah hampir sama pentingnya dengan bagaimana anda
konsep, mekanisme, dan hasil‐hasil pelaksanaan program agar terbangun mengatakannya. Pesan harus dapat dikreasikan secara tepat pada semua
pemahaman, kepedulian, dukungan, dan keterlibatan dalam program. Isi pesan segmentasi target khalayak tertentu, yaitu segmentasi bahasa, budaya,
khusus menyangkut uraian alur proses dan teknik kegiatan program, cerita pendidikan, usia, dan sebagainya.
keberhasilan (best practices). Analisis khalayak merupakan proses pemeriksaan seluruh faktor
objektif/empiris yang berkaitan dengan khalayak, untuk memperoleh
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 169 170 | Perencanaan Komunikasi
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 171 172 | Perencanaan Komunikasi
5. Retention; setelah menerima pesan dan meninggalkan situasi atau keluar program kegiatan dapat diimplementasikan baik dari tataran pelaksana
dari proses penyampaian pesan, maka audiens harus dapat mengingat program, dukungan pemangku kepentingan, maupun khalayak sasaran
pesan tersebut.
pemanfaat program. Implentasinya mencakup mulai dari operasionalisasi
6. Overt Behaviour; pada akhirnya audiens melakukan apa yang sesuai
dengan maksud pesan. program kegiatan sampai exit program, yaitu masyarakat melaksanakan secara
(Lawrence, 1998) mandiri dan bisa direplikasi oleh kelompok dari daerah lain.
Selanjutnya anda harus bersiap untuk berkomunikasi mengelola layanan Banyak penelitian menyediakan panduan bagi manajer mengenai
yang telah disosialisasikan, dengan begitu anda akan meletakkan dasar yang kuat pengembangan pesan. Temuan dari penelitian pesan terdapat pada dua
aspek makna: aspek logis dan aspek emosional. Tema dasar di balik
untuk “pemasaran” program. Dengan globalisasi, “rivalitas” terus meningkat temuan ini adalah bahwa pesan harus akurat, relevan, dan jelas. Pesan
karena semakin kaburnya batas‐batas nasional. Untuk alasan ini, berkomunikasi yang efektif termasuk campuran yang tepat (ditentukan melalui
tentang “merek” program kegiatan telah menjadi lebih penting karena berefek penelitian, tentu saja bukti dan emosi). (Austin, dan Pinkleton, 2006).
pada bagaimana khalayak tumbuh menilai sistem komunikasi perusahaan.
Menilai secara sistematis efektivitas komunikasi program perusahaan dan Berdasarkan uraian tersebut di atas maka syarat gagasan utama yang
kegiatan komunikasi yang telah berjalan, di antaranya dengan memeriksa dibuat untuk perencanaan komunikasi harus mencerminkan visi, misi, dan
berbagai jenis paparan konsumen: liputan di media, tayangan produk, kontak tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah program komunikasi. Pesan tersebut
pribadi, dan alur “feed back” di media sosial, web, dan berbagai aplikasi sosial diungkapkan secara ringkas, langsung pada pokok persoalan, dan
lainnya di internet. memperlihatkan hasil yang akan diperoleh bila kegiatan dilakukan.
Selanjutnya pokok utama merupakan tulang punggung pesan yang
merencanakan garis besar subdivisi utama. Syarat pokok dari sebuah pesan,
harus menyokong, menggambarkan, atau mendeskripsikan gagasan utama
D. Mengorganisasikan Pesan Komunikasi dengan bahasa yang ringkas dan jelas agar khalayak mampu mencerna isi
pesan yang disajikan. “Kata‐kata kunci” yang telah disepakati bersama juga
dapat membantu kita untuk tetap berada pada jalur dan memastikan kita
1) Bagaimana menetapkan Tema/Isu mengkomunikasikan pesan yang benar kepada khalayak target. Pesan yang
tepat akan menembus semua komunikasi kita, juga akan menarik banyak
Ada empat langkah kunci di dalam proses untuk aksi tim komunikasi: pengambil keputusan dari pesan yang menarik perhatian khalayak target.
1. Identifikasikan tiga atau empat tema kunci.
2. Memutuskan rangka pesan. 2) Memilih Simbol: Verbal & Non‐Verbal
3. Ciptakan deskripsi organisasi keseluruhan atau “payung pesan”
organisasi.
4. Kembangkan pesan-pesan persuasif sasaran kepada khalayak prioritas Logo & slogan sebuah program komunikasi atau perusahaan menjadi cermin
menggunakan segi tiga pesan. Segi tiga pesan memusat di tiga komponen: dari visi dan misi yang dimiliki serta menjadi pesan yang kuat yang ditujukan
isu; mengapa perkara ini penting untuk khalayak; dan hasrat bertanya atau kepada khalayak. American Marketing Association (AMA) menyatakan bahwa
permintaan pengambilan tindakan (Patterson dan Radtke, 2009). merek atau brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,
atau kombinasi semuanya, untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual
Pesan dalam perencanaan komunikasi berfokus pada sosialisasi aktivasi atau kelompok penjual untuk menmbedakannya dari barang atau jasa pesaing.
program kegiatan, secara umum bertujuan untuk menciptakan kondisi agar
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 175 176 | Perencanaan Komunikasi
Merek digunakan untuk menyederhanakan penelusuran produk, dan memperkuat positioning sebelumnya yang pada akhirnya akan menjadi
mengorganisasikan catatan inventori, perlindungan hukum, menandakan landasan penguatan keunggulan kompetitif perusahaan (vicious circle).
mutu, mengamankan keuntungan bersaing, serta hambatan bagi pesaing. Program yang berorientasi pada publik, bersaing dalam memenuhi
Dalam sustainable marketing enterprise (SME), merek dibangun melalui kebutuhan akan kepuasan dari publiknya. Positioning dapat dinyatakan dalam
penerapan strategi, taktik, dan value yang tepat, yaitu kreativitas dalam beberapa hal, di antaranya: logo, slogan, aktivitas perusahaan, dan identitas
menentukan segmentasi dan targeting, pilihan positioning yang tepat, perusahaan. Adapun positioning adalah cara pemasar menanamkan citra,
pengembangan diferensiasi yang kuat, didukung marketing mix dan selling persepsi dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen
strategy yang sesuai, dan pengembangan servis dan proses. melalui proses komunikasi. Positioning berhubungan dengan bagaimana
Karakteristik yang harus dimiliki oleh ekuitas merek (brand equity) memainkan komunikasi agar di dalam benak konsumen tertanam suatu citra
meliputi brand awareness 65%, the strength of brand postitioning, concept, tertentu.
personality, a perceive and distinct image (39%), the strength of sign recognition, logo, Rhenald Kasali dalam bukunya Change (2005: 45) mengatakan bahwa
codes, packaging by the consumer (36%), dan brand authority with customers, brand setiap perubahan selalu membawa nilai‐nilai baru. Positioning mempunyai
esteem, perceived status of the brand and customer loyalty (24%). hubungan dengan bagaimana memainkan komunikasi agar dalam benak
Dengan memposisikan diri di benak pelanggan, maka produk, merek konsumen tertanam suatu citra tertentu. Definisi positioning menurut Rhenald
dan perusahaan akan memiliki identitas yang jelas di benak pelanggan. Kasali sebagai berikut: “Strategi komunikasi untuk memasuki jendela
MarkPlus & co merumuskan diferensiasi berdasarkan tiga dimensi, yaitu: otodidak konsumen agar produk/merek/nama anda mengandung arti yang
konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler). dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap
Konten adalah dimensi diferensiasi merujuk pada apa “value” yang produk/merek/nama lain dalam bentuk hubungan asosiatif.” Pada konteks ini
anda tawarkan kepada pelanggan. Konteks merujuk pada cara anda positioning condong bersifat sebagai suatu persepsi yang hendak diciptakan.
menawarkan value kepada pelanggan. Infrastruktur merupakan faktor Logo adalah sebuah identitas. Bukan hanya sekedar nama tapi juga
pemungkin terealisasinya diferensiasi konten maupun konteks (teknologi, menyangkut karakter produk. Identitas dan karakter sebuah produk dapat
SDM, fasilitas). Diferensiasi mampu mendatangkan excellent value ke terlihat dari bentuk logonya. Bahkan saat ini logo bisa menjadi sebuah
pelanggan, merupakan keunggulan bersaing dibanding pesaing, dan bersifat keyakinan, kebanggaan, dan simbol kebersamaan. Current Logo Top 10:
unik. Diferensiasi dibangun melalui tahap segmentasi, targeting, positioning, 1.World Wildlife Fund (7.5); 2. Federal Express (6.7); 3. MTV (6.7); 4. Atari
diferensiasi, dan komunikasikan diferensiasi. Menjaga diferensiasi dapat (6.7); 5. Nike Classic (6.7); 6. I Love NY (6.7); 7. Coca‐Cola (6.7); 8. McDonaldʹs
dilakukan dengan fokus pada core diferensiasi, konsisten, serta memperkuat (6.7); 9. Adidas (6.7); 10. Shell (6.7).1
diferensiasi dari waktu ke waktu. Sebuah logo adalah kombinasi dari merek, yang menjadi simbol visual
Phillip Kotler mengatakan bahwa diferensiasi dapat dilakukan dari merek, dan menjadi nama dari merek tersebut dalam bentuk yang unik
berdasarkan produk (fitur, performa, disain), service (kecepatan, kemudahan, Sekarang ini nama dari perusahaan atau nama produk seringkali dibubuhkan
delivery time, empati, dll.), channel (channel coverage, kemampuan selling, pada logo. Beberapa perusahaan mengganti logo lama menjadi logo baru
customer service, dll.), people (kapabilitas, budaya kerja, skill, dll.), dan image antara lain adalah untuk repositioning, mengubah image, meremajakan image,
(logo, identitas merek, asosiasi, karakter, celebrity endorser, dll). Jadi, strategi dan lain sebagainya. Logo dapat memiliki beragam bentuk, seperti bundar,
yang tepat untuk melakukan branding adalah “strategi segitiga positioning, segi empat, oval, horisontal, vertikal. Logo merupakan bagian dari corporate
differensiasi, dan brand” rumusan “MarkPlus & Co” dalam arti positioning identity yang tampak secara kasat mata, logo adalah simbol yang paling
yang didukung dengan diferensiasi yang kokoh akan menghasilkan brand mudah sekaligus paling sulit diubah (Kasali, 1999 : 64).
integrity yang kuat, yang kemudian akan menghasilkan brand image yang kuat
1
sumber: http://www.goodlogo.com/
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 177 178 | Perencanaan Komunikasi
Untuk merancang logo ada beberapa tahapan tertentu, di antaranya:
3. Initial Letter Logo
1) Sebelum mendesaian logo, anda harus tahu apa yang ingin anda Adalah logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk
katakan tentang perusahaan anda. Berdasarkan jawaban itu dan atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo
target audiens yang dibidik, barulah logo dapat didesain, tersebut.
2) Biarkan future branding memainkan peran penting dalam proses
mendesain sejak awal. Logo akan berlaku selama-lamanya karena 4. Pictorial Name Logo
itu investasikan waktu dan sumber daya untuk mendesain serta Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai
tampilan yang berlebihan, komponen penting dari gaya logo, yang secara keseluruhan logo ini
3) Sesuaikan warna dengan citra dan audiens. memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang menggunakan
logo jenis ini, biasanya adalah perusahaan yang sudah dikenal banyak
orang.
Logo sebagai bagian perencanaan corporate identity design. Dari sisi
pemasaran, logo mempunyai fungsi identitas yang membedakan sebuah 5. Associative Logo
produk dengan produk yang lainnya. Logo sebagai sebuah karya seni rupa, Adalah logo yang berdiri yang biasanya tidak memuat nama produk
tidak terlepas dari berbagai elemen seni rupa dasar yang membentuknya atau perusahaan, tetapi mempunyai asosiasi langsung dengan nama,
seperti garis, bentuk, ruang, warna, tipografi, dan lain sebagainya. Warna produk, atau wilayah aktivitasnya.
dalam logo merepresentasikan makna tertentu, contohnya: warna biru
6. Allusive Logo
melambangkan rasa nyaman, tenang, menyejukkan dan mencerminkan Adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang
keseriusan serta tahan uji selain juga melambangkan kesetiaan, kepercayaan, terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari
kehormatan yang tinggi dan profesionalisme; warna emas menunjukkan sistem kemudi mobil, bentuk A pada perusahaan penerbangan Alitalia
keagungan, kemulian, kemakmuran, dan kejayaan. Makna warna keemasan yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai
berfungsi menjadi penarik perhatian yang menunjukkan sifat aktif, kreatif, penyeimbang.
meriah serta merupakan warna spiritual dan juga merupakan metamorfosa
7. Abstract Logo
dari sifat lincah, progresif, pandangan ke depan, fleksibilitas, serta Adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang
ketangguhan dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan datang. dipengaruhi oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena
Berikut ini beberapa jenis logo, yang penggolongannya berdasarkan bentuk visual logo ini sangat abstrak. Di antaranya mengambil suatu
pendapat John Murphy dan Michael Rowe2: bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang mempunyai
variasi.
1. Name - Only Logo
Adalah logo yang diambil dari sebuah nama, dengan menggunakan Logo yang baik adalah: (1) mudah dikenali; (2) secara esensial
gaya grafis khusus. Logo jenis ini memberi ketegasan dan pesan membawa arti yang sama bagi seluruh anggota sasaran; dan (3) menimbulkan
langsung kepada konsumen. perasaan yang positif.
Berikut ini adalah beberapa contoh logo yang dikutip dari situs
2. Name / Symbol Logo
www.logoresource.com, logo‐logo tersebut sangat kreatif dan inovatif dalam
Adalah logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan
gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun atas bentuk-bentuk menuangkan visi dan misi perusahaan/program ke dalam aspek visual logo
grafis seperti oval, lingkaran, ataupun kotak. maupun ungkapan slogan:
2
www.logoresource.com/artikel/symbol_logo.php, 26-03-2007
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 179 180 | Perencanaan Komunikasi
Logo ini milik sebuah spa modern, gambar tangan menujukkan jasa
yang mereka jual. Pesan diintegrasikan dengan gambar mata burung hantu
Logo ini dirancang dengan menggunakan tifografi variasi angka 8.
yang berarti kebijaksanaan.
Slogan
Gambar 9.2. Contoh Logo 2 Slogan/tagline adalah ungkapan pendek atau kalimat yang menyoroti pesan.
Slogan bukan sebuah pesan tetapi lebih kepada sebuah ungkapan yang mudah
diingat yang dapat memperkuat pesan, seperti ”Connecting People”, “Just Do
It”, “Solution For A Small Planet”.
Slogan tidak harus kalimat lengkap, juga tidak harus menggambarkan
organisasi. Malahan, mereka harus mudah diingat, pendek, dan tajam.
Menggunakan pernyataan misi yang jelas lebih dahulu, misalnya slogan
sukarelawan Volunteer make connections.
Slogan yang baik akan meningkatkan image dan awareness konsumen
terhadap merek, bahkan bisa menjalin hubungan emosional. Slogan
memberikan efek luar biasa yang bisa dirasakan secara langsung oleh
konsumen terhadap merek, maka otomatis berhubungan dengan emosi,
visual, dan rasionalitas konsumen.
Slogan menghubungkan merek dan konsumen secara erat, tidak hanya
Logo ʺElettro Domestici” terlihat seperti steker listrik dengan
digunakan untuk menjelaskan positioning sebuah merek, namun bisa menjadi
menyandingkan huruf ʺEʺ dan ʺDʺ yang disusun dengan menggunakan teknik
senjata untuk melumpuhkan kompetitor. Contoh‐contoh slogan tersebut
negatif.
seperti yang telah kita kenal berikut ini: “Flu boleh, kerja jalan terus”, “Enak
dibaca dan perlu”, “Kokoh Tak Tertandingi!”, “Committed 2 U”, “The Power of
Dreams”, “You’ll think you can”, “Be groovy!”, “Inovasi Tiada Henti”,
“Connecting People”, “Committed To You”, “Just Do It”, “This Buds for You“, “We
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 181 182 | Perencanaan Komunikasi
Bring Good Things to Light”, “Zoom! Zoom!“, atau “Hari gini nggak bayar SPT, periklanan (advertising), dan biro grafis (graphic house, graphic boutique,
apa kata dunia.” production house). Selain itu komunikasi grafis juga menjadi penunjang pada
Kesadaran merek mengacu pada kemampuan pelanggan untuk industri non‐komunikasi (lembaga swasta / pemerintah, pariwisata, hotel,
mengingat dan mengenali merek dalam kondisi yang berbeda dan link ke pabrik / manufaktur, usaha dagang) sebagai inhouse graphics di departemen
nama merek, logo, hutan, dan sebagainya untuk asosiasi‐asosiasi tertentu di promosi ataupun tenaga grafis pada departemen public relation perusahaan.
memori. Hal ini membantu pelanggan untuk memahami di mana produk atau Pekerjaan Komunikasi Grafis meliputi olah gambar/images (gambar
jasa kategori merek tertentu milik dan produk apa yang dijual dengan nama ilustrasi, fotografi), olah teks/tipografi (cipta dan susun huruf) dan
merek. penggabungan unsur teks dan images ke dalam rancangan/desain yang siap
dilaksanakan. Istilah“graphic communication” dan “visual communication” dalam
menggambarkan peranan desain grafis dalam komunikasi.
3) Komunikasi Visual : Menentukan Warna & Gambar Pemikat Mata3 Saat ini peranan komunikasi yang diemban makin beragam: informasi
umum (information graphics, signage), pendidikan (materi pelajaran dan ilmu
Komponen utama dari komunikasi visual yang muncul di lapangan, misalnya, pengetahuan, pelajaran interaktif pendidikan khusus), persuasi (periklanan,
dapat ditemukan di beberapa bidang seperti arsitektur, arsitektur lanskap, promosi, kampanye sosial), dan pemantapan identitas (logo, corporate identity,
arkeologi, koreografi, dan kostum desain. Karena ini adalah sistem dinamis, branding).
beberapa bidang akan menjadi pusat yang dominan dan bidang yang lain Munculnya istilah “komunikasi visual” adalah akibat dari makin
mungkin menyusut dan bahkan mati. (Smith, 2005) meluasnya media yang dicakup dalam bidang komunikasi lewat bahasa rupa
Komunikasi Grafis adalah pekerjaan dalam bidang komunikasi visual ini: percetakan / grafika, film dan video, televisi, web design, dan CD interaktif.
yang berhubungan dengan grafika (cetakan) dan/atau pada bidang dua Bidang komunikasi grafis merupakan bagian dari ilmu seni rupa yang
dimensi dan statis (tidak bergerak dan bukan time‐based images). dimanfaatkan untuk berkomunikasi. Karena itu ada beberapa hal menyangkut
Sedangkan Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai wawasan, keterampilan dan kepekaan yang disyaratkan bagi orang sebelum
kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai masuk dalam bidang ini.
media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, Standar kompetensi bidang Komunikasi Grafis dipilah menjadi 3 sub‐
film /video, internet, dll; dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis bidang:
maupun bergerak (time based).
Sedangkan Komunikasi Grafis merupakan bagian dari Komunikasi - Desain Grafis: merancang / menyusun bahan (huruf, gambar dan
Visual dalam lingkup statis, dua dimensi, dan umumnya berhubungan unsur grafis lain) menjadi informasi visual pada media (cetak)
yang dimengerti publik.
dengan percetakan / grafika. Kata Grafis sendiri mengandung dua pengertian:
- Ilustrasi: menampilkan informasi dengan ketrampilan gambar
(1) Graphein (lt.= garis, marka) yang kemudian menjadi Graphic Arts atau tangan dan penuangan daya imajinasi.
Komunikasi Grafis; (2) Graphishe Vakken (belanda=pekerjaan cetak) yang di - Fotografi: menampilkan informasi dengan keterampilan
Indonesia menjadi Grafika, diartikan sebagai percetakan. Dalam terminologi menangkap cahaya melalui kamera dan kepiawaian memilih /
ini standar kompetensi Komunikasi Grafis dibuat. mengolah hasil bidikan.
Bidang profesi Komunikasi Grafis meliputi kegiatan penunjang dalam
kegiatan penerbitan (publishing house), media massa cetak koran dan majalah, Skill & Knowledge dalam komunikasi grafis membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan kepekaan olah unsur rupa/desain; (line, shape, form, texture,
3 (Sumber: New York Chapter of the Graphic Artists Guild, Copyright 2002, space, tone, colour, dst.) serta prinsip desain (harmony, balance, rhythm, contrast,
http://skknidesaingrafis.org) depth, dst.). Pengetahuan warna (lingkaran warna, hue, analog, saturation,
chromatic, dll.) dan kepekaan warna, baik additif (cahaya langsung) maupun
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 183 184 | Perencanaan Komunikasi
BAB 9 — Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi | 185 186 | Perencanaan Komunikasi
Gambar 10.1. Contoh Penyajian Pesan dalam Iklan Televisi
Adegan dibuka dengan anak kecil yang bernama Afika sedang
mencoret-coret kertas di rumahnya.
BAB 10 Kemudian datang temannya Afika yang tidak disebutkan
namanya.
PERENCANAAN PESAN OPERASIONAL Teman Afika : “Afiikkaaa...”
Afika : “Iyaaaa...”
Oleh: Titan Roskusumah, S.Sos. Teman Afika : “Ada yang baru nih,” dengan berlari masuk ke
dalam rumah.
Afika : “Apaaa??” dengan ekspresi lucu dan bengong.
Teman Afika : “ Pake ini dulu yaa,” sambil memakaikan jaket
dan shawl.
Afika pun tambah bengong dan bingung.
Teman Afika : “Udah siaaap?”
Afika : “Udaaah,” sambil mengangguk-angguk tidak
A. Struktur Pesan sabar.
Teman Afika : “Tapi dingin looh,” semakin membuat
penasaran Afika.
Teman Afika : “Ini dia oreo es krim rasa orange...”
STRUKTUR pesan merupakan kumpulan ide dan gagasan yang tersusun Afika : “Haaah jaruuk?” dengan nada lucu.
menjadi satu kesatuan pesan yang utuh (Bajari, 2007). Di mana setiap gagasan Teman Afika
yang dibuat dirinci satu per satu ke dalam bentuk kalimat yang saling berkaitan dan Afika : “Dijilaat, diputeer, dicelupiin deh...
Brrrrrrrbbbrrr ddingiiin.”
dan mendukung. Dan diharapkan setiap tahapan pesan tersebut mempunyai
Afika : “Hanya Oreooo.”
sistematika urutan yang tidak tumpang tindih.
Seorang perencana komunikasi harus melakukan riset terhadap sikap
khalayak sebelum menentukan struktur pesan yang akan digunakan. Karena Sumber: Iklan Oreo Rasa Jeruk dari Televisi Swasta Indonesia
struktur pesan dipengaruhi kuat oleh sikap khalayak sasaran terhadap pesan
yang akan disampaikan dan tujuan komunikator. Dari dua keadaan tersebut,
tujuan komunikator dan sikap khalayak dapat diketahui apakah tujuan Produk Oreo Rasa Orange/Jeruk mempunyai pangsa pasar anak‐anak
penyampaian pesan tersebut berlawanan dengan sikap khalayak atau seiring sehingga menggunakan Afika sebagai tokoh dalam iklan tersebut. Iklan tersebut
sejalan dengan sikap khalayak. Apabila perencana telah mengetahui keadaan cukup berhasil karena menjadi iklan yang ditunggu oleh kalangan anak‐anak
yang dihadapi, maka perencana dapat memilih struktur pesan yang akan maupun orang dewasa. Tapi sayang kepopuleran iklan Oreo ini bukan karena
digunakan. produk atau pun pesan yang disampaikan. Melainkan pada sosok Afika yang
Marilah kita analisis bersama‐sama contoh penyajian pesan pada sebuah menggemaskan semua kalangan.
iklan biskuit Oreo dalam tayangan televisi berikut ini: Struktur pesan dalam iklan ini sepertinya perencanaan dialog kurang
mengena, di mana fokus utama iklan Oreo yang sebelumnya lebih pada pesan
yang ingin disampaikan mengenai Oreo dengan tagline “diputar, dijilat, bersikap kritis dan menolak gagasan berikutnya jika dimulai dengan
dicelupin”. Berbeda dengan iklan Oreo versi Afika, fokus lebih ditujukan pada menyampaikan pesan yang tidak menyenangkan khalayak.
sosok Afika sehingga taglinenya menjadi terabaikan. Pesan yang disampaikan
4. Jika komunikator menyajikan dua sisi persoalan, biasanya khalayak
mengenai produk menjadi tertutupi oleh ketenaran sang bintang iklan. lebih mudak mengingat pada hal yang disajikan pertama kali. Jika
Struktur pesan merupakan cara menampilkan pesan dalam bentuk suatu khalayak tertarik maka mereka akan selalu mengingatnya dan
kesimpulan yang tersirat dalam kandungan isinya. Terbagi menjadi 3 unsur, yaitu menerapkannya.
judul yang merupakan bagian terpenting dari satu iklan dan merupakan gagasan
utama. Kedua, yaitu teks isi merupakan kalimat yang mengikuti judul dan 5. Urutan pro-kontra lebih efektif daripada kontra-pro apabila digunakan
oleh komunikator yang memiliki otoritas dan dihormati khalayak.
menyampaikan sesuatu yang penting pada khalayak. Serangkaian argumen yang
mendukung gagasan yang telah dirumuskan pada judul. Yang ketiga adalah
Harus diperhatikan untuk menggunakan struktur pesan pada saat yang
penutup yang merupakan perluasan naskah atau teks iklan.
tepat. Perhatikan bagaimana khalayak memiliki informasi mengenai hal yang
Ketika komunikator harus menyampaikan pesan atau informasi di
akan dikemukakan. Apabila khalayak memiliki informasi sedikit, maka lebih baik
hadapan khalayak, dia harus mengetahui terlebih dahulu apakah khalayak itu
untuk menyampaikan pesan dari satu sisi saja apakah itu kebaikan atau
selaras dengan kita atau bahkan bertentangan. Apabila khalayak yang dihadapi
keuntungannya saja tanpa memperhatikan kerugian yang diterima. Sedangkan
tidak sepaham dan selaras pemikirannya dengan komunikator, maka perencana
apabila khalayak memiliki informasi yang memadai maka penyajian informasi
komunikasi harus menentukan bagian terpenting apa yang harus didahulukan
dari dua sisi sekaligus apakah keuntungan maupuan kerugian tidak akan
dalam penyampaian pesan. Apakah pesan yang disampaikan hanya yang
mendapatkan masalah bahkan cenderung memperoleh dukungan.
mendukung argumen kita saja atau juga sekaligus menyampaikan hal‐hal yang
Memahami sebuah pesan adalah memahami makna dan kita tidak dapat
bersifat pro dan kontra.
memisahkan pesan dari pelaku komunikasi yang mengirim dan menerimanya
Dalam struktur pesan terdapat beberapa penelitian seputar konsep primacy‐
(Litllejohn: 2001).
recency seperti yang dikatakan oleh Cohen dalam Rakhmat (1986: 297):
Penelitian Hovland, Janis, dan Kelley yang dilakukan pada beberapa kali
kesempatan dengan waktu yang berbeda memberikan hasil yang beragam
1. Bila komunikator menyampaikan pesan dari dua sisi pro dan kontra,
maka tidaklah menguntungkan untuk berbicara yang pertama karena mengenai kemampuan struktur pesan satu sisi dan dua sisi dalam mempengaruhi
berbagai kondisi (waktu, khalayak, tempat, dan sebagainya) akan pembaca (Severin dan Tankard, 1992). Hasil eksperimen mereka menunjukkan
menentukan komunikator yang paling berpengaruh. bahwa kedua jenis struktur penyajian pesan memiliki efektivitas yang berbeda
pada setiap kelompok responden yang berbeda. Pesan satu sisi lebih efektif bagi
2. Bila khalayak sudah jelas menentukan sikap dan pilihannya dengan orang‐orang yang secara jelas sebelumnya telah setuju dengan sisi pesan yang
memihak kepada satu sisi argumen, maka sisi yang lain tidak mungkin
bisa untuk mempengaruhi mereka. Dengan maksud mempertahankan disampaikan. Dalam hal ini pesan yang disampaikan dominan berperan sebagai
ego dan harga diri, maka khalayak mengambil sikap tidak berkompromi penguat sikap yang sebelumnya telah ada pada diri khalayak. Selanjutnya pesan
dengan hal yang kontra. Mengubah pendirian akan memperlihatkan dua sisi lebih efektif pengaruhnya terhadap orang‐orang yang menentang isi
ketidakkonsistenan. pesan tersebut. Proses perubahan sikap khalayak yang netral atau bahkan
menentang sekalipun, lebih mudah terjadi dengan menggunakan strategi pesan
3. Perubahan sikap dari khalayak ini akan terjadi bila komunikator
dua sisi.
menyajikan pesan yang menyenangkan mereka dan sesuai dengan yang
dikehendaki (pro) pada awal penyajian. Khalayak akan cenderung lebih Hovland dalam eksperimennya melanjutkan analisis kekuatan jenis
memperhatikan dan menerima pesan selanjutnya meski pesan tersebut struktur pesan tersebut dengan menyertakan variabel tingkat pendidikan sebagai
pada akhirnya pesan yang berlawanan. Sebaliknya, khalayak akan variabel intern dalam diri khalayak. Kesimpulannya bagi khalayak yang
berpendidikan tinggi pesan dua sisi lebih efektif, sedangkan bagi khalayak yang
berpendidikan rendah pesan satu sisi lebih efektif. Dari hasil yang diperoleh Menggayakan pesan dibutuhkan dalam penyusunan perencanaan
tersebut, perlu diperhatikan bahwa efektivitas salah satu jenis struktur pesan komunikasi. Menggayakan pesan artinya mengolah bahasa demi terciptanya gaya
tergantung pada karakteristik di dalam pesan, karakteristik khalayak (misalnya dalam upaya menjelaskan isi pesan demi tercapainya efektivitas komunikasi.
usia, pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat ekonomi) serta keterkaitan antara Menurut Pratikno yang dikutip oleh Bajari (2007) dalam Strategi Pesan dalam
karakteristik pesan dan karakteristik khalayak tersebut. Perencanaan Komunikasi, pada suatu penulisan atau karangan, gaya merupakan
suatu cara suatu jalan bagi seorang penulis/pengarang untuk menulis atau
mengarang.
Gaya itu adalah keindahan bahasa yang dipakai seorang
B. Gaya Pesan penulis/pengarang. Seorang penulis akan membuat judul tulisan dengan berbagai
bentuk gaya walaupun maksudnya sama.
Manfaat menggayakan pesan dalam kegiatan komunikasi seperti yang
KOMUNIKASI adalah produksi dan pertukaran informasi dan makna (meaning) dikutip oleh Curtis, dkk. (1996) dari beberapa sumber adalah:
tertentu dengan menggunakan tanda atau simbol (Liliweri, 2011). Komunikasi
juga sebagai penyampaian pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain 1. Suatu pesan yang digayakan akan memperoleh perhatian yang lebih besar
dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. 2. Pesan yang digayakan dapat mempertinggi pengertian atau pemahaman,
gagasan yang rumit sekalipun dapat dijelaskan melalui kiasan
Media primer yang paling banyak digunakan dalam proses komunikasi
3. Pesan yang digayakan membantu pengingatan
adalah bahasa yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran dan atau 4. Pesan yang digayakan meningkatkan daya tarik persuasif
perasaan komunikator kepada komunikan. Hal ini jelas karena hanya bahasalah
yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain (apakah itu Terdapat perbedaan yang cukup mendasar dalam masalah gaya antara
berbentuk ide, informasi, atau opini, baik mengenai hal yang konkret maupun komunikasi lisan dan tulisan, yakni:
yang abstrak dan bukan hanya tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat
sekarang melainkan pada waktu yang lalu dan yang akan datang). 1. Gaya tulisan lebih formal dalam struktur dan isi daripada gaya lisan.
Manusia tidak dapat berbuat sesuatu dan berkomunikasi dengan orang lain Pada gaya tulisan, kalimat biasanya lebih panjang dan lebih rumit. Kata-
tanpa bahasa. Bahasa meliputi aspek seluruh kehidupan manusia, kata pun mungkin terdiri atas beberapa suku kata. Sebaliknya komunikasi
menghubungkan semua manusia dalam hubungan sosial, kultural, ekonomi, lisan ditandai dengan kalimat-kalimat yang lebih pendek, lebih sedikit
kalimat kompleks, dan kata-kata yang lebih sederhana serta sering
psikologi seperti persepsi, perubahan sikap, stimulus, dan respons. (Liliweri,
digunakan kata-kata singkatan atau frase dari bahasa daerah.
2011).
Mengolah kata‐kata dalam arti memilih dan menggunakan kata‐kata secara 2. Gaya lisan lebih berulang-ulang.
tepat adalah masalah pokok dalam merancang pesan komunikasi karena pada Ketika berkomunikasi, gaya lisan lebih pleonatis dan tepat, selanjutnya
hakikatnya porsi terbesar kita dalam berkomunikasi adalah melalui bahasa para pembicara membuat pengulangan untuk meyakinkan bahwa para
(verbal). Sehingga menurut Smeltzer, dkk. yang dikutip oleh Bajari (2007) dalam penyimak atau pendengar mengikuti dan memahami pesan. Sebaliknya
dalam membaca teks, pembaca dapat memeriksa kembali bagian kalimat,
Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi mengatakan bahwa setiap kata
kata-kata, dan mencari keterangan mengenai definsi kata asing, apabila
memiliki potensi untuk menyumbang keefektifan pesan, sekaligus juga mereka belum memahami apa yang disampaikan oleh penulis.
menimbulkan kesalahpahaman.
Memperhatikan pemilihan kata‐kata menjamin efektivitas dan 3. Gaya lisan lebih personal
menghindari kesalahpahaman tersebut. Pada komunikasi lisan kita mempertahankan kontak mata atau menjaga
bahasa tubuh (non verbal) dengan khalayak dan menggunakan banyak
referensi personal (saya, kepunyaan saya, dan anda)
Pada komunikasi tulisan, kita cenderung menggunakan lebih banyak kata Baru Parahyangan ditemukan taman rekreasi zona dan sentra komunitas
ganti yang tidak mengarah kepada orang tertentu (seseorang atau ia). untuk kebutuhan sehari-hari. Di Kota Baru, melancong dari satu wisata
(Curtis, dkk., 1996). dunia menuju wisata dunia lainnya yang membentang sepanjang kota
menjadi mudah. Datang... lihat... dan tinggallah di Kota Baru
Untuk menimbulkan pemahaman yang tepat kita harus memperhatikan Parahyangan.
gaya pesan. Gaya pesan merupakan keterampilan komunikator dalam proses
7) Repetisi. Pengulangan kalimat atau frase kunci yang diulang.
komunikasi yang efektif. Upaya untuk menggayakan pesan (bahasa) adalah
memaksimalkan penggunaan bahasa yang tepat dalam menyusun pesan
Smeltzer, Waltman dan Leonard seperti yang dikutip oleh Bajari (2007)
komunikasi yakni menguasai pemilihan dan penggunaan kata‐kata perangkai
memberikan sejumlah prinsip dalam memilih kata‐kata dan mengorganisasikan
bahasa lisan dan tulisan.
kata‐kata demi efektivitas komunikasi:
Berbagai gaya bahasa dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan
komunikasi efektif antara lain: a. Prinsip dalam memilih kata
1) Aliterasi adalah pengulangan bunyi-bunyi yang sama untuk menimbulkan 1. Pilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu
efek yang menarik. Misalnya pada kalimat, “ Batuk, ya di-Komix aja!” Berusaha menyesuaikan kata-kata yang digunakan dengan khalayak
yang menjadi sasaran komunikasi. Untuk menciptakan makna yang
2) Omisi adalah penghilangan beberapa kata untuk mempersingkat penulisan tepat, komunikator harus menghindari penggunaan kata-kata yang
atau pengucapan. Kalimat yang singkat, padat, tapi maknanya mampu menimbulkan perngertian berlawanan antara komunikator dan
dipahami meskipun tidak lengkap bila dilihat dari struktur kalimat. khalayak.
Contohnya, “Dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja.”
2. Gunakan kata-kata pendek dan hindari kata-kata panjang
3) Inversi adalah memutarbalikkan susunan kalimat dari suatu kalimat atau Kata-kata panjang cenderung menjadi penghambat komunikasi karena
frase yang normal. Misalnya bentuk kalimat normal berbunyi, “ Jangan bisa menimbulkan kesalahpahaman karena multitafsir. Sedangkan
dipikirkan bila tidak penting”, dengan inversi menjadi, “Bila tidak penting kata-kata sederhana lebih mudah disimak dan dimengerti.
jangan dipikirkan.” Gunanya kalimat dengan menggunakan pola inversi
adalah memancing perhatian pembaca atau pendengar untuk memikirkan 3. Gunakan kata-kata yang konkret dan hindari kata-kata abstrak.
suatu hal. Prinsip yang harus dipegang oleh seorang komunikator adalah
memilih kata-kata yang jelas, konkret, spesifik, memberikan
4) Suspensi yaitu menyimpan kata kunci pada bagian akhir akan merangsang gambaran yang jelas dalam pikiran lawan bicara baik itu pendengar
keingintahuan atau perhatian pendengar/pembaca. Dan akan membentuk maupun pembicara. Kata-kata abstrak sebaiknya dihindari karena
citra bahwa jargon yang disimpan di akhir kalimat bisa menyelesaikan kurang spesifik, memberikan makna luas dan interpretasi yang umum.
masalah. Misalnya, “Back to school, back to ... Bata.” Tetapi, konkret dan abstraknya suatu kata tergantung pada latar
belakang komunikan. Oleh karena itu sebuah kata memiliki arti yang
5) Anthesis adalah merupakan pola kebalikan untuk membuat seimbang abstrak bagi kelompok tertentu, tetapi tidak bagi yang lain.
frase yang berlawanan dalam rangka memperkuat perbedaan di antara
kalimat yang disusun. Contohnya, “Memang baik jadi orang penting, 4. Gunakan kata-kata secara ekonomis
tetapi lebih penting jadi orang baik.” Diperlukan pemikiran yang mendalam untuk menuangkan gagasan
yang panjang ke dalam kata-kata yang singkat sederhana tapi dapat
6) Paralelisme adalah mengulang beberapa kata kunci untuk memberikan dimengerti.
penekanan. Contoh: Di Kota Baru Parahyangan saatnya Anda tinggal. Di
Kota Baru Parahyangan rancangan hunian dengan mengadaptasi nuansa
kota dunia dari lima benua dalam setiap zona hunian mandiri. Di Kota
Imbauan emosional artinya pendekatan komunikasi lebih diarahkan pada
sentuhan‐sentuhan afeksi, seperti marah, suka, benci dan lain‐lain. Imbauan
emosional menggunakan pernnyataan‐pernyataan atau bahasa yang menyentuh Gambar 10.2. Piramida Kebutuhan Maslow
emosi komunikate. Imbauan emosional menuntut pendekatan komunikasi yang
lebih diarahkan pada sentuhan‐sentuhan emosi. Komunikator bertindak sebagai
stimulator emosi khalayak dalam mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.
Sesuai dengan praduga bahwa kebanyakan tindakan manusia lebih didasarkan
kepada emosi daripada sebagai hasil pemikiran. Pesan yang menggunakan
imbauan emosional biasanya lebih berhasil darpada pesan‐pesan rasional.
2. Imbauan Takut dan Ganjaran
Imbauan takut digunakan bila komunikator menghendaki timbulnya
kecemasan khalayak dalam menyampaikan pesan. Imbauan ini efektif dalam
kadar moderat, sedangkan kadar takut yang rendah dan tinggi cenderung tidak
berhasil. Efektivitas imbauan takut bergantung pada jenis pesan, kredibilitas
komunikator dan jenis kepribadian penerima. Bila komunikator memiliki
kredibilitas yang tinggi, imbauan takut yang rendah lebih berhasil (Hegwill dan
Miller, 1965)
(Sumber: Syam, dkk., 2004)
Imbauan ganjaran diberikan dengan pendekatan keuntunagn yang
diperoleh bila khalayak mengikuti perilaku tertentu. Jenis imbauan ini
menggunakan asumsi bahwa makhluk hidup akan mempertahankan perilaku Menurut Maslow, dimensi kebutuhan manusia dapat disusun menurut
tertentu bila perilaku itu memberikan keuntungan. Menjanjikan komunikan urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Maslow melukiskan
sesuatu yang mereka perlukan atau yang mereka inginkan. Contoh dilakukannya dimensi kebutuhan tersebut dalam bentuk piramid, oleh karena itu disebut
imbauan ganjaran ini ketika adanya kampanye partai pada pemilihan umum. piramida kebutuhan dari Maslow.
Bagaimana pesan disampaikan dengan iming‐iming imbalan uang atau fasilitas Menurut Maslow kebutuhan manusia dapat dikelompokkan menjadi lima
bila pesan tersebut diterina bahkan dilakukan. jenis, yakni:
1. Kebutuhan Dasar, seperti kebutuhan makan, minum, dan udara.
3. Imbauan Motivasional 2. Kebutuhan keamanan.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi/berkelompok.
Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan 4. Kebutuhan akan cinta dan penghargaan.
tersebut menjadi prapotensi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan 5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
efektivitas persuasif. Setiap dimensi kebutuhan dapat dijadikan untuk
pendekatan stimulasi yang persuasif.
Secara sederhana, komunikasi bisnis mencakup:
Business Corespondence
Business Language
Business Writing
Business Speaking
BAB 11 (bahan kuliah Negosiasi, Prof. Soeganda, Konsentrasi Komunikasi
Bisnis, 2011)
PERENCANAAN KOMUNIKASI BISNIS
Berikut perbedaan komunikasi bisnis dengan komunikasi lainnya:
Oleh: Dwi Maharani, S.Ikom. 1. Komunikasi bisnis berorientasi tujuan/praktis.
2. Komunikasi bisnis menempatkan dirinya pada waktu yang pasti.
3. Komunikator, bukan khalayak, bertanggung jawab atas keberhasilan
komunikasi.
4. Sebuah pesan bisnis adalah cerminan dari komunikator dan
perusahaannya dalam memberikan sebuah keuntungan.
Komunikasi bisnis (Bussines Communication) sejatinya adalah segala bentuk
A. Pengertian Komunikasi Bisnis komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis, mencakup berbagai macam
bentuk komunikasi. Baik komunikasi verbal, maupun non verbal. Komunikasi
bisnis yang berhasil dengan baik, adalah komunikasi yang bisa dilakukan secara
KOMUNIKASI bisnis (business communication) lebih luas dari sekedar efektif sesuai dengan situasi dan kondisi di organisasi bersangkutan. Seperti,
korespondensi dan periklanan. Komunikasi bisnis mencakup semua aspek dari seorang pimpinan yang baik, tahu dan paham benar macam dan bentuk
“bagaimana menerima, mengekspresikan, dan bertukar gagasan dalam bisnis”. komunikasi yang harus diterapkan saat bicara dengan bawahannya, atau seorang
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dalam bentuk lambang sales tahu menggunakan trik‐trik approach komunikasi saat akan mempersuasi
yang berarti di antara manusia, untuk mengubah persepsi, sikap, pengetahuan, calon klien atau pembeli. Intinya, jika dilakukan dengan tepat, baik dan efektif,
serta tingkah laku orang lain. Sedangkan bisnis adalah aktivitas manusia yang komunikasi akan menjadi salah satu bagian penting, penentu sukses tidaknya
berkaitan dengan pembelian/penjualan (pertukaran) barang atau jasa untuk sebuah organisasi atau perusahaan. Keberhasilan sebuah bisnis yang beroperasi
memperoleh keuntungan. (Bahan perkuliahan Negosiasi, Prof. Soeganda, secara global sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi pelaku binsis
Konsentrasi Komunikasi Bisnis, 2011). tersebut. Komunikasi bisnis yang efektif dapat meningkatkan nama baik sebuah
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang dilakukan antar manusia, perusahaan, meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, dan mempunyai
manusia dengan institusi, dan institusi dengan institusi, yang berkaitan dengan kemungkinan lebih besar bagi konsumen untuk melakukan apa yang diinginkan
pertukaran barang atau jasa untuk memperoleh keuntungan (profit). (Priyatna perusahaan.
dan Elvinaro, 2009: 25). Perusahaan sebagai organisasi bisnis juga melakukan komunikasi.
Definisi lain dari komunikasi bisnis adalah komunikasi yang dipakai Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan adalah komunikasi bisnis.
seseorang untuk berbisnis sehari‐hari dengan menggunakan tulisan, lisan, atau Komunikasi yang terjadi di dalam komunikasi bisnis lebih kompleks dibanding
lambang. (Djatmiko, 2011: xxxiv). komunikasi individu. Komunikasi yang terjadi di dalam bisnis dapat berupa
komunikasi internal dan komunikasi eksternal, bersifat formal maupun informal, untuk melakukan apa yang diinginkan dan disarankan oleh perusahaan (loyalitas
dan juga dapat berbentuk verbal dan nonverbal. pelanggan terhadap perusahaan meningkat).
Pada organisasi bisnis, komunikasi pada umumnya bersifat resmi. (Dewi, Komunikasi bisnis, baik secara lisan maupun tertulis, memiliki beberapa
2007: 25). Karena hal tersebut, komunikasi bisnis lebih ditekankan pada karakteristik, yaitu:
komunikasi verbal, antara lain: berbicara, mendengarkan, menulis, serta
membaca. Berikut persentase waktu yang dihabiskan oleh para pelaku bisnis 1. Pesan dibuat untuk para audiens yang membutuhkan informasi. Oleh
dalam beberapa bentuk komunikasi verbal: karena itu, perusahaan haruslah memahami audiens.
2. Pesan bisnis dibuat dengan mempertimbangkan waktu dan biaya. Pesan
bisnis diberikan berdasarkan tingkat kepentingannya. Untuk informasi
Gambar 11.1 Persentase Waktu yang Dihabiskan Pelaku Bisnis untuk penting membutuhkan waktu yang singkat dan biaya yang mahal.
Berkomunikasi Secara Verbal Sebaliknya, pesan yang kurang penting diberikan dalam kurun waktu
yang lama dengan biaya yang lebih murah.
Mengirim pesan Menerima pesan 3. Pesan bisnis dibuat untuk lebih dari satu tujuan.
4. Meskipun ada hal mengecewakan, pesan bisnis tetap dibuat dengan baik
9% untuk menjaga hubungan baik dengan semua pihak, terutama pelanggan.
Mendengarkan
5. Pesan bisnis memperhatikan kata, nada serta pengaruhnya terhadap
45% Membaca audiens, untuk menghindari pengaruh negatif pada audiens.
30%
Berbicara
16% Dalam dunia bisnis di era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini,
Menulis informasi mengalir dari dalam ke luar perusahaan melebihi batas‐batas wilayah
banyak negara dan budaya. Perusahaan nasional berkembang menjadi
perusahaan multinasional, perusahaan keluarga berkembang menjadi perusahaan
publik. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat telah memaksa
Sumber: Bovee dan Thill dalam Sutrisna Dewi (2007: 26) perusahaan untuk mampu bersikap adaptif dan responsif. Perusahaan dituntut
mampu menyediakan dan mengkomunikasikan informasi yang relevan, tepat
waktu, dan akurat yang diperlukan oleh berbagai pihak untuk mengambil
Dalam bisnis, komunikasi dilakukan oleh tenaga penjual, teknisi, operator keputusan. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi pemimpin dan pegawai
telepon, atau dengan surat‐surat resmi. Keterampilan pimpinan dan pegawai perusahaan untuk selalu meningkatkan keterampilannya dalam berkomunikasi.
untuk berkomunikasi dalam berbagai bentuk menjadi penentu keberhasilan
perusahaan untuk mencapai tujuan bisnis. Komunikasi yang tidak baik dalam
perusahaan dapat merusak hubungan perusahaan dengan banyak pihak, baik
pihak internal maupun pihak eksternal, dan akan menimbulkan kerugian pada B. Proses Komunikasi Bisnis
perusahaan. Sebaliknya, komunikasi yang efektif akan menimbulkan hubungan
baik dengan banyak pihak, yang pada akhirnya akan mendatangkan keuntungan
bagi perusahaan. Misalnya, jika hubungan yang terjalin dengan konsumen MENURUT Courtland L.Boove dan John V. Thill (2007) ada lima tahapan dalam
semakin baik, maka memberikan kemungkinan yang lebih besar bagi konsumen proses komunikasi, yaitu:
- Hambatan bola salju (snow ball effect), yaitu semakin jauh rentang c. Sign and Signal Communication
komunikasi semakin besar penyimpangan pesan yang dapat terjadi. Sign adalah tanda. Ketika kita mengacungkan tanda, maka kita mengirim
- Suasana atau kondisi yang tidak memungkinkan orang menerima
signal (isyarat). Sehingga, dapat diartikan bahwa sign dapat berhubungan
komunikasi.
dengan bentuk fisik dari simbol, sedangkan signal adalah substansi dari sign
tersebut.
Keberhasilan komunikasi dengan menggunakan oral communication,
masih dapat ditingkatkan efektivitasnya dengan memperhatikan hal‐hal
Berikut bentuk dari sign dan signal communication:
berikut ini:
1. Audio (suara)
1. Pengucapan yang jelas, akan menentukan sampai tidaknya pesan pada
2. Visual (yang dapat dilihat)
komunikan.
3. Audio visual
2. Bahasa yang luas dan mudah dimengerti, dalam komunikasi bisnis
4. Space (ruang)
dibutuhkan bicara dengan lugas untuk efisiensi, namun tidak melupakan
5. Time (waktu)
etika. Serta bahasa yang digunakan dapat mudah dimengerti rekan bisnis
6. Environtment (lingkungan)
kita.
3. Kecepatan ucapan yang wajar, jangan terlalu cepat namun jangan juga
terlalu lambat karena akan membosankan. Keuntungan menggunakan sign dan signal communication, yaitu:
4. Nada dan volume yang tepat.
5. Suasana yang menunjang atau suasana batin yang perlu diperhatikan agar sign dipersiapkan dengan matang, bahkan dalam praktiknya sebagian
komunikasi menjadi efektif. komunikasi ini dipersiapkan dan dibuat oleh konsultan komunikasi bisnis.
6. Cara penyampaian pesan. Gerak tubuh juga dapat berpengaruh dalam dapat membentuk citra yang diinginkan, atau membentuk persepsi
proses penyampaian pesan. tertentu dari sign atau signal singkat yang dilontarkan dan dapat
digunakan secara kontinu.
b. Written Communication
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk kelancaran written communication, Selain itu, sign dan signal communication juga memiliki kekurangan, yaitu:
yaitu:
persepsinya berbeda, terjadi karena perbedaan dalam penggunaan simbol.
1. Kesiapan alat tulis yang layak dan wajar. Tidak bisa menjelaskan lebih jauh tentang perusahaan atau pun tentang
Alat tulis untuk korespondensi bisnis, pada umumnya menggunakan produk
kertas yang ber-kopsurat.Sebaiknya perusahaan mempersiapkan kop-surat
berlogo yang indah, karena dapat membantu menjadi signal bonafid d. Gestural Communication
tidaknya sebuah perusahaan. Serta surat tersebut memiliki ukuran yang Bentuk ini hanya kita gunakan pada komunikasi face to face ataupun melalui
sewajarnya.
2. Bentuk penulisan. media vision atau audio‐vision. Namun ada satu hal yang harus diingat dalam
3. Bentuk dan warna huruf, perusahaan baiknya menggunakan bentuk huruf komunikasi bentuk ini, yaitu perhatikan kemungkinan‐kemungkinan
yang mudah dibaca, dan biasanya menggunakan warna hitam dan biru. perbedaan persepsi karena penggunaan simbol yang berbeda.
4. Bahasa penulisan, baiknya menggunakan bahasa resmi.
5. Gaya penulisan, dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan jatidiri
sebuah perusahaan.
6. Pencetakan yang memadai, baik kualitas kertas dan juga kualitas isi (jika
dibut dalam bentuk newsletter, booklet, dan yang lainnya).
D. Jenis‐Jenis Komunikasi Bisnis public speaking, advertisment, brosur/ leaflet, offering letter, pameran, dan lain
sebagainya.
PENGELOMPOKAN komunikasi bisnis berdasarkan bentuk dan kegunaannya,
yaitu:
E. Perencanaan Pesan Komunikasi Bisnis
1. Komunikasi Organisasional,
Berhubungan dengan masalah‐masalah internal perusahaan ataupun
ditujukan pada lembaga atau persona dalam perusahaan, yang termasuk PESAN dalam komunikasi bisnis yang telah direncanakan terlebih dahulu
dalam jenis ini antara lain: merupakan salah satu langkah strategis untuk pencapaian faktor penentu tujuan
perusahaan secara menyeluruh, dan salah satu faktor penentu keberhasilan
- Legal document dan articles (dokumen resmi perusahaan, anggaran komunikasi. (Hajiji dalam Soeganda, 2009: 49).
dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan, dan lain-lain) Penyusunan pesan‐pesan bisnis meliputi tiga tahap, yaitu:
- Bagan organisasi
- Memorandum
1. Perencanaan, yaitu mensiasati situasi yang ada, sehingga tujuan yang
- Surat keputusan
dikehendaki tercapai melalui pemikiran yang sangat mendasar, seperti;
- Surat instruksi
maksud komunikasi audience yang akan menerima pesan, ide pokok
- Surat edaran
pesan yang disampaikan, serta saluran yang digunakan dalam
- Rapat kerja/ diskusi
menyampaikan pesan.
2. Korespondensi bisnis, 2. Komposisi, berhubungan dengan penyusunan kata-kata, kalimat, dan
Merupakan segala kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan surat‐ paragraf. Baiknya kita menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan
menyurat. Komunikan pada korespondensi bisnis untuk publik internal sederhana.
adalah pimpinan cabang, unit, atau divisi. Sedangkan untuk publik
eksternal adalah pemerintah, pers, suppliers, consumers, customers, dan
publik pada umumnya.
Korespondensi bisnis memiliki tiga bagian penting, yaitu:
- Surat keluar
- Surat masuk
- Pengarsipan (file)
3. Specific/technical data exchange, ada lima macam bentuk yang biasa
digunakan, yaitu; akuntansi, stock/persediaan gudang, proses produksi,
financial statement/data, grafik, serta statistik.
4. Promotional communication. Hal ini diarahkan pada peningkatan citra
perusahaan dan sales. Beberapa bentuk komunikasi promosional, yaitu:
3. Revisi, setelah ide disusun dalam bentuk kalimat, berikutnya yang harus Untuk mengorganisasi pesan dengan baik perlu diperhatikan hal‐hal berikut
diperhatikan adalah apakah kata-kata tersebut telah diekspresikan dengan ini:
benar.
1. Subjek dan tujuan harus jelas
Dalam melakukan perencanaan, maksud dan tujuan penyampaian pesan 2. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan
bisnis harus ditentukan terlebih dahulu baik secara umum maupun secara 3. Ide-ide haruslah dikelompokkan dan disajikan secara logis
khusus. Selain itu, pada tahap perencanaan, analisis pada audience yang 4. Semua informasi penting telah tercakup di dalamnya
mencakup pengembangan profil audience, pemenuhan kebutuhan informasi dan
kebutuhan motivasional audience harus dilakukan. Selain merencanakan isi pesan
apa yang akan disampaikan, perlu juga membuat perencanaan tentang saluran
komunikasi apa yang akan diguanakan (lisan atau tulisan), serta media apa yang F. Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis
akan kita pakai (surat, laporan, atau presentasi). Komunikasi yang tidak
diorganisasikan secara benar akan bermasalah pada isi, pengelompokkan, dan
urutan butir‐butir pesan. Pesan yang tidak terorganisir dengan baik akan sulit DALAM Priyatna dan Elvinaro (2009: 52‐54) terdapat 7 pilar dalam strategi
dipahami oleh komunikan. komunikasi bisnis, yaitu:
Berikut ini hal‐hal yang membuat pesan bisnis terlihat tidak baik, yaitu:
1. Pemahaman Terhadap Proses Komunikasi
1. Bagian awal yang terlalu panjang (kata-kata yang bertele-tele). Mengetahui bagaimana menempatkan diri sebagai komunikator, bagaimana
Seringkali pesan pembuka terlalu panjang, sehingga komunikan sulit menggunakan media, bagaimana menyusun pesan yang terarah, bagaimana
dalam memahami ide pokoknya. memahami komunikan, bagaimana memanfaatkan sumber dan bagaimana
mengetahui dan mengevaluasi efek. Pesan inti dalam sebuah komunikasi tidak
2. Memasukan hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis
Hal-hal yang tidak relevan dan tidak logis hanya akan memperpanjang selalu eksplisit, contoh pada iklan rokok.
pesan bisnis, membuang waktu, dan mengaburkan pesan pokok.
2. Penggunaan Pikiran (good thinking)
3. Informasi penting terlupakan. Pada awal terjadinya komunikasi kita harus sudah berpikir, think before
Informasi penting sering terlupakan karena konsentrasi kita terpecah pada communicate. Good thinking permates good communication. Sebagai komunikator,
penyajian ide-ide pelengkap.
kita harus mengontrol proses‐proses komunikasi dan feeling yang harus
4. Pengelompokkan dan urutan pesan tidak memperlihatkan satu kesatuan diarahkan agar sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Setelah mengontrol
yang logis. feeling kemudian ciptakan logic and scientific thinking lalu creative thinking.
Pesan-pesan bisnis yang ingin disampaikan, jika tidak dikelompokkan
dengan baik dan tidak disajikan secara kronologis akan membingngkan 3. Memahami Bahasa
komunikan. Merupakan sistem dari sign, signals dan simbols, yang diperlukan untuk proses
berfikir dan mentransfer pikiran dan perasaan. Bahasa yang digunakan dapat
Dengan menyusun pesan‐pesan komunikasi secara logis dan tidak bertele‐ dalam bentuk verbal dan non verbal. Walaupun komunikasi dan bahasa
tele akan memuaskan kebutuhan‐kebutahan akan informasi, motivasi, maupun bukan sinonim, tapi proses komunikasi mustahil tanpa bahasa. Tentu saja
praktis bagi para komunikan. Mengorganisasi pesan‐pesan secara baik adalah bahasa yang harus diperhatikan tidak hanya bahasa kita melainkan yang
tantangan tersendiri bagi seorang komunikator. diutamakan adalah bahasa komunikan. Kesalahan penggunaan bahasa dapat
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
Kegagalan untuk mendapatkan pengertian, dapat muncul karena kita salah Berikut keterampilan dasar untuk memperbaiki kemampuan
dalam memilih bentuk komunikasi ketika berkomunikasi. Kegagalan komunikasi mendengarkan, yaitu:
dapat muncul, hasil yang paling penting dari kegagalan berkomunikasi “tidak
adanya saling pengertian”, kita gagal untuk mengerti pemikiran dan perasaan a. Dengarkan dengan keseluruhan jiwa dan raga,
orang lain begitu pun sebaliknya. Bila orang tidak mengerti, keretakan dan pergunakanlah ekspresi muka dan gerakan tubuh
frustasi biasanya akan langsung muncul kepermukaan. Hubungan personal untuk menyampaikan kepada pembicara seberapa
sering deterirates dan prevalent tone menjadi sikap apatis dan tidak menaruh minat baik anda mengerti pesan yang disampaikannya.
atau perhatian. b. Berikan tanda verbal kepada pembicara, sebut
Agar komunikasi tidak gagal maka seorang manajer juga harus memahami beberapa kata untuk memberi tanda pada pembicara
prinsip prinsip dalam Komunikasi sebagai berikut : kapan sebaiknya diperlambat, dipercepat, berhenti
atau melakukan arah yang baru.
- Principle of line loss, semakin banyak informasi yang masuk ke dalam c. Ulang pesan untuk lebih jelas. Bila anda tidak yakin
pikiran seseorang, semakin banyak kemungkinan pengertian cenderung telah mendengar pesan yang dimaksud, hentikan
tertunda, terganggu, terkontaminasi dan bahkan hilang.
pembicaraan dan katakan “this is how I hear what you
- Principle of Emotional Appeal, kita cenderung untuk berpikir tanpa said‐am I correct”? (Priyatna dan Elvinaro, 2009)
emosi, bila pesannya faktual dan tidak personal, orang akan lebih
mendengarkan dan lebih mengerti, bila kita memperkenalkan ide dengan Seni Berbicara
menghubungkannya dengan kalimat minat pribadi mereka, keinginan Pembicaraan tatap muka merupakan hubungan vital dalam
mereka untuk lebih berkembang/maju, pekerjaan mereka dan keluarga komunikasi bisnis, ada beberapa poin penting untuk mengingat ide‐ide
mereka. (Priyatna dan Elvinaro, 2009)
dalam terampil berbicara, antara lain:
- Principle of Application, ketika pemikiran baru kita diaplikasikan, kita a. Ikatan pendekatan anda kepada pendengar (orang yang diajak bicara)
akan menjadi bagian dari ide tersebut karena dalam melaksanakannya kita dan apa yang sedang ia pikirkan.
mengembangkan perasaan kita sebenarnya dari perasaan memiliki. b. Lihat kepada pendengar, anda akan mendapatkan pengertian, pelihara
dan pertahankan perhatian ini.
Salah satu aktivitas yang biasa terjadi dalam komunikasi bisnis adalah c. Bicarakan tentang satu hal secara jelas, lebih baik dari pada loncat dan
berbicara atau berinteraksi dengan rekanan bisnis lain atau terkadang harus berpindah dari ide yang satu ke ide yang lainnya.
berbicara di hadapan publik atau khalayak atau berbicara dalam sebuah forum d. Hindari pertanyaan yang menyerang seperti; “what do you mean, you do
diskusi atau rapat atau konferensi. not think it is fair?”
Karena itu ada ada dua kecakapan seni yang harus dimiliki para manajer e. Jangan merendahkan orang, jangan beranggapan bahwa mereka tidak
yakni: paham.
f. Atur diri anda sendiri, ketika beberapa orang bertanya kepada anda,
Seni Mendengarkan mereka memperlambat anda, sehingga mereka dapat berpikir kembali
tentang hal yang anda sampaikan. (Priyatna dan Elvinaro, 2009)
Berbicara di muka umum, tidak akan efektif tanpa mendengarkan
dengan baik. Mendengarkan adalah keterampilan yang langka, hal ini Orang‐orang yang berpartisipasi dalam sebuah konferensi, mereka kerap
dilakukan setiap hari tapi seringkali tidak tepat/ buruk. Utuk memiliki tanggung jawab lebih besar untuk kesuksesan konferensi daripada
mendengarkan diperlukan konsentrasi, keinginan untuk mengerti. pemimpin. Baik itu dalam pengumpulan ide‐ide atau memecahkan masalah.
Untuk mencapai komunikasi yang efektif dan tepat sasaran dalam I. Contoh Kasus
negosiasi bisnis harus melakukan beberapa tahapan berikut ini, yaitu:
1. Fact-finding, mencari/mengumpulkan fakta serta data yang berhubungan Kru British Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan Akan Dibatalkan
dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
London – Maskapai penerbangan Inggris, British Airways (BA) dilanda aksi
2. Planning/perencanaan, sebelum melakukan negosiasi, susunlah terlebih mogok kerja para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini memulai aksi mogok
dahulu dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan yang akan berlangsung tiga hari.
kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang akan dicapai. Mogok tersebut dilakukan untuk memprotes rencana pengurangan
Berdasarkan apa yang anda ketahui tentang lawan anda, perkirakan ongkos operasional BA yang akan berdampak pada gaji pekerja.
kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Sebelumnya BA berencana menghemat belanja sebanyak 62,5 juta
anda katakan. poundsterling untuk mengatasi dampak negatif yang muncul karena
menurunnya penumpang, fluktuasi harga bahan bakar dan persaingan
3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si dengan maskapai lainnya.
penerima. Usahakan menggunakan istilah khas yang bisa dipakai oleh Lebih dari 1.000 penerbangan BA bakal mengalami pembatalan selama
lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang tiga hari pemogokan tersebut. Mogok kerja ini dilakukan setelah negosiasi
spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda pada semua kata yang antara pimpinan serikat dagang terbesar Inggris, Unite, Tony Woodley
kita ucapkan. dengan kepala eksekutif BA Willie Walsh menemui jalan buntu.
“Dengan kekecewaan besar saya harus katakan bahwa semua negosiasi
4. Umpan balik, negosiator yang baik, harus dapat menguasai bahasa tubuh telah gagal,” kata Woodley kepada wartawan seperti dilansir kantor berita
pihak lawan negosiasinya. Mendengarkan dengan baik lawannya yang AFP, Sabtu (20/3/2010).
sedang berbicara serta mengamati isyarat perilaku mereka seperti: “Perusahaan ini (BA) tidak ingin bernegosiasi, perusahaan ini hanya
gerakan bahu, gelengan kepala, anggukan kepala, atau yang lainnya. ingin berperang dengan anggota-anggota saya,” imbuh Woodley.
Umpan balik dapat membantu untuk menyesuaikan makna yang Total 1.100 penerbangan BA dari sekitar 1.950 penerbangan yang
disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi kita. dijadwalkan selama aksi mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad untuk tetap menerbangkan setidaknya 60 persen
5. Evaluasi, diperlukan untuk menilai apakah tujuan dari negosiasi telah penumpang dengan mengandalkan para staf yang tidak ikut mogok. BA juga
tercapai, apakah perlu diadakan negoasiasi kembali, atau perlu akan menggunakan 22 pesawat dengan pilot dan kru dari delapan maskapai
menggunakan cara-cara lain untuk mencapai hasil yang lebih baik. Eropa lainnya. (sumber: detik.com)
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan
berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan. dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi
Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian dengan baik dan dengan sistem yang terstruktur. Karena jika masalah
masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi dapat menimbulkan hal‐hal yang
lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
menyampaikan dan mencapai tujuannya. Sehingga untuk menyiasati masalah ini bisa dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan
pengumuman atau pemberitahuan melalui loudspeaker.
2. Lakukan komunikasi dua arah, antara atasan dan bawahan agar lancar dan Djatmiko, Budi. 2011. Business Communication, Teknik Jitu Menguasai Komunikasi
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan Bisnis. Bandung: STEMBI Bandung Business School.
komunikasi dua arah dan dilakukan secara rutin akan meminimalisir
masalah di lapangan. L. Courtland Bovee dan John V. Thill. 2007. Komunikasi Bisnis, Jilid 1, edisi kedelapan.
Indonesia: PT Macanan.
3. Memberi pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, Machfoedz, Mas’ud dan Mahmud Machfoedz. 2004. Komunikasi Bisnis Modern, untuk
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap Mahasiswa dan Profesi. Yogyakarta: BPFE.
individu dalam organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal Soeganda, Priyatna dan Ardianto, Elvinaro. 2009. Komunikasi Bisnis, Tujuh Pilar
komunikasi. Komunikasi Bisnis. Bandung: Widya Padjajaran.
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di
Sumber lain:
sebuah perusahaan. Misalnya, pencahayaan yang kurang, atau sirkulasi yang
kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat memungkinkan untuk Bahan mata kuliah Negosiasi Prof. Dr. H. Soeganda Prityatna, DR Eddy Kurnia, dan Dr.
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus Udung Noor Rosyad. M.Si tahun 2012.
diperhatikan. http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2149629-strategi-dan-teknik-negosiasi-
Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi di antara karyawan, hal ini komunikasi/#ixzz2HjbgzOZo. Diposkan oleh Syukur. Diunduh pada hari Jumat,
biasanya terjadi karena masalah di luar perusahaan, seperti tersinggung karena tanggal 11 Januari 2013, pukul 10.30pm.
http://hazellsqandinavy.wordpress.com/2012/03/09/beberapa-kasus-dalam-perusahaan/.
ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa
Diunduh pada hari Jumat, tanggal 19 Juli 2013, pukul 10.00
menghilangkan masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat
meminimalisir masalah yang akan timbul, kerena dengan suasana yang harmonis
dan akrab dapat meminimalisir munculnya masalah.
Komunikasi dua arah yang dilakukan antara atasan dengan pegawai pada
kasus di atas kurang baik. Kegiatan komunikasi dengan publik internalnya tidak
berjalan lancar. Untuk itu dibutuhkan perencanaan yang matang dalam
melakukan negosiasi termasuk bernegosiasi dengan pihak internal sekalipun
(pegawai).
(Sumber: http://hazellsqandinavy.wordpress.com/2012/03/09/beberapa‐kas
us‐dalamperusahaan/ Diunduh pada hari Jumat, tanggal 19 Juli 2013, pukul 10.00)
Daftar Pustaka
Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
BAB 12 lapangan adalah bahan masukan atau data bagi seorang perancang komunikasi.
Ia harus mampu menerjemahkan semua potensi yang dapat mendukung (atau
EVALUASI PERENCANAAN sebaliknya akan menggagalkan) kondisi perencanaan komunikasi. Jika hal‐hal itu
telah tertuangkan dalam strategi yang telah dijalankan, maka peran evaluasi yang
KOMUNIKASI dapat menginventarisasi masalah untuk mengkaji ulang strategi yang dijalankan
dan taktik yang diterapkan dalam menuangkan strategi di lapangan.
Evaluasi dalam perencanaan komunikasi berperan penting dalam hal
Oleh: Sendy Triwilopo, S.Sos., M.Ikom. memberi arahan atau tinjauan atas perencanaan komunikasi. Evaluasi pada
dasarnya adalah menilai sejauh mana pencapaian hasil yang diperoleh (performace
outcome).
Untuk keperluan dimaksud maka diperlukan berbagai analisis yang
menyertainya.
A. Pendahuluan
1) Analisis khalayak (Audience reached and target audience)
2) Analisis media (media performance)
PERENCANAAN komunikasi pada akhirnya adalah pencapaian target. Ini 3) Analisis Pencapaian obyektif (progress perform)
berarti efektivitas perencanaan komunikasi adalah tentang persuasi yang terjadi 4) Analisis Kinerja tim dan sumberdaya (Team and Empowering)
pada khalayak sasaran. Mereka seyogyanya akan mengalami sesuatu berupa efek 5) Analisis pembiayaan (Expenditure)
persuasi, yakni perubahan sikap dan perubahan perilaku, sebagaimana yang
diinginkan oleh perancang atau perencana komunikasi. Menurut Dean Kazoleas (Dalam Baldwin, 2004), ada beberapa bentuk
Kampanye penggunaan MCK sebagai jamban sehat di satu kampung akan evaluasi: formative evaluation (evaluasi formatif), intermediate evaluation (evaluasi
jadi sia‐sia, manakala khalayak yang jadi target dalam strategi komunikasi yang menengah), summative evaluation (evaluasi sumatif). Evaluasi formatif dilakukan
dijalankan, ternyata tetap enggan menggunakan kakus saat buang air besar. sebelum kegiatan dimulai; mencakup rancangan background research (riset
pendahuluan) yang dimaksudkan untuk pemetaan masalah.
Dengan tetap menjalankan program pembangunan MCK umum, karena memang
Intermediate or interim evaluation (evaluasi menengah atau evaluasi dalam
sudah dianggarkan untuk dibangun, maka dapat dikatakan bahwa perencanaan
komunikasi mengalami ketidakberhasilan atau telah gagal. Alangkah sia‐sianya, pelaksanaan) berupa evaluasi yang dilakukan selama kegiatan atau program
jika sang perencana hanya membuat “dokumen perencanaan komunikasi” yakni berlangsung. Evaluasi ini dari mulai perencanaan hingga tahapan‐tahapan
pihak organisasi membuat perencanaan komunikasi yang boleh dikata komunikasi dilakukan, untuk mengukur dan menguji seberapa efektif pesan
komprehensif, namun tidak menjadi kerangka acuan pada saat menjalankan atau diterima saat kegiatan dilakukan.
menerapkannya dalam lingkup meluas. Sang perancang telah membuat Summative evaluation merupakan langkah akhir dalam kegiatan
komunikasi. Daripadanya terlihat pengaruh atau efek dari kegiatan yang
perencanaan komunikasi yang baik, komprehensif dan terdokumentasi dengan
baik, sayangnya tidak menjadi bahan pertimbangan ketika membangun MCK dijalankan, apakah tujuan telah tercapai? Apakah ada efek yang tidak kita
umum. inginkan? Mengapa ada tujuan yang belum tercapai? (Baldwin, 2004: 335).
4. Tentukan cara terbaik untuk mengukur suatu sasaran yang terpenuhi. Tim
yang dibentuk untuk evaluasi harus fokus pada pengukuran dari pengaruh
komunikasi, bukan hanya kegiatan komunikasinya saja. Bahwa semua
(Sumber: Venus, 2004:108) yang terlibat dalam perencanaan mempunyai kontribusi pada pencapaian
saat evaluasi formatif tersebut, saat pra‐kegiatan telah dilakukan berbagai C. Evaluasi Sumatif
analisis, sebagaimana analisis yang dilakukan terhadap media dan khalayak.
Berbekal hasil evaluasi formatif tentunya akan diperoleh arahan atau
patokan untuk menilai variabel‐variabel yang perlu diperhatikan. Misalkan untuk EVALUASI sumatif adalah bentuk evaluasi yang mudah dikenali sekaligus
variabel media, dari tes formatif seperti itu akan diperoleh gambaran lebih pasti mudah diterapkan prinsip‐prinsipnya karena berasal dari penilaian. Konteks
tentang progress yang ingin dicapai dalam perencanaan media ini. Daripadanya evaluasi di sini adalah memberikan penilaian sebagai tinjauan ulang atau review
akan diperoleh serangkaian tahapan ataupun target untuk progress bidang atas program yang telah dijalankan. Kegiatan ini membutuhkan berbagai data
tersebut. Maka evaluasi formatif yang dilakukan memberi batasan‐batasan atas untuk mendukung penilaian yang diperoleh dari analisis yang dilakukan. Hasil
variabel media. inilah yang kemudian dibuatkan laporan evaluasi atau laporan hasil, kemudian
Tentunya dibutuhkan berbagai analisis dalam rangka evaluasi fromatif ini. tim evaluasi dapat merancang rekomedasi atas laporan hasil tersebut.
Dalam Rice dan Paisley (1989) disebutkan bahwa tes formatif (evaluasi pra‐ Tentu saja kegiatan evaluasi sumatif ini membutuhkan pendokumentasian
kegiatan) merupakan kunci keberhasilan strategi kampanye anti‐rokok di data sepanjang pelaksanaan program atau perencanaan. Ini berarti kinerja di
Amerika. Bahwa variabel pesan yang spesifik tertuju pada satu segmen khalayak bidang‐bidang lain yang terlibat sangat dibutuhkan untuk dibuatkan laporan
lebih efektif dibandingkan pesan yang meluas. Penentuan variabel pesan ini evaluasinya, misalkan hasil analisis data dari bidang atau seksi media. Tahapan
ternyata ditemukan dalam tes formatif, hal mana akan mengubah strategi ini bukan hanya melaporkan data, tetapi menginterpretasikan data, sehingga
khalayak yang awalnya telah ditetapkan berasaskan heterogenitas khalayak (Rice dapat dinilai seberapa jauh keberhasilan (atau kegagalan) dari bidang media ini.
dan Paisley, 1989: 211). Begitu pula dengan bidang lain yang memasok data untuk dievaluasi.
Evaluasi formatif, dalam batasan pengertian dalam Handbook on Planning, Kesemuanya menghendaki kelengkapan, agar dapat dilaporkan dengan baik.
Monitoring and Evaluating for Development Result yang diterbitkan United Nations Tidak jarang, laporan evaluasi perencanaan komunikasi dilengkapi berlembar‐
Development Programme (UNDP)5, yakni badan PBB yang mengurusi program lembar lampiran yang menunjukkan akurasi data. Salah satu yang dianggap
pembangunan, dinyatakan sebagai evaluasi saat program atau kegiatan berjalan penting adalah evaluasi sumatif bidang anggaran keuangan (budgeting and
(undertaken around the middle period of implementation of the initiative). Batasan expenditure). Komponen ini mengharuskan evaluasi yang akurat didasari laporan
pengertian Formative evaluation dalam UNDP (2009: 137): evaluasi formatif dan data yang lengkap.
bermaksud untuk meningkatkan kinerja, kebanyakan dilakukan saat tahap Pada banyak kasus, komponen keuangan merupakan hal yang cukup
pelaksanaan proyek atau program (intends to improve performance, most often krusial manakala penyerapan anggaran tidak sesuai perencanaan. Sangat boleh
conducted during the implementation phase of projects or programmes). jadi, terjadi perkembangan atau modifikasi yang diperlukan dalam proses yang
Batasan ini menggambarkan bahwa bahwa evaluasi formatif dapat mengharuskan penambahan biaya. Meskipun bersifat tentatif atau sewaktu‐
dilakukan di awal perencanaan komunikasi ataupun saat strategi program mulai waktu manakala dibutuhkan, kasus seperti ini pada saat evaluasi mengharuskan
dilakukan. Evaluasi formatif yang baik akan memberi arahan perencanaan kelengkapan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Ini termasuk siapa yang
komunikasi dalam “garis koridor” yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya, mengambil keputusan penambahan biaya, besarnya biaya hingga laporan
meskipun improvement atau pengembangan program dapat terjadi, sekali lagi, penggunaannya secara detail. Kelengkapan dan akurasi data keuangan dalam
tujuan dan sasaran program telah ditetapkan sebelumnya dan tidaklah berubah. organisasi, atau institusi, merupakan kondisi yang harus terpenuhi. Biasanya
dilengkapi dengan perangkat ketentuan atau peraturan tentang lalu lintas
keuangan dengan bidang khusus yang menanganinya yakni bidang akuntansi.
Dalam UNDP (2009:137) disebutkan batasan tentang evaluasi sumatif.
Summative evaluation is conducted at the end of an initiative (or a phase of that
5
Handbook on Planning, Monitoring and Evaluating for Development Resullts, Copyright ©UNDP, initiative) to determine the extent to which anticipated outcomes were produced. It is
2009.
BAB 12 — Evaluasi Perencanaan Komunikasi | 231 232 | Perencanaan Komunikasi
intended to provide information about the worth of the programme. Evaluasi sumatif Sebagai arahan evaluasi sumatif, umumnya dibuatkan semacam matriks
dilakukan pada akhir dari inisiatif (atau pada salah satu tahapannya) untuk untuk melihat komponen apa saja yang akan dievaluasi beserta langkah‐langkah
menentukan sejauh mana hasil yang diharapkan dapat diperoleh. Hal ini yang diperlukan. Hal yang paling perlu dilakukan adalah menentukan maksud
dimaksudkan untuk menyajikan informasi mengenai nilai hasil atas program diadakannya evaluasi. Jadi pada saat evaluasi dilakukan, sudah memiliki arah
tersbut. Kata inisiatif di sini dapat diartikan pelaksanaan upaya gagasan atau akan ke mana pekerjaan evaluasi dan apa harapan yang akan diperoleh dari hasil
program. Mengacu kepada batasan ini maka evaluasi sumatif dapat disebut evaluasi tersebut. Dengan telah ditetapkannya arah tersebut, maka akan diketahui
sebagai penilaian akhir atas hasil yang dicapai. Setelah selesai maka dilakukan hal‐hal apa saja yang akan dinilai dan akan diketahui hasilnya. Langkah
penilaian atas raihan hasil. berikutnya adalah menetukan kriteria evaluasi, yaitu menentukan komponen dari
Mengenai evaluasi sumatif ini, dalam UNDP (2009: 137) membuat kategori kegiatan yang akan dinilai. Pada contoh matriks berikut ini, dapat dilihat tiga
tambahan dengan apa yang diaebut Ex‐post evaluation yang dapat diartikan kriteria perencanaan komunikasi yang akan dievaluasi:
sebagai evaluasi purna‐hasil.
Ex-post evaluation is a type of summative evaluation of an initiative after it Gambar 12.2. Contoh Matriks Evaluasi
has been completed; usually conducted two years or more after completion.
Its purpose is to study how well the initiative (programme or project) served
its aims, to assess sustainability of results and impacts and to draw Kriteria Pertanyaan Rincian
Teknik
Ukuran
Teknik
Sumber Data Perolehan Analisis
conclusions for similar initiatives in the future. Evaluasi Kunci Pertanyaan
Data
Keberhasilan
Data
Mengenali Penduduk Wawancara Mengenali isi Interpretasi
Efek media Kognitif pesan setempat Tercatat pesan media dokumen
Evaluasi purna‐hasil merupakan jenis evaluasi sumatif setelah seluruh luar ruang himbauan Pamong Kuesioner Memahami dan statistik
(baliho) Memahami desa maksud isi kuantitatif
upaya diselesaikan. Sering dilakukan setelah dua tahun kemudian. Gunanya pesan pesan media
himbauan
untuk mempelajari bagaimana upaya tersebut mencapai tujuannya, untuk menilai
Ketertarikan Penduduk Wawancara Dianggap Interpretasi
kesinambungan dari hasil yang diperoleh dan dampak yang mungkin terjadi, Efek media Sikap Kesukaan setempat tercatat menarik dokumen
luar ruang Kecende- Pamong Kuesioner Menyukai isi dan statistik
serta untuk menarik kesimpulan yang berguna bagi kegiatan serupa di masa (baliho) rungan desa pesan media kuantitatif
Bersedia
datang. Jika memahami batasan dari UNDP ini, contoh kasus di awal bab ini akan melaksanakan
himbauan
menjadi bahan pelajaran berharga bagi perencanaan komunikasi pembangunan
Tertib Head of Monitoring Tertib
di masa datang. Tata kelola Efisiensi catatan department sheet administrasi Interpretasi
Evaluasi sumatif dapat dipandang sebagai sebuah kegiatan pasca‐kegiatan Keuangan Operasional keuangan Acounting keuangan dokumen
Penyerapan report Pencapaian
perencanaan. Umumnya dilengkapi dengan laporan dan penilaian yang budget
Biaya
terget sesuai
budget
diperoleh dari pengukuran (measurement). Komponen penilaian tersebut operasional
pemantauan tercatat atau terdokumentasi dalam kegiatan yang disebut dan informasi tambahan selain dari hasil pemantauan yang dilakukan. Evaluasi
monitoring. Dalam hal ini, monitoring dapat diartikan sebagai kegiatan membutuhkan lebih banyak informasi dalam rangka melakukan analisis.
pengawasan atau pemantauan sepanjang pelaksanaan program atau saat strategi Mengacu kepada UNDP (2009), monitoring dirumuskan sebagai proses
dijalankan. Jika diperhatikan bahwa monitoring sheet berperanan dalam kegiAtan yang sedang berlangsung di mana para pemangku kepentingan (stakeholder)
evaluasi, bukan berarti kegiatan monitoring adalah kegiatan evaluasi; antara memperoleh umpan balik berkala (regular feedback) mengenai kemajuan yang
keduanya terdapat perbedaan. telah dicapai dalam rangka meraih sasaran (objectives) dan tujuan (goal).
Pengertian monitoring ini mengetengahkan banyak pihak yang terlibat pada
pencapaian sasaran dan tujuan. Artinya, monitoring dapat melibatkan pihak‐pihak
yang berada di luar lingkup organisasi.
D. Perbedaan Monitoring dengan Evaluation Jika diambil contoh pada kasus MCK umum di awal bab ini, monitoring
tidak hanya memantau pihak perencana dan strategi komunikasi (internal
organisasi), akan tetapi menghendaki pemantauan situasi dan tradisi masyarakat
Monitoring adalah kegiatan pengumpulan informasi secara sistematis dan di mana perencanaan akan diterapkan. Dalam batasan ini, stakeholder dari
berkesinambungan, juga berarti analisis atas informasi yang dikumpulkan berbagai kriteria harus menjadi objek pemantauan. Berdasarkan sifat
tersebut untuk digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. perencanaannnya, kategori untuk mereka dapat beragam dan berbeda‐beda
Monitoring dapat diterjemahkan sebagai kegiatan pemantauan program. Menurut untuk setiap perencanaan. Di satu perencanaan, kelompok konsumen produk
UNDP (2009) ada perbedaan antara monitoring dengan evaluaton: Disebutkan merupakan stakeholder potensial yang membutuhkan pemantauan penuh dalam
bahwa monitoring memfasilitasi evaluasi, tapi evaluasi menggunakan pencapaian sasaran. Namun di perencanaan lain, dapat saja pihak konsumen
pengumpulan data tambahan baru dan kerangka kerja yang berbeda untuk bukanlah hal yang harus dipantau penuh, dapat saja menjadi lebih penting
analisis. memantau peran karyawan atau petugas internal dalam organisasi.
Antara keduanya ada kesinambungan karena sesungguhnya keduanya tak Masih mengacu pada UNDP (2009), evaluasi dirumuskan langkah
terpisahkan dalam kerangka perencanaan (UNDP, 2009)6: penilaian (assesment) yang teliti dan independen atas kegiatan dalam perencanaan
yang telah dicapai atau yang sedang berlangsung dalam rangka menentukan
Without effective planning (clear results frameworks), the basis for sejauh mana tujuan telah tercapai dan bagaimana kontribusinya dalam
evaluation is weak; hence evaluation cannot be done well. pengambilan keputusan (decision making). Evaluasi menghendaki langkah
Without careful monitoring, the necessary data is not collected; hence penilaian yang lebih kompleks untuk analisis bagi pelaksanaan dan bagi strategi
evaluation cannot be done well.
perencanaan. Penilaian (assesment) ini sifatnya menetap, lengkap, dan baku
Monitoring is necessary, but not sufficient, for evaluation.
Monitoring facilitates evaluation, but evaluation uses additional new data sehingga memudahkan analisis dalam rangka membuat rekomendasi. Evaluasi
collection and different frameworks for analysis. memungkinkan untuk menempuh langkah‐langkah metodologis sebagaimana
Monitoring and evaluation of a programme will often lead to changes in sebuah penelitian ilmiah .
programme plans.This may mean further changing or modifying data Kegiatan monitoring dan evaluasi cenderung selalau berangkai, namun
collection for monitoring purposes. perlu diperhatikan bahwa antara keduanya terdapat perbedaan. Dadang Solihin
(2012) menyebutkan bahwa: monitoring dikatakan sebagai kegiatan mencatat, atau
Monitoring atau pemantauan diperlukan dalam kegiatan perencanaan, membuat semua catatan (data, informasi atau bahan lain) yang dilakukan sebagai
namun untuk kegiatan evaluasi diharuskan menggunakan pengumpulan data bagian yang menyertai perjalanan program perencanaan. Sedangkan evaluasi
adalah penilaian secara berkala mengenai efisiensi, keefektifan (effectiveness), serta
6
Dikutip dari: Handbook on Planning,Monitoring and Evaluating for Development Resullts, keberlanjutan dan relevansi hasil‐hasil yang diperoleh dalam program
Copyright ©UNDP, 2009, Halaman 6.
BAB 12 — Evaluasi Perencanaan Komunikasi | 235 236 | Perencanaan Komunikasi
perencanaan (yang dinilai dari pencapaian tujuan). Penilaian dalam evaluasi jangka waktu tertentu (sesuai program perencanaan yang dibuat). Pola timeline
seyogyanya dilakukan secara independent dalam rangka objektivitas dalam dapat diibaratkan sebagai catatan perjalanan waktu dari tahap awal hingga tahap
menilai dan memberikan laporan. Mereka akan menghasilkan data, informasi dan penyelesaian. Secara sederhana contoh timeline schedule dapat dilihat pada tabel
bahan lainnya yang sangat membantu atau memandu dalam pengambilan berikut ini:
keputusan di masa datang.
Meskipun keduanya merupakan langkah penilaian atas pencapaian Gambar 12.4. Contoh Timeline Schedule
program, terdapat hal‐hal yang membedakan keduanya. Menurut Dadang Solihin
TIMELINE SCHEDULE
perbedaan tersebut dinyatakan dalam tabel berkut:
NO
DIVISION AND
MONTH ( PER WEEK)
ACTIVITY PIC
DEPARTMENT
JAN JAN JAN JAN FEB FEB FEB FEB MAR MAR MAR MAR
(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)
Gambar 12.3. Perbedaan Monitoring dan Evaluasi
1 MEDIA Printed Media John DewIy
Brian
RELATION Prod. House TamarIn
Radio, TV
and others John DewIy
ASPEK MONITORING EVALUASI
2 COMMUNITY Approaching Anita Dwight
Menilai kemajuan dalam pelaksanaan Memberikan gambarang pada suatu
TUJUAN Anne
program yang sedang berjalan waktu tertentu mengenai suatu program RELATION Charity Hatherton
Akuntabilitas penyampaian input Akuntabilitas penggunaan sumber daya Benefit Share W. Amster
FOKUS program Pembelajaran tentang hal-hal yang Legal and Roger
3 GOVERMENT Permt Bradley
Dasar untuk aksi perbaikan dapat dilakukan lebih baik di masa Marc
Penilaian keberlanjutan program datang RELATION Regular app. Marquez
Hamlin
Apakah pelaksanaan sesuai rencana? Relevansi Ex-officio Hariman
Apakah terdapat penyimpangan ? Keberhasilan 4
FINANCE
DEPT. Budget Scott Tamlin
CAKUPAN Apakah penyimpangan tersebut dapat Efektivitas biaya
dibenarkan ? Pembelajaran Cash Flow Drake Darnell
Mariana
Dilaksanakan terus-menerus selama Umumnya dilaksanakan pada Accounting Amran
WAKTU
PELAKSANAAN pelaksanaan program pertengahan dan akhir program 5 GENERAL Office app. John Brown
Sumber: Materi Diklat Perencanaan Kementerian Daerah Tertinggal. Modul Pelatihan. Administration B. Kerlogg
dilakukan kepada kantor pusat penyelenggara kampanye itu yang berada di
reported day : (mm/dd/yy)
tempat lain yang mengharuskan pengiriman laporan: via surat konvensional
division approved by
maupun surat elektronik atau e‐mail. action to do :
Perihal format sheet ataupun matriks monitoring tersebut dapat dibuat approval by :
sesuai kebutuhan organisasi. Namun hal yang perlu diperhatikan adalah: sedapat
mungkin menyajikan akurasi data dan informasi. Ketika dalam monitoring sheet
ditampilkan komponen community care (kepedulian terhadap komunitas) dan
progress yang telah dicapai pada bulan ketiga, maka si pembaca laporan sedapat Jika diperhatikan pada contoh lembaran tersebut, tampak bahwa di bagian
mungkin segera memahami bahwa bagian tersebut memang menjadi salah satu tertentu terdapat laporan yang menunjukkan informasi pencapaian yang
kegiatan dalam team perencanaan komunikasi dengan goal dan objectives yang terkendala, Personal In Charge (PIC atau si penanggung jawab) menunjukkan siapa
telah disepakati sebelumnya. yang menanganinya dan seberapa jauh raihan hasil. Hindari kemungkinan timbul
pertanyaan, seperti “Mengapa terjadi?” Sedapat mungkin si pembaca segera 4. Recomendation (merekomendasikan hal-hal yang diperlukan)
memperoleh alasan yang masuk akal dari catatan yang tertulis dan diberi pula
catatan seputar alasan tersebut, seperti: karena kendala ini, maka diperlukan Kerangka kerja tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:
penjadwaan ulang (rescheduling).
Bagaimanapun, kendala sering dijumpai saat praktik perencanaan di Team Monitoring
lapangan. Dengan demikian peran lembar monitoring menjadi penting untuk Kegiatan team monitoring lebih merupakan pendekatan sistem. Bahwa semua
mempelajari sekaligus mencari upaya mengatasi kendala. Ini juga berarti bahwa unsur membentuk sistem untuk menghasilkan output dan masing‐masing
kegiatan monitoring menghendaki hal yang aplikatif secara organisasional. Perlu unsur sistem saling mempengaruhi satu sama lain dalam rangka mengolah
dibuat bagian dalam organisasi (pendekatan struktural) yang bertugas memantau input menjadi output. Pendekatan sistem seperti ini akan memudahlan
atau melakukan monitoring. Daripadanya diperoleh arahan yang baku secara kegiatan team monitoring. Yakni dengan masing‐masing bagian dalam tim
keorganisasian. Jika tidak dilengkapi dengan perangkat struktural yang “khusus” menyadari kehadiran tim pengawas melekat dan mereka adalah orang yang
bertugas melakukan monitoring, dikhawatirkan terdapat pembagian kerja yang sama pentingnya dengan mereka di dalam tim perencana komunikasi.
tidak berimbang antara masing‐masing bidang. Dengan mengambil contoh kasus Kehadiran tim monitoring tidak semata‐mata bertugas sebagai tim
MCK umum di awal bab ini, berbagai kendala dan potensi hambatan seyogyanya auditing yang hanya bertugas melakukan pemeriksaan kinerja setiap unit
segera terdeteksi oleh unit kerja monitoring. Jika tidak terdeteksi, maka unit kerja (internal), namun lebih bersifat pemantauan menyeluruh. Ini berarti dalam
monitoring telah gagal melaksanakan pemantauan. Kegagalan unit ini tentu saja kerangka meluas. Tidak hanya memeriksa kinerja setiap bagian, tetapi
akan mengakibatkan kegagalan program yang dijalankan. memantau lintas bagian dan implikasi kinerja masing‐masingnya.
Akan lain halnya jika secara struktural telah ada unit kerja monitoring yang Konsep tersebut juga memberikan kemungkinan pada tim monitoring
diberi kewenangan untuk memberi umpan balik terhadap proses. Tentunya akan untuk tidak hanya terpaku dalam struktur di mana ia berada, tetapi
memberi masukan perbaikan program. Untuk beberapa kasus, seperti kerangka berkewenangan pula untuk memantau hal‐hal yang potensial mempengaruhi
struktural yang kecil, unit ini dapat atau boleh dirangkap oleh pemimpin dari keseluruhan strategi (walaupun berada di luar kerangka struktural sekalipun).
perencana komunikasi. Namun terkadang hal yang efisien ini kurang efektif Dengan mengambil contoh kegagalan MCK umum di awal bab ini, melalui
mengingat beban dan tanggung jawab kerja ketua atau pemimpin biasanya cukup maksimalisasi tugas tim monitoring dapat segera dideteksi adanya gejala
berat. Akan tetapi cara ini dapat memberi efektivitas tinggi dalam hal cultural habit (kebiasaan berdasarkan budaya) di masyarakat: Bahwa
kewenangan. Misalkan untuk umpan balik di mana hasil temuan monitoring menggunakan jamban di sungai adalah budaya lokal yang bukan sekedar
mengharuskan penambahan anggaran, maka tingkat kewenangan setaraf buang hajat. Tetapi tradisi turun‐temurun di mana hubungan keakraban dan
pimpinan organisasi, relatif mudah menindaklanjutinya. pertukaran informasi dapat terjadi saat mereka bersama‐sama
Istilah pengawasan melekat boleh diibaratkan sebagai kegiatan monitoring. “menggunakan” sungai. Dalam sudut pandang cultural tradition mereka telah
Hal ini menggambarkan bahwa ini adalah kegiatan yang ada di dalam proses. lama menggunakan “media” sungai untuk berinteraksi. Belajar dari kasus ini,
Secara prinsip, menururt Patterson dan Radtke (2009:163), tim monitoring dibutuhkan juga keluasan wawasan dengan latar belakang intercultural
mempunyai kerangka kerja sebagai berikut : communication ketika me‐monitoring strategi komunikasi pembangunan di
pedesaan yang sangat diwarnai tradisi
1. Team Monitoring (melakukan pengawasan melekat pada semua unit Dalam kegiatan perencanaan komunikasi yang membutuhkan kerja
kerja). sama dengan berbagai institusi atau organisasi lain, fungsi tim monitoring juga
2. Progress Monitoring (melakukan pengawasan melekat pada setiap tidak kalah penting. Misalkan perencanaan komunikasi yang membutuhkan
tahapan dalam pelaksanaan strategi)
keterlibatan production house untuk menggarap iklan. Secara kontekstual,
3. Implementation Feed back (memberi umpan balik dalam proses mengenai
pencapaian atau kemajuan yang diperoleh) keberadaan production house adalah bagian dari tim yang melaksanakan
perencanan media. Meskipun ia adalah perusahaan lain di luar organisasi. Ia tersebut dijelaskan tentang spesifikasi hal‐hal yang dilaporkan dan apa yang
adalah bagian tak terpisahkan ketika tim dihadapkan pada masalah diperlukan untuk menanggapi laporan tersebut. Inilah yang dimaksud dengan
perencanaan media. Maka hal ini berimplikasi pada kegiatan monitoring: implementation feed back, yaitu umpan balik yang diperoleh dari hasil
Lakukanlah pemantauan di production house tersebut. Karena sekecil apa pun pemantauan terhadap implementasi rencana atau strategi komunikasi.
potensi masalah di production house akan mempengaruhi tim secara Perhatikan kembali Gambar 12.6., dapat terlihat bahwa ada hal‐hal yang
keseluruhan. dikategorikan feed back diperoleh dari seberapa jauh pencapaian target. Seperti
Pelaku kegiatan monitoring yang handal, tentulah mendeteksi hal‐hal contoh di atas mengenai penggarapan iklan pada bidang perencanaan media
tersebut sebagai suatu yang krusial dalam mempengaruhi strategi komunikasi yang digarap oleh production house. Implementasi targetnya ternyata belum
yang dijalankan. Kemampuan ini menunjukkan bahwa pengawasan melekat terpenuhi. Persoalan ini disampaikan dalam progress report, sehingga segera
membutuhkan pendekatan team monitoring. Akan tetapi pendekatan ini tidak diketahui sejak dini untuk segera dikategorikan masalahnya. Boleh jadi,
hanya terpaku pada tim pelaksana atau tim pemantau, namun juga mampu persoalan talent termasuk kategori prioritas dalam masalah ini. Adalah sebuah
mendeteksi hal‐hal yang dapat berimplikasi kepada kinerja tim secara kebijakan yang dibutuhkan untuk memeriksa kembali ketetuan‐ketentuan
keseluruhan sistem organisasi. kerja sama dengan pihak production house.
Progress Monitoring Recomendation
Kegiatan progress monitoring lebih merupakan kegiatan pengawasan melekat di Masalah talent sebagaimana yang dicontohkan pada progress report di atas
bidang pekerjaan dan pencapaian sasaran (objectives). Artinya melakukan mengharuskan masalah itu ditindaklanjuti. Dalam progress report yang baik
pemantauan terhadap tahapan‐tahapan kegiatan dalam memenuhi sasaran akan terlihat persoalan apa yang terjadi dan apa yang dapat diperbuat untuk
masing‐masing. Pendekatan timeline atau scheduling akan sangat membantu menindaklanjutinya. Hal‐hal yang bersangkutan dengan apa yang dapat
dalam rangka pemantauan pencapaian kinerja seperti ini. diperbuat itulah yang disebut sebagi recomendation (rekomendasi)
Dengan pejadwalan, akan dapat dipantau seberapa jauh sebuah mata Misalkan dalam kasus talent seperti contoh talent problem di atas,
kegiatan dalam jadwal telah tercapai. Daripadanya juga akan terlihat hal‐hal rekomendasi yang dapat diberikan adalah:
apa yang menjadi kendala. Dengan mempelajari jadwal, akan lebih mudah
melakukan pengawasan. Misalkan dalam jadwal telah dirancang target untuk 1) Agar pimpinan tim melakukan pembicaraan dengan production house
pencapaian waktu pengerjaan iklan adalah satu bulan, maka lakukanlah 2) Mengubah rencana awal dengan mengganti talent sebagai komunikator
dalam iklan.
monitoring sejak hari ketujuh, lalu buatlah kegiatan yang sama secara periodik
3) Memberi peringatan kepada production house
setiap minggu dalam sebulan. 4) Mengganti production house
Dalam setiap kali pemantauan tentu akan ditemui berbagai hal yang 5) Mengubah jadwal
harus dilaporkan. Perhatikanlah hal krusial yang terjadi, misalkan kendala
talent yang belum terselesaikan dalam satu minggu, ini adalah potensi kendala Berbeda dengan progress report yang dibuat dalam sebentuk laporan
yang harus segera dilaporkan untuk ditindaklanjuti. tertulis dan terdokumentasikan, rekomendasi tidak selalu dituangkan dalam
bentuk tertulis. Dapat saja rekomendasi tersebut disampaikan lisan jika
Implementaion Feed Back memang situasional menghendaki demikian. Misalkan pertimbangan waktu
Monitoring untuk pencapaian target selalu diikuti oleh progress report (laporan yang mendesak, pertimbangan jarak talent dan production house di Jakarta
pencapaian kinerja). Artinya, kegiatan pemantauan dalam kerangka pencapain sedangkan perencaan dibuat di Medan, dan sebagainya.
(progress) menghendaki pembuatan laporan tentang seberapa jauh target yang Rekomendasi diperoleh dari hasil pemantauan. Dapat saja hasil
telah ditetapkan dapat terpenuhi (objectives performed). Dalam progress report pemantauan membuahkan rekomendasi untuk tidak melakukan apa‐apa.
Misalkan pencapaian target pesan dalam progress report telah tercapai seratus evaluasi perencanaan komunikasi, proses ini juga dapat dilakukan jika memang
persen per periodik waktu. Hasil pantauan ini memberi rekomendasi untuk dibutuhkan.
tidak melakukan apa‐apa, tetapi perlu dicatat dalam laporan untuk Kebutuhan seperti itu menghendaki materi pertanyaan yang dibuat (dalam
didokumentasikan. survei) terfokus pada hal‐hal yang akan dievaluasi dan hendak diketahui
Rekomendasi menjadi sangat penting manakala terjadi masalah krusial. bagaimana hasil yang diperoleh. Hal lain yang perlu diperhatikan saat
Permasalahan production house di atas termasuk kategori ini di mana memutuskan untuk melakukan metode survei seperti ini adalah penentuan
pemantauan telah membuahkan berbagai alternatif untuk menjadi solusi responden. Jika memang tidak memungkinkan menjadikan populasi menjadi
dalam memodifikasi perencanaan komunikasi. Inilah esensi dari rekomendasi: sampel, maka penarikan sampel harus benar‐benar mewakili karakteristik
memberi solusi ketika kendala terjadi. Altenatif‐alternatif perlu diajukan populasinya. Contohnya, untuk responden kasus MCK pada awal bab ini, maka
sebagai bekal pengambilan keputusan atas masalah yang direkomendasikan. perlu dilakukan sampling yang benar‐benar mewakili masyarakatnya. Tidak
Terkadang berbagai masalah krusial sering muncul saat tahapan akhir dalam dianjurkan menggunakan purposive sampling, akan lebih baik menggunakan
penjadwalan. Rekomendasi yang menjanjikan solusi sangat dibutuhkan dalam teknik cluster sampling atau proportional sampling. Sebagai patokan, Arikunto (2006:
situasi seperti itu. 134) menyebutkan persentase sampel dapat diambil dari populasi sebesar 10%
sampai 15% dengan n populasi di bawah 100 orang.
Melakukan pengukuran dalam evaluasi merupakan kegiatan peninjauan
ulang atau review. Adapun review atas strategi yang dijalankan diukur dengan
E. Evaluasi yang Terukur meninjau ulang strategi yang dipilih untuk dijalankan, kemudian buatlah nilai
numerik (angka) untuk menilai keefektifan dari strategi‐strategi tersebut.
Patterson dan Radtke (2009) menyampaikan tujuh kriteria yang dapat
TELAH disebutkan bahwa kegiatan evaluasi dapat memberi rekomendasi dalam diukur dalam rangka review strategi yang dijalankan:
rangka perbaikan program perencanaan komunikasi. Karenanya diperlukan
analisis sebagaimana dimaksudkan dalam model pada Gambar 12.1. yang a) Meninjau ulang tanggapan khalayak: Angka 1 untuk tidak responsif -
membutuhkan tahapan pengelolaan data dan informasi yang baik. Ini diperlukan angka 5 untuk respons tinggi.
b) Mengukur hubungan yang terjalin: Angka 1 untuk hubungan yang jauh -
agar ketika rekomendasi disampaikan bukanlah hasil pemantauan sepihak,
angka 5 untuk hubungan yang mendukung program
sehingga tampak kurang komprehensif, namun sepatutnya dilengkapi data dan c) Mengukur strategi yang dijalankan dalam mempengaruhi persepsi: Angka
informasi yang terolah dengan baik. Untuk itu diperlukan langkah‐langkah yang 1 untuk pengaruh emosional - angka 5 untuk pengaruh rasional
dapat dikategorikan sebagai upaya mengukur keberhasilan dalam evaluasi. d) Strategi upaya pesan (message effort): Angka 1 untuk tidak dapat
Melakukan pengukuran dalam evaluasi bukanlah aktivitas yang mengontrol pesan - angka 5 untuk pesan yang dapat kita kendalikan
sederhana. Hal ini perlu disadari oleh tim evaluasi. Boleh jadi, untuk program e) Upaya untuk mengimplementasikan: Angka 1 untuk implementasi oleh
khalayak yang sangat bergantung pada kekuatan kita (strenghts) - angka 5
perencanaan komunikasi yang kompleks dibutuhkan pengukuran yang
untuk implementasi yang ringkas oleh khalayak
menyerupai penelitian ilmiah. Telah disebutkan di muka bahwa para peneliti f) Biaya untuk mengimplementasikan: Angka 1 untuk biaya termurah -
kampanye di Amerika Serikat melakukan survey pendahulan untuk keperluan angka 5 untuk yang paling mahal
program perencanaan mereka (Rice dan Paisley, 1989: 211; Venus 2004: 108). g) Pengaruhnya bagi orang lain: Angka 1 untuk pengaruhnya hanya pada
Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam penelitian survei dilakukan diri sendiri - angka 5 untuk pengaruh untuk menularkan atau menjangkau
kegiatan pencarian data kuantitatif kepada responden, yang biasanya dilakukan target audiences lainnya.
dengan menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan. Untuk keperluan
Kriteria‐kriteria tersebut jika dicoba diaplikasikan secara sederhana pada
kasus MCK di awal bab ini, dapat dibuatkan hasil sebagai berikut:
Sumber lainnya:
Lahir di Bandung pada tanggal 16 Juli 1973, mendapatkan gelar Lahir di Jakarta, 14 Juli 1988, anak pertama dari 3 bersaudara. Kiki adalah
kesarjanaannya di Sekolah Tinggi Hukum Garut pada tahun 2001. Aria Sarjana Komunikasi Universitas Binadarma Palembang. Saat ini tengah
justru aktif pada organisasi kemahasiswaan saat kuliah di Fakultas Hukum menempuh studi Magister Komunikasi S2 di Pascasarjana Fikom Unpad.
Universitas Katolik Parahyangan sejak 1992 s.d. 1998. Diawali sebagai Pengalaman bekerja di Chaperon, dan pernah meraih Putri Sumsel tahun
Ketua Angkatan Mahasiswa Unpar 1992, Ketua Biro Umum SEMA FH 2010-2013. Selain itu pernah juga bekerja sebagai penyiar Radio OZ
1993/1994, hingga sempat menjabat sebagai Sekretaris Umum (Sekum) Bandung pada tahun 2007 sampai 2011. Saat ini Kiki bekerja sebagai salah
SEMA FH Unpar 1994/1995. Bekerja di Pemerintah Provinsi Banten satu karyawan PT Lekipali Utama.
sejak masih bergabung dengan Provinsi Jawa Barat pada tahun 1998 di
Pemkab Serang sesaat sebelum menikah di tahun yang sama dengan gadis asal kota Serang. Tahun
2006 mengawali kariernya pada Bagian Persidangan Sekretariat DPRD Banten sebagai Kepala Sub-
Bagian TU Pimpinan, kemudian dipercaya menangani Bidang Kehumasan dan Keprotokolan DPRD Gilang Perdana Tresna, S.T.
pada tahun 2008 s.d. akhir 2012, dan kini memulai jabatan barunya pada Biro Pemerintahan Prov.
Banten di Bagian Otonomi Daerah sebagai Fasilitator Adm. Kepala Daerah & DPRD. Saat ini Lahir di Bandung pada 12 Juni 1986, anak keempat dari empat bersaudara,
tengah menempuh pendidikan S2 di Program Pascasarjana Fikom Unpad. dari orang tua bernama Asep Sutresna dan Popy Kuntari. Saat ini masih
melanjutkan studi Magister Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran,
semester akhir. Sebelumnya telah lulus di kampus ITB pada tahun 2010
Almy Zarlis, S.T. akhir, dengan mengambil konsentrasi desain dan animasi di Fakultas Seni
Rupa dan Desain. Sebelum memasuki masa perkuliahan, Gilang
Lahir di Batu Belah, 27 Oktober 1985. Almy adalah alumni Institut menempuh pendidikan Sekolah Menengah di SMAN 1 Bandung dan selesai pada tahun 2004, baru
Teknologi Medan, Jurusan Teknik Kimia pada tahun 2010, dan kini pada tahun 2006 Gilang menekuni perkuliahannya di Universitas Widyatama dengan konsentrasi
tercatat sebagai mahasiswa Program Pascasarjana di Fikom Unpad. desain Multimedia pada Fakultas Desain Komunikasi Visual di Bandung. Pada masa perkuliahan,
Semasa kuliah aktif di berbagai organisasi kemahasiswa di kampus ITM Gilang pada tahun 2008 sudah bekerja sebagai tenaga freelance di suatu lembaga pemerintahan,
dan organisasi massa, di antaranya menjabat sebagai Sekretaris Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) di Lembang, Kabupaten Bandung, sebagai Product
Departemen Kaderisasi KAMMI Komisariat Institut Teknologi Medan Designer. Sampai saat ini ia masih melakukan kegiatan sebagai freelance design untuk sebuah
(ITM), Sekretaris Umum KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim perusahaan Production House PT. Dreamicon Indonesia di Bandung sejak 2009 dan membuat
Indonesia) Daerah Sumatera Utara, Ketua Umum Jaringan Pemuda dan beberapa music video untuk band-band lokal independen di Bandung dan Jakarta. Gilang, sempat
Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Kabupaten Kampar, Riau, dan sampai pula memiliki sebuah Galeri Seni bernama TeraRupa di kawasan rumahnya di Jalan Tera kota
kini masih menjabat Sekretaris Lembaga Pelatihan Kampar Leadership Bandung pada tahun 2009, meski tidak bertahan lama dan berhenti beroprasi pada tahun 2010. Saat
Center (KLC) Riau. Selain itu juga pernah menjadi Pegawai ini status Gilang adalah bekerja di PT. Digital Global Media dengan jabatan sebagai Creative
Honorer Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kampar, Dosen Luar Biasa Politeknik Kampar Production Design untuk seluruh produk dan program-program yang dikerjakan oleh perusahaan
(POLKAM), dan Sekretaris Badan Narkotika Nasional (BNN) Kab. Kampar, Riau. tersebut.
Kelahiran Bandung, 5 Juni 1974, adalah seorang pegawai negeri sipil di Ia adalah alumnus Jurusan Ilmu Jurnalistik di Fikom Unpad tahun 1993.
dinas Kominfo Kodya Bandung. Gelar sarjana sastra Inggris diraihnya di Pernah bekerja menjadi praktisi di dunia Pubic Relations di perusahaan
Fakultas Sastra Universitas Padjajaran, dan pada tahun 2013 Hana tambak dan esportir udang di Lampung dari tahun 1995 hinga tahun 2010.
Ganrina menyelesaikan pendidikan S2 di Program Magister Pascasarjana Berhenti menjadi pegawai dengan niat mengajarkan pengalaman yang
Fikom Unpad konsentrasi Ilmu Komunikasi. pernah ia peroleh selama bekerja di corporate communication, Sejak tahun
2010 menjadi dosen tetap di Universitas Tulang Bawang (UTB) Bandar
Lampung. Mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi sekaligus menjadi
pengurus Laboratorium Fotografi dan Produksi Televisi UTB. Gelar
Magister Ilmu Komunikasi diraihnya pada tahun 2013 di Program Pascasarjana Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung.
Kenmada Widjajanto, S.Sos.
Titan Roskusumah, S.Sos.
Sarjana lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Bandung pada tahun 1992. Lahir di Cianjur 11 Juli 1968. Semasa
Adalah alumni Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad, kelahiran Bandung 25
mahasiswa aktif menjadi anggota Himpunan Mahasiswa dan Senat
Januari 1976. Mengawali karier sebagai Kepala Perpustakaan di STIE
Mahasiswa di Fikom Unpad dan organisasi kemahasiswaan lainnya.
INABA Bandung antara tahun 2000 – 2002. Kemudian bergabung di
Mengawali karirnya menjadi seorang penerjemah dan penulis berita di
Ditjen Migas Kementerian ESDM tahun 2005 – 2006 sebagai Staf Bagian
Radio KLCBS 100,55 FM di Bandung sampai tahun 1994. Tahun 1995,
Hukum dan Humas, dan sejak tahun 2006 sampai saat ini bergabung di
hijrah menjadi jurnalis televisi di ANTV Jakarta dan bekerja selama 16
Bagian Rencana dan Laporan di Badan Geologi Kementerian ESDM. Saat
tahun, mulai dari reporter sampai jabatan terakhir sebagai Manajer di
ini tengah menempuh pendidikan Pascasarjana Fikom Unpad.
Departemen Produksi Pemberitaan tahun 2005 sampai tahun 2010 dan
Departemen Current Affairs pada tahun 2010 sampai tahun 2011. Selama
menjadi jurnalis televisi, memiliki berbagai pengalaman liputan dan memproduksi program,
termasuk pengalaman mengikuti berbagai pelatihan di dalam dan luar negeri, serta menjadi pemberi
materi dalam berbagai acara Citizen Journalism dan seminar tentang dunia pertelevisian. Tahun
Yane Hendriyani, S.Sos.
2011, memulai karir di dunia pendidikan tinggi menjadi dosen luar biasa di Program Penyiaran D-3
PAKT Fikom Unpad dan pada tahun 2013 bergabung di Universitas Telkom Buah Batu Bandung Adalah lulussan Strata Satu Public Relation Fikom Unpad yang kembali
juga sebagai dosen luar biasa. Hingga kini dunia media masih digeluti dengan bergabung di sebuah mendalami Ilmu Komunikasi Strata Dua di tempat yang sama. Tulisannya
Production House dan Multimedia di Bandung sebagai Poduser Kreatif dan tengah menempuh studi di buku ini adalah coretan tugas kuliahnya yang diharapkan dapat menjadi
di Program Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana Fikom Unpad. setitik debu pengetahuan yang bisa diamalkan dan diajarkan oleh siapa
saja di organisasi formal seperti perkantoran maupun wirausahawan.
Putri Trulline, S.Ikom.
Putri Trulline adalah mahasiswi Pascasarjana Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran kelahiran Bandung 19 Februari 1989. Sarjana
Manajemen Komunikasi dari Unpad (2010), peraih beasiswa unggulan
untuk kategori Calon Dosen saat ini sedang menyelesaikan pendidikan
magister Ilmu Komunikasi di PascaSarjana Universitas Padjadjaran
angkatan 2011. Buku ini adalah hasil karya pertama yang ditulis bersama
dengan teman-teman satu kelas di Jurusan Ilmu Komunikasi Pascasarjana
Universitas Padjadjaran (2013) yang merupakan salah satu syarat untuk
bisa meraih gelar Magister Ilmu Komunikasi.