Anda di halaman 1dari 58

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/358727231

Strategi Pesan dalam Perencanaan Komunikasi

Chapter · February 2022

CITATION READS

1 5,096

1 author:

Atwar Bajari
Universitas Padjadjaran
59 PUBLICATIONS   128 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Communication Project View project

All content following this page was uploaded by Atwar Bajari on 19 February 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Strategi Pesan dalam Perencanaan
Komunikasi
Drs. Atwar Bajari. M.Si.
Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad
Jatinangor, 2022

P EN D AH UL U AN

P roses komunikasi adalah transaksional atau melibatkan aktivitas saling


tukar menukar ide dan gagasan di antara orang-orang yang terlibat.
Karena prosesnya bersifat transaksional sebagian besar perilaku komunikasi
tidak dapat dideteksi dan diramalkan bagaimana hal itu berakhir. Tetapi
dalam proses komunikasi yang bertujuan, dalam arti mengubah sikap atau
perilaku khalayak dan terencana, menyampaikan gagasan yang baik adalah
syarat penting agar tujuan komunikasi dapat tercapai. Proses komunikasi
yang memiliki tujuan seperti yang disebutkan terakhir, menuntut
penyampaian ide atau gagasan yang sistematis dan terorganisasi
Mengembangkan pesan komunikasi yang terorganisir seperti
membangun sebuah jembatan. Usaha tersebut terdiri dari berbagai komponen
yang saling menghubungkan dan mengembangkan satu sama lain untuk
membentuk sebuah jembatan. Dalam hal ini proses penyampaian pesan harus
terencana, memiliki organisasi pesan, struktur, gaya, dan imbauan yang
akan digunakan. Selanjutnya pesan yang disampaikan dapat dikembangkan
dengan model sistematika tertentu, serta pesan disajikan dengan
memperhitungkan atau disesuaikan dengan media yang akan digunakan, serta
komunikator mampu memaksimalkan penggunaan model yang dipilih.
Kegiatan belajar ini, merupakan bagian dari modul yang menjelaskan
perencanaan pesan komunikasi. Setelah Anda memahami konsep dasar dan
teori tentang perencanaan pesan komunikasi, diharapkan Anda mampu
menjelaskan strategi pesan dalam perencanaan komunikasi.
4.2 Perencanaan Pesan dan Media 

Secara lebih terperinci, setelah Anda membaca kegiatan belajar ini


diharapkan Anda mampu menjelaskan:
1. perencanaan pesan;
2. organisasi pesan;
3. struktur pesan;
4. menggayakan pesan, dan;
5. merancang imbauan pesan komunikasi.
 SKOM4314/MODUL 4 4.3

Kegiatan Belajar 1

Perencanaan Pesan

M engapa sepotong kalimat seperti, "Buanglah sampah pada


tempatnya", slogan "Keep Bandung Beautiful Euy", atau ungkapan
"Keren Boo!" membuat pembaca atau pendengar berbuat sesuatu seperti;
tertegun, membuang puntung rokok, tidak seenaknya mencorat-coret dinding,
sampai menghiraukan si pengucap?”
Kampanye anti rokok, mengajak masyarakat memelihara lingkungan,
program jantung sehat, program sadar lingkungan, dan iklan produk yang
menyuruh khalayak untuk membelanjakan uangnya demi produk yang
diiklankan, tidak terlepas dari upaya-upaya institusi pelaksana kegiatan
dalam merancang huruf demi huruf, kata demi kata, dan kalimat demi
kalimat sehingga terangkai menjadi pesan komunikasi yang efektif.
Tidak begitu saja terjadi serangkaian pesan komunikasi diproduksikan
dan langsung mengena kepada khalayak sebagai komunikan (penerima
pesan). Di dalamnya terlibat berbagai aktivitas dan pikiran demi
menghasilkan sebuah pesan komunikasi yang mengena tadi. Seorang manajer
yang baik ketika bertindak sebagai presenter dalam menyajikan gagasan atau
program yang akan dilaksanakan, terlebih dahulu menghitung bagaimana
sistematika ide dipaparkan, apakah model chart/grafik akan lebih baik
dibandingkan dengan kata-kata uraian? Media apa yang paling tepat;
transparansi, slide, atau miniatur, sampai warna yang akan digunakan dalam
menyajikannya. Seluruh pertimbangan dikemukakan demi meyakinkan
gagasan atau idenya kepada klien atau partner kerja.
Dalam perkembangan bisnis modern, manajemen perencanaan presentasi
pesan menjadi faktor penting untuk meyakinkan klien atau rekanan bisnis.
Terdapat empat poin pokok dalam perencanaan pesan; (1) Bagaimana
menggunakan hasil analisis khalayak/calon penerima gagasan? (2)
Mengembangkan gagasan dan pokok utama dari gagasan yang akan
disampaikan, (3) Menyusun sketsa pesan, dan (4) Mempersiapkan umpan
balik kegiatan komunikasi.
4.4 Perencanaan Pesan dan Media 

A. Menggunakan Analisis Khalayak

Setiap individu adalah unik, oleh karena itu mereka memerlukan


pelayanan yang beragam dalam hal apa pun, termasuk dalam kegiatan
komunikasi. Demi mencapai tingkatan komunikasi yang timbal balik
menurut Curtis, dkk. (1996), penyaji (komunikator) harus mengetahui
sebanyak-banyaknya tentang penyimak (khalayak), meskipun tidak mungkin
menggambarkan seluruh variabel individual dari khalayak tersebut. Untuk
memperlakukan khalayak sebagai persona yang unik diperlukan analisis
khalayak, yaitu suatu aktivitas proses pemeriksaan seluruh faktor
objektif/empiris (dapat diamati) yang berhubungan dengan khalayak, untuk
memperoleh pemahaman tentang mereka sebagai penerima pesan.
Dalam suatu perencanaan komunikasi, analisis khalayak merupakan
langkah awal yang memulai langkah-langkah kegiatan komunikasi
berikutnya. Dengan analisis khalayak, diharapkan tujuan akhir komunikasi
yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan khalayak, kondisi atau iklim
organisasi, kelompok, dan sistem sosial khalayak. Di samping itu, dengan
analisis khalayak suatu program komunikasi akan lebih dapat memanfaatkan
potensi-potensi yang ada dan dimiliki oleh mereka.
Tahun (1984), menyatakan bahwa dengan memahami khalayak dalam
segi minat pada topik yang akan disampaikan, situasi yang mempengaruhi,
kecenderungan, dan organisasi komunikasi yang dimiliki, dapat membantu
dalam mempermudah pelaksanaan kegiatan komunikasi dan pencapaian
tujuannya.
Beberapa aspek dapat digali pada masing-masing komponen sebagai
bahan rujukan. Misalnya dalam topik yang akan diberikan, perencana
komunikasi dapat mempertanyakan masalah, seberapa jauh pengenalan
masyarakat terhadap topik yang diberikan? Seberapa jauh tingkat
kemudahan gagasan tersebut untuk dilihat dan dijelaskan? Dalam hal apa
kekurangan dan kelebihan gagasan atau ide tersebut? Keuntungan apakah
yang dapat diraih apabila mereka menerapkan gagasan tersebut? dan
seterusnya.
Selanjutnya dari aspek khalayak itu sendiri dapat dikembangkan tentang,
seberapa banyak khalayak yang tertarik pada topik yang disajikan?
Bagaimanakah keberadaan mereka secara geografis? Bagaimanakah
karakteristik mereka berdasarkan jenis kelamin, usia pendidikan, tingkat
ekonomi, dan lain-lain. Seberapa banyak pengetahuan mereka tentang topik?
 SKOM4314/MODUL 4 4.5

Bagaimanakah tingkat ketertarikan mereka terhadap topik? Bagaimanakah


tingkat kepentingan mereka terhadap topik? Apa yang mereka rasakan dari
pendapatnya terhadap topik? Seluruh informasi yang dikembangkan dan
diperoleh dari hasil analisis khalayak akan memberikan masukan dalam
mempertimbangkan langkah-langkah perencanaan komunikasi secara
keseluruhan.
Berdasarkan hasil analisis khalayak, perencana dapat mengklarifikasikan
mereka berdasarkan kepentingannya terhadap pesan yang akan disajikan.
Menurut Raudsepp dalam Curtis (1996), khalayak dapat dikelompokkan
berdasarkan kepentingan mereka terhadap informasi yang disampaikan ke
dalam 12 jenis kondisi, yaitu: (1) peka terhadap masalah, (2) luwes atau
kaku, (3) ingin tahu atau tidak, (4) percaya diri dan berani, (5) takut akan
kegagalan atau bebas dari rasa takut, (6) sangat termotivasi untuk berhasil,
(7) gigih, (8) toleran terhadap kemenduaan (ambiguitas) dan kerumitan, (9)
selektif, (10) memiliki daya ingat yang baik, (11) membiarkan masa inkubasi
gagasan-gagasan baru, dan (12) dapat mengantisipasi waktu dan energi yang
produktif.
Berbagai metode dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dalam
rangka menganalisis khalayak sasaran. Setiap metode tersebut, memberikan
berbagai hasil yang berbeda dan dapat digunakan, tergantung pada kondisi
atau keadaan di mana perencanaan akan dikembangkan. Metode-metode
tersebut di antaranya adalah: (1) Pengamatan/observasi, (2) Mengajukan
pertanyaan, (3) Survei khalayak, dan (4) Mempertimbangkan karakteristik
insani khalayak. Seluruh pendekatan tersebut memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing oleh karena itu, sebaiknya kita memanfaatkan
semua secara etis untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang
khalayak.

B. Gagasan dan Pokok Utama

Menghasilkan gagasan dan menjabarkan pokok-pokok utama dari


informasi yang akan disajikan dalam komunikasi yang terencana, merupakan
bagian penting setelah menganalisis khalayak dan menetapkan tujuan. Tujuan
utama yang telah disusun pada hakikatnya adalah gagasan utama yang akan
dimunculkan dalam komunikasi. Misalnya:
4.6 Perencanaan Pesan dan Media 

1) Pemberian bantuan pelatihan merancang media instruksional untuk para


manajer pemasaran, membantu meningkatkan keberhasilan proses
presentasi dan negosiasi bisnis.
2) Pemberian bantuan pelatihan manajemen keuangan kepada para
pimpinan koperasi di tingkat Kabupaten/Kota akan meningkatkan
kemampuan koperasi dalam mengelola keuangan secara tepat dan
efisien.
3) Penambahan seperangkat komputer akan mempermudah dan
memperlancar pekerjaan bagian akademik Jurusan Manajemen
Komunikasi dalam mengolah dan menyimpan nilai-nilai mahasiswa.
4) Pemberian pelatihan metode penelitian akan membantu para dosen
dalam meningkatkan keterampilan untuk mengembangkan proposal yang
baik dan memenuhi syarat lembaga pemberi dana riset.

Gagasan utama harus ringkas dan langsung pada pokok persoalan dan
hasil yang akan diperoleh bila kegiatan itu dijalankan. Gagasan itu
merupakan pemantapan dari pokok-pokok pikiran yang ada dalam tubuh
pesan yang dikembangkan dalam komunikasi.
Selanjutnya pokok utama atau pokok kunci, merupakan tulang punggung
pesan yang merencanakan garis besar sub-divisi utama. Syarat pokok utama
dari sebuah pesan, harus menyokong, menggambarkan, atau mendeskripsikan
gagasan utama dengan bahasa yang ringkas dan jelas agar khalayak mampu
mencerna isi pesan yang disajikan. Pola-pola organisasi dalam rangka
mengembangkan pokok utama dapat dilihat pada bagian organisasi pesan
komunikasi.

C. Sketsa Pesan Komunikasi

Bila gagasan utama dari pokok utama telah terbentuk, seorang presenter
atau komunikator dapat mengembangkan pokok-pokok tersebut menjadi
kerangka atau struktur dari bangunan pesan komunikasi yang akan
disampaikan. Membuat sketsa pesan merupakan langkah yang akan
mempermudah perencana untuk merancang bangunan komunikasi tadi dalam
bentuk deskripsi kata-kata dan kalimat yang dikehendaki.
Membuat sketsa pesan artinya, menyusun materi atau isi ke dalam
urutan-urutan yang logis dan berguna dalam menyusun kata-kata dan
penyampaian informasi kepada khalayak. Sketsa pesan merupakan kerangka
 SKOM4314/MODUL 4 4.7

kerja yang di dalamnya mengandung: (1) topik-topik dasar yang mendukung


tujuan komunikasi, dan (2) informasi faktual yang menjabarkan masing-
masing topik (Kemp, 1966:13).
Sebagai contoh bila gagasan utama tentang: "Pemberian bantuan
pelatihan rancangan media instruksional bagi para manajer pemasaran,
membantu meningkatkan keberhasilan proses presentasi dan negosiasi
bisnis." dikembangkan, kira-kira berbentuk seperti ini:
1. Tujuan Khusus
Setelah presentasi diharapkan para manajer menerima usulan untuk
melaksanakan program pelatihan singkat untuk meningkatkan
keterampilan mereka dalam merancang media instruksional untuk
membantu meningkatkan keberhasilan presentasi dan negosiasi bisnis.
2. Gagasan Utama
Pemberian bantuan pelatihan merancang media instruksional untuk para
manajer pemasaran membantu meningkatkan keberhasilan proses
presentasi dan negosiasi bisnis.
3. Sketsa Pesan untuk Presentasi
a. Dalam persaingan yang semakin ketat di pasaran, keunggulan
sebuah produk yang ditawarkan terletak pada inovasi produk dari
orisinalitas inovasi itu sendiri di samping harga dan publikasi.
- Pasar adalah arena persaingan produk sejenis dengan masing-
masing keunggulan.
- Inovasi produk adalah faktor determinan/penentu untuk
keunggulan produk di pasaran.
- Keterkaitan inovasi produk dan orisinalitas inovasi produk.
- Inovasi produk, harga, dan publikasi.
b. Konsep inovasi dan orisinalitas terletak pada ide dan gagasan
produk yang dibuat dan dipasarkan, merupakan konsep yang
abstrak.
- Kekuatan inovasi dan orisinalitas terletak pada kekuatan
gagasan.
- Sifat gagasan adalah abstrak oleh karena itu perlu
diterangkan/dijelaskan.
c. Media instruksional memberikan tingkat pengalaman atau
pengetahuan mendekati realitas produk.
- Fungsi media instruksional.
- Jenis-jenis media instruksional.
4.8 Perencanaan Pesan dan Media 

- Tingkat pengalaman yang diperoleh dari media Instruksional.


- Menjelaskan inovasi dan orisinalitas gagasan sebuah produk
melalui media instruksional.
d. Memilih dan merancang media instruksional yang tepat membantu
membentuk citra dan kegiatan persuasi tentang produk yang
ditawarkan kepada klien atau konsumen.

D. Umpan Balik

Dalam sistem komunikasi yang homeostatis, umpan balik adalah katup


penyeimbang arus komunikasi dari komunikator. Khalayak sasaran memiliki
kemampuan memberikan tanggapan, kritik, pertanyaan untuk meminta
penjelasan, sampai penolakan gagasan yang disampaikan. Sehingga, proses
komunikasi tidak berlangsung satu arah tetapi merupakan proses berbagi
informasi (sharing of information) di antara kedua belah pihak yang terlibat
secara terbuka. Sistem komunikasi yang demikian akan menghasilkan
hubungan interaktif yang mengarah pada pembentukan hubungan mutualistik
di antara peserta.
Umpan balik dalam proses komunikasi, berguna untuk mengevaluasi
tingkat keberhasilan pencapaian tujuan komunikasi, karena dengan umpan
balik seorang komunikator dapat mengukur; tingkat pemahaman, penerimaan
atau penolakan, sampai kecenderungan untuk bertindak dari khalayak.
Sifat umpan balik yang muncul, dalam proses komunikasi tatap muka,
dibedakan dalam dua jenis, yaitu tanggapan verbal dan isyarat nonverbal.
Kedua jenis umpan balik tersebut dapat dimanfaatkan komunikator sebagai
sumber informasi yang menunjukkan sikap sebenarnya dari khalayak
terhadap gagasan yang disampaikan.
Bila ditinjau dari kemampuan/kelebihan, isyarat nonverbal kadang-
kadang lebih akurat dalam mengukur tingkat keberhasilan komunikasi
dibandingkan dengan umpan balik verbal, hal ini disebabkan ekspresi
kejujuran dari sikap khalayak tidak dapat disembunyikan lewat bahasa
nonverbal, misalnya terlihat dari raut muka, gerak tubuh, sorot mata, dan
sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh Leathers (dalam Rakhmat, 1988)
bahwa, "pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang retatif
bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan".
Untuk lebih meningkatkan efektivitas komunikasi, sebaiknya seorang
komunikator mempersiapkan diri dalam menangani munculnya umpan balik
 SKOM4314/MODUL 4 4.9

dari khalayak. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan uji coba presentasi
pesan yang telah direncanakan di hadapan sekelompok orang yang bertindak
sebagai penilai. Fungsi uji coba tersebut adalah menampung masukan-
masukan, kritik, dan tanggapan yang mungkin akan muncul dari khalayak di
mana disimulasikan dengan kelompok penilai tersebut. Umpan balik yang
muncul dari kelompok tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyempurnakan
presentasi yang telah direncanakan.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Sebutkan dan jelaskan empat poin pokok tentang perencanaan pesan


komunikasi?
2) Analisis khalayak merupakan langkah awal dalam perencanaan
komunikasi. Apakah yang dimaksud dengan analisis khalayak?
3) Di mana letak pentingnya analisis khalayak untuk perencanaan
komunikasi?
4) Ada beberapa metode untuk analisis khalayak, jelaskan satu-per satu
metode tersebut dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing!
5) Uraikan hubungan antara gagasan dan pokok utama dengan
pengembangan sketsa pesan komunikasi!
6) Berikan beberapa contoh pengembangan gagasan utama untuk tujuan
komunikasi dalam bidang yang Anda minati!
7) Apakah fungsi umpan balik dalam proses komunikasi?
8) Jelaskan tujuan mengukur umpan balik dalam suatu presentasi!
9) Bagaimanakah persiapan komunikator dalam menangani umpan balik
yang muncul?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan latihan secara tepat, pelajari


dengan baik materi dalam Kegiatan Belajar 1 modul 4. Apabila Anda belum
merasa paham, tanyakan kembali pada tutor atau diskusikan dengan teman
Anda.
4.10 Perencanaan Pesan dan Media 

RA NG K UM A N

Dalam perkembangan bisnis modern, manajemen perencanaan


pesan menjadi faktor penting untuk meyakinkan khalayak. Empat poin
pokok dalam perencanaan pesan yaitu; (1) Bagaimana menggunakan
hasil analisis khalayak/calon penerima gagasan untuk perencanaan
komunikasi (2) Mengembangkan gagasan dan pokok utama dari gagasan
yang akan disampaikan, (3) Menyusun sketsa pesan, dan (4)
Mempersiapkan umpan balik kegiatan komunikasi.
Analisis khalayak merupakan proses pemeriksaan seluruh faktor
objektif/empiris yang berkaitan dengan khalayak, untuk memperoleh
pemahaman secara menyeluruh tentang mereka sebagai penerima pesan.
Metode yang dapat digunakan untuk analisis khalayak adalah
pengamatan/observasi, mengajukan pertanyaan, survei khalayak, dan
mempertimbangkan karakteristik khalayak.
Syarat Gagasan utama yang dibuat untuk perencanaan komunikasi
harus ringkas, langsung pada pokok persoalan, dan memperlihatkan hasil
yang akan diperoleh bila kegiatan dilakukan. Selanjutnya pokok utama
merupakan tulang punggung pesan yang merencanakan garis besar
subdivisi utama. Syarat pokok dari sebuah pesan, harus menyokong,
menggambarkan, atau mendeskripsikan gagasan utama dengan bahasa
yang ringkas dan jelas agar khalayak mampu mencerna isi pesan yang
disajikan.
Sketsa pesan merupakan kerangka kerja yang di dalamnya
mengandung topik-topik dasar yang mendukung tujuan komunikasi, dan
informasi faktual yang menjabarkan masing-masing topik.
Dalam proses komunikasi secara tatap muka, umpan balik muncul
dalam dua jenis yaitu tanggapan verbal dan isyarat nonverbal. Kedua
jenis umpan balik tersebut dapat digunakan oleh komunikator sebagai
sumber informasi yang menunjukkan sikap sebenarnya dari khalayak
terhadap gagasan yang disampaikan.

T ES FO R M AT IF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Komunikator harus memiliki informasi yang lengkap tentang khalayak
sasaran, karena informasi tentang khalayak sasaran tersebut dapat
digunakan untuk....
 SKOM4314/MODUL 4 4.11

A. memperoleh pemahaman tentang khalayak sasaran


B. meningkatkan efektivitas komunikasi
C. mengubah sikap khalayak sasaran
D. mempermudah pemahaman tentang individu yang merupakan
makhluk unik

2) Analisis khalayak dalam berbagai segi akan mempermudah pelaksanaan


komunikasi dan pencapaian tujuan. Pendapat ini dikemukakan oleh....
A. Raudsepp
B. Curtis
C. Evans
D. Kemp

3) Tingkat pengenalan khalayak pada gagasan, tingkat kesulitan gagasan,


dan kekurangan serta kelebihan gagasan, merupakan penggalian
informasi hasil analisis khalayak dari segi....
A. situasi dominan pada khalayak
B. topik pembicaraan
C. organisasi yang dimiliki khalayak
D. kecenderungan khalayak

4) Menurut Raudsepp berdasarkan analisis, khalayak dapat dikelompokkan


kepentingannya ke dalam 12 jenis keadaan. Di bawah ini ada tiga
kondisi yang disebut Raudsepp, kecuali....
A. peka pada masalah
B. sikap antagonis
C. ingin tahu
D. selektif

5) Untuk menggali informasi khalayak ada berbagai metode yang dapat


diterapkan. Jika seorang perencana komunikasi melakukan pendekatan
dengan berbincang dengan calon khalayak, bertukar pikiran dengan
tokoh khalayak, menggali kebiasaan dan perilaku khalayak, metode ini
termasuk ke dalam....
A. observasi/pengamatan
B. survei
C. studi khalayak
D. mempertimbangkan karakteristik khalayak

6) Manakah pernyataan yang paling tepat di antara empat pernyataan di


bawah ini....
A. tujuan utama adalah gagasan utama
4.12 Perencanaan Pesan dan Media 

B. pokok utama dikembangkan sebelum terbentuk gagasan utama


C. gagasan utama dalah pengembangan dari pokok-pokok pikiran
D. pokok utama adalah identik dengan gagasan utama

7) Informasi yang harus dimiliki oleh rancangan sketsa pesan komunikasi


adalah....
A. topik utama
B. gagasan utama
C. tujuan dan fakta
D. topik dasar dan informasi faktual

8) Hubungan yang mutualistik merupakan hasil dari....


A. umpan balik
B. komunikasi satu arah
C. sistem homeostatis
D. arus komunikasi dari komunikator

9) Umpan balik muncul dalam bentuk....


A. kritik dan sanggahan
B. kritik dan isyarat nonverbal
C. tanggapan verbal dan isyarat non verbal
D. gerak tubuh dan kontak mata

10) Semua pernyataan di bawah ini menunjukkan kekuatan/kelebihan pesan


nonverbal, kecuali....
A. isyarat non verbal lebih akurat dari tanggapan verbal
B. isyarat non verbal relatif bebas dari distorsi dan penipuan
C. ekspresi kejujuran dan sikap khalayak tidak mudah untuk ditutupi
oleh pesan nonverbal
D. tanggapan verbal lebih akurat untuk mengukur efektivitas
komunikasi

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal
 SKOM4314/MODUL 4 4.13

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama
bagian yang belum dikuasai.
4.14 Perencanaan Pesan dan Media 

Kegiatan Belaja r 2

Mengorganisasikan Pesan Komunikasi

P engorganisasian pesan komunikasi merupakan faktor yang penting


dalam kegiatan komunikasi yang berusaha mempengaruhi atau
meyakinkan orang lain yang menjadi khalayak sasaran komunikasi tersebut.
Misalnya, meyakinkan petani untuk menerima pestisida baru yang lebih
aman bagi kesehatan, konsumen tentang shampo yang aman bagi kulit
kepala, sampai meyakinkan atasan bahwa proposal yang diajukan adalah
layak untuk dikerjakan.
Menurut Mc. Crosky dan Mehrly (1996), kesalahan organisasi yang
serius dan ketidaklancaran yang luas secara serius pula, akan membatasi
jumlah perubahan sikap yang dapat dihasilkan oleh komunikator, terutama
mengurangi kredibilitas komunikator itu sendiri.

A. Organisasi Pesan

Komunikator yang piawai akan merancang dan mempresentasikan


gagasannya berdasarkan format organisasi pesan tertentu sesuai dengan
kondisi khalayak yang dihadapi. Contoh, khalayak yang pasif akan tergugah
dengan metode pemecahan masalah mengenai kesalahan yang dilakukan
khalayak dan mengancam keselamatannya, dan akan tertarik lagi apabila
disajikan sekaligus dengan strategi untuk menghadapi masalah tersebut.
Berbagai hasil penelitian seperti yang dikemukakan oleh Rakhmat
(1986), menunjukkan bahwa, pesan komunikasi yang terorganisasikan lebih
mudah dimengerti, memudahkan pengingatan, dan mempermudah terjadinya
perubahan sikap khalayak.
Larson (1986 : 233) menyatakan bahwa, ada beberapa cara untuk
mengorganisasikan pesan komunikasi yang membantu khalayak untuk
mengingat secara mudah dan menerima pesan tersebut. Bentuk organisasi
pesan tersebut adalah: format topikal, format kronologis, format berdasarkan
isu yang berkembang, dan format sekuen motif (motivated sequences). Di
samping itu, terdapat organisasi pesan lainnya seperti format spasial,
kausalitas, pemecahan masalah, dan deduktif-induktif.
 SKOM4314/MODUL 4 4.15

Pada bagian ini akan dijelaskan organisasi pesan yang didasarkan pada
format kronologis, spasial, topikal, kausal, pemecahan masalah, dan cara
berpikir deduktif-induktif, serta sekuen/urutan motif.

1. Format Kronologis

Format kronologis artinya pesan dirangkai berdasarkan urutan waktu


terjadinya peristiwa atau kejadian yang diterangkan. Format ini merupakan
bentuk yang mudah untuk menuturkan pesan berdasarkan urutan-urutan
kejadian maupun urutan pentahapan yang bermanfaat sebagai informasi atau
pengetahuan bagi khalayak dan bukan upaya untuk mempengaruhi mereka.
Tetapi kadang-kadang dapat menimbulkan pengaruh terhadap khalayak
apabila penuturan urutan secara baik sehingga memberikan argumentasi yang
tepat dan meyakinkan khalayak.

2. Format Spasial (Space Format)

Dalam format seperti ini, pesan disusun berdasarkan ukuran masalah dari
pemecahannya. Dalam strategi persuasi, format spasial dimanfaatkan untuk
menggambarkan dan mempersuasi khalayak mengenai luasnya masalah dan
akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
Sebagai contoh, bila kita menghendaki agar perusahaan/industri lokal
membentuk lembaga kesehatan lingkungan untuk kesehatan kota. Kita dapat
menggambarkan betapa penting dan besarnya masalah tersebut dengan
mengemukakan berbagai persoalan melalui: (a) banyaknya air yang terpolusi,
(b) meluasnya polusi udara, (c) berapa banyak polusi yang disebabkan oleh
turis yang datang atau industri yang ada, serta (d) kita juga dapat
mengemukakan kepada para pengusaha bahwa masalah lingkungan
merupakan agenda penting pada tingkat nasional.

3. Format Topikal

Dalam format ini pesan disusun berdasarkan topik yang dibicarakan. Hal
ini, dapat dilakukan dengan mengklasifikasikan topik pembicaraan ke dalam
topik yang penting kemudian kurang penting, topik yang mudah kemudian
topik yang sukar atau sebaliknya.
4.16 Perencanaan Pesan dan Media 

4. Format Kausal

Format kausal adalah menyusun gagasan dengan cara membahas faktor-


faktor penyebab dari suatu masalah dan mempertimbangkan akibat atau hasil
berikutnva, atau sebaliknya, menyajikan dahulu akibat-akibatnya, kemudian
mencari dan menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan masalah tersebut.
Contoh hubungan-hubungan sebab akibat tersebut dalam penyajian pesan
adalah:
Proposal : Produsen tekstil berusaha menekan biaya untuk
mempertahankan harga produknya dengan harga yang
dibayar pembeli untuk produk-produk mereka sehingga
penjualan perusahaan tidak jatuh.
Sebab 1 : Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja meningkat
Sebab 2 : Harga-harga pakaian jadi menurun
Akibat : Produsen pakaian jadi akan tertekan antara biaya bahan dan
harga pakaian jadi yang menurun.

5. Format Pemecahan Masalah

Dalam format pemecahan masalah, topik-topik pembicaraan secara garis


besar dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu pertama pembicaraan
menunjukkan pada langkah-langkah diagnosis masalah yang sedang dihadapi
oleh khalayak, kedua, memberikan suatu alternatif cara-cara untuk
memecahkan masalah atau solusi.
Dalam pola seperti ini perencana (komunikator) lebih berorientasi pada
kebutuhan khalayak yang dianggap sebagai pemilik masalah yang
membutuhkan pemecahan. Oleh karena itu penyampaian materi, diawali
dengan tahap memunculkan kebutuhan khalayak yang dianggap sebagai
masalah yang dipenuhi atau dipecahkan. Setelah itu, langkah kedua adalah
mendiagnosis dan merumuskan kebutuhan-kebutuhan yang merupakan
masalah khalayak.
Langkah ketiga, mengidentifikasi kemampuan-kemampuan khalayak
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, dan keempat
menjabarkan solusi-solusi alternatif yang dapat diterapkan sesuai dengan
potensi mereka.
 SKOM4314/MODUL 4 4.17

6. Berpikir Kreatif (Creative Thinking)

Format berpikir kreatif, pada pokoknya hampir mirip "dengan format


pemecahan masalah, tetapi langkah-langkahnya lebih banyak dan lebih
sistematik dibandingkan dengan pola pemecahan masalah. Dalam Buku
Komunikasi Bisnis, Curtis dkk., (1996) mensistematisasikan format berpikir
kreatif menjadi enam langkah utama, yaitu; (1) mendefinisikan dan
membatasi masalah, (2) menganalisis masalah, (3) menghasilkan pemecahan
yang memungkinkan, (4) menilai pemecahan yang diberikan, (5) memilih
pemecahan terbaik, dan (6) pelaksanaan pemecahan masalah.
Format berpikir kreatif, dalam penjabarannya memiliki dua orientasi atau
arah pokok yakni masalah yang dihadapi dan khalayak yang memiliki
masalah dan akan mencoba atau menerima solusi alternatif yang diberikan.

7. Format Pengembangan Motivasional

Format ini dikembangkan oleh Monroe berdasarkan sekuen-sekuen motif


untuk membujuk (persuasi) khalayak yang diarahkan untuk melakukan
tindakan tertentu. Konsep-konsep yang dikemukakan meliputi lima langkah
yang berurutan dalam menyajikan sebuah gagasan yaitu; perhatian,
kebutuhan, pemuasan, visualisasi, sampai tindakan. Fungsi-fungsi setiap
urutan adalah:
Pertama, perhatian, berusaha menggugah atau menarik indera khalayak
untuk memperhatikan apa yang disajikan.
Kedua, kebutuhan, setelah memperhatikan selanjutnya memunculkan
kebutuhan pada mereka, dengan cara menggambarkan dan menunjukkan apa
yang mereka perhatikan tadi sebagai hal yang harus dipenuhi oleh mereka.
Ketiga, pemuasan, artinya menunjukkan cara-cara atau jalan keluar
untuk memenuhi hasrat kebutuhan tersebut.
Keempat, visualisasi artinya memberikan gambaran tentang hasil yang
akan diperoleh bila cara-cara atau jalan keluar tersebut dilaksanakan atau
dijalankan.
Kelima, tindakan, meminta kepada mereka untuk melakukan tindakan
atau persetujuan apa yang seharusnya dikerjakan.
4.18 Perencanaan Pesan dan Media 

B. Membuka dan Menutup Penyajian Pesan

Suatu presentasi pesan komunikasi memerlukan pendahuluan sebagai


pembukaan dan penarikan kesimpulan yang biasanya sekaligus berfungsi
sebagai penutup. Menurut Curtis, Floyd, dan Winsor (1996), pendahuluan
berfungsi memperkenalkan gagasan utama, sedangkan kesimpulan
memfokuskan kembali perhatian khalayak kepada pesan yang disampaikan.
Menurut mereka pendahuluan yang efektif adalah: (1) memperoleh
perhatian yang menyenangkan, misalnya membuka pembicaraan dengan
memberikan pesan humor/joke, anekdot, bahkan satir, lebih baik dari pada
menyuruh-nyuruh pendengar untuk memperhatikan pembicara; selanjutnya,
(2) meningkatkan keramah tamahan dan kebaikan antara pembicara dan
khalayak; (3) memberikan alasan penting menyimak; dan (4) mengarahkan
khalayak terhadap isi pesan.
Membuat kesimpulan bukan hanya sekedar meringkas isi pembicaraan,
masih ada fungsi-fungsi lain yang perlu diperhatikan. Masih menurut Curtis
dkk., komponen yang perlu dipertimbangkan itu dalam kesimpulan adalah:
(1) meringkaskan hal-hal utama, (2) Memusatkan tema dan tujuan, (3)
Mengingatkan kembali khalayak tentang hal-hal penting yang perlu
dilakukan, (4) Memberikan jalan tindakan yang jelas, dan (5) Mempersilakan
pengajuan pertanyaan.

C. Membuat Pendahuluan

Seperti yang telah disebutkan tadi ada empat cara membuat


pendahuluan, secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Membuat Perhatian
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menarik perhatian orang
lain termasuk khalayak yang dihadapi. Cara-cara yang lazim dalam sebuah
presentasi adalah: (a) intensitas yang kuat daripada lingkungan sekitar,
misalnya suara yang lebih keras, cahaya yang lebih terang, dan warna yang
lebih kontras; (b) humor yang relevan dengan isi bahasan dan memiliki cita
rasa tinggi; (c) kebaruan ide yang disajikan; dan (d) menciptakan ketegangan
khalayak.
 SKOM4314/MODUL 4 4.19

2. Keramah-tamahan dan Rasa Hormat


Sebuah pendahuluan dapat juga disusun dengan menyampaikan
keramah-tamahan dan rasa hormat kepada khalayak dan peka terhadap hal-
hal yang menimbulkan permusuhan. Hal yang perlu diperhatikan adalah
kadar dari setiap aspek tersebut, artinya tidak terlalu berlebihan sehingga
memunculkan kesan merendahkan diri pembicara.

3. Membentuk Dorongan untuk Menyimak


Dalam hal ini penyajian pesan diupayakan terlebih dahulu DENGAN
memberikan poin-poin yang penting bagi khalayak. Harus diingat, khalayak
juga memiliki rencana atau kegiatan lain yang menyebabkan perhatian
mereka akan berkurang.

4. Orientasi
Suatu isi bahasan atau materi uraian akan lebih mudah untuk dimengerti
khalayak apabila bagian pendahuluan memberikan pasak utama atau yang
utama yang memberikan orientasi pada khalayak mengenai topik-topik yang
akan dijelaskan.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Sebutkan empat cara format organisasi pesan?


2) Bedakan antara format sepihak dan dua pihak dalam mengorganisasikan
pesan komunikasi!
3) Apa tujuan kesimpulan? berikan contoh-contoh untuk masing-masing
tujuan tersebut!
4) Sebutkan fungsi-fungsi pendahuluan!
5) Bagaimanakah cara-cara yang lazim dalam membentuk perhatian pada
pendahuluan?
4.20 Perencanaan Pesan dan Media 

Petunjuk Jawaban Latihan!

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyan latihan secara tepat, pelajari


dengan baik materi dalam Kegiatan Belajar 2 Modul 4 ini. Apabila Anda
belum merasa paham, tanyakan kembali pada tutor atau diskusikan dengan
teman Anda.

RA NG K UM A N

Pengorganisasian pesan komunikasi merupakan faktor yang penting


dalam menentukan keberhasilan kegiatan komunikasi yang berusaha
mempengaruhi atau meyakinkan khalayak sasaran. Ada empat format
umum organisasi pesan yang dapat membantu menyusun gagasan
komunikator, yaitu format kronologis, format kausal, format
pengembangan motivasional, dan format satu pihak lawan dua pihak.
Kesimpulan dalam presentasi harus mampu meringkas pokok-pokok
kunci, memusatkan tema dan tujuan, mengingatkan pentingnya isi,
memberikan jalan tindakan yang jelas, dan meminta pertanyaan.
Fungsi pendahuluan dalam mempresentasikan gagasan atau ide
adalah: memperoleh perhatian yang menyenangkan, meningkatkan
keramah-tamahan dan kebaikan, memberikan alasan penting menyimak,
mengarahkan khalayak terhadap isi.
Ada beberapa hal yang dapat digunakan untuk menarik perhatian
orang lain dalam pendahuluan, yaitu: intensitas, humor, kebaruan ide
yang disajikan; dan menciptakan ketegangan khalayak.

T ES FO R M AT IF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Pentingnya mengorganisasikan pesan komunikasi....
A. menghibur
B. mengubah sikap
C. memberi aba-aba
D. mengambil keputusan
 SKOM4314/MODUL 4 4.21

2) Kesalahan organisasi dan ketidaklancaran membatasi jumlah perubahan


sikap, terutama mengurangi kredibilitas komunikator itu sendiri.
Pendapat tersebut dikemukakan oleh....
A. Crosky dan Mehrly
B. Floyd
C. Curtis, dkk
D. Shoemaker

3) Bila organisasi pesan didasarkan pada urutan-urutan kejadian, dan tujuan


pembicara berlaku selama rangkaian atau rentang waktu tertentu, maka
format yang digunakan adalah format....
A. spasial
B. kausal
C. sistematik
D. kronologis

4) Pengorganisasian pesan disusun atas dasar sebab-sebab terjadi masalah


dan akibat yang ditimbulkan. Pengorganisasian pesan tersebut
menggunakan format....
A. motivasional
B. kausal
C. sistematik
D. kronologis

5) Alan H. Monroe mengembangkan format organisasi pesan


berdasarkan....
A. sekuen motif
B. persuasi
C. kebiasaan
D. tindakan khalayak

6) Menurut Curtis, Floyd, dan Winsor kesimpulan berfungsi....


A. memperoleh perhatian yang menyenangkan
B. memberikan alasan penting menyimak
C. memperkenalkan gagasan utama
D. memfokuskan kembali perhatian
4.22 Perencanaan Pesan dan Media 

7) Membuat suara lebih lantang, cahaya lebih kuat, warna lebih kontras,
adalah contoh-contoh membuat pendahuluan presentasi dengan cara
sebagai berikut....
A. humor
B. kebaruan
C. intensitas
D. ketegangan khalayak

8) Fungsi pasak utama dalam pendahuluan adalah....


A. orientasi
B. memfokuskan perhatian
C. transisi
D. memberikan jalan untuk bertindak

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama
bagian yang belum dikuasai.
 SKOM4314/MODUL 4 4.23

Kegiatan Belajar 3

Struktur Pesan

S ecara sederhana struktur pesan dapat diidentikkan dengan susunan


pokok-pokok gagasan yang menyatu menjadi satu kesatuan pesan yang
utuh. Nantinya, setiap pokok gagasan yang dibuat diuraikan satu sama lain ke
dalam bentuk paragraf demi paragraf yang saling mendukung. Sedangkan
tingkat keutuhan pesan, dapat dilihat dari sistematika dan urutan atau lapisan-
lapisan yang tidak tumpang tindih.
Merancang struktur pesan dipengaruhi kuat oleh sikap khalayak sasaran
terhadap pesan yang akan disampaikan dan tujuan komunikator. Oleh karena
itu, sebelum menentukan struktur pesan yang akan digunakan, seorang
perencana terlebih dahulu mengetahui sikap khalayak, setelah itu
menentukan tujuan komunikasi atau mengemukakan kebutuhan komunikator
dengan kegiatan komunikasi tersebut. Dari dua keadaan tersebut, tujuan
komunikator dan sikap khalayak, dapat diketahui apakah tujuan penyampaian
pesan tersebut berlawanan dengan sikap khalayak atau selaras dengan sikap
khalayak. Bila keadaan sudah diketahui, seorang perencana telah dapat
memilih struktur pesan yang akan digunakan. Marilah kita analisis bersama-
sama contoh penyajian pesan pada halaman berikut.
Bila diamati susunan atau lapisan dari pesan tersebut, tampak bahwa "si
pengiklan", pada bagian pembuka mencoba mengajukan pernyataan yang
melawan persepsi yang selama ini ada di masyarakat yakni, bahwa memiliki
parabola adalah pintu gerbang memasuki dunia informasi dari berbagai
penjuru dunia. Padahal menurut pengiklan justru sebaliknya, memiliki
parabola belum apa-apa, kecuali kalau pesawat decoder/receiver-nya adalah
ASTRO. Artinya, dalam kalimat pembuka mereka membuat pendapat yang
kurang menguntungkan masyarakat yang membeli antena parabola tanpa
decoder merek tersebut.
4.24 Perencanaan Pesan dan Media 

Hari Gini!

punya parabola belum tahu apa-apa


"Bila Anda termasuk orang yang gemar menikmati tontonan
yang eksklusif, dengan kualitas gambar digital yang tajam dan suara
sejernih compact disc yang belum pernah Anda nikmati sebelumnya......
Tidak tahukah Anda bahwa hanya satu ayunan langkah kecil Anda ......
ASTRO dengan 48 Channel dan memiliki channel sendiri akan membuka
segala impian Anda. Sebuah tontonan tanpa batas dengan lebih dari 500
film setiap bulannya, acara olah raga spektakuler dari arena-arena besar
di dunia yang disiarkan langsung serta berita dunia yang paling aktual
dan masih banyak lagi hiburan bagi Anda sekeluarga. Disajikan selama
24 jam terus-menerus. Semuanya itu hanya Anda dapatkan dari ASTRO.
Segera kunjungi agen resmi ASTRO terdekat atau hubungi customer
service kami sekarang juga!".
ASTRO
Astro Penuh Warna

Sikap kurang menguntungkan (menurut si pengiklan) terus berlanjut,


seperti yang dikemukakan dalam kalimat "Bila Anda termasuk orang yang
gemar menikmati tontonan yang eksklusif, dengan kualitas gambar digital
yang tajam dan suara sejernih compact disc yang belum pernah Anda
nikmati sebelumnya. Kalimat tersebut bermakna, bahwa penggunaan decoder
yang selama ini dipakai khalayak tidak memberikan fasilitas itu, walaupun
pendapat tersebut harus dibuktikan kebenarannya, karena fasilitas tersebut
tidak hanya tergantung pada kemampuan decoder, tetapi juga pada fasilitas
yang ada pada televisi.
Setelah membentuk image kurang menguntungkan, selanjutnva mereka
memberikan alternatif yang sangat mudah dalam rangka mengarahkan
pendapat khalayak dengan menawarkan produk mereka. Hal ini dapat diamati
pada kalimat-kalimat yang menerangkan tentang kemudahan dan kelebihan
bila berlangganan ASTRO.
 SKOM4314/MODUL 4 4.25

Dalam penyajian pesan seperti itu, pengiklan menggunakan struktur


pesan satu sisi, mereka hanya mengemukakan gagasan yang menguntungkan
bagi diri sendiri sebagai penjual barang dengan cara melemahkan pendapat
atau argumen masyarakat dan menerangkan kelebihan barang yang dimiliki.
Sedangkan aspek lain (yang merugikan/kurang menguntungkan penjual dan
menguntungkan khalayak) tidak dijelaskan. Misalnya, berlangganan ASTRO
dikenakan iuran, harga decodernya tidak kompetitif alias mahal untuk ukuran
masyarakat biasa, dan yang pasti kebutuhan untuk pemirsa banyak stasiun
televisi sebenarnva belum menjadi kebutuhan pokok kebanyakan masyarakat
kita.
Dari beberapa hasil penelitian, telah diuji beberapa struktur pesan dalam
kegiatan komunikasi. Dalam bahasan ini akan dibahas dua jenis struktur
pesan, yakni struktur pro-kontra dan kontra-pro dan struktur satu sisi-dua sisi.

A. Struktur Pro-Kontra dan Kontra-Pro

Dalam struktur pro-kontra atau kontra-pro, perencana atau komunikator


menyampaikan pesan kepada khalayak dengan mengemukakan dua sisi
gagasan, yaitu yang berlawanan (kontra) dan gagasan yang pro khalayak.
Dalam struktur pro-kontra, komunikator mendahulukan argumen atau
gagasan yang selaras dengan pendapat atau sikap khalayak, selanjutnya
gagasan yang bertentangan dengan sikap khalayak disajikan pada bagian
akhir pembicaraan. Sebaliknya dalam struktur kontra-pro, komunikator lebih
dahulu mengawali presentasinya dengan mengemukakan gagasan yang
berlawanan, selanjutnya presentasi ditutup dengan argumentasi pro khalayak.

Dalam menggunakan bentuk struktur kontra-pro dan pro-kontra, Cohen


menyebutkan saran-saran, seperti yang dikutip oleh Rakhmat (1986) bahwa:
1. Perubahan sikap lebih sering terjadi jika gagasan yang dikehendaki (pro)
atau yang diterima disajikan sebelum gagasan yang kurang dikehendaki.
Jika pada awal penyajian, komunikator menyampaikan gagasan yang
menyenangkan khalayak, mereka cenderung memperhatikan dan
menerima pesan-pesan yang berikutnya. Sebaliknya jika ia memulai
dengan hal-hal yang tidak menyenangkan khalayak, khalayak akan
menjadi kritis dan cenderung menolak gagasan berikutnya, betapa pun
baiknya.
4.26 Perencanaan Pesan dan Media 

2. Urutan pro-kontra lebih efektif dari pada kontra-pro apabila digunakan


oleh komunikator yang memiliki otoritas dan dihormati oleh khalayak,

B. Struktur Satu Sisi dan Dua Sisi

Struktur ini digunakan untuk mempengaruhi khalayak terhadap program


yang dimiliki komunikator agar mendukung program tersebut. Dalam kasus
sepihak, komunikator hanya menyajikan gagasannya pada satu dimensi saja,
misalnya aspek baik atau keuntungan saja yang dibicarakan dari program
tersebut tanpa memperhatikan dampak.
Pada struktur dua sisi, komunikator menyajikan program yang akan
dilaksanakan dengan melihat sisi keuntungan yang akan diraih dan sekaligus
juga kerugian atau dampak yang ditimbulkan bila program dilaksanakan,
secara proporsional.
Prinsip yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilah-milah
waktu dan tempat kapan struktur tersebut digunakan. Beberapa eksperimen
persuasi menunjukkan, pada khalayak yang memiliki informasi sedikit
tentang program yang akan dikemukakan, struktur satu sisi lebih mudah
untuk mendapatkan persetujuan. Sebaliknya pada struktur dua sisi, apabila
khalayak memiliki informasi tentang program tersebut cukup banyak atau
sebut saja familiar dalam kehidupan sehari-hari, struktur penyajian dua sisi
(baik-buruk, untung-rugi, positif-negatif, cantik-jelek), cenderung akan
memperoleh dukungan.
Penelitian Hovland, Janis dan Kelley yang dilakukan pada beberapa kali
kesempatan dengan waktu yang berbeda memberikan hasil yang beragam
mengenai kemampuan struktur pesan satu sisi dan dua sisi dalam
mempengaruhi pembaca (Severin dan Tankard, 1992 : 150).
Hasil eksperimen mereka menunjukkan bahwa kedua jenis struktur
penyajian pesan memiliki efektivitas yang berbeda pada setiap kelompok
responden yang berbeda. Pesan satu sisi lebih efektif bagi orang-orang yang
secara jelas sebelumnya telah setuju dengan isi pesan yang disampaikan.
Dalam hal ini pesan yang disampaikan dominan berperan sebagai penguat
(reinforcement) sikap yang sebelumnya telah ada pada diri khalayak.
Selanjutnya, pesan dua sisi lebih efektif pengaruhnya terhadap orang-orang
yang menentang isi pesan tersebut. Proses perubahan sikap khalayak yang
netral atau bahkan menentang sekalipun, lebih mudah terjadi dengan
menggunakan strategi pesan dua sisi.
 SKOM4314/MODUL 4 4.27

Dalam mempergunakan kedua jenis struktur pesan ini, di samping


memperhatikan aspek kemampuan atau kekuatan struktur itu sendiri, aspek
intern yang melekat pada diri khalayak juga harus digunakan sebagai faktor
yang diperhitungkan ketika akan mengaplikasikan kedua jenis struktur
tersebut. Hovland dalam eksperimennya melanjutkan analisis kekuatan kedua
jenis struktur pesan tersebut dengan menyertakan variabel tingkat pendidikan
sebagai variabel intern dalam diri khalayak. Kesimpulannya, bagi khalayak
yang berpendidikan tinggi pesan dua sisi lebih efektif, sedangkan bagi
khalayak yang berpendidikan rendah pesan satu sisi lebih efektif. Dari hasil
yang diperoleh tersebut, perlu diperhatikan bahwa efektivitas salah satu jenis
struktur pesan tergantung pada karakteristik di dalam pesan, karakteristik
khalayak (misalnya; usia, pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat ekonomi),
serta keterkaitan antara karakteristik pesan dan karakteristik khalayak
tersebut.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan pengertian tentang struktur pesan!


2) Mengapa struktur pesan dipengaruhi oleh sikap khalayak dan tujuan
komunikasi?
3) Apakah yang dimaksud dengan struktur kontra-pro dan pro-kontra dalam
penyusunan pesan?
4) Mengapa Cohen berkesimpulan bahwa struktur pro-kontra lebih efektif?
Bilamanakah terjadi demikian?
5) Apakah yang dimaksud dengan struktur satu sisi dan dua sisi?
6) Terangkan pengaruh jumlah informasi tentang gagasan yang akan
disampaikan yang dimiliki khalayak, terhadap pemilihan struktur satu
sisi dan dua sisi?
4.28 Perencanaan Pesan dan Media 

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan latihan secara tepat, pelajari


dengan baik materi dalam Kegiatan Belajar 3 modul 4. Apabila Anda belum
merasa paham, tanyakan kembali pada tutor atau diskusikan dengan teman
Anda.

RA NG K UM A N

Struktur pesan yaitu susunan pokok-pokok gagasan yang menyatu


menjadi satu kesatuan pesan yang utuh. Untuk merancang struktur pesan
harus memperhatikan sikap khalayak sasaran terhadap pesan dan tujuan
komunikator.
Ada dua kelompok struktur pesan yang dapat dibuat, yaitu pro-
kontra dengan kontra-pro dan satu sisi dengan dua sisi. Dalam struktur
pro-kontra, komunikator mendahulukan argumen atau gagasan yang
selaras dengan pendapat atau sikap khalayak, selanjutnya gagasan yang
bertentangan dengan sikap khalayak disajikan pada bagian akhir
pembicaraan. Sebaliknya dalam struktur kontra-pro, komunikator
mengawali presentasinya dengan mengemukakan gagasan yang
berlawanan, selanjutnya presentasi ditutup dengan argumentasi pro
khalayak.
Kemudian struktur satu sisi artinya komunikator hanya menyajikan
gagasan pada satu dimensi saja, misalnya aspek baik atau keuntungan
saja yang dibicarakan dari pesan tersebut tanpa memperhatikan kerugian
yang akan diterima. Sedangkan pada struktur dua sisi, komunikator
menyajikan program yang akan dilaksanakan dengan melihat sisi
keuntungan dari kerugian secara proporsional.

T ES FO R M AT IF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Urutan pokok-pokok gagasan yang disusun sebagai satu kesatuan pesan
yang utuh disebut dengan....
A. gaya pesan
B. topik utama
C. struktur pesan
D. kalimat utama
 SKOM4314/MODUL 4 4.29

2) Semua struktur pesan di bawah ini, mengemukakan dua sisi kepentingan


terhadap gagasan yang dikemukakan, kecuali....
A. satu sisi
B. dua sisi
C. pro-kontra
D. kontra-pro

3) Keuntungan memanfaatkan struktur pro-kontra dalam penyajian pesan


komunikasi adalah....
A. khalayak lebih kritis
B. penerimaan gagasan
C. lebih menyenangkan
D. sikap menolak

4) Bila komunikator termasuk orang yang memiliki otoritas atau


kehormatan, struktur yang efektif digunakan adalah ....
A. kontra-pro
B. pro-kontra
C. satu sisi
D. dua sisi

5) Ciri utama struktur penyusunan pesan dua sisi adalah....


A. komunikator hanya menyajikan keuntungan dari gagasan satu
dimensi saja
B. penyajian mengemukakan aspek kelebihan dan kekurangan dari
gagasan yang disajikan
C. penyajian mengemukakan aspek keuntungan dan kerugian dari
gagasan yang disajikan secara proporsional
D. penyajian hanya mengemukakan aspek kerugian dari gagasan yang
disajikan

6) Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menggunakan struktur satu sisi


dan dua sisi....
A. sikap khalayak sebelumnya
B. keuntungan dan kerugian dari persoalan yang dibicarakan
C. kelebihan dan kekurangan dari gagasan yang akan disajikan
D. informasi yang dimiliki khalayak tentang gagasan yang disajikan
4.30 Perencanaan Pesan dan Media 

7) Eksperimen Hovland Janis, dan Kelley, menyimpulkan pengaruh sikap


khalayak awal/sebelumnya terhadap penggunaan struktur pesan.
Kesimpulan tersebut di antaranya adalah ....
A. pesan satu sisi lebih efektif pada orang-orang yang setuju
sebelumnya
B. pesan satu sisi lebih efektif pada orang-orang yang menolak
sebelumnya
C. pesan satu sisi lebih efektif pada orang-orang yang moderat
sebelumnya
D. pesan satu sisi lebih efektif pada orang-orang yang mengerti pesan
itu sebelumnya

8) Eksperimen Hovland, Janis, dan Kelly tentang pengaruh pendidikan


terhadap penggunaan struktur pesan di antaranya adalah....
A. baik struktur satu sisi maupun dua sisi sama efektifnya untuk
khalayak yang berbeda tingkat pendidikan
B. pesan dua sisi lebih mengena pada orang-orang yang memiliki sikap
selaras dengan isi pesan
C. pesan satu sisi lebih efektif pada khalayak yang secara umum
berpendidikan rendah
D. pesan dua sisi lebih efektif pada khalayak yang secara umum
berpendidikan rendah

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 3 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 3.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
 SKOM4314/MODUL 4 4.31

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan kegiatan belajar selanjutnya. Bagus! Jika masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama
bagian yang belum dikuasai.
4.32 Perencanaan Pesan dan Media 

Kegiatan Belajar 4

Gaya Pesan dan Imbauan Pesan

A. Gaya Pesan

Ada satu ungkapan dari Smeltzer, Waltman, dan Leonard (1991: 76)
bahwa, “Each word carries the potential for contributing to the effectiveness
of the message, and each carries the potential for causing misunderstanding.
Great care should therefore be taken to assure message effectiveness and
avoid misunderstanding.” Bila diterjemahkan secara bebas, setiap kata
memiliki potensi untuk menyumbang keefektifan pesan, sekaligus juga
menimbulkan kesalahfahaman. Memperhatikan kata-kata secara serius
menjamin efektivitas dan menghindari kesalahfahaman tersebut.
Mengolah kata-kata, dalam arti memilih dan menggunakan kata-kata
secara tepat, adalah masalah pokok dalam merancang pesan komunikasi
karena, pada hakikatnya porsi terbesar kita dalam berkomunikasi adalah
melalui bahasa (verbal). Sehingga Smeltzer dkk. (1991), menyatakan kata-
kata sebagai bahasa verbal adalah simbol-simbol yang menjelaskan isi pesan.
Dalam menyusun perencanaan komunikasi, mengolah kata-kata demi
efektivitas komunikasi identik dengan menggayakan pesan. Menggayakan
pesan artinya mengolah bahasa demi terciptanya gaya dalam upaya
menjelaskan isi pesan demi tercapainya efektivitas komunikasi. Menurut
Pratikto (1981 : 149), dalam penulisan atau karangan, gaya merupakan suatu
cara, suatu jalan bagi seorang penulis/pengarang untuk menulis atau
mengarang. Gaya itu adalah keindahan bahasa yang dipakai seorang
penulis/pengarang. Sebagai contoh, seorang penulis akan membuat judul
tulisan dengan berbagai bentuk gaya, walaupun maksudnya sama, seperti
berikut ini:
1. Hasil Pertanian masih Didominasi Negara Maju.
2. Negara maju masih Mendominasi Hasil Pertanian.
3. Negara Maju: Mendominasi Hasil Pertanian.

Semua kalimat di atas dapat digunakan untuk tujuan yang sama, dalam
menerangkan dominasi negara-negara maju terhadap negara berkembang
dalam produk pertanian, tetapi dengan gaya tulisan yang berbeda.
 SKOM4314/MODUL 4 4.33

Manfaat menggayakan pesan dalam kegiatan komunikasi seperti yang


dikutip oleh Curtis, dkk. (1996 : 330-331) dari beberapa sumber adalah:
1. Suatu pesan yang digayakan akan memperoleh perhatian yang lebih
besar.
2. Pesan yang digayakan dapat mempertinggi pengertian atau pemahaman,
misalnya dalam penggunaan tamsil dan metafor, gagasan yang rumit
sekalipun dapat dijelaskan melalui kiasan.
3. Pesan yang digayakan membantu pengingatan.
4. Pesan yang digayakan meningkatkan daya tarik persuasif.

Dalam masalah gaya, terdapat perbedaan prinsip gaya antara komunikasi


lisan dan komunikasi tulisan. Perbedaan dalam masalah gaya antara
komunikasi lisan dan tulisan adalah:
1. Gaya tulisan lebih formal dalam struktur dan isi dari pada gaya lisan
Pada gaya tulisan, kalimat biasanya lebih panjang dan lebih rumit. Kata-
kata pun mungkin terdiri atas beberapa suku kata. Sebaliknya,
komunikasi lisan ditandai dengan kalimat-kalimat yang lebih pendek,
lebih sedikit kalimat kompleks, dan kata-kata yang lebih sederhana, serta
sering digunakan kata-kata singkatan atau frase dari bahasa daerah.

2. Gaya lisan lebih berulang-ulang


Ketika berkomunikasi, gaya lisan lebih pleonatis dan tepat, selanjutnya
para pembicara membuat pengulangan untuk meyakinkan bahwa para
penyimak atau pendengar mengikuti dan memahami pesan. Sebaliknya
dalam membaca teks, pembaca dapat memeriksa kembali bagian kalimat,
kata-kata, dan mencari keterangan mengenai definisi kata asing, apabila
mereka belum memahami apa yang disampaikan oleh penulis.

3. Gaya lisan lebih personal


Pada komunikasi lisan kita mempertahankan kontak mata atau menjaga
bahasa tubuh (non verbal) dengan khalayak dan menggunakan banyak
referensi personal (saya, kepunyaan saya, dan Anda).
Pada komunikasi tulisan, kita cenderung menggunakan lebih banyak kata
ganti yang tidak mengarah kepada orang tertentu (seseorang atau ia).
(Curtis, dkk.,1996)‘
4.34 Perencanaan Pesan dan Media 

A.1. Memaksimalkan Pemakaian Bahasa (Lisan dan Tulisan) untuk Gaya

Untuk memperoleh pemahaman dan pengertian yang maksimal dalam


komunikasi, sulit untuk dilakukan. Penyebab utama masalah itu adalah,
proses komunikasi melibatkan kerangka pemikiran (frame of reference) dan
kerangka pengalaman (field of experience) yang berbeda dari semua peserta
komunikasi. Setiap orang mempersepsikan dan menerjemahkan setiap
pernyataan (pesan komunikasi) berdasarkan konteks kedua kerangka tersebut.
Oleh karena itu, hal biasa dalam proses komunikasi apabila
komunikan/khalayak mengartikan kata-kata atau pernyataan yang tidak
sesuai dengan yang dimaksudkan komunikator, sebagai akibat dari perbedaan
kedua aspek tersebut.
Untuk membentuk pengertian dan pemahaman yang tepat kita harus
melibatkan gaya pesan. Gaya pesan merupakan keterampilan komunikator
dalam mengefektifkan proses komunikasi. Upaya untuk menggayakan pesan
komunikasi adalah memaksimalkan penggunaan bahasa yang tepat dalam
menyusun pesan komunikasi, yakni menguasai pemilihan dan penggunaan
kata-kata perangkai bahasa lisan/tulisan.
Smeltzer, Waltman, dan Leonard (1996) memberikan dua belas prinsip
dalam memilih kata-kata dan mengorganisasikan kata-kata demi efektivitas
komunikasi.

a. Prinsip dalam memilih kata

1. Pilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu


Memilih kata yang tepat artinya menyesuaikan kata-kata yang digunakan
dengan khalayak yang menjadi sasaran komunikasi. Faktor yang harus
diperhatikan dalam memilih kata-kata adalah makna denotatif dan makna
konotatif. Makna denotatif yaitu makna objektif, makna yang dikandung
mengacu pada apa yang dijelaskan. Sedangkan makna konotatif adalah
makna subjektif, yaitu makna yang hidup atau ada dalam pikiran
seseorang dan berbeda dengan apa yang ada pada pikiran orang lain.
Untuk menciptakan terbentuknya makna yang tepat kita harus
menghindari penggunaan kata-kata yang menimbulkan pengertian
konotatif.
Ketika menyampaikan penjelasan masalah obat dan kesehatan kepada
masyarakat awam, kata-kata dosis dapat diganti dengan takaran/ukuran,
 SKOM4314/MODUL 4 4.35

injeksi dengan suntikan, diagnosa dengan pemeriksaan, bakteri dan


sejenisnya (penyebab penyakit) dengan kuman, serta therapi dengan
pengobatan. Kemudian dalam masalah komunikasi, komunikator dengan
pembicara, pesan dengan amanat, komunikan dengan pendengar atau
penyimak, media massa dengan TV, radio, Film, atau surat kabar. Usaha-
usaha mengganti kata-kata tersebut dengan kata-kata yang sesuai
kemampuan interpretasi khalayak diarahkan untuk membentuk kesamaan
pengertian (in tune) antara komunikator dengan khalayak.
Komunikator yang bijaksana, akan mengurangi penggunaan kata-kata
asing yang tidak perlu untuk membentuk perhatian dan ketepatan
pengertian khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. Apalagi
komunikator mengetahui bahwa khalayak yang dihadapi masih awam
dengan istilah yang digunakan, kecuali kalau kata asing tersebut
padanannya belum ditemukan dalam bahasa Indonesia. Misalnya, untuk
mengungkapkan kalimat-kalimat yang menggunkan bahasa asing seperti
berikut ini, dapat diganti dengan kalimat yang ada di sebelahnya:
- Break event point perusahaan X akan diraih pada Juli 2007
(Titik-impas perusahaan X akan di raih Juli 2007
- Merger bank harus mempunyai tujuan yang jelas
(Penggabungan bank harus mempunyai tujuan yang jelas)
- Bisnis properti mengalami kelesuan setelah Bank Indonesia
menurunkan kebijakan uang ketat
(Bisnis tanah dan perumahan mengalami kelesuan setelah Bank
Indonesia menurunkan kebijakan uang ketat
- Investasikan modal Anda pada kami yang sudah kredibel!
(Tanamkan modal Anda pada kami yang sudah terpercaya)!

2. Gunakan kata-kata pendek dan hindari kata-kata panjang


Churchill mengatakan, "Orang besar menggunakan kata-kata kecil, orang
kecil menggunakan kata-kata besar.” Orang-orang yang bijak terasa
menyenangkan bila menggunakan kata-kata sederhana untuk
menjelaskan sesuatu yang sulit agar mudah dipahami. Kata-kata
sederhana lebih mudah untuk disimak dan jarang menimbulkan
kebingungan. Sedangkan, kata-kata yang panjang cenderung menjadi
penghambat komunikasi.
4.36 Perencanaan Pesan dan Media 

Di bawah ini disajikan beberapa contoh kata-kata yang memiliki makna


yang sama tetapi berbeda dalam suku kata. Kata-kata yang disarankan
lebih pendek, artinya lebih efisien dalam pengucapan dan penulisan.

Kata-kata yang digunakan disarankan


- pengejawantahan pemaparan
- merupakan adalah, yakni, yaitu
- bersangkut-paut relevan
- pahlawan patriot
- semrawut kacau
- daftar tarif bea
- imitasi palsu
- potongan harga diskon
- penonton televisi pemirsa
- terobosan jurus

3. Gunakan kata-kata yang konkret dan hindari kata-kata abstrak


Kata adalah abstraksi dari sesuatu yang kita sebutkan, misalnya ketika
kita menyebut koran, kata koran adalah abstraksi dari lembaran kertas
yang disusun sesuai nomor halaman, ukurannya luas, berisi huruf-huruf
yang merangkai kata dan kalimat, memuat gambar, foto, dan asesoris
lainnya, umumnya dibaca orang pada pagi atau sore hari, dan berbeda
dengan kategori majalah, atau buletin.
Kata-kata yang mewakili sesuatu, memiliki tingkat abstraksi yang
bermacam-macam. Semakin abstrak sebuah kata yang disebutkan,
semakin sukar kata tersebut untuk diuraikan atau diverifikasikan dalam
realitasnya.
Prinsip yang harus dipegang dalam presentasi adalah, memilih kata-kata
yang memiliki kadar abstraksi rendah dan menghindari penggunaan kata
berabstraksi tinggi. Kata berabstraksi rendah disebut kata konkret, yaitu
kata spesifik, memberikan gambaran yang jelas dalam pikiran pendengar
atau pembaca. Sedangkan kata abstrak kurang spesifik, memberikan
makna sangat luas, dan makna interpretasi yang umum.
Konkret dan abstraknya sebuah kata tergantung pada latar belakang
penyimak, kebutuhan, dan harapan mereka. Oleh karena itu, sebuah kata
memiliki arti yang abstrak bagi kelompok tertentu, tetapi tidak bagi yang
lain. Misalnya kata-kata; ginekologi, prognosa, diagnosa, dosis, dan
 SKOM4314/MODUL 4 4.37

partus, konkret bagi kalangan dokter atau paramedis tetapi abstrak bagi
khalayak awam. Oleh karena itu, menentukan tingkat abstrak atau
konkretnya sebuah kata dalam pembicaraan atau presentasi harus
disesuaikan dengan kategori khalayak.

4. Gunakan kata-kata secara ekonomis


Pada suatu kesempatan Pascal (Fisikawan) menulis 20 halaman surat
kepada temannya. Dalam catatan tambahan ia menulis, la minta maaf
tentang suratnya yang panjang dengan berkata, “Saya harap Anda
memaafkan saya untuk surat yang panjang, tetapi saya tidak memiliki
waktu untuk menuliskan surat yang pendek, “Dari permohonan maaf
tersebut dapat disimpulkan bahwa, menulis kata-kata yang ekonomis
membutuhkan waktu yang panjang dan usaha yang kuat. Kita dituntut
berpikir keras untuk mengungkapkan seluruh gagasan yang banyak
dengan kalimat yang sedikit atau pendek.
Pada pihak lain, menulis kata-kata yang panjang juga terasa mubazir,
banyak hal yang dikorbankan untuk kata-kata yang tidak perlu seperti
dikatakan oleh Smeltzer, “Kata-kata yang tidak perlu, menghabiskan
waktu untuk menyusun, mencatat, mengetik, membaca dan
memahaminya, dan membuang-buang kertas serta barang-barang lainnya
(Smeltzer, dkk.,1996)”.

5. Gunakan kata-kata positif


Menggunakan kata-kata positif artinya, ungkapan yang dikemukakan
terangkai dalam kata-kata yang bercita rasa baik, menunjukkan
kesopanan, penuh perhatian dan toleransi terhadap khalayak.
Penggunaan kata-kata yang positif dalam menyampaikan sesuatu hal,
baik berupa berita menyenangkan atau kurang menyenangkan, lebih
berpeluang untuk meningkatkan sikap yang positif atau sedikitnya reaksi
netral dari penerima.
Masalah yang harus diperhatikan dalam menggunakan kata-kata yang
positif, bukan pada masalah isi pesan tetapi pada penekanan dan
pemilihan kata-kata yang tepat atau “enak” di dengar. Contoh-contoh
berikut ini mengilustrasikan penggunaan kata-kata positif dan negatif
yang sama dalam tujuan, tetapi berbeda dalam penerimaan. Kalimat
pertama adalah contoh kalimat yang negatif, sedangkan kalimat kedua
dan ketiga contoh yang positif.
4.38 Perencanaan Pesan dan Media 

a. 1. Anda seharusnya tidak menggunakan Form A untuk mengisi


laporan penjualan mingguan!
2. Form B adalah laporan penjualan mingguan!

b. 1. Kemampuan sekretaris Anda rendah sekali!


2. Sekretaris Anda kemampuannya perlu ditingkatkan!

c. 1. Dimana alamat rumahmu?


2. Bolehkan minta alamat rumah Anda?

d. 1. Sebutkan nomor teleponmu?


2. Berapa nomor telepon Anda?
3. Bolehkah saya tahu nomor telepon saudara?

6. Hindari jargon yang usang


Jargon adalah bahasa teknis atau istilah khusus yang menjadi bagian dari
perbendaharaan bahasa sehari-hari dari suatu organisasi atau disiplin.
Anggota lembaga atau organisasi akan mengetahui makna dari jargon
tersebut, tetapi orang luar mungkin tidak. Jargon mencakup, istilah-
istilah teknis, akronim, dan istilah-istilah yang digunakan dalam cara-
cara tertentu.
Dalam menulis atau presentasi prinsip yang harus dipegang adalah
menghindari jargon yang sudah klasik atau sudah sering digunakan.
Misalnya dalam kampanye politik muncul: “Penyambung lidah rakyat”,
“Amanat rakyat”, “Demi pembangunan“, “Dari rakyat, oleh rakyat,
untuk rakyat”

7. Menggunakan gaya percakapan


Kalimat efektif adalah kalimat yang menggunakan bahasa sehari-hari, di
mana pembicara lebih menekankan penggunaan bahasa percakapan tatap
muka. Gaya percakapan dapat dilakukan dalam menulis atau
mempresentasikan gagasan tulisan, dengan memanfaatkan keragaman
pemilikan bahasa setiap orang.
Untuk mengembangkan gaya tulisan seperti ini, penulis lebih
mempertimbangkan situasi komunikasi berdasarkan sudut pandang
pembaca. Upaya ini akan memberikan keuntungan: pertama, membantu
 SKOM4314/MODUL 4 4.39

penulis/presenter untuk mempersonalisasikan surat/tulisan, usaha yang


lebih mendorong pembaca untuk mengapresiasi dalam korespondensi
bisnis. Kemudian kedua, upaya ini akan lebih baik dan memberikan
objektivitas penulisan, di mana penulis seolah keluar dari penilaian atau
tendesi pribadinya dalam menjelaskan sesuatu hal.
Untuk mengembangkan gaya seperti ini, sebelum menulis harus
dilakukan identifikasi siapa yang akan menyimak tulisan kita. Penulis
harus membatasi khalayak atau penyimak berdasarkan kebutuhannya
pada informasi, pengetahuannya, harapannya, pengalamannya,
ketertarikannya, budaya, dan sistem nilai yang dianut.

b. Mengorganisasikan kata-kata untuk mencapai tujuan

Setiap kata yang dipilih dan digunakan, akan terangkai dalam kalimat.
Penulis atau perencana pesan yang baik, perlu menganalisis kombinasi dan
organisasi kata-kata untuk mengefektifkan komunikasi. Beberapa prinsip
yang dapat digunakan untuk mengorganisasikan kata-kata yang dipilih yaitu:

8. Menyusun kalimat ringkas


Usahakan kalimat yang digunakan seringkas mungkin. Kalimat ringkas
lebih mudah menimbulkan perhatian dan disimak. Bila ide atau gagasan
yang disampaikan itu kompleks, bagilah ide utama ke dalam sub-subide
agar penyampaiannya dapat dilakukan pada paragraf ringkas dengan
kalimat yang singkat.

9. Mengutamakan kalimat aktif dari pada pasif


Menggunakan kalimat aktif menempatkan subjek pada kalimat sebagai
aktor seperti yang diterangkan dalam kata kerja, dan tindakannya
terhadap objek. Penulis harus mengusahakan penggunaan kalimat aktif
lebih banyak pada kalimat kalimat yang disusunnya.

10. Mengembangkan paragraf efektif


Penulis dapat menggunakan enam langkah pendekatan untuk
mengembang-kan paragraf efektif, yaitu:
- Menampilkan satu ide utama dalam satu paragraf
- Menentukan pola paragraf, deduktif atau induktif. Pola deduktif
menampilkan ide utama pada kalimat pertama, kemudian diikuti
4.40 Perencanaan Pesan dan Media 

kalimat berikutnya sebagai pendukung ide utama. Sedangkan pola


induktif, dimulai dengan penjelasan, dan diakhiri dengan ide utama
(main idea). Pola deduktif lebih banyak digunakan, tetapi pola
induktif lebih cocok untuk kalimat persuasif.
- Menggunakan variasi kalimat dalam struktur paragraf
- Struktur paragraf menekankan poin-poin penting, penekanan dapat
dilakukan dengan berbagai cara:
• Menempatkan poin penting pada awal atau akhir kalimat.
• Mengulang kata konsep pokok.
• Menempatkan informasi penting dalam kalimat bebas.
• Gunakan kata pembangkit perhatian.
• Gunakan teknik penekanan, seperti penunjuk poin-poin penting
dengan frame pembatas, penomoran, garis bawah, huruf miring,
cetak tebal, dan lain-lain.

11. Mengembangkan koherensi


Koherensi artinya, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf
menunjukkan keterkaitan yang jelas satu sama lainnya. Setiap kalimat
mengalir secara mudah dan halus.
Cara teknis untuk mengembangkan koherensi kalimat, yaitu dengan:
- mengulang-ulang kata kunci;
- menggunakan sinonim dan kata ganti;
- menggunakan kata-kata transisi seperti, tetapi, berikutnya,
kemudian, akhirnya, akibatnya, di samping itu, di lain fihak,
selanjutnya, juga, dan, seperti, dan misalnya.

12. Edit dan tuliskan kembali


Tulisan yang telah dikembangkan, perlu dibaca ulang untuk memperoleh
umpan balik dari penulis itu sendiri. Umpan balik ini penting dalam
rangka mengetahui atau mengevaluasi sejauhmana tulisan itu telah
menggambarkan gagasan yang akan disampaikan, dan memperkirakan
penerimaan khalayak terhadap isi yang disajikan. Usaha tersebut
merupakan cara berempathi penulis terhadap khalayak sebagai calon
penerima pesan.

Menurut Smeltzer, dkk (1996): mengedit artinya; pertama, penulis


membaca tulisan yang dibuat. Kedua, menguji tingkat kejelasan,
 SKOM4314/MODUL 4 4.41

kekonkretan, kebenaran, dan nada percakapan. Ketiga, menentukan


ketepatan gramatika, dan keempat, organisasi untuk koherensi paragraf
yang dikembangkan.
Sedangkan menulis ulang artinya, mencoba menulis kembali dengan
alternatif yang lain dari setiap kalimat dan frase yang dikembangkan.
Tindakan tersebut bisa merupakan penataan kembali isi atau gagasan
yang akan disampaikan dan menambahkan ilustrasi. Bila hasilnya lebih
baik, alternatif itulah yang akan dipilih.

A2. Kiat Bahasa

Kiat bahasa dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik


pengatur pola-pola kalimat atau frase supaya lebih menarik. Teknik-teknik
tersebut di antaranya:

1. Omisi
Apa yang dapat kita tangkap dengan ungkapan berupa kata-kata; “Dua
anak cukup, laki-laki perempuan sama saja,“ Kejar musuh itu, tembak dia”,
“Senyum Anda, harapan kami”, dan “It is Sony”, “I’m lovin’ it”. Kalimat
tersebut singkat dan padat, tapi maknanya mampu difahami pembaca atau
pendengar, padahal yang dipakai hanyalah frase-frase inti, dan tidak lengkap
bila dilihat dari struktur kalimatnya. Kalau ditulis lengkap, perlu beberapa
kata lain padahal artinya sama. Pola seperti itu adalah, pola omisi, yakni
penghilangan beberapa kata untuk mempersingkat penulisan atau
pengucapan.

2. Inversi
Pola inversi adalah memutarbalikkan susunan kalimat dari suatu kalimat
atau frase yang normal. Bunyi kalimat normalnya berbentuk, “Jangan
dimakan bila tidak suka”, dengan inversi menjadi, “Bila tidak suka, jangan
dimakan,”
Keuntungan menggunakan struktur seperti ini, adalah mempertahankan
perhatian pendengar atau pembaca, dan atau untuk melibatkan mereka dalam
proses pengambilan keputusan atau memikirkan suatu hal.
4.42 Perencanaan Pesan dan Media 

3. Suspensi
Menyimpan kata kunci pada bagian akhir akan menciptakan pelibatan
emosi atau ketegangan dan mengakumulasikan tingkat perhatian
pendengar/pembaca. Biasanya penundaan jargon-jargon atau semboyan pada
bagian akhir cukup efektif untuk iklan yang membentuk citra bahwa dengan
produk yang ditawarkan masalah dapat terselesaikan atau terjawab.
Simaklah kalimat-kalimat di bawah ini:
- “Things go better with Coca-Cola”
- “Kecerdasan, kemewahan, dan kecantikan, tiada artinya di mata Tuhan!
Ketaqwaanlah yang berarti
- “Back to school .... Back to.... BATA”
- “Urusan Gizi Ibu Hamil, Serahkan saja pada Ahlinya... PRENAGEN”
- “Santai belum lengkap tanpa Silver Queen”
- “BNI Taplus, Hidup selalu bisa lebih mudah”

4. Antitesis
Struktur antitesis artinya kebalikan, yakni menggunakan pola kebalikan
untuk menyeimbangkan frase yang berlawanan dalam rangka memperkuat
perbedaan di antara frase-frase atau kalimat yang disusun. Simaklah
keefektifan kalimat di bawah ini:
- “Terus terang, Philips terang terus”
- “Memang baik jadi orang penting, tetapi lebih penting jadi orang baik”

5. Paralelisme
Teknik paralelisme adalah mengulang beberapa kata kunci untuk
memberikan penekanan. Simak kalimat kalimat di bawah ini.
Di Kota Pesona saatnya Anda tinggal.
Di Kota Pesona, rancangan hunian dengan mengadaptasi nuansa kota
dunia dari lima benua dalam setiap zona hunian mandiri.
Di Kota Pesona, ditemukan taman rekreasi zona dan sentra komunitas
untuk kebutuhan sehari-hari.
Di Kota Pesona, melancong dari satu wisata dunia menuju wisata dunia
lainnya yang membentang sepanjang kota, menjadi mudah.
Datang.... lihat.. dan tinggallah di Kota Pesona.
 SKOM4314/MODUL 4 4.43

6. Repetisi
Teknik repetisi hampir sama dengan paralelisme, yang berbeda kalau
pada paralelisme kata kunci yang diulang, maka pada repetisi kalimat atau
frase kunci yang diulang. Sebuah pidato dari Stanley Gault yang dikutip oleh
Curtis, dkk. (1966), penulis tuliskan lagi untuk disimak.

Sekarang untuk “berita yang tidak begitu baik” .... dan alasan-alasan
mengapa kata daya saing menjadi kata yang populer dalam lingkungan
politik dan bisnis. “Kita harus membuat Amerika bersaing kembali,”
sahut pembicara Senat Amerika.”

“Daya saing akan merupakan prioritas yang pertama”, kata Ketua Senat
Komite Keuangan.
Amanat Presiden Uni Negara bagian mengatakan, “Kami akan
mengusulkan langkah-langkah untuk memulihkan daya saing Amerika.”
Berita yang dikeluarkan oleh AFL-C10 mengatakan, “Kita harus
mengusahakan agar Amerika lebih bersaing.” Jadi, kita juga memiliki sebuah
kereta musik yang menggelinding. Tiba-tiba setiap orang setuju akan daya
saing.

7. Aliterasi
Teknik Aliterasi adalah mengulang-ulang bunyi konsonan (awal atau
akhir) yang sama dalam beberapa kata yang dituliskan atau diucapkan
berdekatan untuk menimbulkan efek yang menarik atau mencolok bagi para
penyimak. Misalnya pada kalimat, “Harga Kopi terpelanting, penduduk Kiara
Tepi jadi pening,” atau “Kulkas! ya Coolmax” atau “Tropicana Slim, Zero
Calorie, Zero Worries”

A3. Kiasan

Menggunakan kiasan merupakan cara lain dalam upaya menggayakan


kalimat atau pesan. Di bawah ini beberapa cara penggunaan kiasan untuk
menjadikan pesan menjadi menarik:

1. Metafora
Agar sebuah pernyataan mendapatkan perhatian, pembicara dapat
mengilustrasikan atau memperbandingkan sesuatu yang ingin
4.44 Perencanaan Pesan dan Media 

disampaikannya dengan sesuatu yang biasanya tidak digunakan. Simaklah


kalimat: “Amarahnya meledak, ketika mengetahui proposalnya ditolak,” dan
“Hatiku panas melihat dia bergandengan dengan gadis lain.“
Kata meledak biasa digunakan untuk bom atau mesiu, kata tersebut
melukiskan kemarahan seseorang. Sedangkan panas pada kalimat kedua,
digunakan untuk menggambarkan kecemburuan seorang gadis.

2. Tamsil
Tamsil artinya mengibaratkan atau mengandaikan apa yang dimaksud
dengan sifat-sifat atau karakteristik sesuatu, misalnya binatang. “Larinya
kencang seperti Kijang, “Akalnya licik ibarat srigala”, “Hatinya keras
bagaikan batu” dan “Matanya bening, sebening kaca.”

3. Personifikasi
Dalam personifikasi artinya mengkait-kaitkan sifat-sifat manusia pada
benda-benda atau peristiwa alam. Teknik personifikasi dapat menggugah
perasaan atau minat pendengar terhadap apa yang disampaikan. Misalnya
pada ungkapan, “Tanah airku, Ibu Pertiwiku“, ungkapan tersebut
mengibaratkan kecintaan tanah air bagaikan cintanya seorang ibu.

B. Imbauan Pesan
Sebuah iklan salah satu provider telepon seluler dalam Harian Kompas
Edisi 5 November 2007, menawarkan produknya seperti terlihat pada
ilustrasi halaman berikut:
 SKOM4314/MODUL 4 4.45

Marilah kita bandingkan dengan iklan pendek/mini dari harian yang


sama dan edisi yang sama sebagai berikut:

Bila kita analisis tubuh iklan pertama, mulai dari judul iklan (ID/motto
perusahaan pengembang), paragraf pembuka, isi iklan, sampai kesimpulan/
ajakan iklan yang ditulis, iklan tersebut seluruhnya mengandung informasi
tentang kelebihan dari keuntungan bagi konsumen. Di samping itu, didukung
oleh visualisasi dari setiap poin keuntungan yang menarik, baik dari segi
warna, tata letak, dan ukuran gambar.
4.46 Perencanaan Pesan dan Media 

Keuntungan yang ditawarkan, bagi calon pelanggan adalah kebebasan


dalam menikmati kenyamanan berlangganan kartu pasca bayar sekaligus
kemudahan isi ulang kartu prabayar. Selain itu keuntungan lain yang
ditawarkan meliputi single tarif baik pasca bayar maupun prabayar, credit
limit, sehingga akan terasa murah dan dapat dinikmati oleh seluruh kalangan,
auto switch, isi ulang, real time info merupakan kemudahan lain yang
diberikan sehingga pelanggan pasca bayar tidak perlu khawatir tidak bisa
melakukan aktivitas via ponsel ketika mencapai credit limit karena akan
secara otomatis beralih ke prabayar tanpa harus mengganti nomor baru,
selanjutnya layanan 3G sebagai tuntutan kebutuhan masyarakat akan
perkembangan teknologi masa kini merupakan keuntungan dalam persaingan
bisnis telepon seluler saat ini. Bandingkan dengan iklan jenis kedua, dengan
kalimat ringkas dan padat, iklan tersebut memberikan ancaman tersendiri,
terutama bagi kalangan kreator/pencipta dalam berbagai bidang yang
mengerti tentang hak cipta.
Kedua jenis iklan tersebut melakukan dua pendekatan yang berbeda
terhadap khalayak. Iklan yang pertama mengutamakan ganjaran yang akan
diperoleh bila khalayak mengikuti ajakan tersebut. Iklan kedua, mendekati
khalayak dengan ancaman/kecemasan bila mereka tidak memperhatikan hak
paten. Guna menghindari tuntutan hukum, kata-kata tersebut sudah mencoba
menstimulasi pembaca dengan kecemasan.
Perbedaan kedua iklan tersebut terletak pada imbauan yang digunakan.
Imbauan pesan (message appeals) artinya pendekatan/sentuhan terhadap
aspek yang digunakan (distimulasi) oleh komunikator terhadap khalayak
dalam menyampaikan pesan, agar khalayak berubah. Dalam Psikologi
Komunikasi, terdapat beberapa jenis imbauan, dalam uraian ini akan
dijelaskan tentang imbauan rasional dan emosional, takut dan ganjaran, dan
imbauan motivasional.

1. Imbauan Rasional dan Imbauan Emosional

Imbauan rasional adalah imbauan pesan yang didasarkan pada asumsi


pokok tentang manusia sebagai makhluk rasional. Karena manusia adalah
pribadi rasional, setiap tindakan yang dilakukan didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan logika. Faktor yang berbicara dalam
pengambilan keputusan untuk bertindak, didasarkan pada bukti-bukti yang
dipegang dari pengalaman. Logika dalam proses pemikiran meletakkan,
 SKOM4314/MODUL 4 4.47

menguraikan, dan juga membuktikan hukum-hukum dan aturan-aturan yang


akan menjaga jangan sampai membuat kesalahan dan kekeliruan
(Poespoprodjo, 1985).
Dalam memanfaatkan logika, manusia mengambil keputusan menurut
proses silogisme. Silogisme, adalah penjelmaan dari proses deduksi yang
sempurna, tetapi perlu diperhatikan tidak semua deduksi adalah silogisme
(Poespoprodjo, 1985). Ciri penting dalam silogisme menurut Rakhmat (1986)
yaitu, rangkaian pengambilan kesimpulan melewati premis mayor dan premis
minor. Contoh berikut adalah ilustrasi sederhana untuk silogisme,
- Premis mayor
Setiap manusia akan mati
- Premis minor
Sumarto adalah manusia
- Konsekuensi/kesimpulan
Sumarto akan mati

Dalam penyampaian pesan dengan imbauan rasional, komunikator lebih


mengutamakan kemampuan berfikir khalayak seperti yang dijelaskan tadi.
Namun dari beberapa eksperimen yang dilakukan, perilaku manusia lebih
banyak dipengaruhi oleh imbauan emosional daripada imbauan rasional.
Imbauan emosional menuntut pendekatan komunikasi yang lebih
diarahkan pada sentuhan-sentuhan emosi. Komunikator bertindak sebagai
stimulator emosi khalayak dalam mempengaruhi sikap dan perilaku mereka.

Amatilah judul judul berita dan cuplikan berita di bawah ini yang
memanfaatkan pendekatan emosi pembaca:

- TKW Asal Indramayu Dikabarkan Tewas Setahun yang Lalu


- Chikungunya Menyerang Bogor
- Anggota Geng Motor Diringkus Polisi
(Pikiran Rakyat, 24 November 2007)
- Karyawan PT KA Akan Lakukan Mogok Nasional
- Perseteruan Bridgestone dan Michelin Tambah Ramai
(Pikiran Rakyat, 23 November 2007)
- Buntut Pemerkosaan Pekerja Wanita, Malaysia Didesak Meminta Maaf
(Koran Tempo, 3 Oktober 2007)
4.48 Perencanaan Pesan dan Media 

Dalam imbauan emosional banyak aspek yang dapat digunakan sebagai


pencetus atau penggugah emosi. Misalnya penggunaan bahasa yang
menyentuh perasaan, atau kata-kata bombastis, kata-kata yang menumbuhkan
rangsangan seksual/erotis, jargon yang menyinggung SARA (suku, agama,
ras, dan aliran). Kemudian dapat juga dilakukan dengan visualisasi untuk
ilustrasi uraian seperti foto-foto yang memiliki human interest, atau ekspresi
wajah dan gerak tubuh yang mendukung komunikasi lisan (kata-kata yang
bergetar, kepalan tangan, dan linangan air mata).

2. Imbauan Takut dan Ganjaran

Hill pada tahun 1988 merancang eksperimen iklan tentang kemampuan


kondom untuk pencegahan AIDS dengan menggunakan perlakuan derajat
ketakutan pada subjek eksperimen. Ia membagi tiga tingkat takut; ketakutan
tinggi (AIDS menyebabkan kematian), ketakutan moderat (seks merupakan
perilaku yang berisiko) dan ketakutan rendah (Kekuatan kondom dan AIDS
tidak menimbulkan apa-apa) (Hill dalam Severin dan Tankard, 1992).
Eskperimen membuktikan, pemberian perlakuan yang mengandalkan
rasa takut berlebihan berkaitan dengan kecemasan individu atau subjek
eksperimen. Tetapi perlakuan rasa takut dengan derajat yang moderat lebih
mendorong subjek untuk lebih bersikap positif terhadap AIDS. Jadi, untuk
perubahan sikap ke arah yang dikehendaki, disarankan untuk menggunakan
imbauan moderat daripada imbauan tinggi/kuat. Sikap bertahan (ego defence)
cenderung terbentuk pada kondisi perlakuan tersebut.
Bukti eksperimen yang lain memberikan hasil yang mirip, bahwa
imbauan takut dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk mendukung efektivitas
komunikasi sejauh imbauan tersebut dalam kadar yang moderat. Kadar takut
yang rendah dan tinggi cenderung bertolak belakang dengan hasil yang
diharapkan.
Berbeda dengan imbauan hukuman atau takut, imbauan ganjaran
diberikan dengan pendekatan keuntungan yang diperoleh bila khalayak
mengikuti perilaku tertentu. Pada bagian awal pembicaraan, jenis imbauan ini
sudah disajikan dengan contoh yang memadai.
Sudah terlalu klasik bila kita terus-menerus mengutip hasil-hasil
penelitian tentang kelebihan ganjaran dalam mempengaruhi orang maupun
hewan. Percobaan Bandura, Pavlov, dan Skinner, sudah membuktikan bahwa
 SKOM4314/MODUL 4 4.49

dengan ganjaran, makhluk hidup akan mempertahankan perilaku tertentu bila


perilaku itu memberikan ganjaran atau keuntungan.
Dalam strategi komunikasi, menggunakan imbauan ganjaran tidak
selamanya berhasil. Contoh yang mudah diamati, terdapat dalam peristiwa
kampanye. Bagaimanapun sebuah partai politik membeberkan program-
program yang akan memberikan kesejahteraan lewat berbagai bentuk, tetapi
karena khalayak tahu kapasitas partai tersebut, upaya tersebut hanya sia-sia.
Dalam hal ini, sejauh khalayak mengetahui potensi, kredibilitas, dan kinerja,
calon pemberi ganjaran, jika khalayak mengetahui bahwa hal itu mustahil,
upaya tersebut sia-sia belaka.

4. Imbauan Motivasional

Setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan


tersebut menjadi prapotensi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan
efektivitas persuasif. Setiap dimensi kebutuhan dapat dijadikan untuk
pendekatan stimulasi yang persuasif.

Kebutuhan untuk
aktualisasi diri

Kebutuhan akan cinta dan


penghargaan
Kebutuhan untuk berorganisasi/berkelompok

Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan Dasar

Gambar 1.
Piramida Kebutuhan Maslow
4.50 Perencanaan Pesan dan Media 

Menurut Maslow dimensi kebutuhan manusia dapat disusun menurut


urutan prioritas yang harus dipenuhi oleh setiap individu. Maslow
melukiskan dimensi kebutuhan tersebut dalam bentuk piramid, oleh karena
itu disebut piramida kebutuhan dari Maslow.
Menurut Maslow kebutuhan manusia dapat dikelompokkan menjadi lima
jenis, yakni:
1. Kebutuhan Dasar, seperti kebutuhan makan, minum, dan udara.
2. Kebutuhan keamanan.
3. Kebutuhan untuk berorganisasi/berkelompok.
4. Kebutuhan akan cinta dan penghargaan.
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Dengan memanfaatkan urutan kebutuhan tersebut, imbauan pesan dapat
dirancang sesuai dengan yang diinginkan dan harus dipenuhi oleh khalayak.
Sehingga, analisis khalayak menjadi faktor penting dalam menentukan
imbauan yang akan dipilih.

L AT IH AN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Apakah yang dimaksud dengan gaya pesan atau menggayakan pesan?


2) Apakah manfaatnya menggayakan pesan? Berikan contoh pesan yang
digayakan!
3) Ada dua belas prinsip dalam memaksimalkan penggunaan bahasa untuk
mencapai gaya, tetapi secara garis besar ke dua belas prinsip tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, sebutkan dan jelaskan
kedua kelompok tersebut!
4) Salah satu prinsip menyatakan, "Gunakan kata-kata positif" Apakah
yang dimaksud dengan kata-kata positif? Berikan contoh pernyataan
yang menggunakan kata-kata positif dan kata-kata tidak positif!
5) Supaya kalimat atau frase lebih menarik, seorang pembicara atau penulis
dapat menggunakan beberapa kiat bahasa. Jelaskan tiga di antara kiat
yang dapat digunakan!
6) Simaklah kalimat-kalimat di bawah ini!
a. “Ini Medan Bung!”
 SKOM4314/MODUL 4 4.51

b. “Bila hari panas, Anda mungkin tidak mau pulang! atau, Anda tidak
mau pulang bila hari panas!”
c. "Jadi, pada sidang ini saya ingin mengajukan pertanyaan: Apakah
saudara-saudara membuka tabir sisa-sisa kebudayaan? atau, saudara
hanya sekedar memikirkan kebudayaan-kebudayaan sisa?
7) Pola-pola apakah yang digunakan dalam setiap frase atau kalimat
tersebut? Berikan alasannya!
8) Kiasan dapat digunakan untuk menggayakan pesan komunikasi.
Mengapa demikian?
9) Apakah yang dimaksud dengan imbauan pesan? Apakah yang melandasi
penggunaan imbauan emosional dalam menyampaikan pesan
komunikasi?
10) Berikan contoh kalimat dengan memanfaatkan imbauan takut!
11) Faktor apakah yang mendukung keberhasilan pemakaian imbauan
ganjaran?
12) Terangkan jenis-jenis motif dari Maslow yang dapat digunakan untuk
imbauan pesan!

Petunjuk Jawaban Latihan!

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyan latihan secara tepat, pelajari


dengan baik materi dalam Kegiatan Belajar 4 Modul 4. Apabila belum
merasa paham, tanyakan kembali pada tutor atau diskusikan dengan
temanAnda.

RA NG K UM A N

Menggayakan pesan artinya mengolah bahasa demi terciptanya gaya


dalam upaya menjelaskan isi pesan demi tercapainya efektivitas
komunikasi. Menggayakan pesan bermanfaat untuk: memperoleh
perhatian yang lebih besar, mempertinggi pengertian atau pemahaman,
membantu pengingatan, dan meningkatkan daya tarik persuasif.
Ada perbedaan prinsip gaya antara komunikasi lisan dan komunikasi
tulisan, yaitu gaya tulisan lebih formal dalam struktur dan isi
dibandingkan komunikasi lisan, gaya lisan lebih berulang-ulang, dan
gaya lisan lebih personal.
4.52 Perencanaan Pesan dan Media 

Ada dua belas prinsip yang dapat digunakan untuk memaksimalkan


bahasa, yaitu: (1) Memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu,
(2) Menggunakan kata-kata pendek dan menghindari kata-kata yang
panjang, (3) Menggunakan kata-kata yang konkret, (4) Menggunakan
kata-kata secara ekonomis, (5) Menggunakan kata-kata positif, (6)
Menghindari jargon yang sudah usang, (7) Menggunakan gaya
percakapan, (8) Menyusun kalimat secara ringkas, (9) Mengutamakan
kalimat aktif, (10) Mampu mengembangkan paragraf secara efektif, (11)
Mengembangkan koherensi, dan (12) Berusaha untuk mengedit dan
menulis ulang hasil penulisan.

Dalam menggayakan pesan seorang penulis juga dapat mengatur


pola-pola kalimat atau frase dan menggunakan kiasan yang menarik.
Untuk pengaturan pola kalimat dapat digunakan teknik-teknik omisi,
inversi, suspensi, antitesis, paralelisme, repetisi, dan alitersi. Sedangkan
untuk menggunakan kiasan dapat dilakukan dengan cara metafora,
tamsil, dan personifikasi.
Imbauan pesan adalah aspek yang digunakan untuk menyentuh
(stimulasi) khalayak oleh komunikator dalam menyampaikan pesan, agar
khalayak berubah. Ada beberapa jenis imbauan yang digunakan dalam
Psikologi Komunikasi, yakni imbauan rasional dan emosional, takut dan
ganjaran, dan imbauan motivasional.
Imbauan rasional adalah imbauan didasarkan pada asumsi pokok
tentang manusia sebagai makhluk berpikir. Manusia sebagai pribadi
rasional, selalu mendasarkan setiap tindakannya pada pertimbangan
logika. Sedangkan Imbauan emosional artinya pendekatan komunikasi
lebih diarahkan pada sentuhan-sentuhan afeksi, seperti marah, suka,
benci, dan lain-lain.
Imbauan takut digunakan bila komunikator menghendaki timbulnya
kecemasan khalayak dalam menyampaikan pesan. Imbauan ini efektif
dalam kadar yang moderat, sedangkan kadar takut yang rendah dan
tinggi cenderung tidak berhasil.
Imbauan ganjaran diberikan dengan pendekatan keuntungan yang
diperoleh bila khalayak mengikuti perilaku tertentu. Jenis imbauan ini
menggunakan asumsi bahwa, makhluk hidup akan mempertahankan
perilaku tertentu bila perilaku itu memberikan keuntungan.
Imbauan motivasional didasarkan pada jenis-jenis kebutuhan yang
harus dipenuhi manusia. Kebutuhan tersebut menjadi potensi, yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas persuasif.
Menurut piramida kebutuhan dari Maslow, kebutuhan manusia
dapat disusun berdasarkan urutan prioritas pemenuhan. Prioritas
kebutuhan tersebut adalah; (1) Kebutuhan Dasar, seperti kebutuhan
 SKOM4314/MODUL 4 4.53

makan, minum, dan udara, (2) Kebutuhan keamanan, (3) Kebutuhan


untuk berorganisasi/berkelompok, (4) Kebutuhan akan cinta dan
penghargaan, (5) Kebutuhan untuk aktualisasi diri.

T ES FO R M AT IF 4

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Gaya merupakan suatu jalan untuk menulis atau presentasi pesan


komunikasi dan keindahan bahasa yang digunakan. Pendapat ini
dikemukakan oleh ....
A. Pratikto
B. Smeltzer
C. Waltman
D. Leonard

2) Gaya komunikasi lisan dan tulisan memiliki perbedaan. Pernyataan yang


benar yang menunjukkan perbedaan kedua jenis gaya tersebut adalah....
A. dalam masalah isi, komunikasi lisan lebih formal
B. komunikasi lisan ditandai oleh kalimat yang lebih pendek
C. komunikasi tulisan bersifat informal
D. komunikasi lisan lebih banyak menggunakan kata ganti

3) Dengan menggayakan pesan, gagasan yang sulit difahami menjadi


mudah. Hal ini menunjukkan bahwa....
A. menggayakan pesan, mempertinggi pengertian
B. menggayakan pesan, menarik perhatian
C. pesan yang digayakan mempermudah pengingatan
D. pesan yang digayakan memiliki daya persuasif

4) “Hidupilah persyarikatan, an persyarikatan menghidupi saudara?”


Kalimat tersebut menggunakan pola....
A. antitetis
B. omisi
C. suspensi
D. inversi

5. “Meledaklah sorak-sorai pendukung, ketika ujung tombak kesayangan


mereka menjebolkan jaring kesebelasan lawan!” Kalimat tersebut
menggunakan kiasan dengan cara....
4.54 Perencanaan Pesan dan Media 

A. tamsil
B. personifikasi

C. metafora
D. alitersi

6) “Kekeringan, kelaparan, dan penderitaan melanda di mana-mana,


kesalahan siapa?” “Jawabannya tanyakan saja pada rumput yang
bergoyang!” Kalimat tersebut memakai kiasan dengan cara....
A. metafora
B. personifikasi
C. alitersi
D. tamsil

7) Pendekatan imbauan rasional didasarkan pada aspek....


A. emosi
B. induksi
C. deduksi
D. kepentingan logika

8) Visualisasi/ilustrasi dengan kepalan tinju, intonasi suara, dan foto-foto


human interes, adalah....
A. imbauan takut
B. imbauan emosional
C. imbauan rasional
D. motivasional

9) Dalam penyampaian pesan imbauan takut yang efektif untuk merubah


sikap khalayak sasaran adalah yang mempunyai kadar....
A. sangat tinggi
B. tinggi
C. moderat
D. rendah

10) Menurut Maslow kebutuhan yang muncul setelah terpenuhi rasa aman
adalah kebutuhan....
A. dasar
B. untuk berorganisasi
C. akan cinta dan penghargaan
D. untuk aktualisasi diri
 SKOM4314/MODUL 4 4.55

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 4 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 4.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan =  100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 4, terutama bagian yang
belum dikuasai.
4.56 Perencanaan Pesan dan Media 

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1 Tes Formatif 2


1) D 1) A
2) C 2) A
3) B 3) D
4) B 4) B
5) A 5) A
6) A 6) D
7) D 7) C
8) C 8) A
9) C
10) D

Tes Formatif 3 Tes Formatif 4


1) C 1) A
2) A 2) B
3) B 3) A
4) B 4) A
5) C 5) C
6) D 6) B
7) A 7) D
8) C 8) B
9) C
10) A
 SKOM4314/MODUL 4 4.57

Daftar Pustaka

Curtis, Dan B., James B. Folyd., Jerry L. Winsor, Komunikasi Bisnis dan
Profesional, Jakarta: Rosda Jayapura, 1996.

Evans, J. F., "Planning for Extension Compaigs," dalam Agricultural


Extension, a Reference Manual (second edition), Rome: FAO, 1984.

Kemp, Charles U., Planning and Producing Audiovisual Materials, San


Francisco: Chandler Publisihing Co., 1963.

Larson, Charles U., Persuasion, Reception and Responsibility, (fourth


edition), California: Wadswoorth Publishing Co., 1986.

Mc Crosky, J.C., dan Mehrly, R.S., “The Effects of Disorganization and


Nonfluency on Attitude Change and Source Credibility,” 1996, Speech
Monograph, 335.

Poespoprodjo, W., Logika Sientifika, Bandung: Remadja Karya,1985.

Pratikto, Riyono, Kreatif Menulis Feature, Bandung: Alumni, 1984.

Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda


Karya,1982.

Severin, Werner J., dan James W. Tankard, Jr., Communication Theories:


Origins, Methods, and Uses in the Mass Media, (third edition), New
York and London: Longman, 1992.

Smeltzer, Larry, John Waltman, dan Donald Leonard, Managerial


Communication a Strategic Approach, (second edition), Massachusetts:
Ginn Press, 1991.

Surat Kabar/Harian

Pikiran Rakyat, Edisi 23 November 2007

Pikiran Rakyat, Edisi 24 November 2007.

Kompas, Edisi 5 November 2007.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai