Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sesuai dengan yang diharapkan. Makalah dengan judul “Desain Pesan Kesehatan
Yang Efektif” ini dibuat sebagai salah satu tugas final mata kuliah Desain dan
Aplikasi Media Kesehatan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum
sempurna, baik dari segi penulisan, bahasan, ataupun penyusunannya. Oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui desain pesan kesehatan yang efektif.
2. Mengetahui apa saja metode dan media yang dapat digunakan dalam
promosi kesehatan.
3. Mengetahui desain pesan kesehatan berbasis media cetak.
4. Mengetahui desain pesan kesehatan berbasis media sosial
BAB II
PEMBAHASAN
2. Perintah (Mempertegas)
Penegasan atau mempertegas merupakan sebuah
penekanan, penonjolan ide, atau ketegasan terhadap
sesuatu hal yang biasanya dianggap penting. Dalam
promosi kesehatan, mempertegas kalimat atau pernyataan
dapat dikatakan sebagai perintah, karena perintah identik
dengan kalimat yang tegas. Contoh kalimat penegasan atau
perintah dalam media promosi kesehatan:
• Jauhi virusnya, bukan orangnya!
• Masyarakat hidup sehat, Indonesia kuat!
• Gunakan pelayanan kesehatan!
• Kenali HIV/AIDS, hapus stigma HIV/AIDS!
• Say no to drugs!
3. Larangan
Larangan merupakan suatu hal yang tidak boleh
dilakukan atau dilarang oleh suatu organisasi ataupun
pemerintah. Larangan dalam promosi kesehatan
bermacam-macam, misal:
• Dilarang merokok! Merokok membunuhmu.
• Jangan mandi di sungai!
d. Penggunaan Tokoh dalam Media Promosi Kesehatan
Penggunaan tokoh dalam media kesehatan menunjang
pesan yang akan disampaikan dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat atau tidak. Penggunaannya tergantung kepada
siapa sasaran dari pesan tersebut. Ada beberapa tokoh yang
dapat digunakan dalam media kesehatan, yaitu tokoh
masayarakat atau selebritis, korban dan animasi. Pada
umumnya, sasaran untuk penggunaan tokoh masyarakat pada
media kesehatan adalah orang tua, penggunaan selebritis untuk
remaja, dan animasi untuk anak-anak.
Penggunaan tokoh masyarakat dalam media kesehatan
merupakan salah satu bentuk dukungan sosial dari para tokoh
masyarakat yang disegani masyarakat. Promosi kesehatan yang
dilakukan akan lebih mudah dan masyarakat secara tidak
langsung akan menerima pesan tersebut dengan baik karena
tokoh yang mereka segani dan percayai ikut mendukung pesan
yang ada di media kesehatan tersebut. Lalu tokoh masyarakat
bisa juga digantikan oleh selebritis. Apabila selebritis atau
idola masyarakat digunakan dalam media kesehatan juga akan
mendukung pesan tersebut tersampaikan kepada masyarakat
dengan baik serta menarik perhatian bagi masyarakat yang
mengidolakannya. Masyarakat yang menyukai atau
menggemari selebritis cenderung akan mengikuti apa yang
dilakukan dan dikatakan oleh idolanya tersebut, sehingga
membuat pesan dalah media kesehatan tersebut dapat
tersampaikan.
3. Flyer (Selebaran)
Flyer atau selebaran ialah seperti leaflet, tetapi tidak dalam bentuk
lipatan.
6. Poster
Poster merupakan suatu media cetak yang berisi pesan-pesan atau
informasi kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok,
tempat-tempat umum, atau kendaraan umum. Poster juga dapat
digunakan sebagai alat untuk membantu menyampaikan pesan
kesehatan saat penyuluhan. Poster didesain semenarik mungkin
supaya masyarakat mau memperhatikan dan menyimak materi
penyuluhan.
2.3.3 Pengaruh Media Cetak Sebagai Desain Pesan Kesehatan yang
Efektif
Media cetak dapat menjangkau masyarakat secara luas
sehingga media cetak merupakan media yang dapat menyampaikan
pesan kesehatan secara efektif. Dalam penyuluhan kesehatan, media
cetak seperti poster dapat digunakan sebagai alat untuk membantu
dalam penyampaian informasi kesehatan. Poster dibuat menarik
dengan pemilihan kata provokatif dan paduan warna yang menarik
supaya dapat menarik perhatian masyarakat untuk memperhatikan.
Dengan demikian, masyarakat dapat lebih memahami apa yang
dibahas dalam penyuluhan tersebut dan pengetahuan yang telah
diperoleh masyarakat tersebut diharapkan dapat mengubah perilaku
mereka menjadi lebih sehat dari sebelumnya.
2. Blogger/Blog Spot
3. Facebook
4. Twitter
5. Instagram
6. LINE
7. Google+
8. Whatsapp
9. Telegram
10. Tumblr
11. Wordpress
12. Wattpad
2.4.2 Langkah-langkah Menyusun Suatu Metode Berbasis Media Sosial
Menurut Cassel dkk., agar komunikasi kesehatan (yang akan meli
batkan aplikasi Internet) dapat persuasif, komunikasi itu harus bersifat t
ransaksional dan dependen-respons. Komunikasi transaksional terbentu
k apabila ada kesempatan untuk memberi dan menerima pengajak dan
yang diajak. Suatu metode komunikasi persuasif berbasis internet telah
memberikan aplikasi yang mudah untuk perubahan perilaku berbasis te
ori. Secara khusus, the Transtheorical Stages of Change Model meneta
pkan tahapan petunjuk pelaksanaan komunikasi persuasif.
Aplikasi Teori untuk Perubahan Perilaku
Internet merupakan salah satu sarana komunikasi. Intern
et dapat dengan mudah masuk ke dalam aplikasi yang didasarkan
pada teori interpersonal, terutama komunikasi persuasif (bujuka
n). Aplikasi dapat dikembangkan dan dimasukkan ke dalam inter
net seperti dalam bentuk google, blog, twitter, facebook, whatsap
p, instagram, line, tumblr, wattpad, dan lain sebagainya yang men
ggunakan komunikasi persuasif untuk melibatkan seseorang dala
m suatu proses komunikasi personal, yang memperbesar peluang
menarik perhatian seseorang terhadap pesan-pesan kesehatan yan
g disampaikan.
Sebarkan ke Populasi Sasaran
Untuk mendapatkan suatu keefektivitasan sebuah pesan
kesehatan melalui media sosial diperlukan uji coba terlebih dahul
u untuk mendapatkan seberapa baik respon penerima terhadap pe
san yang disampaikan. Penyebaran informasi kesehatan melalui
media sosial harus dilakukan dengan intensitas kekerapan tertent
u agar pesan yang disampaikan akan selalu diingat oleh penerima
atau pembaca.
2.4.3 Contoh Pesan Kesehatan Berbasis Media Sosial
a. Facebook
b. Twitter
c. Line
d. Instagram
e. Blog
f. Tumblr
g. Wattpad
4.3.1 Pengaruh Media Sosial sebagai Desain Pesan Kesehatan yang Efekti
f
Media sosial memiliki pengaruh penting terhadap perubahan pe
rilaku manusia. Keberadaan media dapat membuat hubungan komunkasi
antar orang menjadi lebih dekat. Penyebaran pesan atau informasi melal
ui media sosial lebih mudah dan lebih menarik. Pendidikan kesehatan m
elalui media sosial menggunakan metode perluasan atau metode dua ara
h, akibatnya, sesama penerima pesan dapat bertukar komentar dan mengi
ngatkan masing-masing lainnya melalui forum yang sudah terbentuk.
3.1 Kesimpulan
1. Desain pesan adalah suatu bentuk yang digunakan untuk menyajikan
sebuah informasi. Desain pesan merupakan perencanaan bentuk fisik dari
suatu pesan atau informasi. Desain pesan yang sering digunakan dalam
penyampaian pesan kesehatan adalah desain pesan berbasis media cetak
dan media sosial.
2. Prinsip desain pesan penyampaian pesan meliputi prinsip (1) kesiapan dan
motivasi, (2) penggunaan alat pemusat perhatian, (3) partisipasi aktif
komunikan, (4) perulangan, (5) umpan balik, (6) persepsi, dan (7) daya
serap(Pti, n.d.).
3. Menurut kerucut pengalaman Edgar Dale (the cone of experience)
lambang kata-kata hanya dapat diserap dalam memori sebesar 10 %
dibanding dengan gambar bergerak sebesar 50 %.
4. Media Massa adalah alat sebagai saluran untuk memberikan informasi dan
pesan yang menjangkau seluruh masyarakat dengan cepat dan luas.
5. Menurut Notoatmojo (2010), media cetak yaitu suatu media statis dan
mengutamakan pesan-pesan visual.
6. Menurut Machfoedz dan Suryani (2009), media cetak sebagai alat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain: bookl
et, leaflet, flyer, flipchart, rubrik, poster, dan foto.
7. Media sosial adalah media berbasis internet yang memungkinkan penggun
a berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secar
a seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang me
ndorok nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan ora
ng lain (Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes, 2015).
8. Menurut Cassel dkk., agar komunikasi kesehatan (yang akan melibatkan a
plikasi Internet) dapat persuasif, komunikasi itu harus bersifat transaksion
al dan dependen-respons. Komunikasi transaksional terbentuk apabila ada
kesempatan untuk memberi dan menerima pengajak dan yang diajak.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis memohon maaf apabila masih
terdapat kesalahan dan kekurangan karena penulis pun masih dalam tahap
pembelajaran sehingga penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Penulis juga
menyarankan kepada para pembaca untuk lebih memperbanyak lagi referensi
mengenai desain pesan kesehatan karena keterbatasan penulis dalam mencari
referensi pada penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca baik di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA