Anda di halaman 1dari 6

PERBEDAAN BANK UMUM, BUS, UUS, BPR DAN BPRS MENURUT UU

PBI

“PERBEDAAN BANK UMUM, BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH,


BPR, dan BPRS BERDASARKAN PERATURAN BANK INDONESIA
UU PBI PERIZINAN
11/1/PBI/2009    1.      memperoleh izin dari Bank Indonesia
BANK UMUM    2.      modal utama 3 triliun
   3.      milik WNI/Badan hukum Indonesia
  4.      WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin
kemitraan dengan kepemilikan saham maksimal 99% dan
minimal 30 milyar untuk WNI

11/3/PBI/2009    1.      memperoleh izin dari Bank Indonesia


BANK UMUM   2.      modal utama minimal 1 triliun
SYARIAH    3.      milik WNI/Badan hukum Indonesia
  4.      WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin
kemitraan dengan maksimal saham 99%.
   5.      pemerintah daerah
11/10/PBI/2009    1.      memperoleh izin dari Bank Indonesia dalam bentuk izin
UNIT USAHA usaha
SYARIAH    2.     rencana pembukaan UUS harus dimasukan ke dalam rencana
bisnis BUK
   3.      modal kerja UUS minimal 100 milyar
   4.      modal kerja harus disisihkan dalam bentuk tunai
   5.   BUK yang telah mendapatkan izin usaha UUS wajib
mencantumkan secara jelas frase “Unit Usaha Syariah” setelah
nama BUK dan logo iB pada kantor UUS yang bersangkutan
8/26/PBI/2006 BPR    1.      milik WNI, Badan hukum milik WNI
   2.      pemerintah daerah
   3.      WNI dan Badan Hukum dan Pemerintah Daerah
   4.      modal minimal dirinci dari
         DKI Jakarta minimal 5 milyar
         Ibu Kota provinsi Jawa-Bali+Bogor, Depok, Tanggerang,
Bekasi minimal 2 milyar.
         Selain Jawa-Bali minimal 1 milyar hal ini juga berlaku bagi
kawasan Jawa-Bali selain ibukota provinsi.
         500 juta bagi daerah diluar yang disebutkan diatas.
11/23/PBI/2009    1.      milik WNI 100%  saham milik WNI
BPRS    2.      milik WNI dan pemerintah daerah
   3.      pemerintah daerah
   4.      modal minimal,
         2 milyar Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan
Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
         1 milyar diluar kota provinsi yang dicantumkan diatas
         500 juta di wilayah diluar yang disebutkan diatas.

UU PBI DEWAN KOMISARIS, DIREKSI, DAN PEJABAT


EKSEKUTIF
11/1/PBI/2009    1.      mempunyai integritas akhklak yang baik dan tidak termasuk
BANK UMUM daftar tidak lulus
   2.      memiliki pengalaman dan keahlian dibidang perbankan dan
mampu mengembangkan operasional bank
   3.      tidak pernah pailit
   4.      uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
   5.      memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum
menduduki jabatannya
  6.      Bank yang memanfaatkan Tenaga Kerja Asing wajib
mengikuti persyaratan dan tata cara pemanfaatan Tenaga Kerja
Asing sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
   7.      Pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian Pejabat
Eksekutif wajib dilaporkan oleh Bank kepada Bank Indonesia
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal
pengangkatan, pemberhentian, atau penggantian efektif.
11/3/PBI/2009   1.      Anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi wajib
BANK UMUM memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi
SYARIAH keuangan.
   2.      uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test).
   3.      Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga)
orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi
   4.      satu dari dewan komisaris wajib tinggal di Indonesia
   5.      Paling kurang 50% (lima puluh persen) dari jumlah anggota
Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen
  6.      anggota direksi bersama-sama dilarang memiliki saham
melebihi 25%
   7.      Penambahan Dewan Pengawas Syariah.
11/10/PBI/2009    1.      Penunjukan dan/atau penggantian Direktur yang
UNIT USAHA bertanggung jawab penuh terhadap UUS (Direktur UUS) wajib
SYARIAH dilaporkan oleh BUK paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah
tanggal pengangkatan dan/atau penggantian efektif
   2.      Direktur dapat merangkap tugas BUK selama tidak ada
benturan
   3.      Direktur UUS wajib mengikuti proses wawancara
   4.      Dewan Pengawas Syariah paling kurang 2 orang paling
banyak 3 orang
8/26/PBI/2006 BPR   1.      wajib memenuhi persyaratan kopetensi, integritas, dan
reputasi keuangan
   2.      paling sedikit 50% anggota Dewan Komisaris berupa
pengetahuan dan/atau pengalaman di bidang perbankan dan
pengalaman minimal 2 tahun
   3.      Anggota Direksi paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang
   4.      pendidikan formal paling rendah setingkat D-3 atau Sarjana
Muda atau telah menyelesaikan paling sedikit 110 SKS dalam
pendidikan S-1.
  5.      Anggota Direksi wajib memiliki sertifikat kelulusan dari
Lembaga Sertifikasi
11/23/PBI/2009   1.      wajib memenuhi persyaratan kopetensi, integritas, dan
BPRS reputasi keuangan
   2.    Dewan Komisaris wajib mendorong Direksi BPRS untuk
memenuhi prinsip kehati-hatian dan Prinsip Syariah
   3.      Dewan Komisaris paling sedikit 2 (dua) orang dan paling
banyak 3 (tiga) orang
  4.      satu anggota dewan komisaris wajib berdomisili di dekat
kantor BPRS
   5.      Direktur utama minimal 2 tahun berpengalaman di
pendanaan atau pembiayaan di perbankan syariah
  6.      3 tahun sebagai direksi atau setingkat dengan direksi di
lembaga keuangan mikro syariah.

UU PBI PEMBUKAAN KANTOR CABANG


11/1/PBI/2009    1.      pembukaan kantor cabang (KC) mendapat izin dari
BANK UMUM pimpinan BI
   2.      pembukaan KC dicantumkan dalam  recana bisnis Bank
  3.      pelaksanaan pembukakan KC paling lambat 30 hari setelah
diterbitkan perizinan
11/3/PBI/2009    1.      pembukaan kantor cabang (KC) mendapat izin dari
BANK UMUM pimpinan BI
SYARIAH    2.      pembukaan KC dicantumkan dalam  recana bisnis Bank
   3.    plaksanaan pembukaan KC paling lambat 10 hari setelah
penerbitan perizinan.
11/10/PBI/2009   1.      Pembukaan KCS dapat beralamat yang sama dengan kantor
UNIT USAHA cabang atau kantor cabang pembantu BUK, sepanjang
SYARIAH memenuhi persyaratan tertentu
   2.      UUS wajib melaksanakan pembukaan KCS dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal izin
diberikan.
   3.      Pelaksanaan pembukaan KCS wajib dilaporkan oleh UUS
paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah tanggal pembukaan.
  4.   Pembukaan KCS hanya dapat dilakukan dengan izin Bank
Indonesia.
   5.      Rencana pembukaan KCS harus dicantumkan dalam rencana
bisnis UUS.
8/26/PBI/2006 BPR   1.      BPR hanya dapat membuka Kantor Cabang di wilayah
Provinsi yang sama dengan kantor pusatnya atas izin Bank
Indonesia
   2.      Wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Kabupaten atau
Kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang
ditetapkan sebagai satu wilayah Provinsi untuk keperluan
pembukaan Kantor Cabang.
11/23/PBI/2009   1.      Pembukaan Kantor Cabang hanya dapat dilakukan dengan
BPRS izin Bank Indonesia.
   2.      berlokasi dalam 1 (satu) wilayah propinsi yang sama dengan
kantor pusatnya;
   3.      telah tercantum dalam rencana kerja tahunan BPRS
   4.      didukung dengan teknologi sistem informasi yang memadai
  5.      menambah modal disetor paling kurang sebesar 75% (tuju
puluh lima persen) dari ketentuan modal minimal BPRS sesuai
dengan lokasi pembukaan Kantor Cabang.

UU PBI PERUBAHAN NAMA BANK


11/1/PBI/2009    1.      harus memenuhi ketentuan undang-undang yang berlaku
BANK UMUM    2.      penggunaan nama baru dari instansi berwenang wajib
mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia mengenai
penetapan penggunaan izin usaha yang dimiliki untuk Bank
dengan nama yang baru.
   3.      diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja setelah perubahan nama disertai dengan:
         alasan perubahan nama; dan
         akta perubahan Anggaran Dasar yang telah disetujui oleh
instansi berwenang.
   4.    Pelaksanaan perubahan nama Bank wajib diumumkan dalam
surat kabar yang mempunyai peredaran nasional paling lambat
10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal persetujuan Bank
Indonesia.
11/3/PBI/2009    1.    Perubahan nama Bank wajib dilakukan dengan memenuhi
BANK UMUM ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan mendapat
SYARIAH persetujuan dari BI
  2.      Permohonan diajukan oleh Bank kepada Bank Indonesia
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah perubahan nama
disertai dengan dokumen pendukung
11/10/PBI/2009    1.   UUS wajib mencantumkan secara jelas nama dan jenis status
UNIT   USAHA kantor pada masing-masing kantornya.
SYARIAH   2.      UUS wajib mencantumkan logo iB pada masing-masing
kantor, Layanan Syariah dan Kegiatan Pelayanan Kas Syariah
   3.      meminta izin ke Bank Indonesia
8/26/PBI/2006 BPR    1.      mengajukan permohonan ke Bank Indonesia
mengenai perubahan nama
   2.      mengumumkan perubahan nama kepada masyarakat paling
lambat 20 (dua puluh) hari sejak tanggal persetujuan dari Bank
Indonesia.
   3.  menyampaikan bukti pengumuman ke Bank Indonesia paling
lambat 10 hari setelah pengumuman itu dilakukan
11/23/PBI/2009   1.      diajukan oleh Direksi BPRS paling lambat 30 (tiga puluh)
BPRS hari setelah perubahan nama mendapat persetujuan dari instansi
berwenang
  2.      sesuai uu yang berlaku dan melakukan permohonan
perubahan nama ke Bank Indonesia
   3.      diumumkan maksimal 10 hari setelah diizinkan oleh BI.

UU PBI PENCABUTAN IZIN USAHA ATAS KEINGINAN


PEMEGANG SAHAM
11/1/PBI/2009   1.      Gubernur Bank Indonesia dapat mencabut izin usaha Bank
BANK UMUM atas permintaan pemegang saham sendiri
   2.      Bank yang dapat dimintakan pencabutan izin usahanya tidak
sedang ditempatkan dalam pengawasan khusus Bank Indonesia
  3.      Pencabutan izin usaha atas permintaan pemegang saham
Bank hanya dapat dilakukan oleh Bank Indonesia apabila Bank
telah menyelesaikan kewajibannya kepada seluruh nasabah dan
kreditur lainnya.
   4.    melakukan rapat umum semua anggota membahas risalah
penutupan Bank dan disertai alasan yang logis.
11/3/PBI/2009    1.      harus berdasarkan rapat pemegang saham
BANK UMUM   2.   harus clear dalam memenuhi kewajiban bank terhadap segala
SYARIAH urusan seperti nasabah
   3.      Apabila Bank telah menyelesaikan kewajibannya kepada
seluruh nasabah, Direksi mengajukan permohonan
pencabutan  izin usaha Bank kepada Bank Indonesia disertai
dengan dokumen pendukung.
11/10/PBI/2009    1.      mendapatkan izin dari Bank konvensional yang menaungi
UNIT USAHA UUS
SYARIAH 2.      sudah memenuhi kewajiban terhadap nasabah dan aktor di
dalam UUS
8/26/PBI/2006 BPR   1.      tidak ada ketentuan yang signifikan yang mengatur BPR
dalam pencabutan izin.
11/23/PBI/2009    1.      sama seperti BPR di BPRS juga terdapat hal yang sama
BPRS    mengenai pencabutan izin.

Anda mungkin juga menyukai