Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH TATA RUANG PERPUSTAKAN TERHADAP MINAT

BACA SISWA/I SD 3 DESA JEMENANG KECAMATAN RAMBU NIRU


KABUPATEN MUARA ENIM

Muhammad Dandy. Dr.karoma,M.Pd. Dolla Sobari,M.Ag


Prodi Ilmu Perpustakaan, UIN Raden Fatah Palembang
Fakultas Adab Dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

Email: dandyboystret1@gmail.com
Abstrak
Artikel sekaligus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pengaruh tata ruang
perpustakaan terhadap minat baca siswa/i sd desa jemenang , serta hambatan/rintangan dari pihak
sekolah dasar negeri 3 desa jemenang kecamatan rambang niru kecamatan muara enim. Zaman
sekarang masalah rendahnya minat baca masyarakat Indonesia menjadi suatu hal masalah bangsa
dan negara. dampak buruknya yaitu yang sering muncul ialah masyarakat menjadi sangat mudah
menyerap dan menerima informasi hoax atau informasi bohong yang berkembang sangat cepat di
masyarakat indonesia. Maka dari itu penelitian sangat menyadari bahwa dengan masalah kita
perlu segera mengatasi agar masyarakat bisa lebih pintar dalam berpikir dan menerima informasi.

Kata Kunci: Minat baca,Tata ruang,Perpustakaan

Abstract
This article as well as this research aims to see how the influence of spatial planning on students'
reading interest in primary school in Jemenang village, as well as obstacles / obstacles from the
public elementary school 3 Jemenang village, Rambang Niru sub-district, Muara Enim district.
The problem now is that the low interest of the Indonesian people has become a problem for the
nation and state. the bad impact is that what often appears is that the community becomes very
easy to absorb and accept hoax information or false information that is growing very fast in
Indonesian society. Therefore, we realize that realizing that our problems need to be resolved
immediately so that people can be smarter in thinking and receiving information

Key words: Reading Interest,Spatial,library


PENDAHULUAN
Perkembangan informasi yang semakin maju dan pesat menuntut setiap orang memiliki
kegemaran membaca hal ini diperlukan guna memperoleh pengetahuan dan wawasan
yang luas untuk meningkatkan kecerdasannya. Kemampuan membaca memiliki peran
dan menjadi salah satu kunci dalam kesuksesan dikehidupan seseorang, karena setiap
informasi dan pengetahuan apapun yang diperoleh tidak terlepas dari kegiatan membaca.
Tidak berbeda dengan membaca, menulis pun memiliki peran tersendiri bagi kehidupan
seseorang. Di sekolah dasar terutama sekolah dasar 3 desa jemenang,kecamatan rambang
niru,kabupaten muara enim ini kemampuan membaca dan menulis menjadi hal yang
memegang peranan penting, dikarenakan ketika seseorang mampu untuk menulis maka
secara tidak langsung seseorang tersebut juga mampu untuk membaca dan tanpa hal
tersebut siswa akan mengalami kesulitan belajar pada saat itu dan pada masa yang akan
datang. Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan
sesuatu yang dianggapnya memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Dari perasaan
senang tersebut timbul keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah
membuatnya senang dan bahagia.
Menurut Hurlock (1999: 114), minat merupakan sumber motivasi
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas
memilih. Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat,Hal
ini akan mendatangkan kepuasan. Kemudian Menurut Herman Wahadaniah (Yunita
Ratnasari, 2011: 16) minat baca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai
dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan
seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar. Minat
membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya
pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya.
Minat baca merupakan suatu kecenderungan kepemilikan keinginan
atau ketertarikan yang kuat dan disertai usaha-usaha yang terus menerus pada diri
seseorang terhadap kegiatan membaca yang dilakukan secara terus menerus dan diikuti
dengan rasa senang tanpa paksaan, atas kemauannya sendiri atau dorongan dari luar
sehingga seseorang tersebut mengerti atau memahami apa yang dibacanya.

Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa minat baca terkandung unsur perhatian,
kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca. Perhatian bisa dilihat dari
perhatiannya terhadap kegiatan membaca, mempunyai kemauan yang tinggi untuk
membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul dari dalam diri maupun dari pengaruh
orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan
cenderung menetap.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus
menggenjot minat baca masyarakat khususnya peserta didik. Berdasarkan survei
UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam seribu
masyarakat hanya ada satu masyarakat yang memiliki minat baca.

Kepala Biro Komunikasi Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud Asianto


Sinambela menegaskan, minat baca literasi masyarakat Indonesia masih sangat tertinggal
dari negara lain. Dari 61 negara, Indonesia menempati peringkat 60 pada tahun 2016.Hal
tersebut, menurut Asianto menunjukkan kemampuan baca masyarakat Indonesia masih
setara dengan negara Afrika Selatan.

Situasi itu tentu saja menjadi catatan penting dalam dunia pendidikan di tanah air.
Bagaimana caranya bisa meningkatkan kemampuan literasi, salah satunya dengan
meningkatkan budi pekerti.

Salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerbitkan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang
Penumbuhan Budi Pekerti. “Permendikbud itu diwujudkan dengan wajib membaca 15
menit sebelum waktu pembelajaran dimulai, khususnya bagi siswa SD, SMP atau SMA,”
Selain itu, dikatakan Samto tumbuh kembang baca dapat diwujudkan melalui program
kampung literasi. Yaitu satu program dengan konsep menjadikan kampung tidak hanya
menjadi hanya tumbuhkembangkan minat baca saja.

Data BPS 2006 menunjukkan tingkat minat baca masyarakat usia diatas 15 th
menunjukkan 55 persen masyarakat lebih tertarik membaca koran, 29 persen membaca
majalah, 16 persen membaca buku cerita, 44 persen membaca buku pelajaran sekolah.
Sementara jumlah masyarakat usia 15 hingga 59 tahun yang buta aksara sebanyak 5,9 juta
atau 3,70 persen dari 81 juta orang.

METODE

1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian dalam artikel ilmiah ini yaitu tepatnya di Desa jemenang,
Kecamatan Rambang Niru , Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatra Selatan. Alasan
saya memilih lokasi ini karena desa jemenang ini adalah tempat pelaksanaan bagi
mahasiswa KKN angkatan 74 UIN Raden Fatah Palembang tahun 2021. Selama
melaksanakan kegiatan KKN saya juga pernah mengikuti seluruh kegiatan yang ada di
desa Jemenang selama melaksanakan kegiatan KKN. Seperti kegiatan di bidang Agama
(membantu mengajar di TPA- TPA,mengajar di masjid-masjid serta mengajar tilawah
qur’an di desa jemenang ), di bidang Sosial (gotong royong bersama masyarakat setempat
serta mengadakan kegiatan sosial ), di bidang Pendidikan (membantu mengajar di sekolah
dasar, dan sekolah menengah pertama), di bidaang Kesehatan (Sosialisasi tentang
protokol kesehatan Covid-19 dan sosialisasi mengenai ketahanan tubuh), di bidang
pengabdian (Melaksanakan kegiatan senam bersama ibu-ibu setiap hari Jum’at pagi di
dkediaman kkn 74 uin raden fatah palembang Desa jemenang).

2. Metode
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Pada penelitian ini digunakan metodologi
dengan pendekatan kualitatif yang mempunyai karakteristik naturalistik (alami) sebagai
sumber data langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono yang mengemukakan
bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Dalam menyajikan
data peneliti mengutamakan deskripsi dengan menggunakan katakata sehingga lebih
bermakna dan mudah untuk dipahami.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data
yang mengandung makna.
Dalam Penelitian ini Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif dilakukan untuk menggambarkan atau menjelaskan hal-hal yang
sebenarnya mengenai suatu variabel yang belum jelas dengan pengambilan data yang
telah terkumpul dan membuat analisa kesimpulan secara sistematis dan akurat.

3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam artikel ilmiah ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi dalam bahasa Arab disebut mulahazhah, meskipun metode ini disebut
pengamatan, namun tidak sekedar pengamatan biasa, melainkan tetap menggunakan
pencatatan. Untuk itu sebelum melakukan observasi, penulis harus mempersiapkan
instrument yang dilakukan berupa daftar keseluruhan item permasalahan yang akan
dicarikan solusiya dalm penelitaian. Metode observasi adalah cara pengumpulan data
dengan cara melakukan pencatatan secara sistematik. Pada tahap pengumpulan data
peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi lapangan dengan menggunakan
pedoman observasi. Pedoman observasi berisi tentang pernyatan-pernyataan singkat.

b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya
langsung dengan responden. Responden disini harus dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan terbuka, jujur dan jelas. Semua itu dapat terjadi kalau sejak awal
respek sudah didapatkan peneliti.
Pada penelitian ini peneliti juga mengumpulkan data melalui wawancara guna
memperoleh data yang lebih akurat, yang belum ditemukan penulis selama kegiatan
observasi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan
data mengenai hal-hal atau variable terakait penelitian yng berupa catatan kegiatan, buku-
buku, jurnal dan literatul lain yeng berhubungan dengan penelitan. Metode ini dipakai
untuk menyempurrnakan data-data yang diperoleh dari metode observasi dan wawancara
yang dilakukan oleh penulis selama penelitian.

4. Teknik Analisis Data


Peneliti dalam tahapan ini melakukan serangkaian proses analisis data kualitatif
sampai pada interpretasi data-data yang telah diperoleh sebelumnya. Proses analisis data
yaitu dengan melakukan pengumpulan data terlebih dahulu kemudian peneliti melakukan
antisipasi data dilanjutkan dengan melakukan reduksi data setelah itu peneliti melakukan
display data dan terakhir peneliti melakukan kesimpulan dari data yang sudah
disimpulkan. Adapun langkah-langkah teknik analisis data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
.
A.Penyajian Data
Langkah kedua setelah reduksi data adalah penyajian data. Dengan penyajian data maka
akan memudahkan untuk memahami yang akan terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Untuk menyajikan data dalam bentuk
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengertian tata ruang perpustakaan


Penataan ruang perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan
mempertimbangkan berbagai aspek. Menurut sedarmayanti (2001:125), Mengemukakan
tata ruang adalah pengaturan dan penyususnan seluruh alat kantor,perlengkapan kantor,
pada tempat yang tepat sehingga dapat leluasa dan nyaman. Kemudian tata ruang
perpustakaan adalah cara untuk menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan
didalam perpustakaan dalam upaya penyusunan koleksi perpustakaan dengan
kenyamanan dan susasana yang tepat bagi pemustaka serta pustakawan sehingga
perpustakaan bisa efisien dalam kegunaan perpustakaan.
Data hasil penelitian menunjukkan dalam kegiatan tata ruang perpustakaan
pihak sekolah memiliki peran juga dalam hal ini terlihat dari kepala sekolah yang
berperan sebagai penanggung jawab sekaligus pengambil kebijakan dalam pelaksanaan
kegiatan tata ruang perpustakaan. Kemudian kepala perpustakaan, pustakawan serta staf
perpustakaan sangat lah penting dalam pengelolaan tata ruang perpustakaan sebab dari
pengelolaan tata ruang perpustakan dengan baik dan benar maka akan berdampak positif
terhadap tingkat minat baca siswa/I sd 3 desa jemenang,kecamatan rambang
niru,kabupaten muara enim.

2. Pengertian minat baca


Minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu.
Adapun menurut Sardiman, minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat
seseorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu
mempunyai hubungan dengan kepentinganya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat
merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan
perasaan senang, karena merasa ada kepentingan dengan objek tersebut
Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi yang
terkandung dalam teks bacaan tersebut, sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang
dituangkan dalam bacaan itu. Jadi, minat baca merupakan aktivitas yang dilakukan
dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri
untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan
intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul
dari dalam dirinya. Menurut Mapiarre dalam Prianto, minat baca adalah tingkat
kesenangan yang kuat (excitement) , Keterampilan Membaca, ukan kegiatan membaca
yang dipilihnya karena kegiatan tersebut menyenangkan dan memberi nilai kepadanya.
Data hasil penelitian saya menunjukkan bahwa minat baca siswa/I sd 3 desa
jemenang,kecamatan rambang niru,kabupaten muara enim cukup besar karena siswa/I sd
3 jemenang sangat suka atau gemar membaca jika tata ruang perpustakaan nya baik.dapat
disimpulkan bahwa tata ruang juga dapat berpengaruh terhadap minat atau kegemaran
membaca siswa.

A. Hambatan Dari pihak sekolah dalam hal meningkatkan minat baca


siswa/I Sd Negeri 3 Desa jemenang kecamatan rambang Niru

Hambatan pihak sekolah dalam meningkatkan minat baca melalui kegiatan Tata ruang
perpustakaan di SD Negeri 3 Desa Jemenang kecamatan Rambang Niru, hanyalah
hambatan yang masih bisa diperbaiki yang berupa pembiasaan siswa untuk menggemari
membaca . Selain itu juga, karena guru masih belum menerapkan metode yang sesuai
untuk mendorong anak menggemari kegiatan membaca.

B. Upaya pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa di SD


Negeri 3 Desa jemenang kecamatan rambang niru

Upaya yang diterapkan oleh pihak sekolah dalam menghadapi hambatan peran kegiatan
tata ruang perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa yakni dengan memberi
sosialisasi ketika upacara supaya anak sering-sering mengunjungi perpustakaan untuk
membaca secara berkala. Tidak hanya berhenti disitu saja upaya yang diterapkan oleh
pihak sekolah di dalam menghadapi hambatan dalam implementasi kegiatan literasi untuk
meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah membuat jadwal masuk perpustakaan per
kelas, bekerjasama dengan perpustakaan keliling dari kabupaten serta mengadakan
lomba-lomba untuk mendorong siswa lebih berpartisipasi aktif dalam membaca.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa temuan dari penelitian ini yakni
kegiatan literasi memiliki peran dalam meningkatkan minat baca siswa, terlihat dari hasil
belajar siswa yang meningkat. Kegiatan ini pula yang membuat siswa mulai tertarik
untuk mengikuti berbagai lomba-lomba yang diadakan oleh pihak sekolah maupun pihak
luar dengan penuh rasa tanggung jawab.

PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan maka
penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Kegiatan memperbaikiatau mengelola
tata ruang perpustakaan di SD Negeri 3 Desa Jemenang Kecamatan Rambang Niru
memiliki peran dalam meningkatkan minat baca, terlihat dari antusias siswa yang mulai
mampu menerapkan kegiatan membaca didalam kelas maupun dirumah. Dari kegiatan ini
pula siswa mendapatkan manfaat dan secara tidak langsung motivasi siswa untuk
menyukai kegiatan membaca semakin meningkat. Hambatan yang dialami pihak sekolah
dalam meningkatkan minat baca siswa melalui kegiatan tata ruang perpustakaan yakni
kenyamanan,kebersihan dan, pembiasaan siswa, minat, dan metode yang diterapkan
guru. Upaya pihak sekolah untuk meningkatkan minat baca siswa melalui kegiatantata
ruang perpustakaann adalah pihak sekolah selalu memberikan sosialisasi mengenai
kegiatan hal yang menyangkut tata ruang perpustakaan kepada guru,pustakawan maupun
siswa/I.
DAFTAR PUSTAKA

Susanto, Amad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Nurdiyanti, Eko dan Edy Suryanto. 2010. Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia pada Sisiwa Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Paedagogia. Volume 13
No 2, http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia/article/view/153.
Bafadal, Ibrahim. 2015. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmono. 2001. Manajemen Dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Gramedia.

Endarmako, Eko. 2006. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

https://eprints.uny.ac.id/9915/2/bab%202%20-%20NIM%2008108241058.pdf

http://dispustakar.balikpapan.go.id/detail/berita/71/survei-unesco:-minat-baca-
masyarakat-indonesia-0001-persen

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34435/2/4714-11322-1-
SM.pdf

http://eprints.walisongo.ac.id/6800/3/123911069_BAB%20II.pdf
LAMPIRAN

Tata Ruang Perpustakaan SDN 3 desa Jemenang


Tampilan Depan Perpustakaan SDN 3 Desa Jemenang

Anda mungkin juga menyukai