Modul 1 Lembaga Kerjasama Bipartit
Modul 1 Lembaga Kerjasama Bipartit
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketenangan bekerja dan berusaha merupakan salah satu faktor yang sangat
penting dan strategis dalam mengelola sumber daya di perusahaan secara optimal
sehingga terwujud kelancaran proses produksi dan distribusi hasil produksi berupa
barang atau jasa secara efisien, efektif dan berkualitas. Hal tersebut akan terwujud
jika hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh selalu harmonis dan
kooperatif.
B. Deskripsi Singkat
Modul Lembaga Kerjasama Bipartit ini dimaksudkan untuk memberikan bekal
pengetahuan kepada peserta mengenai pengelolaan LKS Bipartit sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku. Modul ini membahas antara lain mengenai
pengertian, tujuan, fungsi dan tugas LKS Bipartit, masalah-masalah yang dibahas di
dalam pertemuan, mekanisme dan tata cara pembentukan, keanggotaan dan
pengurus, serta pembinaan LKS Bipartit.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Modul/materi pembelajaran LKS Bipartit ini bertujuan agar peserta
Diklat setelah membaca dan mempelajari modul ini, diharapkan mampu mengerti
dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan LKS Bipartit sebagai salah satu
sarana Hubungan Industrial.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari modul ini, peserta diklat diharapkan dapat :
E. Manfaat Modul
Manfaat mempelajari modul ini bagi peserta diklat yaitu untuk meningkatkan
pemahaman peserta akan pentingnya LKS Bipartit di Perusahaan esuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam modul ini yaitu berupa tanya
jawab dan diskusi.
A. Pengertian Bipartit
1. Pengertian Bipartit menurut Tata Bahasa yaitu :
Bi artinya : dua
Partit artinya : pihak
Bipartit berarti : dua pihak
2. Pengertian Bipartit sebagai sistem/mekanisme
Pengertian Bipartit sebagai sistem/mekanisme adalah tata cara/proses
penyelesaian/musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah-
masalah ketenagakerjaan yang muncul di perusahaan yang dapat menjadi
potensi perselisihan antara pihak pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh
dengan pihak pengusaha.
Contoh :
Perselisihan yang terjadi antara Pekerja dan Pengusaha, sebelum sampai ke
tingkat lebih lanjut sesuai dengan UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial, wajib diselesaikan melalui perundingan bipartit
yaitu perundingan antara pekerja (bila belum ada SP/SB) dengan
pengusaha, dan melalui SP/SB bila sudah terbentuk. Jadi perselisihan seperti
ini tidak menjadi fungsi LKS Bipartit. Tata Cara Perundingan secara Bipartit
dituangkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.PER/31/2008 tentang Pedoman Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial melalui Perundingan Bipartit.
Pasal 1 : ayat (1) menyatakan bahwa Perundingan Bipartit adalah perundingan
antara pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk
menyelesaikan perselisihan dalam satu perusahaan.
Pasal 2 : menyatakan bahwa setiap terjadi perselisihan hubungan industrial wajib
dilakukan perundingan penyelesaian perselisihan secara Bipartit sebelum
diselesasikan melalui mediasi atau konsiliasi maupun arbitrase.
B. Dasar Hukum
1. Konvensi ILO No.87/1948 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak
untuk Berorganisasi dan Berunding Bersama dan peraturan pelaksanaannya
D. Rangkuman
E. Evaluasi
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan benar.
1. Uraikan pengertian Lembaga Kerjasama Bipartit ?
2. Sebutkan dasar hukum LKS Bipartit ?
3. Jelaskan tugas dan fungsi Lembaga Kerjasama Bipartit ?
2. Musyawarah
Pembentukan LKS Bipartit
a. Pengusaha dan wakil Serikat Pekerja/Serikat Buruh dan/atau wakil
Pekerja/Buruh mengadakan musyawarah untuk membentuk, menunjuk, dan
menetapkan anggota LKS Bipartit di perusahaan.
b. Anggota LKS Bipartit sebagaimana dimaksud dalam huruf a menyepakati
dan menetapkan susunan pengurus LKS Bipartit.
c. Pembentukan dan susunan pengurus LKS Bipartit dituangkan dalam Berita
Acara yang ditandatangani oleh pengusaha dan wakil serikat pekerja/serikat
buruh atau wakil pekerja/buruh di perusahaan.
7. Komposisi Pengurus:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota
c. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota.
Dalam susunan pengurus LKS Bipartit dapat ditunjuk pengurus serikat
pekerja/serikat buruh meskipun yang bersangkutan sebagai Ketua serikat
pekerja/serikat buruh atau lainnya, namun di dalam kepengurusan LKS
Bipartit yang hanya sebagai anggota Lembaga mewakili pekerja/buruh yang
posisinya sebagai anggota LKS Bipartit yang membawakan suara pekerja dan
bukan suara serikat pekerja/serikat buruh.
Dengan uraian di atas, maka LKS Biparit dapat melaksanakan fungsi koordinatif
terhadap semua lembaga ketenagakerjaan yang ada di perusahaan yang bersifat
bipartit, antara lain Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3),
Koperasi Pekerja, Gugus Kendali Mutu (GKM) dengan cara meningkatkan
kerjasama dengan lembaga-lembaga tersebut.
2. Pembinaan
a. Pembinaan Lembaga Kerjasama Bipartit dilakukan oleh instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota.
b. Dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud angka 1, instansi
yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan Kabupaten atau Kota
dapat mengikutsertakan organisasi pengusaha dan serikat pekerja/serikat
buruh.
c. Pembinaan meliputi :
1) Sosialisasi kepada pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau
pekerja/buruh dalam rangka pembentukan LKS Bipartit;
2) Memberikan bimbingan dalam rangka pembentukan dan pengembangan
LKS Bipartit.
3. Materi Pembinaan
a. Hubungan Industrial
1) Pentingnya Lembaga Kerja Sama Bipartit sebagai fisik komunikasi,
berorientasi antara Perusahaan dan Pekerja untuk membahas masalah-
masalah ketenagakerjaan dalam rangka implementasi yang ada di
perusahaan
2) Penerapan Disiplin Kerja, Etika Kerja dan Mutu Kerja merupakan suatu
rangkaian untuk mewujudkan partisipasi pekerja dalam upaya
meningkatkan produktivitas kerja dan produksi.
4. Produktivitas
a. Perlunya Peningkatan Produktivitas yang harus didukung Pengusaha
dengan peningkatan latihan kerja guna membentuk manusia yang terampil
dan produktif, yang mampu mengelola segala aspek kegiatan di perusahaan.
b. Pentingnya peningkatan produktivitas dikaitkan dengan perusahaan adalah
untuk mendorong kelestarian pengembangan perusahaan dan peningkatan
produktivitas bagi tenaga kerja di perusahaan.
c. Untuk itu perlu adanya peningkatan pengendalian mutu terpadu dan gugus
kendali mutu agar dengan demikian secara otomatis telah dipraktekkan.
1) Pengantar Produktivitas
1) Latihan Pemagangan
5) Latihan bersama
7) Dan lain-lain
E. Rangkuman
F. Evaluasi
1. LKS Bipartit dapat menyelesaikan masalah perselisihan Hubungan Industrial,
benar atau salah ? Jelaskan
2. Pembinaan SDM merupakan salah satu fungsi LKS Bipartit, benar atau salah?
Jelaskan!
3. Pembentukan LKS Bipartit di Perusahaan dengan jumlah tenaga kerjalebih dari
50 orang adalah tidak wajib, benar atau salah? Jelaskan!
4. Perusahaan yang telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh tidak perlu
membentuk LKS Bipartit, benar atau salah? Jelaskan!
5. Apabila dalam satu perusahaan ada pekerja yang tidak disiplin/seringtidak
masuk kerja tanpa alasan dan sudah mendapatkan peringatan, bagaimana
tindakan Saudara sebagai anggota LKS Bipartit, Jelaskan!
G. Latihan
H. Test Formatif
5. Pembinaan SOM merupakan salah satu fungsi LKS Bipartit, benar atau salah ?
Jelaskan
Setelah mempelajari Modul Lembaga Kerjasama Bipartit ini, berikan saran perbaikan
dan penyempunaan sehingga modul ini dapat diterapkan dalam pelaksanaan
tugas di lapangan.
PENUTUP
A. Simpulan
Modul Lembaga Kerjasama Bipartit dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman kepada peserta diklat mediator hubungan industrial mengenai
pentingnya pengelolaan LKS Bipartit di perusahaan untuk mewujudkan
hubungan industrial yang harmonis serta meminimalisir terjadinya
perselisihan hubungan industrial.
B. Tindak Lanjut
Sebagai seorang Mediator Hubungan Industrial maka seyogyanya memiliki
pengetahuan mengenai sarana hubungan industrial. Salah satu sarana
tersebut yaitu Lembaga Kerjasama Bipartit. Setelah memahami konsep
dan pengelolaan Lembaga Kerjasama Bipartit, diharapkan dapat
melaksanakan tugas secara profesional dan berkontribusi dalam
pengembangan kompetensi yang berhubungan dengan hubungan
industrial.