Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP GOOD NEIGHBORLINESS DALAM PENCEMARAN ASAP LINTAS

BATAS (TRANSBOUNDARY HAZE POLLUTION) DI KAWASAN ASEAN

Oleh:
Tri Wiharjanti, Diah Apriani Atika Sari
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
e-mail: triwiharjanti@student.uns.ac.id, atika_sari@staff.uns.ac.id

Abstract
This journal aims to know the application of the principles of good neighborliness in the transboundary
haze pollution in the ASEAN region. Principles of good neighborliness determines that a country is not
allowed to perform an action, such that within the territory of the country, causing environmental problems
in other countries. This research is a normative legal research or doctrinal, and prescriptive. This research
uses statute approach and conceptual approach. The legal material which are used are primary and
secondary legal materials. The collection of legal materials technique that used in this research islibrary
research. The analysis technique used is the deductive pattern. Based on the results of this research and
discussion produced the conclusion that transboundary haze pollution (transboundary haze pollution) in
the ASEAN region has violated the principles of good neighborliness in international environmental law.
The application of the principles of good neighborliness based on some the regulations of international law.
Keywords: principle of good neighborliness, transboundary haze pollution, international environmental law

A. Pendahuluan menyebabkan unsur lingkungan tidak dapat


berfungsi sebagaimana mestinya (reasonable
Permasalahan lingkungan hidup telah
function). Pencemaran ini dapat disebabkan
menjadi salah satu isu global yang dibicarakan
oleh zat pencemar yang berada pada tempat
akhir-akhir ini. Masalah tersebut seperti perubahan
yang salah, waktunya tidak tepat dan jumlahnya
suhu global, peningkatan kadar dan konsentrasi
salah. Salah satu macam pencemaran adalah
karbondioksida di atmosfer bumi, berkurangnya
pencemaran udara karena adanya kabut asap.
keanekaragaman hayati, serta perubahan iklim
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya satu
akibat adanya pencemaran (May Rudy, 2003:
atau lebih pencemar yang masuk ke dalam udara
59). Salah satu permasalahan lingkungan hidup
atmosfer yang terbuka, yang dapat berbentuk
mengenai pencemaran adalah pencemaran asap
sebagai debu, uap, gas, kabut, bau, asap, atau
lintas batas akibat kebakaran hutan.
embun yang dicirikan bentuk jumlahnya, sifat dan
Problematika pencemaran asap lintas batas lamanya (Daud Silalahi, 2014: 154). Dalam hal
(transboundary haze pollution) di kawasan ASEAN pencemaran lintas batas, khususnya pencemaran
telah menjadi masalah serius dan berulang kali udara dapat diartikan sebagai suatu gambaran
terjadi. ASEAN mulai mengakui pencemaran yang menerangkan bahwa suatu pencemaran
asap lintas sebagai keprihatinan regional sejak yang terjadi dalam suatu wilayah negara akan
tahun 1985, dengan ditandai adanya perjanjian tetapi dampak yang ditimbulkannya oleh karena
the Agreement on the Conservation of Nature and faktor media atmosfer atau biosfer melintas
Natural Resources1985 yang menjadi referensi sampai ke wilayah negara lain.
pencemaran udara dan dampak lingkungan yang
Menurut Pasal 1 angka 13 ASEAN Agreement
bersifat lintas batas. Perjanjian tersebut menandai
on Transboundary Haze Pollution (AATHP), yang
dan memperlihatkan awal dari sebuah usaha untuk
dimaksud dengan pencemaran asap lintas batas
mengatasi masalah pencemaran asap di kawasan
yaitu “transboundary haze pollution means haze
ASEAN (Daniel Heilmann, 2015: 101).
pollution whose physical origin is situated wholly
Pencemaran sendiri dapat diartikan sebagai or in part within the area under the national
bentuk environmental impairment, yang artinya jurisdiction of one Member State and which is
terdapat gangguan, perubahan, atau perusakan transported into the area under the jurisdiction of
bahkan adanya benda asing di dalamnya yang another Member State”. Artinya pencemaran asap

16 Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016


Tri Wiharjanti, Diah Apriani Atika Sari: Prinsip Good Neighborliness dalam Pencemaran Asap Lintas Batas...

lintas batas merupakan pencemaran asap yang hukum yang penulis gunakan adalah bahan
secara fisik baik keseluruhan maupun sebagian hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan
berasal dari suatu daerah di bawah yurisdiksi hukum primer meliputi Deklarasi Stockholm
nasional satu negara anggota dan yang terbawa 1972 tentang Lingkungan Hidup, Deklarasi Rio
ke dalam yurisdiksi negara anggota lainnya. 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan,
Dapat disimpulkan bahwa pencemaran lintas dan ASEAN Agreement on Transboundary Haze
batas (transnasional) adalah pencemaran udara Pollution (AATHP). Sedangkan bahan hukum
yang berasal dari suatu negara, baik seluruh atau sekunder adalah meliputi buku-buku dan jurnal
sebagian menimbulkan dampak dalam suatu mengenai permasalahan yang diteliti.
wilayah yang berada dibawah yurisdiksi negara Teknik pengumpulan bahan hukum yang
lain. digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
Pencemaran kabut asap lintas batas sangat studi kepustakaan (library research). Setelah
erat kaitannya dengan hukum lingkungan analisis selesai maka hasilnya akan disajikan
internasional. Hukum lingkungan internasional secara deskriptif, yaitu dengan menuturkan
sebagai salah satu cabang ilmu dari hukum dan menggambarkan apa yang sesuai dengan
internasional merupakan keseluruhan kaedah permasalahan yang diteliti.
dan asas yang terkandung di dalam perjanjian-
perjanjian internasional maupun hukum kebiasaan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
internasional, yang berobjek lingkungan hidup
dan oleh masyarakat internasional diwujudkan Pencemaran asap lintas batas merupakan
dalam kehidupan bermasyarakat melalui lembaga- pencemaran asap yang berasal dari suatu negara,
lembaga dan proses kemasyarakatan internasional. baik seluruh atau sebagian menimbulkan dampak
Hakikat lingkungan hidup internasional itu sendiri dalam suatu wilayah yang berada dibawah
adalah adanya suatu kenyataan bahwa setiap yurisdiksi negara lain. Pencemaran asap lintas
bagian lingkungan hidup, sekalipun menjadi batas (transboundary haze pollution) berkenaan
bagian wilayah dari suatu negara atau berada dengan prinsip-prinsip hukum lingkungan
di bawah yurisdiksi negara lain tetap merupakan internasional. Prinsip-prinsip hukum internasional
suatu keseluruhan. Sebagai bagian wilayah untuk perlindungan lingkungan terdapat beberapa
suatu negara, lingkungan hidup tunduk kepada macam antara lain sebagai berikut (Adji Samekto,
kedaulatan dan yurisdiksi negara tersebut (Ida 2009: 119):
Bagus Wiyasa Putra, 2003: 1-2). 1. General Prohibition to Pollute Principle
Keberadaan hukum lingkungan internasional Menentukan bahwa pada prinsipnya
menjadi acuan dalam permasalahan lingkungan, suatu negara dilarang untuk melakukan suatu
karena lingkungan hidup merupakan bagian yang tindakan di dalam negerinya sedemikian
mutlak yang tidak terlepas dari kehidupan manusia rupa sehingga menyebabkan terjadinya
(masyarakat internasional). Terdapat beberapa pencemaran lingkungan secara global.
prinsip hukum internasional untuk perlindungan
2. The Good Neighbourliness Principle
lingkungan, salah satunya adalah prinsip good
Menentukan bahwa suatu negara di
neighborliness. Prinsip good neighborliness
dalam wilayahnya tidak diperbolehkan
menjadi prinsip penting dalam hukum lingkungan
melakukan suatu tindakan sedemikian
internasional khususnya mengenai pencemaran
rupa sehingga menyebabkan gangguan
asap lintas batas (transboundary haze pollution)
lingkungan pada negara lain.
di kawasan ASEAN.
3. The Prohibition of Abuse of Rights
B. Metode Penelitian Menentukan bahwa negara tidak boleh
menyalahgunakan haknya untuk melakukan
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah tindakan-tindakan yang pada akhirnya
penelitian hukum (legal research) normatif. Sifat dapat menyebabkab terjadinya kerusakan
penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian lingkungan secara global.
hukum ini adalah preskriptif. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memberi argumentasi atas hasil 4. The Duty to Prevent Principle
penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian Menentukan bahwa setiap negara
hukum ini penulis menggunakan pendekatan diberi kewajiban untuk mencegah terjadinya
perundang-undangan (statute approach) dan dan kerusakan lingkungan dan tidak boleh
pendekatan konseptual (conseptual approach) melakukan pembiaran terjadinya kerusakan
(Peter Mahmud Marzuki, 2014: 133). Bahan lingkungan yang berasal dari kejadian di

Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016 17


dalam negerinya dan kemudian menyebabkan global melalui berbagai agenda pembicaraan
terjadinya kerusakan lingkungan. internasional (May Rudi, 2003: 58). Deklarasi
Stockholm mempertimbangkan perlunya
5. The Duty to Inform Principle
suatu pandangan dan prinsip-prinsip umum
Menentukan bahwa suatu negara untuk membimbing seluruh manusia dalam
harus melakukan kerja sama internasional pelestarian dan peningkatan lingkungan
dalam mengatasi kerusakan lingkungan manusia.
global melalui kerja sama internasional
dengan saling memberikan informasi tentang Prinsip 21 deklarasi ini dinyatakan bahwa
penyebab kerusakan dan cara menanggulangi “States have, in accordance with the Charter
kerusakan tersebut. of the United Nations and the principles of
international law, the sovereign right to exploit
6. The Duty to Negotiate and Cooperate their own resources pursuant to their own
Principle environmental policies, and the responsibility
Menentukan bahwa negara harus to ensure that activities within their jurisdiction
bekerja sama dan melakukan negosiasi or control do not cause damage to the
untuk menyelesaikan kasus lingkungan yang environment of other States or of areas
menyangkut dua negara atau lebih. Prinsip beyond the limits of national jurisdiction.”
ini meruapakan penjabaran penyelesaian Artinya negara-negara sesuai dengan Piagam
sengketa secara damai dalam hukum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan
internasional. prinsip-prinsip hukum internasional, memiliki
hak berdaulat untuk mengeksploitasi sumber
7. Intergenerational Equity Principle
daya mereka sendiri sesuai dengan kebijakan
Prinsip ini diterjemahkan sebagai
lingkungan mereka sendiri, dan bertanggung
prinsip keadilan antar generasi. Prinsip ini
jawab untuk memastikan bahwa aktivitas
menentukan bahwa generasi sekarang tidak
dalam yurisdiksi atau kontrol mereka tidak
boleh melakukan eksploitasi lingkungan dan
menyebabkan kerusakan lingkungan negara-
sumber daya alam sedemikian rupa sehingga
negara lainnya atau kawasan di luar batas
generasi mendatang tidak memperoleh
yurisdiksi nasional.
kesempatan yang sama.
Atas dasar prinsip diatas, negara-
Dari prinsip-prinsip diatas, terdapat salah satu negara diwajibkan untuk menjaga agar
prinsip yang sangat berkaitan dengan pencemaran dalam kegiatan di daerahnya seberapa
asap lintas batas (transboundary haze pollution) mungkin equitable balance of their rights and
yakni prinsip good neighbourliness. Prinsip obligations (keseimbangan yang adil dari hak
good neighbourliness menentukan bahwa suatu dan kewajiban mereka) dilaksanakan hingga
negara di dalam wilayahnya tidak diperbolehkan kawasan yang termasuk lingkup masalah
melakukan suatu tindakan sedemikian rupa dampak lingkungan yang bersifat lintas batas
sehingga menyebabkan gangguan lingkungan nasional (Daud Silalahi, 2014: 188). Artinya
pada negara lain. Dalam pencemaran asap lintas setiap negara berhak melakukan segala
batas (transboundary haze pollution) di kawasan aktivitas di wilayah yurisdikasi nasionalnya
ASEAN, pencemaran tidak hanya terjadi di negara namun juga harus memperhatikan bahwa
dimana pencemaran kabut asap itu berasal terdapat kewajiban untuk menjaga lingkungan
tetapi juga berdampak hingga ke negara-negara dan tidak menimbulkan kerugian terhadap
tetangganya. negaranya sendiri maupun negara lain.
Prinsip good neighbourliness secara eksplisit Lebih lanjut lagi, dalam Prinsip 22 Deklarasi
telah diatur dalam beberapa ketentuan hukum Stockholm telah diatur mengenai masalah
internasional seperti: tanggung jawab dan kompensasi untuk korban
1. Deklarasi Stockholm 1972 tentang Lingkungan pencemaran dan kerusakan lingkungan
Hidup. lainnya yang disebabkan oleh kegiatan
di dalam wilayah yurisdiksi atau di bawah
Deklarasi Stockholm merupakan pengawasan suatu negara.
deklarasi yang dihasilkan pada Konferensi
Lingkungan Hidup pada tahun 1972 di
Stockholm. Konferensi tersebut merupakan 2. Deklarasi Rio 1992 tentang Lingkungan dan
kesempatan pertama yang membicarakan isu Pembangunan
lingkungan hidup secara internasional. Sejak Deklarasi Rio 1992 menuju pada suatu
adanya konferensi ini, nilai permasalahan kesepakatan internasional yang menghargai
lingkungan hidup telah menjadi sebuah isu semua kepentingan dan melindungi integritas

18 Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016


Tri Wiharjanti, Diah Apriani Atika Sari: Prinsip Good Neighborliness dalam Pencemaran Asap Lintas Batas...

dari sistem lingkungan dan pembangunan membahayakan lingkungan negara lain.


global. Penekanan Deklarasi Rio 1992 tidak Kata “tidak membahayakan negara lain”
hanya terbatas pada kebijakan lingkungan merupakan perwujudan dasar dari prinsip
saja, tetapi juga terhadap kebijakan good neighbourliness. Artinya terdapat
pembangunan dalam aktivitas negara kewajiban negara untuk tidak merugikan
sebagai aplikasi pembangunan berkelanjutan. lingkungan negara-negara lain, atau daerah-
Pembangunan berkelanjutan merupakan daerah di luar yurisdiksi nasional mereka.
konsep pengelolaan lingkungan yang dapat Prinsip good neighbourliness pada
digunakan untuk mengurangi kerusakan dasarnya diadopsi dari hukum tradisional
lingkunan di masa sekarang sekaligus tetap romawi yang berbunyi “sic utere tuo ut
menjamin keberlangsungan pembangunan alienum non laedes”, yakni sebuah prinsip
di masa yang akan datang. Pembangunan yang menyatakan bahwa negara yang
tersebut bersifat jangka panjang antar menggunakan atau mengelola sumber daya
generasi (Adji Samekto, 2009: 114). alam di wilayah yurisdiksinya, harus menjamin
Prinsip 2 deklarasi ini mengatur bahwa bahwa tindakan tersebut tidak merugikan
“setiap negara mempunyai hak berdaulat negara lain (N.H.T Siahaan, 2004: 145).
untuk memanfaatkan sumber daya alam yang Hal ini senada dengan apa yang dinyatakan
ada di wilayah negara mereka, tetapi harus dalam Deklarasi Stockholm, yang mana
menjamin bahwa kegiatan pemanfaatan setiap negara berhak untuk mengeksploitasi
tersebut tidak berdampak dan merugikan segala sumber daya alam di wilayah negara
lingkungan wilayah negara lain.” Penjaminan mereka tetapi juga harus memastikan
suatu kegiatan pemanfaatan agar tidak bahwa kegiatan eksploitasi tersebut tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan negara menimbulkan kerusakan pada lingkungan.
lain merupakan pelaksanaan prinsip good Philippe Sands berpendapat bahwa Prinsip
neighbourliness. 21 Deklarasi Stockholm 1972 dan Prinsip 2
Deklarasi Rio 1992 mencerminkan aturan
3. ASEAN Agreement on Transboundary Haze umum hukum kebiasaan internasional dan
Pollution (AATHP) memberikan sinyal bahwa hak negara-negara
atas sumber daya alam dalam pelaksanaan
AATHP merupakan perjanjian regional
kedaulatannya tidak selamanya terbatas
yang ditandatangani anggota ASEAN pada
(Laely Nurhidayah dkk, 2015: 187).
bulan Juni 2002 di Kuala Lumpur. Tujuan
dari AATHP adalah untuk mencegah dan
memantau pencemaran asap lintas batas Berdasarkan ketentuan-ketentuan di atas,
sebagai akibat dari kebakaran lahan dan dapat dikategorikan bahwa pencemaran asap
atau hutan yang harus ditanggulangi, baik lintas batas (transboundary haze pollution) di
melalui upaya nasional secara bersama-sama kawasan ASEAN bertentangan dengan prinsip
maupun dengan mengintensifkan kerjasama good neighbourliness. Pencemaran asap karena
regional dan internasional. adanya kebakaran hutan tersebut, terjadi ketika
Pasal 3 ayat (1) AATHP, para pihak wajib aktivitas atau tindakan suatu negara berdampak
dipandu dengan prinsip yaitu “Para pihak ke wilayah negara lain atau negara tetangganya.
mempunyai hak berdaulat, sesuai dengan Indonesia selaku negara dimana terjadinya
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prinsip kebakaran hutan, telah melanggar larangan
hukum internasional untuk mengeksploitasi untuk melakukan aktivitas yang dapat merugikan
sumberdayanya sesuai kebijakan lingkungan negara lain. Aktivitas tersebut berupa eksploitasi
dan pembangunannya, dan tanggung jawab untuk hutan hingga menyebabkan kebakaran dan
menjamin bahwa kegiatan dalam yurisdiksi menimbulkan pencemaran kabut asap. Asap
dan kendalinya tidak menyebabkan kerusakan yang sampai ke wilayah negara tetangga tentu
pada lingkungan dan membahayakan telah menggangu kedaulatan wilayah dari negara
kesehatan manusia dari negara lain atau tersebut.
daerah di luar yusrisdiksi nasional”. Penggunaan prinsip good neighbourliness
Berdasarkan prinsip diatas, adanya dalam hukum kebiasaan internasional misalnya
penggunaan hak berdaulat tetap harus dapat dilihat pada kasus The Trail Smelter.
menjamin bahwa kegiatan yang dilakukan Kasus Trail Smelter 1941 merupakan kasus
di wilayah yurisdiksi suatu negara tidak pencemaran lingkungan oleh sebuah pabrik
boleh menyebabkan kerusakan dan peleburan (Smelter) yang berada di wilayah

Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016 19


Kanada. Mulai tahun 1920 produksi emisi Prinsip good neighbourliness juga membenarkan
pabrik tersebut terusmeningkat. Emisi tersebut penempatan lingkungan hidup sebagai objek
mengandung sulfur dioksida, menyebarkan bau kekuasaan dan hukum suatu negara. Lingkungan
logam dan seng yang sangat menyengat. Pada hidup tunduk kepada hukum nasional negara
tahun 1930 jumlah emisi tersebut mencapai tertentu, namun dengan ketentuan bahwa hak
lebih dari 300 ton sulfur setiap hari. Emisi berdaulat harus diimbangi dengan kewajiban bagi
tersebut karena terbawa angin, bergerak ke arah setiap negara untuk memanfaatkan lingkungan
wilayah AS melalui lembah sungai Columbia dan hidup yang menjadi bagian wilayahnya dengan
menimbulkan berbagai akibat merugikan terhadap tidak menimbulkan kerugian terhadap negara lain.
tanah, air dan udara, kesehatan serta berbagai Hukum lingkungan internasional juga
kepentingan penduduk di negara tetangganya mengatur bahwa setiap negara mempunyai hak
seperti di wilayah Washington. yang sama untuk mendapatkan lingkungan yang
Pengadilan yang menangani kasus diatas baik, bersih dan sehat bagi warga negaranya
menyatakan bahwa suatu negara tidak berhak (Huala Adolf, 1991: 208). Adanya pencemaran
untuk menggunakan wilayahnya sedemikian asap lintas batas (transboundary haze pollution)
rupa sehingga mengakibatkan kerugian terhadap di kawasan ASEAN tentu menyebabkan hak-
negara lain. Pengadilan memutuskan bahwa hak warga negara atas lingkungan yang baik,
Kanada berdasarkan hukum internasional ikut bersih dan sehat belum terpenuhi. Artinya di
bertanggung jawab atas tingkah laku Trail Smelter samping telah bertentangan dengan prinsip good
dan harus mengganti kerugian atas tindakannya neighbourlines, pencemaran asap lintas batas
yang mencemari serta merusak wilayah Amerika juga telah melanggar hak-hak untuk mendapatkan
Serikat. Pengadilan juga memerintahkan Kanada lingkungan yang baik, bersih dan sehat.
mengambil langkah-langkah yang perlu agar kasus Berkenaan dengan penghormatan kedaulatan
seperti itu tidak terulang lagi. Hal ini menegaskan negara lain, prinsip good neighbourliness sangat
bahwa pencemaran telah mengakibatkan kerugian berkaitan dengan yurisdiksi dan kedaulatan negara.
lingkungan di wilayah teritorial negara lain (Huala Setiap negara merdeka memiliki kedaulatan untuk
Adolf, 1991: 209). Sama halnya dengan kasus mengatur segala sesuatu yang ada maupun terjadi
pencemaran asap lintas batas (transboundary di wilayah atau teritorialnya. Sebagai implementasi
haze pollution) di kawasan ASEAN, bahwa dimilikinya kedaulatan, negara berwenang
sesungguhnya telah terdapat pelanggaran untuk menetapkan ketentuan-ketentuan hukum
kedaulatan negara lain. Pelanggaran tersebut dan untuk menegakkan ketentuan-ketentuan
didasarkan pada kerugian atau dampak yang hukum nasionalnya terhadap suatu peristiwa,
dialami oleh negara tetangga. kekayaan, dan perbuatan. Kewenangan tersebut
Prinsip good neighbourliness merupakan lah yang dikenal sebagai yurisdiksi dalam
dasar-dasar umum dari kewajiban lingkungan hukum internasional (Sefriani, 2014: 231-232).
internasional. Konsekuensi dari prinsip ini adalah Terkait pencemaran asap lintas batas, negara
adanya kenyataan bahwa negara mempunyai berhak mengatur segala kegiatan yang ada di
tugas untuk mengatur hubungan yang sedemikian wilayah yurisdiksinya seperti halnya kegiatan
rupa sehingga tidak membahayakan negara eksploitasi sumber daya alam hutan. Negara pun
lain. Hal itu termasuk dengan tidak mengijinkan juga berwenang untuk menetapkan kebijakan-
kebijakan nasional yang berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan dalam wilayahnya yang
eksploitasi hutan. Namun kebijakan-kebijakan
menyebabkan kerusakan lingkungan di negara
tersebut harusnya tidak menimbulkan suatu
lain. Tentu prinsip ini mempunyai implikasi yang
dampak yang menyebabkan kerugian/kerusakan
penting sehubungan dengan kewajiban negara
terhadap negara lain.
untuk menghindari terjadinya pencemaran asap
lintas batas (transboundary haze pollution) Ada 3 macam yurisdiksi yang dimiliki oleh
terutama bagi negara-negara di kawasan ASEAN. negara yang berdaulat:
Orientasi penerapan prinsip good 1. Kewenangan negara untuk membuat
ketentuan-ketentuan hukum terhadap
neighbourliness dalam pencemaran asap
orang, benda, peristiwa maupun perbuatan
lintas batas adalah perlindungan lingkungan
di wilayahnya (legislative jurisdiction or
dan penghormatan kedaulatan negara lain.
prescriptive jurisdiction);
Perlindungan yang layak bagi lingkungan sangat
penting bagi kesejahteraan manusia dalam 2. Kewenangan untuk memaksakan berlakunya
pemerolehan hak-hak dasar manusia termasuk ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya
hak untuk hidup itu sendiri (Shaw, 2003: 758). (executive jurisdiction oo enforcement
jurisdiction);

20 Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016


Tri Wiharjanti, Diah Apriani Atika Sari: Prinsip Good Neighborliness dalam Pencemaran Asap Lintas Batas...

3. Kewenangan pengadilan negara untuk D. Simpulan dan Saran


mengadili dan memberikan putusan hukum
Pencemaran asap lintas batas (transboundary
(yudicial jurisdiction).
haze pollution) merupakan suatu pencemaran
Dari ketiga macam yurisdiksi di atas, asap yang berasal dari suatu negara, baik seluruh
kewenangan negara yang dapat menimbulkan atau sebagian menimbulkan dampak dalam suatu
pencemaran asap lintas batas (transboundary wilayah yang berada dibawah yurisdiksi negara
haze pollution) adalah kewenangan negara untuk lain. Pencemaran tersebut berkenaan dengan
membuat ketentuan-ketentuan hukum (legislative prinsip-prinsip hukum lingkungan internasional.
jurisdiction or prescriptive jurisdiction). Ketentuan Salah satu prinsip penting dalam hukum
hukum dari suatu negara bisa saja menimbulkan lingkungan internasional mengenai pencemaran
pencemaran asap lintas batas dan berdampak asap lintas batas di kawasan ASEAN adalah
hingga ke negara lain (negara tetangga) sehingga prinsip good neighborliness.Prinsip tersebut
dapat melanggar prinsip good neighbourliness. menentukan bahwa suatu negara di dalam
Pada dasarnya setiap negara berdaulat wilayahnya tidak diperbolehkan melakukan suatu
melaksanakan yurisdiksi tidak terbatas di dalam tindakan sedemikian rupa sehingga menyebabkan
wilayahnya atas semua orang dan benda, kecuali gangguan lingkungan pada negara lain. Dalam
yang terhadapnya telah dibatasi oleh perjanjian- pencemaran asap lintas batas (transboundary
perjanjian internasional, hukum kebiasaan haze pollution) di kawasan ASEAN, pencemaran
internasional, serta prinsip-prinsip umum hukum tidak hanya terjadi di negara dimana pencemaran
(yurisdiksi terbatas). Dalam bidang-bidang kabut asap itu berasal tetapi juga berdampak
tertentu yurisdiksi negara memang harus dibatasi. hingga ke negara-negara tetangganya. Artinya
Apabila tidak dibatasi, suatu negara berdaulat pencemaran asap lintas batas telah bertentangan
dalam wilayah teritorialnya dapat mengabaikan dengan prinsip good neighborliness. Pengaturan
subjek-subjek hukum internasional yang lain prinsip good neighborliness dapat didasarkan pada
(Adji Samekto, 2009: 66). Misalnya pada kasus beberapa ketentuan hukum intenasional seperti
pencemaran asap lintas batas di kawasan Deklarasi Stockholm 1972 tentang Lingkungan
ASEAN ini, pelaksanaan kedaulatan negara Hidup, Deklarasi Rio 1992 tentang Lingkungan
dalam eksploitasi sumber daya alam hutan dan Pembangunan, dan ASEAN Agreement on
telah melanggar yurisdiksi negara lain (negara Transboundary Haze Pollution (AATHP).
tetangga). Pencemaran asap lintas batas (transboundary
Prinsip bahwa setiap negara adalah berdaulat haze pollution) akibat kebakaran hutan di kawasan
memang diakui dan dilindungi oleh hukum ASEAN memerlukan upaya pencegahan dan
internasional. Oleh karena itu semua negara yang penanganan yang optimal. Selain sebagai
menjadi bagian dari masyarakat internasional upaya untuk mengatasi masalah pencemaran
harus menghormati dan mengakui hal tersebut. asap lintas batas, hal tersebut juga dilakukan
Namun kedaulatan yang dimiliki oleh suatu negara untuk melakukan penghormatan prinsip good
itu tidak tak terbatas. Artinya dalam melaksanakan neighborliness. Artinya dengan melakukan
hak berdaulat terdapat di dalamnya kewajiban upaya pencegahan dan penanganan, negara
untuk tidak menyalahgunakan kedaulatan tersebut, dapat melakukan eksploitasi sumber daya
misalnya dengan tidak menyebabkan kerusakan alamnya di wilayah yurisdiksinya tetapi juga
atau dampak terhadap negara lain akibat tidak menimbulkan kerugian dan mengganggu
pencemaran asap lintas batas (transboundary kedaulatan wilayah negara lain. Prinsip hukum
haze pollution). lingkungan internasional pun tetap dapat dipenuhi
sebagaimana mestinya.

Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016 21


Daftar Pustaka

Adji Samekto. 2009. Negara Dalam Dimensi Hukum Internasional. Bandung: Citra Aditya Bakti.
ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP) 2002, Persetujuan ASEAN tentang
Pencemaran Asap Lintas Batas.
Daud Silalahi. 2014. Hukum Lingkungan Dalam Sistem penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia.
Bandung: Alumni.
Deklarasi Stockholm 1972 tentang Lingkungan Hidup Manusia.
Deklarasi Rio 1992 tentang Lingkungan dan Pembangunan.
Heilmann , Daniel. 2015. “After Indonesia’s Ratification: The ASEAN Agreement on Transboundary
Haze Pollution and Its Effectiveness As a Regional Environmental Governance Tool”. Journal of
Current Southeast Asian Affairs. GIGA German Institute of Global and Area Studies, Institute of
Asian Studies andHamburg University Press.
Huala Adolf. 1991. Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional. Jakarta: Rajawali Press.
Ida Bagus Wiyasa Putra. 2003. Hukum Lingkungan Internasional (Perspektif Bisnis Internasional).
Bandung: Refika Aditama.
Laely Nurhidayah, Shawkat Alam, Zada Lipman. 2015. “The Influence of International Law upon ASEAN
Approaches in Addressing Transboundary Haze Pollution in Southeast Asia”. Journal Contemporary
Southeast Asia Vol. 37, No.2. ISEAS :Yusof Ishak Institute.
May Rudy. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer dan Masalah-Masalah Global. Bandung: PT
Refika Aditama.
N.H.T Siahaan. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga.
Peter Mahmud Marzuki. 2014. Penelitian Hukum. Jakarta: Prenada Media Group
Sefriani. 2014. Hukum Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shaw, Malcolm N.2003. International Law Fifth Edition. Cambridge: Cambridge University Press

22 Belli ac Pacis. Vol. 2. No. 2 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai