TIA Acc
TIA Acc
Disusun Oleh :
Defit A Prasetyo
2017.04.038
TAHUN 2017
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Transient Ischemic Attack (TIA) pada
pasien di ruang RPD RSUD Genteng Banyuwangi telah disahkan dan di setujui pada
tanggal…………..
Mahasiswa
Defit A Prasetyo
2017.04.038
( ) ( )
( )
LAPORAN PENDAHULUAN
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan.
Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi
ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas
dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi
sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian
Batas-batas jantung:
1. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI).
apeks jantung.
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup yang
mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah tersebut
mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di
antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel
kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium kiri dan ventrikel
kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan aorta. Katup mitral memiliki 2
daun yaitu anterior dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun.
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus melalui preksus jantung. Serabut
post ganglion pendek melewati nodus SA dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada
ventrikel. Saraf simpatis berasal dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua
atrium dan ventrikel. Walaupun jantung tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal dari
sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium kanan,
turun ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada
85% arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens artery (PDA)
disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta posterior kiri dan
terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left anterior descenden (LAD)
interventrikuler dan sirkumfleks kemudian LAD turun di anterior dan inferior ke apeks
jantung.
Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan. Sinus
koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan, secara morfologi
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava
inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah
biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke
atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-
paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju
atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah
sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai mengalami
relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri
akan segera turun saat ventrikel terisi darah, tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan
darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua
ventrikel.
Menurut Batticaca (2008) stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak
Corwin (2009) ada dua klasifikasi umum cedera vascular serebral (stroke) yaitu iskemik
dan hemoragik.
Stroke ischemic adalah stroke yang terjadi akibat oklusi aliran darah, biasanya karena
aterosklerosis berat. Sering kali, individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik
sementara (transient ischemic attack, TIA) sebelum stroke trombotik yang sebenarnya
terjadi. TIA biasanya berlangsung kurang dari 24 jam. Apabila TIA sering terjadi maka
berkembang dalam periode 24 jam (Corwin, 2009). Kemudian menurut Gallow (1996)
TIA (Transiet Iskemik Attack) adalah gangguan neurologis setempat yang terjadi selama
beberapa menit sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan
C. Klasifikasi
1. Stroke iskemik/infark
Stroke yang disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah, baik trombus maupun
1) Stroke trombotik
Stroke yang terjadi akibat oklusi pembuluh darah akibat adanya aterosklerosis dan
Selain hal di atas dapat juga disebabkan oleh kelainan darah (polisitemia),
peradangan pada arteri (Morton 2011). Menurut Gallow (1996) stroke trombotik
terbagi menjadi:
beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24 jam atau
beberapa hari.
Gangguan neurologi yang timbul sudah menetap atau permanen. Sesuai dengan
2) Stroke embolik
penyumbatan oleh bekuan darah, lemak atau udara. Emboli dapat berasal dari
trombus yang awalnya berada di jantung dapat terlepas dan mengikuti aliran darah
dan menyumbat arteri serebri. Penyakit jantung sperti atrial fibrilasi, mitral
2. Stroke hemoragik
Selain keadaan iskemik otak dapat pula terjadi perdarahan yang disebabkan oleh ruptur
vaskular serebral secara mendadak. Smeltzer dan Bare (2001) membedakan penyebab
pembuluh darah.
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya TIA (trancient ischemic attack) diantaranya
adalah :
a. Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita TIA dan menyebabkan
b. Usia : semakin tinggi usia maka semakin tinggi pula resiko terkena stroke
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Obesitas
d. Diabetes mellitus
e. Polisitemia
f. Stress emosional
3. Kebiasaan hidup :
a. Merokok
b. Peminum alcohol
d. Aktivitas yang kurang sehat : kurang olah raga dan pola makan yang tidak sehat
Saat darah yang mengalir ke bagian otak terhambat akibat trombus dan embolus maka
deprivasi oksigen jaringan serentak mulai terjadi. Deprivasi selama 1 menit dapat
attack) sering terjadi sebelum stroke trombotik benar-benar terjadi. Devrivasi oksigen
dalam periode yang lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopis pada neuron. Trombus
dalam perjalanannya untuk menimbulkan stroke melalui terjadinya iskemia jaringan otak
pada area yang disuplai oleh vaskular yang bersangkutan, kemudian menyebabkan
terjadinya edema dan kongesti di sekitar area. Keadaan ini dapat berkembang dalam waktu
24 jam atau beberapa hari (Morton 2011). Stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri
oleh embolus yang terbentuk dari luar otak. Aterosklerosis seringkali merupakan faktor
yang berefek pada otak, dimana plak aterosklerosis menyebabkan aliran darah melambat
(Corwin 2009).
F. Pathway
Cairan plasma
Penurunan suplai hilang
darah dan O2 ke otak
Gangguan rasa
Arteri vertebra Arteri cerebri nyaman nyeri
basilaris media
1. Defisit Motorik
a. Hemiparese, hemiplegia.
2. Defisit Sensori
a. Defisit visual (umum karena jaras visual terpotong sebagian besar pada hemisfer
serebri):
3. Defisit Perseptual (Gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi diri
dan/atau lingkungan) :
4. Defisit Bahasa/Komunikasi.
a. Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang
berbicara, tetapi menggunakan kata-kata dengan tidak tepat dan tidak sadar tentang
kesalahan ini).
5. Defisit Intelektual
a. Kehilangan memori.
d. Penilaian buruk.
lain.
g. Depresi
a. Lesi unilateral karena stroke mengakibatkans sensasi dan kontrol partial kandung
urine.
b. Jika lesi stroke ada pada batang otak, maka akan terjadi kerusakan lateral yang
d. Kerusakan fungsi usus akibat dari penurunan tingkat kesadaran, dehidrasi dan
imobilitas.
8. Gangguan Kesadaran.
H. Penatalaksanaan
plasminogen activator). Pengobatan ini hanya boleh diberikan pada stroke iskemik
dengan onset kurang dari 3 jam dan hasil CT scan normal. Obat ini sangat mahal dan
b. Pertimbangkan pemantauan irama jantung untuk pasien dengan aritmia jantung atau
iskemia miokard. Bila terdapat fibrilasi atrium respon cepat maka dapat diberikan
c. Pantau tekanan darah yang tinggi pada stroke iskemik agar tidak boleh terlalu cepat
diturunkan. Akibat dari penurunan tekanan darah yang agresif pada stroke iskemik
I. Pemeriksaan Penunjang
c. Fungsi Lumbal : Menunjukan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis,
emboli serebral dan TIA, sedangkan tekanan meningkat dan cairan yang mengandung
(MAV).
e. EEG : Mengidentifikasi maslah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin adanya
berlawanan dari masa yang meluas; klasifikasi karptis interna terdapat pada trombosis
serebral.
g. Ultrasonografi Doppler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah system arteri
J. Komplikasi
1. Akibat mobilisasi yang terganggu menimbulkan keadaan yang rentan terhadap infeksi
2. Akibat kondisi paralisis dapat menimbulkan nyeri pada daerah punggung, dislokasi
3. Akibat adanya kerusakan pada otak menimbulkan epilepsy dan TIK meningkat.
4. Paralitis ileus.
5. Atrial fibrilasi.
6. Diabetus insipidus
a. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,
diagnose medis.
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama : Yang sering muncul adalah pusing, kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat berkomunikasi, dan penurunan tingkat
kesadaran.
sumbatan partial yang terjadi pada pembuluh darah senhingga keluhan yang
dirasakan pasien biasanya pusing dan jika tidak tertangani dengan baik maka akan
menyebabkan komplikasi stroke yang lebih parah dan dapat menganggu perfusi
jantung, anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan
- Riwayat psikososial : Stroke memang suatu penyakit yang sangat mahal. Biaya
keluarga sehingga faktor biaya ini dapat mempengaruhi stabilitas emosi dan
kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara,
pusing dan tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi.
1) Breath (B1)
produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan
seperti : ronkhi pada klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan
batuk yang menurun dimana sering juga ditemukan yang mengalami penurunan
kesadaran. Kemudian pada pasien dengan kesadaran compos mentis, pada saat
inspeksi tidak ditemukan adanya kelainan. Palpasi dan auskultasi tidak terdapat
kelainan/masalah.
2) Blood (B2)
biasanya meningkat dan bisa terjadi adanya hipertensi massif dimana ditemukannya
3) Brain (B3)
pada lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori). Lesi
otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. Pemeriksaan tingkat kesadaran
Pemeriksaan fungsi serebri juga harus dilalukan meliputi status mental, fungsi
meliputi saraf I sampai dengan saraf XII. Pemeriksaan system motorik, pemeriksaan
4) Bladder (B4)
Hambatan pada pasien stroke iskemik biasanya pada system perkemihan akan
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan menurun, mual dan
muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan dengan peningkatan
nutrisi. Pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltic usus.
6) Bone (B6)
Sering didapatkan hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi
otak yang berlawanan. Hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh adalah
tanda yang lain. Pada kulit, jika kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit jelek. Kaji juga tanda dekubitus terutama
L. Diagnosa Keperawatan
Batticaca, Fransisca B. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Corwin, Elizabeth J. (2009).Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Hudak, CM dan Gallo, BM 1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi VI, Volume 2,
EGC, Jakarta
Nurarif Amin Huda, Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis Nanda Nic – Noc. Jogjakarta: Mediaction
Smeltzer, SC dan Bare, BG 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, EGC,
Jakarta
Stilwell, S 2011, Pedoman Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta