Anda di halaman 1dari 2

AR - RAHMAN

Nama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahim dapat diartikan dengan dua pengertian yang bisa dibilang
memiliki makna yang sama; Maha Pengasih dan Penyayang. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki
kandungannya yang hampir sama. Yaitu Allah adalah dzat yang memiliki sifat rahmat; sifat kasih sayang.
Sifat rahmat ini adalah sifat rahmat yang sempurna. Bagaimana kesempurnaannya?

Allah berfirman dalam surah al-Fatihah ayat 1:

‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِح ِيم‬

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Manusia mengasihi manusia yang lain sebab rasa kasihan, yang apabila tidak dilampiaskan seperti
diwujudkan dengan memberi bantuan, maka orang yang mengasihi akan tersakiti hatinya. Ini adalah
rasa kasih sayang yang tidak sempurna. Sebab rasa kasihan itu secara tak langsung tidaklah tulus. Tapi,
dilandasi keinginan si pelaku agar terlepas dari rasa tak nyaman di hatinya.

Allah tidaklah memiliki rasa kasih sayang seperti manusia. Rasa kasih sayang Allah tak didorong oleh
keinginan terlepas dari rasa tak nyaman di hati layaknya manusia. Rasa kasih sayang Allah juga tak
terbatas apakah makhluk yang dikasihi berhak menerima kasih sayang tersebut atau tidak. Juga tidak
terbatas pada kehidupan dunia saja.

Lalu, kalau memang Allah maha pengasih, mengapa masih ada manusia yang sakit atau mengalami ujian
hidup? Bukankah ini tampak bertentangan dengan sifat Maha Pengasih Allah? Jawabannya bisa didapat
lewat berupa perumpamaan. Apakah rasa kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang menangis dan
merengek ingin bermain dengan korek api adalah dengan memenuhi keinginannya tanpa perduli dengan
keselamatan si anak?

Allah tidaklah mentaqdirkan keburukan pada hambanya, kecuali di dalamnya ada sebuah kebaikan. Baik
itu berupa teguran maupun penghapus dosa-dosa yang pernah si hamba lakukan. Atau Allah tahu,
apabila keinginan si hamba terkabul, justru itu akan menimbulkan keburukan lebih besar tanpa bisa si
hamba perkirakan. Allah berfirman dalam surah al-Insyirah ayat 5-6:

ِ ‫ْر يُ ْسرًا () إِ َّن َم َع ْال ُعس‬


‫ْر يُ ْسرًا‬ ِ ‫فَإِ َّن َم َع ْال ُعس‬
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.”

Lalu, adakah perbedaan makna antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim sehingga keduanya dibedakan dalam
segi lafadz, juga hitungan dalam Asmaul Husna yang berjumlah 99?

Ulama’ berbeda-beda dalam menjelaskan berbedaan nama Allah Ar-Rahman dengan Ar-Rahim.

Menurut al-Ghazali, Ar-Rahman merupakan nama Allah yang menunjukkan sifat kasih sayang Allah
yang lebih khusus pada hal yang tak bisa dilakukan manusia, yaitu yang berkaitan dengan
kebahagiaan di kehidupan akhirat.
Sedang cara meneladani Nama ar-Rahman menurut al-Ghazali antara lain:

1. Mengasihi orang-orang yang sedang lalai dari mengingat Allah.


2. Memalingkan mereka dari keadaan lalai kepada mengingat Allah dengan cara memberi nasihat
secara halus, tidak dengan kasar.
3. Memandang para pelaku maksiat dengan pandangan merasa kasihan, tidak menghina.
4. Menganggap setiap maksiat yang terjadi di alam ini sama seperti maksiat yang dilakukan oleh
dirinya sendiri. Sehingga tak henti-hentinya ia berusaha menghilangkannya sebagai bentuk rasa
kasih kepada pelakunya, agar tidak menerima rasa marah Allah serta jauh dari-Nya. Sama
seperti saat ia melakukan kesalahan, lalu ia berusaha mentaubatinya.

Melalui Asmaul Husna berupa Ar-Rahman, manusia didorong untuk mengasihi orang lain dengan cara,
bagaimana agar mereka memperoleh kebahagiaan di akhirat. Terutama orang yang lalai dari mengingat
Allah atau melakukan hal-hal yang dilarang Allah. Kebahagiaan ini tidaklah bisa didapat dengan cara
bersikap atau memberikan teguran yang kasar. Karena cara-cara yang tak baik dalam memberikan
teguran, justru bisa membuat mereka semakin enggan menerima kebaikan. Sehingga tujuan agar
mereka memperoleh kebahagiaan di akhirat justru semakin sulit didapat.

Anda mungkin juga menyukai