Anda di halaman 1dari 32

1

Penjelasan tentang Seting Manfaat JP-SJSN


beserta Formulasi besarnya Iuran sesuai Asas
Keadilan dan prinsip Gotong Royong

Prof. Dr. B. Purwoko, SE, MA,


Anggota DJSN; Sekolah Pasca-sarjana Universitas Pancasila dan
Spesialis Pensiun Jaminan Sosial (1997 Certification of ILO)

Makalah disampaikan untuk masukan kepada Stake-holders DJSN


di Jakarta, 21 Mei 2015
2

Daftar Isi

1. JP-SJSN sebagai Pencegahan Kemiskinan Lansia, ,,,,,, 3


2. Metodologi, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 7
3. Kharakteristik Sistem Jaminan Sosial, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 9
4. JP-SJSN sebagai Pensiun Jaminan Sosial, ,,,,,,,,,,,,,,,, 12
5. Usulan Seting Manfaat JP-SJSN, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 19
6. Kesimpulan dan Rekomendasi, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 28
7. Referensi Terbatas, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 29
8. CV Singkat Penulis, ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, 30
3

1. JP-SJSN UNTUK PENCEGAHAN KEMISKINAN LANSIA

a. JP-SJSN yg berdasarkan Psl2 39-42 UU SJSN ditujukan untuk reduksi


kemiskinan lansia di masa datang. Jika tidak, maka akan menjadi beban
APBN dalam bentuk BLT di tahun2 2030 dan 2035.

b. Sasaran dalam Abad milenium ini adalah reduksi kemiskinan, bahwa cara
yg paling efektif tidak lain kecuali dengan UU SJSN yg memberlakukan
kepesertaan yang bersifat wajib.

c. Untuk memenuhi sasaran tsb sudah barang tentu harus dilakukan dengan
prinsip gotong-royong di antara peserta dan antar generasi yg diikat dgn
UU SJSN Pasal 4.

d. Beberapa faktor penyebab kemiskinan adalah keterbatasan akses yankes


sebelum tahun 2014 dan tak ada akes lansia ke jaminan pensiun (JP)
hingga sekarang.

e. Sebagai illustrasi tentang jumlah penduduk lansia, akses lansia ke JP


akan digunakan data PNS termasuk purnawirawan TNI-Polri yang pensiun
sejak 2010-2015 karena tercatat. Kemudian peserta DPPK masih belum
dapat digunakan sebagai referensi karena hanya 200 perusahaan yang
mensponsori DPPK dan juga kesulitan dalam akses data.
4

Tabel 1
Penduduk Lansia, Akses Lansia ke JP dan Potensi Lansia Miskin
Tahun Proyeksi Usia Lansia Potensi
penduduk harapan akses kemiskinan
lansia (a) hidup(b) ke JP(c) lansia
2010 15,8 67 2,1 13,7
2015 21,6 69 2,8 18,8
2020 27,1 71 3,3 23,8
2025 33,7 73 3,8 29,9
2030 40,9 75 9,3 31,6
2035 48,2 75 11,9 36,3

Sumber: (a) Bappenas-BPS-UN Population Fund 2013


(b) Usia harapan hidup oleh Kemensos 2012
(c) Jumlah pensiunan berasal dari PNS plus TNI-Polri. Data

pensiunan PNS berasal dari Kempan-RB yang telah


Tabel Mortalita Taspen 2012. Asumsi rata2 PNS yang
pensiun 0,1 juta / th dan rata2 Anggota TNI-Polri yang
pensiun 0,55 juta / th sebagai target reposisi TNI sekitar
300 ribu di masa datang karena TNI telah dilengkapi
dengan Alutsita modern. Diperkirakan 9 jt peserta BPJS
Ketenaga-kerjaan yang akan pensiun di th 2030: 5 jt
dan 4 jt di th 2035.
5

Tabel 2
Problem Manfaat Hari Tua sebagai Pemicu Kemiskinan Lansia
Program Dasar Opera- Iuran Syarat Problem yg
hukum sional hari tua penarikan dihadapi
1. Astek PP 33/77 1978-92 2,5% 10 tahun Hari tua

2. Jamsostek UU3/92 1993-13 5,7% 5 tahun Hari tua

3. SJSN UU40/04 2014- ? 15 tahun -

Tabel 3
Penurunan Rasio Penduduk Usia Aktif dan Penduduk Usia Lanjut
Penduduk 2015 2020 2025 2025 2035
(juta)
1. Usia 25-59 119,8 117,4 134,9 139,9 144,1
2. Usia 60-75 21,6 27,` 33,7 40,9 48,2
3. Rasio (1)/(2) 5,5:1 4,3:1 4,0:1 3,3:1 2,9:1
4. Keterangan Ideal Aman Aman Msh aman Ancaman
6

KETERANGAN

a. Definisi penduduk lansia adalah 60 th ke atas sedangkan penduduk usia


produktif dalam kajian ini ditetapkan 25-59 th, karena penduduk dalam
usia tsb telah memiliki pekerjaan tetap atau sebagai peserta BPJS-TK.

b. Penduduk lansia di th 2010 sebesar 15,8 jt yg cenderung bertambah


sampai mencapai 40, 9 di th 2030 dan 48,2 jt di th 2035. Sebagian (besar)

pekerja sebagai peserta JP-SJSN diperkirakan pensiun.

c. Penduduk lansia yang memiliki akses ke JP sebagaimana dipaparkan


dalam Tabel 1 dari 2015-2025 kurang dari 15% kemudian baru mencapai
di atas 20% di tahun2 2030-2035, karena sebagian peserta JP-SJSN
telah mencapai usia pensiun.

d. Penyelenggaraan program2 hari tua sejak program2 Astek-Jamsostek


sebagaimana dipaparkan dalam Tabel 2 tidak dalam on the right track,
karena penarikan manfaat tidak terkait dengan referensi usia pensiun
sehingga terjadi masalah hari tua yang merupakan potensi kemiskinan
lansia.

e. Dalam Tabel 3 disebutkan bahwa rasio penduduk usia produktif dan


penduduk lansia mengalami penurunan dari 5,5:1 menjadi 2,9:1 dit th
2035, yg berarti merupakan ancaman dalam penyelenggaraan JP.
7

2. METODOLOGI

Berikut beberapa definisi tentang interpolasi yang akan digunakan untuk


merumuskan besarnya iuran JP-SJSN setelah ditetapkan terlebih dulu
besarnya manfaat pasti bulanan sebesar Rp 1 – Rp 3,33 juta / bulan yang
mengacu pada besaran manfaat pensiun bagi pensiunan PNS. Adapun
alasan menggunakan interpolasi terkait dengan terbatasnya data variabel
demografi khususnya dalam penetapan “aggregate cost method”.

a. Interpolation is an estimation of a value within two known values in a


sequence of values (http://en.wikipedia.org/wiki/Interpolation).

b. Interpolation is the process of defining a function that takes on specified


values at specified points (https//wwww.mathworks.com/moler/interp).

Dari apa yang dikemukakan dalam definisi di atas, maka interpolasi adalah

persoalan bagaimana meng-estimasi atau merekayasa suatu nilai yang


berasal dari nilai-nilai itu sendiri yang membentuk sekuan nilai dan atau
proses yang membatasi fungsi nilai-nilai tertentu pada poin-poin yang
spesifik.
8

Definisikan manfaat JP-SJSN sebagaimana mengacu pada Pasal 3 dan


Pasal 39 (2) UU SJSN, bahwa manfaat JP-SJSN mestinya memenuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak.

Karena itu, dalam menghitung besarnya iuran JP-SJSN diperlukan 3


(tiga) pendekatan sbb:

a. Manfaat sebagai suatu proporsi dari upah tertentu yang dibatasi dari
upah batas bawah (UBB) dan upah batas atas (UBA). Karena iuran
sebagai fungsi manfaat, maka besarnya iuran merupakan persentasi
tertentu dari upah. Semakin tinggi persentasi iuran semakin tinggi
pula proporsi manfaat akan tetapi perlu dilakukan pembatasan
manfaat secara adil dengan mengacu pada prinsip gotong royong.

b. Persentasi manfaat kemudian dicari rata2 persentasi manfaat dari


mulai 1-2,5 diperoleh 1,75 kemudian dikalikan dengan masa iur dari
15 tahun sebagai masa iur minimum hingga 30 tahun sebagai masa
iur maksimum.

c. Indeks masa yaitu bagaimana menentukan masa ur > masa menerima


manfaat secara proporsional diperoleh rata2 indeks masa kemudian
tetapkan iuran dasar 5 dan 10% selanjutnya indeks iur dikalikan dgn
masing-masing iuran dasar diperoleh besarnya iuran JP-SJSN.
9

3. KHARAKTERISTIK TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL

a. Program dan manfaat SJSN sebagai jamsos adalah hak seluruh WNI-WNA
yg bekerja paling sedikit 6 bulan karena kepesertaan wajib. Karena itu,
program / manfaat SJSN bukan merupakan barang dagangan.

b. Pembiayaan SJSN dalam bentuk iuran yang dilakukan secara bersama


antara pemberi-kerja dan pekerja. Dalam hal terjadi defisit karena krisis
ekonomi, maka Pemerintah berbuat sesuatu agar operasionalisasi SJSN
berjalan sebagaimana mestinya (Pasal 48 UU SJSN).

c. Besarnya manfaat bersifat flat dalam artian relatif sama antar peserta,
karena berlaku upah batas atas, upah menengah dan upah batas bawah.

d. Sistem jaminan sosial dilaksanakan dengan asas2 keadilan-kemanusiaan


dan dengan prinsip gotong royong.

e. Jaminan sosial bersifat melindungi peserta dari risiko-risiko hilangnya


penghasilan masyarakat karena sakit-persalinan, kecelakaan kerja,
kematian prematur, PHK dan hari tua atau pensiun.
10

Karena 5 sifat di atas yang berkaitan dengan pelaksanaan sistem jaminan


sosial, diperlukan dana kontinjensi yang menjadi tanggung-jawab Pemerintah
sebagai salah satu bentuk kehadiran Negara:

Pengertian Dana Kontinjensi

a. Dalam hal penyelenggaraan JP-SJSN dihadapkan pada keadaan darurat


seperti terjadinya krisis perekonomian yang kemungkinannya menimbulkan
gangguan aliran kas atau aging problem, maka diperlukan dana kontinjensi
yg menjadi tanggung-jawab Pemerintah.

b. Dana kontinjensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 merupakan dana


cadangan yang bersumber dari APBN untuk menanggulangi keadaan
darurat seperti krisis perekonomian termasuk juga untuk mengantisipasi
kekurangan pendanaan sebagai akibat dari ledakan jumlah penduduk usia
senja sehingga diperlukan anggaran kontinjensi oleh Pemerintah setiap
tahun.
11

Fungsi Jaminan Sosial dalam Ketidak-pastian Perekonomian:

a. Dalam krisis perekonomian global (tahun 2008), negara dihadapkan pada


PHK massal. Dengan sistem jaminan sosial yang komprehensif, pekerja yg
ter-PHK beserta keluarganya akan terselamatkan dengan adanya manfaat
tunai sementara tidak bekerja dan akses kesehatan s/d 1 tahun.

b. Sistem jaminan sosial yang komprehensif berfungsi sebagai stabilisator


politik-sosial-ekonomi, karena di saat perekonomian tumbuh kita investasi
di jaminan sosial dan pada saat perekonomian krisis kita bisa menikmati
imbalannya dan atau manfaatnya.

c. Dampak dari krisis perekonomian adalah kemiskinan. Dengan kepesertaan


universal, maka masyarakat secara keseluruhan akan terlindungi secara
sistemik.

d. Krisis perekonomian bersifat sementara, sedangkan sistem jaminan sosial


bersifat permanen. Terjadinya krisis perekonomian, maka peranan jaminan
sosial ditujukan untuk memperkecil kesenjangan dan reduksi kemiskinan.

e. Fungsi jaminan sosial sebagai faktor pengikat berdirinya sebuah negara


yang berdaulat menuju masyarakat sejahtera yang bermartabat.
12

4. JP-SJSN SEBAGAI PENSIUN JAMINAN SOSIAL (PJS)

Pemahaman PJS seharusnya mengacu pada UU No 40/2004 tentang SJSN


yang operasionalnya berpedoman pada Pasal-pasal 2-3-4, 39-42

- Pasal 2: Asas2 kemanusiaan, keadilan dan kemanusiaan

- Pasal 3: SJSN bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya


kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan
anggota keluarganya

- Pasal 4: Prinsip-prinsip SJSN


a. Kegotong-royongan
b. Nirlaba
c. Keterbukaan
d. Kehati-hatian
e. Akuntabilitas
f. Portabilitas
g. Kepesertaan bersifat wajib
h. Dana amanat
i. Imbalan investasi dipergunakan untuk program dan
peserta
13

- Pasal 39 Ayat 1: JP diselenggarakan dengan prinsip asuransi


sosial atau tabungan wajib.

- Pasal 39 Ayat 2: JP diselenggarakan untuk mempertahankan


derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilang-
an atau berkurang penghasilan-nya karena memasuki usia
atau mengalami cacat total tetap.

- Pasal 39 Ayat 3: JP diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

- Pasal 40: Peserta JP adalah pekerja yang telah membayar iuran

- Pasal 41 Ayat 1: Manfaat JP berwujud uang tunai yang diterima


setiap bulan sebagai pensiun hari tua, pensiun janda /
duda, pensiun ahli waris s/d usia 23 tahun dan pensiun
orang tua.

- Pasal 41 Ayat 2: Setiap peserta atau ahli waris berhak mendapat-


kan uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi
masa iur minimal 15 tahun.

- Pasal 41 Ayat 3: Manfaat JP dibayarkan kepada peserta yang telah


mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan.
14

- Pasal 41 Ayat 5: Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum


memenuhi masa iur 15 tahun, peserta tsb berhak menda-
patkan seluruh akumulasi iuran ditambah hasil pengem-
bangannya.

- Pasal 41 Ayat 7: Manfaat pensiun cacat dibayarkan kepada peserta


yang mengalami cacat total tetap meskipun peserta tsb
belum mencapai usia pensiun.

- Pasal 42 Ayat 1: Besarnya iuran JP untuk peserta yang menerima


upah ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari
upah atau penghasilan atau sejumlah nominal tertentu
yang ditanggung bersama antara pemberi-kerja dan
pekerja.
15

Tabel 4. Perbedaan Pensiun Privat dan Pensiun Jaminan Sosial


No Kharakteristik DPPK PJS
1 Dasar hukum UU ttg Pendirian DP UU-SJSN
2 Pendirian Pemberi-kerja Negara dan Pemerintah
3 Operator / Penyelenggara Perusahaan/ Asuransi BPJS Ketenaga-kerjaan
4 Sifat kepesertaan Sukarela Wajib
5 Orientasi tata-kelola Pendekatan Individual Pendekatan Agregat
6 Penetapan besarnya upah Sesuai upah peserta UBB, UBS dan UBA
7 Rumusan manfaat 1-2,5% x MK x UT 1,7% x 20 = 0,34
8 Iuran sbg proporsi upah 1/8-1/4  12,5-25% 1/12 = 8,33% ~ 8%
9 Rancangan manfaat investasi hari tua Konsumsi dasar hari tua
10 Besaran manfaat Bervariasi Relatif sama
11 Prinsip gotong royong Tidak ada Berlaku
12 Batasan upah Tidak berlaku 5 x PTKP Lajang
13 Pembayaran manfaat Berkala bulanan Berkala bulanan
14 Ancaman dan risiko Rendahnya imbalan Penuaan usia penduduk
investasi dan ketenaga-kerjaan
15 Penanggung-jawab Pemberi-kerja Pemerintah

Sumber: Purwoko (2011)


16

Tabel 5. Pensiun Jaminan Sosial (PJS) di beberapa Negara


No Negara Iuran Pensiun Jaminan Sosial (%) Subsidi
Majikan Pekerja Total Pemerintah

1 Amerika Serikat 6,20 6,20 12,40 Ada & selektif


2 Belanda 5,70 17,90 23,60 Ada & variatif
3 Belgia 8,36 7,50 16,36 Ada per tahun
4 Italia 23,81 9,19 33,00 Ada & selektif
5 Jepang 8,34 8,34 16,68 Ada & variatif
6 Jerman 9,80 9,80 19,60 Ada & selektif
7 Korea 4,50 4,50 9,00 Utk jasa adm
8 Luksembourg 8,00 8,00 24,00 8%
9 Polandia 9,76 9,76 19,52 Miminum
10 Portugal 23,25 11,00 34,25 Minimum
11 P r a n c i s 8,30 6,65 14,95 Ada & variatif
12 Rumania 31,30 10,50 41,80 Minimum
13 Spanyol 23,60 4,70 28,30 Ada 7 variatif
14 S w i s s 4,20 4,20 27,95 19,55%
15 Trinidad &Tobago 5,60 2,80 8,40 Minimum
Sumber: OECD (2014)
17

Tabel 6. Tipe Pensiun, Usia Pensiun Normal dan Masa Iur


No Negara Tipe PJS Pension Normal Harapan Hidup
(mulai 2012) stlh Usia 65-67
1 Amerika Serikat DBP 67 19,2
2 Belanda DBP 67 19,2
3 Belgia DBP 65 19,4
4 Italia NDC 67 20,3
5 Jepang DBP 65 21,7
6 Jerman Point 67 19,3
7 Korea DBP 65 19,5
8 Luksembourg DBP 65 19,2
9 Polandia NDC 67 17,1
10 Portugal DBP 65 18,9
11 P r a n c i s DBP 67 20,8
Sumber:
12 Rumania DBP 65 -
OECD
Pension 13 Spanyol DBP 67 20,4
Report 14 S w i s s DBP 65 20,8
(2014) 15 Trinidad-Tobago DBP - -
Keterangan DBP (Defined Benefit Pension), NDC (Notional Defined Contribution)
18

Table 7. Iuran Jaminan Sosial di Asia Tenggara % UBA-UBB


Asean JP JK JKK JHT JKm JPHK Total
Brunei - Gov Employer 10 - - 10
Filipina 11 2,5 - - 13,5
Indonesia ? 5 0.24-1.74 5.7 0.3 Labor 20
Law
Malaysia - PF 0.5 24 - - 25.25
Myanmar 6 4 1 - - 1 12
Singapore - PF Employer 36 - - 36
Thailand 7 3.18 0.2-1 - - - 11.18
Vietnam 22 3,0 1 - - 2 28

Source: US Social Security Administration (2014)

Keterangan: Brunei Malaysia Philippines Thailand Vietnam


a. UBA BD 2,800 RM 6,000 16,000 pesos 15,000 baht 23,00 jt Dong
b. UBB - - 1,000 pesos 1,650 baht 1,15 jt Dong
c. Nilai tukar BD 1,25 RM 3,28 44,5 Pesos 32,6 Baht 21,100 Dong
thdp USD
d. Any deficit oleh Pemerintah
19

5. USULAN SETING PERHITUNGAN MANFAAT JP-SJSN

Sebagaimana mengacu pada Pasal2 3, 39 (2) dan 39 (3) bahwa manfaat


SJSN harus memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan anggota keluarganya, kemudian JP-SJSN diselenggarakan untuk mem-
pertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta mencapai usia
pensiun dan JP-SJSN diberlakukan dengan manfaat pasti.

Karena itu, untuk menetapkan besarnya manfaat JP-SJSN agar sesuai Pasal2
tsb di atas, maka manfaat JP-SJSN sekurang-kurangnya mendekati manfaat
pensiun PNS yang bervariasi antara Rp 1,2-3,9 juta per bulan. Berikut besaran
manfaat JP-SJSN:

a. Manfaat JP-SJSN yang terkecil Rp 1 juta per bulan sedangkan manfaat JP-
SJSN yang tertinggi Rp 3,3 juta per bulan.

b. Manfaat JP-SJSN yang terkecil akan menjadi Rp 2,07 juta di tahun 2030
dan Rp 2,65 juta sedangkan manfaat JP-SJSN yang tertinggi akan menjadi
Rp 6,9 juta di tahun 2030 dan Rp 8,8 juta di tahun 2035

c. Upah per bulan dibatasi maksimum Rp 10 jt dan minimum Rp 2 jt. Kemudian

berapa besarnya iuran JP-SJSN dalam tahap awal tidak terlalu kecil dan
juga tidak terlalu tinggi tapi dengan iuran yang sedang.
20

d. Basis Perhitungan

PENJELASAN: MANFAAT IURAN

Pertimbangan iuran 8%
memperhatikan beberapa Manfaat sebagai Iuran sebagai
proporsi dari UBA proporsi dari
usuluan iuran 17% dari
dan UBB yang UBA dan UBB
ILO (2014) dan usulan disusun dari bawah yang disusun dari
BPJS Ketenagakerjaan ke atas bawah ke atas
dan SP sebesar 15% yg
dihitung dengan menggu- 1/5 = 20,0% 1/14 = 7,14%
nakan aggregate cost 1/4 = 25,0% 1/12 = 8,33%
method (2014). Karena 1/3 = 33,0% 1/10 = 10,0%
itu, DJSN menggunakan 2/5 = 40,0% 1/8 = 12,5%
interpolasi untuk menghi- 1/2 = 50,0% 1/6 = 16,67%
2/3 = 67,0% 1/5 = 20,0%
tung iuran 8% < 15%.
3/4 = 75,0% 1/4 = 25,0%
21

e. Perhitungan Iuran JP-SJSN


menurut % Manfaat

Iuran JP-SJSN
sebagai bagian
% Manfaat JP- % manfaat JP-
SJSN SJSN

1,00 8,16%
1,25 10,20%
1,50 12,24%
1,75 14,28%
2,00 16,32%
2,25 18,36%
2,50 20,40%

PENETAPAN:
a. Seting Manfaat JP-SJSN mulai dari Rp 1-3,3 juita per bulan
men-dekati manfaat pensiun PNS yang bervariasi antara 1,2-3,9 juta.

b. PTKP sebagai Upah batas bawah dan Upah batas Atas bervatiasi
antara Rp 2-10 juta per bulan
22

Tabel 8. Rasio Nilai Manfaat menurut Persentase Manfaat


Pensiun dan menurut Masa Iur

No Persentase Masa Iur (tahun)


Manfaat Pensiun 15 20 25 30

1 1,00 0,150 0,200 0,250 0,300


2 1,50 0,225 0,300 0,375 0,450
3 2,00 0,300 0,400 0,500 0,600
4 2,50 0,375 0,500 0,625 0,750
Rata2 1,75 0,262 0,350 0,437 0,525
Bagaimana Menghitung besarnya Iuran PJS secara efektif?

a. Tetapkan secara subyektif (judgmental) sebesar 8% dengan mengacu pada


data empirik yang terjadi di Trinidad dan di Tobago sebesar 8,4%. (Tabel 5)

b. Gunakan indek waktu, yaitu rasio antara masa iur (c) dan masa menerima
manfaat yang menghasilkan output >1, kemudian tetapkan iuran dasar
antara 5-8%. Selanjutnya iuran JP-SJSN dihasilkan antara 6,25-10% (lihat
Tabel 9).
23

Tabel 9. Penetapan Besarnya Iuran JP-SJSN

No Masa iur Masa menerima Indek masa Iuran dasar Iuran dasar
(tahun) manfaat (tahun) 5% 8%
(1) (2) (3) (4)=(2)/(3) (5)=(4)0,05 (6)=(4)0,08
1 15 10 1,50 0,0750 0,1200
2 20 15 1,33 0,0665 0,1064
3 25 20 1,25 0,0625 0,1000
4 30 25 1,20 0,0600 0,0960
5 35 30 1,16 0,0580 0,0928
ῑ 25 20 1,25 0,0625 0,1000

Dalam penetapan berapa besarnya iura, kita gunakan 2 dasar iuran yaitu iuran
5% dan 8%. Setelah dihitung menurut indek masa masing masing dengan basis
rata2 indeks masa, diperoleh 0,0625 dan 0,10. Apa yang dipaparkan dalam
Tabel 9 kolom2 5-6 bahwa besarnya iuran JP-SJSN yang akan diusulkan 8%
terletak antara 6,25% dan 10%.
24
Tabel 10
Rujukan 5 x Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebagai Batas Atas
dan Batas Bawah PTKP serta Besarnya Manfaat JP-SJSN
No PTKP sbg Variasi PTKP Meningkatnya Manfaat pensiun
pengganti (Rp Juta) replacement rate bulanan (Rp Juta)
UMP sesuai penurunan
(0) (1) (2)=(1)2 PTKP (%) (3) (4)=(2)(3)
1 5,0 x 10,0 33,34 3,34
2 4,5 x 9,0 37,00 3,33
3 4,0 x 8,0 37,34 2,98
4 3,5 x 7,0 38,00 2,66
5 3,0 x 6,0 39,00 2,34
6 2,5 x 5,0 40,00 2,00
7 2,0 x 4,0 41,67 1,67
8 1,5 x 3,0 44,67 1,34
9 1,0 x 2,0 50,00 1,00
Sumber: Purwoko, 2014

PTKP yang terendah Rp 2 juta sebagai pengganti UMP, karena


inkonsistensi UMP yang terjadi di masing masing provinsi.
25

Tabel 11. Proyeksi Kasar tentang Upah Batas Atas (UBA), Upah Sedang
(US) dan Upah Batas Bawah (UBB) yang berdasarkan PTKP
dengan rata2 Inflasi Tahunan 5% (Rp Juta)

No 2015 2020 2025 2030


1 10,0 12,76 16,28 20,78
2 9,0 11,48 14,66 18,70
3 8,0 10,21 13,03 16,62
4 7,0 8,93 11,40 14,55
5 6,0 7,66 9,77 12,47
6 5,0 6,38 8,14 10,39
7 4,0 5,10 6,51 8,31
8 3,0 3,83 4,88 6,23
9 2,0 2,55 3,26 4,15

Sumber: Purwoko, 2014


26

Tabel 12. Proyeksi Kasar tentang Manfaat Pensiun Bulanan atas


dasar Rata2 Inflasi Tahunan 5% (Rp Juta)

No 2015 2030 2035 2040


1 3 ,34 6,94 8,86 11,31
2 3,33 6,92 8,83 11,27
3 2,98 6,19 7,91 10,09
4 2,66 5,53 7,06 9,00
5 2,34 4,86 6,21 7,91
6 2,00 4,15 5,31 6,77
7 1,67 3,47 4,43 5,65
8 1,34 2,78 3,55 4,54
9 1,00 2,07 2,65 3,38

Sumber: Purwoko, 2014


27

Tabel 13. Penyesuaian Iuran, Iuran Bersama dan Replacement Rates


2015-’17 2018-’20 2021-’23 2024-’26 2027-’29
1. Penyesuaian 8% 10% 12% 14% 16%
Iuran PTKP PTKP PTKP PTKP PTKP
2. Iuran
a. Majikan 5% 6% 7% 8% 9%
b. Pekerja 3% 4% 5% 6% 7%
3. Replacement
rate yang 33% PTKP 40% PTKP 48% PTKP 56% PTKP 64% PTKP
diusulkan
4. Usulan usia 55 58 60 62 65
pensiun
5. Skedul Awal Rekomen- Sesuai Sesuai Cukup atau
implementasi operasi dasi ILO Pasal Pasal 3 UU berlanjut
3 UU SJSN SJSN

Sumber: Purwoko, 20 Pebruari 2015


28

6. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

a. Implementasi UU-SJSN dirancang untuk mencegah kemiskinan saat kini


dan juga untuk reduksi kemiskinan lansia di masa datang. SJSN diadakan
untuk keperluan anak-cucu kita agar terbebas dari kemiskinan yad.

b. Manfaat JP-SJSN tidak boleh sama dengan BLT, karena melanggar Pasal2
3; 39 (2) UU SJSN dan manfaat JP tsb ditujukan untuk reduksi kemiskinan
lansia di masa datang;

c. Karena itu, besarnya manfaat JP-SJSN dalam simulasi untuk tahun 2015 ini
berkisar antara Rp 1-Rp 3,3 juta per bulan yang mendekatan besarnya
pensiun PNS sekirat Rp 1,2-3,9 juta per bulan. Sudah barang tentu nilai
manfaat JP-SJSN tsb akan berubah karena faktor inflasi.

d. Setelah menetapkan besarnya manfaat sesuai kebutuhan hidup yang layak,

maka besarnya iuran harus dihitung sedemikian rupa dalam artian tidak
terlalu kecil dan tidak terlalu tinggi agar tidak menimbulkan kekurangan
pendanaan yang jauh lebih besar.

e. Penyelenggaraan JP-SJSN perlu didukung dengan perluasan kesempatan


kerja di sektor ekonomi formal guna memperlancar prinsip gotong-royong
secara berkelanjutan.
29

7. REFERENSI TERBATAS

a. UU No 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)


b. Statistik OECD 2014 tentang Pensiun Jaminan Sosial
c. Statistik US Social Security Administration tahun 2014, Washington DC
untuk PJS di Asean
d. Bappenas-BPS-UN Population Fund 2013 dan Kempan-RB 2014
e. Tabel Mortalita Taspen 2012

f. Purwoko, B, (2013), “Persamaan Iuran dan Manfaat JP-SJSN untuk


keperluan Keseimbangan Pendanaan Jangka Panjang”, Makalah
Kebijakan untuk DJSN tgl 7-7- 2013.

g.Purwoko, B, (2013), “Pensiun Jaminan Sosial (PJS): suatu Illustrasi


dalam Pemberian Manfaat PJS yang relatif sama untuk semua di bb
Negara sebagai contoh”, Makalah untuk DJSN per 26-11-2013

h. Purwoko, Bambang, (2011), “Sistem Proteksi Sosial dalam dimensi


Ekonomi, Penerbit Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Islam
Jakarta.

Prof. Dr. Bambang Purwoko, SE, MA


10-5-2015
30

8. BIODATA SINGKAT

a. Nama lengkap : Prof. Dr. Bambang Purwoko, SE, MA,


b. NIDN Kopertis : 03-0101-5604
c. Jabatan pekerjaan : Guru Besar
a. Fakultas Ekonomika Universitas Pancasila
b. Sekolah Pasa-Sarjana Universitas Pancasila

d. Pendidikan tinggi : SE Unas 1983; MA Antwerp University 1986


dan PhD University of Sydney 1995.
e. Pengalaman kerja : -Direksi Jamsostek 1998-2003,
-Anggota DJSN sejak 2008 s/d sekarang,
-Dosen tamu S-2 UI untuk jaminan sosial,
sejak 2006 s/d sekarang,
-Dosen tamu S-2 UIJ dan Usakti sejak 2006
s/d sekarang
-Penguji disertasi doktor Unpad / Unhas sejak
2005-2007 dan 2006-2008
-Penguji disertasi doktor UI sejak 2011 sd…..
f. Penelitian mandiri : Jaminan sosial dan ketenaga-kerjaan
g. Lain lain : Ahli jaminan sosial (sertifikasi dari ILO).

Jakarta, 10 Maret 2015


31

LAMPIRAN

Aktivitas ekstra
para lansia di
Inggris Raya

Aktivitas para
lansia di Indo-
nesia sedang
Menunggu...?
32

Terima kasih
Thank you
Danke dir
Merci beaucoup

Anda mungkin juga menyukai