PELAYANAN KESEHATAN
i
PENDAHULUAN
Buku ini memberikan informasi yang perlu diketahui oleh peserta mengenai prosedur
layanan perawatan kesehatan sesuai ketentuan BPJS Kesehatan dan Perjanjian Kerja
Sama antara PT Perkebunan Nusantara X dengan PT Nusantara Medika Utama perihal
Perawatan Kesehatan Karyawan Tetap Beserta Batihnya.
Kami berharap dengan adanya buku ini, akan menjadi petunjuk yang membantu
Peserta dalam hal memerlukan Pelayanan Kesehatan sesuai dengan hak Karyawan
yang telah diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama PT Perkebunan Nusantara X.
Terima Kasih.
ii
DEFINISI
1. Peserta adalah Karyawan Tetap PT. Perkebunan Nusantara X beserta keluarga
batihnya yang terdaftar dalam database Perusahaan yang tercatat di Bagian
SDM dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
2. Batih adalah Istri/Suami yang sah serta anak karyawan, seorang isteri atau
suami karyawan yang sah dibuktikan dengan surat nikah dari instansi yang
berwenang dan telah terdaftar pada perusahaan. Anak disini adalah anak
kandung, anak tiri, atau seorang anak angkat yang sah menurut hukum yang
berusia sampai dengan 25 tahun, belum menikah, belum berpenghasilan
sendiri dan masih menjadi tanggungan penuh karyawan, maksimal 3 anak.
3. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) adalah
badan hukum publik berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan
bagi peserta sesuai pendaftaran peserta Perusahaan kepada BPJS Kesehatan
(Surat Nomor 2147/Divre-VII/1213 tanggal 30 Desember 2013 beserta segala
perubahan dan tambahannya).
4. Kartu Peserta BPJS Kesehatan adalah kartu / identitas yang diberikan BPJS
Kesehatan kepada setiap Peserta sebagai bukti Kepesertaan yang sah dalam
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan BPJS Kesehatan.
5. Surat Elegabilitas Peserta (SEP) adalah Surat validasi yang didapatkan peserta
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
6. Rujukan Internal adalah rujukan dari salah satu dokter spesialis / sub-spesialis
ke dokter spesialis / sub-spesialis lain dalam satu Rumah Sakit.
7. Rujukan Eksternal adalah rujukan dari salah satu dokter spesialis / sub-
spesialis ke dokter spesialis / sub-spesialis lain ke Rumah Sakit lain. Rujukan
Eksternal terdiri dari:
a. Rujuk Parsial adalah rujukan pasien atau spesimen ke pemberi layanan
kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosa atau pemberian
terapi.
b. Rujuk Penuh adalah rujukan pasien ke Rumah Sakit lain atau ke Rumah
Sakit type yang lebih tinggi dikarenakan keterbatasan sarana,
prasarana, dan fasilitas Rumah Sakit.
8. Rujukan Horisontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
9. Rujukan Vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan
yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih
rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya.
10. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) adalah Perjanjian antara Direksi PTPN X
dengan Serikat Pekerja PTPN X yang berisi tentang hak dan kewajiban
Karyawan PTPN X, dimana salah satunya mengatur tentang ketentuan bantuan
perawatan atau pengobatan bagi Karyawan dan batihnya.
11. Biaya Manfaat Tambahan Perawatan Kesehatan adalah selisih biaya
perawatan kesehatan peserta yang ditanggung BPJS Kesehatan dengan
1
manfaat tambahan perawatan kesehatan sebagaimana ketentuan Perjanjian
Kerja Bersama (PKB) PTPN X sesuai dengan hak kelas peserta.
12. Sistem Pembayaran Reimbursement adalah sistem penggantian pembayaran
biaya berobat untuk kasus emergency yang akan disesuaikan dengan tarif INA-
CBGs BPJS Kesehatan, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
A. RUMAH SAKIT / KLINIK RUJUKAN (PPK II) PT. NUSANTARA MEDIKA UTAMA:
1. RS Gatoel – Mojokerto
2. RS HVA Toeloengredjo – Pare, Kediri
3. RS Perkebunan – Jember
4. RS Medika Utama – Blitar
5. Klinik Utama Modern Dasa Medika – Surabaya
2
D. RUMAH SAKIT / KLINIK RUJUKAN (PPK II) YANG MEMILIKI KERJA SAMA
DENGAN PT. NUSANTARA MEDIKA UTAMA
KOTA /
NO. NAMA RUMAH SAKIT TIPE RS
KABUPATEN
Klinik
1 Klinik Melati Malang
Utama
2 RSIA Putri Surabaya Tipe C
3 RS Wiyung Sejahtera Surabaya Tipe C
4 RS Royal Surabaya Tipe C
5 RS Al-Irsyad Surabaya Tipe C
6 RS Adi Husada Kapasan Surabaya Tipe C
7 Siloam Hospital Surabaya Tipe B
8 RSU Haji Surabaya Tipe B
9 RSI Jemursari Surabaya Tipe B
10 RSI A. Yani Surabaya Tipe B
11 RS Universitas Airlangga Surabaya Tipe B
12 RS PHC Surabaya Tipe B
13 RS Mata Undaan Surabaya Tipe B
14 RS Husada Utama Surabaya Tipe B
15 RS Bhayangkara Surabaya Tipe B
16 RS Adi Husada Undaan Surabaya Tipe B
17 RSUD Sidoarjo Sidoarjo Tipe B
18 RS Siti Hajar Sidoarjo Tipe B
19 RS Mitra Keluarga Waru Sidoarjo Tipe B
20 RS Lavalette Malang Tipe B
21 RS Bethesda Yogyakarta Tipe B
22 RS Cikini Raya Jakarta Tipe B
23 RSUD Dr. Soetomo Surabaya Tipe A
24 RSJ Menur Surabaya Tipe A
25 RSAL Dr. Ramelan Surabaya Tipe A
26 RSUP dr. Soeradji Tirto Negoro Klaten Tipe A
3
MANFAAT DAN PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN
Prosedur Pelayanan
4
3. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (PPK II)
Pelayanan yang dilakukan di PPK II (Klinik Utama / Rumah Sakit Type D atau C)
atas rujukan dari PPK I meliputi konsultasi dan pemeriksaan di Dokter Spesialis
atau Sub-spesialis, pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan medis mulai
ringan sampai dengan yang memerlukan ketrampilan khusus, pelayanan
kesehatan gigi dan mulut spesialis, hemodialisa, rehabilitasi medis dan tranfusi
darah, serta pelayanan obat sesuai dengan kebutuhan medis.
Prosedur Pelayanan
4. Rawat Inap
Pelayanan yang dilakukan di Klinik Rawat Inap atau Rumah Sakit dikarenakan
pasien memerlukan observasi medis secara kontinyu dengan pelayanan
kesehatan meliputi akomodasi (kamar dan perawatan) di kelas perawatan sesuai
dengan hak peserta, konsultasi, pemeriksaan serta pengobatan oleh Dokter
Umum / Spesialis / Sub-spesialis di Rumah Sakit, pemeriksaan penunjang medis ,
perawatan intensif di ruang ICU maupun ICCU, tindakan pembedahan,
persalinan, pelayanan rehabilitasi medis, tranfusi darah jika diperlukan dan
pelayanan obat sesuai kebutuhan medis.
5
Prosedur Pelayanan
Hak Kelas Rawat Inap Peserta sesuai lampiran dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB):
Keterangan:
- Apabila saat rawat inap kelas sesuai haknya penuh, maka diberikan kelas
setingkat di atasnya (maksimal 2 x 24 jam). Jika pada hari berikutnya hak
sesuai kelasnya sudah kosong akan dikembalikan sesuai haknya.
- Apabila peserta menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi dari haknya
atas permintaan sendiri, maka selisih biaya yang timbul akan menjadi
tanggungan pribadi peserta.
6
5. Pemeriksaan Kehamilan dan Persalinan
Biaya pemeriksaan kehamilan dan persalinan peserta sampai dengan
persalinan ketiga ditanggung oleh Perusahaan.
Prosedur Pelayanan
Pemeriksaan Kehamilan
7
Pelayanan Persalinan
8
Prosedur Pelayanan
7. Rawat Jalan dan Rawat Inap di Luar RS PT NMU yang Sudah Bekerjasama
dengan PT NMU
Persyaratan Pelayanan Rawat Jalan / Rawat Inap PPK II:
Tidak perlu melakukan fingerprint/scan wajah
Membawa Surat Rujukan BPJS Kesehatan dari PPK I
Membawa Surat Jaminan dari PPK I PT NMU (Klinik Utama Modern Dasa
Medika / yang ditunjuk oleh PT NMU)
Membawa KTP/KK untuk anak
Membawa Kartu BPJS Kesehatan
9
8. Kacamata
Pembuatan kacamata harus berdasarkan hasil pemeriksaan Dokter Spesialis
Mata dengan batasan satu kali selama dua tahun dan sesuai ketentuan BPJS
Kesehatan yang berlaku.
Tarip biaya kacamata untuk pembuatan pertama sebagai berikut:
- Untuk bingkai maksimum sebesar : Rp. 200.000,-
- Untuk lensa maksimum sebesar : Rp. 150.000,-
Tarip biaya kacamata untuk pembuatan kedua dan seterusnya bagi
peserta sesuai dengan ketentuan BPJS Kesehatan sebagai berikut:
- Kelas 1 : Maksimum Rp. 300.000,-
- Kelas 2 : Maksimum Rp. 200.000,-
Apabila dalam pembuatan kacamata tidak ditanggung oleh BPJS
Kesehatan tetapi ada dalam PKB, maka dapat ditanggung oleh
Perusahaan sesuai ketentuan.
Apabila ada Selisih biaya kacamata terhadap tarif biaya, akan menjadi
tanggungan pribadi peserta.
Prosedur Pelayanan
10
NO ALAT TARIF KETENTUAN
KESEHATAN
1 Alat Bantu Maksimal Diberikan paling cepat lima tahun sekali
Dengar Rp. 1.000.000,-
2 Protesa Alat Maksimal 1. Protesa alat gerak adalah kaki palsu &
Gerak Rp. 2.500.000,- tangan palsu
2. Diberikan paling cepat lima tahun sekali
3 Protesa Gigi Maksimal 1. Diberikan paling cepat dua tahun sekali
Akrilik Rp. 1.000.000,- 2. Full protesa gigi maksimal Rp.
1.000.000,-
3. Masing-masing rahang maksimal Rp.
500.000,-
4 Korset Tulang Maksimal Diberikan paling cepat dua tahun sekali
Belakang Rp. 350.000,-
5 Collarneck Maksimal Diberikan paling cepat dua tahun sekali
Rp. 150.000,-
Prosedur Pelayanan
11
10. Kecelakaan Kerja dan Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan kerja adalah yang kejadian terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan
kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah
melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.
Dalam hal terjadi kecelakaan kerja, biaya yang timbul akan ditagihkan
oleh Klinik / Rumah Sakit ke BPJS Ketenagakerjaan. Peserta yang
bersangkutan diwajibkan melengkapi persyaratan yang diperlukan dan
segera melapor ke Bagian SDM setempat untuk dilakukan pelaporan
tahap I ke BPJS Ketenagakerjaan maksimal 2 x 24 jam.
Persyaratan yang dibutuhkan:
- Kartu BPJS Ketenagakerjaan Asli/Fotocopy
- KTP Asli
- Kronologis Kejadian (dibuat dan ditandatangi oleh pasien,
bermaterai)
- Form BPJS Ketenagakerjaan (disiapkan oleh Bag. SDM setempat)
- Surat Trauma Center (disiapkan oleh Bag. SDM setempat)
- Absensi (disiapkan oleh Bag. SDM setempat)
Kecelakaan Lalu Lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak
diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa
pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan atau
kerugian harta benda.
Dalam hal terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara
lain dan dijamin oleh Jasa Raharja, maka Peserta yang bersangkutan
diwajibkan melengkapi segala persyaratan yang diperlukan. Apabila
setelah dilakukan klaim dari Pihak Asuransi Jasa Raharja namun alokasi
dananya belum mencukupi maka sisanya menjadi tanggungan BPJS
Kesehatan.
Persayaratan:
- Kronologis Kejadian (dibuat dan ditandatangi oleh pasien,
bermaterai).
- Laporan Polisi 2 x 24 jam.
- Surat Keterangan Dijamin dari Jasa Raharja.
Apabila ada sisa biaya yang timbul atas kecelakaan lalu lintas yang
terjamin Jasa Raharja, maka akan ditagihkan kepada BPJS Kesehatan,
namun jika terjadi selisih biaya yang dimaksud tidak semuanya
tercover BPJS Kesehatan maka sisanya akan dibayarkan oleh
Perusahaan.
Kecelakaan Lalu Lintas Tunggal adalah kecelakaan lalu lintas yang
hanya melibatkan satu kendaraan bermotor dan tidak melibatkan
pengguna jalan lain.
Kecelakaan Lalu Lintas Tunggal dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan
dengan persyaratan:
12
- Kronologis Kejadian (dibuat dan ditandatangi oleh pasien,
bermaterai).
- Laporan Polisi 2 x 24 jam.
- Surat Keterangan Tidak Dijamin dari Jasa Raharja.
Bilamana Peserta setelah dinyatakan boleh pulang dari Klinik / Rumah
Sakit ternyata masih belum melengkapi persyaratan yang dibutuhkan,
maka seluruh biaya yang timbul menjadi beban pribadi Peserta
(termasuk untuk rawat jalan). Apabila persyaratan dapat dilengkapi
setelah dilakukan pembayaran beban pribadi, maka dapat diklaim ke
Jasa Raharja dengan membawa kuitansi asli.
a. Rujukan Horisontal
Rujukan horisontal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan dalam satu tingkatan apabila perujuk tidak dapat memberikan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien karena
13
keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau ketenagaan yang sifatnya
sementara atau menetap.
Rujukan Horisontal dapat berupa:
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan Radiologi
3. Dll. sesuai dengan indikasi medis dan ketentuan yang berlaku
b. Rujukan Vertikal
Rujukan vertikal adalah rujukan yang dilakukan antar pelayanan
kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat dilakukan dari tingkat
pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi atau
sebaliknya.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih rendah ke tingkatan
pelayanan yang lebih tinggi dilakukan apabila:
1. Pasien membutuhkan pelayanan kesehatan spesialistik atau sub-
spesialistik.
2. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas,
peralatan dan/atau ketenagaan.
Rujukan vertikal dari tingkatan pelayanan yang lebih tinggi ke tingkatan
pelayanan yang lebih rendah dilakukan apabila:
1. Permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh tingkat
pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya.
2. Kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut.
3. Pasien membutuhkan pelayanan lanjutan yang dapat ditangani
oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah dan
hanya untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang.
4. Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana,
prasarana, peralatan dan atau ketenagaan.
14
Tata cara pelaksanaan sistem rujukan berjenjang:
1. Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang
sesuai kebutuhan medis, yaitu:
a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua.
c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya
dapat diberikan atas rujukan dari faskes primer (PPK I).
d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer
4. Rujukan Parsial
Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi
pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau
pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien
di faskes tersebut. Rujukan parsial dapat berupa:
a. Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang atau
tindakan.
b. Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang.
Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka
penjaminan pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.
16
b. Pelayanan Ambulan yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan tapi dapat
ditanggung oleh Perusahaan:
- Rujukan parsial (antar jemput pasien atau spesimen dalam rangka
mendapatkan pemeriksaan penunjang atau tindakan, yang
merupakan rangkaian perawatan pasien di salah satu Faskes).
- Ambulan PMI.
- Ambulan jenazah.
17
Lampiran 1
Surat Kolektif Perawatan Kesehatan Bagi Karyawan Tetap PTPN X dan Batih
18
19
Lampiran 2
Penertiban Prosedur Pelaksanaan Perawatan Kesehatan Menggunakan BPJS
Kesehatan
20
PT PERKEBUNAN NUSANTARA X PT NUSANTARA MEDIKA UTAMA
Jalan Jembatan Merah No. 3-11 Jalan Hayam Wuruk No.88,
Kota Surabaya, 60175 – Indonesia Kota Mojokerto, 61318 – Indonesia
Website : www.ptpn10.co.id Website : www.nmu.co.id
E-mail : contact@ptpn10.co.id E-mail : nusameditama@yahoo.co.id