Anda di halaman 1dari 189

DAR2/Profesional/100/1/2019

PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN JASMANI,


OLAHRAGA DAN KESEHATAN

MODUL 2

FILSAFAT DAN PARADIGMA BARU PENDIDIKAN JASMANI,


AKTIVITAS GERAK DAN OLAHRAGA DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI

PENULIS:
Dr.Hariadi, S.Pd.,M.Kes, AIFO

PPG DALAM JABATAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2019
Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | i
Kata Pengantar

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmadt-Nya kami dapat menyelesaikan modul 1 yang berjudul Perkembangan
Peserta Didik dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani sesuai dengan tuntutan
dan waktu yang telah ditetapkan.
Modul ini merupakan modul cetak yang akan dipersiapkan untuk dimasukkan
ke dalam system online dengan pola pola hybrid learning, yaitu memadukan model
pembelajaran online atau dalam jaringan (daring) dengan tatap muka. Adapun
pokok-pokok isi modul dibagai menjadi 4 Kegiatan Belajar (KB) yaitu: (1) KB 1:
Filsafat dan olympisim serta paradigma baru dalam pendidikan Jasmani, (2)
KB 2: Prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui pengembangan kemampuan
gerak dasar/fundamental, aktivitas permainan bola besar dan kecil, serta aplikasinya
dalam pembelajaran pendidikan jasmani, (3) KB 3: Prinsip aktivitas gerak dan
olahraga melalui aktivitas atletik; pengembangan kebugaran jasmani; seni beladiri
serta aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani, dan (4) Prinsip aktivitas
gerak dan olahraga melalui aktivitas senam lantai; aktivitas gerak berirama (ritmik);
aktivitas air/renang serta aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Modul ini di upayakan sebagai bahan belajar yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai tingkatan kompetensi yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sehingga modul ini merupakan salah satu
acuan bagi penyelenggara pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan
keprofesionalan yang diperlukan guru dalam melaksanakan kegiatan Pendidikan
Profesi Guru (PPG) dalam jabatan. Melalui modul ini diharapkan dapat
ditingkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama
bagi para guru peserta PPG PJOK yang dilaksanakan melalui pola tatap muka,
daring (online) dan campuran (blended) tatap muka dengan online.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim penyelia yang sudah
membimbing dan mengarahkan selama penyusunan modul ini dilaksanakan.
Terimakasih juka disampaikan kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesian modul ini. Saran dan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan
isi modul ini terus diharapakan sebagai bekal penyempurnaan. Akhirnya penulis
berharap kiranya modul ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar mandiri bagi
peserta PPG dalam jabatan yang akan mengikuti PPG dalam jabatan.

Jakarta, 10 Nopember 2019


Penulis,.

ii | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Judul : FILSAFAT DAN PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
JASMANI, AKTIVITAS GERAK DAN OLAHRAGA
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
Penulis : Dr. Hariadi, S.Pd., M.Kes. AIFO.
Editor : 1. Dr.Tri Rustiadi, M.Kes.
2. Dr. Mugio Hartono, M.Pd.
Penyunting : .....................................................
Desain Sampul dan
Tata Letak : ......................................................
Penerbit : Kemendikbud
Redaksi : Jl....................................................

Distributor Tunggal

Cetak Pertama 2019


Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang memperbanyak modul ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa
izin tertulis dari penerbit.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | iii
DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 5
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Kegiatan Belajar 1: 1
Filsafat dan Oolympisim serta Paradigma baru dalam
Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan 1
1. Deskripsi Singkat 1
2. Relevansi 2
3. Petunjuk Belajar 2
B. Inti 3
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 3
2. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 3
3. Pokok-Pokok Mater 4
4. Uraian Materi : 4
a. Azas dan falsafah Penjas 4
b. Olimpade dan Olympism (Olimpisme). 25
c. Paradigma Baru dalam Pendidikan Jasmani 32
5. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 35
6. Forum Diskusi 35
C. Penutup 36
1. Rangkuman 36
2. Formatif 37
3. Daftar Pustaka 42
Kegiatan Belajar 2 43
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui Pengembangan
Kemampuan Gerak Dasar/Fundamental, Aktivitas Permainan Bola
Besar dan Kecil, Serta Aplikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
A. Pendahuluan 43
1. Deskripsi Singkat 43
2. Relevansi 43
3. Petunjuk Belajar 44
B. Inti 44
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 44

iv | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


2. Pokok Materi 44

DAFTAR ISI (lanjutan)

Halaman
3. Uraian Materi : 45
a. Aktifitas Ggerak Dasar 45
b. Aktifitas Permainan Bola Besar 61
c. Aktifitas Pbrmainan Bola Kecil 85
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 88
5. Forum Diskusi 89
C. Penutup 89
4. Rangkuman 89
5. Formatif 90
6. Daftar Pustaka 93
Kegiatan Belajar 3 95
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui Aktivitas Atletik;
Pengembangan Kebugaran Jasmani; Seni Beladiri Serta Aplikasinya
dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
A. Pendahuluan 95
1. Deskripsi Singkat 95
2. Relevansi 96
3. Petunjuk Belajar 96
B. Inti 97
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 97
2. Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 97
3. Pokok-Pokok Mater 98
4. Uraian Materi : 98
a. Aktivitas Atletik nomor ; Jalan,Lari, lempar, dan Lompat 98
b. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani 105
c. Analisis Hasil Tes Kebugaran Jasmani 114
d. Aktivitas seni beladiri Pencak Silat. 124
5. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 131
6. Forum Diskusi 131
C. Penutup 132
7. Rangkuman 132
8. Tes Formatif 133
9. Daftar Pustaka 136

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | v


DAFTAR ISI (lanjutan)

Halaman
Kegiatan Belajar 4 137
Prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas senam lantai;
aktivitas gerak berirama (ritmik); aktivitas air/renang serta
aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani
A. Pendahuluan 137
1. Deskripsi Singkat 137
2. Relevansi 137
3. Petunjuk Belajar 138
B. Inti 139
1. Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 139
2. Pokok-Pokok Mater 139
3. Uraian Materi : 139
a. Aktifitas gerak senam artistik (senam lantai) 139
b. Aktivitas gerak senam ritmik /irama 151
c. Aktivitas olahraga air (Aquatik)/renang 156
4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi 166
5. Forum Diskusi 167
C. Penutup 167
1. Rangkuman 167
2. Tes Formatif 168
3. Daftar Pustaka 171
Tugas Akhir 172
Tes Sumatif 172

vi | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Upacara pembukaan Olimpiade Athena 1896 26
Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi keterampilan 60
Gambar 2.2. Permainan 3 vs 1 67
Gambar 2.3. Permaian ball possession and passing 68
Gambar 2.4. Permainan game passing 4 vs 4 for four corner 68
Gambar 2.5. Latihan mengembangkan dribbling, turning, dan 70
passing
Gambar 2.6. Latihan drill 3 orang 1 bola 70
Gambar 2.7. Drill passing dan shooting 71
Gambar 2.8. Latihan speed dribbling under pressing 72
Gambar 2.9. Latihan 1 vs 1 72
Gambar 2.10. Latihan dribbling competition 73
Gambar 2.11. Latihan panther drill 77
Gambar 2.12. Latihan circle run 78
Gambar 2. 13. Permainan Rox Drill taktik bola basket 79
Gambar .3.1. Kedudukan kebugaran jamsni berkaiatan kesehatan dan 108
keterampilan
Gambar 3.2. Tes keseimbangan statis 113
Gambar 3.3. Sikap Kuda-kuda dalam pencak sila 126
Gambar 3.4. Sikap Pasang Pencak Silat 127
Gambar 3.5. Arah Langkah 8 penjuru angin 128
Gambar 3.6. Teknik dasar pukulan pencak silat 129
Gambar 3.7 Tangkisan dalam Pencak Silat 130
Gambar 4. 1. Sikap kayang 143
Gambar 4.2. Gerakan guling lenting 146
Gambar 4.3. Sikap lenting kepala 147
Gambar 4.4. Rangkaian gerak flip flap 148
Gambar 4.5. Beberapa macam senam irama 151
Gambar 4. 6. Sikap renang gaya dada 163
Gambar 4.7. Sikap renang gaya punggung 164
Gambar 4. 8. Sikap renang gaya kupu-kupu 165

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1. Proporsi Pendidikan Jasmani dan Olahraga 23
Tabel 3.1. Prediksi Rumus Menghitung Denyut Jantung Maksimal 107
Tabel .3.2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putra 122
Usia 13-15 Tahun
Tabel 3.3. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putra 122
Usia16-19 Tahun
Tabel 3.4. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putri 122
Usia13-15 Tahun
Tabel 3.5. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putri 123
Usia16-19 Tahun
Tabel .3.6. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia 123

viii | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kegiatan Belajar 1.
Filsafat dan olympisim serta paradigma baru dalam
Pendidikan Jasmani

A. Pendahuluan
1. Deskripsi Singkat

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang


memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Keseimbangan
harmoni antara aspek kepribadian individu, intelektual, dan jasmani ini sangatlah
diperlukan. Oleh karena itu, berolah raga hendaknya tidak diartikan sebagai olah
fisik semata tetapi juga perlu dibarengi dengan mental spiritual dan juga wawasan
pengetahuan tentang olah raga tersebut. Untuk memahami tentang olah raga secara
mendalam, kiranya sangat perlu mempelajari tentang sejarah Olimpiade Kuno
(1300 – 776 Sebelum Masehi). Pada mulanya olimpiade adalah bagian dari ritual
keagamaan bangsa Yunani (Greece) dan koloninya untuk menyembah dan memuja
dewa Zeus. Setelah dilakukan ritual keagamaan di sebuah kuil di bukit Kronus
dikota Olimpia, Sejarah Olimpiade Modern, Olympimsm & Gerakan Olympiade.
Sejarah Olimpiade Abad 19 Kembali pada tahun 1852, ketika arkeolog Jerman
Ernest Curtius yang bekerja di rereuntuhan Olympia menemukan kembali
peninggalan kebudayaan kota Olimpia. Gagasan untuk membangkitkan kembali
Semangat Lomba Olimpia (Olympism) yang dipadukan dengan penyelenggaraan
pertandingan olah raga tingkat internasional (olympic games) yang kemudian
dikenal dengan gerakan olimpiade (olympic movement). Ide dasarnya adalah
menciptakan kehidupan yang damai di dunia melalui kegiatan olah raga antar
bangsa. Olimpiade modern yang pertama diadakan di kota Athena pada tahun 1896
mengajak negara-negara di dunia untuk bersama menghidupkan kembali nilai &
kegiatan Olimpiade sebagai solusi mengatasi krisis sosial, politik akibat dari konflik
dan permasalahan di berbagai & antar Negara. Kegiatan Olimpiade diharapkan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 1


dapat memberikan inspirasi dan semangat persaudaraan dalam upaya membangun
resolusi perdamaian untuk mengatasi kekacauan yang terjadi di seluruh dunia.
Untuk maksud tersebut PJOK merupakan salah satu program yang melanggengkan
agar nilai alimpism tetap melekat dalam setiap individu peserta didik. Sehingga
pada akhirnya pelaksanaan aktivitas pergerakan olimpiade berjalan secara terpadu
dan berkesinambungan dan nilai dan pesan dari olimpiade memberikan manfaat
bagi setiap manusia di seluruh dunia.

2. Relevansi

Sebagai guru profesional kemampuan dalam menguasai ilmu pengetahuan


khususnynya sejarah dan falsafah pendidikan jasmani. Disamping itu ia juga harus
memahami sistem nilai yang terkandung dalam olympisim yang digunakan sebagai
pedoman nilai acuan berbuat dan bertindak dalam kegitan keolahragaan dan
pendidikan jasmani. Dengan demikian seorang pendidik profesional dibidang
PJOK akan mampu melakukan tugas profesi dengan baik serta mampu
mengantisipasi paradigma baru yang terjadi dalam pembelajaran PJOK dengan
cerdas dan bijaksana.

3. Petunjuk Belajar

Modul ini disusun sebagai bahan kajian untuk membantu para peserta
dalam kegiatan Pendidikan Profesi Guru dalam jabatan. Untuk memudahkan
proses pembelajaran adapun mekanisme yang harus dipahami dalam memahami
modul ini adalah sebagai berikut :

a. Modul ini merupakan bahan ajar atau sumber belajar dalam jaringan.
(daring) yag juga dapat dikombinasikan dengan pembelajaran di luar
jaringan (luring).
b. Setelah peserta membuka laman ppg, bacalah secara cermat setiap
komponen modul dengan baik. Modul terdiri dari tiga bagian yaitu bagain
pendahuluan, inti dan penutup.

2 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


c. Lakukan setiap langah aktivitas kegiatan pembelajaran terutama pada
bagian inti yaitu dengan mencermati dan memahami : capaian
pembelajaran dan sub capaiannya, uraian materi, membuka PPT dan
melihat ilustrasi animasi atau video, mengerjakan tugas serta aktif dalam
forum diskusi.
d. Setelah seluruh bagian inti telah dilakukan, sebaiknya baca dan pahami
juga rangkuman kalau perlu buat rangkuman tersendiri.
e. Terakhir dari KB ini, peserta dapat mengerjakan tugas yang telah
dirancang dan mengerjakan tes formatif.

B. Inti

1. Capaian Pembelajaran.

Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar teori dan aplikasi


Filsafat dan olympisim serta paradigma baru dalam pendidikan Jasmani,
terampil dalam melakukan, dan membelajarkan konsep tersebut dengan
menerapkan dasar keilmuan, serta memiliki tanggung jawab personal dan
sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan
kebijakan yang berlaku

2. Sub Capaian Pembelajaran

a. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini


peserta PPG dapat menerapkan konsep, kedudukan dan makna
pendidikan jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Dengan membaca dan menelaah materi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat Menggali konsepsi dan falsafah pendidikan jasmani.
c. Dengan membaca dan berdiskusi pada kegiatan pembelajaran ini,
saudara dapat memadukan prinsip filosofi dan paradigma baru dalam
pembelajaran pendidikan jasmani

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 3


3. Pokok-pokok Materi
a. Azaz dan Falsafah Penjas
b. Olimpade dan Olympism (Olimpisme).
c. Paradigma Baru dalam Pendidikan Jasmani

4. Uraian Materi

a. Azas dan Falsafah PJOK

1. Pengertian Pendidikan Jasmani


Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani
memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, daripada hanya
menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan
mentalnya.Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan pada umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik dalam hal
kognitif, afektif, dan psikomotor melalui aktivitas jasmani. Sehingga melalui
program penjas dengan aktivitas fisik dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak secara totaliti, sebagai mana yang dikemukakan Pangrazi dan
Aaron (2016) Physical education is part of the total educational program that
contributes, primarily through physical activity, to the total growth and
development of all children. Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh
berbagai macam pengalaman yang berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan,
emosi, perhatian, kerjasama, keterampilan, dsb. Aktivitas jasmani untuk pendidikan
jasmani ini dapat melalui olahraga atau non olahraga. Titik perhatiannya adalah
peningkatan gerak manusia. Lebih khusus lagi, penjas berkaitan dengan hubungan
antara gerak manusia dan wilayah pendidikan lainnya: hubungan dari
perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya. Fokusnya pada pengaruh
perkembangan fisik terhadap wilayah pertumbuhan dan perkembangan aspek lain
dari manusia itulah yang menjadikannya unik. Tidak ada bidang tunggal lainnya
seperti pendidikan jasmani yang berkepentingan dengan perkembangan total

4 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


manusia. Beberapa definisi atau pengertian pendidikan jasmani berikut
memberikan acuan Saudara menganalisisnya.Williams menyatakan bahwa
pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia yang dipilih jenisnya dan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Singer memberi batasan
mengenai pendidikan jasmani sebagai pendidikan melalui jasmani berbentuk suatu
program aktivitas jasmani yang medianya gerak tubuh dirancang untuk
menghasilkan beragam pengalaman dan tujuan antara lain belajar, sosial,
intelektual, keindahan dan kesehatan. Menurut UNESCO (1978) dalam
“International Charter of Physical Education and Sport” Pendidikan jasmani adalah
satu proses pendidikan seseorang sebagai individu atau anggota masyarakat yang
dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam
rangka meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan
kecerdasan dan pembentukan watak. Bucher, (1979) mengemukakan pendidikan
jasmani merupakan bagian integral dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan
melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan organik, neuromuskuler, interperatif, sosial, dan emosional. Abdul
Kadir Ateng (1993), menyatakan pula bahwa; pendidikan jasmani merupakan
bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan
jasmani yang bertujuan mengembangkan secara organik, neuromuskuler,
intelektual dan emosional. Sukintaka (2004) menyatakan bahwa pendidikan
jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan total yang mencoba
mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental sosial, serta
emosional dalam kerangka menuju manusia Indonesia seutuhnya dengan wahana
aktivitas jasmani sehingga pengertian pendidikan jasmani adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan melalui aktivitas jasmani yang disusun
secara sistematis untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya. Hal senada Jennifer
L., Deborah A. Wues (2018) mengemukakan bahwa Physical education is an
educational process that uses physical activity as a means to help individuals
acquire skills, fitness, knowledge, and attitudes that contribute to their optimal
development and well-being. SK Mendikbud nomor 413/U/1987 menyebutkan
bahwa pendidikan jasmani adalah bagian yang integral dari pendidikan melalui

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 5


aktivitas jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik,
neuromuscular, intelektual, dan emosional. Rusli Lutan (2005) menyatakan bahwa
pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai proses sosialisasi melalui aktivitas
jasmani, bermain, dan atau olahraga untuk mencapai tujuan pendidikan. Agus
Mahendra (2006) menyatakan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan
tentang dan melalui jasmani, permainan dan atau olahraga yang terpilih untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Dari beragam definisi tersebut, pendidikan jasmani diartikan dengan
berbagai ungkapan dan kalimat. Namun esensinya sama, yang jika disimpulkan
bermakna jelas, bahwa pendidikan jasmani memanfaatkan alat fisik untuk
mengembangan keutuhan manusia. Dalam hal ini diartikan bahwa melalui aktifitas
fisik maka bersamaan itu pula aspek mental dan emosional pun turut berkembang,
bahkan dengan penekanan yang cukup dalam. Karena hasil-hasil kependidikan dari
pendidikan jasmani tidak hanya terbatas pada manfaat penyempurnaan fisik atau
tubuh semata, definisi penjas tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional dari
aktivitas fisik. Kita harus melihat istilah pendidikan jasmani pada bidang yang lebih
luas dan lebih abstrak, sebagai satu proses pembentukan kualitas pikiran dan juga
tubuh. Sungguh, pendidikan jasmani ini karenanya harus menyebabkan perbaikan
dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan harian
seseorang. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan: psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan meminjam
ungkapan Robert Gensemer, penjas diistilahkan sebagai proses menciptakan “tubuh
yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa.” Artinya, dalam tubuh yang baik
‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno:
Men sana in corporesano. Salah satu pertanyaan sulit di sepanjang jaman adalah
pemisahan antara jiwa dan raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa
jiwa dan raga terpisah, dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu, disebut
dualisme, yang mengarah pada penghormatan lebih pada jiwa, dan menempatkan
kegiatan fisik secara lebih inferior. Pandangan yang berbeda lahir dari filsafat
monisme, yaitu suatu kepercayaan yang memenangkan kesatuan tubuh dan jiwa.
Kita bisa melacak pandangan ini dari pandangan Athena Kuno, dengan konsepnya

6 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


“jiwa yang baik di dalam raga yang baik.” Moto tersebut sering dipertimbangkan
sebagai pernyataan ideal dari tujuan pendidikan jasmani tradisional: aktivitas fisik
mengembangkan seluruh aspek dari tubuh; yaitu jiwa, tubuh, dan spirit. Tepatlah
ungkapan Zeigler bahwa fokus dari bidang pendidikan jasmani adalah aktivitas
fisik yang mengembangkan, bukan semata-mata aktivitas fisik itu sendiri. Selalu
terdapat tujuan pengembangan manusia dalam program pendidikan jasmani. Akan
tetapi, pertanyaan nyata yang harus dikedepankan di sini bukanlah ‘apakah kita
percaya terhadap konsep holistik tentang pendidikan jasmani, tetapi, apakah konsep
tersebut saat ini bersifat dominan dalam masyarakat kita atau di antara pengemban
tugas penjas sendiri ?
Dalam masyarakat sendiri, konsep dan kepercayaan terhadap pandangan
dualisme di atas masih kuat berlaku. Bahkan termasuk juga pada sebagian besar
guru penjas sendiri, barangkali pandangan demikian masih kuat mengakar, entah
akibat dari kurangnya pemahaman terhadap falsafah penjas sendiri, maupun karena
kuatnya kepercayaan itu. Yang pasti, masih banyak guru penjas yang sangat jauh
dari menyadari terhadap peranan dan fungsi pendidikan jasmani di sekolah-sekolah,
sehingga proses pembelajaran penjas di sekolahnya masih lebih banyak ditekankan
pada program yang berat sebelah pada aspek fisik semata-mata. Bahkan, dalam
kasus Indonesia, penekanan yang berat itu masih dipandang lebih baik, karena
ironisnya, justru program pendidikan jasmani di kita malahan tidak ditekankan ke
mana-mana. Itu karena pandangan yang sudah lebih parah, yang memandang
bahwa program penjas dipandang tidak penting sama sekali. Nilai-nilai yang
dikandung penjas untuk mengembangkan manusia utuh menyeluruh, sungguh
masih jauh dari kesadaran dan pengakuan masyarakat kita. Ini bersumber dan
disebabkan oleh kenyataan pelaksanaan praktik penjas di lapangan. Teramat
banyak kasus atau contoh di mana orang menolak manfaat atau nilai positif dari
penjas dengan menunjuk pada kurang bernilai dan tidak seimbangnya program
pendidikan jasmani di lapangan seperti yang dapat mereka lihat. Perbedaan atau
kesenjangan antara apa yang kita percayai dan apa yang kita praktikkan (gap antara
teori dan praktek) adalah sebuah duri dalam bidang pendidikan jasmani kita.
Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya,

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 7


penjas bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel pada program sekolah
sebagai alat untuk membuat anak sibuk. Tetapi penjas adalah bagian penting dari
pendidikan. Melalui penjas yang diarahkan dengan baik, anak-anak akan
mengembangkan keterampilan yang berguna bagi pengisian waktu senggang,
terlibat dalam aktivitas yang kondusif untuk mengembangkan hidup sehat,
berkembang secara sosial, dan menyumbang pada kesehatan fisik dan mentalnya.
Meskipun penjas menawarkan kepada anak untuk bergembira, tidaklah
tepat untuk mengatakan pendidikan jasmani diselenggarakan semata-mata agar
anak-anak bergembira dan bersenang-senang. Bila demikian seolah-olah
pendidikan jasmani hanyalah sebagai mata pelajaran ”selingan”, tidak berbobot,
dan tidak memiliki tujuan yang bersifat mendidik. Pendidikan jasmani merupakan
wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan bagi anak untuk mempelajari
hal-hal yang penting. Oleh karena itu,pelajaran penjas tidak kalah penting
dibandingkan dengan pelajaran lain seperti; Matematika, Bahasa, IPS dan IPA, dan
lain-lain.

2. Tujuan dan Pentingnya Pendidikan Jasmani

Secara umum, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk:
a. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
b. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
c. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
d. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

8 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


e. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi secara
efektif dalam hubungan antar orang.
f. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.

Diringkaskan dalam terminologi yang populer, maka tujuan pembelajaran


pendidikan jasmani itu harus mencakup tujuan dalam domain psikomotorik,
domain kognitif, dan tak kalah pentingnya dalam domain afektif. Pengembangan
domain psikomotorik secara umum dapat diarahkan pada dua tujuan utama,
pertama mencapai perkembangan aspek kebugaran jasmani, dan kedua, mencapai
perkembangan aspek perseptual motorik. Ini menegaskan bahwa pembelajaran
pendidikan jasmani harus melibatkan aktivitas fisik yang mampu merangsang
kemampuan kebugaran jasmani serta sekaligus bersifat pembentukan penguasaan
gerak keterampilan itu sendiri. Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari
domain psikomotorik, yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis
organ tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi
fungsi faal tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem
peredaran darah, sistem pernapasan, sistem metabolisme, dll.)
Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu
keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi rangsangan
dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan sampai terjadinya
respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan itu.Domain afektif
mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsur kepribadian yang kukuh. Tidak
hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuat yang perlu dikembangkan, tetapi
yang lebih penting adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya, seperti
intelegensi emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau
penilaian seseorang tentang kelebihannya. Konsep diri merupakan fondasi
kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan
perkembangan mereka setelah dewasa kelak. Intelegensia emosional mencakup
beberapa sifat penting, yakni pengendalian diri, kemampuan memotivasi diri,

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 9


ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengendalian diri merupakan kualitas
pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akal dan emosi yang menjadi
sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaiannya untuk sukses hidup di
masyarakat. Demikian juga dengan ketekunan; tidak ada pekerjaan yang dapat
dicapai dengan baik tanpa ada ketekunan. Ini juga berlaku sama dengan
kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam
menyelesaikan tugas apapun.
Di lain pihak, kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang
mampu menempatkan diri di pihak orang lain, dengan mencoba mengetahui
perasaan oran lain. Karena itu pula empati disebut juga sebagai kecerdasan
hubungan sosial. “Cubitlah diri kamu sendiri, sebelum mencubit orang lain.
Niscaya kamu akan mengetahui, apa yang boleh dan tidak boleh kamu lakukan pada
orang lain,” merupakan kearifan leluhur, yang jika diperas maknanya, tidak lain
adalah penekanan kemampuan berempati. Beban belajar di sekolah begitu berat dan
menekan kebebasan anak untuk bergerak. Kebutuhan mereka akan gerak tidak bisa
terpenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak
menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Penyelenggara pendidikan di
sekolah yang lebih mengutamakan prestasi akademis, memberikan anak tugas-
tugas belajar yang menumpuk. Sejalan dengan itu, pengetahuan dan kebiasaan
makan yang buruk pun semakin memperparah masalah kesehatan yang mengancam
kesejahteraan masyarakat. Dengan pola gizi yang berlebihan, para ‘pemalas gerak’
itu akan menimbun lemak dalam tubuhnya secara berlebihan. Mereka
menghadapkan diri mereka sendiri pada resiko penyakit degenaratif (menurunnya
fungsi organ) yang semakin besar.
Pendidikan Jasmani tampil untuk mengatasi masalah tersebut sehingga
kedudukannya dianggap penting. Melalui program yang direncanakan secara baik,
anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan
Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang
ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap sesuai
dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran

10 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil
terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.
Secara umum, manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai
berikut:

a. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak


Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai
dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil
bergembira melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi
kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, kian besar
kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri.
b. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
Dengan bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya
dan dalam kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para
ahli sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan
intelektual dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang
menjadi dasar kepribadiannya kelak.
c. Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna
Peranan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut
mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai
berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola
pertumbuhan anak usia sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut
pola pertumbuhan lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan
cepat yang dialami anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan.
d. Menyalurkan energi yang berlebihan
Anak adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi.
Kelebihan energi ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku
dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan
memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan
kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara optimum.
e. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 11


maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat
berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh
dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik,
mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa
pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling tepat untuk “membentuk
manusia seutuhnya”.

3. Pengertian Pendidikan Olahraga


Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai
cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada peserta didik diperkenalkan berbagai
cabang olahraga agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang
ditekankan di sini adalah „ hasil „ dari pembelajaran itu, sehingga metode
pengajaran serta bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan
yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses
pembelajaran. Pendapat lain tentang Pendidikan olahraga ; Pengertian olahraga
adalah suatu teknik bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif.
Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu teknik permainan
yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan
jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara
tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif, maksudnya bahwa aktivitas
itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki
beberapa teknik dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis
maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan
atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas
kesepakatan semua pihak yang terlibat. Guru demikian akan berkata: “kalau perlu
tidak usah ada pentahapan, karena anak akan dapat mempelajarinya secara
langsung. Beri mereka bola, dan instruksikan anak supaya bermain langsung”.
Anak yang sudah terampil biasanya dapat menjadi contoh, dan anak yang belum
terampil belajar dari mengamati demonstrasi temannya yang sudah mahir tadi.
Untuk pengajaran model seperti ini, ada ungkapan: “Kalau anda ingin anak belajar

12 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


renang, lemparkan mereka ke kolam yang paling dalam, dan mereka akan bisa
sendiri. Dari uraian di atas maka dapat kita simpulkan olahraga adalah aktivitas
kompetitif. Karena kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan
kompetisi, sehingga tanpa kompetisi, olahraga berubah menjadi semata-mata
bermain atau rekreasi. Bermain pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya,
olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat
penting dalam hakikatnya.

4. Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan
antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan kesehatan memotivasi
seseorang untuk menerima informasi kesehatan dan berbuat sesuai dengan
informasi tersebut agar mereka menjadi lebih tahu dan lebih sehat (Budioro,1998).
Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses
perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri
individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang nilai nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi sendiri masalah masalah kesehatan
menjadi mampu (Purwanto, 1999).
a. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Menurut WHO (1954) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), tujuan
pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan status kesehatan dan mencegah
timbulnya penyakit, mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada,
memaksimalkan fungsi dan peran pasien selama sakit, serta membantu pasien dan
keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan. Secara umum tujuan dari pendidikan
kesehatan adalah mengubah perilaku
individu atau masyarakat dibidang kesehatan. Tujuan ini dapat diperinci lebih
lanjut antara lain, menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai
dimasyarakat, menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat, mendorong
pengembangan dan menggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 13


ada (Herawani, 2001). Dari pandangan tersebut bisa disimpulkan bahwa
pendidikan kesehatan bertujuan:
1) Meningkatkan pengetahuan anak didik tentang ilmu kesehatan, termasuk
cara hidup sehat dan teratur
2) Menanamkan dan membina nilai dan sikap mental yang positif terhadap
prinsip hidup sehat
3) Menanamkan dan membina kebiasaan hidup sehat sehari-hari yang sesuai
dengan syarat kesehatan
4) Meningkatkan keterampilan anak didik dalam melaksanakan hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan

b. Proses Pendidikan Kesehatan


Dalam proses pendidikan kesehatan terdapat tiga persoalan pokok yaitu
masukan (input), proses dan keluaran (output). Masukan (input) dalam pendidikan
kesehatan menyangkut sasaran belajar yaitu individu, kelompok dan masyarakat
dengan berbagai latar elakangnya. Proses adalah mekanisme dan interaksi
terjadinya perubahan kemampuan dan perilaku pada diri subjek belajar. Dalam
proses pendidikan kesehatan terjadi timbal balik berbagai faktor antara lain adalah
pengajar, tehnik belajar dan materi atau bahan pelajaran. Sedangkan keluaran
merupakan kemampuan sebagai hasil perubahan yaitu perilaku sehat dari sasaran
didik melalui pendidikan kesehatan (Notoatmodjo,2003).

5. Landasan Filosofis Pendidikan Jasmani, Olahraga Dan Kesehatan

Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari


pendidikan umum. Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan
untuk mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di
sekolah akan pincang. Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari
pendidikan jasmani (Dauer and Pangrazy, 1992), yaitu:
a. meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik,

14 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


b. meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya, serta
c. meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek.
Untuk meneliti aspek penting dari penjas, dasar-dasar pemikiran seperti berikut
perlu dipertimbangkan :
a. Kebugaran dan kesehatan
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani
yang terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup
berat serta dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan
tersebut akan berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ
tubuh seperti jantung dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan
bertambah baik dan efisien, didukung oleh sistem kerja penunjang lainnya. Dengan
bertambah baiknya sistem kerja tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh akan
meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan dan kelentukannya. Demikian juga
dengan beberapa kemampuan motorik seperti kecepatan, kelincahan dan
koordinasi. Konsep sehat dan sejahtera secara menyeluruh berbeda dengan
pengertian sehat secara fisik. Anak dididik untuk meraih gaya hidup sehat secara
total serta kebiasan hidup yang sehat, baik dalam arti pemahaman maupun
prakteknya. Kebiasaan hidup sehat tersebut bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga
mencakup juga kesejahteraan mental, moral, dan spiritual. Tanda-tandanya adalah
anak lebih tahan dalam menghadapi tekanan dan cobaan hidup, berjiwa optimis,
merasa aman, nyaman, dan tenteram dalam kehidupan sehari-harinya.

b. Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama, dan
lain-lain, merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk
menguasai berbagai keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk
keterampilan dasar misalnya berlari dan melempar serta keterampilan khusus
seperti senam atau renang. Pada akhirnya keterampilan itu bisa mengarah kepada
keterampilan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 15


c. Terkuasainya konsep dan prinsip gerak
Pendidikan jasmani yang baik harus mampu meningkatkan pengetahuan anak
tentang konsep dan prinsip gerak. Pengetahuan tersebut akan membuat anak
mampu memahami bagaimana suatu keterampilan dipelajari hingga tingkatannya
yang lebih tinggi. Dengan demikian, seluruh gerakannya bisa lebih bermakna.
Sebagai contoh, anak harus mengerti mengapa kaki harus dibuka dan bahu
direndahkan ketika anak sedang berusaha menjaga keseimbangannya. Mereka juga
diharapkan mengerti mengapa harus dilakukan pemanasan sebelum berolahraga,
serta apa akibatnya terhadap derajat kebugaran jasmani bila seseorang berlatih tidak
teratur?

d. Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak
dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun
demikian dapat ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu
merangsang kemampuan berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam
kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola permainan yang memerlukan tugas- tugas
tertentu akan menekankan pentingnya kemampuan nalar anak dalam hal membuat
keputusan.

e. Kepekaan rasa
Dalam kehidupan sosial, setiap individu akan belajar untuk bertanggung
jawab melaksanakan peranannya sebagai anggota masyarakat. Di dalam
masyarakat banyak norma yang harus ditaati dan aturan main yang melandasinya.
Melalui penjas, norma dan aturan juga dipelajari, dihayati dan diamalkan. Untuk
dapat berperan aktif, anak pun akan menyadari bahwa ia dan kelompoknya harus
menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan. Sesungguhnyalah bahwa
kegiatan pendidikan jasmani disebut sebagai ajang nyata untuk melatih
keterampilan-keterampilan hidup (life skills), agar seseorang dapat hidup berguna
dan tidak menyusahkan masyarakat. Keterampilan yang dipelajari bukan hanya
keterampilan gerak dan fisik semata, melainkan terkait pula dengan keterampilan

16 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


sosial, seperti berempati pada orang lain, menahan sabar, memberikan respek dan
penghargaan pada orang lain, mempunyai motivasi yang tinggi, serta banyak lagi.
Seorang ahli menyebut bahwa kesemua keterampilan di atas adalah keterampilan
hidup. Sedangkan ahli yang lain memilih istilah kecerdasan emosional (emotional
intelligence).

f. Keterampilan sosial
Kecerdasan emosional atau keterampilan hidup bermasyarakat sangat
mementingkan kemampuan pengendalian diri. Dengan kemampuan ini seseorang
bisa berhasil mengatasi masalah dengan kerugian sekecil mungkin. Anak yang
rendah kemampuan pengendalian dirinya biasanya ingin memecahkan masalah
dengan kekerasan dan tidak merasa ragu untuk melanggar berbagai ketentuan.

g. Kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)


Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) anak
akan berkembang (Graham, 1993). Secara umum citra diri diartikan sebagai cara
kita menilai diri kita sendiri. Citra diri ini merupakan dasar untuk perkembangan
kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik seseorang merasa aman dan
berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau dan mampu mengambil resiko,
berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain, serta mampu menanggulangi
stress.

6. Landasan Ilmiah Pelaksanaan Pendidikan Jasmani


a. Landasan Biologis bagi Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh, di samping
berorientasi pada disiplin mental dan sosial. Guru pendidikan jasmani karenanya
harus memiliki penguasaan yang kokoh terhadap fungsi fisikal dari tubuh untuk
memahami secara lebih baik pemanfaatannya dalam kegiatan pendidikan jasmani.
Khususnya dalam masa modern dewasa ini, ketika pendidikan gerak dipandang
teramat penting, pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia berfungsi

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 17


dipandang amat krusial agar bisa melaksanakan tugas pengajaran dengan baik.
Joseph W. Still telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk meneliti perilaku
fisikal dan intelektual manusia. Meskipun penelitiannya sudah berlangsung di masa
lalu, namun masih menemukan faktanya di masa kini, bahkan maknanya seolah
mendapatkan angin baru dalam era teknologi dewasa ini. Dalam penelitiannya, Still
menemukan bahwa keberhasilan manusia dalam pencapaian prestasi, baik dalam
hal prestasi fisikal maupun dalam prestasi intelektual, berhubungan dengan usia
serta dapat digambarkan dalam bentuk sebuah kurva, di mana kurva itu bisa menaik
dan bisa menurun, sesuai dengan perjalanan usia manusia.
b. Landasan Psikologis Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak
dengan anak. Di dalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut,
terletak suatu keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-
masing, termasuk kelebihan dan kelemahannya. Dan ini bukan hanya berkaitan
dengan kelainan fisik sematamata, tetapi juga dalam kaitannya dengan perbedaan
psikologis seperti kepribadian, karakter, pola pikir, serta tak kalah pentingnya
dalam hal pengetahuan dan kepercayaan. Program pendidikan jasmani yang baik
tentu harus dilandasi oleh pemahaman guru terhadap karakteristik psikologis anak,
dan yang paling penting dalam hal sumbangan apa yang dapat diberikan oleh
program pendidikan jasmani terhadap perkembangan mental dan psikologis anak.
Studi dalam ilmu-ilmu psikologi mempunyai implikasi untuk para guru pendidikan
jasmani, terutama dalam wilayah atau sub-disiplin ilmu teori belajar, teori
pembelajaran gerak, perkembangan kepribadian, serta sikap. Kesemua sub-disiplin
itu, memberikan pemahaman yang lebih luas dalam hal bagaimana anak belajar,
dan yang terpenting upaya apa yang harus dipertimbangkan guru dikaitkan dengan
menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar. Kata psikologi
berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti jiwa atau roh, dan logos, yang
berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah ilmu jiwa atau ilmu pikiran.
Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia secara ilmiah, dan untuk
memahami alam pikiran manusia, termasuk anak, termasuk ciri-ciri manusia ketika
belajar. Pendidikan jasmani lebih menekankan proses pembelajarannya pada

18 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap
kecenderungan dan hakikat gerak ini, misalnya melalui teori gerak dan teori belajar
gerak, maka memungkinkan guru lebih memahami tentang kondisi apa yang perlu
disediakan untuk memungkinkan anak belajar secara efektif. Jika dahulu para guru
penjas lebih bersandar pada teori belajar behaviorisme, yang lebih melihat proses
pembelajaran dari perubahan perilaku anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya
keharusan untuk memahami tentang apa yang terjadi di dalam diri anak ketika
mempelajari keterampilan gerak, yang ditunjang oleh berkembangan teori belajar
kognitivisme.
Bersandar secara berlebihan pada teori belajar behaviorisme tentu
mengandung kelemahan tertentu, karena mendorong dan membenarkan guru
dengan proses bembelajaran yang sangat mekanistis; sekedar terjadi persambungan
antara stimulus (aba-aba guru) dengan respons peserta didik (gerakan peserta
didik), yang diperkuat oleh adanya reinforcement (ucapan pujian dari guru).
Akibatnya, guru pun umumnya abai dengan bagaimana sebenarnya proses yang
terjadi di dalam otak dan perangkat gerak anak, sehingga guru tidak pernah terlalu
mempertimbangkan kualitas dari proses pembelajaran, termasuk keharusan untuk
melibatkan proses berpikir dari anak. Akhirnya, anak relatif tidak pernah punya
gagasan apapun dalam pelajaran, dan klaim bahwa penjas memiliki peranan dalam
pengembangan kemampuan intelektual anak tidak terbuktikan secara nyata.
Perkembangan teori belajar kognitivisme menguak fakta kekakuan proses
pembelajaran penjas tersebut. Dalam salah satu teori belajar pengolahan informasi
(information processing theory) diungkap bahwa idealnya pembelajaran gerak
adalah sebuah proses pengambilan keputusan, yang secara hirarkis akan selalu
melalui tiga tahapan yang tetap, yaitu tahap mengidentifikasi stimulus, tahap
memilih respons, dan tahap memprogram respons. Jika pada proses pembelajaran
peserta didik diberi kesempatan dan didorong untuk terus-menerus meningkatkan
kemampuan pengambilan keputusannya, maka secara pasti kemampuannya
tersebut terlatih, karena masing-masing perangkat yang berhubungan dengan ketiga
tahapan pengambilan keputusan itupun kemampuannya semakin meningkat pula.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 19


c. Landasan Sosiologis dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses
sosialisasi. Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas pendidikan jasmani
mempunyai potensi untuk menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat
kualitas dari perkembangan sosial yang dapat dikembangkan dan dipengaruhi
dalam proses penjas di antaranya adalah kepemimpinan, karakter moral, dan daya
juang. Sosiologi berkepentingan dengan upaya mempelajari manusia dan
aktivitasnya dalam kaitannya dengan hubungan atau interaksi antar satu manusia
dengan manusia lainnya, termasuk sekelompok orang dengan kelompok lainnya. Di
sisi lain, sosiologi berhubungan juga dengan ilmu yang menaruh perhatian pada
lembaga-lembaga sosial seperti agama, keluarga, pemerintah, pendidikan, dan
rekreasi. Singkatnya, sosiologi adalah ilmu yang berkepentingan dalam
mengembangkan struktur dan aturan sosial yang lebih baik yang dicirikan oleh
adanya kebahagiaan, kebaikan, toleransi, dan kesejajaran sosial.
Dikaitkan dengan landasan tersebut, seorang guru penjas sesungguhnya adalah
seorang sosiologis yang perlu mengetahui prinsip-prinsip umum sosiologi, agar
mampu memanfaatkan proses pembelajarannya untuk menanamkan nilai-nilai yang
dapat dikembangkan melalui penjas. Sebagaimana dikemukakan Bucher, guru yang
mengerti sosiologi dalam konteks kependidikan akan mampu mengembangkan
minimal tiga fungsi: (1) pengaruh pendidikan pada institusi sosial dan pengaruh
kehidupan kelompok pada individu, seperti bagaimana sekolah berpengaruh
kepribadian atau perilaku individu; (2) hubungan manusia yang beroperasi di
sekolah yang melibatkan peserta didik, orang tua, dan guru dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepribadian dan perilaku individu; dan (3) hubungan sekolah
kepada institusi lain dan elemen lain masyarakat, misalnya pengaruh dari
pendidikan pada kehidupan masyarakat kota.

Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani, Pendidikan Olahraga, dan


Pendidikan Kesehatan

Setidaknya ada sepuluh perbedaan antara pendidikan jasmani dengan


olahraga kompetitif (sports), yaitu ditinjau dari tujuan pengembangan, sifat

20 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


pengembangan, pusat orientasi, jenis aktivitas, perlakuan, penerapan aturan
permainan, pertandingan, penilaian, partisipasi, dan pemanduan bakat. Tujuan
pendidikan jasmani diarahkan untuk pengembangan individu anak secara
menyeluruh, artinya meliputi aspek organik, motorik, emosional, dan intelektual
sedangkan pada olahraga kompetitif terbatas pada pengembangan aspek kinerja
motorik yang dikhususkan pada cabang olahraga tertentu saja Aktivitas yang
dilakukan pada pendidikan jasmani bersifat multilateral, artinya seluruh bagian dari
tubuh peserta didik dikembangkan secara proporsional mulai dari tubuh bagian atas
(upper body), bagian tubuh tengah (torso), maupun bagian bawah (lower body).
Pendidikan jasmani berupaya mengembangkan kinerja anggota tubuh bagian kanan
maupun kiri secara seimbang dan koordinatif. Pada olahraga kompetitif hanya
bagian tubuh tertentu sesuai dengan fungsi kecabangannyalah yang dikembangkan
secara optimal atau secara populer disebut sebagai spesifik.
Child oriented, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti
berorientasi pada anak memiliki makna bahwa penjas dengan segala aktivitasnya
diberikan berdasarkan kebutuhan yang diperlukan oleh anak dengan segala
perbedaan karakternya. Dengan pertimbangan ini maka kegiatan pendidikan
jasmani dirancang sebagai proses dalam pemenuhan kebutuhan anak dalam
kehidupan sehari-harinya, kebutuhan kompetitif dalam menghadapi segala
tantangan, dan pengisian waktu luangnya. Pada cabang olahraga kompetitif hal
tersebut tentu bukan merupakan pertimbangan yang utama, karena yang terpenting
pada olahraga kompetitif adalah dikuasainya gerak atau teknik dasar beserta
pengembangannya untuk mendukung permainan pada cabang tersebut, sehingga
materi disajikan sebagai pemenuhan atas kepentingan itu (materi) atau disebut
sebagai subject/material oriented.
Pada pendidikan jasmani seluruh kegiatan yang ada di alam semesta yang
berupa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang dilakukan oleh manusia,
binatang, tumbuhan, atau bahkan mesin yang bergerak. Aktivitas yang dapat
digunakan sebagai materi gerak dalam olahraga kompetitif adalah terbatas pada
teknik-teknik yang ada pada olah yang bersangkutan, atau pada spesifik pada
spesialis kecabangannya. Seluruh anak memiliki tingkat kecepatan yang bervariasi

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 21


dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya pembelajaran penjas. Anak dengan
kecepatan pembelajaran yang kurang baik (lamban) harus diperhatikan secara lebih
khusus sehingga mampu beradaptasi dengan lingkungan dan pada akhirnya dapat
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pada olahraga kompetitif, anak
yang memiliki kelambanan ini akan ditinggalkan karena hanya menghambat proses
pembelajaran, dan mengganggu pencapaian prestasi tinggi yang diinginkan.
Aturan yang baku diterapkan pada olahraga kompetitif agar terdapat
keadilan bagi tim yang melakukan pertandingan dalam situasi yang sama.
Pendidikan jasmani tidak harus dilakukan dengan menggunakan pertandingan,
melainkan dengan bermain, dengan pembelajaran berkelompok, demonstrasi, dan
lain-lain sehingga tidak diperlukan peraturan yang baku sebagaimana olahraga
kompetitif. Pertandingan maupun permainan dapat dijadikan sebagai sarana untuk
menerapkan nilai-nilai kerjasaman, sportifitas, tanggung jawab serta intergritas
dalam upaya mencapai tujuan bersama. Dikenal penilaian dengan sistem gain score
dan final score pada suatu proses pembelajaran maupun pelatihan. Gain score
berarti penilaian yang didasarkan pada pertambahan nilai, yaitu selisih antara hasil
panilaian awal dan hasil penilaian akhir yang didapat oleh peserta didik, dan ini
yang ditekankan dalam menilai hasil belajar anak. Sedangkan nilai akhir (gain
score) menjadi penekanan dalam penilaian yang dilakukan pada olahraga
kompetitif. Seluruh peserta didik dalam suatu sekolah wajib mengikuti seluruh
proses pembelajaran dalam pendidikan jasmani, sehingga partisipasi dalam penjas
disebut sebagai partisipasi wajib. Keikutsertaan anak pada suatu kelompok berlatih
cabang olahraga tertentu bersifat volunteer atau sukarela. Perbedaan lain antara
penjas dan olahraga kompetitif adalah pada aspek talent scouting, di mana dalam
penjas hanya dijadikan sebagai dasar dalam masukan awal (entry behaviour)
sedangkan pada olahraga kompetitif dijadikan rekomendasi dalam menentukan
cabang olahraga spesialis yang akan diikuti oleh anak.
Sehubungan hal di atas sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Abdul Kadir Ateng, mengemukakan proporsi olahraga dan pendidikan jasmani di
sekolah, adalah sebagai berikut:

22 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Tabel 1.1. Proporsi Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Komponen Pendidikan Jasmani Olahraga
Tujuan Pendidikan keseluruhan, Kinerja motorik (motor
kepribadian dan emosional performance/kinerja gerak
untuk prestasi
Materi Child centered (sesuai Subject centered (berpusat
dengan kebutuhan pada materi)
anak/individualized)
Teknik gerak Seluas gerak kehidupan Fungsional untuk cabang
sehari-hari olahraga bersangkutan
Peraturan Disesuaikan dengan Peraturannya baku
keperluan (tidak (standar) agar dapat
dibakukan) dipertandingkan
Anak yang lamban Harus diberi perhatian Ditinggalkan/untuk milih
ekstra cabang olahraga lain
Talent Scouting (TS) Untuk mengukur Untuk cari atlit berbakat
kemampuan awal
Latihannya Mutilateral (latihan yang Spesifik
menyangkut semua otot)
Partisipasi Wajib Bebas

Dengan melihat proporisi di atasm selanutnya dapat kita kemukakan


perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga adalah sebagai berikut :

Komponen Pendidikan Jasmani Olahraga


Tujuan Program yang dikembangkan Program yang
sebagai sarana untuk membentuk dikembangkan sebagai
pertumbuhan dan perkembangan sarana untuk mencapai
totalitas subjek. prestasi optimal.
Orientasi Aktivitas jasmani berorientasi Aktivitas jasmani
pada kebutuhan pertumbuhan dan berorientasi pada suatu
perkembangan subjek program latihan untuk
mencapai prestasi optimal
Materi Materi perlakuan tidak dipaksa- Untuk mencapai prestasi
kan melainkan disesuaikan optimal materi latihan
dengan kemampuan anak. cenderung dipaksakan.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 23


Lamanya Lamanya aktivitas jasmani yang Lamanya aktivitas jasmani
perlakuan dilakukan dalam pendidikan yang dilakukan dalam
jasmani tiap pertemuan dibatasi latihan olahraga cenderung
oleh alokasi waktu kurikulum. Di tidak dibatasi. Agar
samping itu juga disesuaikan individu dapat beradaptasi
dengan kemampuan organ-organ dengan siklus per-
tubuh subjek. tandingan, aktivitas fisik
dalam latihan harus
dilakukan men-dekati
kemampuan optimal.
Frekuensi Frekuensi pertemuan belajar Agar dapat mencapai
perlakuan pendidikan jasmani dibatasi oleh tujuan, latihan harus
alokasi waktu kurikulum. Namun dilakukan dalam frekuensi
demikian diharapkan peserta didik yang tinggi.
dapat mengulang-ulang kete-
rampilan gerak yang dipelajari di
sekolah pada waktu senggang
mereka dirumah. Diharapkan
mereka dapat melakukan
pengulangan gerakan antara 2
sampai 3 kali/minggu.
Intensitas Intensitas kerja fisik disesuaikan Intensitas kerja fisik harus
dengan kemampuan organ-organ mencapai ambang zona
tubuh subjek latihan. Agar subjek dapat
beradaptasi dengan siklus
pertandingan kelak,
kadang-kadang intensitas
kerja fisik dilakukan
melebihi kemampuan
optimal.
Peraturan Tidak memiliki peraturan yang Memiliki peraturan
baku. Peraturan dapat dibuat permainan yang baku.
sesuai dengan tujuan dan kondisi Sehingga olahraga dapat
pembelajaran dipertandingkan dan
diperlombakan dengan
standar yang sama pada
berbagai situasi dan
kondisi.

24 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


b. Olimpade dan Olympism (Olimpisme).

1. Sejarah Olimpiade.
Olimpiade paling awal konon menurut cerita sudah diselenggarakan bangsa
Yunani kuno pada tahun 776 Sebelum Masehi. Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa
Yunani dan dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka, Zeus. Zeus
bermukim di Gunung Olympia atau Olympus yang kemudian dipakai sebagai nama
Olimpiade hingga sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap empat tahun
olahragawan terbaik dari seluruh Yunani berdatangan ke arena di sekitar Gunung
Olympia. Mereka bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para atlet yang
akan bertanding terlebih dulu berlatih keras selama sepuluh bulan di daerah masing-
masing. Dulu, di Yunani sering terjadi perang saudara Namun ketika pesta olahraga
berlangsung, pihak yang bertikai melakukan gencatan senjata. Siapa yang melanggar
konsensus akan dikenakan denda. Bangsa Sparta pernah diharuskan membayar denda
karena melanggar gencatan senjata selama Perang Peloponnesus. Menjelang pesta,
panitia pelaksana menyembelih babi kurban.
Pada pesta Olimpiade kerap terjadi perjanjian perdamaian atau persekutuan
antar bangsa. Juga timbul berbagai kegiatan transaksi. Barang-barang yang dijajakan
antara lain anggur, makanan, jimat, dan benda-benda ibadah. Di Olympia juga masih
dijumpai batu-batu yang merupakan pijakan olahraga lari. Pijakan batu itu disusun
sedemikian rupa agar para pelari mendapat ruang gerak ke kiri dan ke kanan. Pada saat
start para pelari harus menempatkan telapak kaki pada batu-batu pijakan itu. Ada pula
panel-panel tentang lomba lari khusus membawa perisai. Lomba ini banyak disukai
penonton karena dianggap lucu. Pembukaan Olimpiade selalu diwarnai lomba kereta
dengan empat kuda. Sekitar 40 kereta dijajarkan dalam kandang di gerbang keluar.
Jarak yang ditempuh hampir 14 km, yakni 12 kali pulang pergi antara dua tiang batu
yang ditancapkan di tanah. Berbeda dengan olimpiade modern, dulu mahkota
kemenangan tidak diberikan kepada sais atau joki, melainkan kepada pemilik kereta
dan kuda yang umumnya orang-orang kaya. Orang kaya yang haus kehormatan
biasanya mengirim paling sedikit tujuh kereta kuda untuk mengikuti
perlombaan.Berbagai pertandingan dalam olimpiade kuno boleh dikatakan serba keras.
Pemenang pertandingan mendapatkan mahkota dedaunan, seperti daun zaitun liar

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 25


sebagai pengganti medali. Kadang-kadang sang juara diarak masuk kota melalui
sebuah lubang yang dibuat khusus pada tembok kota. Mereka dielu-elukan di jalan kota
dan disambut pembacaan puisi. Penghargaan lain kepada olahragawan berprestasi
berupa pembebasan dari pajak dan berbagai santapan gratis lainnya. Awalnya,
Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno sampai akhirnya pada tahun 393 M
Olimpiade kuno ini dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Olimpiade
kemudian dihidupkan kembali oleh seorang bangsawan Prancis bernama Pierre
Frèdy Baron de Coubertin pada tahun 1896. Dalam kongres pada tahun 1894 yang
diselenggarakan di Paris, didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan
ibu kota Yunani, Athena dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama
tahun 1896 yang pembukaannya dilakukan di stadion Panathinaiko, Athena, pada
tahun 1896. (gambar 1.1)

Gambar 1.1. Upacara


pembukaan Olimpiade
Athena 1896
.(https://id.wikipedia.org/wik
i/Berkas:1896_Olympic_ope
ning_ceremony.jpg)

Olimpiade pertama ini diikuti oleh 14 negara dengan total 241 atlet yang berlaga
dalam 43 pertandingan. Selanjutnya, sejak tahun 1896 sampai sekarang, setiap
empat tahun sekali Olimpiade Musim Panas senantiasa diadakan kecuali tahun-
tahun pada masa Perang Dunia II. Edisi khusus untuk olahraga musim
dingin; Olimpiade Musim Dingin, mulai diadakan pada tahun 1924. Awalnya
Olimpiade Musim Dingin diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade
Musim Panas, namun sejak tahun 1994 Olimpiade Musim Dingin diadakan setiap
empat tahun sekali, dengan selang waktu dua tahun dari penyelenggaraan
Olimpiade Musim Panas.

26 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


2. Pengetian Olimpisme (Olympism)
Olympism atau olimpisme berasal dari dua suka kata yaitu Olympic atau
olimpia dan isme atau ism. Olimpia adalah nama sebuah tempat di Athena yang
dipergunakan sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas festival olahraga bangsa
Yunani Kuno (olimpiade kuno). Sedangkan Isme adalah suatu faham/ajaran yang
merupakan sistem/ tatanan sosial yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan
dalam lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dengan demikian Olympism dapat
diartikan adalah dasar fundamental dan filosofi kehidupan (paham/ajaran) yang
mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan yang
sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta mengharmonikan antara
kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian
dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan
usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip-
prinsip etika yang baik pula. Dengan kata lain yang menjadi Visi Olympism adalah
menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana pembentukan manusia secara
utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu masyarakat yang damai dengan
saling menghormati.
Dalam olympism diajarkan untuk bersikap sportif, saling menghargai,
saling menghormati, menciptakan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun
perdamaian dunia, contohnya dengan olahraga. Kenapa olahraga? Karena olahraga
merupakan kegiatan yang paling murah dan mudah untuk dilakukan, banyak orang
yang menyukai kegiatan olahraga, selain juga menyehatkan. Olympism mungkin
dikenal dengan kegiatan olahraganya. Namun, sebenarnya olahraga bukanlah
tujuan utama dari olympism. Kemuliaan manusia merupakan tujuan utama yang
ingin dicapai oleh olympism. Keseimbangan antara fisik, kemauan, serta pikiran
menjadi prinsip dasar olimpisme. Oleh karena itu, perbedaan dan perselisihan
sangat diharamkan untuk berada didalamnya. Olympism membuat kita lebih
memahami nilai-nilai olimpiade. Contohnya olimpiade untuk orang-orang yang
kurang sempurna secara fisik. Kita sebagai manusia yang diciptakan dengan
anggota tubuh yang normal seharusnya malu dengan mereka yang memiliki
keterbatasan fisik namun tetap semangat untuk berprestasi dalam keterbatasan yang

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 27


ada. Mereka sangat menjunjung tinggi sportifitas. Bahkan walaupun mereka tidak
menjadi pemenang, mereka tetap saling menghargai, menghormati satu sama lain.
Diera globalisasi saat ini para pemuda Indonesia yang memiliki keadaan fisik yang
normal justru menghancurkan nilai-nilai yang seharusnya memberi manfaat.
Pertandingan olahraga yang seharusnya membawa kedamaian, persatuan, dan
persahabatan berubah menjadi suatu ajang pemuas emosi belaka. Nilai-nilai yang
baik hilang dan berubah menjadi lautan emosi, perdamaian yang harusnya tercipta
berubah menjadi kerusuhan, persatuan berganti menjadi perpecahan, dan
persahabatan hilang ditelan permusuhan. Sebenarnya Semua terjadi hanya karena
tidak adanya rasa lapang dada untuk menerima kekalahan. Mereka selalu berpikir
untuk menang, menang, dan menang. Tanpa berpikir untuk menerima dengan ikhlas
suatu kekalahan yang sebenarnya merupakan awal dari keberhasilan yang indah.
Sesungguhnya seorang pemenang bukan hanya orang yang memenangkan suatu
pertandingan, tapi pemenang adalah seseorang yang dapat mengontrol emosi ketika
mendapat kekalahan, dan menerima kekalahan tersebut dengan ikhlas serta lapang
dada, lalu menjadikan kekalahan itu sebagai pengalaman dan proses menuju
kemenangan.
Memahami dan menerapkan nilai-nilai olympism ini, merupakan dasar
fundamental dan filosofi kehidupan yang mencerminkan dan mengkombinasikan
keseimbangan antara jasmani dan rohani serta mengharmonikan antara kehidupan
keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian dapat
diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan pada kebahagiaan dan
merupakan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa.

3. Paradigma Olympism dalam Olimpiade


Prestasi olahraga bukan satu-satunya atau yang utama bagi atlet dalam suatu
kompetisi, melainkan kegiatan olahraga untuk kemuliaan manusia dengan
mengkombinasikan dan menyeimbangkan antara kualitas fisik, kemauan, dan
pikiran sebagai prinsip dasarnya. Olehkarenanya olympism ditetapkan sebagai
filosofi dan prinsip dasar. Maka diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku,

28 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


agama, ideologi dan warna kulit harus dihindarkan dalam setiap gerakan olimpiade.
Degan demikian sejatinya olimpism mengandung makna sebagai berikut ;

a. Living excellence yang memperlihatkan nilai-nilai berupa ; 1) Kerja keras


untuk mencapai prestasi, 2)Berjuang hingga akhir (pantang menyerah), 3)
Fokus terhadap pencapaian prestasi, 4) Terus belajar untuk mendapatkan
proses yang tepat untuk pencapaian prestasi terbaik, dan 5) Menjaga
keseimbangan antara kebugaran fisik, motivasi /keinginan dan kekuatan
mental
b. Living Respect memiliki makna saling menghargai diri dan orang lain
dalam hal : 1) Perbedaan pendapat, 2) Perbedaan keyakinan, 3) Perbedaan
keragaman budaya, 4) Perbedaan Suku/ras dan Bangsa, 5) Hak-hak sebagai
manusia, dan 6) Pencapaian prestasi/kesuksesan seseorang.
c. Living Friendsip yang mengandung nilai-nilai ; 1). Persahabatan. 2.
Berempati dan bersimpati kepada orang lain, 3) Kerjasama, 4) Saling
memberi,melayani, 5. Saling mendukung.

Nilai-nilai Olympism dalam olahraga untuk mengembangkan integritas


dan Karakter dilakukan dengan cara ;

a. Mempromosikan dan menyebarluaskan olahraga dan nilai filosofisnya


(olympism) sebagai dasar pembentukan fisik dan pengembangan moral
manusia.
b. Mendidik generasi muda melalui olahraga dalam semangat saling
pengertian dan persaudaraan yang lebih baik diantara mereka, sehingga
memungkinkan terbentuknya dunia yang lebih damai dan lebih baik.
c. Menyebar luaskan prinsip-prinsip Olimpiade keseluruh dunia, sehingga
membentuk semangat internasional.
d. Mempertemukan atlet dunia dalam suatu festival olahraga empat tahunan,
yaitu pertandingan olimpiade (Olympic Games).
(https://www.olympic.org/the-ioc/promote-olympism)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 29


Simbol Gerakan Olimpiade Modern adalah lima Cincin Dengan Lima
Warna : Biru, Kuning, Hitam, Hijau dan Merah dengan latar belakang putih.
Menggambarkan wakil dari 5 benua yakni ; Asia, Eropa, Afrika, Amerika dan
Australia, serta negara negara di dunia yang di simbolkan dengan 5 warna yang
merupakan bagian dari warna bendera masing masing Negara. Diciptakan oleh B.
Pierre de Coubertin dan diluncurkan pertama kali dan di gunakan tahun 1914 pada
kongres Olimpiade di Antwerpen. Motto Pertandingan Olimpiade Modern “(Citius)
Lebih cepat, (Altius) Lebih tinggi, (Fortius) Lebih kuat” Di usulkan oleh Father
Henri Didon, seorang guru dari Republik Dominika, salah seorang teman B.Pierre
de Coubertin. Prestasi olahraga bukan yang utama bagi atlet dalam suatu kompetisi,
melainkan hasil dari proses keseluruhannya, yaitu terbangunnya kemuliaan diri
yang merupakan kombinasi & keseimbangan antara kualitas & keterampilan fisik
(skill), sikap/kemauan (attitute), dan kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai
prinsip dasar hidup.

Menurut Internasional olimpik komite (IOC), ada tujuh nilai-nilai


olympiade (olympism) sebagai filosofi, mengandung arti tidak ada pembedaan
dalam hal; ras, suku, agama, ideologi & warna kulit, serta merupakan usaha untuk
menciptakan perdamaian dunia. Komponen Standar Dari Sasaran Pembentukan
Moral Dalam Olympism yaitu:
1. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance).
2. Berpartisipasi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure in
participation).
3. Kejujuran dalam berkompetisi (Fairness of play).

30 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


4. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures,
religions, races and individuals).
5. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development).
6. Belajar Secara Bersama & Terpadu (Leadership by sharing, training,
working and competing together).
7. Kedamaian Antara Bangsa (Peaceful co-existence between different nations
peace).

Dari tujuh nilai tersebut melalui gerakan olimpiade (olympic movement) dalam
kehidupan secara luas lebih dijabarkan dalam kehidupan mencakup ;
a. Visioner (tujuan jangka panjang).
b. Peacefull (kedamaian).
c. No Discrimination (tidak diskriminatif).
d. Mutual Understanding (saling memahami).
e. Friendship (persahabatan).
f. Solidarity (solidaritas).
g. Fair Play (kejujuran,adil,wajar).
h. Excellence (keunggulan).
i. Fun (kesenangan).
j. Respect (menghargai).
k. Human Development (pengembangan diri).
l. Leadership (kepemimpinan).
m. Motivation (semangat,pantang menyerah).
n. Team Work (kerjasama,sinergi)

Jika nilai-nilai ini benar-benar dapat diaplikasikan dalam kehidupan,


tentunya sangat berpengaruh signifikan pada situasi kehidupan kita, karena pada
hakekatnya nilai-nilai juga merupakan nilai kehidupan yang bersifat general.
Demikian tingginya pengembangan nilai yang dihayati dalam dunia olahraga,
senantiasa diikuti pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang tersebut. Selanjutnya melalui nilai-nilai olympism diyakini akan dapat

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 31


mengembangkan integritas dan karakter diri anak bangsa yang akan mewujudkan
perdamaian dunia.Semua kegiatan olimpiade, terutama olimpiade modren dapat
dilihat pada laman berikut,https://www.olympic.org/olympism-in-action.

c. Paradigma Baru dalam Pendidikan Jasmani


Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai salah satu
subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah memiliki peran penting yang
sangat sentral dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Penjas menurut
Melograno (1996) dan AAHPERD (1999) adalah suatu proses pendidikan yang
unik dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena melalui
pendidikan jasmani seorang guru dapat mengembangkan kemampuan setiap peserta
didik tidak hanya pada aspek fisik dan psikomotor semata, tetapi dapat
dikembangkan pula aspek kognitif, afektif dan sosial secara bersama-sama. Cholik
Mutohir (1990) juga menyatakan bahwa tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa
pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan jasmani tanpa media gerak, karena
gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar alami bagi manusia untuk belajar
mengenal dunia dan dirinya sendiri. Pendidikan jasmani di sekolah meskipun telah
diakui perannya dalam pengembangan kualitas SDM yang sempurna oleh pakar
pendidikan di manapun berada, termasuk di Indonesia. Namun dalam kenyataan di
lapangan, Penjas di Indonesia belum mampu berbuat banyak dalam ikut
menciptakan manusia yang handal dari segi fisik maupun nonfisik. Fenomena ini
terjadi karena dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait, diantaranya:
Pertama, kebijakan pemerintah mengenai kurikulum PJOK di sekolah yang harus
diberlakukan tidak sepadan dengan tujuan yang akan dicapai. Hal ini ditandai oleh:
1) Perubahan nama bidang, namun tidak diikuti isi program yang harus diajarkan,
2) tidak diperhitungkan dalam menentukan kenaikan kelas, 3) pengurangan jam
pelajaran pada sekolah menengah umum atau hanya dijadikan sebagai bidang studi
pilihan, 4) penilaian hasil belajar tidak melibatkan aspek kognitif, 5) tidak
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai, dan 6) kurangnya dukungan yang
positif dari pihak-pihak yang terkait, misalnya kepsek, guru bidang studi lain, dan

32 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


orang tua siswa. Kenyataan tersebut masih diperparah oleh kebijakan pemerintah
sejak tahun 1990-an yang mewarnai arah pendidikan di Indonesia dengan
menitikberatkan pada pengembangan intelektual semata, sedangkan aspek-aspek
lain yang ada dalam diri siswa kurang mendapat perhatian. Hal ini, karena
intelektual hanya dipahami sebagai kemampuan menjawab soal-soal tes intelegensi
yang sebenarnya bercirikan sebagai intelegensi logika matematika. Dengan
pemahaman ini berakibat buruk pada bidang studi lain yang dianggap mengganggu
atau tidak mendukung misi tersebut, jam pelajarannya dikurangi dan bahkan
dihilangkan dari struktur kurikulum, misalnya bidang studi penjaskes untuk kelas
tiga SMU. Kedua, kondisi yang terkait langsung di lapangan, diantaranya adalah :
1) terbatasnya kemampuan guru penjas dan sumber-sumber yang digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran, 2) sistem penilaian kinerja guru dalam rangka
kenaikan pangkat tidak dilakukan oleh orang yang mampu di bidangnya, sehingga
tidak memacu guru untuk terus mengembangkan karier profesional, 3) jumlah guru
bidang studi di sekolah relatif masih kurang, terutama pada sekolah dasar, 4) model
praktek pembelajaran penjas yang dikerjakan oleh guru mulai dari TK sampai
perguruan tinggi cenderung masih bersifat tradisional dan terpusat pada guru, 5)
guru penjas pada umumnya pasif dalam mengantisipasi pengembangan profesinya
dan 6) kurangnya dukungan dari kepala sekolah maupun guru bidang studi lain.
Dengan adanya berbagai kendala tersebut, akibat secara langsung yang
dapat kita lihat dari hasil pendidikan jasmani adalah: 1) makin menurunnya tingkat
kebugaran jasmani siswa. Hasil penelitian secara nasional menunjukkan bahwa
pelajar usia 16-19 tahun 45,9% memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang atau
kurang sekali, pelajar 13-15 tahun 37% memiliki tingkat kebugaran jasmani kurang
atau kurang sekali. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan juga bahwa tidak satu
persen pun pelajar usia 13 – 19 tahun berkategori baik sekali, hanya 11%pelajar
usia 16-19 tahun dan 14,8% pelajar usia 13-15 tahun berkategori baik (Kantor
Menpora, 1997), 2) Tingkat kebrutalan remaja makin meningkat, dan 3)
kemampuan berkompetensi dengan negara lain baik di bidang olahraga maupun
bidang nasional lain makin menurun. Dalam membangun sistem pendidikan
nasional tentunya tidak akan menolak penawaran bahwa bidang pendidikan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 33


bertujuan mengembangkan kemampuan intelektual anak, namun demikian konsep
intelegensi harus dipahami sebagai suatu konsep yang multi dimensi. Menurut
Golleman (1995) dalam kehidupan seseorang, IQ ternyata hanya memberikan
sumbangan sebesar 20% terhadap kesuksesan seseorang, sedangkan yang 80%
tentunya masih ditentukan faktor lain. Oleh karena itu, menurut Gardner (1993)
intelegensi harus dipahami sebagai serangkaian kemampuan, bakat dan
keterampilan yang dimiliki seseorang, termasuk di dalamnya kemampuan gerak
(bodily-kinesthetic intelligence). Intelegensi ini mencakup tiga kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh para atlet, penari, atau pemburu dalam
mengaktualisasikan kemampuan mereka masing-masing yang tidak mudah begitu
saja ditiru oleh orang lain.
Mencermati proses pembelajaran yang diamanatkan dalam kurikulum 2013
revisi, maka pembelajaran haruslah membuat peserta didik mencapai pencerahan
dan perkembangan yang komprehensif. Artinya pembelajaran yang dilakukan
haruslah dapat membuat anak memiliki karakter baik dengan Penguatan Pendidikan
Karakter. Paling tidak ada lima nilai karakter yang lahir dari pembelajaran tersebut,
yaitu ; Religius, Nasionalis, Kemandirian, Gotong royong, dan memiliki Integritas.
Pada sisi lain pembelajaran haruslah membuat anak memiliki pengetahuan yang
mumpuni dengan level beripikir mulai dari yang rendah (LOTs) menuju tingkat
berfikir yang tinggi (HOTs). Paradikma lain dalam pembelajaran PJOK selayaknya
juga membudayakan gerakan literasi. Ada enam literasi dasar yang harus tumbuh
melalui pembelajaran yaitu; baca tulis, numersi, sains, digital, finasial, dan
budaya/kewargaan.Dengan demikian pembelajaran PJOK harus mampu
menerapkan tuntutan kurikulum dengan menerapkan berbagai pendekatan dan
model pembelajaran tersebut, sehingga akan menawarkan wawasan baru bagi
pemerhati pendidikan, khususnya yang menekuni profesi sebagai guru pendidikan
jasmani, sehingga melalui pendidikan jasmani akan mampu menghasilkan lulusan
yang berkualitas secara utuh.

34 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


5. Contoh & Non Contoh / Ilustrasi

Untuk menambah dan memperdalam pemahaman saudara tentang materi ini ada
baiknya ada buka tautan berikut ini :

a. Ilustrasi sejarah olimpiade kuno sampai modern ;


https://www.youtube.com/watch?v=9CeVE10q0Gc
b. Ilustrasi Hakekat penjas ; https://www.youtube.com/watch?v=ScwLI9BabEc
c. Pentingnya kemampuan berpikir tingkat tingga dalam paradigma
pembelejaran ; https://www.youtube.com/watch?v=FZOk3xow0Ts
d. Sebaiknya pembelajaran PJOK mengacu pada pembelajaran abad 21 dengan
melihat tautan ini ; https://www.youtube.com/watch?v=3BUrASOT7NM

6. Forum Diskusi

a. Setelah mencermati paradigma pendidikan jasmani, Olahraga dan


Kesehatan, menurut saudara kemukakanlah minimal lima
permasalahan/paradigma PJOK berserta contohnya pada era
pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan abad 21.
b. Cermati dan telaahlah kembali kegiatan pembelajaran tentang filosofi
dan Olimpism serta paradigma PJOK, diskusikanlah dalam kelompok
dan jawablah pertanyaan berikut :

No. Indikator Pencapaian Kompetensi Jawaban


1 Pendidikan jasmani merupakan suatu
bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan umum dalam
mengembangkan kepribadian individu.
Jelaskan landasan filosofis pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan
menurut pendapat Saudara!
2 Ditinjau dari tujuan pengembangan,
sifat pengembangan, pusat orientasi,
jenis aktivitas, perlakuan, penerapan
aturan permainan, pertandingan,
penilaian, partisipasi, dan pemanduan
bakat, kemukakan perbedaan dan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 35


persamaan pendidikan jasmani,
pendidikan olahraga dan pendidikan
kesehatan!
3 Fenomena pola hidup kurang gerak
seperti berlama-lama menonton TV,
video, play station, dialami sekitar 2/3
anak terutama di negara-negara sedang
berkembang. Terkait dengan tugas
Saudara sebagai guru pendidikan
jasmani, buatlah kajian konsep
pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan masa kini

C. Penutup

1. Rangkuman

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan


aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik
dalam hal fisik, mental, serta emosional. Secara umum, pendidikan jasmani
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk:
1. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
3. Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4. Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5. Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi secara
efektif dalam hubungan antar orang.

36 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


6. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.

Pendidikan jasmani dan olahraga tidak terlepas dengan nilai Olympism


yakni dapat diartikan adalah sebagai dasar fundamental dan filosofi kehidupan
(paham/ajaran) yang mencerminkan dan mengkombinasikan keseimbangan antara
jasmani (badan yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan) serta
mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan, kebudayaan dan pendidikan,
sehingga dengan demikian dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan
pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai nilai pendidikan yang baik dan
penghargaan pada prinsip- prinsip etika yang baik pula. Dengan kata lain yang
menjadi Visi Olympism adalah menempatkan olahraga dimana saja sebagai wahana
pembentukan manusia secara utuh yang harmonis dalam usaha membangun suatu
masyarakat yang damai dengan saling menghormati.

Yang menjadi paradikma baru PJOK sesuai dengan tuntutan Kurikulum


2013 edisi revisi mengamanatkan bahwa pembelajaran haruslah berpusat pada
siswa dengan pendekatan saintifik. Disamping itu proses pembelajaran PJOK
haruslah menekankan penguatan pendidikan karakter dengan pembudayaan
gerakan literasi. PJOK melalui proses pembelajarannya juga harus mampu
mengembangkan proses dan keterampilan berpikir pada taraf yang tinggi (HOTs)
bagi peserta didik. Sehingga pada akhirnya memalui PJOK peserta didik dapat
dapat menguasai pengetahuan, keterampilan abat 21.

2. Tes formatif

Untuk menyelesaikan soal-soal berikut, berilah tanda silang (X) pada huruf A, B,
C, D atau E yang menurut saudaramerupakan jawaban yang paling benar

1. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara


keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan
mengembangkan secara organik, neuromuskuler, intelektual dan emosional.
Dengan demikian seyogyanya dalam tujuan pembelajaran penjas guru PJOK
sebaiknya lebih fokus pada .....

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 37


A. Orientasi penilaian pada proses pembelajaran
B. Orientasi penilaian pada Hasil pembelajaran
C. Orientasi penilaian pada aktivitas gerak
D. Orientasi penilaian pencapaian prestasi olahraga
D. Orientasi penilaian pada sikap dan keterampilan
2. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani sedangkan pendidikan
olahraga adalah …
A. Suatu Aktifitas yang besifat kompetitif
B. Aktifitas pembelajaran jasmani
C. Aktifitas motorik-motorik
D. Pendidikan jasmani
E. Pendidikan karakter yang mengutaman hasil.

3. Pendidikan jasmani adalah disiplin yang berorientasi tubuh atau fisik manusia,
di samping berorientasi pada disiplin mental dan sosial, hal ini sesuai dengan
orientasi pendidikan jasmani sesuai ....
A. Landasan sosiologis dalam pendidikan jasmani
B. Landasan etimologis dalam pendidikan jasmani
C. Landasan psikologis pendidikan jasmani
D. Landasan biologis bagi pendidikan jasmani
E. Landasan emosional bagipendidikan jasmani

4. Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai


keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani, merupakan salah satu tujuan pendidikan jasmani. Berikut
contoh bentuk ativitas yang dapat diterapkan adalah ....
A. Sebagai anggota tim sepak bola memberikan kontribusi strategipermainan
jika instrusikan.

38 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


B. Melakukan latihan memanah dengan sungguh-sungguh jika
dimasukkandalam tim panahan.
C. Sebagai anggota tim futsal, berpartisipasi aktif, menggunakanketerampilan
bermain, menerapkan strategi, dan semangat dalam permainan kasti .
D. Melaksanakan sungguh-sungguh kegiatan latihan dalam tim sepak bola bila
diamati oleh guru.
E. Berpatisipasi aktif dalm kegiatan ektrakurikuler bela diri pencak silat

5. Pendidikan jasmani memiliki berbagai pengertian menurut pandangan


berbagai ahli maupun organisasi. Pengertian pendidikan jasmani pada
prinsipnya merupakan ….
A. Pendidikan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran
dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan
nilai budaya
B. Pendidikan olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan
secara terencana berjenjang dan berkelanjutan
C. Pendidikan olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau kegemaran
berolahraga
D. Bagian intergral dari pendidikan secara umum, yang direncanakan secara
sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu
secara organic, neuromuskuler, persepsual, kognitif, dan emosional, dalam
kerangka sisitem pendidikan nasional
E. Bagian intergral dari pendidikan nasional, yang direncanakan secara
sistematik yang berlangsung sepanjang hayat.

6. Yang Menjadi ciri pembeda antara pendidikan jasmani, dan olahraga kompetitif
antara lain….
A. Pendidikan jasmani menitikberatkan pada sistem penilaian final score,
sedangkan olahraga kompetitif gain score

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 39


B. Pendidikan jasmani memiliki fokus orientasi pada anak (child oriented),
sedangkan olahraga kompetitif pada materi latihan (subject oriented)
C. Pendidikan jasmani membentuk individu sesuai dengan kebutuhan
fungsional cabang olahraga, sedangkan olahraga kompetitif tidak
D. Olahraga kompetitif selalu dipertandingkan, sedangkan pendidikan
jasmani tidak boleh sama sekali ada pertandingan
E. Pendidikan jasmani memiliki fokus orientasi pada gerak (movement),
sedangkan olahraga kompetitif orientasi pada cabang olahraga

7. Dalam PJOK kita kenal ada tiga konstruk yaitu; pendidikan Jasmani,
pendidikan olahraga, dan pendidikan kesehatan. Pernyataan mengenai
pendidikan kesehatan dibawah ini yang benar adalah:
A. Suatu upaya pendidikan untuk mencapai kesehatan lingkungan
B. Pendidikan yang mengutamakan kesehatan
C. Upaya mempelajari bagaimana menciptakan kesehatan diri
D. Suatu upaya atau kegiatan untuk mencipkatan perilaku masyarakat (di
sekolah, anak didik) yang kondusif untuk kesehatan
E. Pendidikan yang mengutamakan kesehatan fisik dan mental.

8. Olympism ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasar,dengan demikian


diskriminasi atau perbedaan terhadap ras, suku, agama, ideologi dan warna
kulit harus dihindarkan dalam setiap gerakan olimpiade. Dengan demikian
sejatinya olimpism mengandung tiga makna yaitu;Living excellence, Living
Respect, dan Living Friendsip. Ungkapan sistem nilai yang mengandung
makna antara laian ; Persahabatan, Berempati dan bersimpati kepada orang
lain, Kerjasama, Saling memberi dan melayani, serta Saling mendukung
merupakan implementasi dari makna ....
A. Living excellence
B. Living Respect,
C. Living Friendsip

40 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


D. Visioner
E. Peacefull

9. Menurut Internasional olimpik komite (IOC), ada tujuh nilai-nilai olympiade


(olympism) sebagai filosofi, mengandung arti tidak ada pembedaan dalam hal;
ras, suku, agama, ideologi & warna kulit, serta merupakan usaha untuk
menciptakan perdamaian dunia. Komponen standar yang tidak termasuk
sasaran pembentukan moral dalam Olympism adalah; .....
A. Kesempurnaan Dalam Performansi (Excellence in performance),
B. Berpartisipasi Dengan Kegembiraan & Kesenangan (Joy and pleasure
in participation).
C. Mengutamakan prestasi dalam berkompetisi.
D. Rasa Hormat Terhadap Sesama (Respect for other nations, cultures,
religions, races and individuals).
E. Pengembangan Kualitas Manusia (Human quality development).

10. Kegiatan jasmani dilakukan mengandung unsur permainan, perjuangan atau


kompetisi baik dengan diri sendiri, orang lain maupun alam dan dilakukan secara
sportif dan fair, merupakan ciri umum dari….
A. Pendidikan Olahraga
B. Pendidikan Jasmani
C. Penjasorkes
D. Olahraga Kompetitif
E. Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi

Kunci Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A A D C D B D C C D

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 41


3. Daftar pustaka

Ateng, Abdulkadir, Pendidikan Jasmani Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Ilmu


Keolahragaan Guna Krida Prakasa Jati, 1993
______________, Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
Dauer, Victor P, Dynamic Physical Education For Elementary School Children,
Minnesota: Burgess Publishing Company, 1979
Gabbard, Carl., LeBlance, Elizabeth, and Lowy, Susan, Physical Education For
Children. New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1987
Gallahue, David L. Motor Development and Movement Experiences. New York:
John Wiley & Sons, Inc., 1975
Gallahue, David L. Understanding Motor Development Infants, Children,
Adolecent. New York: MacMillan Publishing Company., 1989
Jennifer L., Deborah A. Wuest. Foundations Of Physical Education, Exercise
Science, And Sport. 9th Ed. New York :Published By Mcgraw-Hill
Education. 2018
Pangrazi, Robert P. Aaron Beighle. Dynamic physical education for elementary
school children. 18th Ed. United States of America : Pearson education,
inc. 2016

42 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Kegiatan Belajar 2
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui Pengembangan Kemampuan
Gerak Dasar/Fundamental, Aktivitas Permainan Bola Besar dan Kecil, Serta
Aplikasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

A. Pendahuluan
1. Deskripsi
Dalam Kegiatan Belajar (KB)) 2 ini, akan membahas tentang prinsip-prinsip
aktifitas gerak dan olahraga melalui pengembangan gerak dasar (basic
motorik development), aktifitas permainan bola besar dan bola kecil serta
aplikasinya dalam pembelajaran. Untuk pengembangan kemampuan gerak
dasar meliputi; gerak lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.
Sedangkan untuk aktifitas permainan meliputi; permainan sepakbola,
bolabasket, bolavoli, bulutangkis dan tenis meja. Kelima olahraga permainan
ini akan dibahas tentang sejarah, keterampilan teknik dasar, taktik dan
peraturan permainan dari masing-masing permainan.
2. Relevansi
Mata pelajaran PJOK adalah salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan
di sekolah. Pembelajaran PJOK memiliki sisi yang sangat unik, dimana guru
dan peserta didik harus memahami betul bahwa dalam menyuguhkan materi
PJOK akan memperoleh minimal tiga manfaat secara serempak. Manfaat
yang dimaksudkan adalah diperolehnya peningkatan dalam kognitif,
psikomotor, dan afektif. Maka oleh sebab itu dengan membaca dan
memahami KB ini akan membangkitkan kesadaran kepada saudara, bahwa
materi dalam KB 2 ini merangsang saudara untuk bersungguh-sungguh
dalam merancang pembelajaran di tempat saudara bertugas. Dalam KB ini
akan diberikan beberapa prinsip dalam melakukan aktifitas gerak dasar dan
olahraga permainan. Hal ini merupakan suatu tantangan yang
mengasyikakan dan apabila saudara lakukan dengan penuh kesadaran dan
keikhlasan akan mendatangkan suatu kebahagian dalam menjalani profesi

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 43


sebagai seorang guru yang profesional. Keprofesionalan menentukan masa
depan peserta didik dan tentu saja masa depan bangsa dan negara ini.
3. Petunjuk belajar
Untuk membantu saudara dalam menguasai materi dalam KB 2 ini, saudara
dapat mempelajari keseluruhan isi KB 2 ini dengan cara yang berurutan.
Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi
bagian dalam KB ini, karena masing-masing saling berkaitan. Pada bagian
akhir KB ini dilengkapi dengan uji kepahaman dan uji kompetensi berupa tes
formatif. Tes formatif menjadi alat ukur tingkat penguasaan saudara setelah
mempelajari materi dalam KB ini. Jika saudara belum menguasai 70 % dari
setiap kegiatan, maka saudara dapat mengulangi untuk mempelajari materi
yang ada dalam KB 2 ini. Apabila saudara masih kesulitan memahami materi
yang ada dalam KB ini, silahkan diskusikan dengan teman atau instruktur
saudara.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar tentang gerak dasar
dan permainan bola besar dan bola kecil dalam pembelajaran PJOK, terampil
dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar keilmuan, serta
memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik
dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang berlaku.

2. Pokok Materi
a. Aktifitas gerak dasar
b. Aktifitas permainan bola besar
c. Aktifitas permainan bola kecil

44 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


3. Uraian Materi

a. Aktifitas Gerak Dasar

Siedentop (1990), seorang pakar pendidikan jasmani dari Amerika


Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima
secara luas sebagai model "pendidikan melalui aktivitas jasmani", yang
berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada
akhir abad ke -20 dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan
keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan
melalui aktivitas jasmani".
Menurut Jesse Feiring Williams (1999; dalam Freeman, 2001),
pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusia yang terpilih
sehingga dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Pendidikan
jasmani olahraga dnn kesehatan (PJOK) adalah salah satu disiplin ilmu yang masuk
dalam kurikulum sekolah, mulai tingkat dasar sampai di sekolah menengah, bahkan
ada beberapa program studi di perguruan tinggi. Hal ini adalah karena diyakini
melalui PJOK dapat mencapai tujuan pendidikan Nasional. Sebagai suatu disiplin
ilmu yang dipercaya dapat mencapai tujuan pendidikan, maka seharusnyalah para
pengambil kebijakan untuk bisa merancang kurikulum PJOK agar dapat mencapai
tujuan pendidikan nasional tersebut.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan atau lebih sering disebut
pendidikan jasmani untuk beberapa negara di dunia, merupakan bagian yang
integral dari pendidikan secara keseluruhan. Dalam pendidikan jasmani meliputi
tiga ranah tujuan pendidikan yang sudah dirumuskan oleh Benjamin S. Bloom,
yaitu; ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Pendidikas jasmani adalah suatu
model pendidikan yang bercirikan melalui aktifitas jasmani menjadi sentralnya.
Namun melalui aktivitas jasmani yang dilakukan peserta didik, dituntut untuk
mencapai ketiga ranah tujuan pendidikan di atas.
Karena begitu banyak aktifitas jasmani yang bisa ditampilkan manusia
terkhusus oleh peserta didik, maka dipilihlah aktifitas jasmani apa saja yang akan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 45


diberikan kepada peserta didik. Para ahli kurikulum pendidikan jasmani nasional,
sudah menetapkan kurikulum untuk PJOK mulai dari tingkat pendidikan tingkat
dasar sampai tingkat menengah. Ada tujuh komponen yang dicantumkan dalam
kurikulum PJOK di sekolah. Ketujuh komponen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Aktifitas atletik
2. Aktifitas olahraga dan permainan
3. Aktifitas senam
4. Aktifitas akuatik
5. Aktifitas beladiri
6. Aktifitas pengembangan
7. Kesehatan
Pada kegiatan belajar kali ini, materi yang akan disuguhkan adalah yang
berhubungan dengan aktifitas keterampilan gerak dasar, olahraga dan permainan.
Tepatnya pada bahagian berikut secara berurut akan dibahas tentang; keterampilan
gerak dasar, olahraga permainan yang dikelompokkan menjadi dua yaitu permainan
bola besar dan permainan bola kecil. Untuk materi keterampilan gerak dasar
meliputi; gerak lokomotor, gerak non lokomotor, dan gerak manipulatif. Sedangkan
untuk permainan bola besar meliputi; permainan sepakbola, bolabasket, bolavoli.
Selanjutnya akan ditampilkan materi untuk perminan bola kecil yang meliputi;
bulutangkis dan tenis meja.
Untuk materi permainan bola besar yang diadopsi dari cabang olahraga
perlu diberikan penegasan, bahwa olahraga permainan bola besar maupun kecil
yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, sarana dan prasarana di
sekolah, serta kompetensi peserta didik. Artinya pemberian materi pendidikan
jasmani dalam bentuk keterampilan cabang olahraga sepakbola, bolabasket,
bolavoli, bulutangkis dan tenismeja harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik, sarana dan prasarana, waktu yang tersedia dan situasi dan kondisi lainnya
yang ikut mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah.
Prinsip Pokok Pendidikan Jasmani
Terdapat 13 prinsip pokok dalam pendidikan jasmani (Zeigler, 2009: 28-31) untuk
dapat meningkatkan kualitas hidup manusia:

46 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


1. Reversibility, bahwa setiap manusia akan ada pada masa puncak dan juga
akan kembali menurun, karena itu aktivitas jasmani dilakukan untuk paling
tidak mempertahankan kodisi fisiknya hingga usianya berakhir.
2. Overload, tubuh manusia otot-ototnya harus dilatih dengan beban lebih dari
normal agar dapat menjaga kualitas tubuhnya.
3. Flexibility, manusia harus secara teratur memposisikan sendinya melalui
berbagai gerakan, karena makin bertambah usia makin berkurang
fleksibilitasnya.
4. Bone density, aktivitas jasmani sepanjang hidup mempertahankan
kepadatan tulang seseorang.
5. Gravity, memepertahankan kekuatan kelompok otot sepanjang hidup,
sambil berdiri atau duduk, membantu perjuangan orang melawan gaya
gravitasi yang bekerja terus untuk memecahkan struktur tubuh.
6. Relaxation, hidup di dunia yang makin kompleks perlu keterampilan
relaksasi. Aktivitas jasmani dapat digunakan sebagai proses relaksasi.
7. Aesthetic, setiap orang secara alamiah ingin terlihat baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain dan aktivitas jasmani dapat menjadikan
penampilan seseorang terlihat baik.
8. Integration, aktivitas jasmani memberi kesempatan bagi individu untuk
melibatkan secara penuh seluruh bagian dirinya baik fisik maupun psikis.
9. Integrity, integritas kegiatan psiko fisik harus secara etis sesuai dengan
standar masyarakat (kesatuan tubuh dan pikiran manusia dalam aktivitas
jasmani harus mengedepankan fairplay, kejujuran, dan kepedulian terhadap
orang lain).
10. Priority of the person, aktivitas jasmani mengutamakan kesejahteraan
individu dari pada organisasi, olahraga sebagai pelayan sosial.
11. Live life to its fullest, aktivitas jasmani yang cukup berat dan dilakukan
secara teratur, membantu seseorang untuk memenuhi tugas sehari-hari dan
tuntutan mendadak yang tak terduga yang mungkin diperlukan untuk terus
hidup dan melindungi diri dari bahaya.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 47


12. Fun and pleasure, manusia biasanya merupakan pencari kesenangan dan
kenikmnatan, dan banyak kesempatan untuk kesenangan dicapai melalui
aktivitas jasmani. Kesempatan memperoleh kesenangan akan hilang dari
kehidupan seseorang jika tidak mempertahankan tingkat kebugaran
jasmaninya.
13. Longevity, prinsip panjang umur menegaskan bahwa aktivitas jasmani
secara teratur sepanjang hidup, dapat membantu manusia hidup lebih lama.

Selain prinsip-prinsip pokok, ada beberapa prinsip umum dalam materi PJOK
kepada siswa. Prinsip-prinsip umum tersebut tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik
2. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru
tetapi pada siswa
3. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi
dan materi serta cara penyampaian harus menarik dan menyenangkan,
4. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada ketiga
domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif.
Selain itu ada juga empat tujuan pendidikan jasmani yang disampaikan
Bucher’s dalam Siedentop (1990: 216) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan pengembangan fisik, berkaitan dengan kegiatan program yang
membangun kekuatan fisik secara individu melalui pengembangan dari
berbagai sistem organ tubuh
2. Tujuan pengembangan motorik, berkaitan dengan menjadikan gagasan
fisik bermanfaat dan dengan sedikit pengeluaran energi yang mungkin,
dan estetika dalam gerakan ini.
3. Tujuan pengembangan mental, berkaitan dengan akumulasi dari tubuh
pengetahuan dan kemampuan berpikir untuk menafsirkan pengetahuan
4. Tujuan pengembangan sosial, berkaitan dengan membantu individu
dalam membuat penyesuaian pribadi, kelompok sebagai anggota
masyarakat.

48 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Dalam versi yang lain juga ada empat konsep dalam memberikan materi PJOK di
sekolah:
1. Komponen organik, merupakan gambaran aspek fisik dan psikomotor dan
harus dicapai pada setiap proses pembelajaran, yang meliputi; kapasitas
fungsional dari organ-organ seperti daya tahan jantung dan otot.
2. Komponen neuromuskuler, merupakan gambaran tentang aspek kemampuan
unjuk kerja keterampilan gerak yang didasari oleh kelenturan, kelincahan,
keseimbangan, kecepatan dan lain-lain.
3. Komponen intelektual, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan
kognitif.
4. Komponen emosional, merupakan gambaran yang dapat dipadankan dengan
afektif.
Dari keempat konsep pendidikan jasmani yang telah disampaikan, dikenal pula
kemudian istilah learning by moving. Secara harfiah, hal itu berarti belajar melalui
gerak. Makna yang lebih luas adalah kita belajar melalui gerak dengan pendidikan
jasmani. Bukan belajar untuk bergerak yang selama ini menjadi persepsi
kebanyakan orang.
Kemudian, dari keempat konsep tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga konsep
saja, yaitu:
1. Mengembangkan aspek psikomotorik (keterampilan fisik);
2. Mengembangkan aspek kognitif (keterampilan intelektual);
3. Mengembangkan aspek afektif (keterampilan moral, emosional, sosial dan
spiritual).
Berdasarkan konsep learning by moving, pendidikan jasmani memiliki tujuan dan
fungsi yang tentunya berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain. Adapaun tujuan
pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan jasmani
2. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 49


3. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
Pendidikan Jasmani
4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi
berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas
ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (Outdoor education)
6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan
dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai
aktivitas jasmani
7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan
orang lain
8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk
mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat
9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.
Selanjutnya adalah fungsi pendidikan jasmani, yang dapat dibedakan menjadi
beberapa aspek, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Aspek organik
b. Aspek neuromuskuler
c. Aspek perseptual
d. Aspek kognitif
e. Aspek sosial
f. Aspek emosional

Keterampilan Gerak Dasar (Fondamental Motor Skill)


Keterampilan merupakan dasar dari suatu kemampuan seseorang
menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Sedang menurut Guthrie dalam Schmidt &
Lee (2014) keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir
dengan kepastian yang maksimum dan energi dan waktu yang minimum. Dengan
demikian Schmidt & Lee (2014, hlm 37) menyimpulkan singkatnya, keterampilan
umumnya melibatkan mencapai beberapa tujuan, yaitu (1) memaksimalkan kepastian

50 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


pencapaian tujuan, (2) meminimalkan biaya fisik-mental dan energi kinerja, (3) dan
meminimalkan waktu yang digunakan.
Gerak merupakan salah satu ciri-ciri dari makhluk hidup, selain ciri-ciri
yang lain, seperti; makan, peka terhadap rangsangan, bernapas, berkembang biak,
mengeluarkan zat sisa, melakukan metabolisme dan beradaptasi. Oleh karena itu
manusia sebagai makhluk hidup tidak bisa dipisahkan dengan gerak. Gerak adalah
sesuatu yang ditampilkan oleh manusia secara nyata dan dapat diamati. Merupakan
suatu kenyataan dalam kehidupan sehari-hari bahwa melalui gerak manusia
berusaha untuk dapat meraih sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan berbagai motif
yang melatarbelakanginya.
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, pasal 3 menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab. Pendidikan jasmani adalah bahagian yang integral dari pendidikan secara
keseluruhan seperti yang dipaparkan di atas. Hal ini dapat ditafsirkan bahwa
pendidikan jasmani adalah salah satu komponen dalam proses pendidikan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang dilakukan oleh guru
terhadap peserta didik melalui aktivitas gerak. Pendidikan jasmani di sekolah pada
hakekatnya mempunyai arti, peran dan funsi yang amat vital dan strategis dalam
upaya menciptakan peserta didik yang sehat dan dinamis. Lebih tegas lagi Ateng
(1992: 8) menyatakan bahwa tak ada pendidikan jasmani yang tidak bertujuan
pendidikan dan sebaliknya tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa pendidikan
jasmani, sebab gerak adalah dasar untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri.
Untuk memberi pemahaman yang lebih dalam, UNESCO dalam International
Charter of Physical Education and Sport memberikan batasan bahwa pendidikan
jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 51


jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak.
Konsep tentang gerakan manusia tidak terlepas dari konsep gerakan pada
umumnya. Gerakan adalah aksi atau proses perubahan letak atau posisi ditinjau dari
suatu titik tertentu sebagai pedomannya (Sugiyanto, dkk: 1997: 283). Senada
dengan itu Kiram (2019: 9) menyatakan bahwa, gerak adalah suatu proses
perpindahan suatu benda dari suatu posisi ke posisi lain atau dari suatu tempat ke
tempat lain, yang dapat diamati secara objektif. Konsekuensi dari batasan tersebut
tentu perpindahan benda tersebut dapat diukur dalam dimensi ruang dan waktu.
Dimensi ruang dimaksudkan di sini adalah akan mengalami perubahan luas,
panjang atau pun lebar ruangan yang diakibatkannya. Sedangkan dimensi waktu di
sini diartikan proses gerak tersebut membutuhkan kecepatan atau percepatan.
Sugiyanto dkk (1997: 283) memperjelas bahwa konsep tentang gerakan selalu
berhubungan dengan konsep tentang ruang, gaya dan waktu. Dalam konsep ruang
dikenal adanya arah kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Selain itu juga
dikenal adanya jarak yaitu dekat, agak jauh dan jauh. Sedangkan konsep gaya
berkenaan dengan sebab gaya yang mempengaruhi, dimana gaya adalah pemacu
gerakan. Sementara konsep waktu adalah dikarenakan sebagai akibat dari proses
gerakan yang terjadi pasti membutuhkan waktu, sebentar atau lama.
Secara umum aktivitas gerak manusia dapat dibagi dalam berbagai bentuk
tergantung dari sudut pandang apa dalam mengelompokkannya. Sugiyanto dkk.
(1997: 283) mengelompokkan gerakan berdasarkan sudut pandang:
1. Gerakan ditinjau dari segi mekanis
2. Gerakan ditinjau dari sudut muskuler
3. Gerakan ditinjau dari suatu sistem
4. Gerakan ditinjau dari tugas otot-otot rangka
Sesuai dengan materi dalam modul ini, gerakan hanya akan ditinjau dari sudut
pandang tugas otot-otot rangka yang dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian:
a. Tugas menopang tubuh atau suatu beban
b. Tugas menahan tubuh atau menggantung

52 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


c. Tugas menggerakkan bahagian tubuh atau tubuh secara keseluruhan,
dan menggerakkan benda
d. Tugas menahan benturan
Berdasarkan ke-4 tipe tugas otot tersebut, masing-masing bisa dirinci dan
diberikan contoh posisi dan gerakan tubuh yang dihasilkannya. Harrow (1972: 52)
mengemukakan bahwa gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang
membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi
(a) gerak lokomotor; (b) gerak non lokomotor; dan (c) gerak manipulatif. Dalam
bahasa yang lebih familiar aktivitas gerak yang mengerakkan seluruh tubuh disebut
dengan gerak lokomotor, sedangkan aktivitas gerak yang hanya menggerakkan
bahagian tubuh disebut dengan aktivitas gerak non lokomotor.
Selanjutnya aktivitas gerak yang berkenaan dengan menggerakkan benda
dinamakan dan aktivitas gerak manipulatif.
a. Gerak lokomotor
Dalam konteks pendidikan jasmani, gerak lokomotor ini tentu dimaksudkan
suatu proses berpindahnya seluruh tubuh seseorang dari suatu tempat ke tempat
lain. Gerakan-gerakan berpindahnya seluruh tubuh dari suatu posisi ke posisi
lain, Sugiyanto dkk. (1997: 287) membedakannya atas beberapa bahagian, yaitu:
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan dengan tumpuan permukaan
yang padat, contohnya adalah; berjalan, berlari, melompat, merangkak,
mengguling, salto dan meroda.
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan pada suatu alat yang bisa
bergerak, contohnya; bersepeda, bersepatu roda, dan mendayung
- Menggerakkan tubuh secara keseluruhan di air, contohnya berenang dan
menyelam
b. Gerak non lokomotor
Gerak non lokomotor adalah suatu proses berpindahnya elemen tubuh tertentu
dari suatu posisi ke posisi lain, namun secara keseluruhan tubuh tetap berada
pada tempat yang sama. Selanjutnya Sugiyanto dkk. (1997: 287) memaparkan
tugas gerak non lokomotor ini seperti sebagai berikut; menekuk leher, memutar

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 53


kepala, mengayun lengan, menekuk siku, membungkukkan badan, mengayun
kaki, menekuk lutut, memutar pergelangan kaki, menekuk jari-jari
c. Gerak manipulatif
Gerak manipulatif adalah gerak yang dilakukan dengan menggerakkan suatu
objek atau benda. Menggerakkan benda atau objek ini dapat dibagi atas dua
bagian, yaitu;
(i) Menggerakkan benda dengan gaya yang secara langsung dikenakkan pada
bendanya, contoh; melemparkan bola, menendang bola, mengayunkan
raket, mendorong atau menarik tubuh lawan pada judo
(ii) Menggerakan benda dengan gaya yang dikenakan pada benda secara tidak
langsung, contohnya; menembakkan peluru menggunakan senapan,
membidikkan anak panah menggunakan busur, menggerakkan sampan
dengan mendayung
Tiga macam gerakan terakhir, yaitu menembakkan peluru dengan senapan,
panahan dan mendayung sampan memang secara eksplisit jarang kita temui dalam
pembelajaran PJOK, tetapi gerakan seperti ini bisa saja dilakukan dengan
menyesuaikan dengan jenis permainan yang dikembangkan atau dikreasikan,
seperti permainan tradisional. Karena dalam pembelajaran PJOK, seorang guru
dapat memodifikasi dan mengembangkan kreatifitas dalam pembelajarannya.
Setelah memahami tentang batasan tentang gerak, maka dalam pendidikan
jasmani sangat penting untuk memahami bagaimana gerak tersebut dilakukan.
Sebelum seseorang melakukan gerak, terlebih dahulu didahului dengan proses
rangsagan (stimulus) menerpa panca indera (reseptor) seperti melalui mata (visual),
telinga (audio), kulit (taktil) ataupun lidah (rasa). Rohendi dan Suwandar (2017: 96)
menyatakan bahwa kita terus menerus dibombardir dengan rangsangan yang
terdeteksi melalui komponen sistem sataf yang dikenal sebagai reseptor sensorik.
Metode yang berguna untuk mengklasifikasikan reseptor ini adalah dengan
menggunakan lokasi atau lebih spesifik lagi dengan lokasi rangsangan. Selanjutnya
Rohendi dan Suwandar (2017: 96) menyatakan bahwa reseptor dikalsifikasi atas
dua macam yaitu exteroreceptor dan interoreceptor. Exteroreceptor untuk
mendeteksi rangsangan di luar tubuh dan memberikan informasi tentang

54 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


lingkungan. Sedangkan interoreseptor adalah mendeteksi rangsangan dari viscera
internal dan memberikan informasi tentang lingkungan internal yang menyebabkan
perasaan seperti kelaparan dan mual.
Stimulus yang datang tersebut akan diterima oleh reseptor untuk seterusnya
dikirim melalu saraf aferen ke otak dan rangsangan tersebut diolah dalam otak dan
pada akhirnya akan ada suatu keputusan oleh otak. Keputusan yang diambil tersebut
selanjutnya dikirim melalui saraf eferen ke motorik dalam hal ini otot, sehingga
terjadilah gerakan.
Ada dua istilah yang sering muncul dalam pendidikan jasmani ataupun
olahraga yaitu gerak dan motorik. Batasan tentang gerak sudah dibahas pada
bahagian terdahulu, lantas apakah gerak tersebut sama dengan motorik. Sedangkan
motorik menurut Kiram (2019: 11) adalah suatu rangkaian peristiwa laten yang
tidak dapat diamati dari luar. Lebih detail lagi motorik dapat diartikan sebagai
keseluruhan proses-proses pengendalian dan pengaturan fungsi-fungsi organ tubuh
baik secara fisiologis maupun secara psikis yang menyebabkan terjadinya suatu
gerak. Gerak adalah dapat diamati dengan jelas dan kasat mata sedangkan motorik
adalah suatu proses yang tidak delalu bisa diamati.
Berdasarkan materi yang sudah dipaparkan di atas, maka sebagai seorang
guru haruslah mampu untuk mendisain dan mengembangkan keterampilan gerak
dasar, baik yang berupa gerakan lokomotor, non lokomotor maupun gerakan
manipulatif. Kemampuan berimajinasi, daya kreatifitas harus dibangkitkan untuk
mengajak peserta didik untuk memahami dan menciptakan gerakan-gerakan
keterampilan gerak dasar dalam mengembangkan daya nalar, keterampilan motorik
dan perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik.

Klasifikasi Keterampilan Gerak


Keterampilan gerak meruapakan salah satu tujuan dari belajar gerak oleh
karena itu guru haruslah memahami secara mendasar sehingga dalam proses
pembelajaran PJOK memberikan manfaat bagi peserta didik. Jenis atau klasifikasi
keterampilan gerak menururt para ahli dikelompokkan sebagai berikut:
1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerak

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 55


a) Keterampilan gerak agal (gross motor skills)
Keterampilan gerak agal adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya antara
lain keterampilan gerak lompat tinggi dan lempar lembing. Pada
keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh
secara keseluruhan, sedang keterampilan gerak halus hanya melibatkan
sebagian dari anggota badan yang digerakan oleh otot-otot halus.
b) Keterampilan gerak halus (fine motor skills)
Keterampilan gerak halus adalah gerakan yang dalam pelaksanaannya
melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan. contohnya antara
lain adalah keterampilan gerak jari dalam mengetik dan pelepasan busur
dalam memanah.
2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan titik akhir
Apabila diperlukan, gerakan keterampilan ada yang dengan mudah dapat
diketahui bagian awal dan bagian akhir dari gerakannya, tetapi ada juga
yang susah diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak
dapat dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu:
a) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill)
Keterampilan gerak diskret adalah keterampilan gerak di mana dalam
pelaksanaannya dapat dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir
gerakan. Contohnya adalah gerakan berguling ke depan satu kali. titik
awal gerakan adalah pada saat pelaku berjongkok dan meletakan kedua
telapak tangan dan tengkuknya ke matras, sedangkan titik akhirnya
adalah pada saat pelaku sudah dalam keadaan jongkok kembali.
b) Keterampilan gerak serial (serial motor skill)
Keterampilan gerak serial adalah keterampilan gerak diskret yang
dilakukan beberapa kali secara berlanjut. Contohnya gerakan berguling
ke depan beberapa kali.
c) Keterampilan gerak kontinyu (continuous motor skill)
Keterampilan gerak kontinyu adalah keterampilan gerak yang tidak dapat
dengan mudah ditandai titik awal dan akhir dari gerakannya. Contohnya

56 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


adalah keterampilann gerak bermain tenis atau permainan olahraga
lainnya. Di sini titik awal dan akhir tidak mudah untuk diketahui karena
merupakan rangkaian dari bermacan-macam rangkaian gerakan.
3. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan
Dalam melakukan suatu gerakan keterampilan, ada kalanya pelaku
menghadapi kondisi lingkunagn yang tidak berubah-ubah ada kalanya
berubah-ubah. Berdasarkan keadaan kondisi lingkungan seperti itu, gerakan
keterampilan dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu:
a) Ketrampilan tertutup (clossed skill)
Keterampilan tertutup adalah keterampilan gerak dimana
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan
stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. Contohnya
adalah dalam melakukan gerakan mengguling pada senam lantai, dalam
gerakan ini pelaku memulainya setelah siap untuk melakukannya, dan
bergerak berdasarkan rencana.

b) Ketrampilan terbuka (open skill)


Keterampilan terbuka adalah keterampilan gerak dimana dalam
pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah- ubah, dan
pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari
lingkungannya. Perubahan kondisi lingkungan dapat bersifat temporal
dan bisa bersifat spesial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan
memukul bola yang dilambungkan. Dalam gerakan ini pelaku memukul
bola dengan menyesuaikan dengan kondisi bolanya agar pukulanya
mengena. Pelaku dipaksa untuk mengamati kecepatan, arah, dan jarak
bola; kemudian menyesuaikan pukulannya
Sedangkan menurut Schmidt & Lee (2014: 39) mengklasifikasikan keterampilan
gerak sebagai berikut:
1) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan yang tidak dapat
diduga atau berada pada lingkungan bervariasi dan tak terduga selama aksi.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 57


Contohnya mengendarai mobil dalam lalu lintas di mana sulit untuk
memprediksi gerakan dari orang lain
2) Keterampilan tertutup (close skill) adalah keterampilan yang berada dalam
lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi. Contohnya berenang pada jalur
kosong di kolam renang.
3) Keterampilan diskrit (discrete skill) adalah keterampilan yang biasanya
mudah ditentukan awal dan akhir, gerakan dengan durasi sering dan singkat,
seperti melempar bola
4) Keterampilan kontinyu (continuous skill) adalah keterampilan yang terus
menerus, yang tidak memiliki ketentuan awal atau akhir, perilaku yang
mengalir selama beberapa menit, seperti berenang dan berlari.
5) Keterampilan serial (serial skill) adalah keterampilan yang sering dianggap
sebagai kelompok keterampilan diskrit yang dirangkai untuk membuat
tindakan terampil baru yang lebih rumit, contoh memindahkan gigi mobil.
Faktor penentu keterampilan
Keberhasilanan pencapaian suatu keterampilan dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut secara umum dibedakan menjadi tiga hal utama,
yaitu: (1) proses belajar mengajar, (2) pribadi, dan (3) faktor situasional
(lingkungn). Ketiga faktor inilah yang diyakini telah menjadi penentu utama
mencapai keberhasilan dalam mempelajari keterampilan.
1. Faktor proses belajar (learning process)
Proeses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya menjelmakan
pembelajaran pada setiap pebelajar. Dengan memahami berbagai teori belajar,
akan memberi jalan kepada kita tentang bagaimana pembelajaran bisa
dijelmakan. Intisari dari kegiatan pembelajaran adalah terjadinya perubahan
pengetahuan dan perilaku individu.
2. Faktor pribadi (personal factor)
Setiap orang (pribadi) merupakan individu yang berbeda-beda baik fisik, mental
emosional, maupun kemampuan. Ada ungkapan dalam kehidupan sehari-hari
bahwa si A berbakat besar dalam tenis, si B berbakat dalam olahraga individu,
dsb. Demikian juga jika mendengar bahwa seorang anak lebih cepat menguasai

58 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


suatu keterampilan, sedangkan anak yang lain memerlukan waktu yang lebih
lama. Singer mengidentifikasi ada 12 faktor pribadi yang sangat berhubungan
dengan upaya pencapaian keterampilan, yaitu:
a) Ketajaman indera, yaitu kemampuan indera untuk mengenal tampilan
rangsang secara akurat
b) Persepsi, yaitu kemampuan untuk membuat arti dari situasi yang
berlangsung
c) Intelegansi, yaitu kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan
masalah serta membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan
penampilan gerak
d) Ukuran fisik, ukuran tubuh yang ideal dalam cabang olahraga tertentu
e) Pengalaman masa lalu, yaitu keluasan dan kualitas pengalaman masa lalu
yang berhubungan dengan situasi dan tugas gerak yang dipelajari saat ini
f) Kesanggupan, terdiri dari kemampuan, keterampilan dan pengetahuan
yang dikembangkan secara memadai untuk menyelesaikan tugas dan
situasi yang dipelajari saat ini
g) Emosi, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaan
secara tepat sebelum dan pada saat melaksanakan tugas
h) Motivasi, merupakan semangat dalam tingkat optimal untuk menguasai
keterampilan yang dipelajari
i) Sikap, yaitu adanya minat dalam mempelajari dan memberi nilai pada
kegiatan yang sedang dilakukan
j) Faktor-faktor kepribadian lainnya, hadirnya sifat yang ekstrim, seperti
agresivitas, kebutuhan berafiliasi, atau perilaku lain yang dapat
dimanfaatkan, tergantung situasi yang terjadi
k) Jenis kelamin, yaitu pengaruh komposisi tubuh, pengalaman, faktor
budaya pada pelaksanaan kegiatan dan keinginan untuk beprestasi
l) Usia, yaitu pengaruh usia kronologis dan kematangan pada kesiapan dan
kemampuan untuk mempelajari dan menampilkan tugas tertentu

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 59


3. Faktor situasional (situational factor)
Faktor situasional sesungguhnya dapat mempengaruhi kondisi pembelajaran
adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan. Faktor seperti tipe tugas yang
diberikan, peralatan yang digunakan termasuk media belajar, serta kondisi
pembelajaran itu dilaksanakan. Semua faktor tersebut dapat mempengaruhi
proses pembelajaran serta pribadi anak serta saling memberi pengaruh dan
dukungan satu sama lainnya atau sebaliknya.
Untuk lebih jelasnya faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan
keterampilan secara komprehensif dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi keterampilan (Singer 1980)

60 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


b. Aktivitas Permainan Bola Besar
Materi yang terdapat dalam permainan bola besar dan bola kecil adalah
meliputi tentang permainan sepakbola, bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan
tenismeja. Masing-masing permainan tersebut terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Sejarah permainan; menerangkan asal mula sampai perkembangannya di
Indonesia
c. Teknik dan taktik dasar dalam masing-masing permainan tersebut
d. Peraturan permainan
Khusus untuk materi teknik dan taktik dasar, saudara harus memperhatikan tiga
prinsip utama, yaitu:
▪ memulai setiap materi dari yang paling mudah menuju ke yang paling sukar
▪ memulai setiap materi dari yang paling ringan menuju ke yang paling berat
▪ memulai setiap materi dari yang paling sederhana menuju ke yang yang
paling kompleks
Hal-hal lain yang bisa dijadikan prinsip dalam memberikan pembelajaran
permainan bola besar dan bola kecil adalah merancang pembelajaran dalam bentuk
permainan. Banyak guru-guru PJOK dalam memberikan pembelajaran dengan
menerapkan drill-drill yang monoton dan membosankan. Permainan adalah solusi
yang ampuh dalam merangsang peserta didik agar lebih aktif dan bersemangat.
Bukan hanya mampu dalam meningkatkan semangat, bermain dapat membuat
gairah yang lebih tinggi karena pembelajaran dalam bentuk permainan merangsang
daya kompetitif peserta didik, karena semangat kompetitif tersebut menjadi ciri
khas anak-anak dalam masa-masa pertumbuhan dan perkembangannya. Peserta
didik berada dalam masa-masa mencari jati diri, sehingga peserta didik selalu ingin
menunjukkan eksistensi dirinya.
1. Sejarah perkembangan permainan sepakbola di dunia
Untuk memahami sejarah permainan dapat saudara pelajari melalui link berikut:
https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-sepak-bola

https://fokussatu.com/sejarah-sepak-bola/

2. Teknik dan taktik dasar dalam permainan sepakbola

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 61


Teknik dasar permainan sepakbola yang harus dikuasai oleh pemain sepakbola
diantaranya:
a. menggiring bola (dribbling)
b. m enembakkan bola ke arah gawang lawan (shooting)
c. mengumpan bola (passing)
d. menerima bola (receiving)
e. menyundul bola (heading)
Sedangkan taktik dasar yang harus juga dipelajari oleh peserta didik adalah, taktik
menyerang dan taktik bertahan, yang masing-masing bagian tersebut dibagi atas:
a. taktik menyerang dan bertahan secara individu
b. taktik menyerang dan bertahan secara grup
c. taktik menyerang dan bertahan secara tim

a. Teknik dasar menggiring bola (dribbling)


Dribbling adalah suatu usaha seorang pemain untuk memindahkan daerah
permainan dari suatu tempat ke temapat lain dengan berlari sambil melakukan
sentuhan-sentuhan kecil dengan kaki terhadap bola (Ardi Nusri, 2019: 100).
Kemampuan dalam menguasai teknik dasar menggiring bola mutlak
diperlukan oleh seorang pemain, karena menggiring termasuk keterampilan
individu yang mesti dikuasai oleh setiap pemain.
Dribble atau menggiring bola dibedakan menjadi dua jenis, yaitu; (1) closed
dribbling, yaitu teknik menggiring bola yang dilakukan dengan mengontrol
penuh dan aman dari pemain lawan, (2) speed dribbling, yaitu teknik
menggiring bola yang dilakukan dengan menendang bola ke depan, lalu kita
mengejarnya dengan berlari secepatnya. Dribbling seperti ini disebut dengan
running with the ball. Seorang yang ingin belajar menggiring bola disarankan
untuk melakukan beberapa hal berikut:
1) Lakukan dribbling menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian
2) Lakukaan gerakan secara pelan dan utamakan kebenaran geraknya

62 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


3) Hindari kecepatan dalam tahap awal, namun secara perlahan kalau bola
sudah bisa dikendalikan tingkatkan kecepatan secara bertahap.
4) Pandangan tidak selalu fokus ke bola, sedikit mengangkat kepala (head
up)
5) Pada taraf awal, gunakan dengan seluruh bahagian kaki, namun untuk
kematangan boleh memfokuskan pada salah satu bahagian kaki
6) Lakukan dengan berbagai bentuk rintangan baik menggunakan cone
ataupun teman
b. Teknik dasar mengumpan bola (passing)
Menguasai teknik mengumpan serta menerima bola merupakan hal yang
juga penting dalam permainan sepakbola. Kalau tidak bisa melakukan passing,
sama saja dia tidak bisa bermain sepakbola. Permainan sepakbola adalah
permainan tim, maka oleh karena itu diperlukan kemampuan individu dan
kemampuan untuk bekerjasama. Dalam permainan penghubung kerjasama
antara sesama pemain salah satunya adalah dengan melakukan passing. Passing
adalah keterampilan yang paling banyak dilakukan dalam suatu permainan, bisa
mencapai ratusan bahkan ribuan passing dalam suatu pertandingan. Apakah itu
passing? Passing dapat diartikan sebagai suatu usaha/tupaya/tindakan yang
dilakukan oleh seorang pemain untuk memberikan atau mengoper bola kepada
teman satu tim atau teman berlatih/bertanding. Tujuan utama dari passing
adalah untuk memindahkan bola dari seorang pemain ke pemain lain dalam satu
tim, sehingga bola selalu dalam penguasaan timnya. Namun tujuan khusus
dalam passing dalam permainan sepakbola adalah sebagai berikut:
1) memindahkan daerah permainan supaya lebih cepat
2) memindahkan penguasaan bola kepada teman yang lebih mempunyai ruang
dan kesempatan yang lebih baik
3) mengatur tempo/irama permainan
4) menyusun serangan termasuk dalam melakukan serangan balik (counter
attack).
Tatkala melakukan passing, seorang pemain harus mempertimbangkan banyak
hal, antara lain: (a) arah passing, (b) kecepatan passing, (c) lintasan passing, dan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 63


(d) putaran bola. Pada dasarnya memberikan bola kepada teman dapat
dilakukan dengan bermacam cara dan dengan seluruh bahagian tubuh, kecuali
tangan. Cara memberikan bola kepada teman sangat ditentukan oleh keadaan
bola saat diberikan. Ada dua keadaan bola sebelum diberikan, yaitu bola di
tanah dan bola melayang di udara. Namun bola menyusur di tanah lebih mudah
diterima teman dibandingkan bola melayang di udara.
c. Teknik dasar menerima bola (receiving)
Menerima bola adalah salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang
penggunaannya bersamaan dengan teknik menendang bola. Receiving adalah
suatu usaha atau upaya yang dilakukan seorang pemain untuk menguasai bola
yang datang kepada dirinya sebagai hasil passing rekan ataupun akibat
kesalahan lawan (Ardi Nusri, 2019: 46). Tujuan dari menerima bola adalah
untuk mengontrol bola, yang di dalamnya juga termasuk untuk mengatur tempo
permainan, mengalihkan laju permainan, dan mempermudah untuk melakukan
passing. Ada beberapa cara untuk menghentikan bola. Yaitu dengan kaki
bagian dalam, luar, telapak kaki, punggung kaki, dengan dada, paha, perut dan
kepala.

Ada beberapa kiat yang perlu dipahami tatakala menerima bola, yaitu:
▪ melakukan persiapan dengan memusatkan konsentrasi
▪ mengambil keputusan untuk memilih bahagian tubuh yang akan
digunakan untuk menerima bola
▪ akurasi dalam menggunakan anggota tubuh yang menerima bola
▪ melakukan gerakan menarik anggota tubuh tatkala menyentuh bola
▪ melakukan gerakan dengan cepat, kuat dan lentur
▪ menentukan arah sentuhan yang akan dilakukan
▪ mencermati tindak lanjut yang akan dilakukan setelah menerima bola
d. Teknik dasar menyundul bola (heading)
Menendang bola ke gawang adalah salah satu kemampuan yang paling penting
dalam permainan sepakbola, karena dengan kemampuan shooting yang baik
akan dapat menghasilkan gol yang menjadi tujuan dari bermain sepakbola.

64 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Shooting adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pemain untuk
mencetak gol ke gawang lawan dengan melakukan tembakan dengan
menggunakan kaki (Ardi Nusri: 2019: 69).
Secara umum, ada 6 teknik dalam menendang bola. Sebagian dari teknik-
teknik itu kerap kita lakukan, tetapi sebagian yang lain memerlukan latihan
tersendiri. Keenam teknik menendang bola itu di antaranya:
d. menendang bola dengan sisi dalam kaki
e. menendang bola dengan sisi luar kaki
f. menendang bola dengan punggung kaki (kura-kura)
g. menendang bola dengan punggung sisi dalam kaki
h. menendang bola dengan tumit
i. menendang bola dengan ujung jari kaki/sepatu
Berdasarkan pada tujuan dan batasan tentang shooting di atas maka tidak
peduli kaki apa yang digunakan untuk menyepak bola, bahagian kaki apa yang
digunakan dan dari arah mana shooting itu dilakukan, termasuk kapan dan
bagaimana shooting itu dilakukan yaitu dengan hanya satu tujuan yaitu
menciptakan gol.

Pada saat pemain memperoleh kesempatan, lakukanlah dengan cara apapun,


namun secara sederhana untuk dapat mencetak gol dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu; (a) tembakan keras, (b) menggunakan tipuan, (c)
tendangan chip, (d) tendangan lob. Perinsip utama yang harus juga menjadi
perhatian adalah sebagai berikut; (a) lakukan segera tatkala ada kesempatan,
(b) lakukan dengan simpel, (c) utamakan ketenangan dan tidak emosional, dan
(d) utamakan agar bola masuk gawang

Seperti yang sudah disinggung pada bagian terdahulu bahwa metode yang paling
cocok diterapkan adalah dengan metode bermain. Bunker dan Thorpe (1982)
membuat proposal Teaching Game For Understanding (TGFU) sebagai sebuah
pendekatan alternatif. Semenjak itu, TGFU telah menarik seluruh perhatian para
guru-guru olahraga. Seperti yang Metzler (2000) katakan, “TGFU adalah sebuah
model instruksi yang berfokus pada pengembangan kemampuan pelajar-

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 65


pelajarnya untuk memainkan permainan. Inti dari pendekatan ini adalah
penggunaan taktik-taktik kewaspadaan untuk meningkatkan penampilan di
dalam kegiatan-kegiatan jasmani.

Permainan-permainan yang telah dimodifikasi dipandang sebagai alat untuk


meraih tujuan tersebut. Studi-studi terbaru lebih condong untuk membandingkan
atau berkosentrasi pada hasil hasil pengetahuan, psikologis dan afektif dari
pendekatan ini (Allison & Thorpe, 1997, Turner & Martinek, 1992, 1999).
Sebuah riset menunjukkan bahwa taktik lebih bermanfaat dibandingkan dengan
pendekatan dan hasil hasilnya yang mendukung perkembangan pada teori
pengajaran baru di dalam pengajaran permainan-permainan (Booth, 1983,
Burriows, 1986 and Werner & Almond, 1990).

Berdasarkan hasil riset tersebut dapatlah diyakini bahwa pembelajaran olahraga


permainan seperti sepakbola, bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan tenismeja di
sekolah dapat digunakan pendekatan TGFU. Inti dari pendekatan ini adalah
penggunaan taktik-taktik kewaspadaan untuk meningkatkan penampilan di
dalam kegiatan-kegiatan jasmani. Melalui permainan akan memperbaiki
pengetahuan, keterampilan dan afektif secara serempak, sehingga pembelajaran
akan berjalan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu saudara dapat mendisain
suatu bentuk permainan untuk pembelajaran di sekolah. Berikut akan diberikan
beberapa contoh penerapan TGFU dalam pembelajaran olahraga permainan
yang tergolong pada permainan bola besar maupun kecil.
1. Latihan mengoper dan memdukung (passing and support)
Bermain 3 lawan 1 (3 vs 1) dalam lapangan berukuran 12 x 12 m. Tiga orang
saling mengoper dan selalu bergerak mencari ruang, sedangkan 1 orang
sebagai penjaga. Apabila penjaga berhasil merebut bola, maka otomatis
siswa yang melakukan kesalahan terakhir bertindak sebagai penjaga
menggantikan penjaga sebelumnya. Permainan ini dapat dilakukan dalam
durasi waktu yang kita inginkan; 3-8 menit. Manfaat dari permainan 3 v 1
ini adalah peningkatan dalam banyak hal, yaitu;

66 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


a. peningkatan kemampuan kognitif, yaitu kemampuan untuk berpikir
kemana tubuh akan digerakkan, dan berapa jarak yang harus dibuat,
serta kemana arah kontrol tatkala menerima bola harus dilakukan
b. peningkatan fisik karena harus bergerak sesuai dengan situasi yang
terjadi, baik cepat atau lambat, kelincahan untuk merubah arah,
reaksi tatkala kawan memberikan sinyal arah, kecepatan, dan
dayatahan siswa apabila dimainkan dalam waktu yang cukup lama
c. peningkatan afektif, yaitu saling bekerjasama, saling membantu,
dan sama-sama berusaha untuk mencapai suatu tujuan yaitu bola
tidak dapat direbut oleh lawan.
Secara sederhana permainan passing and support ini dapat dimodifikasi,
baik ukuran lapangan, jumlah pemain, jumlah sentuhan dan lain-lain
sebagainya. Secara sederhana permainan 3 vs 1 ini dapat digambarkan di
bawah ini.

Gambar 2.2 Permainan 3 vs 1


2. Permainan penguasaan bola dan mengoper (ball possession and passing)
Permainan dengan tujuan menguasai bola 2 vs 2 di lapangan berukuran 15
x 15 m. Di pinggir ada 2 orang teman lagi yang siap mendukung. Tatkala
grup menguasai bola mereka boleh meminta bantuan kepada rekan yang
berada di pinggir 2 orang. Begitu juga lawan apabila sanggup merebut
bola, mereka pun berusaha memainkan bola dengan bantuan 2 orang rekan
yang berada di pinggir lapangan. Permainan ini dapat dimodifikasi lagi
dengan menambah atau mengurangi ukuran lapangan, jumlah pemain,
jumlah sentuhan, dan waktu permainan.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 67


Manfaat dari permainan ini sangat banyak, disamping dapat meningkatkan
kemampuan berpikir, antisipasi, pengambilan keputusan, kelincahan,
kecepatan, dan dayatahan.

Gambar 2.3. Permaian ball possession and passing (Sumber:


https://www.google.com/search?safe=strict&sxsrf=ACYBGNQ5mhHUjaliLxlE
NUtBIfQQfmMqqA:1572430030005&q=ball+possession+soccer+drills&tbm=i
sch&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwj3n_2q3sPlAhWDe30KHYIFBDcQ4216
BAgGECM&biw=1366&bih=615 )

3. Permaian 4 vs 4 dengan passing di empat sudut


Seperti dua permainan di atas, permainan 4 vs 4 dengan tujuan tambahan
untuk bisa melakukan passing ke dalam empat sudut yang sudah
ditentukan, selain melakukan passing kepada rekan sendiri. Permainan ini
dapat saudara modifikasi dengan jalan menambah dan mengurangi ukuran
lapangan termasuk ukuran empat kotak di sudut, jumlah pemain, jumlah
sentuhan dan waktu permainan. Permainan tersebut dapat dilihat pada
gambar berikut.

Gambar 2.4. Permainan game passing 4 vs 4 for four corner. Sumber:


https://encryptedtbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcQawlbX3IvaOLYU
xox2j52kylXII4sDynLDBNa6F8DGM--fGSvz

68 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


4. Permainan penguasaan bola 5 vs 3
Permainan ini bertujuan untuk menguasai bola selama mungkin dalam tim,
lapangan terdiri dari 2 bagian yang berukuran 12 x 12 m satu bagiannya.
Pertama bermain 2 vs 2 dalam satu grid. Pemain berbaju putih (terang)
dibantu oleh 2 orang rekan yang berada di pinggir lapangan. Tatkala bola
dapat direbut, maka mereka dapat memainkan bola di lapangan sebelah
yang mana ada 2 rekan mereka yang sudah siap membantu di pinggir
lapangan.
5. Permainan mengoper dan membantu (passing and support).
Permainan passing and support 3 vs 3 tambah satu orang pemin netral.
Bermain dalam ukuran lapangan 20 x 20 m. Lagi-lagi segala bentuk
permainan dapat dimodifikasi, baik ukuran, jumlah pemain, waktu dan
jumlah sentuhan.
6. Permainan merebut bola dan segera mengoper.
Bermain dalam lapangan 45 x 60 m yang dibagi dua. Dalam satu grid dua
orang pemain berusaha merebut bola dari lawan yang menguasai bola
dengan rekan sebanyak 7 orang. Tatkala bola berhasil direbut, maka harus
segera mengopernkannya kepada rekan yang berada di lapangan sebelah
(grid lain). Perminan ini menuntut antisipasi, kecepatan, passing akurat,
dan cepat bertindak, secara ototmatis akan memperbaiki kecepatan,
kelincahan, dan dayatahan peserta didik.
Disamping dengan metode TGFU, masih relevan melakukan latihan drill.
Beberapa latihan yang berupa drill dapat dicontohkan pada bagian berikut.
1. Latihan menggiring, merubah arah dan passing (dribbling, change of
direction and passing)
Dalam lapangan yang berukuran 12 x 12 m, 2 orang siswa beridiri di
setiap sudut lapangan. Secara bersamaan melakukan dribbling menuju ke
tengah dan berputar untuk selanjutnya dilakukan oleh rekan kedua di
masing-masing sudut. Latihan ini dapat dilakukan dalam waktu 3 sampai
5 menit.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 69


Latihan seperti ini akan meningkatkan kemampuan siswa dalam
menggiring bola dan mengantisipasi perubahan kecepatan karena ada
batas tertentu. Permainan ini akan meningkatkan ball feeling, koordinasi
mata dan kaki. Drill ini dapat juga digunakan untuk meningkatkan
kemampuan fisik siswa, baik kecepatan, kelincahan, foowork, reaksi, dan
dayatahan. Untuk lebih jelas, perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 2.5. Latihan mengembangkan dribbling, turning, dan passing


Sumber: https://www.soccercoachweekly.net/soccer-drills-and-skills/dribbling/

2. Tiga grup latihan passing dan dribbling masing-masing 1 bola 3 orang .


Saling mengoper dan (boleh dribbling) dalam lapangan berukuran 20 x
20 m. Latihan ini dapat dilakukan selama 3-5 menit, tergantung
kebutuhan. Latihan ini dapat meningkatkan, kemampuan passing, kontrol,
ball feeling, reaksi dan antisipasi. Kalau dilakukan dalam waktu yang
cukup lama akan mampu meningkatkan stamina tentu saja harus
dilakukan secara bertahap. Latihan seperti ini juga dapat dimodifikasi,
baik ukuran lapangan, jumlah pemain, jumlah sentuhan, lama latihan dan
lain-lain sebagainya. Latihan tersebut seperti pada gambar berikut.

Gambar 2.6. Latihan drill 3 orang 1 bola Sumber:


https://www.soccercoachweekly.net/soccer-drills-and-skills/dribbling/

70 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


3. Bermain 3 vs 3 vs 3 (rompi berbeda)
Latihan nomor 2 di atas dapat dimodifikasi menjadi permainan 3 vs 3 vs
3 (rompi berbeda). Bermain dalam lapangan berukuran 20 x 20 m, satu
grup bertindak sebagai penjaga dan dua tim bergabung dalam permainan.
Apabila tim penjaga dapat merebut bola, maka mereka beralih menjadi
tim yang bermain bergabung dengan grup lain, sedangkan grup yang
melakukan kesalahan berganti menjadi penjaga. Permainan ini dapat
dimodifikasi sesuai dengan tujuannya.
Meningkatkan kemampuan shooting dapat dilakukan dengan latihan drill ataupun
melalui permainan. Di bawah ini dapat diberikan beberapa contoh drill dan
permainan.
1. Latihan drill passing and shooting
Satu orang bertindak sebagai penjaga gawang. Drill dapat dimulai dengan
menggiring kemudian mengoper kepada teman, seketika teman
mengembalikan dengan passing pelan. Pemain pertama melakukan shooting
ke gawang. Pemain dapat berganti peran setelah beberapa kali kesempatan.
Drill seperti ini akan dapat meningkatkan kemampuan passing dan shooting
peserta didik. Perhatikan gambar di bawah ini

Gambar 2.7. Drill passing dan shooting Sumber: https://encrypted-


tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcR55KpjUSCCDU3cwNqLeq
NhmZSeimKlPW1Fimq70dGo4WYLjqMG

2. Latihan menggiring cepat di bawah tekanan (speed dribbling under


pressing)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 71


Dalam lapangan dengan ukuran 10 x 25 m, 2 orang siswa berperan sebagai
dribbler dan pengganggu. Bola digiring di bawah gangguan teman. Gangguan dapat
ditingkatkan secara bertahap. Latihan ini dapat dilakukan secara bergantian dan
dapar dilakukan dalam waktu yang diinginkan sesuai kebutuhan. Perhatikan
gambar berikut:

Gambar 2.8. Latihan speed dribbling under pressing


Sumber: https://www.soccercoachweekly.net/soccer-drills-and-skills/dribbling/

3. Latihan 1 vs 1, kemampuan melewati lawan 1 lawan 1


Latihan menggiring bola untuk melewati 1 lawan 1. Latihan seperti ini akan
meningkatkan kemampuan dribbling, gerak tipu, kecepatan, kelincahan dan
dayatahan. Perhatikan gambar gerikut.

Gambar 2.9. Latihan 1 vs 1


Sumber: https://www.soccercoachweekly.net/soccer-drills-and-skills/dribbling/page/2/
4. Latihan dribbling competition
Empat grup saling berkompetisi untuk melakukan dribbling. Dalam waktu
yang bersamaan saling bermain. Pada grid lapangan yang pertama 2 grup
saling berhadapan dengan orientasi melakukan dribbling. Satu grup
menggunakan gawang besar sebagai target sedangkan lawannya

72 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


menggunakan zona sebagai target. Dalam suatu rentang waktu tim mana
yang paling banyak mencapai target sebagai pemenang. Sedangkan di
lapangan sebelah 2 tim berkompetisi dengan jumlah pemain sebanyak 4 vs
4. Satu grup menggunakan satu gawang besar sebagai target sedangkan
lawannya dengan dua gawang kecil sebagai target. Tim yang paling banyak
mencapai target menjadi pemenang dalam permainan ini. Setelah bermain
selama lebih kurang 4 menit ke empat grup saling berubah posisi, begitu
seterusnya.

Gambar 2.10. Latihan dribbling competition


Sumber: https://soccercoaching-wpengine.netdna-ssl.com/wp-
content/uploads/2017/06/4v4-games-tournaments-037-1.jpg

5. Permainan shooting 4 vs 4
Permainan ini berfokus kepada kemampuan dribbling dan shooting. Tim
pemenang adalah yang memperoleh gol terbanyak. Perlu diingat bahwa
target permainan ini adalah ditujukan untuk meningkatkan shooting, maka
oleh sebab itu lapangannya diseting dalam ukuran yang lebih kecil, pemain
dapat melakukan shooting. Permainan ini dapat juga menigkatkan
kemampuan shooting, passing, dribbling dan fisik.
6. Permainan shooting
Bermain 5 vs 5 plus 2 penjaga gawang. Bermain dalam ukuran lapangan 30
x 40 m selama 5 menit. Permainan berorientasi pada shooting. Setiap saat
kalau ada kesempatan pemain harus melakukan shooting. Pemenang adalah
grup yang membuat banyak gol

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 73


Setelah memahami berbagai teknik dasar tersebut, hal yang sangat penting
untuk diketahui adalah bagaimana cara seorang guru PJOK memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat menguasai berbagai teknik di
atas, serta berkreasi untuk membuka peluang bagi peserta didik untuk
mampu berpikir secara kreatif mempelajari teknik-teknik tersebut dalam
perilaku yang baik. Tentu saja dalam membuka kreatifitas peserta didik,
seorang guru PJOK harus memberikan contoh dalam merancang
pembelajaran yang penuh dengan kreatifitas yang tinggi, sehingga daya
kreatifitas tersebut diharapkan bisa ditularkan kepada peserta didik dalam
mengikuti pelajaram PJOK.

2. Aktivitas Permainan Bola Besar II Bolabasket


a. Sejarah perkembangan permainan bolabasket di dunia
Untuk mempelajarai sejarah permainan bolabasket dapat saudara buka link
berikut: https://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-olahraga-basket
b. Teknik dasar dalam permainan bolabasket
Ada beberapa teknik dasar bolabasket yang perlu dikuasai, antara lain
adalah: passing, menangkap bola, dribbling, dan shooting.
1. Teknik passing
Lempar dan menangkap bola didalam permainan bolabasket sangat
berperan penting, ini merupakan keterampilan yang harus dimiliki
oleh setiap pemain bolabasket. Lempar tangkap di dalam permainan
bolabasket mempunyai tujuan yang sangat penting yaitu bola ke basket.
Melakukan passing haruslah dilakukan secara cepat dan tepat untuk
mendapatkan peluang memasukan bola sebanyak-banyaknya. Passing
adalah salah satu kunci keberhasilan serangan sebuah tim dan sebuah
unsur penentuan tembakan-tembakan yang berpeluang besar mencetak
angka (Jon Oliver, 2007: 35). Melalui passing peluang untuk mencetak
angka akan semakin besar. Teknik dasar mengoper (passing) dalam
permainan bolabasket sebagai berikut:
a. Mengoper bola setinggi dada (chest pass)
b. Mengoper bola dari atas kepala (overhead pass)

74 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


c. Mengoper bola dengan pantulan (bounce pass)
d. Mengoper dengan satu tangan (inside pass)
Untuk mempelajari teknik dasar tersebut dapat saudara buka link
berikut ini:
https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-yang-
harus-dikuasai-70470,
http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/
2. Teknik menangkap bola
Teknik dasar menangkap bola tidak dapat lepas dari teknik dasar passing.
Menurut Imam Sadikun (1992: 90) teknik menangkap bola dalam
permainan bolabasket sebagai berikut: 1) sikap kaki berdiri kuat dengan
dua tangan lurus ke depan dan kedua telapak tangan menghadap ke depan
serta jari-jari tangan terbuka (kedua ibu jari tangan saling mendekat). 2)
Setelah bola menyentuh ujung jari dan telapak tangan, bawalah bola ke
dada dan tahanlah dengan mencengkeram bola yaitu, semua telapak
tangan dan permukaan jari-jarinya menempel dengan bola di samping
kanan dan kiri. 3) Selanjutnya kuasailah bola dengan baik sambil
menunggu gerakan berikutnya (melempar, menggiring atau menembak).
Untuk mempelajari teknik dasar tersebut dapat saudara buka link
berikut ini:
https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-yang-
harus-dikuasai-70470
http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/
3. Teknik dribbling
Menurut Vic Ambler (2005: 10) bahwa, “Dribbling adalah membawa bola
dengan cara memantul-mantulkannya”. Sedangkan Sarumpaet dkk.,
(1992: 229) bahwa, “Dribble bola diperbolehkan hanya dengan satu
tangan saja baik kanan atau kiri dan secara bergantian antara tangan kanan
dan kiri”. Dribel terdiri dari beberapa macam, yaitu; (a) control dribble,
(b) speed dribble, (c) foot fire dribble, (d) retreat dribble, (e) reverse

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 75


dribble, (f) behind the back dribble. Untuk mempelajari teknik dasar
tersebut dapat saudara buka link berikut ini:
https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-yang-
harus-dikuasai-70470
http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/
4 . T eknik s hooting
Menembak (shooting) merupakan usaha seorang pemain bola basket
untuk memasukkan bola ke dalam ring basket lawan. Wissel (2000: 43)
menyatakan, “Shooting (menembak) adalah keahlian yang sangat penting
di dalam olahraga bola basket”. Menurut Soebagio Hartoko (1993: 38)
bahwa, "Teknik dasar terpenting dalam bola basket adalah kemahiran
menembak, karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan dengan
jumlah tembakan yang dibuat oleh suatu regu". Berdasarkan dua
pendapat tersebut menunjukkan, menembak merupakan teknik dasar
yang paling penting dalam permainan bola basket, bahkan dapat
menentukan menang atau kalahnya suatu tim. Untuk mempelajari
teknik shooting dapat saudara buka link berikut:
https://review.bukalapak.com/sports/5-teknik-dasar-bola-basket-yang-
harus-dikuasai-70470
http://kampoengilmu.com/teknik-dasar-bola-basket/
Beberapa cara drill permainan bolabasket dapat dilakukan seperti berikut:
1. Drill panther. Delapan pemain atau lebih dibagi merata dan menempati 4
sudut dari half court. Drill ini dapat dipraktekkan dengan satu bola, tetap
akan lebih baik jika dilakukan dengan dua bola atau lebih. Contoh pada
ilustrasi di bawah menunjukkan drill panther menggunakan dua bola.
Dimulai dengan bola berada pada sudut yang saling berlawanan (pemain
1 dan pemain 5). Pada saat sinyal diberikan, kedua pemain passing bola
ke sudut sebelah kanan masing-masing pemain, kemudian berlari
mengikuti arah passing sampai 1/2 dari jarak antar pemain, dilanjutkan
cutting ke sudut yang berlawanan.

76 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Penerima bola (pemain 3 dan pemain 7) dengan segera mengembalikan
bola kepada pemain yang melakukan cutting (pemain 1 dan pemain 5).
Ketika pemain yang melakukan cutting (cutter) menerima bola, mereka
kemudian passing bola ke sudut yang berlawanan dari sudut mereka
berasal. Ketika pemain 3 dan pemain 7 passing bola, mereka berlari
mengikuti arah bola dan melakukan cutting ke sudut yang berlawanan.
Seperti urutan sebelumnya, passing bola ke cutter. Kemudian cutter
passing bola ke sudut yang berlawanan, dan pemain yang melakukan
passing dari sudut ke cutter berlari mengikuti arah passing dan melakukan
cutting.

Gambar 2.11. Latihan panther drill Sumber: https://encrypted-


tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcScsm6liFkSKOEM9pGoKKZ4SjzC
42RlzMOUXJtwAh_TJwEPxR2c

2. Circle run
Berlatih circle run untuk dasar melakukan serangan cepat (fast break)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 77


Gambar 2.12. Latihan circle run Sumber: https://encrypted-
tbn0.gstatic.com/images?q=tbn%3AANd9GcTsRyV4lNhuKDTkzQDTrlnLmPh8
u65lny0_RsgFh189dwBibQGe

3. Cara berlatih Rox Drill taktik bola basket


Dua pemain berada di pain area, dua pemain di masing-masing sideline, sejajar
dengan garis free throw, di kedua sisi lapangan (untuk outlet pass), dua pemain
di tengah lapangan dengan menguasai bola. Pemain O1 dan O2 memulai
dengan melakukan offense 2 lawan 2 dengan pemain X3 dan X4. Ketika
defender berhasil menguasai bola (setelah bola masuk, rebound atau steal),
pemain O5 dan O6 melangkah memasuki lapangan dan bersiap menerima
outlet pass dari X3 atau X4. Pemain O5 dan O6 melakukan offense 2 lawan 2
melawan O1 dan O2 (yang sekarang bertugas menjadi defender X1 dan X2).
X1 dan X2 harus secepatnya melakukan defense. Pemain X3 dan X4 keluar
lapangan dan mengantre sebagai pemain outlet di sideline. Jika pemain X1 atau
X2 berhasil menguasai, secepatnya melakukan outlet pass ke pemain O7 atau
O8. Selanjutnya dilakukan proses yang berlawanan arah, O7 dan O8
melakukan fast break 2 lawan 2 dengan X5 dan X6. Drill ini harus dilakukan
dengan kontinyu, selama waktu yang telah ditentukan, misalnya 10 menit.
Pastikan setiap transisi, baik defense ke offense maupun offense ke defense
dilakukan dengan cepat, buat pemain terus berlari dan menghindari turnover.
Perhatikan gambar berikut:

78 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Gambar 2. 13. Permainan Rox Drill taktik bola basket
Sumber: http://basketmipa.blogspot.com/2009/06/rox-drill.html

c. Peraturan Permainan Bolabasket


Peraturan permainan bolabasket dapar saudara pelajari dari link berikut:
https://mainbasket.files.wordpress.com/2011/07/peraturan-resmi-bola-basket-
2010.pdf

3. Aktivitas Permainan Bola Besar III ( Bolavoli)


a. Sejarah Perkembangan Permainan Bolavoli
Untuk mempelajari sejarah permainan bolavoli dapat dilihat pada link
berikut:
https://olahragapedia.com/peraturan-permainan-bola-voli
https://www.volleyballaddict.com/2017/02/peraturan-permainan-bola-voli-
lengkap-terbaru.html

b. Teknik dasar dalam permainan bolavoli

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 79


Ada 6 keterampilan teknik dasar (basic technic skills) dalam permainan bola
volly. Sehingga timbul juga enam jenis teknik dasar adalah: a) service, b) dig,
c) attack, d) volley, dan d) block.
Service
Secara umum, setiap jenis servis itu dibagi lagi dalam tiga tahap:
▪ Tahap pertama adalah melempar bola ke atas throw-up;
▪ Tahap kedua adalah memukul bola hitting the ball
▪ Tahap ketiga adalah gerak akhir follow-through.
Ada beberapa jenis servis yang paling umum dalam permainan bolavoli, yaitu:
a. Under-arm service atau servis lengan bawah
b. Hook service atau servis kait
c. Floating service atau servis melayang (dari sisi dan dari depan)
The dig
The dig adalah penerimaan bola dengan gaya menggali. Servis telah
berkembang dengan pesat sekali, dipergunakan untuk menyerang dan
memegang inisiatif pertandingan. Oleh karena itu, penerimaan servis harus
dapat mengimbanginya. Penerimaan servis akan menentukan jalannya
pertandingan. Penerimaan servis yang salah, akan maka kemungkinan besar
angka untuk lawan.
Volley atau set
Volley atau set adalah suatu pukulan melambungkan bola sedemikian rupa,
sehingga teman kita mendapat kesempatan untuk men “smash” bola tersebut.
Tujuan dari orang memainkan volley adalah memberi kesempatan pada
teman untuk menyerang musuh. Sukses tidaknya penyerangan itu,
tergantung dari kecermatan volleyer (pemain yang melakukan volley).
Kalau volleynya kurang baik, maka penyerangannya pun lemah, bahkan
kadangkala gagal sama sekali.
Jenis-jenis volley yang paling umum:
▪ front volley atau volley depan
▪ overhead volley atau volley diatas kepala

80 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


▪ jump volley to front and back atau volley lompat kedepan ke belakang
Berdasarkan arah bolanya, volley dapat dibedakan; (a) tinggi (high), (b)
sedang (medim), (c) pendek (short)
Posisi pemukulan volley dapat dibedakan; (a) arah depan (front), (b) arah
belakang (back), (c) dengan loncatan (jump)
Smash atau spike
Seorang pemain yang pandai melakukan smash, atau dengan istilah asing
disebut “smasher” , harus memiliki kegesitan dan pandai melompat serta
mempunyai kemampuan memukul bola sekeras mungkin. Pemain yang
memiliki keahlianini dapat digolongkan pemain penyerang terbaik.
Ada empat jenis smash, yaitu:
• frontal smash atau smash depan
• frontal smash dengan twist atau smash depan dengan memutar
• smash dari pergelangan tangan
• dump atau smash tipuan

Block (bendungan)
Sesungguhnya, “pertahanan” juga tergantung pada jenis dan posisi block
yang dimainkan. Jadi, mau tak mau setiap pemain atau regu harus melatih
block dengan tekun dan teliti, tak tegantung pada tingkatan pemain itu
sendiri. Ada tiga jenis blocking, yaitu:
▪ one-man block atau block satu orang
▪ two-man block atau block dua orang
▪ three-man block atau block tiga orang
Disamping itu, block juga dapat dibedakan sebagai berikut:
▪ block berdiri
▪ block sesudah run-up ( lari menghampiri )
▪ block aktif
▪ block pasif

Defence (pertahanan)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 81


Seorang pemain dapat digolongkan sebagai defender yang baik kalau ia
berani terjun dalam permainan dengan penuh keberanian dan ketabahan,
sudah mengembangkan kemampuannya menghadapi smash-smash
lawan. Seriap pertandingan memiliki situasi atau problema yang
berbeda, membutuhkan solusi yang berbeda pula. Pemain dipengaruhi oleh
ketegangan atau emosi pada waktu berganding, akibatnya konsentrasi
menurun, reaksinya kurang cepat, bahkan kadangkala pemain dihinggapi
perasaan malas.
Pertahanan sesungghunya mencakup dua macam aspek yaitu:
▪ menerima smash lawan (biasanya dibagian belakang lapangan)
▪ melindungi (mempertahankan) block atau penyerangan regu sendiri.
Jenis pertahanan yang paling penting adalah:
- two-armed defence standinfg position atau pertahanan lengan
dengan posisi berdiri
- two-armed defence on the move atau pertahanan dua lengan dalam
posisi bergerak
- forward dive atau menjatuhkan diri kedepan
- one-armed rolling dig to the side( japanese roll) atau pertahanan
satu lengan dengan menjatuhkan diri kesisi sambil menyendok bola
Ketiga tahap dari gerakan mempertahankan diri ini adalah:
- tahap pertama : posisi permulaan (start)
- tahap kedua : menerima bola
- tahap ketiga : gerakan akhir ( follow through )

Latihan d an praktek
Untuk dapat memulai berlatih dan praktek, bermain sipemain sendiri harus
mampu dan sanggup menguasai keenam kemampuan dasar yang telah
dibicarakan sebelum ini. Seorang pelatih hanya dibenarkan menggunakan
jenis latihan yang memang sesuai dengan kesanggupan regu pemain yang
dibimbingnya ini.
Menyempurnakan service

82 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


Untuk menjamin standar keamanan yang ada, maka sebaiknya setiap
pelatih mengharuskan suaru jadwal latihan servis yang teratur, sebelum
dan sesudah latihan itu sendiri.
Menyempurnakan permainan dig
Latihan-latihan pada pemain yang hendak mempelajari bagaimana
caranya melambungkan bole ke posisi tertentu yang sudah ditentukan
sebelumnya. Pelatih harus berusaha sedemikian rupa agar latihan-latihan
ini tidak menjadi rutin dan membosankan. Latihan harus cukup
menggairahkan tanpa mengurangi kecermatan latihan itu sendiri.
Menyempurnakan volley
Banyak ahli-ahli di bidang ini menyebutkan volley sebagai “jiwa raga”
seluruh permainan. Karena itu setiap pemain harus meluangkan waktu
untuk melatih volley sebaik mungkin. Pada waktu menghadapi
pertandingan-pertandingan pemanansan sebagai persiapan untuk
pertandingan, mereka bermain dengan mengguakan jenis-jenis volley.
Menyempurnakan smash dan b l ock
Menyempurnakan defence
Para pelatih pada umumnya hanya mementingkan peningkatan daya
tahan tubuh, kecepatan dan reaksi, tetapi melupakan faktor- faktor lain
yang tidak kalah pentingnya. Karena itu, latihan-latihan harus disesuaikan
dengan situasi pertandingan, sehingga para pemain yang sudah ahli pada
waktu latihan juga ahli pada waktu pertandingan. Pelatih harus
meluangkan waktu untuk mendidik pemain secara perorangan.
Sama seperti permainan sepakbola pembelajaran akan lebih baik
dilakukan dalam bentuk TGFU, karena GFU sesuai dengan situasi yang
akan terjadi dalam permainan sesungguhnya. Di bawah ini dikemukakan
beberapa contoh permainan yang dapat saudara terapkan di sekolah.

1) Pembelajaran passing bawah melalui permainan 3 vs 3


Awali dengan pemanasan 5 orang saling mengoper dengan
menggunakan passing bawah sedangkan satu orang sebagai penjaga.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 83


Selanjutnya lakukan permainan 3 vs 3 dalam lapangan yang lebih
kecil. Permainan hanya dilakukan dengan gerakan passing bawah
termasuk dalam memulai servis. Lakukan dalam durasi waktu 5-8
menit setiap set dan ulangi untuk beberapa set latihan. Manfaat dari
permainan ini adalah akan terjadi peningkatan yang cepat dalam
memperoleh kemampuan passing bawah, karena dari seluruh
permainan hanya menggunakan passing bawah.

2). Pembelajaran passing atas melalui permainan 3 vs 3


Sama seperti permainan di atas, peserta didik dapat melakukan
permainan 3 vs 3 dengan hanya melakukan gerakan passing atas dalam
rentang waktu tertentu. Pemenang adalah grup yang lebih dahulu
meraih angka terakhir dalam suatu game. Ciri utama permainan ini
adalah lebih fokus dalam mempelajari passing atas, sehingga frekuensi
melakukan passing atas lebih banyak. Dengan frekuensi yang lebih
banyak, ototmatis mempercepat penguasaan peserta didik.

3). Pembelajaran service competition


Dua tim yang terdiri dari 5 orang masing-masing berlomba melakukan
servis untuk mencari skor terbaik dalam suatu lapangan biasa. Masing-
masing lapangan dibagi atas 3 bagian yang diberi nilai 1, 2, dan 3.
Peserta didik saling berkompetisi untuk mencari skor tertinggi dalam
5 kali kesempatan untuk masing-masingnya. Pemenang adalah regu
yang memperoleh skor tertinggi. Lagi-lagi permainan ini akan lebih
cepat meningkatkan keterampilan servis peserta didik, karena dalam
permainan ini hanya fokus dalam servis. Frekuensi yang lebih banyak
akan berdampak kepada peningkatan keterampilan yang lebih cepat.
Semua teknik dasar yang ada dalam permainan bolavoli akan dapat
dilakukan melalui pembelajaran melalui permainan seperti ini.
Kelebihan yang dimiliki dalam pembelajaran seperti ini adalah:
a) Peserta didik akan lebih fokus

84 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


b) Peserta didik akan mendapatkan kesempatan lebih banyak
c) Sesuai dengan situasi dalam permainan bolavoli sesungguhnya
d) Memupuk semangat kompetitif
Semua bentuk permainan di atas dapat dimodifikasi, baik ukuran
lapangan, junlah pemain, jumlah sentuhan, jumlah game atau waktu
sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Hanya saja guru harus dapat
mendisain pembelajaran ini dengan baik. Disain dan perencanaan yang
baik akan berkorelasi dengan hasil yang diperoleh peserta didik.

Peraturan dalam p ermainan bolavoli


Untuk mempelajari peraturan permainan bolavoli dapat dibuka link berikut:
https://olahragapedia.com/peraturan-permainan-bola-voli

https://www.volleyballaddict.com/2017/02/peraturan-permainan-bola-voli-lengkap-
terbaru.html

c. Aktivitas Permainan Bola Kecil

1).Sejarah perkembangan permainan bulut angkis


Untuk mempelajari sejarah permainan bulutangkis dipersilahkan saudara
membuka link berikut: https://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-olahraga-basket
a). Tekhnik dalam p ermainan bulutangkis
Teknik dalam permainan bulutangkis tediri dari: 1) cara memegang raket
(grip), 2) pukulan, 3) gerakan kaki (footwork), 4) sikap dan p osisi badan,
5) p osisi badan ketika memukul (hitting position), 6) service, 7)
pengembalian service, 8) overhead, 9) smash, 10) dropshot, dan 11)
Netting. Untuk mempelajari beragam teknik di atas dapat dibuka link berikut:
https://gurupenjaskes.com/teknik-dasar-bulu-tangkis
https://olahragapedia.com/teknik-dasar-permainan-bulu-tangkis
https://perpustakaan.id/teknik-dasar-bulu-tangkis/

b) Peraturan dalam p ermainan bulut angkis


Peraturan permainan tentang permainan bulutangkis dapat dipelajari dari link
berikut: https://www.yuksinau.id/peraturan-bulu-tangkis/

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 85


2). Aktivitas Permainan Bola Kecil II Tenis Meja
a) . Sejarah perkembangan permainan tenis meja
Untuk mempelajari sejarah permainan tenismeja silahkan saudara membuka
link berikut: https://seputarilmu.com/2019/03/tenis-meja.html

b). Tekhnik dasar permainan tennis meja


Teknik dasar permainan tenis meja
1) Cara menggunakan bet/ raket (teknik grip)
2) Teknik stance atau teknik bersikap siaga.
3) Teknik footwork atau teknik gerakan kaki.
4) Teknik stroke (pukulan)

Cara menggunakan bet/raket (teknik grip)


a. Teknik shakehands grip
Shakehands artinya ‘berjabat tangan’. Cara memegang raket seperti cara kita
menjabat tangan seseorang. Gaya ini sangat populer di negara-negara barat.
Dengan grip seperti ini dapat melakukan forehand stroke dan backhand
stroke tanpa mengubah grip dan mempergunakan kedua belah sisi blade
raket kita.
b. Teknik penhold grip
Penhold artinya ‘memegang pena’. Gaya ini lebih populer di Asia. Dengan
grip ini kita hanya mempergunakan salah satu sisi saja dari blade raket kita.
Baik untuk fohehand stroke maupun backhand stroke. Tetapi akhir-akhir ini
shakehands grip menjadi lebih populer.
c. Teknik seemiller grip
Teknik ini hampir sama dengan shakehand grip, namun mempunyai
perbedaan pada jari telunjuk. Pada teknik ini jari telunjuk memegang
bagian seluruh bet dan bet diputar ke arah badan denagn sekitar 20 derajat
hingga 90 derajat. Sedangkan kekurangannya kita lebih susah dalam
melakukan serangan dengan pukulan backhand.

86 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


1. Teknik stance atau teknik bersikap siaga.
Teknik stance adalah teknik penempatan posisi badan, kaki dan tangan saat
kondisi bertahan atau akan menyerang lawan. Gerakan ini sangat penting,
karena berpengaruh pada kesiapan kita saat menerima serangan dan hasil
pukulan saat melakukan serangan. Teknik stance terbagi menjadi dua
macam yaitu Square Stance dan Side Stance.
▪ Teknik side stance
Cara melakukan teknik side ini badan harus berada pada posisi
penyamping kiri atau kanan. Posisi bahu l ebih dekat dengan net saat
melakukan serangan, untuk yang menggunakan tangan kanan maka
posisi bahu harus dekat dengan net saat melakukan pukulan dengan
teknik forehand.

▪ Teknik square stance


Posisi tubuh menghadap ke meja, posisi ini adalah posisi awal kita setelah
menerima serangan dan juga menerima servis lawan. Untuk melakukan
posisi ini usahakan satu kaki saja yang berpindah ke kanan, kiri, depan dan
belakang. Hal tersebut memudahkan untuk melakukan gerakan ini, apa
lagi mempunyai kelincahan yang bagus.
3. Teknik footwork atau teknik gerakan kaki
Teknik ini merupakan gerakan kaki untuk mendekati arah bola baik ketika
posisi menyerang atau bertahan. Jika bola masih dapat dijangkau dengan
satu langkah, maka cukup kita berpindah sejauh satu langkah. Untuk teknik
ini juga terdapat gerakan yang namanya two step. Untuk melakukan two
step anda dapat menekuk lutut, kemudian memakukan posisi kuda-kuda
dengan kedua kaki harus seimbang setelah itu ujung kaki menjadi tumpuan
seluruh berat badan, yang terakhir melakukan sebuah serangan ke arah
lawan maka berat badab akan bertumpu pada kaki bagian kanan.
4. Teknik stroke (teknik pukulan)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 87


Teknik ini dilakukan saat bertahan atau meyerang, terdapat dua pukulan
yaitu forehand dan backhand, kedua jenis pukulan tersebut dilakukan
sesuai dengan kebuthan saat pertandingan berlangsung.
c. Peraturan dalam permainan tenism eja
Materi tentang peraturan permainan tenismeja, seperti pada permainan lainnya
dapat saudara buka link berikut:
https://www.materiolahraga.com/2019/03/peraturan-tenis-meja.html

https://ensiklopediasli.blogspot.com/2016/06/pengertian-sejarah-teknik-dasar-
ukuran-tenis-meja.html

4. Contoh/non contoh/ilustrasi
Dalam menyajikan suatu materi PJOK, seperti yang sudah dipaparkan pada
bagian terdahulu harus memperharikan prinsip-prinsip dalam pengajaran yaitu
antara lain
▪ memberikan materi dari yang mudah ke sukar
▪ memberikan materi dari yang ringan ke berat
▪ memberikan materi dari yang sederhana ke kompleks
Berikut diberikan beberapa contoh pembelajaran PJOK:
Contoh 1.
Materi pelajaran: passing
Passing dalam permainan sepakbola, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Lakukan passing dalam posisi bola diam
2. Lakukan passing dengan posisi bola digulirkan
3. Lakukan passing dengan cara berlari pelan
4. Lakukan passing dengan cara berlari agak cepat
5. Lakukan passing dengan gangguan pasif dari teman
6. Lakukan passing dengan gangguan aktif dari teman
7. Lakukan passing dengan situasi permainan sesungguhnya
Contoh 2.
Materi pelajaran: dribbling
Dribbling dalam permainan sepakbola dengan langkah-langkah sebagai berikut:

88 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


1. Lakukan dribbling dengan berjalan
2. Lakukan dribbling dengan berlari pelan
3. Lakukan dribbling dengan berlari normal
4. Lakukan dribbling dengan gangguan pasif teman
5. Lakukan dribbling dengan gangguan aktif dari teman
6. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 1
7. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2
8. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2 melewati gawang kecil
atau zona tertentu
9. Lakukan dribbling dengan situasi bermain 2 vs 2 melewati gawang kecil
atau zona tertentu dengan penjagaan yang tetap.
5. Forum Diskusi
1.Tuliskan pengertian gerak lokomotor dan berikan contohnya serta jelaskan!
2. Jelaskan 3 klasifikasi keterampilan gerak dasar beserta pengelompokannya
masing-masing
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kepribadian dalam proses belajar gerak?
Sertakan satu contohnya
4. Jelaskan macam-macam teknik dasar dalam permainan sepakbola, bolavoli,
bolabasket, bulutagkis dan tenis meja
5.Jelaskan secara ringkas sejarah permainan sepakbola, bolabasket, dan bolavoli

C. PENUTUP

1. Rangkuman
Pembelajaran PJOK adalah suatu pembelajaran yang dilakukan melalui
aktifitas jasmani, namun memberikan manfaat untuk tiga domain sekaligus,
yaitu meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotor dan perilaku. Beberapa
hal yang bisa dijadikan prinsip dalam merancang pembelajaran PJOK adalah:
▪ merancang pembelajaran dari yang mudah ke sukar
▪ merancang pembelajaran dari yang ringan ke berat
▪ pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 89


▪ merancang pembelajaran dalam suasana bermain
▪ merancang pembelajaran dengan suasana persaingan (kompetitif)
▪ merancang pembelajaran secara holistik dalam tiga domain pendidikan

2. Tes Formatif
1. Yang tidak termasuk tiga belas prinsip pokok dalam pendidikan jasmani
menurut Zeigler untuk dapat meningkatkan kualitas hidup manusia
adalah:
A. reversibility
B. overload
C. relaxation
D. recreation
E. bone density

2. Beberapa prinsip umum dalam memberikan pembelajaran pendidikan


jasmani adalah kecuali:
A. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik
B. Model pembelajaran pendidikan jasmani harus seimbang antara
terpusat pada guru dan pada siswa
C. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan
anak, isi dan materi serta cara penyampaian harus menarik dan
menyenangkan
D. Pendekatan holistik tubuh-jiwa ini termasuk pula penekanan pada
ketiga domain kependidikan: psikomotor, kognitif dan afektif.
E. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada
guru tetapi pada siswa
3. Empat konsep komponen dalam memberikan materi PJOK di sekolah,
kecuali:
A. Komponen an organik
B. Komponen neuromuskuler
C. Komponen intelektual

90 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


D. Komponen emosional
E. Komponen organik
4. Khusus untuk materi teknik dan taktik dasar, saudara harus
memperhatikan tiga prinsip utama, adalah:
A. memulai materi dari yang paling mudah menuju ke yang paling berat
B. memulai materi dari yang paling ringan menuju ke yang paling berat
C. memulai materi dari yang paling mudah menuju ke yang yang paling
kompleks
D. memulai materi dari yang paling enteng menuju ke yang paling
kompleks
E. memulai materi dari yang paling ringan menuju ke yang sukar
5. Yang bukan tujuan pendidikan jasmani yang disampaikan Bucher’s
adalah:
A. Tujuan pengembangan memulai fisik, berkaitan dengan kegiatan
program yang membangun kekuatan fisik secara individu melalui
pengembangan dari berbagai sistem organ tubuh
B. Tujuan pengembangan motorik, berkaitan dengan menjadikan
gagasan fisik bermanfaat dan dengan sedikit pengeluaran energi yang
mungkin, dan estetika dalam gerakan ini.
C. Tujuan pengembangan mental, berkaitan dengan akumulasi dari tubuh
pengetahuan dan kemampuan berpikir untuk menafsirkan
pengetahuan
D. Tujuan pengembangan sensorik, berkaitan dengan membantu
individu dalam membuat penyesuaian dengan lingkungannya.
E. Tujuan pengembangan sosial, berkaitan dengan membantu individu
dalam membuat penyesuaian pribadi, kelompok sebagai anggota
masyarakat.
6. Tiga orang siswa Bembeng, Bambang dan Bolang melakukan aktivitas
jasmani. Bambang berlari, Bembeng mengayunkan kedua tangannya di
atas balok keseimbangan, sedangkan Bolang lagi menggiring bola.
Siapakah yang melakukan gerakan non lokomotor menurut saudara.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 91


A. Bambang
B. Bembeng
C. Bolang
D. Bambang dan Bembeng
E. Bambang dan Bolang
7. Tatkala seorang siswa belajar menguasai teknik sepakbola, maka urutan
yang paling baik dalam belajar adalah sebagai berikut:
A. heading-shooting-passing-dribbling
B. shooting-passing-dribbling-heading
C. dribbling-heading-passing-shooting
D. dribbling-passing-heading-shooting
E. heading-passing,dribbling-shooting
8. Teknik dasar dalam bermain bolavoli adalah, kecuali:
A. passing bawah, smash, block, dan servis
B. passing atas, smash, block, servis, passing bawah
C. servis, passing atas, jumping-block-tosser
D. smash, block, servis, dan passing atas
E. passing bawah, servis, block, dan smash
9. Tindakan guru dalam memberikan pelajaran PJOK di sekolah yang paling
tepat adalah:
A. Menjalankan pembelajaran sesuai dengan yang tertera dalam
kurikulum
B. Memberikan pembelajaran sesuai dengan minat dan keinginan peserta
didik
C. Memberikan pembelajaran sesuai dengan kebiasaan masyarakat
sekitar sekolah
D. Memberikan pembelajaran sesuai dengan sarana dan prasarana,
perkembangan peserta didik, dan situasi serta kondisi di sekolah
E. Memberikan pembelajaran sesuai dengan budaya masyarakat
10. Mengajarkan teknik dasar untuk olahraga permainan seperti sepakbola,
bolavoli, bolabasket, bulutangkis dan tenis meja adalah:

92 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


A. Mutlak harus dilakukan karena sudah termaktub di dalam kurikulum
B. Tidak mutlak karena bukan untuk tujuan prestasi dalam berolahraga
C. Boleh dilakaukan asalkan disesuaikan dengan kebijakan yang diambil
oleh pimpinan sekolah
D. Harus dilakukan namun disesuaikan dengan tingkat kemampuan
peserta didik, situasi dan kondisi yang ada di sekolah
E. Harus dilakukan walaupun situasi dan kondisi kurang memndukung

Kunci Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D B A B D B D C D D

Daftar Pustaka
Agus Mahendra dan Amung Ma’mun, 1998, Teori Belajar dan Pembelajaran
Motorik, Bandung: IKIP Bandung Press.

Ardi Nusri. 2019. Teori dan Praktek Sepakbola Efektif. Semarang. CV Cipta Prima
Nusantara.
Ateng, Abdulkadir. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Freeman, R.E. dan J. McVea. 2001. “A Stakeholder Approach to Strategic
Management”.
Kiram, Yanuar. 2019. Belajar Keterampilan Motorik. Jakarta. Prenada Media
Group.
Mulyani, Novi. 2018. Perkembangan Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta. Penerbit
Gaya Media.
Rohendi, Aep dan Suwandar, Etor. 2017. Belajar Gerak Berbasis Otot Inti.
Bandung, Penerbit Alfabeta.
Siedentop, D. 1990. Introduction to Physical Education, Fitness, and Sport.
California, Mayfield Publishing Company.
Sugiyanto, dkk. 1997. Buku Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Motorik.
Jakarta. Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 93


Kegiatan Belajar 3
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga Melalui Aktivitas Atletik;
Pengembangan Kebugaran Jasmani; Seni Beladiri Serta
Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani

A. PENDAHULUAN

1. DeskripsiSingkat
Dalam modul dua ini khusus pada kegiatan pembelajaran ke tiga ini. Kita
akan membahas terkait aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas atletik;
pengembangan kebugaran jasmani; dan seni beladiri serta aplikasinya dalam
pembelajaran pendidikan jasmani.

Atletik ditinjau dari perspektif sejarah merupakan induk dari cabang


olahraga. Aktivitas atletik merupakan aktivitas yang mendasar dalam
pengembangan kemampuan gerak setiap individu anak. Mengingat betapa
pentingnya atletik bagi pendidikan siswa, perlu kiranya guru mengupayakan
berbagai gerak yang dikembangkan kearah yang lebih atraktif dan menggembirakan
siswa dalam beraktivitas. Untuk itu guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam
melahirkan aktivitas pembelajaran dalam bentuk permainan agar siswa memahi dan
dapat melakukan kegiatan kombinasi jalan cepat, lari, lompat, dan lempar dengan
benar.

Seperti hal nya atletik, aktivitas kebugaran jasmani merupakan hal yang
mendasar untuk dimiliki setiap individu. Karena dengan kebugaran jasmani yang
baiklah seseorang akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara optimal,
bahkan dengan kebugaran jasmani juga ia akan mampu melakukan aktivitas
tambahan tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Ada dua kelompok Komponen
kebugaran; 1)Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness
related health) dan 2) Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical
fitness related skill). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan
terdiri dari ; a) Daya tahan kardiovaskuler/ Cardiovascular fitnes, b) komposisi

94 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


tubuh / body composition, c) Kelentukan / flexibility, d) Kekuatan otot / Musculer
strength, dan e) Daya Tahan Otot / muscular endurance.Sedangkan kebugaran
jasmani yang berhubungan dengan keterampilan terdiri ; a) Kecepatan/speed, b)
Kelincahan/agility, c) Daya ledak/power, d) koordinasi/coordination, dan e)
Keseimbangan/alance.Olehkarenya seorang guru profesional juga harus mampu
mengembangkan aktivitas pembelajaran melalui permainan untuk mendapatkan
komponen kebugaran jasmani, baik yang berkaitan dengan kesehatan maupun
dengan keterampilan.
Disamping aktivitas atletik dan kebugaran, yang tidak kalah penting dalam
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) adalah seni bela
diri pencak silat. Pencak silat merupakan olahraga yang berasal dari berbagai suku
di tanah air, dengan kata lain cikal bakal pencak silat berasal dari indonesia asli,
yang tergabung dalam Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Dilihat dari
karakteristik seni bela diri pencak silat, paling tidak terdapat empat aspek utama
dalam pencak silat, yaitu: 1). Aspek mental spiritual, 2). Aspek seni budaya, 3).
Aspek bela diri, dan 4). Aspek olah raga. Melalui

2. Relevansi
Sebagai guru profesional haruslah mampu merancang dan melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Termasuk pengembangan aktivitas gerak dan olahraga
melalui aktivitas atletik; pengembangan kebugaran jasmani; dan seni beladiri serta
aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pengembangan tersebut
diharapkan dapat mengarah pada aktivitas permainan yang menyenangkan,
sehingga tumbuh dalam diri pembelajar pemahaman, keterampilan dan sikap yang
diharapkan dalam proses pembelajaran PJOK

3. Petunjuk Belajar
Pada kegiatan pembelajaran tiga dalam modul dua ini terdiri tiga bagian
yaitu bagian pendahuluan, inti dan penutup. Untuk memahami isi modul ini
sebaiknya saudara mencermati langkah-langkah belajar berikut ini;
a. Sebelum belajar sebaiknya berdoa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan
masing-masing.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 95


b. Membaca secara menyeluruh dan cermat capaian pembelajaran dan sub
capaian pembelajaran pada bagian pendahuluan.
c. Perhatikan secara cermat indikatoresensial yang ada dalam sub capaian
pembelajaran.
d. Baca dan pahami secara cermat uraiam materi pada bagian inti, dan buka
laman web yang disarankan termasuk laman youtube dengan seksama.
e. Lakukan juga diskusi kelompok sesuai dengan saran dan tugas yang ada
dalam forum diskusi.
f. Terakhir kerjakan lah tes formatif dengan sungguh-sungguh dengan
memperhatikan kata kunci yang diminta oleh soal.
g. Tulislah hal yang dianggap penting dalam buku catatan dan didiskusikan
dengan sejawat, baik isi, penjelasan dan peluang pengembangannya.

B. INTI

1. Capaian Pembelajaran
Mampu menguasai teori dan aplikasi Prinsip aktivitas gerak dan olahraga
melalui aktivitas atletik,pengembangan kebugaran jasmani, dan seni beladiri serta
aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan penuh rasa tanggung
jawab personal dan sosial sebagai tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai
dengan kebijakan yang berlaku

2. Sub Capaian Pembelajaran


a. Menguasai prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas atletik
nomor jalan dan lari dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
b. Menguasai prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas atletik
nomor lempar dalam pembelajaran pendidikan jasmani
c. Menguasai prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas atletik
nomor lompat dalam pembelajaran pendidikan jasmani

96 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


d. Menguasai prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas
pengembangan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan
dalam pembelajaran pendidikan jasmani
e. Menganalisis pengukuran komponen kebugaran jasmani yang berkaitan
dengan keterampilan menggunakan instrumen terstandar
f. Menguasai prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas seni
beladiri dalam pembelajaran pendidikan jasmani

Pokok pokok Materi

a. Aktivitas Atletik nomor ; Jalan,Lari, lempar, dan Lompat


b. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani
c. Analisis Hasil Tes Kebugaran Jasmani
d. Aktivitas seni beladiri Pencak Silat.

3. UraianMateri

a. Aktivitas Atletik nomor ; Jalan, Lari, Lompat, dan lempar

Atletik dilihat dari sejarah olimpiade merupakan induk dari semua cabang
olahraga. Olehkarenanya atletik menjadi salah satu kegiatan pembelajaran
primadona dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani dan olahraga. Dalam
setiap kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga guru selalu menggunakan atletik
sebagai pembuka, inti, atau penutup kegiatan belajar mengajar. Mengingat betapa
pentingnya atletik bagi pendidikan siswa, perlu kiranya guru mengupayakan
berbagai gerak yang dikembangkan kearah yang lebih atraktif dan menggembirakan
siswa. Untuk itu guru harus berusaha seoptimal mungkin dalam melahirkan bentuk-
bentuk kegiatannya. Tanpa upaya maksimal mustahil pembelajaran atletik akan
berubah. Bahkan justru akan lebih mempolarisasikan sikap kebosanan siswa
terhadap kegiatan atletik yang terkesan monoton.
Aktivitas atletik jalan cepat, lari, lompat, dan lempar merupakan gambaran
aktivitas kecil peserta didik bersosialisasi baik di sekolah maupun di masyarakat.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 97


Aktivitas atletik jalan cepat, lari, lompat, dan lempar dapat dijadikan sebagai sarana
menguatkan karakter kerjasama, sportifitas, integritas, tanggung jawab, dan cinta
Tanah Air. Aktivitas atletik jalan cepat, lari, lompat, dan lempar tidak mungkin
dimainkan tanpa lawan berlomba sehingga mengajarkan lawan sebagai teman
bermain, setiap anggota tim dalam lari estafet misalnya memiliki peran dan
tanggung jawab yang berbeda-beda, bahkan dimungkinkan untuk dapat
menyelesaikan permasalahan antar pemain dalam rangkai mencapai tujuan
bersama.

1. Aktivtas Atletik Jalan Cepat

Jalan cepat adalah gerak maju langkah kaki yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga kontak dengan tanah tetap terpelihara dan tidak terputus. Selama
melakukan jalan cepat, kaki yang bergerak maju harus berhubungan/menyentuh
tanah sebelum kaki belakang meninggalkan tanah. Kaki penyangga harus
diluruskan (tidak bengkok di lutut) untuk sekurang-kurangnya sesaat dalam posisi
tegak/vertikal. Di dalam perlombaan jalan cepat yang penting diperhatikan oleh
setiap pejalan cepat adalah melakukan gerak langkah maju ke depan dengan salah
satu kaki selalu tetap kontak dengan tanah. Artinya bahwa pada setiap akan
melangkahkan kaki, salah satu kaki harus selalu tetap berhubungan atau menempel
pada tanah.
Akan tetapi mengingat dalam pelaksanaan perlombaan jalan cepat itu
diawali dengan adanya pemberangkatan (start) dan diakhiri dengan melewati garis
finish, maka untuk gerakan jalan cepat ini dapat dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
gerakan start, jalan cepat, dan melewati garis finish. Tanpa penguasaan prinsip
dasar tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dalam perlombaan jalan cepat.
Untuk jelasnya gerakan jalan cepat mulai dari star, langkah sampai fisnis silakan
lihat laman ;https://www.materiolahraga.com/2019/05/pengertian-jalan-
cepat.htmldan video di laman https://www.youtube.com/watch?v=ytUZ3mn14TI
dan https://www.youtube.com/watch?v=_nub9HZa6eU

98 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan


2. Aktivitas Atletik Lari Cepat

Secara teknis gerak dasar lari dapat dibedakan atas beberapa macam
subtansi, yaitu; lari santai (jogging), lari cepat (sprint), lari jarak menengah, dan lari
jarak jauh atau maraton. Untuk semua subtansi ini dapat diajarkan melalui
pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga dengan pokok bahasan atletik.
Nomor lari merupakan nomor yang disebut sebagai non teknik, karena lari
merupakan aktivitas alami yang relatif sederhana jika dibandingkan dengan nomor
lompat tinggi galah atau nomor lontar martil. Namun demikian, tidaklah
sesederhana itu pada nomor lari. Penekanan pada kecepatan dan daya tahan
ditentukan oleh jarak lomba, start jongkok dalam lomba lari sprint, pergantian
tongkat pada lari estafet dan adanya rintangan dalam nomor lari gawang dan halang
rintang yang semuanya membuat tuntutan teknik untuk para atlet tetap harus
dipersiapkan. Macam-macam nomor lari dalam atletik adalah sebagai berikut; 1).
Lari jarak pendek (sprint) : 100 m, 200 m, 400 m, 100 m gawang, 200 m gawang,
400 m gawang, 4 × 100 m estafet, dan 4 × 400 m estafet. 2) Lari jarak menengah
(middle distance run) : 800 m, 1.500 m, dan 3.000 m. 3) Lari jarak jauh (long
distance run) : 5.000 m dan 10.000 m.4). Lari maraton : 42.195 km. dan 5). Jalan
cepat 3 km, 5 km, 10 km, dan 20km.Nomor-nomor tersebut diperlombakan untuk
atlet yang tergolong kategori di atas junior. Untuk level junior dan di bawahnya
nomor perlombaan lebih disesuaikan lagi. Nomor lari sprint adalah salah satu
nomor dalam cabang atletik yang terdiri dari jarak lari 60 m sampai 400 meter
ditambah dengan nomor lari gawang. Kebutuhan yang relatif penting untuk lari
sprint sangat beragam tergantung pada kategori usia (Ballesteros, 1999), tetapi yang
paling dibutuhkan untuk semua nomor dalam lari sprint dan gawang adalah
kecepatan (speed), sesuai dengan pengertian bahwa “sprint” yang berarti lari
dengan tolakan secepat-cepatnya. Even lomba yang termasuk sprint seperti 100m,
200m, 400m, 110 m gawang, 400m gawang, dan Lari estafet. Pada perlombaan resmi,
biasanyan pelari menggunakan start jongkok sebagai permulaan aktivitas larinya.
Sehingga pelari yang masuk ke jalur pelari lainnya akan terkena diskualifikasi.
Selanjutnya ketika memasuki garis finish, dalam penentuan urutan
pemenang, wasit atau juri akan menentukan urutan pemenang dengan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 99


memperhatikan dada, atau togok pada saat melewati garis finish. Sehingga para pelari
biasanya akan melakukan gerakan berlariterus, mencondongkan dada, atau
mencondongkan togok atau bahunya ketika melewati garis finish.

Kecepatan dalam lari sprint dan gawang adalah hasil kecepatan gerak dari
kontraksi otot secara cepat dan kuat (powerful) melalui gerakan yang halus
(smooth) dan efesien (efficient).Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada
komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat
kaitannya dengan gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement).
Pelari sprint yang baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada
serabut otot cepat (FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya
pada serabut otot lambat (slow twitch fiber/ST). Karakteristik tersebut merupakan
faktor yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu, untuk menjadi sprinter yang baik
dan potensial harus didasari atas bakat yang didukung dengan teknik lari yang baik
agar gerak lari menjadi efesien. Untuk teknik lari dapat dipelajari, dilatih, dan
dikembangkan. Latihan juga dapat lebih dikembangkan melalui kemampuan
biomotor seperti kelentukan (flexibility), kekuatan (kekuatan); yang kemudian
dikembangkan menjadi kekuatan-kecepatan/power), koordinasi (coordination) dan
daya tahan (endurance; yang kemudian dikembangkan menjadi daya tahan-
kecepatan) yang memberikan kontribusi terhadap suksesnya seorang pelari sprint.

Dalam pembelajaran teknik berlari dapat diajarkan dengan


memperkenalkan poin-poin kunci keterampilan yang berkaitan dengan fase-fase
(unsur unsur) dalam lomba lari sprint, yaitu fase : reaksi, akselerasi, kecepatan
maksimum dan pemeliharaan kecepatan. Tidak adanya cara untuk melatih semua
unsur tersebut sekaligus, maka diterapkan latihan yang bervariasi dan latihan yang
difokuskan pada aspek-aspek khusus. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan
dalam pembelajaran lari cepat yaitu : 1) Meningkatkan kemampuan reaksi
(menggunakan berbagai signal start dan posisi-start, seperti posisi berbaring,
duduk, berdiri). 2) Meningkatkan frekuensi langkah (dengan melatih gerakan lutut-
tinggi dan memperpendek pendulum/bandul kaki bebas). 3) Menambah panjang
langkah (dengan melatih gerak pelurusan penuh kaki topang). 4) Latihan-latihan

100 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
tambahan dan latihan terfokus pada ; a) Gerakan kaki mencakar (pawing-
action)b)Pelaurusan badan penuh. c) Gerakan lengan yang kuat namun relaks. d)
Suatu variasi permainan yang luas berkenaan dengan lari dan lari gawang.

Perlu menjadi perhatian dalam pembelajaran bahwa guru/pelatih sedapat mungkin


mengingatkan dan menghindari proses pembelajaran berupa ; 1) Hanya
berkonsentrasi pada beberapa latihan dan drill saja. 2) Lari sprint dengan usaha
maximum tanpa variasi jarak.3) Kelelahan ketika berlatih pada kecepatan
maximum.dan 4) Kontak tumit ketika lari sprinit. Untuk memperdalam pemahaman
tentang lari cepat dapat dilihat pada laman https://gudangpelajaran.com/lari-jarak-
pendek/ dan video pada laman https://www.youtube.com/watch?v=CjCaxBOOYXk

3. Gerak Dasar Atletik nomor Lompat


Lompat adalah gerakan mengangkat kaki ke depan dan dengan cepat
menurunkannya. Lompat dalam atletik, nomor-nomor lompat dalam atletik
meliputi:

a. Lompat jauh. Lompat jauh dapat diartikan suatu akivitas atau kombinasi
gerakan yang dilakukan oleh seorang pelompat di mana di dalam lompatan
tersebut dapat mencapai lompatan yang sejauh-sejauhnya. Teknik dan gaya
serta penjelasan lainnya dapat saudara lihat dan cermati pada laman
https://salamadian.com/lompat-jauh-pengertian-teknik/ dan video teknik
lompat jauh di laman https://www.youtube.com/watch?v=pJfr4aGVqac
b. Lompat tinggi. Lompat tinggi adalah salah satu cabang olahraga atletik
yang memerlukan skill tertentu untuk melewati sebuah mistar yang
menggantung di antara kedua tiang. Kemampuan atau skill dan karakter
masing-masing atlet akan menentukan ketinggian lompatan yang dapat
dicapai oleh seorang pelompat.Secara jelasnya silakan kunjungi laman
https://gudangpelajaran.com/lompat-tinggi/dan video pada laman
https://www.youtube.com/watch?v=sUZdGMeymAA
c. Lompat galah. Lompat galah adalah lompatan yang dilakukan dengan
bantuan galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya dan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 101
dapat melewati mistar yang ketinggiannya telah ditentukan. Untuk
memberikan pemahaman lebih jelas silakan buka tautan pada laman ini;
https://gurupenjaskes.com/ukuran-galah-dan-lapangan-lompat-
galahmungkin ada baiknya saudara lihat video pembelajaran pada laman
ini;https://www.youtube.com/watch?v=pTsgUftZlmE dan
https://www.youtube.com/watch?v=iVVeH7QMIZQhttps://www.youtube.c
om/watch?v=E0nkX3uNqwE
d. Lompat jangkit Lompat jangkit terkadang juga disebut sebagai “hop,
langkah dan melompat” atau “melompat, lompat dan melompat” adalah
salah satu cabang olahraga atletik, yang sebenarnya mirip dengan lompat
jauh, tetapi dalam lompat jangkit ada yang namanya “hop, langkah dan
melompat”. Deskripsi engkap silakan lakukan penelusuran internet atau
saudara lihat pada laman https://gudangpelajaran.com/lompat-jangkit/dan
lihat juga video tutorial lompat jangkit (triple jump) pada laman ini
https://www.youtube.com/watch?v=YLrPeMBAYcM dan
https://www.youtube.com/watch?v=w_X7cLnFCYw

4. Gerak Dasar Atletik Nomor-Nomor Lempar/Tolak/Lontar


Gerakan melempar atau menolak tidak berbeda dengan gerakan melompat
pada atletik. Nomor-nomor lempar/tolak dalam yang dipelombakan dalam atletik
adalah:
a. Lempar lembing, Olahraga lempar lembing ini adalah olahraga atletik
yang menggunakan lintasan dan lapangan sendiri. Pada olah raga lempar
lembing, atlet lempar lembing untuk mengambil ancang-ancang harus
berlari terlebih dahulu pada lintasan. Kemudian, atlet mulai melemparkan
lembing pada area atau lapangan yang panjang lebarnya sudah ditentukan.
Selanjutnya cara melakukan lemparan, teknik memegang lembing dan
peraturan lainnya silakan buka laan laman; https://rumus.co.id/lempar-
lembing/ atau saudara telusuri di internet dengan kata kunci yang sesuai.
Sebaiknya saudara dapat juga lihat vidio pada laman ini;

102 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
https://www.youtube.com/watch?v=MQXoJ46-cSo dan
https://www.youtube.com/watch?v=-i3kP9IWVFo
b. Lempar cakram. Lempar cakram dipertandingkan mulai dari Olimpiade
pertama pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Cakram yang digunakan
memiliki ukuran diameter sebesar 220 mm serta memiliki berat sebesar 2
kg untuk lempar cakram pria dan 1 kg untuk wanita. Teknik pelaksanaan
dan peraturan dapat dilihat pada tautan ini;https://www.yuksinau.id/lempar-
cakram/ dan video pembelajaran lempar cakram pada tautan ini;
https://www.youtube.com/watch?v=IHY2uuUO-iA
c. Tolak peluru. Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik.
Tujuan tolak peluru adalah untuk mencapai jarak tolakan yang sejauh-
jauhnya. Sesuai dengan namanya peluru bukan dilempar , tetapi ditolak atau
didorong dengan satu tangan yang bermula dari pangkal bahu.Tolakan
dengan menggunakan teknik tertentu dan aturan main yang telah ditetapkan.
Untuk lebih jelas tentang teknik pelaksanaan, peraturan dan hal lain yang
berkaitan dengan tolak peluru silakan buka dan cermati tautan pada laman ;
https://gudangpelajaran.com/tolak-peluru/ dan video pembelajaran berikut ini;
https://www.youtube.com/watch?v=NNvw5fmkUUc
d. Lempar Martil.Lempar martil atau lontar martil (hammer throw)
merupakan salah satu cabang olahraga dalam atletik, ajang kompetisi
kekuatan melontarkan martil untuk mendapatkan jarak yang jauh. Lempar
martil pertama kali diperlombakan pada olimpiade tahun 1900 di Paris,
Perancis (olimpiade kedua modern) dengan akarnya yang berasal dari abad
ke 15 dan menjadi salah satu perlombaan nomor tradisional putra.
Sejarah lempar martil kemudian berkembang, yang awalnya merupakan
pertandingan informal kemudian menjadi bagian dari permainan Highland
Skotlandia pada akhir abad ke-18, dimana versi asli dari permainan tersebut
masih dipertahankan sampai sekarang. Selanjutnya untuk mengetahui
teknik dasar, peraturan, lapangan dan lain sabagainya silakan buka tautan
ini; https://www.materiolahraga.com/2019/08/lontar-martil.html dan video
berikut ini; https://www.youtube.com/watch?v=KnHUAc20WEU dan ;

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 103
https://www.youtube.com/watch?v=mhsrxCPxvEkhttps://www.youtube.co
m/watch?v=xHDBP4vYyi0

b. Aktivitas pengembangan kebugaran jasmani


1. Hakikat Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani atau dikenal dengan istilah physical fitness merupakan
kemampuan kondisi fisik seseorang untuk melakukan kerja fisik secara efisien
tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga mendukung pelaksanaan
aktivitas lanjutan. Giriwijoyo (2012:21) secara fisiologis kebugaran jasmani adalah
keadaan kemampuan jasmani yang dapat menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya
terhadap tugas jasmani tertentu dan terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi
dengan cara yang efisien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih sempurna
sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya.Howley & Franks (2007) dalam
Pangrozi (2016) memandang bahwa physical fitnesssebagai “a state of well-being
with a low risk of premature health problems and energy to participate in a variety
of physical activities.”
Tingkat kebugaran dipengaruhi oleh kebugaran energi (energy fitness) dan
kebugaran otot (muscular fitness). Kebugaran energi meliputi sistem energi aerobik
dan anaerobik, sedangkan kebugaran otot meliputi komponen dasar biomotorik,
yaitu kekuatan, kecepatan, ketahanan, kelentukan dan koordinasi (Sukadiyanto,
2011:17). Tingkat kebugaran jasmani sifatnya fluktuatif tergantung pada jumlah
latihan yang dilakukan dan status kesehatan pada diri seseorang. Oleh karena itu
berbagai komponen yang mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani perlu dilatih
agar selalu dalam kondisi terpelihara komponen fisik tersebut melalui suatu proses
yang dinamakan latihan.
Kebugaran jasmani yang dipengaruhi oleh komponen biomotor guna mendukung
terbentuknya kemampuan fisik (physical abilities) terwujud dalam suatu aktivitas
gerak jasmani seperti berjalan, berlari, melompat, melempar yang merupakan
wujud dari kemampuan fisik. Oleh karena itu ketika membahas kebugaran jasmani
maka akan berkaitan dengan komponen biomotorik seseorang sehingga perlu untuk
mengetahui kemampuan biomotorik tersebut terlebih dahulu.

104 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Perencanaan aktivitas kebugaran yang dilakukan di sekolah dapat
berpedoman pada ciri umum olahraga kesehatan yaitu massal, mudah, murah,
meriah. Ciri khusus dari olahraga kesehatan (Giriwijoyo, 2012:39) yaitu sebagai
berikut:
a. Homogen dan submaksimal dalam intensitas atau beban olahraganya,
olahraga dilakukan dengan intensitas yang ± rata/ homogen
b. Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban /intensitas yang maksimal
c. Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.
d. Ada kesatuan takaran (dosis)
e. Adekuat, yakni ada batas minimal tertentu untuk intensitas dan waktu
pelaksanaan olahraga kesehatan agar dapat menghasilkan manfaat
khususnya dapat meningkatkan kemampuan fungsional perangkat
pendukung gerak.
f. Dapat mencapai intensitas antara 60-80% denyut nadi maksimal sesuai
umur.
g. Bebas stress psikis.

Kelelahan menjadi salahsatu efek yang dihasilkan dari aktivitas jasmani


sehingga perlu diperhatikan karena tingkat kelelahan dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan kebugaran. Menurut Giriwijoyo (2012:54) penyebab-penyebab
kelelahan, antara lain sebagai berikut:
a. Sumber daya habis atau tidak dapat diperoleh
b. Tertimbunnya sampah olahdaya didalam tubuh
c. Terganggunya keseimbangan elektrolit/asam-basa didalam cairan tubuh
d. Terganggunya keseimbangan pemasukan dan pengeluaran air didalam
tubuh.
Salah satu cara mengetahui kelelahan seseorang dapat dilihat dari tanda-
tanda diantaranya raut wajah, adanya rasa nyeri dan pegal-pegal pada otot, kaku
pada sendi, rasa nyeri di punggung atau di kepala yang tidak jelas lokasinya dan
jumlah denyut nadi per menit yang tinggi padahal belum melakukan aktivitas
latihan.Penghitungan denyut nadi merupakan suatu cara mengetahui tingkat

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 105
intensitas latihan sebab denyut nadi menggambarkan respon jantung tehadap beban
kerja yang diberikan. Adapun jenis denyut nadi yang perlu diketahui terkait
aktivitas jasmani antara lain sebagai berikut:
a) Denyut nadi maksimal, yaitu perkiraan ukuran maksimal dari kemampuan
jantung dalam berdetak pada diri seseorang. Penghitugan jumlah denyut nadi ini
disesuaikan dengan kategori orang yang melakukan aktivitas tersebut seperti
digambarkan tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Prediksi Rumus Menghitung Denyut Jantung
Maksimal (Sukadiyanto, 2011)
Denyut Jantung Denyut Jantung
Istirahat Maksimal
Orang Awam ≥ 60 x /menit 220 – usia
Orang Terlatih 51 s.d 59 x /menit 210 – usia
Sangat Terlatih ≤ 50 x /menit 200 – usia

Contoh: Terdapat dua orang (A dan B) memiliki umur 17 tahun dengan


A berlatarbelakang seorang atlet dan B bukan atlet (awam), A memiliki denyut
jantung istirahat 58x /menit dan B memiliki denyut nadi istirahat 65x /menit. Jika
menggunakan rumus 220-umur, maka perkiraan denyut jantung maksimal
keduanya adalah 203x /menit. Namun apabila menggunakan rumus pada tabel
diatas, A akan menggunakan rumus 210-umur = 193x /menit sementara B akan
menggunakan rumus 220-17 = 203x /menit.

b) Denyut nadi basal, yaitu denyut nadi yang dihitung sesaat sejak bangun tidur
namun tidak sedang dalam keadaaan mimpi dan belum turun dari tempat tidur.
c) Denyut nadi istirahat, yaitu denyut nadi pada waktu tidak melakukan aktivitas
(istirahat) perkiraannya antara 60-80 detak/menit.
d) Denyut nadi latihan, yaitu perkiraan denyut nadi yang digunakan dalam
mencapai latihaan yang maksimal, perkiraannya antara 60-90 dari denyut nadi
maksimal.
e) Denyut nadi pemulihan, yaitu jumlah denyut nadi yang diperoleh beberapa saat
setelah melakukan latihan fisik.

106 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
2. Komponen Kesegaran Jasmani
Pada umumnya kebugaran jasmani dikelompokkan pada dua kelompok
yaitu 1). Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan, dan 2)
Kebugaran jasmani yang berhubungan keterampilan, sebagaimana yang diungkap
Pangrozi (2016) yaitu The two types of physical fitness most often identified are
health-related physical fitness and skill-related physical fitness.Kebugaran jasmani
yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari ; a) Daya tahan kardiovaskuler/
Cardiovascular fitnes, b) komposisi tubuh / body composition, c) Kelentukan /
flexibility, d) Kekuatan otot / Musculer strength, dan e) Daya Tahan Otot /
muscular endurance.Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan dengan
keterampilan terdiri ; a) Kecepatan / speed, b) Kelincahan / agility, c) Daya ledak /
power, d) koordinasi / coordination, dan e) Keseimbangan / Balance.

Gambar .3.1. Kedudukan kebugaran jamsni berkaiatan kesehatan dan


keterampilan (Pangrozi 2016)

Dalam pembelajaran PJOK alasan utama untuk mengajarkan kebugaran terkait


kesehatan adalah untuk membantu semua peserta didik mengembangkan kebiasaan
untuk beraktivitas positif seumur hidup, (A primary reason for teaching
healthrelated fitness is to help all students develop positive lifetime activity habits).
Mengetahui komponen mana yang termasuk kebugaran jasmani (physical fitness)
dan kesegaran gerak (motor fitness) sangat diperlukan bagi guru penjas yang sehari-

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 107
hari bertugas pembinaan jasmani siswa di sekolah, agar tumbuh kebiasaan positif
untuk aktiv beraktivitas fisik atau gemar bergerak. Selanjutnya mari kita cermati
uraian setiap komponen kebugaran jasmani berikut ini.
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan ;
a) Daya tahan kardiovaskuler (Cardiovascular fitnes).adalah Daya
tahan sebagai kapasitas organisme melawan kelelahan dalam setiap
kegiatan yang memerlukan waktu lama. Hal ini berarti kemampuan
organisme yang berkaitan dengan fungsi jantung, paru dan peredaran darah.
Dapat juga berarti bahwa kemampuan seseorang untuk melakukan suatu
aktivitas atau latihan dalam waktu yang lama tanpa merasa lelah yang
berlebihan setelah melakukan aktivitas tersebut (Harsono, 2015:56). Pada
dasarnya komponen daya tahan terdiri dari dua yakni daya tahan umum dan
daya tahan khusus. Daya tahan umum berkaitan dengan kemampuan
jantung, pernafasan dan pembuluh darah (cardiorespiratory endurance).
Sedangkan daya tahan khusus berkaitan dengan kemampuan otot-otot besar
dalam merespon aktivitas yang berlangsung lama (muscle endurance).
Bentuk latihan daya tahan antara lain lari, angkat beban dan bentuk aktivitas
lainnya yang mengandung unsur aerobik dan anaerobik. Metode latihan
daya tahan yang dapat digunakan antara lain farlek, weigth training maupun
circuit training. Sebagai aplikasi latihan silakan browsing atau lihat laman
ini; https://www.youtube.com/watch?v=S6oB5XpoBww,
https://www.youtube.com/watch?v=5uVaKjtJHN8
b) Komposisi tubuh / body composition, Komposisi tubuh merupakan bagian
integral dari kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan. Komposisi
tubuh adalah proporsi lemak tubuh terhadap massa tubuh tanpa lemak.
Lipatan kulit masih digunakan untuk mengukur komposisi tubuh tetapi
belakangan ini indeks massa tubuh (BMI) menjadi disukai karena kurang
invasif. BMI dihitung dari tinggi dan berat badan anak. Cara termudah untuk
menghitung BMI adalah dengan menggunakan kalkulator BMI di
laman:https://www.pecentral.org/mediacenter/video_bodycomposition.ht
mlhttps://www.brianmac.co.uk/idealw.htm#bmi

108 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
atauhttps://www.heartfoundation.org.au/your-heart/know-your-
risks/healthy-weight/bmi-calculator
c) Kelentukan / flexibility,.Fleksibilitas atau lebih dikenal dengan kelentukan
merupakan bentuk dari kemampuan melakukan gerakan secara luas dalam
ruang gerak sendi. Thompson menyatakan bahwa kelentukan adalah
kemampuan luas gerak persendian. Gerak alami tiap persendian tergantung
pada tendon, ligament, serabut otot yang ada.Secara garis besar, faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kelentukan seseorang antara lain:
(a) elastisitas otot, (b) tendo dan ligament, (c) susunan tulang, (d) bentuk
persendian, (e) suhu atau tempratur tubuh, (f) umur, (g) jenis kelamin, dan
(h) bioritme (Emral, 2017). Batas dari gerak akhir persendian disebut
dengan “posisi akhir” atau end position. Secara detil tentang kelentukan
dapat suadara cermati pada laman ;
https://www.brianmac.co.uk/mobility.htmLatihan kelentukan dapat
dilakukan dengan peregangan (stretching) baik secara pasif maupun
dinamis terutama terkait sendi dan otot pada leher, bahu, pinggang, sendi
pinggul, lutut, kombinasi gerak sendi pinggang, pinggul dan lutut,
pergelangan. Bentuk latihan ini dapat dilihat pada laman
https://www.olahragakesehatanjasmani.com/2017/08/7-bentuk-latihan-
kelentukan.html
d) Kekuatan otot / Musculer strength. Kekuatan adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan. Secara fisiologi
kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi tahanan
beban luar dan beban dalam (Emral, 2017:151). Didalam pembelajaran
pendidikan jasmani, latihan kekuatan memiliki tujuan meningkatkan
kemampuan otot agar lebih tebal dan kuat sehingga disamping
menghasilkan tenaga yang lebih besar dapat juga menurunkan tingkatan
resiko cidera saat beraktivitas.Dalam pembelajaran PJOK latihan kekuatan
dapat diawali dengan menggunakan berad badan sendiri seperti; kekuatan
otot lengan dengan push-up, kekuatan otot perut dengan sit-up, punggung
dengan back-up, kekuatan tungkai dengan squat-jump, dan lain sebagainya.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 109
Bentuk latihan pengembangan kekutan dapat dilakukan dengan latihan
beban (weight training) latihan sirkuit dan bentuk lain sesuai dengan jenis
kekuatan yang dikembangkan.Kebutuhan akan kekuatan berbeda sesuai
dengan sifat dan cabang olahraga.Jelasnya tentang kekuatan silakan buka
web pada laman; https://www.brianmac.co.uk/strength.htm
e) Daya Tahan Otot / muscular endurance. Dayatahan otot adalah
kemampuan otot atau sekolompok otot untuk menahan beban atau tahana
dalam waktu yang cukup lama.Siswa memiliki kebutuhan akan unsur
kekuatan dan daya tahan otot secara umum dilakukan dengan keterlibatan
otot-otot besar seperti otot lengan, dada, perut dan tungkai yang dikemas
menjadi suatu bentuk latihan dapat berupa bentuk aktivitas tunggal,
berpasangan maupun dalam bentuk-bentuk permainan, seperti latihan beban
dan sikuit. Pemilihan bentuk latihan kekuatan dalam pembelajaran penjas
disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa,
oleh karena itu guru perlu memodifikasi latihan kekuatan kedalam bentuk
latihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Perlu diingat
bahwa siswa berlatih kekuatan bukan untuk menjadi atlet melainkan untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Jelasnya silakan buka web pada laman;
https://www.brianmac.co.uk/strength.htm

Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan.


Karena kebugaran yang terkait dengan keterampilan sangat dipengaruhi
oleh sifat alami atau bawaan anak, oleh karenanya tidak banyak siswa akan dapat
tampil di tingkat pencapaian tertingginya. Komponen kebugaran terkait
keterampilan berguna untuk melakukan tugas-tugas motorik yang berkaitan dengan
cabang olahraga. Kebugaran jasmani terkait keterampilan dapat dicermati pada
uraian singkat berikut;
a) Kecepatan (speed), adalah kemampuan tubuh untuk bergerak cepat. Biasanya
terkait dengan berlari ke depan, kecepatan sangat penting untuk kesuksesan di
sebagian besar olahraga dan keterampilan pergerakan alat gerak umum.
Kecepatan adalah kecepatan gerakan anggota tubuh, dengan rumus jarak per

110 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
satuan waktu. Dalam pembelajaran latihan kecepatan dapat dilakukan dengan ;
sprint berualang pada jarak 10 – 60 meter, latihan pliometrik, dan lain
sebagainya. Kecepatan adalah bagian integral dari setiap olahraga dan dapat
dinyatakan sebagai salah satu atau lebih kombinasi dari : kecepatan maksimum,
daya ledak (power) dan dayatahan kecepatan. Jelasnya silakan buka laman ;
https://www.brianmac.co.uk/speed.htm
b) Kelincahan(agility),mengacu pada kemampuan tubuh untuk mengubah
posisicepat dan akurat saat bergerak di ruang tertentu. Banyak cabang olahraga
membutuhkan kelincahan.Untuk mendapatkan kelincahan dapat dilakukan
melalui latihan lari bolak balik jarak 5m atau 10 m. Lari zigzat, latihan jongkok
berdiri lompat (squat jump) dan kombinasi latihan dengan bereaksi.Kelincahan
adalah kemampuan untuk mengubah arah tubuh secara efisien dan efektif dan
untuk mencapai ini memerlukan kombinasi dari keseimbangan, kecepatan,
kekuatan dan koordinasi.https://www.brianmac.co.uk/agility.htm
c) Daya ledak (power).Daya ledak adalah kekuatan sebuah otot untuk mengatasi
tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam gerakan yang utuh atau
kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang
dikerahkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Lebih jelasnya terkait
power silakan buka laman ;https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-
daya-ledak-otot/13441/2 dan https://www.brianmac.co.uk/power.htm
d) Koordinasi (coordination).Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk
melakukan lebih dari satu tugas motorik sekaligus dengan lancar dan akurat.
Cabang olahraga seperti sepak bola, baseball, tenis,dan olahraga lainnya yang
membutuhkan keterampilan tangan-mata dan kaki–mata, koordinasi dapat
dikembangkan secara berulang untuk melatih keterampilan yang harus
dipelajari. Secara spesipik koodinasi juga dapat diukur melalui hexagonal tes
dan tes koordinasi mata tangan. Jelasnya buka tautan ini;
https://www.brianmac.co.uk/coord.htm.
e) Keseimbangan (Balance).Keseimbanagn adalah kemampuan untuk
mempertahankan keseimbangan ketika diam atau bergerak (mis. Tidak jatuh)
melalui tindakan terkoordinasi dari fungsi sensorik kita (mata, telinga dan organ

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 111
proprioseptif dalam sendi kita). Dengan demikian keseimbangan terdiri dari
keseimbangan statik dan keseimbangan dinamis, silakan cermati laman ini.
https://www.brianmac.co.uk/agility.htm. Secara sederhana tes keseimbangan
statis dalam pembelajaran PJOK dapat dilakukan dengan cara berdiri kedua
tangan dipinggang dan salah satu kaku diangkat dengan telapak kaki menempel
pada lutut bagian dalam (lihat gambar .3.2). lebih jelas lagi silakan buka laman
https://www.brianmac.co.uk/storktst.htm

Gambar.3.2.
Tes keseimbangan
statis

Pengembangan Komponen Kebugaran Jasmani melalui Variasi dan


Kombinasi Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani dalam Pembelajaran.

Pembelajaran pendidikan jasmani memuat kajian materi teori dan praktek


dengan komposisi aktivitas gerak mendominasi dalam aktivitas pembelajaran.
Materi kebugaran jasmani dalam pembelajaran penjas bertujuan untuk mengetahui
komponen-komponen terkait peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
serta mempraktikkan aktivitas peningkatan kebugaran jasmani tersebut dalam
bentuk latihan kebugaran jasmani. Pada prinsipnya di dalam melakukan
pengembangan bentuk latihan kebugaran jasmani yang akan digunakan pada
pembelajaran penjas perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Tidak menghilangkan tujuan pembelajaran
b. Memuat prinsip latihan komponen kebugaran
c. Intensitas tetap mengacu pada 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur.
d. Susunan menarik dan sesuai karakteristik siswa

112 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
e. Tata cara pelaksanaan mudah dipahami dan dapat dilakukan siswa
f. Resiko cidera yang minimum.
g. Efektif dan efisien

Dengan demikian bentuk variasi latihan kebugaran jasmani yang dihasilkan dapat
memperkaya pengetahuan dan keterampilan guru dan siswa dalam pembinaan
kondisi fisik dimana pemeliharaan kebugaran jasmani merupakan salahsatu hal
penting didalamnya serta berpengaruh pada penampilan seseorang dalam
beraktivitas sehari-hari.

Variasi bentuk latihan kebugaran jasmani dapat lebih dikembangkan dengan


memuat beberapa unsur atau komponen kebugaran jasmani atau penambahan
sedikit unsur kondisi fisik lainnya seperti kecepatan, kelincahan, power didalam
suatu kegiatan pembelajaran atau bentuk permainan dalam bentuk latihan. Hal
tersebut dinamakan kombinasi unsur komponen kemampuan fisik dalam latihan
kebugaran jasmani. Kombinasi beberapa komponen tersebut dituangkan kedalam
suatu bentuk latihan yang baru sehingga termasuk pengembangan variasi latihan
kebugaran jasmani. Perlu juga menjadi perhatian guru atau pelatih bahwa aktivitas
atau permainan yang dirancang sebaiknya untuk mendukung unsur kebugaran
jasmani yang berkaitan dengan kesehatan, setelah komponen tersebut telah
terbentuk baru di variasikan dengan komponen kubugaran yang berhubungan
dengan keterampilan. Sebagai contoh aktivitas kebugaran melalui permainan dapat
saudara lihat pada laman ini https://www.youtube.com/watch?v=7a5wQ4Q2rLE
atau pada laman ini https://www.youtube.com/watch?v=-bLAvO8u8-8 serta laman
ini https://www.youtube.com/watch?v=DC-aox30NZo

c. Analisis Hasil dan Tes Kebugaran Jasmani

Materi kebugaran jasmani dalam pembelajaran pendidikan jasmani


disekolah menjadi bagian upaya peningkatan kebugaran peserta didik. Upaya
peningkatan ini tidak hanya melalui penyajian materi komponen kebugaran jasmani
saja melainkan telah terintegrasi dalam materi yang berkaitan dengan gerak

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 113
keterampilan lainnya dalam lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani. Upaya
yang telah dilakukan tentu saja perlu diukur agar memiliki nilai yang menjelaskan
tingkat kebugaran jasmani peserta didik. Maka tes pengukuran yang dapat
digunakan untuk mengetahui hal tersebut yaitu Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia.Adapun item tes kesegaran jasmani Indonesia untuk remaja usia 13-15
tahun dan usia 16-19 tahun (widiastuti, 2015: 45-56), terdiri dari :
KategoriPutra
a. Lari cepat 50 meter usia 13-15 tahun dan 60 meter untuk usia 16-19 tahun
b. Gantung angkat tubuh selama 60 detik
c. Baring duduk selama 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari jauh 1.000 meter usia 13-15 tahun dan 1.200 meter untuk usia 16-19 tahun
KategoriPutri
a. Lari cepat 50 meter usia 13-15 tahun dan 60 meter untuk usia 16-19 tahun
b. Gantung siku tekuk selama 60 detik
c. Baring duduk selama 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari jauh 800 meter usia 13-15 tahun dan 1.000 meter untuk usia 16-19 tahun

1. Lari 50 Meter dan 60 Meter


a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan remaja usia 13 s/d 15 tahun dan
16 s/d 19 tahun
b. Alat dan fasilitas
1) Lintasan lurus, datar, tidak licin berjarak 50 meter dan 60 meter serta
masih mempunyai lintasan lanjutan
2) Bendera start
3) Peluit
4) Tiang pancang
5) Stopwatch
6) Serbuk kapur

114 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
7) Formulir
8) Alat tes
c. Petugas tes
1) Juru keberangkatan
2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan ”peserta berdiri dibelakang garis start”
2) Gerakan
a) Pada aba-aba “Siap” mengambil sikap start berdiri siap untuk lari
b) Pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish,
menempuh jarak 50 meter untuk testee umur 16 s/d 19 tahun
3) Lari masih dapat diulang apabila:
a) Pelari mencuri start
b) Pelari tidak melewati garis finish
c) Pelari terganggu dengan pelari yang lain
4) Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari
tepat melintasi garis finish
e. Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh
jarak 50 meter bagi usia 13 s/d 15 tahun dan 60 meter bagi usia 16 s/d 19
tahun, dalam satuan waktu detik.

2. Tes Gantung Angkat Tubuh


a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
otot bahu
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai yang bersih dan rata
2) Palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai dengan
peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inci

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 115
3) Stopwatch
4) Serbuk kapur atau magnesium karbonat
5) Nomor dada, formulir tes dan alat tulis
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan bergantung pada palang tunggal
2) Gerakan
Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga
dagu menyentuh atau berada diatas palang tunggal, kemudian kembali
ke sikap awal permulaan. Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala
sampai ujung kaki tetap merupakan garis lurus. Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang tanpa istirahat sebanyak mungkin selama 60 detik.
3) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila pada waktu
mengangkat badan, peserta melakukan gerakan meringankan badan.
Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal.
e. Pencatatan hasil
1) Angkatan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan
sempurna
2) Angkatan yang dicatat adalah jumlah angkatan yang dapat dilakukan
dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik
3) Peserta yang tidak mampu melakukan tes ini, walaupun telah berusaha
hasilnya ditulis angka 0 (nol).

3. Tes Gantung Siku Tekuk


a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
otot bahu
b. Alat dan fasilitas
1) Palang tunggal yang dapat diturunkan dan dinaikkan

116 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
2) Stopwatch
3) Serbuk kapur atau magnesium karbonat
4) Nomor dada, formulir tes dan alat tulis
c. Petugas tes
Pengukur waktu atau merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala peserta
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada
palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap ke
arah kepala.
2) Gerakan
Melalui bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai
mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada diatas palang
tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
e. Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk
mempertahankan sikap tersebut diatas dalam satuan waktu detik.

Catatan:
peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas dinyatakan gagal dan
hasilnya ditulis 0 (nol).
4.Baring Duduk
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai / lapangan rumput yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Nomor dada, formulir tes dan alat tulis
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 117
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Berbaring terlentang dilantai atau rumput, kemudian lutut ditekuk
dengan sudut ± 90 0, kedua tangan dengan jari-jarinya berselang selip
diletakkan dibelakang kepala.
b) Petugas / peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan
kaki, agar kaki tidak terangkat.
2) Gerakan
a) Pada aba-aba “Ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk,
sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha dan kemudian
kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dilakukan berulang-ulang
selama 60 detik
b) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya
tidak terjalin.

e. Pencatatan hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk hasilnya ditulis
angka 0 (nol).

1. Loncat Tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif
b. Alat dan fasilitas
1) Papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm dan
dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0
(nol) pada skala 150 cm
2) Serbuk kapur

118 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
3) Alat penghapus
4) Nomor dada, formulir tes dan alat tulis
c. Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur atau magnesium karbonat
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala
disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan kanan dekat dinding
diangkat ke atas telapak tangan ditempelkan pada papan berskala,
sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
2) Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun ke belakang, kemudian peserta meloncat
setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang
terdekat sehingga menimbulkan bekas.
b) Ulangi loncatan ini sampai 3 kali berturut turut.
e. Pencatatan hasil
1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak
2) Ketiga selisih raihan dicatat.

2. Lari 1.000 Meter Putra Usia 13-15 Tahun, 1.200 Meter Putra Usia 16-19
Tahun, 800 Meter Putri Usia 13-15 Tahun dan 1.000 Meter Putri Usia 16-
19 Tahun.
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan
pernafasan.
b. Alat dan fasilitas
1) Lintasan lari
2) Stopwatch
3) Bendera start

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 119
4) Pluit
5) Tiang pancang
6) Nomor dada
7) Formulir dan alat tulis
c. Petugas
1) Juru keberangkatan
2) Pengukur waktu
3) Pencatat hasil
4) Pembantu umum
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan.
Peserta berdiri dibelakang garis start
2) Gerakan
a) Pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk
berlari.
b) Pada aba-aba “ya” peserta lari menuju garis finish dengan menempuh
jarak 1.000 meter untuk putra berusia 13-15 tahun, 1.200 meter untuk
putra berusia 16-19 tahun, 800 meter untuk putri berusia 13-15 tahun
dan 1.000 meter untuk putri berusia 16-19 tahun
Catatan:
Lari dapat diulang bilamana ada pelari mencuri start dan ada pelari yang
tidak melewati garis finish.
e. Pencatatan hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari
tepat melintasi garis finish.
2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak yang sudah ditentukan. Waktu dicatat dalam satuan
menit dan detik.

120 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Tabel .3.2. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putra
Usia 13-15 Tahun

Lari 50 Gantung Baring Loncat Lari 1.000


Nilai
meter Angkat Tubuh Duduk Tegak Meter
5 s.d – 6.7 “ 16 ke atas 38 keatas 66 keatas s.d – 3’04”
4 6.8” – 7.6” 11 - 15 28 – 37 53 - 65 3’05” – 3’53”
3 7.7” – 8.7” 6 - 10 19 – 27 42 - 52 3’54” – 4’46”
2 8.8” – 10.3” 2-5 8 – 18 31 - 41 4’47” – 6’04”
1 10.4” – dst 0-1 0–7 s.d 30 6’05” – dst

Tabel 3.3. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putra
Usia16-19 Tahun

Lari 60 Gantung Baring Loncat Lari 1.200


Nilai
meter Angkat Tubuh Duduk Tegak Meter
5 s.d – 7.2 “ 19 ke atas 41 keatas 73 keatas s.d – 3’14”
4 7.3” – 8.3” 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4’25”
3 8.4” – 9.6” 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 5’12”
2 9.7” – 11.0” 5–8 10 – 20 39 – 49 5’13” – 6’33”
1 11.1” – dst 0-4 0–9 38 dst 6’34” – dst

Tabel 3.4. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putri
Usia13-15 Tahun

Gantung Baring Loncat


Nilai Lari 50 meter Lari 800 Meter
Siku Tekuk Duduk Tegak
5 s.d – 7.7 “ 41” ke atas 28 keatas 50 keatas s.d – 3’06”
4 7.8” – 8.7” 22” – 40” 19 - 27 39 – 49 3’07” – 3’55”
3 8.8” – 9.9” 10” – 21” 9 – 18 30 – 38 3’56” – 4’58”
2 10.0” – 11.9” 3” – 9” 3–8 21 – 29 4’59” – 6’40”
1 12.0” – dst 0” – 2” 0–2 0 - 20 6’41” – dst

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 121
Tabel 3.5. Nilai Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Untuk Remaja Putri
Usia16-19 Tahun

Gantung Baring Loncat Lari 1.000


Nilai Lari 60 meter
Siku Tekuk Duduk Tegak Meter
5 s.d – 8.4 “ 41” ke atas 28 keatas 50 keatas s.d – 3’52”
4 8.5” – 9.8” 22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3’53” – 4’56”
3 9.9” –11.4” 10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4’57” – 5’58”
2 11.5” – 13.4” 3” – 9” 3–9 23 – 30 5’59” – 7’23”
1 13.5” – dst 0” – 2” 0–2 0 - 22 7’24” – dst

Tabel .3.6. Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia


No Jumlah Nilai Klasifikasi
1 22 – 25 Baik Sekali
2 18 – 21 Baik
3 14 –17 Sedang
4 10 – 13 Kurang
5 5–9 Kurang Sekali

Tes kebugaran jasmani dari pada dasarnya sangat banyak item tesnya
terutama untuk melihat kinerja fisik seseorang secara menyeluruh, lihat laman
https://www.brianmac.co.uk/eval.htm. Bahkan dalam olahraga prestasi item tes
tersebut berbeda setiap cabang olaharaganya. Namun demikian dalam hal ini kita
memaparkan secara singkat tentang tes kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) (sesuai
kelompok usia masing-masing) dalam hal ini terutama untuk remaja usia 16 – 19
tahuan.

Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik setelah kita


ambil data sesuai formulir tes. Selanjutnya lakukan konversi data tersebut dengan
rubrik atau kriteria penilaian, sebagai contoh ; Ahmad usia 17 tahun data hasil tes
menunjukkan ; lari cepat 60 meter 7 dtk, pul up (gantung angkat tubuh) 18 kali,
loncat tegak 75 cm, baring duduk 20 kali, dan lari 1200 meter 3,00 menit. Dari data
tersebut selanjutnya diperoleh nilai adalah lari cepat 60 meter 7 dtk = 4, pul up
(gantung angkat tubuh) 18 kali = 4, loncat tegak 75 cm = 4, baring duduk 20 kali

122 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
=4, dan lari 1200 meter 3,00 menit =4. Akhirnya nilai dijumlah yaitu 4 + 4 + 4 + 4
+ 4 = 20. Angka 20 selanjutnya kita bandingkan dengan tabel indek kebugaran
jasmani, yaitu berada pada kategori Baik.

d. Aktivitas Seni Beladiri Pencak Silat


Aktivitas seni bela diri atau tempur pada dasarnya terbagi atas: seni tempur
bersenjatatajam, seni tempur bersenjata tumpul/ tidak tajam (kayu, bambu, dll) ,
dan senitempur tangan kosong. Darisemua seni bela diri tersebut maka dikenal
berbagai jenis seni beladiri seperti ; aikido,capoeira, gulat, hapkido, hikmatul iman
Indonesia, jeet kunedo, jiu jit su, jogo do pau,judo, karate, kateda, kempo, kendo,
kung fu, laskar hitam, lethwei, merpati putih,muay thai, ninjit su, pencak silat,
taekwondo, taido, savate, setia hati, tarung derajat,tinju, tamoi, wing tsun, dan
wushu.
1. Sejarah Pencak Silat.
Pencak silat termasuk ke dalam olahraga beladiri sebagai mana hal bela diri lainnya
seperti Taekwondo, Karate, Kung fu, Gulat, Tinju, Kempo, Muay tha. Pencak silat
adalah salah satu jenis bela diri asli Indonesia, dapat dimainkan secara perorangan,
berpasangan maupun beregu. Untuk menguasai beladiri pencak silat sangat
diperlukan penguasaan Gerak dasar pencak silat. Pencak silat adalah suatu cara
beladiri yang menggunakan akal sepenuhnya. Akal yang dimiliki manusia lebih
sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lainnya
Di Indonesia istilah pencak silat baru mulai digunakan setelah berdirinya
top organisasi pencak silat yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI). Sebelumnya
di daerah Sumatera lebih dikenal dengan istilah Silat, sedangkan di tanah Jawa
kebanyakan dikenal dengan istilah Pencak Silat. Pada periode kepemimpinan Eddie
M. Nalapraya, Indonesia memiliki hasrat untuk mengembangkan pencak silat ke
mancanegara dengan mengambil prakarsa pembentukan dan pendirian Persekutuan
Pencak Silat Antarbangsa (PERSILAT) pada tanggal 11 Maret 1980 bersama
Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Keempat negara tersebut akhirnya
dinyatakan sebagai negara-negara pendiri organisasi pencak silat internasional.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 123
Upaya pengembangan pencak silat yang dipelopori Indonesia dan anggota
PERSILAT lainnya sampai saat ini berhasil menambah anggota PERSILAT.
Pencak silat merupakan olahraga seni beladiri yang berasal dari bangsa
Melayu Indonesia. Jumlah perguruan pencak silat sangat banyak, berdasarkan
catatan PB IPSI sampai dengan tahun 1993 telah mencapai 840 perguruan pencak
silat di Indonesia. IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, Jawa
Tengah. Untuk jelasnya tentang sejarah pencaksilat buka tautan ini (
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_Pencak_Silat_Indonesia) dan
https://pencaksilatindonesia.org/.
Dilihat dari karakteristik seni bela diri pencak silat, paling tidak terdapat
empat aspek utama dalam pencak silat, yaitu: 1). Aspek Mental Spiritual: Pencak
silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang.
Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati
tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi
keilmuannya. 2). Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat
ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya
menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana
tradisional. 3). Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat
penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung
menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat. 4). Aspek Olah
Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat
mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek
ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus,
baik untuk tunggal, ganda atau regu.

2. Pola Gerak Pencak Silat


Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi
dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek
mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya. dengan
demikian,pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk

124 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
dipelajari karena memiliki empat aspek yang merupakan satu kesatuan utuh dan
tidak dapat dipisah-pisahkan. Adapun sikap dasar tersebut adalah :

a. Sikap Kuda-kuda
Kuda-kuda dalam pencak silat paling tidak ada enam yaitu 1) kuda-kuda
depan, 2) kuda-kuda tengan, 3) kuda-kuda samping, 4) kuda belakang, 5) kuda-
kuda silang depan, dan 6) kuda-kuda silang belakang (lihat gambar .3.1) atau buka
link ini https://guruolahraga.com/teknik-dasar-kuda-kuda-dalam-pencak-silat-dan-
penjelasannya/. Dan video di laman,

Gambar 3.3. Sikap Kuda-kuda dalam pencak silat

b. Sikap Pasang
Ada empat sikap pasang yang pada umumnya digunakan dan perlu di
pelajari dalam pencak silat yaitu :
1) Pasang satu, yaitu sikap posisi badan tegak dengan kedua tangan disamping
dalam keadaan siap silat dan kedua kaki di buka selebar bahu

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 125
2) Pasang dua, yaitu sikap badan tetap pada posisi tegak, kaki dibuka
selebarbahu, kedua tangan mengepal dan sejajar dengan pinggang.
3) Pasang tiga, yaitu, sikap badan pada posisi tegak lurus, kaki di buka
selebarbahu, tangan diangkat sejajar mata, dan posisis silang dengan
kepalantangan terbuka.
4) Pasang empat, yaitu kaki di buka selebar bahu, tangan diangkat sejajar
mata,dan posisi silang dengan kepalan tangan terbuka dibuka lagi dan
tangansudah terkepal. Jelasnya lihat gambar 3.4 dan laman link berikut ini,
http://www.penjasorkes.com/2018/09/4-sikap-pasang-dalam-pencak-silat.html

Gambar 3.4.
Sikap Pasang Pencak Silat

Pasang satu

Pasang dua

Pasang tiga P empat

c. Arah
Arah adalah sasaran dalam melakukan gerakan, baik pada waktu melakukan
pembelaan maupun serangan. Arah dikenal dengan delapan penjuru mata

126 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
angin.Langkah dilakukan pada arah tertentu sesuai dengan keperluannya.Arah dan
langkah dimulai dari titik pusat.Langkah pertama dimulai dari belakang dan
selanjutnya berdasarkan jarum jam. Langkah-langkah tersebut yaitu;a) Belakang,
b)Serong kiri belakang, c) Samping kiri, d) Serong kiri depan, e) Depan,f)Serong
kanan depang)Samping kanan, danh)Serong kanan belakang. Untuk lebih jelas
silakan dilihat tautan pada lamn berikut ini dan gambar .3.5 berikut ;
https://www.olahragakesehatanjasmani.com/2014/12/arah-dan-pola-langkah-pencak-
silat.html

Gambar 3.5. Arah Langkah 8 penjuru angin

d. Pukulan Dalam Pencak Silat


Dalam pertandingan pencak silat, teknik pukulan yang sering digunakan
adalah ; 1) pukulan depan, 2) pukulan sengkol/bandul, 3) pukulan tegak, 4) pukulan
samping dan 5) pukulan lingkar, lihat gambar 3.6. berikut.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 127
Gambar 3.6. Teknik dasar pukulan pencak silat

e. Serangan dengan tungkai/kaki atau tendangan.


Tedangan secara teknik dasar terdiri 4 macam yaitu; 1)tendangan lurus ke
depan, 2) tendangan melingkar, 3) tendangan seperti huruf T, dan 4) tendangan
samping. Untuk melihat teknik pelaksanaan dan kesalahan umum yang terjadi
dapat dilihat pada laman https://www.maolioka.com/2016/12/macam-macam-
tendangan-dalam-pencak.html .
f. Tangkisan dalam Seni Beladiri Pencak Silat
Tangkisan dalam olahraga seni beladiri pencak silat terdiri dari;
1) Tangkisan Dalam Pencak Silat yaitu teknik menangkis pencak silat dengan
gerakan tangkisan dari luar ke dalam sejajar dengan bahu. 2). Tangkisan Luar
Pencak Silat,tangkisan ini adalah kebalikan dari tangkisan dalam, yaitu Tangkisan
dari dalam keluar sejajar dengan bahu. 3) TangkisanAtasPencakSilat,yaitu bentuk
tangkisan dari bawah keatas, berfungsi untuk melindungi kepala dari serangan
lawan, dan 4) Tangkisan Bawah dalah menahan serangan dengan gerakan tangan
dari atas kebawah. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan teknik tangkisan dapat dilihat
pada gambar .3.4 berikut dan laman
http://www.ruthsmithforsenate.com/history/inilah-pengertian-dari-pencak-silat/

128 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
dan video pada laman. https://www.youtube.com/watch?v=AntXQbFXKfY dan
laman https://www.youtube.com/watch?v=RE6qYH33dV8

Gambar 3.7
Tangkisan dalam Pencak Silat

g. Hindaran atau Elakan


Teknik ini dilakukan untuk menghindari serangan lawan teknik ini dapat
dilakukan dengan melangkah dengan satu kaki, di tempat atau memindahkan
dengan dua kaki. Elakan dilakukan dengan cara memindahkan sasaran dari arah
serangan. Arah elakan dilakukan sesuai dengan arah delapan penjuru mata angin.
Untuk jelasnya teknik elakan dan tangkisan dapat dilihat pada laman vedeo berikut;
https://www.youtube.com/watch?v=xEkUUt_sSDo

h. Kuncian
Kuncian adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak
dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan
menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan
tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh. Ada lima teknik kuncian yang baik
silakan lihat pada tautan ini; https://www.youtube.com/watch?v=ZAiKMjxHi-s
i. Kembangan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 129
Kembangan adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil
memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah
pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat
bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan
kembangan silat menyerupai tarian atau dalam bahasa Sunda menyerupai ngibing
(berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak
silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
Itulah beberapa teknik dasar dalam pencak silat, untuk jelasnya dapat dilihat
pada laman ; https://www.youtube.com/watch?v=6lGIj7cVMGY

4. Contoh, Non contoh / Ilustrasi /


Untuk mendapat kan gambaran tentang aktivitas atletik dan kit atletik
silakan buka tautan pada laman ini;
https://www.youtube.com/watch?v=9Ke4oiNpkmQ ;
https://www.youtube.com/watch?v=w9shmkLzy6U Selanjutnya untuk aktivitas
pembelajaran kebugaran jasmani dapat dilihat pada laman ini
https://www.youtube.com/watch?v=F4K_9PG2hvQ dan
https://www.youtube.com/watch?v=-bLAvO8u8-8 serta
https://www.youtube.com/watch?v=pImrFWw0Fxw . Sedangkan untuk pencalsilat
dapat di lihat dapa laman ; https://www.youtube.com/watch?v=xEkUUt_sSDo

5. Forum Diskusi
Setelah saudara mencermati uraian materi di atas lakukan diskusi dalam
kelompok kecil terkait :

a. Dalam atletik, kita mengenal ada kit-atletik. Apa, mengapa dan


bagaimana kit atletik tersebut ? penguatan nilai karakter apa saja yang
dominan dari kegiatan tersebut?
b. Rancanglah aktivitas pembelajaran beorientasi pada permainan (game)
untuk mengembakang minimal 2 - 3 komponen kebugaran jasmani
yang berhungan dengan kesehatan

130 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
c. Buatlah rangkaian gerak pukulan dengan elakan, tendangan dengan
tangkisan minimal masing-masing tiga rangkaian dalam pencak silat

C. Penutup

1. Rangkuman
Aktivitas atletik jalan cepat, lari, lompat, dan lempar merupakan gambaran
aktivitas kecil peserta didik dalam bersosialisasi,Gerak dasar jalan memiliki
karakteristik yang khas yaitu tidak adanya saat melayang pada saat melangkah.
Sedangkan dalam berlari gerak melayang harus terlihat secara nyata dan merupakan
menjadi ciri khas utama dari gerak dasar berlari.
Komponen kebugaran dikelompokan menjadi dua, yang pertama kebugaran
yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) dan kedua
Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related skill)
Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari ; a) Daya tahan
kardiovaskuler/ Cardiovascular fitnes, b) komposisi tubuh / body composition, c)
Kelentukan / flexibility, d) Kekuatan otot / Musculer strength, dan e) Daya Tahan
Otot / muscular endurance.Sedangkan kebugaran jasmani yang berhubungan
dengan keterampilan terdiri ; a) Kecepatan / speed, b) Kelincahan / agility, c) Daya
ledak / power, d) koordinasi / coordination, dan e) Keseimbangan / Balance.
Pencak silat merupakan salah satu jenis beladiri yang terdapat di Indonesia.
Olahraga beladiri pencak silat adalah warisan nenek moyang bangsa Indonesia.
Karena pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia, maka
perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera dan bakat masyarakat yang ada
didaerahnya masing-masing. Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam
juga dapat mempengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri, misalnya keadaan
tempat, iklim, keadaan sosial dan lain sebagainya.
Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi
dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek
mental spiritual, aspek beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya, yang tidak
bisa dipisahkan.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 131
2. Tes Formatif

1. Suatu aktivitas yang dilakukan dengan sukarela, tanpa paksaan dan dalam
waktu luang adalah definisi dari
A. Olahraga
B. Rekreasi
C. Pendidikan jasmani
D. Bermain
E. Pendidikan Olahraga

2. Atletik adalah olahraga yang sangat populer dan mendunia. Terjemahan dari
atletik itu sendiri adalah:
A. Track and event
B. Track and Field
C. Action of Show
D. Fitness and Fit
E. Performance show

3. Dilihat dari nomor dan gerak dari atletik sungguh komplek, sehingga atletik
disebut juga sebagai Mother of Sport, alasanya adalah karena ....
A. Atletik adalah olahraga yang paling unggul dan bergengsi dimata dunia.
B. Cabang olahraga atletik didalamnya terdiri dari unsur jalan, lari, lompat
dan lempar yang kesemuanya merupakan dasar yang diperlukan dalam
cabang olahraga lain
C. Merupakan induk dari olahraga tertentu yang yang diperlukan sebagai
dasar atau fondasinya
D. Unsur yang ada dalam olahraga atletik merupakan refleksi dari olahraga
yang dipertandingkan

132 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
4. Kemampuan tubuh melakukan penyesuaian terhadap pembebasan fisik yang
diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulkan
kelelahan yang berlebihan yang berarti disebut . . . .
A. kebugaran jasmani
B. ketahanan tubuh
C. daya tahan tubuh
D. kekuatan tubuh
E. kekebalan tubuh

5. Pembelajaran kebugaran jasmani berguna terutama untuk meningkatkan


kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan yakni . . .
A. daya tahan kardiovaskular, komposisi tubuh, kelentukan,kekuatan dan
daya tahan otot
B. kelentukan persendian, kelincahan, koordinasi dan power
C. kekuatan otot, dayatahan otot, kecepatan, dan keseimbangan
D. daya tahan, kelenturan, kecepatan, kekuatan, dan kelincahan
E. kecepatan, daya ledak, kelincahan, koordinaso, dan keseimbangan.

6. Kemampuan fisik seseorang dalam melaksanakan tugas sehari-hari ditentukan


oleh tingkat kebugaran jasmani individu tersebut. Sedangkan daya ledak (power)
ditentukan oleh kemponen kebugaran berupa....
A. kekuatan dan dayatahan otot
B. kekuatan dan kecepatan
C. kekuatan dan kelincahan jasmani
D. kekuatan dan kelentukan
E. kekuatan dan koordinasi

7. Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi dan
terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, aspek tersebut
adalah ...
A. mental spiritual, beladiri, olahraga, dan seni budaya.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 133
B. mental spiritual, beladiri, kebugaran, dan aspek seni budaya
C. mental spiritual, beladiri, olahraga, dan nasionalis
D. mental spiritual, beladiri, olahraga, dan religius
E. mental spiritual, beladiri, olahraga, dan karakter bangsa

8. Komponen kebugaran dikelompokan menjadi dua, yang pertama kebugaran yang


berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) dan kedua
Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness related
skill). Berikut ini adalah komponen kebugaran yang berhubungan dengan
kesehatan, kecuali:
A. daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory)
B. komposisi tubuh (body composition)
C. daya tahan otot (muscle endurance)
D. daya ledak (explosive power)
E. Kekuatan otot (muscle streght)

9. Pencak silat sebagai olahraga terlihat pada kompetisi. Aspek olah raga terlihat
dari pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal,
ganda atau regu. Oleh karenannya aspek kebugaran jasmani yang dominan
dalam pertandingan pencak silat adalah...
A. kekuatan dan kecepatan
B. daya ledak dan kecepatan
C. kekuatan dan kelentukan
D. daya tahan dan kekuatan
E. kelentukan dan kelincahan

10, Dibawah ini yang bukan teknik serangan dalam bela diri adalah teknik. . . .
A. pukulan
B. guntingan
C. tendangan
D. tangkapan
E. ungkitan

134 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Kunci jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D B B A A B A D B E

DaftarPusta
Adang Suherman, 2001, Evaluasi Pendidikan Jasmani: Asesmen Alternatif
terhadap Kemajuan Belajar Siswa SD, Jakarta: Depdiknas-Dikdasmen

Beaty, Janice B. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Depdiknas, 2001, KBK: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani


untuk SD,Jakarta: Balitbang-Depdiknas.

Gunter Lange, 1995, Manual Actual Knowledge for Indonesian IAAF Level
Coaches, PASI, NOC for Germany.

Gardner, Howard. 2013. Multiple Intellegences Teori dan Pratek. Tangerang:


Interasara

Latif, Muktar dkk. 2014. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kencana

Mulyani, Novi. 2016. Super Asyik Dalam Permainan Tradisional. Penerbit Diva
Press

Nichols Baverly, 1994, Moving and Learning the Elementary School Physical
Education Experience, Edisi ke-3, Mosby-Year Book, Inc.

https://www.maolioka.com/2016/12/macam-macam-tendangan-dalam-pencak.html

http://www.ruthsmithforsenate.com/history/inilah-pengertian-dari-pencak-silat/

Pangrazi, robert P.2016 Dynamic physical education for elementary school children
18th edt. USA: Pearson education, inc.

Uwe U. Paetzold and Paul H. Mason 2016 (edr) The Fighting Art of Pencak Silat
and Its Music From Southeast Asian Village to Global Movement Edited.
The Netherlands.: by Koninklijke Brill nv, Leiden,

Yudha M. Saputra, 2001, Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar: Sebuah


Pendekatan Pembinaan Gerak Dasar melalui Permainan, Jakarta:
Depdiknas-Dikdasmen

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 135
Kegiatan Belajar 4
Prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas senam lantai;
aktivitas gerak berirama (ritmik); aktivitas air/renang serta
aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan jasmani

A. PENDAHULUAN

1. Deskripsi Singkat

Dalam Kegiatan Belajar (KB) 4 ini, akan membahas tentang prinsip


aktivitas gerak dan olahraga melalui aktivitas senam lantai, aktivitas gerak berirama
(ritmik), aktivitas air/renang serta aplikasinya dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Untuk aktivitas senam lantai, aktifitas ritmik/irama dan aktifitas air/renang
masing-masing meliputi; sejarah, teknik dasar dan peraturan pertandingan. Dalam
bagian teknik dasar senam lantai akan mempelajari tentang kayang, split, sikap lilin,
berdiri dengan kepala, berdiri dengan tangan, guling ke depan, guling ke belakang,
kiep, meroda, lenting tangan, flip flap, dan loncat harimau. Dalam aktivitas gerak
senam berirama (ritmik) meliputi; senam menggunakan alat, pita, tali, gada dan
tongkat, sedangkan untuk aktifitas air/renang adalah pengenalan air, teknik dasar
renang (gaya dada, bebas, punggung dan kupu-kupu).

2. Relevansi

Pembelajaran PJOK memiliki sisi yang sangat unik, dimana guru dan
peserta didik harus memahami betul bahwa dalam melaksanakan materi PJOK akan
memperoleh minimal tiga manfaat secara serempak. Manfaat yang dimaksudkan
adalah diperolehnya peningkatan dalam kognitif, psikomotor, dan afektif. Maka
oleh sebab itu dengan membaca dan memahami KB ini akan membangkitkan
kesadaran kepada saudara, bahwa materi dalam KB 4 ini merangsang saudara untuk
bersungguh-sungguh dalam merancang pembelajaran di tempat saudara bertugas.
Dalam KB ini akan diberikan beberapa prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui
aktivitas senam lantai; aktivitas gerak berirama (ritmik); aktivitas air/renang. Efek

136 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
peningkatan dari mempelajari materi ini akan menunjang aktifitas fisik peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun dalam
lingkungan masyarakat lainnya. Hal ini merupakan suatu tugas yang menantang
dan mengasyikakan dan bila saudara lakukan dengan penuh tanggung jawab dan
profesional akan mendatangkan suatu hasil yang baik. Keprofesionalan saudara
sangat menentukan masa depan peserta didik dan masa depan bangsa dan negara.

3. Petunjuk belajar

Untuk membantu saudara dalam menguasai materi dalam KB 4 ini, saudara


dapat mempelajari petunjuk berikut ini:
a) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan KB ini sampai Saudara
memahami betul apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari KB ini
b) Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci atau konsep
yang saudara anggap penting. Tandai kata-kata atau konsep tersebut, dan
pahamilah dengan baik dengan cara membacanya berulang-ulang, sampai
dipahami maknanya
c) Pelajari setiap bagian sebaik-baiknya, jika perlu baca berulang-ulang sampai
saudara menguasai betul. Kalau perlu saudara diskusikan bersama kelompok
belajar saudara
d) Untuk memperoleh pemahaman lebih dalam, bertukar pikiranlah dengan
sesama teman mahasiswa, guru, atau dengan tutor saudara
e) Coba juga mengerjakan latihan atau tugas, termasuk menjawab tes formatif
yang disediakan. Ketika anda menjawab tes formatif, strateginya, jawab dulu
semua soal sebelum anda mengecek kunci jawaban. Ketika mengetahui
jawaban saudara masih salah pada persoalan tertentu, bacalah lagi seluruh
naskah atau konsep yang berkaitan, sehingga saudara menguasainya dengan
baik. Jangan langsung bersandar pada kunci jawaban.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 137
B. INTI
1. Capaian Pembelajaran
Memiliki kecakapan dalam menguasai konsep dasar tentang aktifitas
gerak dan olahraga melalui aktivitas senam lantai; aktivitas gerak berirama
(ritmik); aktivitas air/renang serta aplikasinya dalam pembelajaran PJOK,
terampil dalam melakukan, dan membelajarkan dengan menerapkan dasar
keilmuan, serta memiliki tanggung jawab personal dan sosial sebagai
tauladan bagi peserta didik dan masyarakat sesuai dengan kebijakan yang
berlaku.

2. Pokok Materi
a. Aktifitas gerak senam artistik (senam lantai)
b. Aktivitas gerak senam ritmik /irama
c. Aktivitas olahraga air (Aquatik)/renang

3. Uraian Materi

a. Aktifitas gerak senam artistik (senam lantai)

Pengajaran senam di sekolah lebih sering dilaksanakan dengan pendekatan


langsung, tujuannya untuk penguasaan keterampilan senam yang sudah digariskan
dalam kurikulum. Pendekatan ini oleh para ahli disebut sebagai pendekatan
keterampilan inti. Persoalannya, ketika guru hendak menerapkan pendekatan
tersebut, mereka dihadapkan pada tidak tersedianya peralatan senam, seperti
matras, bak lompat, papan tolak, palang sejajar, palang tunggal kuda pelana dan
lain-lain sebagainya. Akibatnya, banyak guru yang memaksakan pembelajaran
senam dengan fasilitas dan perlengkapan seadanya, terbentur pada pembelajaran
senam di sekolah tidak kondusif. Anak-anak banyak yang tidak mau melakukan
karena takut dan tidak ada rasa aman dari faktor keselamatan, gerakan-gerakan
yang diajarkanpun dipandang cukup sulit. Di samping itu, guru juga merasa
mendapat tugas yang sungguh dirasa berat, harus bersimbah keringat dan cukup

138 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
lelah, karena harus membantu mengangkat tubuh sekian banyak anak sepanjang
pembelajaran.

Keadaan di atas, untuk sebagian besar guru tidak mengajarkan senam di


sekolah. Hal ini akan menimbulkan kerugian bagi anak karena mereka tidak
mengalami pembelajaran gerak yang unik, termasuk tidak dibekali dengan
komponen-komponen fisik yang diperlukan yang seharusnya berkembang ketika
mengikuti pelajaran senam.

Permasalahan ini harus ada solusi dan perlu dicari alternatif pendekatan
mengajar senam yang dapat dilaksanakan di sekolah, di tengah sarana dan
prasarana yang minim. Walaupun tidak semua gerakan senam dapat dilakukan, tapi
anak dibekali dengan komponen-komponen fisik dan motorik yang berguna dalam
menghadapi tugas-tugas kehidupan.

Pada Kegiatan Belajar 4 ini, ditawarkan suatu pendekatan dalam mengajar


senam, yaitu pendekatan Pola Gerak Dominan. Di dalamnya akan diketahui
bahwa mengajar senam tidak perlu seketat seperti dalam pendekatan lama, tetapi
anak dibantu untuk memahami beberapa konsep dan prinsip gerak yang
diperlukan. Singkatnya, pendekatan pola gerak dominan ini sekaligus juga
merupakan pendekatan senam kependidikan yang harus bisa dilaksanakan
di sekolah-sekolah.

Kegiatan Belajar 4 ini akan membahas tentang pola-pola gerak sifatnya


dominan dalam senam, serta sekaligus memahami berbagai latar konsep dan
prinsip yang mendasarinya. Kemudian dari situ, pendekatan mengajar dengan
pola gerak dominan dijelaskan dengan berbagai contoh. Selanjutnya akan
disampaikan pula hakikat pemberian bantuan dalam pembelajaran senam,
sehingga meskipun pengajaran senam sudah menggunakan pendekatan baru,
tetapi para siswa tetap memahami juga prinsip-prinsip pemberian bantuan dalam
pembelajaran senam, sekaligus menarik manfaat pedagogis dari kegiatan bantuan
tersebut.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 139
Setelah mempelajari modul 2 ini, siswa diharapkan dapat memiliki
kemampuan dalam:

1. Menjelaskan pendekatan mengajar yang cocok dalam pembelajaran


senam, khususnya yang disebut pendekatan Pola Gerak Dominan
2. Menjelaskan unsur-unsur pola gerak dominan dalam senam serta
berbagai konsep dan prinsip gerak yang mendasarinya
3. Menjelaskan hakikat pemberian bantuan kepada anak dalam
pembelajaran senam, serta memahami aspek pedagogis dalam
pemberian bantuan tersebut untuk kepentingan anak yang belajar
4. Agar penguasaan saudara terhadap materi modul ini cukup
komprehensif, disarankan agar dapat mengikuti petunjuk belajar di
bawah ini:

Pendekatan Pengajaran Senam Kependidikan

Untuk mengusung niat pengajaran senam yang menyenangkan, tentu perlu


diwujudkan melalui pemilihan pendekatan pengajaran yang tepat. Sejauh ini ada
berbagai pendekatan yang dikenal dalam pengajaran dan pelatihan senam, di
antaranya misalnya pendekatan melalui pengelompokan keterampilan formal,
pendekatan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, serta pendekatan pola
gerak dominan (PGD). Pendekatan terakhirlah yang akan dipilih dalam KB ini,
tentunya dengan beberapa tambahan di sana-sini.

Yang dimaksud dengan PGD adalah pola gerak yang mendasari


terbentuknya keterampilan senam sehingga perannya dianggap dominan. PGD
inilah yang menjadi dinding bangunan (building block) untuk terbentuknya
keterampilan- keterampilan yang lebih kompleks. Misalnya putaran dalam roll
depan adalah PGD yang sama dengan putaran untuk berhasilnya salto depan. Oleh
karenanya, guru tinggal memilih sejumlah kecil kunci keterampilan yang
mendasari keterampilan senam, melatih/mengajarkannya kepada anak, kemudian
baru berangkat pada penguasaan keterampilan yang berikutnya.

140 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Terdapat beberapa keuntungan jika guru menempuh pendekatan PGD, di
antaranya adalah:

a) Guru dapat berkonsentrasi pada pola gerak kunci, sehingga mengurangi


jumlah kegiatan atau keterampilan yang harus dikuasai murid.
b) Pengajaran PGD dapat lebih disesuaikan dengan taraf pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga anak merasa tugas geraknya tidak terlalu
sulit, tetapi tetap menantang dan menyenangkan
c) Pendekatan PGD menekankan terjalinnya benang merah antar
berbagai keterampilan. Jalinan ini mempermudah guru untuk menentukan
poin-poin penting pengajaran (teaching points) yang bisa dipergunakan
untuk banyak keterampilan
d) Untuk setiap PGD yang dilakukan selalu terdapat persyaratan
kemampuan fisik yang perlu dimiliki. Pendekatan PGD, dengan
menekankan urutan dari yang sederhana ke yang lebih sulit,
memungkinkan guru untuk memperhatikan persyaratan kemampuan fisik
untuk setiap kegiatan
e) Kerangka pendekatan PGD memungkinkan guru merencanakan
program yang seimbang. Guru dapat memilih kegiatan-kegiatan yang
tepat dari setiap PGD, atau membaginya menurut kebutuhan, misalnya 3
PGD dalam satu pelajaran, dan sisanya pada pelajaran berikutnya.

Senam Artistik (Senam Lantai)


Senam lantai (bahasa Inggris: floor exercise) adalah salah satu bagian dari
rumpun senam. Sesuai lantai sesuai dengan namanya senam ini dilakukan di atas
lantai yang beralaskan matras atau permadani. Unsur-unsur gerakannya terdiri
mengguling, melompat, berputar di udara, menumpu dengan dua tangan atau kaki
untuk mempertahankan keseimbangan pada waktu melompat ke depan atau ke
belakang.
Senam lantai, biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan
atas pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk pemanasan karena
gerakan-gerakannya tidak memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Nomor ini

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 141
mungkin merupakan tontonan yang paling mengasyikkan dibanding dengan alat-
alat lain meskipun sebenarnya relatif berkembang paling baru. Untuk pertama kali
nomor ini sebagai nomor perseorangan dalam Olympiade 1932 dan bagi wanita
baru 20 tahun kemudian.
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara massal
yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya dapat
dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi yang menarik dan
mengesankan.
Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukuran 14 m2
dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik dan wanita
dengan diiringi musik 90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesan
kepada para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan, putaran,
keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan dan akrobatik. Gerakan-
gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis
sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.
Gerak keterampilan senam lantai

1). Kayang
Kayang adalah bertumpu dengan empat titik yaitu kedua kaki dan tangan
dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul.
Manfaat dari gerakan kayang adalah untuk meningkatkan kelentukan bahu dan
pinggang.

Gambar 4. 1. Sikap kayang


(Sumber: https://images.app.goo.gl/KckwxHxxUEKcy8m8A

142 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
2). Split
Split adalah gerakan senam lantai dengan cara membuka kedua kaki sampai
selangkangan paha menyentuh lantai dengan kedua lutut lurus. Split terdiri
dari dua macam, yaitu split depan (front split) dan split samping (side split).

3). Sikap lilin


Sikap lilin merupakan sikap tidur telentang, kemudian kedua kaki secara
barsama-sama (rapat) diangkat ke atas dengan lurus, pinggang ditopang
kedua tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Sikap lilin
menuntut kekuatan otot perut dalam mempertahankan posisi kedua tangan
menopang pinggang.

4). Berdiri dengan kepala (head and hand balance/headstand)


Berdiri dengan kepala merupakan posisi keseimbangan badan yang
memanfaatkan kekuatan kedua otot lengan dan kepala (leher) sebagai titik
tumpunya.

Untuk mempelajari gerakan-gerakan ini dapat dilihat pada link:

https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

5). Berdiri dengan tangan (handstand)


Berdiri dengan tangan adalah sikap badan tegak dengan bertumpu pada
kedua lengan (tangan), kedua kaki rapat dan lurus ke atas. Satu hal yang
sangat penting diperhatikan dalam melakukan gerakan ini adalah harus
dilakukan di atas landasan atau alas yang keras karena untuk
memudahkan dalam bertumpu. Cara melakukan gerakan hanstand dapat
dibuka link: https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

6). Guling depan (forward roll)


Guling ke depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan
(tengkuk, punggung, dan panggul bagian belakang). Guling ke depan ada
beberapa macam yaitu:

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 143
a. Guling depan gulung
b. Guling depan lurus (roll aprèss)
c. Guling depan kangkang (split roll)
Cara melakukan guling depan dapat dilihat pada link:
https://jasmanipedia.blogspot.com/2018/12/gerakan-guling-depan-dan-
guling-belakang.html
https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

Guling belakang (backward roll)


Guling ke belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dimana
posisi badan tetap harus membulat dengan kepala ditundukan sampai dagu melekat
di dada, gerakan dimulai dari panggul bagian belakang, pinggang, punggung dan
pundak/tengkuk yang diakhiri dengan jongkok/berdiri. Awalan gerakan guling
kebelakang dapat dilakukan dengan sikap awal jongkok dan dengan sikap awal
berdiri. Guling ke belakang ada beberapa macam yaitu:
a. Guling belakang gulung (backward roll)
b. Guling belakang lurus
c. Guling belakang kangkang (split)
Cara melakukan guling belakang dapat dibuka link:
https://jasmanipedia.blogspot.com/2018/12/gerakan-guling-depan-dan-guling-
belakang.html dan https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

Kiep
Kiep adalah suatu gerakan melenting badan ke atas depan yang dilakukan
dengan lemparan kedua kaki dan menolakkan tangan dengan kuat dari matras
kemudian membusurkan tubuh bagian belakang dengan kaki (lutut) tetap lurus yang
diakhiri dengan sikap berdiri. Tolakan tersebut dimulai dari sikap setengah guling
ke belakang atau setengah guling ke depan dengan kedua kaki rapat dan lutut lurus.
Gerakan kiep ada beberapa macam yaitu:

144 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
a). Guling lenting/lenting tengkuk (roll keep/neckspring/neck kiep). Gerakan
lenting tengkuk adalah suatu bentuk gerakan melenting badan dengan cara
bertumpu pada tengkuk/pundak dan kedua telapak tangan ikut menolak
serta dibantu ayunan/lemparan kedua kaki ke atas ke arah depan dengan
kuat dan secepat-cepatnya juga dibantu lecutan pinggul dan pinggang. Cara
melakukan guling lenting dapat di lihat pada link:
http://artikelpenjas.blogspot.com/2012/06/gerakan-roll-kip.html

Gambar 4.2. Gerakan guling lenting. Sumber:


http://artikelpenjas.blogspot.com/2012/06/gerakan-roll-kip.html

b. Lenting kepala (head kiep)

Gerakan lenting kepala adalah suatu bentuk gerakan melenting badan dengan
cara bertumpu pada kepala/dahi dan kedua telapak tangan ikut menolak serta
dibantu ayunan/lemparan kedua kaki ke atas ke arah depan dengan kuat dan
secepat-cepatnya juga dibantu lecutan pinggul dan pinggang. Cara
melakukan lenting kepala dapat dilihat pada link:
https://olahragapedia.com/teknik-melakukan-gerakan-guling-lenting

Gambar 4.3. Sikap lenting kepala. Sumber:


https://olahragapedia.com/teknik-melakukan-gerakan-guling-lenting

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 145
Meroda (cartwell/radslag)
Gerakan meroda merupakan latihan dengan tumpuan tangan yang
dilakukan secara bergantian dan sangat singkat. Selain itu, ada saat posisi badan
terbalik (kepala berada di bawah). Untuk dapat melakukan gerakan meroda, kita
harus menguasai gerakan handstand. Dalam gerakan meroda, kita harus menjaga
keselamatan diri karena gerakan meroda melibatkan seluruh otot besar. Cara
melakukan gerakan meroda dapat dilihat pada link berikut:

https://www.volimaniak.com/2015/11/cara-melakukan-gerakan-meroda-senam-
lantai.html dan https://olahragapedia.com/cara-melakukan-gerakan-meroda serta
https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

Lenting tangan (handspring)


Dalam gerakan lenting tangan membutuhkan kekuatan, kecepatan,
kelentukan dan kekuatan. Gerakan lenting tangan ini dilakukan dengan cepat
dan diawali dengan beberapa langkah awalan. Secara sederhana lenting tangan
atau hand spring adalah sebuah gerakan melayang dan melenting sambil
melakukan tolakan yang bertumpu pada kedua tangan di lantai. Cara melakukan
lenting tangan dapat dipelajari pada link berikut:
https://www.merdeka.com/pendidikan/lenting-tangan-hand-spring-olahraga-
senam-lantai-super-seru.html dan https://www.merdeka.com/pendidikan/lenting-
tangan-hand-spring-olahraga-senam-lantai-super-seru.html serta
https://www.yuksinau.id/senam-lantai/
Flip flap (back hand spring)
Gerakan flip-flap adalah gerak senam dengan melentingkan badan ke
belakang, bertumpu dengan kedua tangan dan melemparkan kaki bersamaan
dengan pinggang membusur, diakhiri dengan pendaratan kedua kaki. Sebelum
menguasai gerakan flip-flap, harus menguasai gerakan lenting tangan, guling ke
belakang, dan sikap kayang yang dimulai dari sikap berdiri. Cara melakukan
gerakan flip-flap adalah sebagai berikut:

a) Sikap awal berdiri tegak membelakangi matras/lantai.

146 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
b) Selanjutnya, menekuk kedua lutut bersamaan ayunkan kedua lengan
ke belakang dan melentingkan pinggang ke belakang hingga kedua lengan
(telapak tangan) bertumpu pada matras.
c) Lakukan tolakan kedua kaki ke atas dengan cepat dan kuat sehingga
kedua kaki bergerak membusur di atas, kemudian kedua kaki secara
bersama-sama mendarat dalam posisi berdiri kembali.

Gambar 4.4. Rangkaian gerak flip flap

Loncat harimau (tigersprong)


Loncat harimau adalah sikap loncatan membusur seperti melewati
rintangan dengan kedua tangan lurus ke depan pada saat melayang dan diteruskan
dengan gerakan mengguling ke depan dan sikap akhir jongkok kemudian berdiri
kembali. Cara melakukan dapat saudara pelajari melalui link:
https://www.yuksinau.id/senam-lantai/

Sikap dasar dan gerak dasar senam


Seorang anak agar dapat menjadi baik bentuk tubuhnya, posturnya, gerakan
anak tersebut harus menguasai sikap dasar senam. Sikap dasar senam meliputi :

a. Berbaring.

Berbaring adalah meletakkan badan dengan punggung atau sisi


badan di sebelah bawah, menyentuh lantai. Macam-macam posisi
berbaring:

1. Menelentang
Menelentang merupakan posisi badan menghadap keatas dengan
punggung di sebelah bawah menyentuh lantai.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 147
1 . Menelungkup
Menelungkup merupakan posisi badan dengan punggung
menghadap ke atas, bagian perut menyentuh lantai
2. Miring.
Berbaring miring merupakan posisi badan dengan sisi tubuh
menghadap/ menyentuh lantai

b. Duduk
Duduk adalah meletakkan tubuh dengan bertumpu pada
dasar pantat/panggul. Ada beberapa macam posisi duduk, yaitu:

1. Duduk bersila. Duduk bersila merupakan posisi duduk dengan


melipat kedua kaki di depan dengan salah satu kaki berada di atas
kaki yang lain dengan bentuk menyilang.

2. Duduk bersimpuh.

Duduk bersimpuh merupakan posisi duduk dengan kedua kaki di


lipat ke belakang dan ditindih/ ditimpa dengan pantat/
penggul.

3. Jongkok

Jongkok/berjongkok adalah menempatkan badan dengan cara


melipat kedua lutut, bertumpu pada telapak kaki dengan pantat
tidak menyentuh lantai.

4. Berdiri.

Berdiri adalah posisi tubuh dalam keadaan tegak, bertumpu


pada kedua kaki dengan kedua tangan rileks di sisi badan.

5. Berjalan

Berjalan adalah bergerak melangkahkan kaki ke depan dari satu


titik (tempat) ke titik yang lain sehingga berpindah tempat.

6. Berlari

148 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Berlari merupakan gerakan melangkahkan kaki dengan
kecepatan tinggi dimana ada saat kedua kaki tidak menyentuh
lantai (melayang)

7. Menarik dan mendorong


Menarik adalah keadaan tubuh/tangan berusaha mendekatkan
suatu benda mendekat ke badan baik dari atas, bawah dan samping

Mendorong adalah keadaan tubuh/tangan dengan usaha


menjauhkan benda menjauhi badan baik ke arah atas, bawah dan
samping

8. Melompat dan meloncat


Melompat merupakan gerakan yang dilakukan dengan
mengangkat tubuh ke depan dengan tumpuan satu kaki yang
dilakukan dengan cepat. Meloncat adalah melakukan gerakan
dengan mengangkat kedua kaki ke depan bersamaan dengan
tumpuan kedua kaki bersama-sama dengan cepat.

9. Merangkak

Merangkak adalah gerakan maju ke depan dengan bertumpu pada


kedua tangan dan kedua lutut serta ujung kaki.

b. Aktivitas gerak senam ritmik /irama


Menurut perkembangannya ada tiga aliran senam irama, yaitu :

1. Senam irama berasal dari seni sandiwara.


2. Senam irama berasal dari seni musik
3. Senam irama berasal dari seni tari (balet)
Senam irama atau disebut juga senam ritmik adalah gerakan senam yang
dilakukan dengan irama musik, atau latihan bebas yang dilakukan
secara berirama. Senam ritmik dapat dilakukan dengan menggunakan alat ataupun
tanpa alat. Alat yang sering digunakan adalah ganda, simpai, tongkat, bola, pita dan
topi.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 149
Beberapa senam irama menggunakan alat seperti pada gambar berikut:

Gambar 4.5. Beberapa macam senam irama Sumber:


https://images.app.goo.gl/D55GaNspmDv1kUj29
Gerakan dasar irama

1. Gerakan langkah kaki


Gerakan biasa, caranya: a) Berdiri dengan sikap tegak, b) Langkah kaki kiri dan
kedua lengan di samping badan, c) Melangkahkan kaki kanan dan jatuhkan pada
tumit, dan d) Dilanjutkan dengan melangkah dengan kaki kiri secara bergantian

Langkah biasa, caranya: a) Berdiri dengan sikap tegak, b) Langkahkan


kaki kanan di depan kaki kanan ke depan c) Langkahkan kaki kiri di depan kaki
kanan dilanjutkan kedua kaki rapat

Langkah keseimbangan, caranya: a) Berdiri dengan sikap tegak, b) Pada


hitungan ke-1, melangkahkan kaki kiri ke depan, c) Pada hitungan ke-2, kaki
kanan menyusul melangkah ke depan, dan d) Sebelum kaki kanan (tumit masih
terangkat) kaki kiri mundur dan diikuti kaki kanan mundur rapat

Gerakan ayun lengan

1. Ayunan satu lengan depan ke belakang


a. Tahap persiapan:
▪ Berdiri tegak melangkah ke kiri
▪ Kedua lengan lurus ke depan
▪ Pandangan ke depan
b. Tahap gerakan:

150 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
▪ Ayunkan tangan satu persatu ke belakang dan ke depan
▪ Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper
▪ Gerakan dilakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan
c. Akhir gerakan:
▪ Berdiri tegak, langkah kiri
▪ Kedua lengan lurus ke depan
▪ Pandangan ke depan
2. Ayunan satu lengan dari depan ke samping, caranya:
a. Tahap persiapan:
▪ Berdiri tegak langkah ke kiri
▪ Kedua lengan lurus ke depan
▪ Pandangan ke depan
b. Tahap gerakan:
▪ Ayunkan tangan satu persatu
▪ Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper
▪ Gerakan dilakukan 6 x 4 dihitungan dengan irama 4/4 ketukan
c. Akhir gerakan:
▪ Berdiri tegak, langkah kiri
▪ Kedua lengan lurus ke depan
▪ Pandangan ke depan
3. Ayunan satu lengan ke samping bersamaan memindahkan berat badan
a. Tahap persiapan:
▪ Berdiri tegak kedua kaki dibuka
▪ Kedua lengan telentang
▪ Pandangan ke depan
b. Tahap gerakan:
▪ Mengayun lengan kanan dan kiri ke arah kiri dan kanan
▪ Saat mengayun diikuti kedua lutut mengeper dan berat badan
dipindahkan ke kanan dan ke kiri
▪ Gerakan dilakukan 6 x 4 hitungan dengan irama 4/4 ketukan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 151
c. Akhir gerakan:
▪ Berdiri tegak, langkah kiri
▪ Kedua lengan lurus ke depan
▪ Pandangan ke depan

Metodik belajar dan latihan dasar senam


Berbagai bentuk, macam dan banyaknya latihan, kita selalu memilih yang
paling berguna, paling cocok dan sesuai untuk peserta didik. Tidak setiap gerakan
kita ambil begitu saja. Jadi kita harus menyaring latihan yang kita ambil (pilih),
meniru yang baik-baik, menciptakan latihan-latihan yang memang kita anggap
penting. Latihan yang telah disusun secara teoritis, harus disajikan kepada siswa-
siswa, artinya dilaksanakan dalam peraktek. Bahan-bahan latihan harus disajikan
dengan teratur berdasarkan rencana dengan memperhatikan faktor- faktor tertentu.
Cara menyajikan bahan latihan secara teratur dan berencana dengan
memperhatikan faktor-faktor tertentu disebut ”Metodik”. Bahan- bahan latihan
yang disusun untuk keperluan peraktek mengajar disebut “ Pembagian
Metodik”

a. Latihan Pemanasan
Tujuan latihan pemanasan ialah: Menaikan suhu badan, Menghilangkan
kekuatan, Menghindari dan mengurangi kemungkinan kecelakaan/cidera. Syarat-
syarat latihan pemanasan yaitu
(1). Semua siswa harus bergerak
(2). Macam gerakan harus sederhana dan dikuasai oleh siswa. Kalau siswa
belum bisa loncat-jongkok, jangan memberikan latihan pemanasan
dengan unsur latihan loncat-jongkok.
(3).Peraturan-peraturan (dalam latihan/ pertandingan) harus sederhana.
(4). Kurva f i siologis (meningkatkan suhu badan) harus beraturan dan
sedikit demi sedikit (jangan langsung memberi latihan berat).
Contoh–contoh latihan pemanasan

152 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
1. Bentuk permainan, seperti: ular-ularan; menjaring atau menjala ikan;
bola batas; hijau-hitam dengan variasi sambil berdiri, jongkok,
duduk, tiarap, dan sebagainya; kucing–tikus (A sebagai tikus
dikejar oleh B sebagai kucing, Lingkaran berputar ke-kiri/kanan
untuk menghindari B).

2. Pemanasan bentuk komando dengan cara memberikan aba secara


berurutan seperti ;
a. Jalan keliling, lari lambat-lambat.
b. Lari sambil lutut angkat tinggi-tinggi
c. Lari sambil tumit kenakan pantat
d. Balik kanan
e. Jongkok-lari
f. Gallop-pas
g. Lompat sambil buka-tutup kaki dan sebagainya.
b. Latihan kelentukan
Latihan kelentukan bertujuan antara laian :
a) Menghilangkan kekakuan dan menambah elastisitas jaringan-
jarigan pengikat sekitar sendi
b) Memperbesar kemungkinan gerak pada sendi- sendi. Jadi sendi
harus mencapai R.O.M. (Range of Motion) atau bidang gerak yang
sebesar-besarnya
c) Mengurangi ketegangan yang berlebihan pada otot
d) Bidang gerak yang besar mengurangi cidera pada persendian

Cara menyajikan latihan kelentukan :


a) Meregang
Merenggutkan bagian badan kesatu arah (1 poros)
1) Latihan meregang sebaiknya dilakukan dengan aktif artinya
subjek (siswa) yang aktif, jadi siswa sendiri yang melakukan
gerak meregang (cara dinamis)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 153
2) Sebaiknya jangan dilakukan dengan pasif (cara statis), artinya
dengan subjek (siswa) yang pasif, jadi siswa diam dan oleh
tenaga luar (orang lain) bagain tubuh siswa itu di dorong, ditarik
atau ditekan hingga batas-batas melarnya otot tidak diketahui.
3) Baik tidaknya gerak meregang tergantung pada:
- cara melakukannya (statis/pasif atau dinamis/aktif (balistik)
- arah gerakan, yaitu berlawanan atau searah dengan gravitasi
- besar kecilnya beban
b. Cara peregangan statis/pasif, Latihan meregang yang dilakukan dengan cara
statis/pasif: kalau dilakukan melawan arah gravitasi, selalu baik, kalau dilakukan
se arah dengan gravitasi, beban harus kecil. Latihan meregang yang dilakukan
dengan cara balistik/ dinamis, beban harus selalu kecil
Syarat-syarat latihan meregang: Latihan harus dilakukan dengan intensif hingga
R.O.M. pada latihan berikutnya lebih besar daripada sebelumnya, artinya
ambang rangsang harus dilalui.

c. Latihan melemaskan, Gerakan memutar/circumduction bagian badan ke


seluruh arah. Tujuan latihan melemaskan sama dengan latihan meregang. Syarat-
syarat latihan melemaskan adalah harus dilakukan ke seluruh arah.

▪ Melemaskan pinggang (lumbar vertebrae) dengan memutar pinggang


dengan tangan lurus memutar.
▪ Melemaskan pergelangan bahu (articulation humeri, deltoid) dengan
memutar bahu/lengan ke depan atau ke belakang
▪ Melemaskan sendi panggul (articulation coxae) dengan memutarkan
tungkai
Kesalahan yang sering terjadi: Fixatie (mengikat bagian yang tidak boleh
bergerak) sering kurang diperhatikan. Perhatikan sikap badan, misalnya latihan
melemaskan pinggang, posisi kaki harus betul-betul dibuka supaya panggul diam.
Tumit jangan terangkat supaya telapak kaki betul-betul melekat pada lantai dan
tungkai tidak berputar.

154 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
d. Latihan melepaskan. Latihan melepaskan hanya diberikan kepada mereka
yang mempunyai ketegangan otot yang berlebihan. Tujuan latihan
melepaskan. adalah menghilangkan ketegangan otot yang berlebihan sehingga
kinesthetic-sensenya (kemampuan menyadari posisi tubuh dan menyadari
gerak melalui persendian) bertambah. Syarat-syarat latihan melepaskan: 1)
Tidak boleh ada otot-otot yang ditegangkan, harus rileks, 2). Latihan harus
dilakukan dengan disadari (jadi untuk orang dewasa), 3). Gerak harus
disebabkan oleh pengaruh body-momentum dari bagian badan, jadi tidak
kerena kontraksi otot.

3. Aktivitas Olahraga Akuatik (air)/renang

Renang merupakan suatu pendidikan yang sangat baik bagi seseorang


dalam mempertahankan diri pada saat di dalam air dan dapat menjadikan aktivitas
ini suatu hal yang penting terutama untuk beraktivitas dalam mengisi waktu luang,
sedangkan Donlan dan P. Cox menyebutkan alasan seseorang melakukan aktivitas
renang adalah bermacam-macam, seperti; renang untuk survival/mempertahankan
diri, renang untuk kebugaran, renang untuk rekreasi, renang untuk terapi, dan
renang untuk kompetisi/prestasi. Setiap orang yang melakukan aktivitas olahraga
air harus mempelajari dan memperhatikan prinsip-prinsip dasar keselamatan diri,
bertahan hidup, menyelamatkan nyawa dan kehidupan dari ancaman.
Tenggelam adalah kecelakaan yang sering terjadi pada aktivitas air (renang),
kematian merupakan akibat yang paling fatal kasus tenggelam. Kematian pada
kecelakaan tenggelam disebabkan oleh asphyxia (kekurangan oksigen mencapai
jaringan tubuh) karena tenggelam dalam air. Seseorang dikatakan hampir
tenggelam ketika seorang korban selamat dari kejadian tenggelam.

1. Rantai terjadinya kecelakaan tenggelam


Tenggelam dan kecelakaan di sekitar air mengikuti pola umum yang dapat
digambarkan sebagai suatu rantai peristiwa yang terhubung. Faktor-
faktor yang dapat mengakibatkan cedera adalah sebagai berikut:
a. kurangnya pendidikan (lack of education)
b. kurangnya saran keselamatan (lack of safety advice)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 155
c. kurangnya perlindungan (lack of protection)
d. kurangnya pengawasan (lack of supervision)
e. ketidakmampuan untuk mengatasi (inability to cope)
Tenggelam dapat terjadi pada setiap kedalaman air (tidak harus pada air
yang dalam), dan mungkin tergantung pada usia, kesehatan dan kemampuan
berenang individu di air dan kondisi cuaca pada waktu itu. Sebelum
melakukan penyelamatan, adalah penting untuk mempertimbangkan
berbagai jenis korban dan cara terbaik untuk membantu mereka. Orang-
orang yang dalam kesulitan di dalam air tidak selalu menampilkan ciri-ciri
yang sama. Mereka mungkin tidak berteriak minta tolong atau memberi
sinyal sebagai tanda orang tenggelam. Dilihat dari faktor penyebab (korban)
dapat dibagi menjadi empat kategori, yaitu:
1) bukan perenang (non-swimmer)
2) pemula/sedikit kemampuan berenang (weak swimmer)
3) karena cedera (injured casualty)
4) korban tidak sadar (unconscious casualty)

Namun masih ada yang ke lima yaitu perenang/orang yang memiliki


keterampilan renang dengan baik (strong swimmer) jika mereka dalam
kondisi yang tidak stabil seperti; menderita penyakit/cedera, pengaruh
alkohol atau cuaca buruk.

2. Tindakan dalam kondisi darurat

Ada berbagai situasi darurat yang melibatkan masuknya badan ke dalam air
air. Tindakan yang akan diambil oleh seorang penyelamat tergantung
kondisi kejadiannya. Dalam keadaan darurat, penyelamat harus membuat
identifikasi dan penilaian yang akurat tentang keadaan dan cepat
merumuskan rencana untuk bertindak. Faktor utama yang akan
diperhitungkan ketika membentuk rencana tindakan adalah sebagai berikut:

• Safety of rescuer (keselamatan penyelamat)


• Nature of area (daerah)

156 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
• Number of casualties (jumlah korban)
• Priorities of rescue (prioritas penyelamatan)
• Available assistance (tersedia bantuan)
• Telephoning for help (menelepon/ untuk minta bantuan)
• Rescue sequence (urutan penyelamatan)
• Personal capabilities (kemampuan pribadi)
• Leadership (kepemimpinan)
• Selection of rescue aids (pemilihan alat bantu penyelamatan)
• Removal of clothing (melepas pakaian)
• Flexibility of action plan (rencana tindakan yang fleksibel)
• Care of casualties (perawatan korban)
Penilaian yang akurat tentang situasi dan perumusan rencana tindakan
yang tepat hanya dapat dicapai melalui pembelajaran.

3. Prinsip penyelamatan (principles of rescue)

Seorang penyelamat harus masuk air untuk membuat penyelamatan hanya


sebagai pilihan terakhir dan hanya jika ia atau dia adalah penyelamat terlatih
(dengan kemampuan renang yang memadai). Sedapat mungkin,
menyelamatkan harus dilakukan dari daratan. Sebagai pengingat, berikut ini
urutan penyelamatan yang harus diikuti:

a. Shout and signal (berteriak dan tanda). Ini adalah bentuk penyelamatan
paling aman sebagai hal itu bergantung pada penggunaan suara dan isyarat
tangan, dan menghindari kontak fisik dengan korban di air. Korban harus
sadar, dekat ke samping, dan mampu menanggapi instruksi.
b. Reach (menjangkau). Cara ini dapat menggunakan bantuan alat yang
lentur/tidak kaku: pastiakan terus pada satu ujung terikat aman dan
melemparkan ujung yang lain ke arah korban; di mana jarak lebih
kurang sesuai yang dibutuhkan. Alat bisa menggunakan dua buah pakaian
dengan diikat bersama-sama (pakaian kondisi basah lebih baik daripada
kondisi kering).

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 157
c. Throw (melempar tali). Cara ini adalah bentuk penyelamatan yang efektif
dan aman untuk digunakan jika korban dekat dengan daratan,
d. Wade (menyeberang). Usaha untuk mencapai korban dengan melemparkan
sesuatu dengan tetap memperhatikan faktor keselamatan. Jika kondisi air
dangkal dan dirasa aman bagi tim penyelamat, penyelamatan dapat
dilakukan dengan menggunakan cara menyeberang ke dalam air sampai
mencapai atau dapat melemparkan suatu alat penyelamatan menjadi
mungkin. Juga mungkin tepat apabila korban dalam kondisi tidak sadar.
e. Row (if you know how) (menggunakan kano, jika anda tahu bagaimana cara
menggunakannya). Metode penyelamatan yang dilakukan dengan
menggunaan kano/perahu harus dilakukan jika penyelamat sepenuhnya
menguasai dalam penggunaan perahu tersebut/kano. Keterampilan tersebut
adalah seperti mendayung, berlayar, dan mengendallikan kano tersebut.
f. Swim with an aid (berenang dengan bantuan). Metode ini berguna untuk
penyelamatan korban yang lemah atau yang terluka, terlalu jauh untuk
mencapai daratan atau terlalu jauh untuk melempar alat penyelamat.
Penyelamatan dengan tidak ada kontak badan dengan korban harus
dilakukan jika disertai kondisi korban yang lemah, terluka berenang.
Prosedur yang harus diperhatikan adalah:
1) Pilih alat bantu pelampung yang sesuai.
2) Masuk ke air dengan aman.
3) Pendekatan dan meyakinkan korban.
g. Menjaga jarak yang aman dari korban, menjelaskan apa yang akan
terjadi atau akan kita lakukan.
1) Float atau melemparkan bantuan di depan korban.
2) Instruksikan korban untuk menahan bantuan dan menendang.
h. Menemani korban untuk keamanan; mengamati korban dan arah
perjalanan menuju tepian.
1) Membantu korban untuk naik ke darat dan bantuan P3K.
i) Swim and tow (berenang di belakangnya), merupakan tindakan terakhir.

158 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Menolong korban tenggelam yang melibatkan kontak langsung dengan
korban merupakan tindakan yang sangat berbahaya untuk penyelamat,
memerlukan pembelajaran khusus, dan tidak boleh kecuali dilakukan oleh orang/
penyelamat yang telah terlatih dalam dalam tindakan penyelamatan. Berbagai
teknik penyelamatan yang langsung kontak dengan korban dapat menggunakan
berbagai macam cara sebagai berikut; a) kontak lengan dengan lengan atau tanpa
bantuan pelampung., b) memegang pakaian korban pada bagian punggung atas,
c) pegang bagian belakang pergelangan tangan korban; dan menyuruh dia untuk
menendang, d) satu lengan di atas bahu dan yang satu di bawah lengan/ ketiak
korban, berhati-hati untuk tidak menghalangi pernafasan, e) korban berpegangan
kuat di bawah ketiak penyelamat, f) memegang bagian kepala, memegang korban
dari belakang, letakkan tangan di setiap sisi dari kepala korban dan berenang
dengan menggunakan gaya punggung (kaki dada).

Setelah berhasil diselamatkan, korban harus dipindahkan jauh dari air dan
meyakinkan dalam kondisi yang aman. Jika kondisi korban dalam keadaan shock
tetapi korban dalam keadaan sadar dan jika tidak ada cedera harus diletakkan di
atas/punggung dengan posisi kaki di atas. Korban harus diberi selimut/ditutup
jika dia kedinginan. Jangan memberikan makanan maupun minuman. Kemudian
segeralah kirim ke rumah sakit atau klinik terdekat.

Dalam mempelajari renang terlebih dahulu harus melakukan pengenalan


air. Pengenalan air dibutuhkan oleh siswa yang belum pernah sama sekali belajar
berenang, karena kemungkinan siswa ada yang masih takut masuk ke dalam
kolam renang. Untuk itu, guru hendaknya memahami benar bentuk-bentuk
pengenalan air. Pengenalan air adalah suatu bentuk latihan dasar sebelum siswa
diajarkan gaya renang. Tujuan pembelajaran pengenalan air adalah untuk
membentuk sikap, kemampuan dan keterampilan mengambang atau mengapung
dan meluncur pada permukaan air. Dalam pengenalan air kepada peserta didik,
saudara harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
▪ menginjak air
▪ berjalan atau berlari di air

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 159
▪ bernafas di air/breathing
▪ mengapung/floating
▪ meluncur/froant float

Pembelajaran renang gaya gaya bebas (crawl/ front crawl stroke),


Cara orang dahulu berenang tidak banyak bedanya dengan cara
yang dipergunakan oleh perenang gaya crawl atau front crawl stroke atau yang
disebut renang gaya bebas sekarang ini. Alasan ini karena gaya bebas yang
ditampilkan menyerupai cara berenang seekor binatang seperti gaya anjing (dog
style), oleh sebab itu disebut juga gaya crawl yang artinya merangkak. Gaya bebas
merupakan gerakan renang yang memiliki karakter gerakan yang sudah lazim
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan gerakan renang
yang paling mendasar, sehingga baik untuk meningkatkan kebugaran dan sebagai
dasar untuk para perenang dalam memulai latihan dalam pembelajaran di
sekolah, sebagai regu penolong, kebugaran maupun prestasi sekalipun. Menurut

Geoffrey Corlett, gaya bebas gerakannya dapat ditinjau dari posisi tubuh
(body position), gerakan tungkai (leg action), gerakan lengan (arm action),
pernafasan (breathing), dan koordinasi tungkai-lengan-nafas (kick-breath
coordination).

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk dapat berenang dengan
gaya bebas:

1. Mengayunkan tangan
2. Melakukan gerakan menendang dan memutar tubuh
3. Berlatih bernapas
Untuk langkah selanjutnya dapat dipelajari melalui link:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/cara-renang-gaya-bebas-untuk-
pemula/ ; https://perpustakaan.id/renang-gaya-bebas/ ;
https://hellosehat.com/hidup-sehat/kebugaran/cara-renang-gaya-bebas-untuk-
pemula/ ; https://www.liputan6.com/citizen6/read/3909483/cara-berenang-

160 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
gaya-bebas-lengkap-dengan-tekniknya-untuk-pemula ;
https://olahragapedia.com/teknik-renang-gaya-bebas

Pembelajaran renang gaya dada/ (breast stroke),


Gaya dada adalah gaya renangan yang paling tua dan digunakan oleh
Captain Webb untuk berenang bagi orang-orang Inggris sejak tahun 1875. Gaya
dada memiliki karakter stroke/pukulan yang sempurna untuk renang rekreasi
(seperti arah aliran sekrup), untuk menolong orang tenggelam dan renang
survival. Untuk menempuh jarak renang, gaya dada tidak memerlukan suatu
tenaga yang tinggi (hemat energi), kemudahan dalam mengambil nafas, dan
memiliki tahap relaksasi (seperti (pada saat meluncur setelah gerakan tungkai).
Gaya renangan ini memiliki kecepatan yang paling lambat dibanding dari tiga
gaya renangan lainnya.
Untuk mempelajari teknik renang agay dada ada beberapa langkah:
1. Latihan teknik meluncur
2. Latihan teknik gerakan kaki
3. Latihan teknik gerakan tangan
4. Latihan gerakan kombinasi tangan dan kaki
5. Latihan mengambil napas
Teknik renang gaya dada dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4. 6. Sikap renang gaya dada. (Sumber:


https://www.google.com/search?sxsrf=ACYBGNS7oUSVXO_XaH4UDPq
pLKmZ2KAA8A:1572254301381&q=gambar+teknik+renang+gaya+dada
&tbm=isch&source=univ&sxsrf=ACYBGNS7oUSVXO_XaH4UDPqpLK
mZ2KAA8A:1572254301381&sa=X&ved=2ahUKEwjJpIXZz77lAhXBK

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 161
Y8KHRHbDNwQsAR6BAgJEAE&biw=1366&bih=586#imgrc=VfXErIxs
9lvqbM
Untuk mempelajari renang gaya dada dapat saudara buka beberapa link
berikut:
https://perpustakaan.id/renang-gaya-dada/
http://cakoni.ilmci.com/2017/01/01/renang-gaya-dada/
http://olahragasportif.blogspot.com/2015/10/teknik-renang-gaya-dada-
lengkap-dengan.html
https://berbagaiinformasiberguna.blogspot.com/2018/06/pengertianteknik-
dan-gambar-renang-gaya.html
https://urusandunia.com/renang-gaya-dada/

Pembelajaran renang gaya punggung (back stroke/ back crawl stroke)


Ketika belajar berenang beberapa siswa diberikan peluang untuk belajar
sesuai dengan gaya apa yang disenanginya, tetapi gaya punggung biasa menjadi
pilihan kedua setelah belajar gaya bebas, Hal ini dikarenakan gaya punggung,
memiliki karakter gerakan yang anatomis (anatomis kedua setelah gaya bebas)
tungkai seperti menendang dengan gerakan mendayung seperti buritan yang
dilakukan lengan dan tangan. Kelebihan dari gaya punggung ini adalah mulut
lebih bebas (bersih dari air), pengambilan nafas yang sederhana dan dengan
gerakan yang lembut dengan kayuhan memanjang ke depan. Langkah-langkah
mempelajari teknik renang gaya punggung adalah sebagai berikut:
1. Melatih sikap badan di dalam air
2. Latihan gerakan kaki
3. Latihan gerakan lengan
Gerakan renang gaya punggung dapat dilihat pada gambar berikut:

162 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Gambar 4.7. Sikap renang gaya punggung
Sumber:
https://www.google.com/search?q=gambar+teknik+renang+gaya+pung
gung&sxsrf=ACYBGNQ2q3LsvA1l4EgNPRZdQzmwFg1ffQ:1572254
813379&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=HR92n_kBIK6zLM%253
A%252C7rJKP-FM1jyS_M%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kRHXEUqjLdlc__XyGgIW9D5Lotveg&sa=X&ved=2ahUKEwiwjZfN
0b7lAhXKRo8KHV8KCjMQ9QEwAXoECAkQCQ#imgrc=HR92n_k
BIK6zLM:
Untuk mempelajari teknik renang gaya punggung lebih lanjut saudara dapat
membuka link-link berikut:
https://aturanpermainan.blogspot.com/2016/11/teknik-dasar-renang-gaya-
punggung.html
https://www.freedomsiana.id/2018/06/teknik-renang-gaya-punggung-
posisi-badan-gerakan-tangan-napas.html
https://olahragapedia.com/teknik-renang-gaya-punggung
https://id.wikihow.com/Sempurna-Berenang-Gaya-Punggung
Pembelajaran renang gaya kupu-kupu (butterfly stroke)
Gaya kupu-kupu merupakan gerakan-gerakan membentuk ombak, gerakan
lengan dan tangan yang kuat, lecutan tungkai seperti ekor ikan lumba-lumba dan
kecepatan hanya beberapa detik di bawah renang gaya bebas. Renang gaya kupu-
kupu memiliki karakter gerakan secara fisik paling menuntut empat aspek; seperti
kecepatan memukul dan memerlukan kekuatan tubuh bagian atas dengan baik,
fleksibilitas pada bagian bahu, kelentukan pada pergelangan kaki, koordinasi dan
daya tahan. Variasi-variasi di dalam teknik akan tergantung pada unjuk kerja yang
dilakukan dan karakteristik-karakteristik seperti kekuatan, fleksibilitas dan

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 163
mekanika gerakan tubuh. Secara umum untuk mempelajari teknik renang gaya
kupu-kupu adalah sebagai berikut:
1. Posisi badan
2. Gerakan kaki
3. Gerakan lengan
4. Cara bernapas
5. Koordinasi gerakan tangan dan kaki serta bernapas

Gambar 4. 8. Sikap renang gaya kupu-kupu. (Sumber:


https://aturanpermainan.blogspot.com/2016/12/teknik-renang-gaya-kupu-
kupu-lengkap-beserta-gambarnya.html )
Untuk mempelajari teknik renang gaya kupu-kupu lebih detail dapat
saudara buka link-link berikut:
https://aturanpermainan.blogspot.com/2016/12/teknik-renang-gaya-kupu-kupu-
lengkap-beserta-gambarnya.html
http://kumpulan-olahraga.blogspot.com/2015/11/teknik-renang-gaya-kupu-
kupu.html

4. Contoh Non Contoh/ Ilustrasi


Materi pembelajaran : Renang gaya bebas.
Tujuan : Mempelajari renang gaya bebas
Langkah-langkah :
a. Persiapan (warming up)
▪ Lakukan pemanasan dengan menggerakan tangan dan kaki
secara bertahap makin lama makin cepat

164 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
▪ Pemanasan dimulai dari luar kolam selanjutnya masuk ke
kolam
b. Pelaksanaan (inti)
▪ Lakukan gerakan tangan secara perlahan
▪ Lakuan gerakan kaki secara perlahan
▪ Lakukan gerakan kombinasi gerakan tangan dan kaki di kolam
yang agak dangkal dalam jarak beberapa meter
▪ Ulangi gerakan dalam jarak pendek ini beberapa kali
▪ Lakukan keseluruhan rangkaian gerakan renang gaya bebas
sepanjang kolam
▪ Ulangi gerakan beberapa kali
▪ Utamakan kebenaran gerak, jangan memaksakan kecepatan
dan kekuatan
c. Pendinginan (cooling down)
▪ Lakukan beberapa gerakan untuk tangan dan kaki secara
perlahan
▪ Bernapaslah dengan santai dan rileks
▪ Boleh juga dengan melakukan peregangan dengan gerakan
yang pelan dan halus
Jangan lupa kaidah gerakan:
▪ Memulai dari yang mudah ke sulit
▪ Dari yang ringan ke berat
▪ Dari yang sederhana ke kompleks

5. Forum Diskusi
a. Buatlah tahapan pembelajaran pada setiap tahapan belajar
senam lantai dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dari
yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang komplek,
dan dari yang ringan ke berat.
b. Buatlah tahapan pembelajaran pada setiap tahapan belajar
senam irama dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajar dari

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 165
yang mudah ke yang sulit, dari yang sederhana ke yang komplek,
dan dari yang ringan ke berat.
c. Buatlah tahapan pembelajaran pada setiap tahapan belajar
renang. Pilihlah salah satu saja dari empat gaya dengan
memperhatikan prinsip-prinsip belajar dari yang mudah ke sulit,
dari yang sederhana ke komplek, dan dari yang ringan ke berat.

C. Penutup

1. Rangkuman

Senam lantai, senam irama dan renang adalah olahraga yang ada dalam
kurikulum PJOK di sekola-sekolah. Ketiga olahraga ini adalah sangat baik dalam
menegmbangkan kemampuan kognitif, keterampilan dan afektif peserta didik.
Namun pelaksanaan ketiga cabang olahraga ini di sekolah harus disesuaikan
dengan perkembangan peserta didik, situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana
yang dimiliki oleh sekolah. Untuk proses pembelajaran di sekolah seorang guru
harus sangat berhati-hati mengajarkannya. Beberapa prinsip dasar yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengutamakan faktor keselamatan peserta didik


b. Menyesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik
c. Mengajarkan dari gerakan yang mudah ke sukar, dari ringan ke berat, dan
dari yang sedrhana ke kompleks
d. Berorientasi pada pengembangan kognitif, keterampilan dan afektif
peseerta didik
e. Menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
Materi yang dibeikan dalam pembelaajaran senam lantai meliputi; gerakan
kayang, guling dengan berbagai bentuk, sikap lilin, lompat harimau, meroda,
flip flag. Sedangkan dalam senam irama pada umumnya menggunakan alat
seperti; pita tali, bola, gada dan tongkat. Sedangkan dalam aktifitas
aquatik/renang meliputi 4empat gaya yang ada dalam olahraga renang. Perlu
diingat bahwa semua materi yang terdapat baik pada senam lantai, senam irama

166 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
dan renang tidak semua dapat diajarkan kepada peserta didik, mengingat
keterbatasan waktu, peralatan dan lain-lain sebagainya. Oleh karena itu saudara
sebagai seorang guru harus dapat memilih, merencanakan, mendisain serta
melaksanakan pembelajaran dengan penuh dedikasi sebagai seorang guru yang
profesional. Seorang profesional harus kreatif dan inovatif dalam proses
pembelajarannya.

Tes Formatif

1. Gerakan yang mengharuskan tubuh membentuk tubuh lurus adalah:


A. Kayang dan split
B. Split dan salto
C. Sikap lilin dan guling ke belakang
D. Handstand dan headstand
E. Guling ke depan dan handstand

2. Macam-macam guling adalah kecuali:


A. Guling depan gulung, guling belakang gulung dan guling depang kangkang
B. Guling belakang lurus, guling depan kangkang dan guling depan lurus
C. Guling depan kangkang, guling belakang lurus dan guling depan lurus
D. Guling belakang gulung, guling belakang samping, dan guling depan lurus
E. Guling depan lurus, guling belakang kangkang dan guling belakang gulung
3. Yang termasuk gerakan split pada senam lantai adalah:
A. Split depan dan split samping
B. Split depan dan split belakang
C. Split belakang dan split kangkang
D. Split kangkang dan split depan
E. Split depan dan split belakang
4. Alat yang digunakan dalam senam irama (ritmit) adalah:
A. Tali, gada, pita, bola, tongkat dan pedang
B. Gada, simpai, tongkat, bola, dan pita

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 167
C. Topi, tali, tongkat, bola dan pita
D. Bola, simpai, tongkat, tali, dan pedang
E. Tali, gada, bola, pita dan tongkat
5. Mengapa dalam tahapan belajar renang pada setiap gaya urutannya adalah
gerakan tungkai terlebih dahulu
A. Agar lebih mudah belajar renang
B. Tungkai merupakan bagian yang paling penting
C. Tungkai merupakan sumber penggerak utama yang memiliki tenaga yang
besar tetapi perlu waktu lama untuk dikembangkan
D. Agar tungkai lebih maksimal
E. Semua jawaban benar
6. Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan cedera pada waktu berenang adalah,
kecuali:
A. Kurangnya pendidikan (lack of education)
B. Kurangnya saran keselamatan (lack of safety advice)
C. Kurangnya perlindungan (lack of protection)
D. Kurangnya pengawasan (lack of supervision)
E. Semua salah
7. Faktor utama yang akan diperhitungkan ketika membentuk rencana tindakan
bantuan waktu terjadi kecelakaan dalam renang adalah sebagai berikut:
A. Safety of rescuer (keselamatan penyelamat)
B. Nature of area (daerah)
C. Number of casualties (jumlah korban)
D. Priorities of rescue (prioritas penyelamatan)
E. Semua benar
8. Gaya renang mana yang paling mudah dilakukan adalah:
A. Gaya kupu-kupu dan dada
B. Gaya dada dan bebas
C. Gaya bebas dan kupu-kupu
D. Gaya punggung dan kupu-kupu
E. Gaya kupu-kupu dan punggung

168 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
9. Urutan gaya renang yang digunakan pada nomor estafet 4 x 100 m gaya ganti
putra adalah
A. gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya bebas
B. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
C. gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya dada, gaya punggung
D. gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada, gaya punggung
E. gaya punggung, gaya kupu-kupu, gaya bebas, gaya dada
10. Langkah pertama dalam pembelajaran renang adalah pengenalan air kepada
peserta didik, yang mana yang tidak termasuk dalam langkah-langkah
pengenalan air.

A. Menginjak dan bernapas di air


B. Berjalan atau berlari di air
C. Nerjalan dan bernapas di air
D. Mengapung dan bernapas di air
E. Menyelam dan berbalik di air
Kunci Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D D A B C E E B A E

Daftar Pustaka

Anderson, L.W. et al., 2001. A Taxonomy for learning, teaching and assessing: A
Revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. New York:
Longman.

Bill, Sweetenham & John Atkinson. 2003. Championship Swim Training. USA:
Human Kinetics,.

Corlett, Geoffrey. 1972. Swimming Teaching (Theory and Practice). London:


Kaye & Ward.,.

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 169
Counsilman, James E., 1977. Competitive Swimming Manual for Coaches
and Swimmers. Indiana USA: Inc. Bloomington.

Davis, Bob. et al., 1997. Physical Education and the Study of Sport. London:
Mosby, an imprint of Times Mirror International Publisher Ltd.

Donlan, A and Mrs. P.Cox. 1999. Swimming (Royal Navy, The Royal
Marines). London: Education and Youth Limited.

Maglischo Ernest W. 2003. Swimming Fastest. USA: Human Kinetics.

M. Mc Ginnis Peter. 2005. Biomechanics of Sport and Exercise (Second Edition).


USA: Human Kinetics.

Murni, Muhammad. 1999. Renang (Jakarta: Departemen Pandidikan dan


Kebudayaan; Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah..

Thomas David G. 2005 Renang Tingkat Mahir, terjemahan Alfons


Palangkaraya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.,

Tjiang, O.S. dan Tarigan, M. 1956. Renang, (Jakarta: Keng Po).

170 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
Tugas Akhir

Setelah saudara mempelajari Modul 2 buatlah suatu contoh pembelajaran dengan


menerapkan prinsip-prinsip aktifitas gerak dan olahraga. Saudara dipersilahkan
memilih salah satu dari materi dari atletik, permainan bola besar dan kecil, atletik,
beladiri, aktifitas pengembangan, senam atau renang maupun aktivitas
pengembanagn kebugaran jasmani dengan pendekatan saintifik melalui kurikulum
2013 revisi. Perlu diperharikan bahwa dalam menuangkan contoh pembelajaran
tersebut haruslah menggambarkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Literasi
dan beorientasi untuk menumbukan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs).

Tes Sumatif

1. Secara umum, sungguh banyak manfaat pendidikan jasmani di sekolah. diantara


manfaat tersebut adalah sebagai berikut, kecuali ....
A. Memenuhi kebutuhan anak akan gerak
B. Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi dirinya
C. Menanamkan dasar-dasar keterampilan olahraga prestasi yang berguna
D. Menyalurkan energi yang berlebihan
E. Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun
emosional
2. Tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani
terhadap individu peserta didik, yaitu:
A. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik;
Meningkatkan kekayaan penguasaan keterampilan fisik; serta
Meningkatkan pengertian peserta didik dalam prinsip-prinsip gerak serta
bagaimana menerapkannya dalam praktek
B. Meningkatkan kebugaran jasmani; kesehatan; dan keterampilan peserta
didik
C. Meningkatkan kebugaran jasmani; meningkatkan derajat kesehatan; dan
kecerdasan peserta didik

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 171
D. Meningkatkan kebugaran jasmani; dan kesehatan serta daya tahan
kardivakular peserta didik
E. Meningkatkan kebugaran jasmani; dan kesehatan; serta kekuatan peserta
didik
3. Secara filosofi dalam pengembangan pembelejaran dan meneliti aspek penting
dari penjas, dasar-dasar pemikiran yang perlu menjadi pertimbangan sebagai
guru profesional adalah ....
A. Kebugaran dan kesehatan, keterampilan fisik, terkuasainya konsep dan
prinsip gerak, kemampuan berpikir, kepekaan rasa, keterampilan sosial,
kepercayaan diri dan citra diri (self esteem)
B. Kebugaran dan kesehatan, Keterampilan fisik, Terkuasainya konsep dan
prinsip gerak, serta sarana prasarana
C. Keterampilan fisik, terkuasainya konsep dan prinsip gerak, Kemampuan
berpikir, Kepekaan rasa, Keterampilan sosial, Kepercayaan diri dan citra
diri (self esteem)
D. Kebugaran dan kesehatan, keterampilan fisik, terkuasainya konsep dan
prinsip gerak, kemampuan berpikir, kepekaan rasa, keterampilan sosial,
dan kompetnsi guru
E. Kebugaran dan kesehatan, keterampilan fisik, terkuasainya konsep dan
prinsip gerak, kemampuan berpikir, kemampuan manajemen dan sarana
prasarana.
4. Hal penting yang menjadi ciri pembeda uatama antara pendidikan jasmani, dan
olahraga antara adalah….
A. Pendidikan jasmani menitik beratkan pada sistem penilaian final score,
sedangkan olahraga kompetitif gain score
B. Pendidikan jasmani memiliki fokus orientasi pada anak (child oriented)
sedangkan olahraga kompetitif pada materi latihan (subject oriented)
C. Pendidikan jasmani membentuk individu sesuai dengan kebutuhan
fungsional cabang olahraga, sedangkan olahraga kompetitif tidak

172 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
D. Olahraga kompetitif selalu dipertandingkan, sedangkan pendidikan
jasmani tidak boleh sama sekali ada pertandingan
E. Pendidikan jasmani memiliki fokus orientasi pada gerak (movement),
sedangkan olahraga kompetitif orientasi pada cabang olahraga
5. Salah satu tujuan pendidikan jasmani adalah mengembangkan kepercayaan diri
dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan
mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani. Salah satu contoh
bentuk ativitas yang dapat diterapkan untuk implementasi tujuan tersebut adalah:
A. Sebagai anggota tim sepak bola memberikan kontribusi strategi permainan
jika instrusikan.
B. Melakukan latihan memanah dengan sungguh-sungguh jika dimasukkan
dalam tim panahan
C. Sebagai anggota tim futsal, berpartisipasi aktif, menggunakan keterampilan
bermain, menerapkan strategi, dan semangat dalam permainan kasti
D. Melaksanakan sungguh-sungguh kegiatan latihan dalam tim sepak bola bila
diamati oleh guru
E. Berpatisipasi aktif dalm kegiatan ektrakurikuler bela diri pencak silat
6. Internasional Olimpic Commite (IOC) mengemukakan nilai-nilai olympiade
(olympism) sebagai filosofi, mengandung arti tidak ada pembedaan dalam hal;
ras, suku, agama, ideologi & warna kulit, serta merupakan usaha untuk
menciptakan perdamaian dunia. Komponen standar yang tidak termasuk sasaran
pembentukan moral dalam olympism adalah:
A. Mengutamakan penampilan dan prestasi dalam berkompetisi
B. Kesempurnaan dalam performansi (excellence in performance),
C. Berpartisipasi dengan kegembiraan & kesenangan (joy and pleasure in
participation)
D. Rasa hormat terhadap sesama (reshect for other nations, cultures, religions,
races and individuals)
E. Pengembangan kualitas manusia (human quality development)

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 173
7. Sejatinya olimpism mengandung makna yaitu; living excellence, living respect,
dan living friendsip. Ungkapan sistem nilai yang mengandung memiliki maka
saling menghargai diri dan orang lain dalam hal: Perbedaan pendapat, Perbedaan
keyakinan, Perbedaan keragaman budaya, Perbedaan Suku/ras dan Bangsa, Hak-
hak sebagai manusia, dan pencapaian prestasi/kesuksesan seseorang, merupakan
implementasi dari makna .....
A. Living excellence
B. Living espectr
C. Living friendsip
D. Visioner
E. Peacefull
8. Ada ungkapan dalam sisitem nilai olimpism yakni; prestasi olahraga bukan
yang utama bagi atlet dalam suatu kompetisi, melainkan hasil dari proses
keseluruhannya, yaitu terbangunnya kemuliaan diri yang merupakan
kombinasi & keseimbangan antara ....
A. Kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai prinsip dasar hidup
B. Kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai tujuan hidup
C. Kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai Pola dasar hidup
D. Kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai pandangan dasar hidup
E. Kualitas & keterampilan fisik (skill), sikap/kemauan (attitute), dan
kecerdasan pikiran (knowledge) sebagai visi misi hidup
9. Pada prinsipnya di dalam melakukan pengembangan bentuk latihan kebugaran
jasmani yang akan digunakan pada pembelajaran penjas perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut, kecuali.....
A. Tidak menghilangkan tujuan pembelajaran dan memuat prinsip latihan
komponen kebugaran
B. Intensitas tetap mengacu pada 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur

174 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
C. Susunan menarik dan sesuai karakteristik siswa
D. Resiko cidera yang minimum, tata cara pelaksanaan mudah dipahami dan
dapat dilakukan siswa
E. Intensitas sesekali boleh lebih 80% denyut nadi maksimal sesuai umur
10. Pembelajaran kebugaran jasmani berguna terutama untuk meningkatkan
kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan keterampilan.
Kebugaran yang berkaitan dengan keterampilan yakni ...
A. Kecepatan, daya ledak, kelincahan, koordinasi, dan keseimbangan
B. Dayatahan kardiovaskular, komposisi tubuh, kelentukan, kekuatan dan
daya tahan otot
C. Kelentukan persendian, kelincahan, koordinasi dan power
D. Kekuatan otot, dayatahan otot, kecepatan, dan keseimbangan
E. Daya tahan, kelenturan, kecepatan, kekuatan, dan kelincahan
11. Komponen kebugaran dikelompokan menjadi dua, yang pertama kebugaran
yang berhubungan dengan kesehatan (physical fitness related health) dan
kedua Kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (physical fitness
related skill). Berikut ini adalah komponen kebugaran yang berhubungan
dengan kesehatan, kecuali:
A. Daya tahan jantung dan paru-paru (cardiorespiratory)
B. Komposisi tubuh (body composition)
C. Daya tahan otot (muscle endurance)
D. Daya ledak (explosive power)
E. Kekuatan otot (muscle streght)
12. Olaharaga atletik merupakan induk dari cabang olahraga. Karenanya atletik
merupakan olahraga yang sangat populer dan mendunia. Oleh karenanya
ateltik diterjemahkan juga sebagai cabang olahraga ....
A. Track and event
B. Track and field
C. Action of show fitness and fit
D. Performance show

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 175
E. Track record
13. Dalam pembelajaran teknik berlari seorang guru dapat dilakukan dengan
memperkenalkan poin-poin kunci keterampilan yang berkaitan dengan fase-
fase (unsur unsur) dalam lomba lari terutama lari sprint. Poin kunci sebagai
fase tehnik lari tersebut adalah ....
A. Reaksi, akselerasi, kecepatan maksimum dan pemeliharaan kecepatan
B. reaksi, kecepatan maksimum, akselerasi, dan pemeliharaan kecepatan
C. akselerasi, reaksi, kecepatan maksimum dan pemeliharaan kecepatan
D. reaksi, akselerasi, pemeliharaan kecepatan dan kecepatan maksimum
E. kecepatan maksimum, reaksi, akselerasi, dan pemeliharaan kecepatan
14. Dilihat dari karakteristik seni bela diri pencak silat mengandung aspek; mental
spiritual, seni budaya, beladiri, dan olahraga. Pencak silat membangun dan
mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang meruapakan
karakter pada aspek...
A. Mental spiritual
B. Seni budaya
C. Beladiri,
D. Olahraga
E. Mental spiritual dan seni budaya.
15. Pencak silat dari aspek olahraga terlihat pada kompetisi, terlihat dari
pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda
atau regu. Oleh karenannya aspek kubugaran jasmani yang dominan dalam
pertandingan pencak silat adalah...
A. Kekuatan dan kecepatan
B. Kecepatan dan power
C. Kekuatan dan kelentukan
D. Daya tahan dan kekuatan
E. Kelentukan dan kelincahan

176 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
16. Empat tujuan pendidikan jasmani yang disampaikan Bucher’s adalah sebagai
berikut:
A. Pengembangan fisik, motorik, mental dan sosial
B. Pengembangan motorik, psikis, sosial dan fisik
C. Pengembangan mental, motorik, sosial dan psikis
D. Pengembangan sosial, mental, fisik dan psikis
E. Pengembangan fisik, mental, sosial dan psikis
17. Yang tidak termasuk empat komponen dalam memberikan materi PJOK di
sekolah adalah:
A. Komponen organik,
B. Komponen cardiovaskuler
C. Komponen intelektual
D. Komponen sosial
E. Komponen neuromuskuler
18. Yang bukan menjadi tujuan pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:

A. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam


pendidikan jasmani
B. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial
dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama
C. Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran pendidikan jasmani
D. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani
E. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi
berbagai permainan dan olahraga, sebagai landasan untuk anak dalam
meraih prestasi dalam bidang olahraga
19. Gerakan-gerakan berpindahnya seluruh tubuh dari suatu posisi ke posisi lain,
dibedakan atas beberapa bahagian, yaitu kecuali:
A. Menggerakkan tubuh secara keseluruhan dengan tumpuan permukaan yang
padat
B. Menggerakkan tubuh secara keseluruhan pada suatu alat yang bisa bergerak

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 177
C. Menggerakkan tubuh secara keseluruhan pada bidang yang keras
D. Menggerakkan tubuh secara keseluruhan di air
E. Menggerakkan tubuh secara keseluruhan pada bidang yang miring
20. Dua orang anak melakukan gerakan berlari dan salto, Renggo berlari sejauh 10
meter dan Randa melakukan gerakan salto. Gerakan dua orang ini termasuk
gerakan:

A. Renggo melakukan gerak diskret dan Randa gerakan serial

B. Renggo melakukan gerak serial dan Randa diskret

C. Renggo melakukan gerak diskret dan Randa gerakan continous

D. Renggo melakukan gerak continous dan Randa gerakan serial

E. Renggo melakukan gerak serial dan Randa gerakan countinous

21. Faktor pribadi yang sangat berhubungan dengan upaya pencapaian


keterampilan, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
A. Ketajaman indra, persepsi, dan intelegensi
B. Persepsi, ukuran fisik, dan pengalaman masa lalu
C. Kesanggupan, emosi, dan motivasi,
D. Sikap, kejujuran, jenis kelamin
E. Usia, jenis kelamin, dan ukuran fisik
22. Hasil riset terakhir menyatakan Teaching Game For Understanding (TGFU)
adalah model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam materi yang
tergolong permainan dan olahraga di sekolah. Hal ini dikarenakan, kecuali:

A. Pendekatan TGFU adalah penggunaan taktik-taktik kewaspadaan

B. Pendekatan TGFU fokus pada pengembangan kemampuan permainan

C. Pendekatan TGFU adalah mudah diimplementasikan oleh guru

D. Pendekatan TGFU melibatkan unsur, teknik, taktik dan fisik

E. Pendekatan TGFU sesuai dengan realita gerakan dalam olahraga permainan

178 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
23. Yang tidak termasuk pada keterampilan dasar dalam permainan sepakbola
adalah:

A. Passing, dribbling, dan shooting


B. Dribbling, heading dan passing
C. Heading, shooting dan dribbling
D. Shooting, dribbling dan passing
E. Shooting, dribbling, dan marking
24. Yang tidak termasuk dalam gerakan senam lantai adalah:

A. Guling, handstand dan meroda


B. Kayang, tigersprong dan lompat tali
C. Sikap lilin, meroda dan kiep
D. Headstand, guling dan kayang
E. Flip-flap, kayang dan tigersprong
25. Olahraga yang tidak termasuk permainan bola besar dan bola kecil adalah:

A. Sepakbola, bolabasket dan hockey


B. Bolavoli, bulutangkis dan tenismeja
C. Bolabasket, sepakbola dan bulutangkis
D. Tenismeja, bolabasket dan bolavoli
E. Sepakbola, bulutangkis dan tenismeja
26. Gaya renang mana yang menjadi dasar untuk belajar ke gaya renang berikutnya

A. Gaya kupu-kupu dan bebas

B. Gaya dada dan punggung

C. Gaya bebas (crawl) dan dada

D. Gaya punggung dan kupu-kupu

E. Semuanya benar

27. Urutan renang gaya ganti perorangan dalam perlombaan adalah:


A. Bebas, dada, punggung, dan kupu-kupu

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 179
B. Dada, punggung, bebas, dan kupu-kupu
C. Kupu-kupu, punggung, dada dan bebas
D. Punggung, dada, kupu-kupu dan bebas

E. Bebas, dada, kupu-kupu dan punggung

28. Apa saja tahap pertama yang perlu dilakukan pada saat akan melakukan
pertolongan orang tenggelam

A. Pilih alat bantu pelampung yang sesuai


B. Masuk ke air dengan aman secara perlahan
C. Pendekatan dan meyakinkan korban
D. Menjaga jarak aman dari korban dan menjelaskan hal yang akan dilakukan.
E. Semua jawaban benar

29. Mengapa olahraga renang salah satu olahraga yang sangat mendukung untuk
pertumbuhan tinggi badan pada masa pertumbuhan dan perkembangan

A. Karena pada saat berenang semua anggota tubuh melakukan pergerakan


B. Karena ada daya dorong tubuh ke atas oleh air
C. Karena dalam berenang menimbulkan kesenangan sehingga baik untuk
psikis peserta didik
D. Karena bidang horizontal lebih dominan sehingga lebih memberikan
keleluasaan tulang untuk tumbuh
E. Karena aman dari cidera
30. Urutan penyelamatan pertama dan terakhir dalam kecelakaan renang adalah:
A. Shout signal and swim and aid
B. Reach, row and aid
C. Throw and reach
D. Row, swim and aid
E. Reach, swim and aid
Kunci Jawaban
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
C A A B C A B A E A

180 | Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
D B A A B A B E E B

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
D C E B A C C D D A

Filsafat dan Paradigma Baru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan | 181

Anda mungkin juga menyukai