Anda di halaman 1dari 3

ASPIRASI KOAS TENTANG DENTAL UNIT :

1. Pembagian jatah DU antar angkatan dengan mekanisme yang lebih efektif


Saat ini dirasa jumlah DU yang ada masih sangat kurang, rasionya sangat kecil
dibandingkan dengan koas yang aktif bekerja. Akibatnya banyak pekerjaan koas yang
terhambat dan menambah panjang masa studi yang merugikan terutama untuk
mahasiswa yang sudah mendapatkan SP. Untuk sistem booking DU saat ini dirasa
masih sangat tidak efektif dan belum ada ketentuan yang pasti sehingga kami para
koas seperti lotre saat mendaftarkan pasien dan menunggu kode booking dari RSGM.
Skrining online dari RSGM dirasa kurang ada manfaatnya karena hal tersebut pun
bisa dilakukan oleh koas secara mandiri tidak perlu dari pihak RSGM yang
melakukan skrining online awal karena prinsipnya kami pun para koas tidak ingin
tertular virus COVID-19 sehingga pastinya diawal akan membawa pasien kami sudah
memastikan bahwa pasien tersebut sehat dan tidak terdapat indikasi COVID-19.
Terlebih lagi nantinya dari pihak RSGM akan melakukan skrining ulang saat di
pendaftaran dan itu sudah cukup sebagai skrining awal.
Kami para koas mengusulkan sistem untuk dibagi jatah antar angkatan dengan
mekanisme sebagai berikut :
 Untuk pendaftaran pasien dan booking DU nantinya akan memanfaatkan
peran dari ketua angkatan seperti dahulu
 Jumlah DU akan dibagi porsinya sesuai ketentuan yang telah disetujui di awal
 Ketua angkatan akan membagi giliran untuk mahasiswa di angkatannya
masing-masing secara adil
 Nantinya ketua angkatan yang akan menyerahkan data pendaftaran online
pasien ke RSGM dan akan mendapat kode booking DU
 Skrining Online pasien dilakukan secara mandiri oleh koas sehingga pasien
yang didaftarkan dipastikan sudah lolos skrining online awal
 Jika nantinya ada mahasiswa yang batal membawa pasien dan menggunakan
DU, ketua angkatan bertanggung jawab untuk memfloorkan ke angkatannya
terlebih dahulu apakah ada yang akan menggunakan DU tersebut atau tidak,
jika tidak ada yang menggunakan, maka ketua angkatan harus lsngsung
berkoordinasi dengan ketua angkatan lainnya untuk dapat mengoper jatah DU
tersebut agar dapat digunakan secara optimal.
2. Pemfungsian klinik lantai 1 dan pemisahan antara klinik koas dan residen
Klinik di lantai 1 harapannya dapat digunakan agar ketersediaan DU bertambah, dan
untuk klinik koas dan residen harapannya tidak digabungkan.
3. Klinik buka hingga shift 3
Kebijakan PPKM di Jawa dan Bali diperpanjang hingga 22 Februari 2021, namun
tidak menutup kemungkinan nantinya akan diperpanjang kembali. Untuk peraturan di
masa PPKM ini maksimal kegiatan hingga pukul 19.00 sehingga jika RSGM buka
hingga shift 3 atau hingga pukul 17.00 dirasa masih ada cukup waktu dan tidak akan
melanggar peraturan PPKM tersebut. Karena kami para koas dirasa cukup dirugikan
dengan kebijakan hanya boleh hingga shift 2, kami dituntut dengan banyak
requirement dan banyaknya koas yang menumpuk namun juga masa studi yang terus
berjalan. Oleh karena itu dengan dibukanya kembali klinik hingga shift 3 dirasa akan
cukup mengurangi penumpukan koas yang tidak bisa bekerja.
4. Penjelasan mekanisme booking DU secara jelas dan terperinci
Saat ini kebijakan pendaftaran pasien dan booking DU untuk koas masih sering tidak
jelas. Sering sekali kebijakan berganti tanpa adanya sosialisasi secara jelas dan
terperinci kepada koas sehingga pada pelaksanaannya kami para koas sering salah
informasi dan hanya menggunakan sistem trial n error (coba-coba). Harapannya
terdapat sosialisasi yang jelas mengenai kebijakan dari RSGM terutama yang
menyangkut alur kerja koas sehingga tidak terjadi salah paham.
5. Adanya tim khusus untuk mengawasi penggunaan DU di klinik
Dibutuhkan tim khusus yang mengawasi penggunaan DU di klinik. Karena selama ini
dirasa penggunaan DU masih kurang efektif dan efisien, banyak DU yang kosong
namun di sistem sudah penuh. Selain itu juga masih banyak koas yang menggunakan
DU tidak sesuai dengan jadwalnya sehingga akan merugikan koas yang lain.
Harapannya dengan adanya tim pengawas DU tersebut akan meningkatkan
kedisiplinan koas dalam menggunakan DU dan jika terdapat DU yang tidak terpakai
dapat ditelusuri kenapa bisa tidak terpakai seperti itu padahal di sistem sudah penuh.
6. Sistem booking DU yang terintegrasi sesuai jadwal jaga klinik dept
Pengintegrasian sistem booking DU dengan jadwal jaga klinik tiap departemen.
Diharapkan tiap departemen memiliki jadwal dan kuota yang jelas dan terintegrasi
dengan sistem booking DU yang sudah terbagi tempatnya di setiap blok klinik,
sehingga nantinya jika kuota tersebut sudah penuh maka di sistem booking DU pun
tidak akan bisa mendaftarkan juga. Dan adanya pengintegrasian sistem tersebut, akan
memudahkan koas serta DPJP dalam melakukan pemantauan.

Anda mungkin juga menyukai