KELOMPOK 6
1. Keterlibatan
Terapis harus dapat melibatkan diri dengan pasien yang dibantunya,
karena itu terapi harus memperlihatkan sikap hangat, bersifat pribadi
dan ramah
2. Perilaku Sekarang
ketersediaan melibatkan diri dari terapis dengan pasiennya, pasien
akan merasa dibantu untuk menyadari perilakunya sendiri sekarang.
5.Perjanjian
Terapis harus memberikan dorongan lebih besar kepada pasiennya
untuk memenuhi rencana tindakannya dengan jalan meminta pasien
berjanji dengan terapis.
Gladding (2012) mengemukakan terapi kognitif mempunyai sejumlah kekuatan dan telah
memberikan kontribusi pada konseling sebagai berikut:
• CT telah pada berbagai macam penyimpangan, • CT adalah terapi yang berdasarkan pada bukti,
termasuk depresi dan ansetas (Puterbaugh, 2006) telah diteliti dengan baik, terbukti efektif bagi
klien dari berbagai latar belakang.
• CT telah mengeluarkan dalam hubungan dengan
terapi tingkah laku kognitif, terapi tingkah laku • CT telah mengeluarkan sejumlah instrumen
klinis yang penting dan berguna.
dialektikal, suatu perawatan psikososial untuk
individu yang beresiko menyakiti diri sendiri. • CT memiliki sejumlah pusat latihan di Amerika
Serikat dan Eropa termasuk Beck Institute di
• CT dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan
Bala Cynwyd, Pennsylvania (Beck & Weisheer,
budaya. 2008)
KETERBATASAN
Terapi kognitif mempunyai beberapa keterbatasan yang diantaranya dijelaskan dalam Gladding (2012)
adalah sebagai berikut:
• CT adalah pendekatan yang terstruktur dan • CT pada dasarnya bersifat kognitif dan
menuntut klien untuk aktif, yang sering kali biasanya bukanlah pendekatan yang tepat
artinya klien harus menyelesaikan pekerjaan bagi orang yang kurang cerdas, atau tidak
rumah yang diberikan konselor mempunyai motivasi untuk berubah
• CT bukanlah terapi yang tepat untuk orang yang • CT menuntut konselor dan klien, aktif dan
mencari pendekatan yang tidak terstruktur, inovatif. Pendekatan ini lebih kompleks
berorientasi pada pencerahan, dan tidak daripada yang tampak dari luar
membutuhkan partisipasi penuh dari klien
(Selugman, 2006)
TERAPI KOGNITIF
• Kognisi adalah suatu tindakan atau proses memahami. Terapi kognitif menjelaskan bahwa
bukan suatu peristiwa yang menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaptif melainkan
harapan masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari setiap peristiwa ini. Sugesti bahwa perilaku
maladaptif dapat diubah oleh berhubungan langsung dengan pikiran dan keyakinan orang (Stuart,
2009).
PENEMU/PENGEMBANG TERAPI
KOGNITIF
• Terapi Cognitive Behavior dikembangkan oleh beberapa ahli, antara lain
ü Albert Ellis dengan Rational Emotive Therapy,
ü Aaron T. Beck dengan Cognitive Therapy,
ü Donald Meichenbaum dengan Cognitive Behavior Modification, dan
ü Arnold Lazarus dengan Multimodal Therapy.
ü Sumbangan yang tidak kalah berharga diberikan pula oleh Michael Mahoney,Vittorio Guidano
dan Giovanni Liotti (Oemarjoedi, 2003:15)
TUJUAN TERAPI KOGNITIF
Menurut Setyoadi, dkk (2011) beberapa mekanisme koping dengan menggunakan terapi kognitif adalah
sebagai berikut:
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakuratan kognisi negative klien.
Selain itu, juga untuk memperkuat persepsi yang lebih akurat dan mendorong perilaku yang dirancang untuk
mengatasi gejala depresi. Dalam beberapa penelitian, terapi ini sama efektifnya dengan terapi depresan.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara berpikir atau
mengembangkan pola piker yang rasional.
4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive, pikiran yang
mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan. Berfokus pada pikiran
individu yang menentukan sifat fungsionalnya.
5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan. Tanda dan gejala depresi dihilangkan melalui
usaha yang sistematis yaitu mengubah cara berpikir maladaptive dan otomatis. Dasar pendekatannya adalah
suatu asumsi bahwa kepercayaan-kepercayaan yang mengalami distorsi tentang diri sendiri, dunia, dan masa
depan yang dapat menyebabkan depresi. Klien menyadari kesalahan cara berpikirnya. Kemudian klien harus
belajar cara merespon kesalahan tersebut dengan cara yang lebih adaptif. Dengan perspektif kognitif, klien
dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran-pikiran dan harapan-harapan negative. Cara lain adalah
dengan membantun klien mengidentifikasi kondisi negative, mencari alternative, membuat skema yang sudah
ada menjadi lebih fleksibel, dan mencari kognisi perilaku baru yang lebih adaptif.
6. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan mempertahankan panik
atau kecemasan. Dilakukan dengan cara penyuluhan klien, restrukrisasi jognitif, pernapasan rileksasi
terkendali, umpan balik biologis, mempertanyakan bukti, memeriksa alternative, dan reframing.
7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan obsesif kompulsif dan
selanjutnya mencegah responsnya. Misalnya dengan cara pelimpahan atau pencegahan respons,
mengidentifikasi, dan merestrukturisasi distorsi kognitif melalui psikoedukasi.
8. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki situasi fobia, dan kemudian
secara bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap mempertahankan respons rileksasi misalnya
dengan cara desensitisasi sistematis. Restrukturisasi kognitif bertujuan untuk mengubah persepsi klien
terhadap situasi yang ditakutinya.
9. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup dan bukan sebagai
korban, misalnya dengan cara restrukturisasi kognitif.
10. Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system keyakinan yang salah.
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk meningkatkan
aktivitas sosialnnya.
12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
TEKNIK TERAPI KOGNITIF
◦ Manusia mengkondisioning diri sendiri terhadap Kemampuannya yang luar biasa untuk mengubah proses-
proses kognitif, emosi, dan perilaku, memungkinkan dapat :
munculnya perasaan mengganggu pribadinya.
A. Memilih reaksi yang berbeda dengan yang biasanya
◦ Kecenderungan biologisnya dilakukan.
B. Menolak mengecewakan diri sendiri terhadap hampir
◦ Kemanusiaan yang unik semua hal yang mungkin terjadi.
C. Melatih diri sendiri agar secara setengah otomatis
mempertahankan gangguan sedikit mungkin sepanjang
hidupnya.
Pandangan konsep tentang sifat manusia menurut Patterson
◦ Manusia adalah pribadi unik ◦ Berpikir dengan mempergunakan simbol dan bahasa.
◦ Memiliki hambatan emosi ◦ Hambatan emosi.
◦ Pikiran tidak rasional ◦ Memiliki sumber yang luas dan bebas untuk
mengaktualisasikan kemampuan-kemampuannyadan
dapat mengubah tujuan pribadi maupun sosialnya.
◦ Emosi diri sendiri.
Terapi rasional emosi tingkah laku = Kognitif, Afektif dan Behavioristik
◦ Teknik ‘Self Modelling’ - Digunakan dengan meminta klien berjanji dengan terapis untuk menghilangkan perasaan
yang menimpanya. Dia diminta taat setia pada janjinya.
◦ Teknik ‘Assertive Training’ - Digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien dengan
pola perilaku tertentu yang diinginkannya.
Teknik Behavioristik
◦ Teknik Reinforcement - Mendorong klien ke arah perilaku yang diingini dengan jalan memberi pujian dan hukuman.
Pujian pada perilaku yang betul dan hukuman pada perilaku negatif yang dikekalkan.
◦ Teknik Social Modelling - Digunakan membentuk perilaku baru pada klien melalui peniruan, pemerhatian terhadap
Model Hidup atau Model Simbolik dari segi percakapan dan interaksi serta pemecahan masalah.
TEKNIK COGNITIVE RESTRUCTURING
Pengertian 2 Asusmsi Strategi Cognitive Restructuring
• Restrukturisasi kognitif adlh proses belajar 1. Pikiran irasional dan kognisi defektif
utk menyangkal distorsi kognitif atau menghasilkan self-defeating behaviors
fundamental "kesalahan berpikir,“
2. pikiran dan pernyataan tentang diri
• Teknik ini dirancang untuk membantu sendiri dapat diubah melalui perubahan
mencapai respons emosional yang lebih pandangan dan kognisi personal
baik
• dengan tujuan menggantikan pikiran
seseorang yang tidak rasional, menjadi lbh
sesuai dan positif
Cara Mengimplementasikan Teknik Cognitive Restructuring
1. Kumpulkan Informasi latar belakang utkk mengungkapkan bgmna klien menangani masalah di
masa lalu maupun saat ini.
2. Bantu klien dalam menjadi sadar akan proses pikirannya
3. Periksa proses berpikir rasional klien
4. Memberikan bantuan kepada klien untuk mengevaluasi keyakinan klien tentang pola2 pikiran
logis klien sendiri dan orang lain.
5. Membantu klien belajar mengubah keyakinan dan asumsi internalnya.
6. Ulangi proses pikiran rasional sekali lagi
7. “Kombinasikan thought stopping dengan simulasi, PR (pekerjaan rumah) dan relaksi sampai
pola-pola logis benar-benar terbentuk.”
Tujuan Teknik Cognitive Restructuring
1. mengharuskan klien untuk menyadari akan dan membuat catatan harian tantang
pikiran2 dan perasaan2 sebelum,selama, dan stlh mengalami sebuah insiden yg
penuh tekanan.
2. menggunakan suatu metode tiga-kolom untuk belajar lebih bnyk tentang pikirannya
sendiri (Doyle, Enford 2016)
3. mendeskripsikan cara menggunakan pikiran-pikiran coping dalam cognitive
restructuring. bekerja sama dgn klien untuk mengidentifikasi pikiran2 klien yang
self-defeating. – setelah menyadari, pernyataan2 coping dibentuk. Hackney dan
Cornier, 2012 (didalam Erford, 2017: 259)
4. variasi lain cognitive restructuring yang digunakan utk anak2, konselor profesional
dapat memerintahkan anak itu untuk membayangkan pikiran sebagai gelembung-
gelembung pikiran. Southam-Gerow dan Kendall, 2000 (dalam Erford, 2017: 259)