394686513-LP-Resiko-Bunuh-Diri 1
394686513-LP-Resiko-Bunuh-Diri 1
OLEH :
a. Menyendiri a. Manipulasi
b. Otonomi b. Curiga
c. Bekerjasama c. Ketergantungan
(mutualisme) (dependent)
d. Saling tergantung d. Menarik diri
(interdependent) e. Narcissisme
3. Etiologi
Penyebab terjadinya resiko bunuh diri salah satunya adalah karena
gangguan konsep diri: harga diri rendah. Menurut Schult & Videbeck (2003)
gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diri
dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang
negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri,
merasa gagal mencapai keinginan. (Keliat, 2009).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa
gagal mencapai keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
Menurut Carpenito dan Keliat yang termasuk tanda dan gejala seseorang
dengan harga diri rendah yakni :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak
setelah mendapat terapi sinar pada kanker
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan
4. Akibat
Klien dengan resiko bunuh diri dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya,
seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah, dll.
Tanda dan gejala:
a. Memperlihatkan permusuhan
b. Keras dan menuntut.
c. Mendekati orang lain dengan ancaman.
d. Memberi kata-kata ancaman.
e. Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.
f. Rencana melukai diri sendiri dan orang lain
3. Pohon masalah
4. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko bunuh diri
5. Intervensi Keperawatan
1 TUM:
Klien tidak
melakukan
percobaan
bunuh diri
c. Awasi klien
secara ketat setiap
saat.
TUK 3: Setelah diberikan askep a. Dengarkan
Klien dapat selama 1x15 menit selama keluhan yang
mengekspresik 2x pertemuan diharapkan: dirasakan.
an perasaannya Klien mampu mengatakan b. Bersikap empati
perasaannya atau untuk
keluhannya, meningkatkan
mengungkapkan ungkapan
harapannya, mampu keraguan,
menceritakan arti ketakutan dan
penderitaan, kematian dan keputusasaan.
lain sebagainya, dan c. Beri dorongan
mengungkapkan keinginan untuk
untuk hidup. mengungkapkan
mengapa dan
bagaimana
harapannya
d. Beri waktu dan
kesempatan
untuk
menceritakan arti
penderitaan,
kematian, dan
lain sebagainya
e. Beri dukungan
pada tindakan
atau ucapan klien
yang
menunjukkan
keinginan untuk
hidup.
TUK 4: Setelah diberikan askep a. Bantu untuk
selama 1x15 menit selama memahami
Klien dapat
2x pertemuan diharapkan: bahwa klien
meningkatkan
Klien menyadari bahwa dapat mengatasi
harga diri
dapat mengatasi keputusasaannya
keputusasaannya, b. Kaji dan
mengadari kemampuan kerahkan sumber
internal yang dimiliki, dan sumber internal
mampu mengidentifikasi individu.
sumber sumber harapan c. Bantu
mengidentifikasi
sumber sumber
harapan (misal:
hubungan antar
sesama,
keyakinan, hal
hal untuk
diselesaikan)
TUK 5: Setelah diberikan askep a. Ajarkan untuk
selama 1x15 menit selama mengidentifikasi
Klien dapat
2x pertemuan diharapkan: pengalaman
menggunakan
Klien mampu pengalaman yang
koping yang
menyampaikan menyenangkan
adaptif
pengalaman pengalaman setiap hari
yang menyenangkan setiap (misal : berjalan-
hari dan kemudian jalan, membaca
melaksanakan saat punya buku favorit,
masalah, klien mengenal menulis surat
hal-hal yang dicintai, dll.)
disayangi dan pentingnya b. Bantu untuk
kehidupan sosial mengenali hal hal
yang klien cintai
dan yang klien
sayang, dan
pentingnya
terhadap
kehidupan orang
lain,
mengesampingka
n tentang
kegagalan dalam
kesehatan.
c. Beri dorongan
untuk berbagi
keprihatinan pada
orang lain yang
mempunyai suatu
masalah dan atau
penyakit yang
sama dan telah
mempunyai
pengalaman
positif dalam
mengatasi
masalah tersebut
dengan koping
yang efektif
6. Impelementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah dirumuskan.
7. Evaluasi
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan
terhadap kemampuan pasien risiko bunuh diri serta kemampuan perawat
dalam merawat pasien dengan risiko bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.