KELAS XII
SEMESTER II
Disusun Oleh:
Winda Gunansi
1517500037
2020
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / Genap
Materi Pokok : Kritik Sastra dan Esai
A. Kompetensi Inti
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann pedagogik genre, saintifik, dan CLIL
dengan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), peserta didik dapat
memahami pengertian kritik, mengidentifikasi jenis-jenis esai, mengidentifikasi bagian-
bagian esai, mengidentifikasi perbedaan kritik dan esai, memahami prosedur penyusunan
kritik dan esai, menentukan unsur-unsur kritik dan esai, persamaan dan perbedaan kritik
dan esai, dari aspek pengetahuan dan pandangan, menulis kritik dan esai dengan
memerhatikan aspek pengetahuan dan pandangan tertulis, dan mempresentasikan,
menanggapi, merevisi kritik dan esai yang telah ditulisdengan rasa ingin tahu, kerja keras,
tanggung jawab, bersikap bersahabat/ komunikatif selama proses pembelajaran.
D. Materi Pembelajaran
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
Media :
Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Lembar penilaian
LCD Proyektor
Alat/Bahan :
Penggaris, spidol, papan tulis
Laptop & infocus
G. Sumber Belajar
1. Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa
SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
2. Suherli, dkk. 2018. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018.
Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
3. Suherli, dkk. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas XII Revisi Tahun 2018. Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Langkah Sintak Model Alokasi
Deskripsi
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
Pendahuluan 1. Sebelum kegiatan dimulai, guru 5 menit
mengucapkan salam dan siswa
menjawabnya.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menunjuk siswa untuk
memimpin doa.
4. Guru menjelaskan topik dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
5. Guru memberikan apersepsi
berakaitan dengan materi yang akan
disampaikan.
Menayangkan gambar/foto/video
yang relevan.
Lembar kerja materi Pengertian dan
perbedaan kritik dan esai.
Pemberian contoh-contoh materi
Pengertian dan perbedaan kritik
dan esai untuk dapat dikembangkan
peserta didik, dari media interaktif,
dsb.
Menulis resume dari hasil
pengamatan dan bacaan terkait
Pengertian dan perbedaan kritik
dan esai.
Verification
Peserta didik mendiskusikan hasil
(pembuktian)
pengamatannya dan memverifikasi hasil
pengamatannya dengan data-data atau
teori pada buku sumber melalui
kegiatan:
Peserta didik dan guru secara
bersama-sama membahas jawaban
soal-soal yang telah dikerjakan oleh
peserta didik.
Generalization
(menarik Peserta didik berdiskusi untuk
kesimpulan) menyimpulkan:
Mengetahui,
G. Contoh Esai
MEURAJAH
Meurajah adalah salah suatu jenis karya sastra klasik, yang dalam istilah
kesusastraan Melayu atau Indonesia dikenal dengan sebutan mantra. Masyarakat Aceh
sampai dengan sekarang masih membudayakan meurajah, walau secara keilmuan sastra
masyarakat tidak mengetahui kalau meurajah merupakan salah satu genre sastra.
Terlepas dari sihir atau tidak, kepercayaan masyarakat Aceh kepada thabib akan
Terlepas dari sihir atau tidak, kepercayaan masyarakat Aceh kepada thabib akan
kesembuhan penyakit yang dideritanya sangat besar pada kepribadian pasien. Terlebih
masyarakat awam, lebih mempercayai pengobatan yang bersifat alamiah dari pada seorang
dokter spesialis sekalipun. Dalam pengobatannya thabib ini hanya membacakan beberapa
mantra kesembuhan atau dalam bahasa Aceh disebut dengan meurajah. Tingkat
kemanjuran mantra ini sangat dipengaruhi oleh sahabat (para jin), namun ada juga
beberapa thabib yang hanya menggunakan media ayat-ayat suci Al-Quran untuk
kesembuhannya. Di Aceh sendiri tercatat beberapa daerah yang sangat kental ilmu
kabhatilan tersebut di antaranya Pantai Barat Selatan, Sinabang, Aceh Tengah, namun
sampai saat ini belum ada data yang real yang mampu menyimpulkan keberadaanya.
Meurajah Peneukoh
Ka ek u langeet kah ku peugandoe
(naik ke langit aku ketapel)
Katroek di bumoe kah ku singkla
(turun ke bumi aku ikat)
Bak gaki kah ku boeh pasong
(di kakimu aku pasang pasung)
Bak idoeng gunci tembaga
(pada hidungmu aku kunci dengan tembaga)
Di hadapan raja diwa hong saidi
Pada lirik mantra tersebut jelas disebutkan bahwa neurajah ini keseluruhan
menggunakan media bantu berupa alam ghaib seperti pada kalimat yang paling bawah “Di
hadapan Raja Diwa Hong Saidi”. Jelas bukan, Raja Diwa Hong Saidi adalah sosok
pemimpin jin di dunia kegelapan yang dipercaya masyarakat Aceh mau menolong mereka.
Sama halnya yang ditampilkan di televisi, thabib di Aceh juga perlu sesajen untuk
medianya. Tapi perlu digarisbawahi bahwa tidak keselurahan dari thabib di Aceh yang
menggunakan sesajen hanya dipakai bagi paranormal atau lebih tepatnya disebut dukun
yang terdapat di pedalaman. Penyakit yang mampu disembuhkan oleh thabib ini sangat
beragam mulai dari penyakit yang ringan hingga parah sekalipun, seorang thabib mampu
menyembuhkannya dalam kurun waktu tidak lebih dari sebulan. Jika dalam kurun waktu
tersebut tidak kurun sembuh maka thabib akan mengatakan “hana ubat” (tidak ada obat),
percaya atau tidak? penyakit yang tergolong ringan di antaranya yang mampu
disembuhkan oleh thabib berupa kesurupan, demam, sakit perut, sedangkan penyakit parah
berupa kanker ganas, batu ginjal tetap harus dengan pertolongan dunia medis modern.
Namun anehnya para thabib ini tidak melakukan operasi melainkan hanya dengan
beberapa mantra yang diucapkan.
Namun ada juga para masyarakat Aceh yang memakai jasa thabib untuk membantu
menemukan barang mereka yang hilang atau disebut “jak meukaloen” (ilmu tenung).
Khususnya thabib atau dukun (dukon) yang berada di desa-desa umumnya mereka
tidak menetapkan tarif khusus selama pengobatan tetapi para pasien memberikan sejumlah
uang seihklasnya saja. Mereka cukup dibayar dengan Rp5.000 atau dengan menjamu
dengan makan malam saja. Satu hal yang perlu diketahui, thabib di Aceh hanya bisa
melayani pasien saat matahari mulai terbenam, tepatnya pada pukul 16.00-05.30. selebih
dari itu para thabib, dukun atau dukon akan menolak membacakan mantranya dengan
alasan “hana koeng peunukoeh” (tidak kuat pemotong).
Oleh Zulfadli Kawom (Dimuat di Buletin Tuhoe Edisi XVI, Desember 2013)
H. Pengertian Esai
Teks yang telah kamu baca itulah yang dimaksud dengan esai. Teks tersebut
berisikan tanggapan atau pendapat seseorang tentang sebuah peristiwa. Adapun yang
dimaksud dengan esai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu karangan atau
tulisan yang membahas suatu masalah secara sekilas dari sudut pandang pribadi
penulisnya. Dari pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa esai adalah tulisan
yang mengandung opini dan sifatnya subjektif atau argumentatif. Pandangan-pandangan
pribadi tersebut haruslah logis dan dapat dipahami dengan baik. Tidak hanya itu, argument
yang disampaikan dalam esai harus didukung oleh fakta, sehingga esai tersebut tidak
menjadi tulisan yang fiktif atau imajinasi sang pengarang belaka.
I. Struktur Esai
Perhatikan kembali teks esai di atas ataupun teks esai lainnya yang telah kamu
baca dari sumber lain. Untuk menulis esai yang baik, terdapat struktur dari esai yang harus
diperhatikan penulis. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan untuk mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas.
Berdasarkan teks esai yang berjudul “Meurajah” tampak jelas penulis
mengantarkan pembaca untuk memahami topik yang dibahas. Penulis memulai dengan
pemahamannya tentang meurajah adalah salah suatu jenis karya sastra klasik, yang
dalam istilah kesusastraan Melayu atau Indonesia dikenal dengan sebutan mantra.
Masyarakat Aceh sampai dengan sekarang masih membudayakan neurajah, walau
secara keilmuan sastra masyarakat tidak mengetahui kalau neurajah merupakan salah
satu genre sastra. Kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas dalam
keseluruhan esai di dalam pendahuluan. Unsur-unsur yang ada di dalam pendahuluan
adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan dibahas
secara lebih jelas dan detil pada bagian selanjutnya. Pendahuluan menjadi pengantar
pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga pembaca lebih mudah
menelaah isi esai.
2. Isi/Pembahasan dari topik atau tema tulisan secara lebih detail
Isi atau pembahasan adalah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik
tulisan secara lebih detil. Di dalam isi, penulis menjabarkan pendapatnya secara
kronologis atau urut sesuai dengan ide yang disusun dalam kerangka sehingga esai
menjadi koheren. Pembahasan dalam esai “Meurajah” tampak pada paragraf ke-2 yaitu
terlepas dari sihir atau tidak, kepercayaan masyarakat Aceh kepada thabib akan
kesembuhan penyakit yang dideritanya sangat besar pada kepribadian pasien. Terlebih
masyarakat awam, lebih mempercayai pengobatan yang bersifat alamiah dari pada
seorang dokter spesialis sekalipun. Dalam pengobatannya thabib ini hanya
membacakan beberapa mantra kesembuhan atau dalam bahasa Aceh disebut dengan
neurajah. Tingkat kemanjuran mantra ini sangat dipengaruhi oleh sahabat (para jin),
namun ada juga beberapa thabib yang hanya menggunakan media ayat-ayat suci
Alquran untuk kesembuhannya. Di Aceh sendiri tercatat beberapa daerah yang sangat
kental ilmu kabhatilan tersebut di antaranya Pantai Barat Selatan, Sinabang, Aceh
Tengah, namun sampai saat ini belum ada data yang real yang mampu menyimpulkan
keberadaanya.
3. Kesimpulan/Penutup untuk merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah
disampaikan.
Kesimpulan adalah bagian terakhir dalam esai. Bagian ini berisi kalimat yang
merangkum atau menyimpulkan apa yang sudah disampaikan di pendahuluan dan
pembahasan. Kesimpulan tidak boleh melebar ke topik lain. Contoh: Namun ada juga
para masyarakat Aceh yang memakai jasa thabib untuk membantu menemukan barang
mereka yang hilang atau disebut “jak meukaloen” (ilmu tenung). Khususnya thabib
atau dukun (dukon) yang berada di desa-desa umumnya mereka tidak menetapkan tarif
khusus selama pengobatan tetapi para pasien memberikan sejumlah uang seihklasnya
saja. Mereka cukup dibayar dengan Rp5.000 atau dengan menjamu dengan makan
malam saja. Satu hal yang perlu diketahui, thabib di Aceh hanya bisa melayani pasien
saat matahari mulai terbenam, tepatnya pada pukul 16.00-05.30. selebih dari itu para
thabib, dukun atau dukon akan menolak membacakan mantranya dengan alasan “hana
koeng peunukoeh” (tidak kuat pemotong).
K. Ciri-ciri Esai
1. Berbentuk prosa.
2. Singkat.
3. Memiliki gaya pembeda.
4. Selalu tidak utuh.
5. Memenuhi keutuhan penulisan.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal.
L. Cara Penulisan Esai
1. Menentukan tema yang menarik.
2. Melakukan research (penelitian) pengumpulan bahan.
3. Membuat outline (garis besar).
4. Memperhatikan pilihan kata.
5. Memulai untuk menulis esai.
6. Memberikan judul dalam esai tersebut.
Perbedaan utama antara kritik sastra dan esai terletak pada objek yang dinilai.
Pada kritik sastra, objek yang dinilai hanya meliputi lingkup karya sastra, seperti
novel, puisi, prosa, dan lain-lain. Sementara pada esai, objek yang dinilai adalah
segala masalah umum yang terdapat Dallam kehidupan nyata.
2. Penulisan
Struktur penulisan kritik dan esai juga berbeda. Kritik harus ditulis dengan
struktur yang telah ditentukan agar lebih mudah dipahami oleh penulis karya sastra
yang dinilai maupun oleh pembaca karya sastra. Adapun pada esai, penulisan dapat
dibuat secara bebas tanpa struktur baku, asalkan memuat bagian pendahuluan, tubuh
(isi), serta penutup sehingga tetap bisa dipahami dan menarik untuk dinikmati.
3. Gaya bahasa
Gaya bahasa pada penulisan kritik dan esai juga berbeda. Gaya bahasa yang
ada pada kritik lebih baku dan sesuai dengan ejaan kamus bahasa Indonesia.
Sedangkan gaya bahasa pada esai lebih santai dan sesuai dengan karakteristik penulis.
4. Sifat
Meskipun sama-sama berisi pandangan seseorang terhadap suatu
permasalahan, namun sifat kritik dan esai ternyata berbeda. Pembuat kritik atau
kritikkus harus menuliis kritiknya secara objektif. Tanggapan, pertimbangan baik dan
buruk, serta perbaikan-perbaikan yang disampaikan harus bersumber pada keadaan
faktual. Meski begitu, kesan pribadi pembuat kritik tetap bisa dimasukan pada bagian
lain yang tidak menjadi bagian inti dari pembahasan. Adapun pada esai,
pembahasannya sering kali dibuat secara subjektif. Penilaian pribadi terhadap sebuah
permasalahan menjadi ciri khas yang terdapat dalam pembahasan esai.
5. Saran perbaikan
Pada kritik sastra, saran perbaikan bagi pembuat karya sastra adalah bagian
penting yang harus selalu ada. Saran perbaikan ini dapat menjadi bekal bagi pembuat
karya sastra untuk memperbaiki bagian-bagian yang dirasa kurang pada karya
sastranya. Sementara pada esai, saran perbaikan atas suatu permasalahan yang dibahas
tidak selalu ada. Kerap kali esai hanya berisi pembahasan seputar subjek atau objek
yang menurut esaisnya menarik untuk dikulik.
LAMPIRAN EVALUASI/PENUGASAN TEKS KRITIK DAN ESAI
Pilihan Ganda:
1. Pemerintah akan memantau harga – harga kebutuhan bahan pokok di pasaran pada saat
menjelang dan selama bulan ramadhan. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindakan –
tindakan nakal para pedagang yang menjual dengan harga yang sangat tinggi. Jika harga
bahan pokok di pasaran melonjak, maka pemerintah akan bertindak dengan melakukan
operasi pasar.
Kalimat kritik yang tepat pada isi paragraf di atas adalah …
a. Pemerintah seharusnya memantau harga barang pokok tidak hanya selama
bulan Ramadhan
b. Pemerintah harus menurunkan harga bahan pokok selama bulan ramadhan
c. Pemerintah seharusnya menindak para pedagang yang berlaku curang
d. Pemerintah harus mengadakan operasi pasar salama bulan Ramadhan
2. Pemerintah akan menunggu turunnya harga minyak mentah dunia sampai Maret 2009.
Keputusan menunggu ini dilakukan sebelum memutuskan harga premium dan solar yang
dilepas sesuai harga pasar. Jika harga minyak pada saatnya tetap rendah, pemerintah
segera melepas harga premium dan solar.
Kritikan terhadap isi paragraf tersebut adalah ...
a. Pemerintah hendaknya menunggu bulan Maret
b. Pemerintah hendaknya segera melepas harga
c. Pemerintah hendaknya tidak melepas premium dan solar.
d. Pemerintah hendaknya tidak terlalu lama dalam mengambil keputusan.
e. Pemerintah hendaknya segera menurunkan harga
6. Siapa yang tidak ingin bekerja? Orang tua membiayai anaknya sekolah sampai tingkat
tinggi, bahkan kalau mampu, hingga bertitel profesor doktor. Tujuannya agar dapat
bekerja dan mencari nafkah. Akan tetapi, jika si anak sekolahnya gagal, orang tua pasti
marah dan kecewa. Bukankah orang tua rela membiayai pendidikan agar anaknya hidup
bahagia?
Hal yang diungkapkan dalam kutipan esai tersebut adalah....
a. Para orang tua menginginkan anak mereka bersekolah agar mudah mendapat
pekerjaan.
b. Orang tua pasti marah dan kecewa jika anaknya gagal sekolah.
c. Setiap orang tua pasti ingin anaknya bersekolah dan bertitel.
d. Orang tua rela membiayai pendidikan anaknya agar mencapai gelar yang tinggi.
e. Salah satu upaya untuk mencapai kebahagiaan dengan bersekolah dan bekerja.
10. Esai yang dapat melukiskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian
pengarang.
Tipe esai jenis ini yaitu…
a. Esai deskriptif
b. Esai tajuk
c. Esai cukilan watak
d. Esai kritik
e. Esai pribadi
14. Pemerintah ingin tetap konsekuen menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Bila
harga BBM di tingkat nasional menurun, pemerintah baru akan mengambil kebijakan
menurunkan harga BBM bersubsidi di dalam negeri sesuai tingkat yang wajar. Langkah
ini ditempuh untuk meringankan beban masyarakat.
Kritik terhadap paragraf tersebut adalah ….
a. Sudah kewajiban pemerintah untuk menurunkan harga.
b. Pemerintah harus konsekuen menurunkan harga.
c. Pemerintah tak perlu menunggu untuk menurunkan harga.
d. Sudah sewajarnya pemerintah menurunkan harga.
e. Sudah saatnya pemerintah memakai harga BBM internasional.
15. Begitulah maka aku pun pernah jadi buah harap mereka. Buah cakap yang manis di
dengar dari gadis dan ibu-ibu di kampong. Tiap kali kalau kebetulan aku lewat di muka
mereka, dari celah-celah kerai menjeling beberapa mata jelita. Dan tak jarang aku dapat
gangguan ibu-ibu yang suka menyindir. Tapi, aku yang masih terlalu muda, tak mungkin
sanggup memikirkan hal-hal yang sulit itu. Lagi pula ayahku (pentolan Serikat Islamnya
Tjoroaminoto yang Tergolong progresif) tak suka fiil macam itu.
Sumber : Djamil Suherman, “Jadi Santri”
Kalimat kritik yang sesuai dengan kutipan cerpen tersebut adalah…
a. Cerpen sulit dipahami karena bahasanya berbelit-belit dan mementingkankeindahan.
b. Penyajian konflik dalam cerita tersirat, yaitu melalui pikiran-pikiran tokoh.
c. Cerpen itu kurang menarik karena menggunakan “akuan” yang jarang di temukan
dalam cerita lain.
d. Cerpen tersebut sulit dipahami karena memakai kata progresif dan banyak kata asing
lainnya.
e. Latar yang tidak jelas membuat cerpen tersebut tidak menarik si pembaca dan
tidak bermakna.
Uraian:
Bacalah contoh Kritik Sastra yang berjudul Tirani dan Benteng : Potret dan Refleksi Empat
Dekade Sejarah Indonesia (karya Ranti Jumiarni) dan contoh Esai yang berjudul
MEURAJAH (karya Zulfadli Kawom) lalu isilah pertanyaan dibawah ini!
1. Tuliskanlah bagian-bagian struktur teks kritik dan esai yang Anda baca!
2. Tuliskanlah perbedaan dari aspek pengetahuan struktur teks kritik dan esai yang Anda
baca!
3. Tuliskanlah perbedaan dari aspek pandangan teks kritik dan esai yang Anda baca!