Anda di halaman 1dari 13

Bahasa Indonesia

BAB 3
LEMBAR KERJA SISWA
TEKS EDITORIAL

KELAS XII
SEMESTER 1

Nama :
Kelas :

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA


DINAS PENDIDIKAN, PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 JAYAPURA
Jalan Merah Putih Buper Waena Jayapura
2020
LEMBAR KERJA SISWA 01

1. Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


2. Kelas/Semester : XII/1
3. Materi : Teks Editorial

A. Mengidentifikasi Informasi Teks Editorial

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan dapat:


1. mengidentifikasi informasi (pendapat, alternatif solusi, dan simpulan
terhadap suatu isu) dalam teks editotial, dan
2. membedakan fakta dan opini dalam teks editorial.

Pengantar

Seberapa sering kalian membaca koran? Setiap hari atau seminggu sekali? Pernahkah
kalian membaca Cedrawasih Pos atau Jubi? Kalau kalian pernah membaca sebuah surat
kabar misalnya majalah atau koran, di dalam surat kabar tersebut biasanya banyak berita
yang berisi kumpulan fakta dan informasi yang berguna buat kamu. Namun selain berita,
biasanya dalam surat kabar juga menyajikan kolom lain yang berisi pendapat atau opini
yang ditulis oleh pemimpin redaksi tersebut. Nah kolom yang berisi opini atau pendapat dari
pemimpin redaksi itulah yang disebut teks editorial.

1
TUGAS 1

Mengidentifikasi Informasi Teks Editorial

1. Cermati cerita Editorial berikut ini!

Papua Perlu Menjadi 8 Wilayah Adat


Oleh: Ap Octaviaen Gerald B. Kahipdana

Alasan fundamental usulan Wilayah Adat Okmekmin sebagai wilayah kedelapan


dalam struktur DAP (Dewan Adat Papua).
Bagian ini dianggap amat penting bagi pembaca, khususnya orang asli Papua,
pengurus Dewan Adat Papua, peneliti dan akademisi orang asli Papua, anggota MRP dan
MRPB serta para pekerja indigenous peoples in the world and as well as west Papuan, sebab
itu akan didahului dengan mengajukan sebuah pertanyaan mendasar: mengapa perlu
wilayah adat sendiri bagi suku-suku di perbatasan negara yang adalah sentral pulau
Papua?
Banyak alasan yang mendukung pertanyaan ini. Sudah tentu dilatarbelakangi oleh kajian
antropologi budaya suku-suku setempat; sejarah pembangunan daerah selama 40-an
tahun bersama Kabupaten Jayawijaya terhadap suku-suku di wilayah Kabupaten
Pegunungan Bintang dan terhadap suku-suku di wilayah Kabupaten Yahukimo serta
Kabupaten Merauke terhadap suku-suku di Kabupaten Boven Digoel dan Kabupaten
Jayapura terhadap suku-suku wilayah Kabupaten Keerom, dan demi masa depan anak
cucu suku bangsa di wilayah perbatasan antarnegara.
Berdasarkan penggalian dan pemahaman mitologi suku bangsa setempat sejak
kehidupan awal tentang penciptaan pulau ini dan manusia Papua, bahwa mereka adalah
satu keluarga besar yang berasal dari satu tempat yang sangat sakral (apyim apom/the
Juliana top/the Elisabeth top/puncak Mandala/Pegunungan Bintang). Tempat ini dianggap
menjadi pusat pergerakan suku bangsa di pulau Papua yang dikenal luas sekarang. Tempat
sakral itu berada di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang. Semua bukti entitas empiris
masih ada sampai sekarang.
Dari tempat itulah semua manusia Papua bergerak ke bagian utara, selatan, barat
dan timur PNG. Di wilayah PNG sudah membentuk 2 provinsi yaitu Sandaun Province beribu
kota Vanimo dan Western Province beribukota Kiunga. Banyak bukti empiris lain seperti jenis
dan tipe manusia di wilayah ini yang cukup unik dan banyak mewakili suku bangsa di pulau
Papua. Kenyataan ini mendorong para intelektual suku-suku setempat meneliti ulang
berdasarkan penelitian lama oleh para peneliti Eropa dan lain-lain.
Mitologi suku-suku setempat sudah ada bukti dan dibuktikan berdasarkan penyebaran
marga/klen/keret sebagai entitas empiris yang ada sekarang dan tidak bisa dibantah,
seperti sejumlah marga dan mitologi yang dimiliki suku-suku di Pegunungan Bintang sama
dengan marga dan mitologi yang dimiliki suku bangsa lain di wilayah kabupaten
2
tetangganya. Contoh marga Taplo/Tafor, Ibek/Ibe, Mallo, Watae dan lain-lain yang tersebar
sampai di Kabupaten Keerom; marga Wayam/Walam/Wayap, Uropka/Oropka, Tarong,
Yopeng dan lain-lain berada di Kabupaten Boven Digoel; marga mimin/mirin ada di
Kabupaten Yahukimo.
Begitu juga penyebutan hal tertentu seperti ok (air), anon (anjing), nong (tali), yop/jum
(pisang) dan lain-lain bagi suku-suku di empat kabupaten tetangga dengan Pegunungan
Bintang. Banyak kesamaan pola berfilsafat dan filosofi, antropologi dan psikologi
manusia/suku bangsa di wilayah ini. Hal ini sangat jelas dalam penelitian antropolog
Belanda (Healey,1964 and Voorhoeve, 2005) menyebutkan suku-suku di empat kabupaten
sekarang adalah Ok family, Mek Family dan Min Family. Ok family termasuk suku Papua Ok
yang selama ini disebut suku Ngalum, Katii/Muyu, Wambon dan suku Korowai.
Sementara suku yang termasuk Mek Family adalah suku Mek/Ketengban, Suku
Nam/Jefta, suku Aplik/Kimki, suku Una Ukam, Momuna, suku Kopkaka sampai dengan suku
Yali. Dan Min family termasuk suku Atbalmin, Telefomin, Mianmin, Tifalmain, Oksapmin,
Faiwolmin, Urapmin, Mianmin, dan suku Wopkaimin dan lain-lain yang sebagian besar
termasuk wilayah PNG sekarang.

1. Kerjakan tugas ini secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga orang sampai
lima orang.
2. Kemudian jawab pertanyaan berikut ini!
1) Isu apa yang disampaikan editor pada teks editorial tersebut!
2) Apa pendapat editor tentang isu tersebut?
3) Apa solusi yang ditawarkan editor terhadap isu tersebut?
4) Apa simpulan terhadap isu tersebut?

3
LEMBAR KERJA SISWA 02

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

Membedakan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial

TUGAS 2

1. Cermati teks di bawah ini!


2. Kerjakan tugas di bawah ini secara berkelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga
sampai lima orang.
3. Baca dengan seksama editorial di bawah ini, kemudian jawab sesuai pertanyaan yang
diminta!

Tradisi Mumi di Papua Meneruskan Tradisi Prasejarah

Sumber: Mumi Suku Hubula, Wamena (Foto: Balai Arkeologi Papua)

Banyak tinggalan budaya yang luar biasa terdapat di bumi Papua. Itulah yang
dibicarakan pada acara webinar pada Kamis, 30 Juli 2020. Acara itu diselenggarakan oleh
Balai Arkeologi Papua bekerja sama dengan Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI)
Komda Sulawesi, Maluku, dan Papua. Tampil sebagai pembicara Erlin Djami (Balai Arkeologi
Papua), Prof. I Wayan Rai S. (Rektor ISBI Tanah Papua), dan Dr. Hanro Y. Lekitoo (Antropolog
Uncen). Sebagai moderator Yanirsa Sendana. Topik webinar adalah Budaya Papua dalam
Kajian Arkeologi, Seni, Adat, dan Tradisi.
Mumi atau mayat yang diawetkan sampai saat ini masih dapat kita temukan di
masyarakat suku Dani daerah Kuruku Wamena Jayawijaya. Mengapa budaya
mengawetkan mayat masih tetap dipertahankan? Apakah ini hanya merupakan tradisi
tradisional prasejarah masyarakat suku Dani semata?
Peninggalan budaya Papua merupakan aktualisasi pengetahuan dan perilaku nenek
moyang masyarakat Papua. Secara umum budaya-budaya itu dibentuk oleh dua kelompok
4
manusia yang telah bermigrasi ke wilayah Papua ribuan tahun lalu, yaitu kelompok
Australomelanesid dan penutur Austronesia. Masing-masing menonjolkan karakter
budayanya. Bahkan muncul budaya-budaya baru sebagai hasil karya bersama. Manusia
Papua adalah manusia yang "terbuka". Mereka siap menerima perubahan dengan tetap
selektif sehingga tidak menghilangkan identitas budayanya.
Tradisi Papua unik karena tetap meneruskan tradisi prasejarah. Artefak-artefak yang
berasal dari masa lampau, masih bisa disaksikan pada masyarakat Papua sekarang ini.
Kapak batu dan manik-manik, misalnya, dipakai sebagai mas kawin. Pemanfaatan alat-alat
tulang, cangkang kerang, sisir, dan gelang juga tidak berubah dari masa lampaunya.
Budaya megalitik juga dikenal di Papua. Mega berarti batu, sementara litik berati batu. Jadi
megalitik bermakna batu besar.
Tradisi mumi masih dikenal di tanah Papua karena uniknya masyarakat Papua.
Sebagai masyarakat terbuka mereka mengikuti perkembangan zaman. Sebagai
masyarakat berbudaya, mereka tetap melestarikan tradisi nenek moyang. Salah satunya
tradisi menjadikan mumi mayat kepala suku mereka yang sangat dihormati. Sangat unik
bukan.

1) Berdasarkan teks tersebut indentifikasi kalimat faktanya!


2) Identifikasi pula kalimat opininya!
3) Jawab dengan mengisi tabel berikut ini!

No Kalimat Fakta Kalimat Opini


1

5
LEMBAR KERJA SISWA 03

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

B. Menyeleksi Ragam Informasi Sebagai Bahan Teks Editorial


C.

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan dapat:


1. menentukan isu aktual dari berbagai media informasi (cetak elektronik,
maupun intenet), dan
2. menyampaikan pendapat terhadap isu aktual dilengkai argumen
pendukung (data dan analisis logis).

TUGAS 3

Menentukan Isu Aktual


1. Kerjakan tugas secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari tiga sampai lima orang!
2. Carilah lima isu aktual diberbagai media!
3. Analisislah apakah isu tersebut merupakan isu altual!
4. Analisislah adalah isu aktual yang berubah menjadi isu kontriversi!
5. Kerjakan tugas Anda dengan mengisi tabel berikut ini!
Media yang
No Isu Aktual Alasan Termasuk Isu Aktual
Memberitakan
1.
2.
3.
4.
5.

Menjadi Isu Alasan Berubah Menjadi Isu


No Isu Aktual
Kontroversi Kontroversi
1.
2.
3.
4.
5.

6
LEMBAR KERJA SISWA 04

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

TUGAS 4

Menyampaikan Pendapat Terhadap Isu Aktual Dilengkai Argumen

1. Kerjakan tugas beserta kelompokmu, setiap kelompok tiga sampai lima orang!
2. Cari 1 editorial dari harian Cepos, Jubi atau media masa lain yang beredar di Papua!
3. Tentukan isu aktualnya!
4. Apa argument yang mendukung isu aktual tersebut!
Nama Media Masa :
Judul Editorial :
Isu Aktual :
Argumen yang mendukung isu
1)
2)
5. Tentukan isu aktual lain yang hangat diperbincangkan di Papua!
6. Buat argument pribadi yang dapat mendukung isu aktual tersebut disertai data
pendukung!
Isu Aktual :
Argumen pribadi terhadap isu aktual:
1)
2)
Data/fakta yang memperkuat argument:
1)
2)

7
LEMBAR KERJA SISWA 05

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

C. Menganalisis Unsur Kebahasaan Teks Editorial

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan dapat:


1. menganalisis struktur teks editorial, dan
2. menganalisis ciri kebahasaan teks editorial

TUGAS 5

Menganalisis Struktur Teks Editorial

1. Secara individu, cermati teks berikut ini!

Nasib Perempuan Papua Terabaikan dalam Masa Pandemi Covid-19

Sejak pertengahan Maret 2020. Setiap hari media mainstream maupun media sosial
memuat berita tentang pandemi covid-19. Kondisi ini berdampak terhadap ibu-ibu yang
setiap hari berjualan di pasar. Bagaimana dengan kesehatan mereka?
Pemerintah tidak memberikan informasi tentang bahaya covid-19 dalam bahasa yang
dapat dimengerti oleh masyarakat. Selain itu, lambatnya kehadiran pemerintah dalam
menyediakan air bersih dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi ibu-ibu pedagang di pasar,
menjadi alasan utama terabaikannya kesehatan mereka.
Lalu bagaimana penghasilan mereka? Dengan adanya pembatasan waktu
beraktivitas hingga jam 2 siang, pasti penghasilan ibu-ibu akan berkurang, padahal
sebagian besar dari perempuan Papua adalah tulang punggung keluarganya. Demi
menghidupi keluarganya, mereka mengabaikan kesehatannya sendiri.
Jadi dapat dikatakan, kurangnya informasi yang jelas dan dapat dimengerti oleh
perempuan Papua, kesehatan perempuan Papua pada masa pandemic covid-19
terabaikan.

2. Analisis struktur teksnya dengan mengisi tabel di bawah ini!


Struktur Bukti dalam Teks

Thesis

Argumen

Penegasan ulang

8
LEMBAR KERJA SISWA 06

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

Menganalisis Ciri Kebahasaan Teks Editorial

TUGAS 6

1. Kerjakan secara individu!


2. Cermati editorial berikut dengan seksama!
3. Analisis kaidah kebahasaannya. Berilah warna yang berbeda pada setiap kaidah
kebahasaannya!

Pentingnya Nasionalisme Pemuda Papua Menghadapi Era New Normal

https://nasional.kompas.com

Era kenormalan baru atau tatanan kehidupan baru masyarakat (new normal life)
sudah dimulai setelah masa pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)
dilonggarkan. Hal ini ditandai dengan Instruksi Presiden Joko Widodo kepada Ketua Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekaligus Ketua Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo untuk memberikan kewenangan kepada 102
pemerintah kabupaten/kota yang saat ini berada dalam zona hijau (green zone) untuk
melaksanakan kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid-19.
Nasionalisme dapat dirumuskan sebagai satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara atau paham (ajaran) untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri. Beberapa faktor yang mendukung terwujudnya paham
nasionalisme kita ketahui dari sejarah ketika masa perang merebut kemerdekaan. Adanya
ikatan rasa senasib sepenanggungan. Bertempat tinggal dalam satu wilayah yang sama
ingin melepaskan diri dari penjajahan.
Masa pandemi Covid-19 perlu ada rasa nasionalisme untuk memutus mata rantai
penyebaran covid-19 di Indonesia. Pemuda Papua jika memiliki rasa nasionalisme tinggi
akan mampu melawan Covid-19. Karena tanpa memiliki rasa nasionalisme tinggi yang
didukung dengan kesadaran dan kedisiplinan tinggi sangat sulit kiranya melaksanakan new
normal life secara baik.

9
Nasionalisme dalam situasi negara seperti saat ini diperlukan karena dapat menjadi
pemersatu bangsa dan untuk mempertahankan keutuhan NKRI tercinta terlebih jika
dikaitkan dengan konstitusi negara Republik Indonesia. Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 (UUD 1945).
Jika dikaitkan dengan masa pandemi Covid-19, sikap nasionalisme dibuktikan dengan
adanya kesadaran dan kedisiplinan masyarakat secara kolektif dalam mematuhi protokol
kesehatan seperti memakai masker ketika ke luar rumah, menghindari kerumuman, jaga
jarak aman (physical distancing), cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang
mengalir atau hand sanitizer, dan mengonsumsi vitamin dan makanan yang bergizi. Adanya
kesadaran mematuhi berbagai ketentuan regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dan
tidak melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Jadi dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19 diperlukan adanya jiwa
nasionalisme dari seluruh bangsa Indonesia demi keberlangsungan hidup bersama. Rasa
nasionalisme penting dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19..

No Kaidah Kebahasaan Contoh dalam Teks

1. Adverbia

2. Konjungsi

3. Verba material

4. Verba mental

5. Verba relasional

1.

10
LEMBAR KERJA SISWA 07

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

D. Merancang Teks Editorial

Setelah mempelajari materi ini, kalian diharapkan dapat:


1. menyusun saran/rekomendasi terhadap isu aktual, dan
2. menyusun teks editorial dan memperhatikan struktur dan
kaidah kebahasaan

Menyusun Saran/Rekomendasi Terhadap Isu Aktual

TUGAS 7

1. Tentukan tiga isu aktual di sekiar Anda!


2. Susun rekomendasi atas isu aktual tersebut dengan kalimat sendiri!

No Isu Aktual Rekomendasi


1

11
LEMBAR KERJA SISWA 08

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : XII/1
Materi : Teks Editorial

Menyusun Teks Editorial

TUGAS 8

1. Tugas dikerjakan secara individu!


2. Buatlah teks editorial dengan memperhatikan struktur teks dan kaidah kebahasaan
berdasarkan isu aktual yang terjadi disekitarmu!

Isu Aktual :
Judul Editorial :

Struktur Editorial Teks Editorial


Tesis

Argumen 1

Argumen 2

Argumen 3

Penegasan Ulang

12

Anda mungkin juga menyukai