AJAR
No KOMPONEN DESKRIPSI/KETERANGAN
INFORMASI UMUM
1 IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun Rosa Adaliya Marta, S.Pd.
Nama Institusi SMA Bayt Al-Hikmah
Tahun Penyusunan Perangkat 2022
Ajar
Jenjang Sekolah SMA
Kelas X
Alokasi Waktu 6 JP
2 KOMPETENSI AWAL
Fase Capaian Pembelajaran E
(CP)
Elemen / Domain CP Menulis
Konsep Utama dan Essensial
Kompetensi Awal 1. Karakteristik teks anekdot yang mengandung kritik sosial
2. Struktur teks anekdot
6 MODEL PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Berbasis Project Based Learning
Metode - Diskusi
- Tanya jawab
KOMPONEN INTI
1 TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengolah sajian gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan
dalam comic strip secara logis, runtut, kritis, dan kreatif dengan memerhatikan unsur
kebahasaan.
2. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam
berkomunikasi secara tulis.
2 PEMAHAMAN BERMAKNA
Kemampuan memahami teks anekdot akan berkontribusi dalam mengembangkan kemampuan
dalam menilai berbagai informasi baik lisan maupun tulisan. Melatih untuk kritis dan kreatif
dalam mengkritik suatu permasalahan dalam kehidupan nyata dengan cara yang unik dan lebih
baik. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai bahan hiburan, sebagai analogi atau contoh dalam
menjelaskan sesuatu sebagai penarik perhatian.
3 PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apa yang membuat teks anekdot menarik untuk dibaca?
2. Jika kamu diminta menyajikan anekdot dalam bentuk berbeda, apa yang akan kamu usulkan?
4 KEGIATAN PEMBELAJARAN
Syntax PjBL Kegiatan Pembelajaran
Pertanyaan mendasar Pendahuluan Peserta didik merespon salam dan berdoa.
Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan
pendidik dan mempersiapkan diri untuk belajar.
Peserta didik diberikan materi mengenai karakteristik teks
anekdot yang mengandung kritik sosial dan truktur teks
anekdot
Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik menegenai
kritik dan sindiran yang dikemas dalam cerita lucu
Peserta didik disajikan komik-komik kritik sosial terhadap
fenomena sosial dan dipancing dengan berbagai pertanyaan
yang mengarah pada pesan da nisi dari komik tersebut
Mendesain Kegiatan Inti Peserta didik dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok
perencanaan projek terdiri dari 5 anak.
Setiap kelompok diberikan satu gambar fenomena sosial
beserta narasi kondisi fenomena tersebut, kertas buffalo,
pensil, penghapus, dan spidol warna-warni.
Peserta didik dijelaskan project yang harus dilakukan kali
ini, yaitu membuat Comics Strip atau komik potongan yang
berisi kritik yang bersifat lucu dan tetap memenuhi
karateristik serta struktur teks anekdot
Menyusun jadwal Pertemuan pertama (45 menit) pembuatan cerita
pembuatan Pertamuan kedua (45 menit) pembuatan panel komik
dengan adegan yang inti
Pertemuan ketiga (45 menit) pembuatan sketsa gambar
dengan alat-alat yang sudah disediakan
Pertemuan keempat (45 menit) pewarnaan sketsa komik
menjadi komik utuh
Memonitor keaktifan Peserta didik dimonitor dan dipandu dalam setiap melakukan
dan perkembangan aktivitas belajar sampai comic strip siap
projek
Menguji hasil Mengadakan pameran antar kelas di jam istirahat.
Peserta didik dari kelas-kelas lain mengunjungi dan
memberikan reaksi dengan mengisi kolom checklist di kolom
yang dipasang tiap kelompok. Semakin banyak yang memberi
“√” maka semakin menarik produk mereka.
Evaluasi pengalaman Penutup Peserta didik diberikan feedback oleh fasilitator atas produk
belajar yang diberikan.
5 ASESMEN
Target penilaian Individu dan kelompok
Jenis penilaian - Diagnostik
- Formatif
- Sumatif
Bentuk penilaian Tes tertulis
Refleksi Manajemen kelas:
a. Apakah semua siswa aktif mengikuti kegiatan ?
b. Apakah pembagian waktunya cukup?
c. Apakah siswa yang memiliki hambatan ketika berkegiatan,
dapat teratasi dengan baik (kembali berkegiatan dan
mengikuti prosesnya)
d. Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah tepat?
e. Adakah metode pembelajaran lain yang lebih tepat untuk
kegiatan pembelajaran ini?
f. Apakah menemukan kendala lainnya?
g. Adakah strategi lain untuk menjawab kendala yang
timbul?
Ketercapaian kompetensi:
a. Apakah semua siswa mampu mencapai kompetensi
yang diharapkan?
b. Apakah semua siswa mampu mengikuti proses kegiatan
belajar dengan baik?
c. Adakah perubahan sikap dan keterampilan siswa selama
proses kegiatan belajar?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot dapat diartikan sebagai sebuah cerita singkat
yang menarik karena lucu dan mengesankan. Selain itu, teks anekdot biasanya juga membahas orang penting
atau terkenal dan tentunya berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Hal ini yang membuat teks anekdot pada
dasarnya merupakan sebuah cerita lucu yang ditulis dan dibuat berdasarkan apa yang terjadi di dunia nyata.
Dalam bukunya yang berjudul Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan, Taufiqur Rahman mengatakan
bahwa teks anekdot merupakan teks yang sering mengangkat topik terkait politik, lingkungan, sosial, layanan
umum, dan kebiasaan banyak orang. Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa teks anekdot adalah teks yang
memiliki bentuk dialog singkat dari dua tokoh.
Meskipun terkesan sebagai teks lucu, teks anekdot banyak menyimpan pesan moral atau amanat dan kebenaran
yang dipercayai banyak orang. Hal inilah yang membuat teks anekdot memiliki tujuan untuk menghibur
seseorang sehingga bisa tertawa dan bahagia, walaupun membawa maksud kritikan.
Dalam teks anekdot, penulis sering tidak memberikan cerita yang detail dan rinci. Hal ini menjadikan cerita
yang ditampilkan hanya memiliki dampak jangka pendek. Teks anekdot sendiri memiliki sifat yang lucu,
menghibur, dan tentunya disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu,
topik yang dibicarakan dalam teks anekdot merupakan topik yang spesifik atau khusus dan sering kali berangkat
dari pengalaman pribadi.
2. Memiliki sifat menggelitik, hal ini berarti teks anekdot dapat membuat setiap orang yang membacanya akan
merasa terhibur dengan kisah lucu yang terdapat di dalam teks. Setiap cerita lucu itu bisa membuat pembaca
merasa terhibur.
3. Memiliki sifat menyindir, dalam beberapa kisah teks anekdot ditemukan banyak yang dipakai sebagai media
untuk menyindir sesuatu, baik itu orang maupun kelompok. Oleh karena itu, teks anekdot bisa juga dibilang
sebagai media untuk mengkritik suatu peristiwa yang sedang terjadi.
4. Bisa jadi mengenai orang penting, karena tidak aturan yang ketat untuk membuat teks anekdot, hal ini
menjadikan teks ini biasa digunakan untuk membahas orang-orang penting.
5. Memiliki tujuan tertentu, tidak seperti teks yang lain, teks anekdot lebih fleksibel untuk dibentuk sesuai
keinginan dari penulis. Dengan begitu, penulis memiliki sudut pandang yang lebih luas dan bisa menghasilkan
teks anekdot dengan maksimal.
6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng, orang yang hendak menulis membuat sebuah cerita
lain yang sebenarnya berhubungan dengan kehidupan saat ini.
2. Orientasi
Bagian kedua dari teks anekdot adalah orientasi. Berbeda dengan abstrak yang memberikan gambaran awal,
orientasi biasanya berisi awal kejadian sebuah cerita. Orientasi juga bisa disebut sebagai bagian untuk
menjelaskan latar belakang dari sebuah peristiwa utama yang terjadi.
3. Krisis
Bagian ketiga dari teks anekdot adalah krisis. Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis
akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks.
4. Reaksi
Bagian keempat dari teks anekdot adalah reaksi. Reaksi sendiri merupakan bagian yang digunakan untuk
melengkapi suatu cerita. Reaksi biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks
anekdot.
5. Koda
Bagian terakhir dari teks anekdot yaitu koda. Setelah keseluruhan cerita sudah tersampaikan, koda dapat
digunakan sebagai penutup sekaligus pemberian pesan dari penulis cerita teks anekdot.
Kaidah kebahasaan biasanya juga digunakan untuk membedakan antara teks satu dengan teks yang lain. Berikut
ini adalah kaidah kebahasaan teks anekdot yang perlu diketahui, diantaranya yaitu:
Adapun kebahasaan yang muncul pada teks anekdot adalah sebagai berikut.
1. Pertanyaan Retoris
Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan
pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini
diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara
halus.
Contoh:
Siapa yang tidak ingin bahagia? Menurutmu, kamu tak pernah berdosa? Apakah setiap orang
berhak berbuat baik?
2. Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan
dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap
pembaca. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme.
a. Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan
dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir.
Contoh:
Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup
karenanya.
b. Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran meng- gunakan kata-kata kasar
yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati.
Contoh:
Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya.
Biar sewa, yang penting keren.
c. Sarkasme
Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran
yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang
seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar.
Contoh:
Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi!
Penilaian Pembelajaran
Rubrik 1 Penilaian menciptakan teks anekdot dan Komik potongan (comic strip)
REFLEKSI