Anda di halaman 1dari 12

Laporan Akhir

Elektronika 1
Modul Praktikum
Rangkaian penumlahan dan pengurangan serta OP-AMP
sebagai filter aktif

Nama : Galih Pangestu


NPM : 1806195564
Rekan Kerja : Adrian Julio Adhy P
Kelompok : 10
Hari : Jum’at
Tanggal : 18 oktober 2019
Modul ke : 8 dan 9

Laboratorium Elektronika – Departemen Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2019
1

MODUL 8 dan 9
Rangkaian Penjumlahan dan Pengurangan serta OP-
AMP Sebagai filter aktif

DATA PENGAMATAN
• Percobaan modul 8

1. Inverting Adder
V1 V2 Vout
0V -5 V
1V -5.6 V
2V -6.4 V
5V 3V -7.7 V
4V -8.6 V
5V -9.7 V
2. Scalling Adder
R1 R2 Vout
10 kΩ 10 kΩ 0.4 V
20 kΩ 10 kΩ 0.4 V
20 kΩ 22 kΩ 0.4 V
3. Adder - Subtracter
R1 = R2 = R1’ = R2’ = 10 kΩ
Vout 0.8 V
R1 = R2 = 50 kΩ ; R1’ = R2’ = 10 kΩ
Vout 0.8 V
4. Direct Adder
R1’ R2’ Vout
100 kΩ 100 kΩ 9V

Universitas Indonesia 2019


2

68 kΩ 68 kΩ 10 V

• Percobaan modul 9

1. Differensiator
Gelombang Sinusoida Gelombang Segitiga
Vout = 500 mV
Vout = 10 V
Vin = 200 mV
2. Integrator
Gelombang Sinusoida Gelombang Segitiga
Vout = 10 V
Vout = 5 V
Vin = 500 mV
3. Low Pass Filter
Gelombang Sinusoida Gelombang Segitiga
Vout = 5 mV
Vout = 20 V
Vin = 10 V

Universitas Indonesia 2019


3

4. High Pass Filter


Gelombang Sinusoida Gelombang Segitiga
Vout = 2 mV
Vout = 5 V
Vin = 5 V
5. Band Pass Filter
Ftinggi Ftengah Frekuensi
2710 V 1411 V 201.505 Hz

ANALISIS
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan sembilan buah percobaan yaitu
Inverting Adder, Scalling Adder, Adder-Subtracter, Direct Adder, Differensiator,
Integrator, Low Pass Filter, High Pass Filter, dan Band Pass Filter.
Pada percobaan pertama, hasil yang didapat pada saat praktikan melakukan
simulasi adalah nilai Vout akan semakin kecil ketika nilai besar arus pada V2
diperbesar. Pada percobaan pertama praktikan melakukan pengulangan di setiap
tegangan (V2) dengan nilai tegangan (V1) ialah konstan yaitu sebesar 5V. pada
percobaan pertama ini praktikan mendapatkan hasil yang sesuai dengan simulasi ,
dimana nilai Vout akan semakin kecil ketika nilai besar arus pada V2 diperbesar.
Pada percobaan kedua, hasil yang didapat pada saat praktikan melakukan
simulasi adalah ketika tegangan keluaran (Vout) tidak berubah ketika hambatan 1
dan 2 diganti dengan harga yang berbeda.. Pada percobaan kedua ini , praktikan
berhasil membuktikan bahwa nilai tegangan keluaran (Vout) tidak berubah
meskipun besar hambatan 1 dan 2 diganti.
Pada percobaan ketiga, hasil yang didapat ketika praktikan melakukan
eksperimen di laboratorium adalah ketika tegangan keluaran tidak berubah ketika
hambatan 1 dan 2 diganti dengan harga yang berbeda. Hasil yang diperoleh pada
simulasi di multisim sama dengan hasil eksperimen di laboratorium.
Pada percobaan keempat, hasil yang didapat ketika nilai besar hambatan R1’
dan R2’ diganti dengan harga yang berbeda, tegangan akan berubah. Hasil yang
diperoleh pada simulasi di multisim sama dengan hasil eksperimen di
laboratorium. Praktikan berhasil membuktikan percobaan keempat dimana nilai
tegangan akan berubah jika nilai besaran hambatan R1’ dan R2’ di rubah.
Universitas Indonesia 2019
4

Pada percobaan kelima, hasil yang didapat ialah ketika rangkaian diberikan
sinyal input sinus maka sinyal keluaran akan berbentuk sinus yang skalanya lebih
besar, ketika rangkaian diberikan sinyal input segitika maka sinyal keluaran akan
berbentuk kotak, dan ketika rangkaian dberikan sinyal input kotak maka sinyal
keluaran akan berbentuk kotak dengan sekala yang lebih kecil. Sinyal keluaran
yang dihasilkan tersebut dikarenakan besar frekuensi lebih kecil dari fc. Saat
praktikan melakukan eksperimen praktikan hanya dapat menemukan gelombang
sinusoidal dan gelombang kotak.
Pada percobaan keenam, hasil yang didapat ialah ketika rangkaian diberikan
sinyal input sinus maka sinyal keluaran akan berbentuk sinyal sinus dengan skala
yang sama, ketika rangkaian diberikan sinyal input segitiga maka sinyal keluaran
akan berbentuk sinus, dan ketika rangkaian diberikan sinyal input kotak maka
sinyal keluaran akan berbentuk segitiga. Sinyal keluaran yang dihasilkan tersebut
dikarenakan bessar frekuensi lebih dari fc. Sama seperti percobaan ke lima
praktikan hanya mampu menemukan gelombang sinusoidal dan gelombang kotak.
Pada percobaan ketujuh, hasil yang didapat ialah ketika sinyal keluaran
berbentuk kotak dan cut off terjadi ketika frekuensi dinaikkan dari 1Hz menjadi
1.35Hz pada kapasitor 1µF, sedangkan pada kapasitor 10mF diperoleh sinyal
keluaran berbentuk sinus dan cut off terjadi ketika frekuensi dinaikkan dari 1Hz
menjadi 2Hz. Saat praktikan melakukan eksperimen praktikan hanya dapat
menemukan gelombang sinusoidal dan gelombang kotak.
Pada percobaan kedelapan, hasil yang didapat ialah ketika sinyal keluaran
berbentuk kotak dan cutoff terjadi ketika frekuensi diturunkan dari 250Hz menjadi
150Hz pada kapasitor 1µF, sedangkan pada kapasitof 10mF diperoleh sinyal
keluaran berbentuk kotak dengan sinus dan cut off terjadi ketika frekuensi
diturunkan dari 250Hz menjadi 150Hz. Saat praktikan melakukan eksperimen
praktikan hanya dapat menemukan gelombang sinusoidal dan gelombang kotak.
Pada percobaan kesembilan, hasil yang didapat ialah ketika sinyal keluaran
berbentuk sinus dan cut off terjadi ketika frekuensi dinaikkan dari 1Hz menjadi
1.33Hz.
Perbedaan-perbedaan dari hasil yang diperoleh ini disebabkan oleh beberapa
kendala, diantaranya adalah alat yang tidak dapat berfungsi secara maksimal,

Universitas Indonesia 2019


5

beberapa resistor yang digunakan saat eksperimen tidak sesuai atau tidak sama
dengan yang digunakan ketika simulasi, ketelitian alat ketika ekperimen lebih
kecil dibandingkan dengan ketika simulasi serta praktikan yang kurang teliti
ketika melihat atau menentukan jarum penunjuk pada multimeter.

KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
• Kesalahan pada eksperimen dapat terjadi karena beberapa sebab
diantaranya , faktor alat lingkungan dan Human Error.
• Op-amp dapat dirangkai menjadi rangkaian penjumlah yang berfungsi
untuk menghasilkan tegangan output yang berupa hasil penjumlahan.
• Untuk mencapai kondisi seimbang (balans) pada rangkaian adder-
subtracter dandirect adder, besar penguatan di kedua kaki input OP-AMP
harus sama.
• Penguatan rangkaian scalling adder dapat diatur dengan mengatur besar
hambatan inputnya.
• Rangkaian inverting adder menjumlahkan semua tegangan input dan
tegangan ouput yang dihasilkan bernilai negatif karena tersambung pada
kaki inverting OPAMP.
• Bentuk gelombang output yang dihasilkan dari rangkaian differensiator
sama dengan bentuk gelombang sinusoidal inputnya.

TUGAS AKHIR
1. Hitung penguatan pada masing-masing rangkaian!
A. Inverting Adder
V1 V2 Vout
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
0V 𝑅1 𝑅2
5V 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 0𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −5 𝑉
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
5V 1V 𝑅1 𝑅2

Universitas Indonesia 2019


6

10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 1𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −6 𝑉
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
2V 𝑅1 𝑅2
5V 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 2𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −7 𝑉
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
𝑅1 𝑅2
5V 3V 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 3𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −8 𝑉
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
𝑅1 𝑅2
5V 4V 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 4𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −9 𝑉
𝑅𝑓 𝑅𝑓
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2)
𝑅1 𝑅2
5V 5V 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 5𝑉 + 5𝑉 )
10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −10 𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕
𝑨𝒗 = = 𝟏𝒙
𝑽𝒊𝒏
B. Scalling Adder
V1 = V2 = V3 = 1V 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓
R1 = R2 = R3 = 10kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 )
𝑅1 𝑅2 𝑅3
100𝐾 100𝐾 100𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 1𝑉 + 1𝑉 + 1𝑉 )
10𝐾 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −30 𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 −𝟑𝟎
𝑨𝒗 = = = 𝟏𝟎𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟑
V1 = V2 = V3 = 1V 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓
R1 = 20 kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 )
𝑅1 𝑅2 𝑅3
R2 = R3 = 10 kΩ 100𝐾 100𝐾 100𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 1𝑉 + 1𝑉 + 1𝑉 )
20𝐾 10𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −25 𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 −𝟐𝟓
𝑨𝒗 = = = 𝟖, 𝟑𝟑𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟑
Universitas Indonesia 2019
7

V1 = V2 = V3 = 1V 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓
R1 = 20 kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 )
𝑅1 𝑅2 𝑅3
R2 = 22 kΩ 100𝐾 100𝐾 100𝐾
R3 = 10 kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 1𝑉 + 1𝑉 + 1𝑉 )
20𝐾 22𝐾 10𝐾
𝑉𝑜𝑢𝑡 = −19,54 𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 −𝟏𝟗, 𝟓𝟒
𝑨𝒗 = = = 𝟔, 𝟓𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟑
C. Adder – Substracter
V1 = V2 = 1V dan V3 = V4 = 2 V
R1 = 10 kΩ 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓′ 𝑅𝑓′
R2 = 10 kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2) + ( 𝑉3 + 𝑉4)
𝑅1 𝑅2 𝑅1′ 𝑅2′
100𝑘 100𝑘 100𝑘 100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 1𝑉 + 1𝑉) + ( 2𝑉 + 2𝑉)
10𝑘 10𝑘 10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 20 𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 𝟐𝟎
𝑨𝒗 = = = 𝟑, 𝟑𝟑𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟔
R1 = 50 kΩ 𝑅𝑓 𝑅𝑓 𝑅𝑓′ 𝑅𝑓′
R2 = 50 kΩ 𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 𝑉1 + 𝑉2) + ( 𝑉3 + 𝑉4)
𝑅1 𝑅2 𝑅1′ 𝑅2′
100𝑘 100𝑘 100𝑘 100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − ( 1𝑉 + 1𝑉) + ( 2𝑉 + 2𝑉)
50𝑘 50𝑘 10𝑘 10𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 36𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 𝟑𝟔
𝑨𝒗 = = = 𝟔𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟔
D. Direct Adder
V1 = V2 = 2 V
R1’ = R2’ = 100 kΩ 𝑅𝑓′ 𝑅𝑓′
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( 𝑉1 + 𝑉2)
𝑅1′ 𝑅2′
100𝑘 100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( 2𝑉 + 2𝑉)
100𝑘 100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 4𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 𝟒
𝑨𝒗 = = = 𝟏𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟒
R1’ = R2’ = 68 kΩ 𝑅𝑓′ 𝑅𝑓′
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( 𝑉1 + 𝑉2)
𝑅1′ 𝑅2′
100𝑘 100𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = ( 2𝑉 + 2𝑉)
68𝑘 68𝑘
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 5,88𝑉
𝑽𝒐𝒖𝒕 𝟓, 𝟖𝟖
𝑨𝒗 = = = 𝟏, 𝟒𝟕𝒙
𝑽𝒊𝒏 𝟒
Universitas Indonesia 2019
8

2. Bandingkan tegangan output dari percobaan yang dilakukan dengan


hasil perhitungan, buat kesalahan relatifnya!
• Inverting Adder
Kesalahan
Vout Percobaan (V) Vout Perhitungan (V)
Relatif
-5 V -5 100%
-5.6 V -6 93,3%
-6.4 V -7 91,4%
-7.7 V -8 96,25%
-8.6 V -9 95,5%
-9.7 V -10 97%
• Scalling Adder
Vout Vout Kesalahan
R1 R2
percobaan perhitungan Relatif
10 kΩ 10 kΩ 0.4 V -30 V 95,83%
20 kΩ 10 kΩ 0.4 V -25 V 96,58%
20 kΩ 22 kΩ 0.4 V -19,54 V 97,35%
• Adder-Substracter
Vout Vout Kesalahan
R1 R2
percobaan perhitungan Relatif
10 kΩ 10 kΩ 0.8 V 20 V 98,99%
50 kΩ 50 kΩ 0.8 V 36 V 99,34%
• Direct Adder
Vout Vout Kesalahan
R1 R2
percobaan perhitungan Relatif
100 kΩ 100 kΩ 9V 4V 99,83%
68 kΩ 68 kΩ 10 V 5,88 V 99,58%

3. Jelaskan salah satu kegunaan rangkaian penjumlahan!


menjumlahkan beberapa input untuk kemudian dikuatkan
menggunakan Op-Amp. Contoh keperluan pengeras suara suatu

Universitas Indonesia 2019


9

pertunjukan pentas musik yang terdiri dari beberapa alat musik


yang kita dapat dianggap sebagai input.
4. Buat analisis dan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan!
Analisis serta Kesimpula sudah Tertera pada hal
sebelumnya (page 3 – page 5)
5. Gambar bentuk gelombang input dan output untuk rangkaian
differensiator dan integrator!

6. Hitung dan bandingkan frekuensi cut off untuk masing-masing filter


antara teori dan percobaan yang dilakukan
1
𝑓𝑐 =
2𝜋𝑅𝐶
Filter Teori Percobaan
Low pass filter 9.134 x 10-3Hz -
High pass filter 9.134 x 10-3Hz -
Band pass filter 9.134 x 10-3Hz -

7. Sebutkan kegunaan, aplikasi dan pengembangan masing-masing


filter!
a. Low Pass Filter
Digunakan untuk meneruskan sinyal yang memiliki frekuensi
rendah dan meredam sinyal yang memiliki frekuensi tinggi.
Pengaplikasian Low Pass Filter digunakan pada audio yaitu pada
peredaman frekuensi tinggi (yang biasanya digunakan pada tweeter)
sebelum masuk speaker bass atau subwoofer (Frekuensi rendah), bisa
juga digunakan untuk memperhalus gambar dengan Gaussian Blur,
serta sebagai receiver seperti superheterodyne.
b. High Pass Filter
Mampu dilewatkan frekuensi tinggi serta menahan atau meredam
frekuensi rendah. Cara kerja nya yaitu memperlemah atau menurunkan
Universitas Indonesia 2019
10

tegangan output untuk semua frekuensi yang berada dibawah frekuensi


cutoff. Pengaplikasian dari High Pass Filter adalah pada rangkaian
audiotik, pengembangan crossover audio dimana pada pengembangan
ini digunakan untuk pengarahan frekuensi tinggi ke tweeter sementara
pelemahan sinyal bass yang dapat mengganggu atau kerusakan.
c. Band Pass Filter
Digunakan untuk merespon atau melewatkan sinyal dengan
frekuensi pada jangka tertentu seperti frekuensi cutoff atas bawah.
Filter ini dibuat dengan menggabungkan Low Pass Filter dengan High
Pass Filter. Band Pass Filter digunakan pada nirkabel pemancar dan
penerima dimana pada fungsi pemancar akan membatasi bandwidth
sinyal output minimum yang diperlukan untuk menyampaikan data
pada kecepatan yang diinginkan dalam bentuk yang diinginkan pula.
Pada fungsi penerima atau receiver pada sebua band pass filter
memungkian sinyal dalam rentang frekuensi yang dipilih untuk
didengarkan, sementara mencegah sinyal pada frekuensi yang tidak
diinginkan. Biasanya digunakan pada rangkaian radio.

8. Buat analisis, kesimpulan dan kesalahan relatifnya!


Analisis serta Kesimpula sudah Tertera pada hal sebelumnya (page
3 – page 5 & page 8)

REFERENSI
• Dr. Santoso, Adhi Harmoko S, Arieko Abdullah. 2002. Modul 1 Menguji
Komponen dan Menggunakan Alat Ukur. Buku Penuntun Praktikum:
Elektronika 1, hlm. 32 – 37. Depok: Laboratorium Elektronika

Universitas Indonesia 2019


11

Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Indonesia.
• Malvino,hanapi Gunawan. Prinsip – Prinsip Elektronika edisi 2 .
Erlangga. 2018.
• http://www.uniksharianja.com/2015/03/rangkaian-penjumlah-atau-
adder.html. Diakses pada 18 Oktober 2019 pukul 00.57.

Universitas Indonesia 2019

Anda mungkin juga menyukai