Anda di halaman 1dari 12

Agriprimatech

Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

e-ISSN : 2621-6566

PERSEPSI PETANI TERHADAP BENIH KELAPA SAWIT BERSERTIFIKAT DAN


NONBERSERTIFIKAT

LAURA JUITA PINEM1


1
Fakultas Agro Teknologi, Universitas Prima Indonesia
E-mail : laurajuita.pinem@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi petani terhadap benih kelapa
sawit bersertifikat dan non sertifikat, menganalisis tahapan proses pengambilan keputusan
pembelian petani dalam memilih benih bersertifikat dan non sertifikat, dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian petani dalam
memilih benih kelapa sawit bersertifikat dan non sertifikat di Kabupaten Labuhan Batu Utara.
Penelitian ini dianalisis dengan bantuan 100 responden. Analisis persepsi dilakukan dengan
menggunakan teknik scoring dan dianalisis dengan menggunakan rata-rata skor dan
perceptual mapping dengan grafik jaring laba-laba. Nilai rata-rata total persepsi petani
terhadap benih kelapa sawit bersertifikat adalah 3,55 dan masuk kedalam kategori baik
sedangkan untuk benih kelapa sawit nonsertifikat skor rata-rata total persepsi petani ada;ah
2,34 dan termasuk kategori kurang baik
Kata kunci: Benih, Kelapa Sawit, Persepsi, Petani, Bersertifikat

Pendahuluan
campuran, bebas hama dan penyakit, dan
Benih merupakan salah satu faktor kemasan menarik. Penggunaan benih
penentu produksi tanaman selain dari yang tidak tepat di Kabupaten Labuhan
dukungan faktor-faktor produksi lainnya Batu Utara merupakan satu penyebab
seperti pupuk, air, cahaya, dan iklim. Benih produktifitas kelapa sawit yang dikelola
yang bermutu rendah walaupun didukung oleh petani tidak menghasilkan
oleh faktor-faktor produksi lainnya yang produktifitas yang maksimal. Penggunaan
cukup maka hasilnya akan rendah karena benih dengan kualitas yang rendah bisa
mutu benih mencakup mutu genetis, mutu menyebabkan petani merugi dalam kurun
fisiologis, dan mutu fisik. Mutu genetis waktu yang panjang karena kelapa sawit
menunjukkan identitas genetis dari merupakan tanaman tahunan. Sodikin
tanaman induknya sedangkan mutu (2015) mengatakan bahwa terdapat
fisiologis merupakan kemampuan daya perbedaan produksi antara usahatani padi
hidup (viabilitas) benih yang mencakup bersertifikat dan usahatani padi non
daya kecambah dan kekuatan tumbuh sertifikat di Desa Sidomukti. Petani
benih. Sedangkan mutu fisik menunjukkan mempunyai persepsi yang beragam
penampilan benih seperti ukuran terhadap benih yang mereka pakai.
homogen, bernas, bersih dari

87
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

Persepsi yang terbentuk dalam diri petani penelitian secara purposive dengan
pada akhirnya berpengaruh terhadap cara pertimbangan bahwa Kabupaten Labuhan
pandang petani terhadap keunggulan dan Utara merupakan salah satu kabupaten
kelemahan benih kelapa sawit bersertifikat yang memiliki potensi untuk
dan non sertifikat. Persepsi ini jugalah yang pengembangan komoditas kelapa sawit di
akan menjadi salah satu pendorong atau Sumatera Utara dan selain itu terdapat
penghambat petani menggunakan benih terdapat banyak petani rakyat yang
bersertifikat atau non sertifikat. Persepsi menggantungkan hidup pada komoditas
berperan penting terhadap pengambilan kelapa sawit di Kabupaten Labuhan Batu
keputusan petani dalam membeli benih Utara. Penelitian dilakukan pada tahun
bersertifikat dan non sertifikat. 2020.
Berdasarkan alasan tersebut, maka Analisis persepsi dilakukan dengan
dapat dirumuskan beberapa pertanyaan menggunakan data kualitatif yang
yang menjadi dasar penelitian ini : dikuantitatifkan dengan teknik scoring dan
1. Bagaimanakah persepsi petani kelapa dianalisis dengan menggunakan metode
sawit terhadap benih bersertifikat dan rata-rata skor. Persepsi petani merupakan
non sertifikat di Kabupaten Labuhan penilaian petani dengan menggunakan 6
Batu Utara? indikator (Tabel 2). Persepsi petani diukur
dengan menggunakan pernyataan-
Metode pernyataan positif dan negatif yang
menjadi indikator persepsi petani dalam
Penelitian dilaksanakan di penggunaan benih. Jawaban dari
Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumatera pernyataan diukur dengan skala likert
Utara. Lokasi ditetapkan sebagai tempat dengan skor yang telah ditentukan sebagai
berikut :

 Pernyataan positif
1) Sangat Setuju (SS) : skor 5
2) Setuju (S) : skor 4
3) Netral (N) : skor 3
4) Tidak Setuju(TS) : skor 2
5) Sangat Tidak Setuju : skor 1
 Pernyataan negatif
1) Sangat Setuju (SS) : skor 1
2) Setuju (S) : skor 2
3) Netral (N) : skor 3
4) Tidak Setuju(TS) : skor 4
5) Sangat Tidak Setuju : skor 5
Menurut Ridwan (2010), penentuan interval kelas didapat dengan
rata-rata skor dari setiap pernyataan dan menggunakan rumus :

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐬𝐤𝐨𝐫
𝑹𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒌𝒐𝒓 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐞𝐬𝐩𝐨𝐧𝐝𝐞𝐧

𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 − 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡


𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 =
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐥𝐚𝐬 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐫𝐯𝐚𝐥

Maka berdasarkan rumus di atas, panjang interval kelas adalah

𝟓−𝟏
𝑰𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 = = 𝟎, 𝟖
𝟓

88
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

Persepsi petani terhadap benih kelapa


sawit bersertifikat dan non sertifikat
dikategorikan dalam 5 kelas, yaitu :

1.00 - 1.80 : Sangat tidak baik


1.81 – 2.60 : Tidak baik
2.61 – 3.40 : Kurang baik
3.41 – 4.20 : Baik
4.21 – 5.00 : Sangat baik
Persepsi petani terhadap benih penelitian meliputi 3 bagian : (1) peta
kemudian dipetakan dengan persepsi petani pengguna benih
menggunakan teknik pemetaan persepsi bersertifikat dan non sertifikat; (2) peta
konsumen (perceptual mapping). persepsi petani pengguna benih
Pengolahan data dillakukan dengan bersertifikat dan non sertifikat; dan (3) peta
bantuan software MS-Excel. Perceptual persepsi petani terhadap benih bersertifikat
mapping yang akan dilakukan pada dan non sertifikat.
Tabel 1. Indikator dan atribut penentuan penggunaan benih bersertifikat dan non sertifikat

No Indikator Atribut

1 Tepat waktu - Ketersediaan benih


- Umur panen
2 Tepat jumlah - Jumlah ketersediaan benih
- Kesesuaian ketersediaan benih dengan
kebutuhan
3 Tepat lokasi - Kesesuaian dengan kondisi agroekosistem
daerah
4 Tepat - Kesesuaian dengan kebutuhan dan kebiasaan
jenis/varietas kemudahan mendapatkan benih
- Kemudahan dalam penggunaan/pemeliharaan
- Ketahanan terhadap hama dan penyakit tanaman
5 Tepat mutu - Daya tumbuh benih
- Daya simpan benih
- Produktivitas
- Kualitas
6 Tepat harga - Harga benih

Hasil dan Pembahasan, kebutuhannya akan benih. Persepsi petani


Persepsi Petani terhadap Benih terhadap penggunaan benih kelapa sawit
Bersertifikat bersertifikat dalam penelitian ini meliputi 6
Persepsi merupakan proses macam indikator, yaitu : 1) tepat waktu, 2)
memilih, mengatur, dan tepat jumlah, 3) tepat lokasi, 4) tepat
menginterpretasikan informasi dari dunia jenis/varietas, 5) tepat mutu, dan 6) tepat
sekitarnya. Respon dari kelima panca harga. Dari keenam indikator tersebut
indera merupakan penerima dari informasi dijabarkan lagi menjadi 14 atribut. Persepsi
sehingga penerima bisa memberi respon Petani terhadap benih bersertifikat dapat
baik buruk atau positif negatifnya hal dilihat pada Gambar 1.
tersebut (Salomon et al,2006). Petani pada a. Tepat Waktu
penelitian merupakan individu yang Terdapat dua indikator
membeli barang atau jasa untuk memenuhi dalam menentukan indikator tepat

89
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

waktu, yaitu ketersediaan benih ketersediaan benih pada saat


pada saat dibutuhkan dan umur dibutuhkan oleh petani. Hal ini
panen. Skor ketersediaan benih disebabkan oleh kurangnya
menurut petani benih nonsertifikat informasi yang diperoleh oleh
adalah 3,06. Skor ini menunjukkan petani benih nonsertifikat mengenai
hasil yang kurang baik terhadap penyedia benih bersertifikat.
Ketersediaan…
Harga Beli 5
4Umur Panen
4 3.06
Kualitas
4.12 3.76Jumlah Stok
23
2
Produktifitas
4.14 1 3.82Kesesuaian…
Sertifikat
0
Tidak Bersertifikat
Daya Simpan3.66 4 Kesesuaian…

4.1
Daya Tumbuh 3.78Kesesuaian…
3.44 3.72
Ketahanan… Kemudahan…
4
Kemudahan…

Gambar 1. Peta Persepsi Petani Indikator tepat jumlah dibagi


Terhadap Benih Kelapa Sawit menjadi 2 indikator, yaitu jumlah
Bersertifikat ketersediaan benih dan kesesuaian
Skor indikator umur panen ketersediaan benih dengan
dari tanaman yang menggunakan kebutuhan. Berdasarkan Gambar 1
benih bersertifikat merupakan ketersediaan benih kelapa sawit
indikator kedua dari indikator tepat bersertifikat cukup banyak, hal ini
waktu. Skor petani pengguna benih ditunjukkan oleh skor yang
bersertifikat dan nonsertifikat ditunjukkan oleh masing-masing
masing-masing adalah 3,94 dan 4. petani pengguna benih bersertifikat
Skor ini menunjukkan bahwa dan non sertifikat yaitu 3,8 dan
persepsi petani terhadap benih 3,76. Sedangkan berdasarkan
bersertifikat berdasarkan indikator kesesuaian ketersediaan benih
umur panen adalah baik. Hal ini dengan kebutuhan hasil yang
menginterpretasikan bahwa benih ditunjukkan oleh Gambar 8
bersertifikat dipersepsikan oleh mengintrepretasikan bahwa
petani sebagai benih yang ketersediaan benih bersertifikat
mempunyai umur panen tepat dapat memenuhi kebutuhan benih
waktu atau bahkan lebih cepat. petani kelapa sawit dengan
Rata-rata total skor masing- masing-masing skor 3,88 dan 3,82.
masing kelompok petani pengguna c. Tepat Lokasi
benih sertifikat dan nonsertifikat Indikator tepat lokasi
dengan indikator tepat waktu ditunjukkan berdasarkan
adalah 3,98 dan 3,52. Skor ini kesesuaian dengan kondisi
menunjukkan bahwa secara agroekosistem daerah setempat.
keseluruhan petani mempunyai Petani akan menggunakan benih
persepsi bahwa benih kelapa sawit kelapa sawit bersertifikat bila benih
bersertifikat adalah baik yang digunakan sesuai dengan
berdasarkan indikator tepat waktu. agroekosistem lahan yang dimiliki
b. Tepat Jumlah oleh petani. Skor yang ditunjukkan
oleh petani untuk indokator

90
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

kesesuaian dengan kondisi bahwa benih kelapa sawit


agroekosistem lahan petani sama- bersertifikat berdasarkan indikator
sama menunjukkan skor 4, hal ini tepat mutu adalah baik.
menggambarkan bahwa benih f. Tepat Harga
kelapa sawit bersertifikat sesuai Indikator tepat harga ditentukan
atau baik ditanam dilahan mereka. berdasarkan harga benih kelapa
d. Tepat Jenis/Varietas sawit bersertifikat. Gambar 2
Indikator tepat jenis/varietas menunjukkan skor masing-masing
dianalisis berdasarkan empat jenis kelompok petani kelapa sawit, skor
indikator, yaitu kesesuaian benih petani kelapa sawit bersertifikat
dengan kebutuhan dan kebiasaan adalah 2,14 dan skor petani
petani, kemudahan mendapatkan nonsertifikat adalah 2,14. Skor yang
benih, kemudahan dalam ditunjukkan oleh Gambar 2
penggunaan/perawatan benih, dan menunjukkan bahwa harga benih
ketahanan terhadap hama dan kelapa sawit bersertifikat yang
penyakit tanaman. ditawarkan kepada petani tidak baik
Total skor indikator tepat dengan kata lain harga benih
jenis/varietas yang ditunjukkan oleh kelapa sawit bersertifikat dapat
kedua kelompok petani adalah digolongkan mahal bagi petani.
baik. Masing-masing skor yang Tabel 2 menunjukkan bahwa
dihasilkan oleh kedua kelompok skor rata-rata persepsi petani benih
tersebut adalah 3,64 untuk total bersertifkat terhadap benih kelapa
skor petani pengguna benih sawit bersertifikat adalah 3,59 dan
bersertifikat dan 3,74 untuk skor skor rata-rata persepsi petani benih
petani pengguna benih nonsertifikat terhadap benih kelapa
nonsertifikat. sawit bersertifikat adalah 3,51. Skor
e. Tepat Mutu rata-rata tersebut menunjukkan bahwa
Indikator tepat mutu pada persepsi petani terhadap benih kelapa
penelitian ini dibagi menjadi empat sawit bersertifikat tergolong baik.
bagian, yaitu daya tumbuh benih, Walaupun terdapat beberapa atribut
daya simpan benih, produktivitas yang menjadi faktor penghambat
benih, dan kualitas benih. Petani petani dalam menggunakan benih
akan menggunakan benih kelapa kelapa sawit bersertifikat diantaranya :
sawit bersertifikat apabila daya (1) Faktor penghambat pengunaaan
tumbuhnya baik, daya simpannya benih kelapa sawit bersertifikat oleh
lama, produktivitasnya tinggi, dan petani benih bersertifikat adalah atribut
kualitasnya baik. harga yang tergolong mahal bagi
Total skor yang dihasilkan petani dan (2) Faktor penghambat
oleh indikator tepat mutu dari kedua penggunaan benih kelapa sawit
kelompok petani adalah 3,92 untuk bersertifikat oleh petani benih
petani pengguna benih bersertifikat nonsertifikat adalah ketersediaan
dan 4,01 untuk petani pengguna benih dan harga yang tergolong mahal
benih nonsertifikat. Kedua total skor bagi petani.
yang ditunjukkan menunjukkan
Tabel 2. Persepsi Petani Terhadap Benih Kelapa Sawit Bersertifikat

Variabel Petani Benih Bersertifikat Petani Benih Nonsertifikat


No
Skor Kategori Skor Kategori
1 Tepat Waktu 3,98 Baik 3,53 Baik
2 Tepat Jumlah 3,84 Baik 3,79 Baik
3 Tepat Lokasi 4 Baik 4 Baik
4 Tepat Jenis/Varietas 3,64 Baik 3,74 Baik

91
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

5 Tepat Mutu 3,92 Baik 4,01 Baik


6 Tepat Harga 2,14 Tidak baik 2 Tidak baik
Total 3,59 Baik 3,51 Baik

Persepsi Petani Terhadap Benih Kelapa harga. Dari keenam indikator tersebut
Sawit Nonsertifikat dijabarkan lagi menjadi 14 atribut. Persepsi
Persepsi petani terhadap petani pengguna benih bersertifikat dan
penggunaan benih kelapa sawit nonsertifikat terhadap benih kelapa sawit
nonsertifikat dalam penelitian ini meliputi 6 nonsertifikat digunakan perceptual
macam indikator, yaitu : 1) tepat waktu, 2) mapping. Persepsi Petani terhadap benih
tepat jumlah, 3) tepat lokasi, 4) tepat bersertifikat dapat dilihat pada Gambar 2.
jenis/varietas, 5) tepat mutu, dan 6) tepat

Ketersediaan Benih
Harga Beli 5 3.7 Umur Panen
4.12
4
Kualitas 3 2.52 Jumlah Stok
3.72
2.62 2
Kesesuaian
Produktifitas 1 3.68Ketersediaan dan…
2.64 Sertifikat
0
2.32 2.34 Kesesuaian dengan Tidak Bersertifikat
Daya Simpan
agroekosistem
2.68
3.34 Kesesuaian dengan
Daya Tumbuh 2.68 2.42 kebutuhan
3.36
Ketahanan Kemudahan
terhadap HPT mendapatkan
Kemudahan
penggunaan

Gambar 2. Peta Persepsi Petani Terhadap Benih Kelapa Sawit Nonsertifikat

a. Tepat Waktu Indikator tepat jumlah dibagi


Terdapat dua indikator menjadi 2 indikator, yaitu jumlah
dalam menentukan indikator tepat ketersediaan benih dan kesesuaian
waktu, yaitu ketersediaan benih ketersediaan benih dengan
pada saat dibutuhkan dan umur kebutuhan. Total skor indikator
panen. Rata-rata total skor masing- jumlah masing-masing kelompok
masing kelompok petani pengguna petani pengguna benih bersertifikat
benih sertifikat dan nonsertifikat dan nonsertifikat adalah 3,87 dan
dengan indikator tepat waktu 3,7. Skor ini menunjukkan bahwa
adalah 2,93 dan 3,11. Skor ini indikator tepat jumlah benih kelapa
menunjukkan bahwa secara sawit nonsertifikat kedua kelompok
keseluruhan petani mempunyai petani adalah baik.
persepsi bahwa benih kelapa sawit c. Tepat Lokasi
bersertifikat adalah kurang baik Indikator tepat lokasi
berdasarkan indikator tepat waktu. ditunjukkan berdasarkan
b. Tepat Jumlah kesesuaian dengan kondisi
agroekosistem daerah setempat.

92
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

Petani akan menggunakan benih e. Tepat Mutu


kelapa sawit nonsertifikat bila benih Indikator tepat mutu pada
yang digunakan sesuai dengan penelitian ini dibagi menjadi empat
agroekosistem lahan yang dimiliki atribut, yaitu daya tumbuh benih,
oleh petani. Skor yang ditunjukkan daya simpan benih, produktivitas
oleh petani untuk indikator benih, dan kualitas benih. Petani
kesesuaian dengan kondisi akan menggunakan benih kelapa
agroekosistem lahan petani sawit nonsertifikat apabila daya
pengguna benih bersertifikat dan tumbuhnya baik, daya simpannya
benih nonsertifikat menunjukkan lama, produktivitasnya tinggi, dan
skor 2,04 dn 2,34. Skor yang kualitasnya baik.
ditunjukkan oleh kedua kelompok Total skor yang dihasilkan
petani menunjukkan bahwa benih oleh indikator tepat mutu dari kedua
kelapa sawit nonsertifikat tidak kelompok petani adalah 2,03 untuk
sesuai atau tidak baik ditanam petani pengguna benih bersertifikat
dilahan mereka. Hal inidapat dilihat dan 2,73 untuk petani pengguna
melalui hasil yang ditunjukkan oleh benih nonsertifikat. Total skor yang
bibit yang sudah diaplikasikan di dihasilkan menggambarkan bahwa
lapangan, banyak tanaman yang petani pengguna benih bersertifikat
pertumbuhannya tidak sesuai mempunyai persepsi bahwa benih
dengan umur tanaman, waktu kelapa sawit nonsertifikat
panen yang lebih lama dari 5 tahun, mempunyai mutu yang tidak baik
dan bahkan terdapat beberapa sementara petani pengguna benih
petani produktifitas tanaman yang nonsertifikat menggangap benih
berada di bawah 2 ton/Ha. tersebut kurang baik.
d. Tepat Jenis/Varietas f. Tepat Harga
Indikator tepat jenis/varietas Indikator tepat harga
dianalisis berdasarkan empat ditentukan berdasarkan harga
atribut, yaitu kesesuaian benih benih kelapa sawit nonsertifikat.
dengan kebutuhan dan kebiasaan Gambar 2 menunjukkan skor
petani, kemudahan mendapatkan masing-masing kelompok petani
benih, kemudahan dalam kelapa sawit, skor petani kelapa
penggunaan/perawatan benih, dan sawit bersertifikat adalah 4,24 dan
ketahanan terhadap hama dan skor petani nonsertifikat adalah
penyakit tanaman. 4,12. Skor yang dihasilkan
Total skor indikator tepat menggambarkan bahwa petani
jenis/varietas yang ditunjukkan oleh pengguna benih bersertifikat
kedua kelompok petani adalah mempunyai persepsi bahwa benih
kurang baik. Masing-masing skor kelapa sawit nonsertifikat
yang dihasilkan oleh kedua mempunyai harga yang sangat baik
kelompok tersebut adalah 2,78 atau murah sementara petani
untuk total skor petani pengguna pengguna benih nonsertifikat
benih bersertifikat dan 2,79 untuk menggangap benih tersebut
skor petani pengguna benih mempunyai harga yang murah.
nonsertifikat.
Tabel 3. Persepsi Petani Terhadap Benih Kelapa Sawit Nonsertifikat
No Variabel Petani Benih Bersertifikat Petani Benih Nonsertifikat
Skor Kategori Skor Kategori
1 Tepat Waktu 2,93 Kurang Baik 3,11 Kurang Baik
2 Tepat Jumlah 3,87 Baik 3,7 Baik
3 Tepat Lokasi 2,04 Tidak baik 2,34 Tidak baik
4 Tepat Jenis/Varietas 2,78 Kurang Baik 2,79 Kurang Baik

93
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

5 Tepat Mutu 2,03 Tidak baik 2,73 Kurang Baik


6 Tepat Harga 4,24 Sangat Baik 4,12 Baik
Total 2,98 Kurang Baik 3,13 Kurang Baik

Tabel 3 menunjukkan bahwa skor 4.4. Perbandingan Keunggulan Benih


rata-rata persepsi petani benih bersertifkat Bersertifikat dengan Benih
terhadap benih kelapa sawit nonsertifikat Nonsertifikat
adalah 2,98 dan skor rata-rata persepsi Tabel 4 menunjukkan nilai rata-rata
petani benih nonsertifikat terhadap benih total persepsi petani terhadap benih kelapa
kelapa sawit nonsertifikat adalah 3,13. sawit bersertifikat adalah 3,55 dan masuk
Skor rata-rata tersebut menunjukkan kedalam kategori baik sedangkan untuk
bahwa persepsi petani terhadap benih benih kelapa sawit nonsertifikat skor rata-
kelapa sawit nonsertifikat tergolong kurang rata total persepsi petani ada;ah 2,34 dan
baik. Terdapat beberapa atribut yang termasuk kategori kurang baik. Nilai yang
menjadi faktor pendorong petani dalam ditunjukkan oleh masing-masing kelompok
menggunakan benih kelapa sawit petani menggambarkan rata-rata total skor
nonsertifikat diantaranya : (1) Jumlah benih benih kelapa sawit bersertifikat lebih tinggi
kelapa sawit nonsertifikat tersedia banyak, dibandingkan dengan rata-rata total skor
(2) Ketersediaan benih sesuai dengan benih kelapa sawit nonsertifikat, ini berarti
kebutuhan petani, dan (3) Harga benih tingkat persepsi petani terhadap benih
kelapa sawit nonsertifikat murah. bersertifikat lebih baik dibandingkan
Sementara atribut lain merupakan atribut dengan benih nonsertifikat.
yang menghambat petani untuk membeli
benih kelapa sawit nonsertifikat.

Tabel 4. Rata-Rata Total Persepsi PetaniTerhadap Benih Kelapa Sawit


Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat

No Variabel Skor Kategori Skor Kategori


1 Petani Benih Bersertifikat 3,59 Baik 2,98 Kurang Baik
2 Petani Benih Nonsertifikat 3,51 Baik 3,13 Kurang Baik
Rata-Rata Total 3,55 Baik 2,34 Kurang Baik

Pemetaan perbandingan persepsi a. Tepat Waktu


petani terhadap atribut-atribut yang dimiliki Terdapat dua indikator
oleh benih kelapa sawit bersertifikat dan dalam menentukan indikator tepat
nonsertifikat dipetakan dengan waktu, yaitu ketersediaan benih
menggunakan grafik jaring laba-laba yang pada saat dibutuhkan dan umur
dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar panen. Perbandingan persepsi
Tersebut menunjukkan bahwa secara petani terhadap benih kelapa sawit
keseluruhan persepsi petani terhadap bersertifikat dan nonsertifikat dapat
benih kelapa sawit bersertifikat lebih baik dilihat pada Tabel 4.
dibandingkan dengan benih kelapa sawit
nonsertifikat.

94
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

Ketersediaan Benih
Harga Beli 4.5 4 Umur Panen
3.5
Kualitas 3 Jumlah Stok
2.5
2
1.5 Kesesuaian
Produktifitas 1
0.5 Ketersediaan dan… Sertifikat
0
Kesesuaian dengan Tidak Bersertifikat
Daya Simpan
agroekosistem

Kesesuaian dengan
Daya Tumbuh
kebutuhan
Ketahanan Kemudahan
terhadap HPT mendapatkan
Kemudahan
penggunaan

Gambar 3. Peta Persepsi Petani Kelapa Sawit terhadap Benih Bersertifikat dan Nonsertifikat

Atribut umur panen menunjukkan benih yang akan digunakan menyebabkan


bahwa benih bersertifikat menghasilkan petani pengguna benih bersertifikat tetap
buah pada umur 3-4 tahun sedangkan menggunakan benih tersebut walaupun
benih nonsertifikat mulai dipanen di atas prosedur untuk mendapatkannya lebih sulit
umur 4 tahun bahkan terdapat tanaman jika dibandingkan dengan benih
kelapa sawit yang tidak berbuah hingga nonsertifikat.
usia tanaman 10 tahun. Jaminan kualitas

Tabel 4. Perbandingan Persepsi Petani Terhadap Benih Kelapa Sawit Bersertifikat dan
Nonsertifikat Berdasarkan Indikator Tepat Waktu

No Atribut Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat


1 Ketersediaan Tersedia (Produsen Tersedia (perdagangan benih antar
Benih Benih Kelapa petani)
Sawit,kelompok tani)
2 Umur Panen Cepat (3-4 tahun Lebih lama (di atas 4 tahun bahkan tidak
setelah tanam) berbuah sampai umur tanaman 10
tahun)

b. Tepat Jumlah petani dapat dilihat pada Tabel 12.


Indikator tepat jumlah dibagi menjadi 2 Ketersediaan benih bersertifikat
atribut, yaitu jumlah ketersediaan benih berdasarkan persepsi petani terbatas
dan kesesuaian ketersediaan benih sedangkan benih nonsertifikat tersedia
dengan kebutuhan. Perbandingan antara banyak di lapangan berdasarkan persepsi
benih kelapa sawit bersertifikat dengan petani dan bisa didapatkan kapan saja
benih nonsertifikat berdasarkan persepsi dibutuhkan. Sedangkan kesesuaian

95
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

ketersediaan benih dengan kebutuhan yang dibutuhkan lebih banyak karena


petani dapat dikategorikan baik. Jumlah membutuhkan penyisipan yang lebih
benih yang mereka perlukan sesuai banyak jika dibandingkan dengan benih
dengan jumlah yang dibutuhkan hanya bersertifikat.
saja bagi petani benih nonsertifikat, benih

Tabel 5. Perbandingan Benih Kelapa Sawit Bersertifikat dan Nonsertifikat Berdasarkan


Persepsi Petani terhadap Indikator Tepat Jumlah
No Atribut Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat
1 Ketersediaan Benih Terbatas Cukup Banyak
2 Kesesuaian Ketersediaan 150 buah/Ha 190 Buah/Ha
Benih dengan Kebutuhan

c. Tepat Lokasi lokasi dapat dilihat pada Tabel 6.


Indikator tepat lokasi ditunjukkan Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
berdasarkan kesesuaian dengan kondisi berdasarkan indikator tepat lokasi benih
agroekosistem daerah setempat. bersertifikat lebih sesuai ditanam di
Perbandingan benih kelapa sawit Kabupaten Labuhan Batu Utara
bersertifikat dan nonsertifikat berdasarkan dibandingkan dengan benih kelapa sawit
persepsi petani terhadap indikator tepat nonsertifikat.

Tabel 6. Perbandingan Benih Kelapa Sawit Bersertifikat dan Nonsertifikat Berdasarkan


Persepsi Petani Terhadap Indikator Tepat Lokasi
No Atribut Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat
1 Kesesuian Sesuai dengan agroekosistem Kurang sesuai dengan
dengan Kabupaten Labuhan Batu Utara agroekosistem
Agroekosistem Kabupaten Labuhan
Batu Utara

d. Tepat Jenis/Varietas petani, kemudahan mendapatkan


Indikator tepat jenis/varietas benih, kemudahan dalam
dianalisis berdasarkan empat jenis penggunaan/perawatan benih, dan
atribut, yaitu kesesuaian benih ketahanan terhadap hama dan
dengan kebutuhan dan kebiasaan penyakit tanaman.

Tabel 7. Perbandingan Benih Kelapa Sawit Bersertifikat dan Nonsertifikat Berdasarkan


Persepsi Petani Terhadap Indikator Tepat Jenis/Varietas
No Atribut Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat
Kesesuaian dengan Kebiasaan
1 Petani Sudah Terbiasa Belum Terbiasa
2 Kemudahan Mendapatkan Benih Mudah Mudah
3 Kemudahan Penggunaan Benih Mudah Tidak Mudah
4 Ketahanan Terhadap HPT Tahan Kurang Tahan

e. Tepat Mutu Tabel 8 menggambarkan perbandingan


Indikator tepat mutu pada penelitian ini persepsi petani berdasarkan indikator tepat
dibagi menjadi empat atribut, yaitu daya mutu antara benih kelapa sawit
tumbuh benih, daya simpan benih, bersertifikat dengan benih nonsertifikat.
produktivitas benih, dan kualitas benih. Berdasarkan atribut daya tumbuh benih,

96
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

benih bersertifikat lebih baik dibandingkan berrsertifikat lebih baik jika dibandingkan
dengan benih nonsertifikat. Hal ini dengan benih kelapa sawit nonsertifikat.
ditunjukkan dengan pertumbuhan benih Persepsi petani terhadap benih kelapa
yang merata pada saat diaplikasi di sawit bersertifikat dinilai sangat baik dari
lapangan sementara padabenih atribut kualitas benih jika dibandingkan
nonsertifikat, pertumbuhan benihnya tidak dengan benih kelapa sawit nonsertifikat.
seragam. Atribut daya simpan benih

Tabel 8. Perbandingan Benih Kelapa Sawit Bersertifikat dan Nonsertifikat Berdasarkan


Persepsi Petani Terhadap Indikator Tepat Mutu
No Atribut Benih Bersertifikat Benih Nonsertifikat
1 Daya Tumbuh Benih Baik Kurang Baik
2 Daya Simpan Benih Cukup Lama Tidak Lama
3 Produktifitas 3,4 Ton/Ha 1,2 ton/Ha
4 Kualitas Benih Sangat Baik Kurang Baik

f. Tepat Harga nonsertifikat adalah ketersediaan benih


Indikator tepat harga ditentukan dan harga yang tergolong mahal bagi
berdasarkan harga benih kelapa sawit petani.
bersertifikat. Harga mahal yang ditawarkan
oleh benih kelapa sawit bersertifikat sesuai
dengan hasil yang didapat oleh petani Daftar Pustaka
sehingga petani tidak merasa dirugikan
dengan harga yang ditawarkan. Kesadaran Direktorat Jendral Perkebunan.2015.
petani pengguna benih bersertifikat akan Statistik Perkebunan Indonesia.
pentingnya investasi awal pada Jakarta. Kementerian Pertanian
pembenihan/pembibitan sudah cukup Emiria, F. dan H. Purwandari. 2014.
tinggi karena mereka paham bahwa Pengembangan pertanian organik
bibit/benih merupakan monumental, yang di Kelompok Tani Madya, Desa
berarti kesalahan dalam memilih benih Kebonagung, Kabupaten Bantul,
kelapa sawit akan merugikan petani Daerah Istimewa Yogyakarta.
selama umur tanaman (± 25 tahun). Jurnal Penyuluhan 10 (2).
Engel, James F, R.D Blackweel, P.J.
Kesimpulan Winiard. 1995. Perilaku
Skor rata-rata persepsi petani benih Konsumen, Jilid 1.Jakarta: Bina
bersertifkat terhadap benih kelapa sawit Rupa aksara.
bersertifikat adalah 3,59 dan skor rata-rata Joni, M.M.A, M.F.R. Rubzen, and P.J.Batt.
persepsi petani benih nonsertifikat 2001. Factors influencing a farmer’s
terhadap benih kelapa sawit bersertifikat decision to purchase seed potatoes
adalah 3,51. Skor rata-rata tersebut in East Java. Paper presented at
menunjukkan bahwa persepsi petani the 45th Annual Conference of the
terhadap benih kelapa sawit bersertifikat Australian Agricultural and
tergolong baik. Walaupun terdapat Resource Economics Society,
beberapa atribut yang menjadi faktor Adelaide, South Australia.
penghambat petani dalam menggunakan Kotler, P. dan Kevin Lane Keller. 2007.
benih kelapa sawit bersertifikat diantaranya Manajemen Pemasaran Edisi 12.
: (1) Faktor penghambat pengunaaan Jakarta: Indeks.
benih kelapa sawit bersertifikat oleh petani Kotler, P. dan Garry Amstrong. 2016.
benih bersertifikat adalah atribut harga Principles of Marketing. Pearson
yang tergolong mahal bagi petani dan (2) Education. England.
Faktor penghambat penggunaan benih Sumarwan, U. 2010. Perilaku Konsumen.
kelapa sawit bersertifikat oleh petani benih PT Ghalia Indonesia, Anggota IKAPI,

97
Agriprimatech
Vol. 4 No. 2, April 2021 e-ISSN : 2621-6566

Bogor.

98

Anda mungkin juga menyukai