Anda di halaman 1dari 35

PERANAN MANUSIA TERHADAP

KEPUNAHAN HEWAN
Karya tulis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Sekolah

Disusun Oleh:
NADZIRA SHILA FITRI AMALIA JAYANTI
1819.1.163

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmatNya saya dapat

menyelesaikan penyusunan karya tulis ini, saya menyadari dalam pembuatan

penyusunan karya tulis ini belum sempurna, hal ini dikarenakan kemampuan

saya yang terbatas. Namun, saya sudah bersungguh sungguh dalam

menyelesaikan karya tulis ini. Atas bimbingan Bapak/Ibu guru maka disusunlah

karya tulis ini semoga dengan karya tulis ini, diharapkan dapat berguna bagi

saya dalam memenuhi persyaratan kelulusan.

Kritik dan saran Bapak/Ibu guru sekalian saya butuhkan agar laporan ini menjadi

lebih baik. Dalam penyusunan karya tulis ini saya mendapat bantuan dari

berbagai pihak yang terlibat, baik secara moril maupun materi. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Hafiz Umar, SE. Selaku kepala SMA

Muhammadiyah 8 Ciputat

2. Ibu Nurlita Marya, S.Pd selaku guru penguji karya tulis saya

3. Ibu Nindya Wulansari S.Pd selaku guru pembimbing saya.

Karena beliau saya dapat menyelesaikan Laporan Karya

Tulis ini

4. Ibu Dra. Siti Rosmiah Selaku Wali kelas XII IPS 2

i
5. Orang tua tercinta dan keluarga besar terutama mbah kung dan

mbah puteri yang telah memberikan dorongan dan semangat

baik moral maupun material

Pada akhirnya saya menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis

ini masih banyak kekurangan, Semoga karya tulis ini bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca

Ciputat. Januari 2021

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Peranan Manusia Dalam Kepunahan Hewan

Penyusun : Nadzira Shila Fitri Amalia Jayanti 1819.1.163

Tempat : SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT


Jl. Dewi Sartika Gg. Nangka No.4 Cimanggis – Ciputat

Ciputat – Tangerang Selatan,

Hari : _____________ , Tanggal : _______________

Disetujui oleh :
Penguji Pembimbing

Nurlita Marya, S. Pd. Nindya Wulansari, S. Pd.


NBM : 1214983 NBM :

Disahkan oleh : Diketahui oleh :


Kepala SMA Muhammadiyah 8 Ciputat Wali Kelas

Hafiz Umar, SE. Dra. Siti Rosmiah


NBM : 859 624 NBM : 859 628

iii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Ketika hari berganti senja

Sang raja terang pun menyembunyikan wajahnya

Di atas sana,

Semburat merah bercampur jingga

Sadarkan betapa indahnya semesta

Tak perlu ragu, gundah, ataupun takut

Selama masih ada cahaya sang rembulan yang menemani kami

Disanalah kami bertemu mimpi, cita cita dan cinta

Pujian ini kami hantarkan kehadirat engkau,

Yang telah mengizinkan kami menatap masa depan

Kami persembahkan karya ini untuk orang orang yang kami cintai

Guru dan orang tua kami

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2

C. Tujuan penelitian....................................................................................... 2

D. Metode Peneletian..................................................................................... 3

E. Sistematika Penelitian............................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4

A. Pengertian................................................................................................. 4

B. Penyebab Kepunahan................................................................................ 6

C. Kepunahan Massal di Bumi...................................................................... 8

D. Peran Manusia Terhadap Kepunahan....................................................... 11

E. Contoh Kasus Perilaku Manusia yang Menyebabkan Kepunahan.............. 13

v
F. Pengaruh terjadinya Kepunahan............................................................... 14

G. Cara Mencegah Kepunahan...................................................................... 15

BAB III PENUTUP......................................................................................... 18

A. KESIMPULAN...................................................................................... 18

B. SARAN............................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 20

LAMPIRAN................................................................................................... 22

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut KBBI kata punah memiliki arti habis semua hingga tidak ada sisa.

Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir dari

spesies tersebut. kepunahan diakibatkan oleh tiga hal yaitu kepunahan alami sebagai

bagian dari siklus alam, kepunahan massal karena kerusakan lingkungan, dan akibat

dari ulah manusia. Menurut penelitian IUCN (International Union for Conservation

of Nature), manusia berkontribusi meningkatkan laju kepunahan spesies menjadi

lebih dari 100 kali lipat. Hal ini dapat terjadi karena manusia (termasuk manusia

purba) merupakan makhluk yang aktif mengubah lingkungan.

Manusia mengubah hutan menjadi perkebunan, rawa menjadi perkotaan,

sungai menjadi bendungan, dan lain sebagainya. Dalam perubahan tersebut tentu ada

mahluk hidup yang tersingkirkan dari habitatnya dan mungkin akan punah. Manusia

mengubah lingkungan secara global dengan menggunakan peralatan yang

menghasilkan limbah atau gas buang yang dapat secara langsung berbahaya bagi

lingkungan. Tidak hanya mengubah lingkungan manusia juga melakukan perburuan

liar, dilansir dari data World Wildlife Fund (WWF) ada 5 hewan yang masuk daftar

terancam punah yaitu Macan tutul amur, Badak hitam, Orangutan kalimantan, Penyu

sisik, dan terakhir Badak jawa. Hewan hewan tersebut terancam punah karena ulah

manusia baik diburu untuk dijual kulit dan tanduknya, atau karena semakin

1
2

berkurangnya habitat mereka akibat dialih fungsikan menjadi pertanian dan

pemukiman. Karena manusia memiliki peran yang banyak terhadap kepunahan

banyak hewan penulis ingin mengangkat tema berupa ‘Peranan Manusia Terhadap

Kepunahan Hewan’ Penulis harap karya tulis ini mampu memberikan informasi

informasi terkait tentang kepunahan hewan kepada pembaca.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah karya tulis ilmiah ini

adalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kepunahan?

2. Apa saja peranan manusia terhadap kepunahan hewan?

3. Apa pengaruh terjadinya kepunahan hewan?

4. Bagaimana cara menanggulangi kepunahan hewan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam

penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui apa itu kepunahan

2. Untuk mengetahui apa saja peran manusia dalam kepunahan hewan

3. Untuk mengidetifikasi pengaruh dari kepunahan hewan

4. Untuk mengetahui cara mencegah kepunahan hewan


3

D. Metode Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ini penulis menggunakan metode penelitian

mengumpulkan data lewat media online dan beberapa lewat media cetak.

E. Sistematika Penulisan

Agar memudahkan cara membaca, mempelajari, dan memahami karya tulis

maka penulis membagi karya tulis menjadi tiga bab yaitu:

BAB : Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan

BAB II : Bab ini meliputi pengertian kepunahan, peran manusia terhadap kepunahan,

pengaruh dari kepunahan, dan cara menanggulangi kepunahan hewan

BAB III : Penutup meliputi saran, kesimpulan, dan lampiran


BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian

Menurut Pahlevi dalam jurnal Kepunahan (2016). Pengertian kepunahan dalam

biologi adalah hilangnya keberadaan dari sebuah spesies atau sekelompok takson.

Takson adalah sekelompok satu atau lebih populasi dari suatu organisme atau

organisme yang dilihat oleh taksonomis untuk membentuk suatu unit. Pada awalnya

dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam kelompok-kelompok

berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki. Kelompok- kelompok tersebut dapat

didasarkan pada ukuran besar hingga kecil dari segi jumlah anggota kelompoknya.

Namun, kelompok-kelompok tersebut disusun berdasarkan persamaan dan perbedaan.

Makin ke bawah persamaan yang dimiliki anggotanya di dalam tingkatan klasifikasi

tersebut makin banyak dan memiliki perbedaan makin sedikit. Urutan kelompok ini

disebut takson.

Waktu kepunahan sebuah spesies ditandai dengan matinya individu terakhir

spesies tersebut, walaupun kemampuan untuk berkembang biak tidak ada lagi

sebelumnya. Tetapi dikarenakan wilayah sebaran sebuah spesies atau takson yang

bisa sangat luas, sehingga sangat sulit untuk menentukan waktu kepunahan. Kesulitan

ini dapat berujung kepada suatu fenomena yang dinamakan takson Lazarus, yaitu,

spesies dianggap telah punah tetapi muncul kembali.

4
5

Melalui proses evolusi, spesies yang baru muncul dari suatu mekanisme

mana jenis makhluk hidup baru muncul dan berkembang biak secara lancar bila

mereka mempunyai ecology niche. Menurut Odum dalam Dasar Dasar Ekologi

(1971) Ecology niche adalah posisi atau status dari struktur adaptasi organisme,

respon psikologi, dan tingkah laku spesifik. Relung (niche) merupakan kombinasi

tempat organisme hidup (habitat), cara organisme hidup (adaptasi), dan perannya

dalam komunitas. Salah satu cara unuk memahami konsep itu adalah melalui analogi

yang dibuat oleh ahli ekologi Eugene, habitat suatu organisme adalah alamatnya,

relung adalah pekerjaannya. Dengan kata lain, relung suatu organisme adalah peranan

ekologisnya bagaimana ia “cocok dengan” suatu ekosistem. Relung suatu populasi

kadal pohon tropis, misalnya terdiri dari banyak variabel, antara lain kisaran suhu

yang dapat ia tolerir, ukuran pohon dimana ia bertengger, waktu siang hari ketika ia

aktif, serta ukuran dan jenis serangga yang ia makan.

Spesies akan punah bila mereka tidak bisa bertahan dengan perubahan pada

ekologi mereka ataupun bila persaingan semakin ketat dengan makhluk hidup lain

yang lebih kuat. Umumnya, suatu spesies akan punah dalam waktu 10 juta tahun,

dihitung dari permulaan kemunculanya. Beberapa spesies, biasanya juga disebut fosil

hidup, telah bertahan dan tidak banyak berubah selama ratusan juta tahun. Salah satu

contoh fosil hidup adalah buaya.


6

Sebelum manusia memenuhi muka bumi, laju kepunahan makhluk hidup

cukup rendah, walaupun beberapa kepunahan massal telah terjadi sebelum itu. Sejak

kira-kira 100.000 tahun yang lalu, seiring dengan laju populasi manusia yang semakin

tinggi, laju kepunahan makhluk hidup menjadi sangat cepat, jauh lebih cepat dari

kepunahan Cretaceous-Tertiary, yang terjadi sekitar 65.5 juta tahun yang lalu.

Kepunahan ini dinamakan kepunahan Holocene, salah satu dari enam jenis

kepunahan yang sudah diidentifikasikan sampai saat ini.

Suatu spesies dinamakan punah bila anggota terkahir dari spesies tersebut mati.

Kepunahan terjadi bila tidak ada lagi makhluk hidup dari spesies tersebut yang dapat

berkembang biak dan membentuk generasi. Suatu spesies juga disebut punah secara

fungsional, bila beberapa anggotanya masih hidup tetapi tidak mampu berkembang

biak, misalnya karena sudah tua, atau hanya ada satu jenis kelamin. Kepunahan

merupakan proses alamiah, tetapi laju kepunahan yang mencapai 1000-10.000 kali

dari proses alaminyacukup mengkhawatirkan. Lebih dari 77.300 spesies telah masuk

dalam Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN) tahun 2015.

Kepunahan ini terjadi akibat degradasi habitat, over exploitation, polusi, penyakit dan

perubahan iklim. Ancaman punahnya flora dan fauna ini meningkat seiring dengan

tingginya laju pertumbuhan penduduk di sebagian Afrika, dan Asia termasuk

Indonesia.
7

B. Penyebab kepunahan

Dilansir dari zenius.net kepunahan disebabkan oleh 3 hal yaitu kepunahan alami

sebagai bagian dari siklus alam, kepunahan massal karena kerusakan lingkungan, dan

yang terakhir akibat dari ulah manusia. Yang pertama kepunahan memang hal yang

alami, ada kepunahan alami yang terjadi sepanjang waktu di waktu dan lingkungan

tertentu, secara acak alam melakukan seleksi pada spesies yang tidak mampu

beradaptasi pada perubahan lingkungan. Contoh spesies yang mengalami kepunahan

alami adalah hiu Megalodon yang hidup 2,3 hingga 2,6 juta tahun yang lalu. Karena

ukuran tubuh yang besar, hiu Megalodon butuh mangsa yang banyak untuk

memenuhi kebutuhan kalori tubuhnya. Di saat yang bersamaan, ada satu spesies

pesaing Megalodon yang punya menu makanan sama, yaitu moyang paus pembunuh,

namun berukuran tubuh lebih kecil. Salah satu hipotesis ilmuwan menyatakan bahwa

akhirnya Megalodon kalah saing dan lama-kelamaan punah.

Yang kedua, kepunahan massal karena kerusakan lingkungan. Dalam sejarah

kehidupan bumi, ada 5 peristiwa kepunahan massal yang terjadi yaitu Ordovician

Silurian, Late Devonian, Permian, Triassic Jurassic, dan Cretaceous Tertiary.

Yang ketiga, kepunahan yang diakibatkan karena ulah manusia. Menurut

penelitian IUCN, manusia berkontribusi meningkatkan laju kepunahan spesies

menjadi lebih dari 100 kali lipat. Mengapa hal ini terjadi? Karena manusia (termasuk

manusia purba) merupakan spesies yang survive dengan cara aktif mengubah

lingkungan. Manusia secara aktif mengubah hutan menjadi perkebunan, rawa menjadi

perkotaan, sungai menjadi bendungan, dan lain sebagainya. Dalam perubahan


8

tersebut, jelas akan ada mahluk hidup yang tersingkirkan dari habitatnya dan

mungkin akan punah. Manusia juga aktif dalam mengubah lingkungan secara global

dengan menggunakan peralatan yang menghasilkan limbah atau gas buang yang

dapat secara langsung berbahaya bagi lingkungan, seperti logam berat, Chloroform,

dan lain-lain, atau yang dapat mempengaruhi iklim, seperti CO2, Metana, SOx dan

NOx.

C. Kepunahan Massal di Bumi

Kepunahan massal merupakan peristiwa berkurangnya keanekaragaman serta

keberlimpahan secara drastis. Ketika kepunahan meningkat daripada spesiasi. terjadi

dengan masa dan laju yang berbeda-beda. Berikut adalah 5 kepunahan massal yang

pernah terjadi di bumi yaitu :

1. Ordovisium-Silurian

Ordovisium-Silurian, diperkirakan terjadi sekitar 443 juta tahun yang lalu.

Selama masa ini, kehidupan sebagian besar makhluk hidup berada di laut. Sementara

itu, makhluk laut seperti trilobita, graptolit dan brachiopoda berkurang secara

drastis.Sekitar 85 persen kehidupan laut musnah. Penyebab dari kepunahan ini

dimungkinkan karena perubahan iklim bumi yang tidak stabil. Ketika zaman es,

pembentukan dari lapisan es di belahan bumi selatan yang sangat besar.

menyebabkan perubahan iklim serta penurunan permukaan laut dan mengacaukan

kehidupan ekosistem laut.Kemudian dari zaman es berubah mejadi iklim tropis yang
9

sangat panas secara tiba-tiba. Hutan hujan juga berubah menjadi padang pasir,

sehingga hewan dan tumbuhan tak punya cukup waktu untuk beradaptasi.

2. Late Devonian

Late Devonian, menyebabkan 3/4 dari semua spesies di bumi mati. Sekitar 359

juta tahun yang lalu, dampak paling buruk terjadi di kehidupan laut dangkal.

Terumbu-terumbu yang rusak serta punah terjadi di mana-mana. Hingga ditemukan

spesies baru lebih dari 100 juta tahun kemudian. Kurangnya oksigen dan bahkan

tanpa oksigen, menyebabkan tidak ada makhluk hidup yang dapat bertahan di laut,

kecuali hanya bakteri.Penyebab kepunahan ini diduga sebuah objek antariksa yang

menabrak bumi. Asteroid atau komet yang cukup besar dan menciptakan gelombang

kejut yang besar terasa hingga seluruh dunia.

3. Permian

Permian, atau juga dikenal dengan The Great Dying. Akibat kepunahan ini

menyebabkan 96 persen spesies di Bumi punah. Sedangkan 4 persen spesies yang

selamat adalah kehidupan bumi yang sekarang.Kepunahan ini terjadi pada sekitar 248

juta tahun yang lalu. Penyebabnya kemungkinan adalah dampak dari asteroid, letusan

basalt, gas methana, kadar oksigen yang rendah serta permukaan laut yang

mengalami fluktuasi.
10

4. Triassic Jurassic

Triassic Jurassic terjadi sekitar 200 juta tahun yang lalu. kemungkinan

penyebabnya adalah terjadi erupsi basalt dan juga dampak dari asteroid serta

perubahan iklim.Selama 18 juta tahun pada akhir periode Triassic, ada dua atau tiga

tahapan kepunahan. Banyak reptil laut, beberapa amfibi besar, terumbu karang dan

sejumlah besar moluska Cephalopoda yang mati. Sekitar setengah dari semua spesies

hidup pada saat itu menjadi punah. Namun anehnya, tanaman tidak begitu

terpengaruh akan hal ini.

5. Cretaceous-Tertiary

Cretaceous-Tertiary, dikenal juga dengan kepunahan K/T karena kematian

massal para dinosaurus. 65 juta tahun yang lalu terjadi kepunaan massal dinosaurus

dan organisme lain yang tewas, seperti: ammonita, tanaman berbunga dan juga

pterosaurus terakhir.Para Ilmuwan menduga penyebabnya adalah dari letusan dan

banjir basalt, sehingga mempengaruhi iklim dunia, serta penurunan permukaan air

laut yang drastis. Asteroid besar atau pun komet juga menghantam dasar laut di dekat

Semenanjung Yucatan di Meksiko.Menurut para ilmuwan, kepunahan massal yang

keenam sedang berlangsung. Pada tahun 2100, dari aktivitas manusia yang

menyebabkan polusi, pembukaan lahan dan penangkapan ikan secara berlebihan, hal

itu yang mungkin menyebabkan setengah dari spesies hewan di laut dan di darat

menuju kepunahan.
11

D. Peran Manusia Terhadap Kepunahan

Dilansir dari artikel di Nationalgeographic.co.id tanggal 9 Mei 2019, manusia

memiliki peran yang besar terhadap kepunahan hewan. PBB merilis IPBES Global

Assessment yang mengekspos keadaan dari keanekaragaman hayati global pada 2019.

Isi dari laporan tersebut adalah akan ada sekitar satu juta spesies tanaman dan hewan

di bumi yang terancam punah dan manusia lah yang sepatutnya disalahkan. Dua dari

Lima faktor utama yang disebutkan dalam laporan tersebut merupakan ulah manusia

yaitu sebagai berikut:

1. Perubahan fungsi lahan didarat dan dilaut

Peralihan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi pemukiman menyebabkan hewan

yang menempati ekosistem tersebut kehilangan habitatnya. seperti ular sawah, burung

elang dan jika populasi hewan hewan tersebut berkursng maka populasi hewan

dibawahnya seperti burung pemakan biji bijian, tikus meningkat dan bisa menyerang

ke pemukiman penduduk. Sedangkan peralihan fungsi laut seperti membuat

reklamasi atau dijadikan tempat wisata. Reklamasi memiliki dampak terhadap

perubahan kondisi lingkungan perairan dan perikanan.

2. Eksploitasi langsung kepada organisme Bumi


12

Eksploitasi berarti sebuah kegiatan menggali potensi yang ada dalam sebuah kegiatan

menggali potensi yang ada dalam sebuah hal atau wilayah tertentusecara lebih jauh

dan mendalam bahkan kadang berlebihan. Sedangkan eksploitasi hewan memiliki

makna memanfaatkan hewan untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa mengerti

dampaknya untuk hewan tersebut. Contoh eksploitasi hewan adalah atraksi topeng

monyet, sirkus hewan, perdagangan hewan illegal. Jika hal ini terus dibiarkan maka

pupulasi hewan hewan tersebut di habitat aslinya berkurangdan lama kelamaan dapat

menyebabkan kepunahan.

Manusia mengubah sekitar dua pertiga dari permukaan laut, ancaman

utamanya berasal dari aktivitas memancing dari kapal industri yang memanen sekitar

sepertiga populasi ikan laut. Ikan ikan ini tidak mampu lagi bereproduksi cukup cepat

untuk menjaga populasinya agar tidak menyusut. Beberapa jenis hiu, halibut atlantik

dan tuna sirip biru adalah spesies yang paling banyak ditangkap. Kalaupun tidak

ditangkap, beberapa spesies laut seperti lumba – lumba dan penyu tempayan juga

mati karena tidak sengaja terperangkap oleh jaring dan alat tangkap lainnya.

Manusia juga telah mengubah sekitar tiga perempat daratan di Bumi. Hal ini

yang menyebabkan tempat tinggal berbagai spesies semakin berkurang. Sejak tahun

1992, lahan yang dulunya hutan atau padang rumput liar telah diubah menjadi

wilayah perkotaan yang luasnya lebih dari dua kali lipat peternakan. Cara manusia

menggunakan lahan juga mempengaruhi perubahan iklim. Sekitar seperempat dari


13

emisi gas rumah kaca dunia saat ini berasal dari pembukaan lahan, produksi tanaman,

dan penggunaan pupuk. Pupuk meningkatkan aktivitas mikroba tanah yang kemudian

mengeluarkan gas rumah kaca. Tiga perempat dari emisi ini juga berasal dari

pemeliharaan ternak untuk sumber makanan.

Manusia membuat plastik 10 kali lipat lebih banyak dari 40 tahun lalu. Polusi

plastik telah menjadi ancaman bagi kehidupan laut. Dampak buruknya terasa oleh 86

persen penyu laut, 44 persen burung laut dan 43 persen mamalia laut. Bentuk polusi

lain yang juga membahayakan habitat laut diantaranya adalah tumpahan minyak,

limbah perkotaan yang tidak diolah, limbah pertambangan, dan limbah yang mengalir

saat hujan dari pertanian dan peternakan.

E. Contoh kasus perilaku manusia yang menyebabkan kepunahan

Dilansir dari merdeka.com tanggal 22 Desember 2020. Polda Bengkulu

mengungkap perdagangan organ dan kulit Harimau Sumatera. Ada 3 orang pelaku

yang berhasil ditangkap. Ketiganya ditangkap saat sedang mengendarai sepeda motor

sambil membawa satu karung berisi tulang dan satu karung yang berisi kulit harimau

yang diduga dari jenis Pantera Tiger Sumatra.

Dilansir dari detik.com tanggal 2 September 2020. Seekor harimau Sumatera

dewasa ditemukan mati di hutan Riau, harimau yang mati ini ditemukan dalam

kondisi lehernya terlilit seling (sejenis kawat) yang biasanya hanya diperuntukkan
14

untuk harimau dan gajah. Dengan adanya kasus ini membuktikan bahwa perburuan

liar masih marak terjadi di Indonesia.

Dilansir dari bbc.com tanggal 31 Januari 2018. Seekor Orangutan Kalimantan

ditemukan dengan keadaan kepala dipenggal dan tangan hampir putus. Menurut

Pambudi jubir Kepolisian Daerah Kalimantan Tengah orangutan tersebut kerap

mendatangi kebun karet dan ubi milik pelaku. Hal ini tentu sangat memprihatinkan

karena masih banyak masyarakat yang membunuh hewan dengan alasan karena

hewan hewan tersebut dianggap sebagai hama diperkebunan mereka.

Dari 3 contoh kasus tentang perbuatan manusia yang dapat menyebabkan

kepunahan dapat disimpulkan bahwa masyarakat di indonesia masih memiliki

edukasi yang rendah terhadap pentingnya saling melindungi hewan hewan dari

kepunahan. Serta hukum di Indonesia yang masih belum tegas dalam mengatur dan

melindungi hewan terutama hewan yang terancam punah.

F. Pengaruh Terjadinya Kepunahan

semua spesies di dunia terhubung melalui sistem yang kompleks seperti jaring

makanan. Kepunahan satwa liar menurut seorang ahli, akan menyebabkan

kehancuran seluruh ekosistem."Ketika kita kehilangan satwa liar, kita kehilangan

koneksi ini, dan jaringan mulai runtuh. Hilangnya satu spesies menyebabkan

hilangnya spesies lain yang bergantung padanya," kata Jennie Miller, ilmuwan senior

di organisasi konservasi Defenders of Wildlife yang berpusat di AS, kepada Anadolu

Agency.
15

Hewan hewan besar seperti gajah dan badak berperan membawa nutrisi. Saat

hewan makan di suatu tempat dan buang kotoran ditempat lain. Tak jarang juga

mereka mengangkut nutrisi dan memindahkannya dari daerah kaya nutrisi ke daerah

yang kurang subur.. Tumbuhan di hutan membantu mengurangi karbon dioksida yang

ada di udara akibat polusi. Dampaknya, hutan ini bisa menyerap karbon sehingga bisa

mengurangi dampak perubahan iklim akibat pemanasan global. Hutan juga

menyediakan banyak manfaat lingkungan sampai produk tumbuhan yang bermanfaat

bagi manusia.

Hewan hewan predator tertinggi seperti harimau dan serigala memiliki peran

untuk menjaga keseimbangan ekosistem jika mereka tidak ada maka yang terjadi

adalah trophic cascade, yaitu sebuah fenomena ekologi dimana ketika jumlah satwa

yang berada di bawah rantai makanan hewan hewan predator tertinggi tadi akan

melimpah. Contohnya seperti yang terjadi di taman nasional tertua di dunia,

Yellowstone di Amerika .

Serigala, sebagai top predator di wilayah tersebut bertahan sampai akhir

1930. Warga sekitar yang khawatir ternak mereka musnah dimangsa serigala,

memburu hewan ini. Tak lama setelah serigala menghilang, terjadi ledakan populasi

sejenis rusa besar (elk) yang tadinya merupakan mangsa utama serigala. Rusa ini

memakan rumput dan tumbuhan muda, sehingga tidak ada regenerasi pepohonan

yang cukup di hutan. Akibatnya berbagai burung dan berang-berang tidak memiliki

sumber pangan yang cukup. Kalah bersaing pangan dengan rusa, beragam burung dan
16

berang-berang pun turut hilang. Sungai pun terdampak, karena hilangnya vegetasi

rumput membuat air tak punya penahan lagi. Banjir dan erosi tidak terhindarkan.

G. Cara Mencegah Kepunahan

menurut KBBI arti kata mencegah adalah menahan agar sesuatu tidak terjadi.

Sedangkan kepunahan berarti hilangnya keberadaan spesies yang ditandai dengan

matinya individu terakhir dari spesies tersebut. Jadi cara mencegah kepunahan berarti

cara cara yang dilakukan untuk menahan terjadinya kepunahan. Agar tidak terjadi

kepunahan maka pemerintah, instansi terkait dan masyarakat pada umumnya harus

bekerja sama untuk mencegah terjadinya kepuanahan dengan melakukan banyak cara

yaitu :

1. Menetapkan suakamargasatwa 

menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 suaka

margasatwa adalah sebuah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas berupa

keunikan dan atau keanekaragaman jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya

dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Sementara menurut KBBI suaka

margasatwa adalah cagar alam yang secara khusus digunakan untuk melindungi

binatang liar didalamnya.

2. Membuat cagar alam

Cagar alam adalah sebuah kawasan di mana makhluk hidup baik itu tumbuhan

dan hewan hidup secara lestari. Pengertian cagar alam menurut Undang-Undang No.

5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, cagar
17

alam merupakan kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai

kekhasan satwa, tumbuhan, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu

dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami, yang berarti kegiatan

yang dapat dilakukan di cagar alam yaitu untuk kepentingan ilmu pengetahuan,

penelitian dan pengembangan, pendidikan, dan kegiatan lainnya yang menunjang

budidaya.

3. Mempelajari Tentang Satwa Langka

Mempelajari terkait satwa langka, dimana dengan menambah pengetahuan

maka akan lebih tahu terkait manfaat, keunikan, dan kehidupannya yang bisa

dikatakan menarik untuk dipelajari lebih mendalam. Selain itu dengan pengetahuan

terkait hewan liar yang sudah mulai punah seperti ini akan seru ketika diceritakan

terhadap orang lain seperti keluarga ataupun teman, dan tentunya diharapkan semakin

berkembangnya cerita dapat menjadikan mereka bisa menahan untuk mencegah

kepunahannya.
18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepunahan

memang menjadi siklus alam. Tapi manusia juga memiliki peran dalam kepunahan

hewan, dengan melakukan berbagai macam cara baik secara langsung seperti

perburuan liar, perdagangan hewan illegal, dsb. Dan secara tidak langsung seperti

melakukan reklamasi pantai, pengalihan fungsi hutan menjadi perkebunan dsb. Oleh

karena itu kita berkewajiban untuk mencegahnya karena semua akan kembali ke

manusia itu sendiri. Serta manusia juga harus menjaga lingkungan disekitarnya agar

tetap menjadi lingkungan yang ideal untuk semua makhluk hidup tidak hanya

manusia.

B. Saran

Saran yang dari penulis. Manusia sebaiknya lebih perduli lagi terhadap

lingkungan sekitarnya apakah lingkungan tersebut linkungan yang sehat serta

ekosistemnya terjaga atau tidak, menjaga lingkungan disekitarnya. Serta tidak

sembarangan memburu hewan yang dianggap merugikan manusia. Dan penulis harap

pemerintah bisa membuat hukum yang lebih tegas terhadap para pelaku perburuan

hewan liar agar bisa dijadikan pelajaran bagi orang lain serta memberikan efek jera

kepada pelakunya supaya tidak melakukan hal yang sama dikemudian hari, serta
19

lebih memperhatikan dan menjaga hutan sebagai paru paru bumi dan tempat tinggal

berbagai macam flora dan fauna.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ismayanti, dkk. Kepunahan Hewan Buas di Indonesia. 2013. Diakses pada
7 November 2020. Web : https://ana11eechul.wordpress.com/2014/06/19/makalah-
bahasa-indonesia-kepunahan-hewan-buas-di-indonesia/amp/

Pahlevi. Kepunahan. 2016. Diakses pada 5 November 2020. Web :


https//www.scribd.com/doc/305813351/makalah-KEPUNAHAN

Suryawan. Alih Fungsi Pascareklamasi dan Implikasi Terhadap Marginalisasi


Nelayan di Pulau Serangan, Denpasar. 2015. Diakses pada 11 Januari 2021. Web :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali/article/download/15723/10498/

Husodo, Fitriani. Sejarah dan Ruang Lingkup Ekologi. Diakses pada 11 Januari 2021.
Web : https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_vis=1%q=pengertian+ecology+niche&btnG=d=gs_qabs&
u=%23p%3DMFW4Y39rJYcJ

https://apa-itu.net/tanya/jelaskan-aoa-yang-dimaksud-takson/ diakses pada 15


November 2020

https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/science/discovery/amp/arif-
rahmanto/tahukah-kamu-bumi-pernah-mengalami-5-kepunahan-massal-c1c2 diakses
pada 16 November 2020

https://nationalgeographic.grid.id/amp/13297337/inilah-penyebab-satwa-kita-
terancam-punah diakses pada 18 November 2020

20
21

https://m.kumparan.com/amp/zenius-education/kepunah an-hewan-alami-massal-dan-
ulah-manusia-1sC0ndgc2Sk diakses pada 11 Januari 2021

https://m.kumparan.com/amp/khotijahtus-sadiyah/6-langkah-mudah-untuk-
melindungi-satwa-dari-kepunahan diakses pada 7 Desember 2020

https://nationalgeographic.grid.id/amp/13295972/benarkah-manusia-penyebab-
kepunahan-hewan diakses pada 11 Desember 2020

https://amp.kompas.com/sains/read/2019/05/09/163500923/akibat-kehidupan-
manusia-satu-juta-spesies-terancam-punah-dari-bumi diakses pada 10 Desember 2020

https://www.nationalgeographic.org/media/wolves-yellowstone/ diakses pada 16


Desember 2020

https://www.zenius.net/blog/13137/perlindungan-konservasi-satwa-hewan?
utm_source=kumparan&utm_medium=referral&utm_campaign=kumparan_syndicati
on diakses pada 11 januari 2021

https://m.merdeka.com/peristiwa/3-orang-dibekuk-diduga-jual-beli-organ-dan-kulit-
harimau-sumatera.html diakses pada 11 Januari 2021

https://news.detik.com/berita/d-5156521/harimau-mati-dengan-jerat-di-leher-
dianggap-bukti-perburuan-masih-ada diakses pada 11 Januari 2021

https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-42879943.amp diakses pada 11 Januari


2021
22

LAMPIRAN
23
24

Gambar 1 Badak Putih Utara

Gambar 2 Gajah Asia


25

Gambar 3 Ekosistem Sawah

Gambar 4 Taman Nasional Yellowstone AS


26

Anda mungkin juga menyukai