Makalah Mataair
Makalah Mataair
MATAAIR
Disusun oleh :
YONI SETIAWAN
(101.10.1021)
ii
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
i
KATA PENGANTAR.....................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
iii
DAFTAR ISI...................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
I.2 Rumusan masalah..............................................................................
1
I.3 Maksud dan tujuan.............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Pengertian mataair........................................................................
3
II.2 Pola aliran mataair pada setiap morfologi ...................................
5
II.3 Hubungan antara litologi dengan debit mataair beserta
pengaruhnya dengan umur batuan...............................................
6
II.4 Faktof-faktor yang mempengaruhi karakteristik dan
penyebaran mataaair....................................................................... 7
II.5 Distribusi Umum pemunculan Mataair...........................................
9
II.6 Klasifikasi Mataair dan factor penyebabnya...................................
10
BAB III PENUTUP
iv
Kesimpulan .............................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
12
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Air merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari
baik baik manusia, hewan dan tumbuhahan semua pasti
membutuhkan air.untuk manusia sendiri air digunakan untuk
bermacam-macam diantaranya adalah untuk minum,mandi,memcuci
dan memasak dan untuk hewan air digunakan untuk minum dan
kalau untuk tumbuhan air digunakan untuk digunakan dalam proses
respirasi jadi air ini sangat penting kaitannya bagi kehidupan sebab
jika tidak ada air maka tidak aka nada tumbuhan yang akan hidup
jika tidak ada tumbuhan yang hidup maka otomatis hewan dan
manusia juga tidak akan hidup sebab manusia dan hewan sangat
membutuhkan air.
Dimana kita bisa memperoleh air untuk memenuhi
kebutuhan .Tentu didalam tanah atau air hujan namun jika hanya
menunggu air hujan maka kebutuhan manusia sangat kurang atau
tidak cukup sehingga kita harus mencari air tanah yang dikeluarkan
melalui mata air agar kebutuhan bisa tepenuhi.
1
I.3 Maksud dan tujuan.
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah geohidrologi pada jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
agar mahasiswa dapat memahami tentang mata air dan dimana kita
dapat menjumpai mata air ?.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian mata air
Mataair (spring) adalah pemusatan keluarnya airtanah yang
muncul di permukaan tanah sebagai arus dari aliran airtanah (Tolman,
1937). Menurut Bryan (1919) dalam Todd (1980), berdasarkan sebab
terjadinya mataair diklasifikasikan menjadi 2,yaitu:
13
saluran-saluran alami pada formasi kulit bumi, seperti goa lava
atau joint.
Salah satu wilayah yang mempunyai potensi mataair besar
adalah wilayah lereng gunungapi, dan di antara wilayah gunungapi
yang mempunyai persebaran mataair yang cukup melimpah adalah
lereng Gunungapi Lawu bagian Barat. Gunungapi Lawu merupakan
gunungapi strato tua yang mempunyai potensi mataair cukup tinggi
sebagaimana gunungapi strato muda,seperti Gunungapi Merapi. Pada
gunungapistrato muda, umumnya mempunyai polapersebaran
mataair yang melingkari badan gunungapi membentuk pola seperti
sabuk, yang biasa disebut sabuk mataair (springbelt). Hal ini
merupakan gejala pemunculan mataair yang khas dan umum terdapat
padagunungapi strato di Indonesia, khususnyadi Pulau Jawa. Pada
ketinggian-ketinggiantertentu terdapat jalur mataair (spring belt)
yang berkaitan dengan sifat orohidrologinya, juga berkaitan dengan
perubahan le-reng yang diakibatkan oleh perubahan struktur batuan
pembentuknya(Purbohadiwidjojo, 1967).
4
II.2 Pola agihan mataair pada setiap morfologi
5
II.3 Hubungan antara litologi dengan debit mataair beserta
pengaruhnya mataair dengan umur batuan.
6
dengan daerah lainnya. Bahkan di suatu daerah yang
mempunyai curah hujan yang lebih tinggi dapat memiliki rata-
rata debit mataair yang lebih rendah (sedikit) apabila
litologinya tidak mendukung. Daerah dengan curah hujan dan
litologi sama, seperti pada gunungapi muda, dapat memiliki
debit mataair yang berbeda, karena susunan kimia batuannya
yang berbeda (Ardina, 1985).
Abdulrahman (1990) melakukan penelitian mataair pada
suatu daerah vulkanik yang tersusun atas beberapa formasi
batuan berumur Kuarter dan Tersier. Umur batuan ini
berpengaruh terhadap air yang dikandungnya, bahwa semakin
tua umur batuan maka debit mataair umumnya makin kecil.
Daerah yang tersusun oleh batuan vulkanis memiliki jauh lebih
banyak mataair daripada yang berbatuan lain. Pada batuan yang
berumur Kuarter terdiri atas material lepas dari hasil erupsi
gunungapi berupa pasir dan kerikil, yang memungkinkan
dijumpainya airtanah tertekan.
Pergerakan airtanah pada berbagai tempat akan
mengakibatkan airtanah keluar ke permukaan bumi sebagai
mataair (spring) ataupun rembesan (seepage) dengan debit
yang bervariasi.
7
bahan-bahan piroklastis atau bahan-bahan aluvium di
bagian atas, dengan batuan yang bersifat kedap air, seperti
batuan beku di bagian bawah yang relatif kompak, juga akan
menyebabkan mengalirnya airtanah melalui batas perlapisan
tersebut, dan muncul sebagai mataair kontak. Demikian juga
kedudukan antara satu perlapisan batuan dengan perlapisan
yang lain, dan struktur geologis yang menyusunnya, seperti
patahan, retakan, maupun perlipatan, merupakan faktor lain
pengontrol pemunculan dan pola sebaran mataair.
Pemunculan mataair di suatu tempat, juga tidak terlepas
dari kedudukan lokasi itu sendiri, kaitannya dengan tenaga
gravitatif yang mempengaruhinya maupun energi-energi lain,
seperti tekanan hidrostatis yang kuat akibat struktur perlapisan
batuan yang sangat tebal (geyser), atau akibat dorongan energi
magma pada daerah vulkanik.
8
II.5 Distribusi Umum Pemunculan Mataair
9
perubahan bahan pembentuknya, sedangkan rembesan (seepage)
umumnya terdapat pada daerah-daerah yang terbatuan Tertier dengan
tingkat erosi yang tinggi.
10
BAB III
KESIMPLAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Todd, D.K., 1980, Groundwater Hydrology, John Willey & Sons. Inc,
New York
12