Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Fisiologi

Mekanisme Sensoris

Kelompok C9
Ketua : *Jonathan Rambang (102012072)
Anggota :
Yulita hera (102011132)
Novalia (102012079)
Teriany Widjaya (102012099)
Mawar (102012181)
Melisa (102012226)
Christin Doko Rehi (102012256)
Jessica (102012373)
Muhamad radhi bin kamal (102012497)
Intan Arkas Refra (102009043)
Joseph Nelson Leo (102011009)

Fakultas kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat 11510
Tlp. 021- 56942061 Fax . 021-5631731
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI
1
Mekanisme Sensoris

Kelompok C9

Nama NIM Tanda tangan Keterangan

Jonathan Rambang 102012072 Ketua Kelompok

Yulita Hera 102011132 Anggota

Novalia 102012079 Anggota

Teriany Widjaya 102012099 Anggota

Mawar 102012181 Anggota


Melisa
102012226 Anggota
Christin Doko Rehi
102012256 Anggota

Jessica 102012373 Anggota

Muhamad Radhi Bin Kamal 102012497 Anggota

Joseph Nelson Leo 102011009 Anggota

Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada
kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor.

2
2. Untuk membuktikan penggunaan sesuatu benda yang konstan dengan durasi tertetu,
akan menyebabkan terjadinya adaptasi
3. Untuk mengetahui serta membuktikan sikap lengan yang ditempatkan ke berbagai
lokasi, serta apakah perintah dan sikap untuk menentukan tempat akan sinkron.
4. Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda
5. Untuk mengetahui serta memahami kepekaan saraf peraba dengan melokalisasirkan
tempat yang ditusukkan ke berbagai tempat.

Alat dan Bahan


1. 3 waskom dengan air bersuhu 20°, 30°, dan 40°
2. Gelas beker dan termokimia
3. Es
4. Alkohol dan eter
5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey +
jarum
6. Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian

Cara Kerja
I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin
1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20°, 30°,
dan 40°.
2. Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20° dan tangan kiri ke dalam air
bersuhu 40° untuk ± 2 menit.
3. Catat kesan apa yang saudara alami.
4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30°C.
Catat kesan apa yang saudara alami.
5. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm.
6. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan
kecepatan seperti yang di atas. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan
pada sub. 4 dan 5.
7. Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol dan eter. Kesan apa yang
saudara alami ?

II. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit


1. Letakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis pada
pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan.
2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3 x 3 cm dan
gambarkan pula daerah itu di lukiskan tangan pada kertas. Kotak 3 x 3 cm, di buat
lagi menjadi 12 x 12 kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil.
3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja.

3
4. Selidikah secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan
panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan
yang telah di panasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya
dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air panas bersuhu 50°C. Tandai
titk-titik panas yang diperoleh dengan tinta.
5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada no. 4 dengan kerucut kuningan yang telah
didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya
dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es. Tandai titik-titik
dingin yang diperoleh dengan tinta.
6. Selidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan
menggunakan estesiometer rambut frey dan titik-titik yang memberkikan kesan nyeri
dengan jarum.
7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan
tangan di kertas.

III. Lokalisasi Taktil


1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung
jarinya.
2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi
dengan ujung sebuah pensil pula.
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang di tunjuk.
4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari,
telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk.

IV. Diskriminasi Taktil


1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik ujung jari dengan menempatkan
kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari.
2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan
berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat di bedakan sebagai 2
titik.
3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang
terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu.
4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua
ujung jangka secara berturut-turut (suksesif).
5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua
titik ujung jari, tengkuk dan pipi.
6. Catat apa yang saudara alami.

V. Perasaan Iringan (After Image)

4
1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu
selama saudara melakukan percobaan VI.
2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI, angkatlah pensil dari telinga saudara
dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil?

VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda


A. Kekasaran Permukaan Benda
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan ampelas yang
mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda.
2. Perhatikan kemampuan orang percobaan untuk membedakan derajat kekasaran
ampelas.
B. Bentuk benda
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil
yang saudara berikan (pensil, penghapus, rautan, koin, dan lain-lain)
2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu.
C. Bahan pakaian
1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang
saudara berikan.
2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis / sifat bahan yang dirabanya
itu. Bila OP membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk,
berat, permukaan), apa nama kelainan neurologis yang dideritanya?

VII. Tafsiran Sikap


1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata.
2. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah orang percobaan ke dekat kepalanya,
ke dekat dadanya, ke dekat lututnya dan akhirnya gantungkan di sisi badannya.
3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan.
4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya
dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya.
5. Perhatikan apakah ada kesalahan.
6. Bila OP membuat kesalahan dalam melokalisasikan tempat-tempat yang diminta, apa
nama kelainan neurologis yang dideritanya?

Hasil Praktikum
Percobaan 1
Nama OP : Novalia
Kesan 1 :
Tangan kanan 40°C waskom 30°C = Terasa agak panas
Tangan kiri 20°C waskom 30°C = Terasa agak dingin

5
Tangan kanan yang dimasukkan ke dalam waskom bersuhu 20°C, jika kemudian
dimasukkan ke dalam air bersuhu 30°C, maka tangan kanan akan terasa agak panas, karena
terjadi perpindahan kalor, sama juga jika tangan kiri yang dimasukkan ke dalam waskom
bersuhu 40°C, kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 30°C, maka tangan kiri akan
terasa agak dingin. Rasa dingin dan rasa panas dirasakan di kulit kita, karena adanya reseptor
panas dan reseptor dingin.
Kesan 2 :
Setelah punggung tangan dibasahi dengan air dan ditiup perlahan-lahan, punggung
tangan terasa lebih dingin dibandingkan sebelum dibasahi dengan air
Kesan 3 :
Setelah punggung tangan diolesi dengan alkohol/eter dan ditiup, punggung tangan
terasa lebih dingin dibandingkan setelah dibasahi dengan air. (alkohol/eter sangat mudah
menguap apabila sudah berkontak dengan udara luar)

Pembahasan :
Tangan kanan terasa dingin dan kebas karena adanya badan Krausse pada kulit
sensorik tangan, sementara tangan kiri terasa panas atau hangat karena adanya badanruffini
pada kulit sensorik tangan.
Saat kedua tangan dimasukkan kedalam waskom yang bersuhu 30 derajat celcius
tangan kanan terasa hangat, sedangkan tangan kiri terasa sejuk atau dingin.Ini dikarenakan
pada tangan kanan terjadi penerimaan kalor sehingga terasa panas.Sementara pada tangan kiri
terjadi pelepasan kalor sehingga terasa dingin.
Saat bagian kuli tpunggung tangan yang kering ditiup dirasakan hangat, sementara
bagian kulit punggung tangan yang basah ditiupd irasakan dingin karena terjadi penguapan
air yang mengambil kalori dari bagian kulit yang basah.
Kulit punggung tangan yang diberikan alcohol terasa dingin karena alcohol mengambil kalori
dari bagian kulit yang diberi alkohol.

Percobaan 2

Nama Op : Jonathan Rambang


(NB: Hasil percobaan dilampirkan di bagian belakang makalah ini)

Pembahasan :
6
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa dalam kotak
ukuran 0,25 x 0,25 cm pada telapak tangan memiliki lebih dari satu respon terhadap empat
jenis rangsangan yang berbeda (panas, dingin, tekan dan nyeri). Hal ini dapat terjadi karena
pada tangan terutama pada bagian telapak tangan terdapat banyak sekali reseptor dengan
ujung saraf bebas. Reseptor – reseptor ini terletak pada titik – titik yang berbeda dan
terpisah, selain itu reseptor – reseptor ini hanya bekerja sesuai dengan fungsinya. Oleh karena
itu, tidak semua dalam satu kotak tersebut memiliki semua respon dari keempat rangsang
yang diberikan. Sama halnya dengan percobaan I bahwa rangsang panas hanya akan
dirasakan oleh reseptor panas saja, yaitu ujung ruffini, rangsang dingin oleh badan Krause,
rangsang tekan atau taktil oleh badan paccini dan rangsang nyeri oleh ujung – ujung saraf
yang tak bernielin.
Kulit merupakan indera somatic yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe
fisiologis: (1) indera somatic mekanoreseptif, yang meliputi sensasi taktil dan posisi yang
dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis beberapa jaringan tubuh; (2) indera
termoreseptif, yang berguna untuk mengetahui panas dingin; serta (3) indera rasa nyeri, yang
dapat diaktifkan oleh setiap factor yang merusak jaringan.
Kulit mengandung tiga macam jenis reseptor sensorik, yaitu mekanoreseptor pada
epidermis dan dermisnya (ujung saraf bebas, diskus Merkel, badan Meissner, badan Krausse,
ujung Ruffini, dan badan Paccini); thermoreseptor dingin dan hangat; juga nosiseptor yang
merupakan reseptor sensorik untuk rasa sakit.

Reseptor pada kulit :


Ujung Ruffini : untuk mendeteksi panas.
Badan Krausse : untuk mendeteksi dingin.
Badan Meissner dan Diskus Merkel : untuk mendeteksi sentuhan raba.
BadanPaccini’s : untuk mendeteksi tekanan.
Ujung Bebas/Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas
dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit
Percobaan 3
Nama OP : Intan Arkas Refra

Bagian tubuh 1 2 3 4 5
Jari-jari 0,6 0,4 0,8 0 0,4
Telapak 0,4 0,8 0,3 0,8 0,7

7
Lengan 1 1,4 1 1 2,3
bawah
Lengan atas 1,5 3,1 1,3 0,6 1,6
Tengkuk 1,6 1,1 1,3 0,2 0,7

Pembahasan:
Dalam hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam organ tubuh manusia terdapat
banyak sekali reseptor dengan serabut saraf sensorik. Kita dapat merasakan titik dimana
rangsangan di terima karena masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor pada
neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan titik rangsangan tersebut. Ujung jari
memiliki jarak yang paling pendek, karena ujung jari memiliki kepekaan peraba yang sangat
besar, sedangkan pada lengan atas memiliki jarak yang paling lebar, karena memiliki
kepekaan peraba yang rendah. Tetapi, secara keseluruhan, OP memiliki saraf peraba yang
baik, karena jaraknya kurang dari 5 cm.

Percobaan 4
Nama OP : Christin Doko Rehi
Bagian tubuh Ukuran jangka Jumlah titik
Jari-jari 1 cm 2 titik
0,8 cm 2 titik
0,7 cm 2 titik
0,6 cm 2 titik
0,5 cm 2 titik
0,4 cm 2 titik
0,3 cm 2 titik
0,25 cm 2 titik
0,2 cm 1 titik
0,3 cm 2 titik
0,5 cm 2 titik
0,7 cm 2 titik
Pipi 3,5 cm 2 titik
1,4 cm 2 titik
1 cm 1 titik
1,2 cm 1 titik
1,4 cm 1 titik
1,7 cm 1 titik
2,1 cm 2 titik
Tengkuk 5,9 cm 2 titik
4,8 cm 2 titik
3,8 cm 2 titik
2,8 cm 2 titik
1,9 cm 1 titik

8
1,5 cm 1 titik
2,2 cm 1 titik
2,5 cm 1 titik
2,9 cm 2 titik

Pembahasan:
Rangsang ambang pada ujung jari tangan sangat kecil dikarenakan sensitifitas
reseptor untuk mendeteksi rasa nyeri lebih tinggi pada ujung jari dibandingkan pada tengkuk
dan juga pipi. Sehingga rangsang ambang pada ujung jari lebih rendah dibandingkan dengan
rangsang ambang pada tengkuk dan pipi yang ditunjukkan melalui jumlah titik nyeri yang
dirasakan oleh OP.
Ambang diskriminasi taktil untuk tiap reseptor berbeda-beda tergantung dari
kepekaan reseptor. Rangsang yang diberikan secara simultan ( serentak ) memiliki ambang
diskriminasi yang lebih besar dibandingkan secara suksesif ( berturut-turut ).Uji simultan
diskriminasi dua titik adalah salah satu aplikasi pengecekan ke normalan sistem motorik
seseorang . Hasil normal uji ini adalah antara 3-5mm pada ujung jari dan 70-10 mm di dasar
telapak tangan. Sedangkan untuk uji suksesif diskriminasidua titik normal, hasil yang normal
adalah antara 2-3 mm pada ujung jari. Teknik lainnya yangdigunakan saat ini adalah uji
monofilamen dan sensitometer punggungan. Pada kedua teknik initingkat kepulihan
fungsional diketahui dengan membandingkan terhadap ekstremitas kontralateral(jika normal).

Percobaan 5
Nama OP : Muhamad Radhi Bin Kamal
Saat pensil itu diambil waktu orang percobaan sedang melakukan percobaan ke 6,
pensil itu masih terasa di telinganya, karena telinga beradaptasi dengan adanya pensil
sehingga daun telinga tidak berasa seperti memakai pensil. Ketika pensil dilepas, terasa masih
ada di telinganya, karena beratnya sudah konstan. Fenomena OP yang masih dapat merasakan
keberadaan pensil walaupun pensil telah diambil dari telinganya inilah yang disebut sebagai
perasaan iringan.
Pembahasan:
Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui
tekanan, getaran dan sifat sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai
benda tersebut. sehingga pada saat benda di ambil, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan
suatu “off reseptor” dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita
menyadari bahwa benda telah di copot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini.

9
Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai
neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi.

Percobaan 6
Nama OP : Muhamad Radhi Bin Kamal
A. Kekasaran Permukaan Benda
Orang percobaan ini dapat membedakan kekasaran dari ampelas yang mempunyai
derajat kekasaran yang berbeda-beda, karena kulit memiliki reseptor peraba dan sensasi taktil
yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensasi terpisah,
mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama.
B. Bentuk benda
Benda-benda yang di coba :
1. Penghapus
2. Penggaris
3. Pensil
4. Stabilo

Orang percobaan dapat membedakan benda-benda yang di coba dengan cara memegang
dan meraba bentuk benda tersebut.
C. Bahan Pakaian
 Hasil yang didapatkan : orang percobaan dapat membedakan sifat bahan yang di coba.

OP dapat membedakan kekasaran, bentuk dan bahan benda, karena perasaan taktil
dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus, juga OP memiliki
memori di otaknya yaitu memori jangka panjang, yang akan diingat selamanya. Dengan
ingatan bahwa benda-benda memiliki bentuk, kekasaran, dan bahan yang khas, sehingga
dapat membedakan dengan meraba atau memegang benda tersebut.
Percobaan 7
Orang percobaan dapat menjawab secara benar, apa yang di tunjuk, dan berarti orang
tersebut adalah normal. Itu disebabkan karena orang tersebut memiliki otak yang berfungsi
sebagai memori, dimana dia dapat menghafal lokasi organ tubuhnya, karena ada memori
jangka panjang, yang menghafal sampai selamanya. Juga dikarenakan orang tersebut
memiliki sistem saraf yang berfungsi sebagai pusat koordinasi segala aktivitas tubuh, pusat
kesabaran, memory, intelegensi.

Dasar teori :
10
1. Indra Peraba

Indera peraba pada tubuh manusia adalah kulit. Pada kulit manusia terdapat ujung-ujung
saraf peraba. Sel-sel saraf peraba tersebut tidak merata di seluruh permukaan kulit. Pada
ujung jari terdapat banyak sel saraf peraba, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki,
dan bibir. Kulit memiliki lima macam reseptor khusus dan setiap reseptor hanya cocok untuk
satu tipe rangsangan. Reseptor untuk panas, reseptor untuk dingin, reseptor untuk rasa sakit,
dan reseptor untuk tekanan. Bila suatu rangsangan tertentu, misalnya panas mengenai kulit
(tubuh) kita, maka rangsangan tersebut akan diterima oleh ujung saraf peraba kulit (reseptor
untuk panas). Selanjutnya, rangsangan diteruskan oleh saraf sensori ke pusat peraba di otak.
Di otak, rangsangan di olah dan diartikan sehingga kita dapat merasakan panas. Demikian
pula rangsangan yang lainnya. Kulit memiliki fungsi lain, seperti sebagai alat pelindung
tubuh, alat pengatur suhu tubuh, dan alat pengeluaran keringat serta minyak. 1

2. Memori

Penilitian telah menunjukkan bahwa memori terbagi dalam beberapa jenis. Masing-
masing memori memiliki mekanisme unik dalam menyimpan informasi. 2
a. Memori jangka pendek
Memori ini memiliki 7 kapasitas memori dan berdurasi sekitar 15-30 detik. Namun,
apabila anda sering melakukan pengulangan dalam mengakses informasi, kemungkinan besar
informasi tersebut akan masuk ke dalam jenis memori lainnya, yaitu memori kerja (working
memory). 2
b. Memori jangka panjang
Memori ini adalah tidak terbatas dan berdurasi selamanya. Ada yang membagi memori
jangka panjang menjadi memori non deklaratif dan memori deklaratif. Informasi yang
penting yang biasanya terdapat dalam memori jangka panjang, juga momen penting dan
sangat berarti dalam perjalanan hidup. 2

3. Daya membedakan berbagai sifat benda

Dalam membedakan berbagai sifat benda, seperti kekasaran permukaan ataupun bentuk
benda terdapat reseptor-reseptor yang berperan di dalamnya. 3
a. Bentuk benda
Menurut Ganong ( 1983 ), reseptor kinaesthesi menerima rangsangan kinaesthesi,
yaitu gerakan – gerakan dan ketegangan pada otot – otot serta selubung persendian.

11
Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan dan beban yang dibawa (untuk
membedakan ukuran, bentuk, dan berat permukaan dari benda). 3 Dalam membedakan bentuk
benda-benda tanpa melihat bentuknya yang berperan merupakan reseptor taktil. Diduga
bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada tempat –
tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil,
ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga
merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil
kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus
anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus
cunneatus. 4
Perasaan taktil ada dua macam : 4
1.Perasaan taktil halus
Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara
dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik.
Implus taktil ini dihantarkan melaui fasciculus gracilis cuneatus.4

2.Perasaan taktil kasar


Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil
yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah,
mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara
ketiganya adalah :
 Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam
jaringan tepat dibawah kulut.
 Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih
dalam
 Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi
menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba
dan tekanan.
b. Kekasaran permukaan benda

Dalam membedakan kekasaran benda reseptor yang berperan adalah reseptor raba.
traktus spinal merupakan reseptor peraba. Fasikulus sensorik atau asenden yang membawa
informasi dari tubuh ke otak. Bagian penting traktus asenden tersebut meliputi : 3
 Origo dan tujuannya. Implus dari sentuhan dan reseptor peraba akan masuk ke
medulla spinalis melalui radiks dorsal (neuron I). Akson memasuki korda, berasenden

12
untuk bersinapis dengan nuklei grasilis dan kuneatus di medulla bagian bawah
(neuron II). Akson menyilang ke sisi yang berlawanan dan bersinapsis dalam talamus
lateral (neuron III). Termielenisasinya berada pada area somaestestik korteks serebral.
 Fungsi. Traktus ini menyampaikan informasi mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi,
posisi tubuh dan gerakan sendi dari kulit, persendian, dan tendon otot.

Kesimpulan
Percobaan I : Manusia dapat membedakan secara subjektif antara panas dan dingin karena
manusia memiliki reseptor pada tubuhnya yang dapat mengenali perbedaan suhu dan mampu
pula beradaptasi terhadap perubahan suhu.
Percobaan II : Rasa panas, dingin, tekan dan nyeri memiliki bagian-bagiannya sendiri pada
kulit manusia, walaupun terkadang ada pula bagian dimana kedua jenis rangsang dapat
dirasakan.
Percobaan III : Manusia memiliki kemampuan untuk melokalisasi taktil atau merasakan dan
memastikan secara tepat dimana rangsangan diberikan di bagian tubuhnya. Ujung jari
memiliki ketepatan paling tinggi untuk melokalisasi taktil karena ujung jari kaya akan saraf
sehingga fokus terhadap rangsang yang diberikan lebih tinggi dan akurat. Hal ini sesuai
dengan homunkulus sensorik bahwa tangan memiliki porsi saraf yang paling banyak, dengan
melihat fungsi tangan yang sangat penting.
Percobaan IV : Manusia memiliki kemampuan untuk mendiskriminasikan 2 titik, yang
disebut sebagai two-point discrimination. Ambang 2 titik yang terkecil dapat ditemukan pada
ujung jari sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ujung jari memiliki medan reseptif yang
kecil dengan komposisinya yang kaya akan saraf. Sedangkan, pemisahan 2 titik di tengkuk
lebih sulit dibedakan.
Percobaan V : Reseptor melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang berupa tekanan,
getaran ataupun sifat fisik benda sehingga ketika rangsang ditiadakan, maka rangsang masih
dapat dirasakan. Fenomena inilah yang disebut sebagai perasaan iringan/ikutan (After Image/
After Discharge).
Percobaan VI : OP dapat membedakan derajat kekasaran amplas, mendeskripsikan bentuk
benda-benda yang disediakan, dan dapat menyebutkan sifat bahan pakaian yang dirabanya,
hal ini dikarenakan adanya reseptor kinaesthesia, yang membuat manusia dapat membeda-
bedakan benda tanpa memerlukan penglihatan secara visual (mata tertutup). Reseptor
tersebut juga bisa membuat sensasi raba, tekanan dan getaran.

13
Percobaan VII : Kerja saraf yang normal akan menghasilkan penghantaran impuls dari SSP
ke organ motorik dengan lancar, sehingga koordinasi gerak dan juga pengenalan sikap dapat
dilakukan dengan mudah tanpa kesulitan berarti.

Daftar pustaka
1. Harianti D.Metode jitu meningkatkan daya ingat. Jakarta.PT Tangga
Pustaka.2008.h.6-13.
2. Lutfi, Saktiono. IPA terpadu. Jakarta. Erlangga. 2006.h.84-5.
3. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.175.
4. Guyton AC, dan Hall J.E. Fisiologi kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC; 2007.

14

Anda mungkin juga menyukai