Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Di negara sedang berkembang, lingkungan politik memiliki pengaruh yang riil terhadap
keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang
ditimbulkannya. Tidak kalah penting dibanding lingkungan ekonomi, karena seringkali
mekanisme pasar di negara sedang berkembang belum bekerja secara penuh dan transparan.
Pemerintah mempunyai banyak alasan nasionalisme, akselerasi pembangunan, pemerataan
pembangunan, koreksi kegagalan mekanisme pasar untuk campur tangan. Pemerintah muncul
sebagai mega dan sekaligus metaforce. Masih banyak dijumpai keputusan investasi, alokasi
dana, pemilihan mitra kerja dibuat lebih berdasar pada pertimbangan politik. Oleh karena itu,
eksekutif di negara sedang berkembang dituntut untuk memiliki pemahaman lebih dari sekedar
cukup dalam memahami kecenderungan politik yang sedang berlangsung. Mereka diminta untuk
selalu mampu mengidentifikasi aktor politik riil yang menjadi pusat kekuasaan dengan terus
menerus memperbaharui political mapyang ada.

Disaat yang sama, manajemen perusahaan juga perlu ikut bertanggung jawab
mengidentifikasi kebutuhan pemerintah, terutama kebutuhan ekonomi yang sedang mendapat
skala prioritas pemenuhannya. Biasanya negara sedang berkembang memiliki kebutuhan
meningkatkan pemilikan modal yang diperlukan melakukan akselerasi pembangunan. Tidak
kalah pentingnya, negara sedang berkembang juga memerlukan transfer teknologi dan
manajemen serta membuka akses ke pasar baru, terutama pasar internasional.

Tidak kalah pentingnya, negara sedang berkembang juga memerlukan bantuan


perusahaan dalam pemenuhan kebutuhan penyerapan tenaga kerja, prasarana dasar, dan
peningkatan pembayaran pajak. Untuk keperluan itu, manajemen hendaknya mencari potensi
perusahaan dalam memenuhi sebagian kebutuhan tersebut. Jika berhasil, maka posisi tawar
menawar perusahaan akan meningkat dan dengan demikian dapat membangun sambungan
komunikasi bisnis dengan pemerintah. Hendaknya diingat bahwa pemerintah merupakan sumber
dana dan sekaligus pasar terbesar di banyak negara sedang berkembang. Secara agak detail,
manajemen perlu meperhatikan aspek-aspek berikut ini: ideologi negara, stabilitas politik,
lembaga politik, hubungan internasional, dan peran pemerintah yang mana akan dibahas lebih
lanjut dalam makalah ini.

1
1.2  RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana analisis lingkungan politik dalam dunia bisnis ?


2.      Bagaimana strategi politik perusahaan ?
3.      Bagaimana pengertian lingkungan politik ?
4.      Apa perspektif politik internasional ?
5.      Apa pengertian lingkungan hukum ?

1.3  TUJUAN MASALAH

1.      Untuk memahami analisis lingkungan politik dalam dunia bisnis.


2.      Untuk memahami strategi politik perusahaan.
3.      Untuk memahami pengertian lingkungan politik.
4.      Untuk memahami politik internasional.
5.      Untuk memahami lingkungan hukum.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Kekuatan Politik di host country


Oleh Jeannet dan Hennessey, (1998: 102-12)
Kekuatan-kekuatan politik di host country terdiri dari :
a. iklim politik, pemerintah
b. kedaulatan nasional
c. keamanan nasional
d. kemakmuran nasional
e. martabat nasional
f. identitas budaya, dan
g. kelopok-kelompok penekan.

2.2 Tindakan pemerintah host country


Menurut Jeannet dan Hennessey, (1998: 112-20),
kekuatan-kekuatan politik yang telah disebutkan akan mempengaruhi tindakan-tindakan
pemerintah host country dalam bentuk antara lain:
1. Jaw Boning. Intervensi pemerintah dalam proses bisnis dengan cara tidak resmi dan
kadang-kadang tanpa suatu dasar hukum.
2. “Buy Local” restriction. Tindakan pemerintah baik dalam bentuk peraturan maupun
kebijakan yang mendorong penggunaan produk-produk baik berbentuk barang ataupun
jasa produksi perusahaan-perusahaan lokal.
3. Hambatan-hambatan nontarif. Tindakan-tindakan pemerintah yang menghambat
masuknya produk-produk impor baik dalam bentuk penepatan kuota, persyaratan
administrasi dan hambatan-hambatan nontarif lainnya.
4. Subsidi. Pemberian subsidi silakukan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup
perusahaan-perusahaan lokal dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan asing
dipasar dalm negeri ataupun untuk membantu perusahaan-perusahaan lokal nasional
untuk bersaing dalam hal harga di pasar internasional.
5. Kondisi-kondisi Operasional (Operating Conditions). Pemerintah host country
mempunyai suatu pengaruh langsung atas operasi-operasi sebuah anak perusahaan asing
dengan memaksakan kondisi-kondisi tertentu kepada operasi anak perusahaan tersebut
seperti misalnya membatasi jam bka toko, periklanan dan distribusi.

3
6. Kandungan Lokal (Local Content). Banyak pemerintah host country mengenakan
peraturan mengenai kandungan lokal yang mengharuskan perusahaan-perusahaan
internasional menunjukan bahwa nilai tambah produk-produk perusahaan-perusahaan
internasional itu memenuhi ketentuan akan adanya kandungan lokal ini.
7. Boikot. Tindakan pemeritan host country ini terkait erat dengan konflik politik yang
terjadi antara pemerintah host dan home country atau dengan negara-negara lain.
8. Pengambilalihan (takeover). Tindakan pemerintah host country ini adalah tindakan yang
palingmerugikan diantara tindakan-tindakan yang telah disebutkan sebelumnya.

2.3 Iklim dan Kekuatan Politik Home Country


Menurut Jeannet dan Hennessey, (1998: 121), fokus perhatian kita tertuju pada tindakan-
tindakan pemerintah home country yang berdampak pada pemasaran produk-produk kita di suatu
host country seperti misalnya :
a. Embargo
b. Subsidi, dan
c. penerbitan daftar negara-negara yang mendapat perlakuan istimewa (Most Favor Nation-
MFN).

2.4 Penilaian Risiko politik


1. Resiko ketidakstabilan umum (general instability risk). Resiko yang berkaitan dengan
ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup (masa depan) dari sistem politik negara
tujuan.Bentuknya bisa meliputi revolusi dan agresi internal.
2. Resiko ekspropriasi (expropriation risk). Resik yang berkaitan dengan kemungkinan
bahwa pemerintah Negara tujuan yang akan mengambil tindakan-tindakan tertentu
(pembatalan kontrak, eksplorasi, konfoskasi, nasionalisasi, maupun domestikasi) untuk
membatasi kepemilikan asing dan mengendalikan cabang perusahaan asing negara
tujuan.
3. Resiko operasi (operation risk). Resiko yang muncul karena adanya ketadakpastian
bahwa pemerintah Negara tujuan aka n memaksa atau menghambat operasi bisnis
peruasahaan asing dalam segala aspek (produksi, keuangan, dan pemasaran).
4. Resiko keuangan (financial risk). Kemungkinan pemerintah Negara tujuan membatasi
atau menghambat kemampuan cabang perusahaan asing ntuk menstransfer pembayaran,
modal atau laba keperusahaan induknya.Bentuk utama resiko perusahaan adalah
exchange control, yaitu pembatasan terhadap pembayaran atau pengiriman uang dari
negara tujuan pemasaran (house country) yang menggunakan hard currency.Pengendalian
ini terutama dilakukan oleh negara-negara brkembang yang mengalami kesulitan dalam
neraca perdagangannya.

4
2.5 Strategi untuk Mengurangi Risiko Politk
      Untuk meminimumkan resiko politik,ada beberapa strategi yang bisa diterapkan oleh
perusahaan-perusahaan global (Budiarto & Tjiptono 1997),diantaranya:
1. Merangsang pertumbuhan ekonomi lokal (host country). Dengan menyesuaikan aktivitas
bisnis perusahaan dengan kepentingan ekonomi host country.Atau menggunakan sumber
pasokan bahan baku lokal,menggunakan sub-kontraktor lokal,meningkatkan kandungan
lokal sebagai komponen produk yang dihasilkan,melakukan investasi fasilitas produk di
host country,dan berusaha membina perusahaan lokal agar menjadi export-oriented
company.
2. Memperkerjakan pekerja lokal. Ketenagakerjaan dan pengangguran sangat sensitif
diberbagai negara berkembang,karenanya perusahaan global bisa memiliki kedudukan
yang politis apabila bisa menyerap tenaga kerja lokal yang besar.Diamana tenaga kerja
lokal tidak hanya sebagai tenaga kerja operasional,tetapi juga perlu dipertimbangkan
pemberian jabatan manajerial.Dengan demikian,stategi otomatis penuh tidak tepat
diterapkan dalam negara berkembang,namun lebih baik menggunakan semi otomatisasi.
3. Membagi kepemilikan. Dalam hal kepemilikan atas perusahaan sebaiknya diupayakan
untuk membagi kepemilikan dengan cara mengubah bentuk perusahaan dari perusahaan
privat menjadi perusahaan pubic atau dengan mengubah perusahaan asing menjadi
perusahaan lokal.Dan bisa dengan cara melakukan joint venture (perusahaan lokal
maupun perusahaan asing dari Negara lain),atau valuntary (planned) domestication
dengan cara sebagai berikut:
a. Pengalihan bisnis secara bertahap
b. Pengembangan kader personalia domestic
c. Intregrasi usaha lokal dengan jaringan pemasaran dunia
d. Penggunaan pemasok lokal sebagai mitra usaha
4. Menerapkan political neutrality. Sedapat mungkin perusahaan global jangan terlibat
masalah-masalah politik,baik antar kelompok atau antar negara.
5. Lisensi. Digunakan apabila perusahaan mengalami resiko politik yang sulit,maka cara
yang efektif adalah lisensi.
6. Melakukan lobbying. Setiap perusahaan memiliki tujuan masing-masing,untuk dapat
mencapainya ,perusahaan perlu melakukan lobbying secara halus (diam-diam) untuk
menghindari masalah politik baik terhadap pemerintahnnya atau terhadap pemerintah
host country.
7. Mengantisipasi resiko politik. Resiko politik bisa diantisipasi dengan cara sebagai
berikut:
a. Asuransi resiko politik
b. Pengembangan rencana kontigensi
c. Membentuk database mengenai kejadian-kejadian politik masa lalu pada setiap
Negara yang dimasuki perusahaan
d. Menginterprestasikan data yang diperoleh dari jaringan intelegen
8. Menghindari bidang usaha yang berkaitan dengan produk yang sensitif secara politik
a. Produk kritis dalam politik
b. Produk industri dasar
c. Produk yang secara ekonomi dan sosial sangat essensial
d. Produk industri pertanian
5
e. Produk pertahanan nasional
f. Jasa murni
g. Produk berbahaya
h. Produk yang dilindungi

2.6 Kekuatan Hukum Internasional


Menurut Jeannet dan Hennessey, (1998: 134), Dalam berbagai hal, mereka mengemukakan
4 sistem hukum yang ada didunia yaitu:
1. Sistem hukum yang lahir di Inggris dan dianut oleh negara-negara bekas jajahan Inggris
yang tergabung dalam persemakmuran disebut common law.
2. Sistem hukum yang lahir didaratan Eropa yang dianut selain oleh negara-negara Eropa dan
juga Indonesia disebut code ataucivil law.
3. Sistem hukum yang dianut negara-negara sosialis disebut sistem hukum sosialis.
4. Sistem hukum Islam yang didasarkan kepada kitab suci Al-Qur’an yang dianut oleh negara-
negara islam.
Keegan dan Green (2004:161)mendefinisikan Hukum Internasinal sebagai aturan aturan
dan prinsip dimana pemerintahan sebagai negara mempertimbangkan mengikat diri mereka
sendiri.

2.7 Meminimalkan Masalah yang Berkaitan dengan Hukum Ineternasional

Bradley (1991: 185-6) Menyarankan beberapa hal untuk mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul dari aspek hukum Internasional yaitu:
1. Menyadari/memahami hukum komersial di masing-masing negara.
2. Unsur-unsur sebuah kontrak internasionak yang baik.
3. Provisi untuk arbitrase.
4. Pengetahuan tengang konvensi-konvensi internasional.
2.8 Kecendrungan yang terjadi yang berdampak terhadap pemasaran internasional
            Jeannet dan hennessey (1998: 140-3) mengemukakan 3 kecendrungan yang terjadi di
dunia dalam aspek politik dan hukum:
1. Perdagangan bebas.
2. Deregulasi.
3. Privatisasi perusahaan-perusahaan milik pemerintah.

6
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lingkungan politik setiap negara adalah unik. Sebuah pasar asing yang tampaknya kaya,
bukanlah jaminan untuk dimasuki apabila lingkungan politiknya bercirikan ketidakstabilan dan
ketidakpastian. Singkatnya, tinjauan menyeluruh terhadap lingkungan politik harus dilakukan
sebelum memasuki suatu pasar yang baru dalam suatu negara asing.

1.      Politik dan pemasaran


2.      Sumber-sumber masalah politik
3.      Campur tangan politik
4.      Perspektif politik
5.      Penaksiran risiko politik (Political Risk Assesment/PRA)
6.      Tanggapan strategis
Lingkungan hukum merupakan latar belakang hukum dan peraturan dimana perusahaan-
perusahaan menjalankan operasinya. Implikasi lingkngan hukum internasional terhadap bauran
pemasaran suatu pemasaran akan adalah sebagai berikut:

1.   Produk 
2.   Harga
3.   Promosi
4.   Distribusi

3.2. SARAN

Di negara sedang berkembang, lingkungan politik memiliki pengaruh yang riil terhadap
keberhasilan dan kegagalan perusahaan melalui peluang dan ancaman bisnis yang
ditimbulkannya. karena seringkali mekanisme pasar di negara sedang berkembang belum bekerja
secara penuh dan transparan. Pemerintah mempunyai banyak alasan nasionalisme, akselerasi
pembangunan, pemerataan pembangunan, koreksi kegagalan mekanisme pasar untuk campur
tangan. Oleh karena itu, eksekutif di negara sedang berkembang dituntut untuk memiliki
pemahaman lebih dari sekedar cukup dalam memahami kecenderungan politik yang sedang
berlangsung.

7
DAFTAR PUSTAKA

 http://manajemen2011m1.blogspot.com/2014/03/lingkungan-hukum-dan-politik.html

 http://tugasleoespadamenejemen13unsri.blogspot.com/2016/04/lingkungan-politik-dan-

hukum-pemasaran.html

Anda mungkin juga menyukai