Anda di halaman 1dari 5

1.

Kondisi politik suatu negara dapat mempengaruhi perdagangan internasional karena politik
suatu negara mempengaruhi kebijakan pemerintah, dan kebijakan pemerintah sangat erat
kaitannya dengan kondisi perekonomian suatu negara, oleh sebab itu, kondisi politik dapat
mempengaruhi perdagangan internasional.

Elemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam perekonomian ,
ideologi ekpolitik dan hukum, hubungan internasional, dan hubungan antara pemerintah dan
bisnis pada umumnya. Para ahli politik biasanya melihat pada variabel lainya karena mereka
berminat terhadap perilaku politik dan organisasi menurut pengertian harfiahnya, bukannya
bagaimana kaitan semua faktor itu dengan kegiatan bisnis. Lingkungan politik telah diakui
sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Studi menunjukkan
bahawa nasionalisme dan perundangan dengan pemerintah dianggap sebagai masalah pokok
bagi manajemen internasional. Selanjutnya, Hendrick dan Struggles memperkirakan bahwa
lebih dari 60% perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis di luar negeri mengalami
kerugian akibat politik dalam periode 1975 sampai 1980.

Permasalahan politik merupakan permasalahan yang sangat penting bagi perusahaan


internasional bahkan bayak sekali perusahaan yang melakukan analisi politik sebelum
menanamkan modalnya. Kehadiran perusahaan multinasional juga sering dicurigaiakan
mendominasi perekonomian suatu Negara. Dengan demikian, perusahaan asing dalam
kegiatan internasionalnya tidak bisa mengabaikan begitu saja aspek-aspek politik dalam
negeri suatu Negara, sebab aspek tersebut variable penting dalam penentuan strategi dalam
perumusan kebijaksanaan perusahaan.

Aspek politik tergolong kritis dalam perlusan operasi perusahaan internasional. Perusahaan
multinasional biasanya melakukan analisis resiko politik terhadap negara yang menjadi
wilayah operasinya tidak mengherankan bagi suatu perusahaan untuk tidak melakukan
investasi di negara yang mengalami peperangan atau instabilitas politik dalam negeri sikap
ini didasari akan kekhawatiran akan perubahan situasi politik yang bisa merugikan operasi
perusahan multinasional.
Sedangkan pada pengaruh kekuatan hukum terhadap bisnis internasional yaitu:

 berfokus pada pajak atas laba modal yang didapat,

 adanya kuota ( pembatasan jumlah produk yang diimpor) dan subsidi ( pembayaran
pemerintah untuk membantu bisnis domestic bersaing dengan perusahaan asing)
 Adanya kontrak bisnis internasional, yang berisi : perjanjian patungan (joint
vventure), perjanjian waralaba (franchise), perjanjian lihsensi (license), perjanjian
keagenan (agence), memiliki formal dan substansi yang hampir sama diberbagai
negara.
 Adanya hak paten terhadap merek dagang, nama dagang, hak cipta, dan rahasia
dagang kekayaan

Sumber : https://blog.ub.ac.id/alydanoorprantama/2012/09/22/sistem-ekonomi-politik-dan-
hukum-dalam-bisnis-internasional/

2.

Secara umum, keuntungan dari proteksi perdagangan terefleksi dari motif-motif yang telah
saya bahas di atas. Ketika sebuah negara berusaha untuk tumbuh kuat di industri baru,
proteksi akan mengurangi tekanan persaingan. Itu memberi kesempatan bagi perusahaan-
perusahaan di industri baru untuk membangun keunggulan kompetitif.

Proteksi perdagangan menawarkan lebih banyak peluang pertumbuhan, pekerjaan dan


pendapatan bagi perekonomian domestik. Impor mengurangi manfaat semacam itu karena
produksi berada di luar negeri. Ketika tekanan impor lebih rendah, produsen domestik
seharusnya meningkatkan produksi dan daya saing mereka. Itu pada akhirnya akan
menciptakan lebih banyak pekerjaan dan pendapatan bagi rumah tangga domestik.
Peningkatan pendapatan mendorong konsumsi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang
lebih tinggi.

Tapi pengkritik berargumen, proteksi perdagangan hanya akan membawa manfaat bagi satu
pihak tetapi merugikan pihak lainnya. Itu mengarah pada inefisiensi alokasi sumber daya

Proteksi merugikan konsumen domestik. Mereka harus menanggung harga yang lebih tinggi.
Selain itu, pilihan mereka juga menjadi lebih sedikit. Beberapa produk impor mungkin
menawarkan fitur-fitur yang tidak dapat mereka peroleh dari produk domestik.

Selain itu, proteksi membuat produsen domestik malas. Mereka menjadi sangat tergantung
pada kebijakan pemerintah untuk mendukung daya saing mereka di pasar internasional.

Penurunan intensitas persaingan juga berpotensi untuk melemahkan industri dalam negeri.
Tanpa persaingan, tidak ada insentif untuk lebih inovatif dan lebih efisien.

Terakhir, proteksionisme memicu pembalasan kuat dari negara mitra. Itu dapat memunculkan
perang dagang, yang mana dapat merusak perekonomian. Tidak hanya negara yang terlibat,
perang dagang juga merugikan negara lain. Contoh terbaru adalah perang dagang antara
China dan Amerika Serikat, yang mana membawa perekonomian global menuju
ketidakpastian.

Alasan proteksi perdagangan

Meski banyak yang menentang, negara-negara di dunia masih mempraktekannya. Motif


mereka bervariasi, mulai dari melindungi perekonomian domestik hingga sebagai pembalasan
atas praktik serupa di negara lain.

Berikutnya, saya akan mencoba merinci alasan mengapa sebuah negara memberlakukan
proteksi perdagangan.
Mencegah kompetisi yang tidak adil

Proteksi perdagangan bisa jadi merupakan bentuk pembalasan kepada negara mitra. Produsen
di negara mitra mungkin menerapkan praktek anti persaingan seperti dumping.

Dumping adalah praktik di mana produsen mereka mengekspor pada harga lebih murah
dibandingkan dengan harga pasar dalam negeri mereka. Karena lebih murah dari yang
seharusnya, perusahaan domestik harus menghadapi persaingan yang tidak wajar dari barang
impor. Untuk mencegah efek buruknya, pemerintah menerapkan proteksi dengan
memberlakukan tarif anti dumping.

Dalam kasus ini, proteksi merupakan bentuk pertahanan diri alih-alih menyerang negara
mitra.

Menyelamatkan lapangan kerja domestik

Peningkatan impor mengurangi peluang penciptaan lapangan kerja domestik. Lonjakan impor
meningkatkan pasokan di pasar domestik. Itu menciptakan tekanan terhadap produsen
domestik.

3.

Indonesia menjadi salah satu negara pelopor dan pendiri AFTA. Organisasi ini sekaligus
menjadi tonggak berdirinya kawasan perdagangan bebas di Asia Tenggara. Dengan adanya
organisasi ini, produk-produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global

Contoh dari apa peran Indonesia dalam bidang ekonomi di ASEAN di antaranya adalah
Indonesia sebagai salah satu negara yang memprakarsai terbentuknya Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). Selain itu, Indonesia sebagai pelopor dan pendiri ASEAN Free Trade Area
(AFTA).

1. Mengirimkan duta besar ke beberapa negara atau menerima duta besar negara lain yang
menjalin kerja sama dengan Indonesia. 2. Mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan
negara-negara anggota Association of SouthEast Asian Nations (ASEAN).
Indonesia sebagai pelaku dalam kerja sama ekonomi antarnegara dapat dibuktikan dengan
adanya kegiatan ekspor-impor yang dilakukan oleh Indonesia. Contoh kegiatan ekspor dan
impor indonesia adalah:

Indonesia mengekspor barang-barang dari kegiatan kehutanan, pertambangan, industri dan


bidang jasa.

Anda mungkin juga menyukai