BAB 4 (EMPAT)
LINGKUNGAN POLITIK DAN HUKUM
Dosen Pengampu
Ida Ayu Agung Idawati, SE.,MBA
OLEH :
KELOMPOK 3
KELAS E5 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA
2021
Jalan Terompong, No.24 Tanjung Bungkak, Denpasar, Bali
LINGKUNGAN POLITIK DAN HUKUM
Sub Materi
Dalam bab ini kita akan membahas:
1. Kekuatan politik di host country
2. Tindakan pemerintah host country
3. Iklim dan kekuatan politik home country
4. Penilaian risiko politik
5. Strategi untuk mengurangi risiko politik
6. Kekuatan hukum internasional
7. Meminimalkan masalah yang berkaitan dengan hukum internasional
8. Kecenderungan yang terjadi di yang berdampak terhadap pemasaran Internasional
Sumber Referensi
Jajat Kristianto,2011. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta: Erlangga
A. Gambaran Lingkungan Politik dan Hukum
Berbeda dengan lingkungan geografi, demografi, ekonomi yang menggambarkan
potensi dan profil permintaan pasar, lingkungan keuangan yang menggambarkan pengaruhnya
terhadap keunggulan bersaing di pasar internasional serta lingkungan budaya dan sosial yang
menggambarkan profil permintaan pasar, maka lingkungan politik dan hukum menggambarkan
potensi masalah yang mungkin dihadapi oleh pemasar internasional di host country. Keegan
(2002:6) mendefinisikan risiko politik sebagai risiko dari sebuah perubahan dalam kebijakan
pemerintah yang dapat berdampak merugikan terhadap kemampuan sebuah perusahaan untuk
beroperasi secara efektif dan menguntungkan ( the risk of a in government policy that would
adversely impact a company’s ability to operate effectively and profitability). Selanjutnya
dikatakannya bahwa bila hal-hal lain setara, semakin terbelakang sebuah negara, semakin besar
risiko politik (all other things being equal, the less development a country, the greater the
political risk).
Jeanet dan Hanessey (1998;102) menawarkan sebuah diagram yang menarik untuk
dikaji dalam upaya kita menilai risiko politik suatu negara serta memilih strategi pengurangan
risiko yang tepat seperti terlihat pada pada peraga 4.1.
Sumber : Jeannet, J.P. dan Hennessey H.D.(1998) Global Marketing Strategies, Boston
Houghton Mifflin Company, hal. 102
1. Kekuatan politik di host country
Oleh jeannet dan hennessey, (1998:102-12) kekuatan-kekuatan politik di host country
terdiri dari iklim politik, pemerintahan, kedaulatan nasional, keamanan nasional,
kemakmuran nasional martabat nasional, identitas budaya dan kelompok kelompok
penekan. Menurut pendapat penulis, di antara kekuatan-kekuatan tersebut tarik menarik
antara pemerintah yang berkuasa dengan kelompok kelompok penekan (Pressure groups)
yang ada di dalam negara tersebut lah yang paling berperan. Keduanya dapat menentukan
iklim politik dalam negeri tersebut dan menggunakan isu-isu yang berkaitan dengan
kedaulatan nasional (national sovereighnty), keamanan nasional (national security),
kemakmuran nasional (national prosperity), martabat nasional (national prestige) maupun
identitas budaya bangsa tersebut.
1. Pemilihan umum
2. Liburan kantor
3. Perubahan hukum yang signifikan
4. Pengambilalihan kantor
5. Kesulitan yang hebat dalam sebuah organisasi non pemerintah
6. Organisasi partai oposisi
7. Tindakan pemerintah melawan kelompok-kelompok yang berarti
8. Pemogokan-pemogokan kecil
9. Pemogokan-pemogokan umum
10. Pemogokan-pemogokan besar
11. Demonstrasi-demonstrasi kecil
12. Demonstrasi-demonstrasi besar
13. Pemberontakan-pemberontakan kecil
14. pemberontakan-pemberontakan besar
15. Pemberontakan-pemberontakan besar yang hebat
16. Penangkapan orang-orang penting
17. Pemenjaraan orang-orang penting
18. Penangkapan beberapa orang-orang tidak penting
19. Penangkapan massal orang-orang tidak penting
20. Pemenjaraan orang-orang tidak penting
21. Pembunuhan-pembunuhan
22. Hukum perang
23. Eksekusi orang-orang penting
24. Eksekusi orang-orang tidak penting
25. Terorisme dan sabotase
26. Perang gerilya
27. Perang sipil
28. Kudeta
29. Pemberontakan
30. Pengasingan
Sumber : Bradley, F (1991), Internasional Marketing Strategy, Prentice Hall Internasional
(UK), hal 165
Jeannet dan Hennessy (1998: 127-33) mengemukakan 6 (enam) pilihan strategi untuk
mengurangi risiko politik yang mungkin dihadapi terutama bila risiko politik di host
country tersebut sangat tinggi. Piliham-pilihan strategi tersebut adalah:
1) Status yang tidak ternilai (invaluable status). Pilihsn strategi ini dapat digunakan
oleh perusahaan-perusahaan asing yang memiliki sesuatu yang istimewa atau tidak
ternilai seperti misalnya penguasaan teknologi maju/tinggi yang sedang diperlukan
oleh pemerintah host country, produk yang unik (sebagai produk dari teknologi
maju/tinggi yang dikuasainya) ataupun operasi perusahaan yang besar yang
menggunakan banyak ataupun operasi perusahaan yang besar yang menggunakan
banyak sekali tenaga kerja setempat (berkatitan dengan lapangan kerja).
2) Investasi vertikal. Jeannet dan Hennessey (1998: 132) mengatakan bahwa pilihan
strategi ini dapat digunakan bila perusahaan asing mempunyai jaringan pabrik-
pabrik khusus (specialized plants) di berbagai negara dan masing-masing pabrik
tersebut saling terkait dan tergantung satu dengan yang lainnya, maka risiko
politiknya kan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang
terintegrasi dan bebas penuh di setiap negara. Denga saling berkaitan dalam proses
produksi antara anak-anak perusahaan yang terletak di negara-negara yang berbeda-
beda, maka seandainya pemerintah host country tempat salah satu anak
perusahaannya berada, sedangkan anak perusahaan tersebut tergabung dalam
jaringan proses produksi, mengambil tindakan yang dapat merugikan anak
perusahaan tersebut dan bahkan melakukan pengambilalihan (tindakan pemerintah
host county yang paling merugikan), manfaat yang akan diperoleh pemerintah host
country tersebut dari tindakan keputusan politik/hukumnya menjdi terbatas.
3) Mencari mitra local. Walaupun pemerintah host country tidak mengharuskan
sebuah perusahaan asing bermitra dengan pengusaha atau perusahaan local bila
ingin beroperasi di negara tersebut, namu perusahaan asing tersebut bisa saja
mendirikan perusahaan patungan dengan pengusaha atau perusahaan lokal sebagai
upaya untuk mengamankan operasional perusahaan dari kemungkinan tindakan
pemerintah host country yang mungkin merugikan. Pilihan strategi ini, dan pilihan-
pilihan strategi selanjutnya, dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan asing
yang tidak mempunyai sesuatu yang istimewa dalam menghadapi kemungkinan-
kemungkinan tindakan pemerintah host country yang dapat merugikannya.
4) Meminjam uang dari lembaga keuangan lokal (local borrowing). Mendanai
operasi local dari pinjaman lembaga keuangan local (bukan dari anak perusahaan
atau cabang bank atau lembaga keuangan asing yang beroperasi di host country
tersebut) dalam jumlah yang besar dapat mengamankan perusahaan asing tersebut
dari kemungkinan keputusan-keputusan yang dapat merugikan karna pemerintah
host country tersebut tidak akan berani menghadapi dampak yang mungkin
timbulterhadap stabilitas lembaga keuangan nasionalnya. Pilihan strategi ini tidak
dapat diterapkan bila pemerintah host country menetapkan kebijakan atau peraturan
yang melarang perusahaan-perusahaan asing untuk melakukan pinjaman seperti ini.
5) Meminimalkan investasi tetap. Pilihan strategi ini dapat dilakukan dengan
carapengadaan aset-aset tetap dilakukan melalui leasing dan bukan denganmembeli
aset-aset tersebut. Menurut penulis, pilihan strategi ini dapat juga dilakukan melalui
pemberian hak lisensi (licensing) atau waralaba (franchising) kepada pengusaha
atau perusahaan lokal.
6) Membeli polis asuransi risiko politik. Pilihan keenam adalah perusahaan-
perusahaan internasional (dalam arti luas) membeli polis asuransi untuk melindungi
dari risiko politik mereka di sutu host country.
Tidak dapat dipungkiri, lingkungan hukum internaional bersifat dinamis dan kompleks.
Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengikutinya adalah dengan menggunakan jasa
penasihat hukum yang ahli mengenai hukum internasional ataupun hukum di suatu negara
asing tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pemasar internasional
yang cerdik agar terhindar dari konflik-konflik yang mungkin tumbul dari aspek hukum
ini antara lain mengenai pendirian perusahaan, yurisdiksi (hak hukum atau batas
kekuasaan), paten dan merek dagang, rahaia-rahasia dagang, pemberian lisensi (licensing),
antitrust atau antimonopoli, penyogokan, kepailitan, pembuatan perjanjian tulis atau
kontrak, tanggung jawab produk atau perlindungan konsumen dan periklanan serta alat-
alat promosi lainnya.
Keegan dan Green (2005;164) mengartikan yuridiksi dalam konteks pemasaran global
sebagai sebuah wewenang yang dimiliki oleh pengalidilan untuk mengatur jenis-jenis
kontroversi khusus yang timbul di luar batas sebuah negara atau menggunakan kekuasaan
terhadap individu atau lembaga dari negara-negara berbeda.
Para serikat pekerja dan berbagai negara memperkuat diri. Tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan menghadapi kesemena-menaan para kapitalis dalam bentuk
perusahaan multinasioanl. Mereka membentuk sebuah organisasi raksasa perkumpulan
baru pekerja bernama International Trade Union Confederation (ITUC), Jumat
(1/11/2006) di Wina.
Para pekerja juga mengakhiri konflik internal dari saling bahu-membahu memperkuat
posisi menentang globalisasi. “Saya menyatakan penciptaan ITUC terdiri dari 306
serikat pekerja negara dan mewakili 165 juta pekerja,” kata Presiden International
Labour Organisation (ILO) Leroy Trotman.
ILO menyelenggarakan pertemuan tiga hari. Hadir dalam pembukaan itu adalah
Presiden Austria Heinz Fischer. Trotman mengatakan bahwa ia sadar mengenai
pentingnyapertemuan itu bagi masa depan gerakan serikat pekerja.
Penciptaan badan baru itu merupakan pertunjukkan solidaritas sesame serikat pekerja
global dalam rangka menghadapi globalisasi, liberalisasi pasar, peningkatan kompetisi,
dan membela hak-hak pekerja global, terutama pekerja bawahan.
Sebelumnya, dunia memiliki dua serikat pekerja, yakni World Confederation of Labour
(WCL) dan International Confederation Off Free Trade Unions (ICFTU). Dua
perkumpulan membubarkan diri dan Bersatu dalam ITUC. Perkumpulan baru itu juga
memasukkan puluhan serikat pekerja dan berbagai negara menjadi anggota baru.
Namun ITUC belum didukung serikat pekerja komunis di Cina, Yaitu World
Federation of Trade Unions (WFTU). Serikat pekerja komunis itu adalah yang terbesar
ketiga di dunia setelah WCL dan ICFTU, WFTU Memiliki 145 serikat pekerja dengan
42 juta pekerja .
Sekjen WCL, Willy Thys mengatakan, para pekerja mulai kehilangan kekuatan
di Inggris, Jeran, Amerika Serikat. Jumlah serikat pekerja berkurang menjadi hanya
setengah dalam 15 tahun terkahir. Keberadaan serikat pekerja juga terancam di
Amerika Tengah, Afrika, dan Asia.
ITUC akan memeperkuat diri melalui peningkatan kerja sama dengan lembaga
non pemerintahan. Mereka akan semakin aktif dalam forum anti globalisasi.
Kesimpulan
Lingkungan politik suatu negra perlu kita pelajari untuk memahami risiko –risiko
politik yang mungkin akan kita hadapi sehingga kita dapat menentukan strategi-strategi untuk
mengurangi risiko politik tersebut. Sedangkan lingkungan hukum suatu Negara dan hokum
international yang berlaku perlu kita pelajari agar kita dapat menghindari kemungkinan-
kemungkinan kesulitan yang akan kita hadapi atau mungkin dapat kita manfaatkan berkaitan
dengan aspek hukum di Negara tersebut dan hokum internationalyang berlaku. Risiko yang
mungkin akan kita hadapi disuatu Negara ditentuka oleh tindakan-tindakan politik yang
dilakukan pemerintah yang berkuasa di Negara tersebut sebagai akibat interaksi antara
pemerintah dengan kekuatan-kekuatan politik yang berpengaruh di Negara tersebut, dan juga
tindakan-tindakan yang bersifat politis yang terjadi di Negara kita yang berkaitan dengan
Negara tersebut.
Ada 6 (enam) pilihan strategi untuk mengurangi risiko politik yang mungkin timbul
antara lain menggandeng mitra lokal, status yang tidak ternilai, meminimalkan investasi, dan
sebagainya . Ada 2 (dua) sistem hukum besar dalam arti banyak penganutnya yaitu common
low yang lahir di inggris dan dianut juga oleh negara-negara bekas jajahan atau menganut kode
atau civil law yang lahir di Eropa daratan yang dianut oleh negara-negara bekas jajahan koloni
negara-negara di Eropa daratan. Disamping itu ada 2 (dua) system hukum lain yang tidak begitu
banyak penganutnya yaitu system hukum islam dan system hukum sosialis. Perlu juga
dipelajari hukum atau konvensi international yang berlaku dan perlu diingat bahwa lingkungan
hukum international bersifat dinamis dan kompleks. Oleh karena itu, cara terbaik untuk
mengikutinya adalah dengan menggunakan jasa penasihat hukum yang ahli mengenai hukum
international ataupun hukum disuatu Negara asing tertentu.