Perilaku-Perilaku Sosial
Slide ketiga (bagian paktut) : Pengertian Budaya menurut Terpstra dan David
1. Kehidupan material
2. Bahasa
3. Interaksi Sosial
4. Estetika
5. Agama
6. Pendidikan
7. Nilai-Nilai
Disini saya ambil contoh 2 unsur yaitu kehidupan material dan agama
1. Kehidupan material
Kehidupan material mengacu terutama pada teknologi-teknologi yang digunakan untuk
membuat, mendistribusikan dan mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa di dalam
masyarakat. Pengertian teknologi dalam hal ini tidak terbatas pada perangkat keras
seperti mesin dan peralatan tetapi juga perangkat lunak yaitu metode-metode, proses-
proses dan Teknik-teknik.
Misal Ibu-ibu di indonesia lebih senang membuat makanan dengan cara meracik sendiri
bumbu-bumbunya lalu diolah karena memasak makanan adalah sebuah seni dan
pelayanan kepada keluarga, sedangkan ibu-ibu di Amerika Serikat lebih senang
membuat makanan dari bahan-bahan makanan yang sudah siap diproses sehingga lebih
praktis dan menyenangkan bagi mereka.
2. Agama
Unsur budaya ini memainkan peran yang penting dalam membentuk perilaku
konsumen dan para pebisnis. Pengaruh agama tersebut antara lain mempengaruhi
motif-motif pembelian (buying motive), adat-adat kebiasaan, norma-norma serta
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam sebuah masyarakat
Tabu-tabu agama sering kali memaksa perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan
program bauran pemasaran mereka. Sebagai contoh: McDonald’s harus menyesuaikan
menu mereka di India karena sapi adalah hewan yang dianggap suci bagi masyarakat
India. Contoh lainnya adalah adanya salah satu hukum agama Yahudi yang melarang
memakan daging bersama-sama dengan produk-produk hasil susu, sehingga PepsiCo
Foods Internasional harus menyesuaikan produk Doritos corn chips mereka untuk pasar
di Israel yaitu tanpa keju sehingga tidak dilihat sebagai sebuah produk hasil susu.
Sebelumnya pada slide bisa dilihat kutipan dari hasil penelitian Hofstede yang dikutip dari
Cateora dan Graham (1999: 100)
Dalam tindak lanjut penelitiannya di Asia, Hofstede dan Bond (1988: 4-21) mengajukan
dimensi budaya kelima yaitu long-termism (paham berjangka panjang).
Slide Kedelapan (bagian Siska) : Cateora dan Graham (2002: 128-30) mengemukakan
bahwa ada 3 (tiga) kelompok kebiasaan berbisnis yaitu
budaya imperatif (cultural imperative), budaya adiafora
(cultural adiaphora) dan budaya eksklusif (cultural
exclusive).
Saya akan melanjutkan presentasi dari rekan saya mengenai budaya dalam kebiasaan berbisnis,
disini saya akan memberikan satu contoh dari suatu budaya agar lebih paham
1. Budaya imperatif contohnya di Jepang, kontak mata yang lama dianggap sebagai
sebuah serangan dan oleh karenanya harus dihindari. Namun, bagi para eksukutif di
Arab dan Amerika Latin, adalah penting untuk melakukan kontak mata yang kuat atau
Anda akan menghadapi risiko untuk dinilai sebagai seseorang yang mengelak atau tidak
dapat dipercaya.
2. budaya adiafora contohnya, pada beberapa budaya, seseorang dapat menerima atau
menolak secara sopan dan bijaksana sebuah tawaran untuk sebuah minuman sedang
pada budaya-budaya lain, penawaran minuman tersebut merupakan sebuah ritual yang
tidak boleh ditolak dan merupakan sebuah penghinaan jika ditolak.
3. budaya eksklusif contohnya seorang Kristen berperilaku seperti seorang Muslim akan
terlihat aneh bagi orang Muslim tersebut.
Cateora dan Graham (2005: 578-87) mengemukakan dan membahas empat jenis masalah
dalam negosiasi bisnis internasional yang disebabkan oleh perbedaan-perbedaan budaya yaitu
masalah pada tataran: bahasa, perilaku- perilaku nonverbal, nilai-nilai, serta proses-proses
berpikir dan pengambilan keputusan.