Teknik Sampling, Populasi, Sampel
Teknik Sampling, Populasi, Sampel
Tehnik Sampling
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasii tersebut.
Sedangkan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai tehnik sampling
yaitu: probability, dan non probability sampling.
1. Probability Sampling
Tehnik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata
tetapi kurang proposional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai:
3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan
SMU dan 700 orang lulusan SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan
S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dari kelompok ini terlalu kecil
bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluter Sampling (Area Sampling)
Tehnik sampling daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu
negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan
dijadikan sumber data maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi
yang telah ditetapkan. Misalnya: di Indonesia terdapat 30 provinsi dan sampelnya
akan menggunakan 15 provinsi. Maka pengambilan 15 provinsi itu dilakukan
secara random. Tetapi perlu di ingat karena provinsi-provinsi di Indonesia itu
tidak berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan
stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat,
ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak, ada yang tidak; ada yang kaya
akan bahan tambang, ada yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu
diperhatikan. Sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat
ditetapkan.
Tehnik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahapan. Pertama yaitu
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya yaitu menentukan orang-orang yang
ada pada daerah itu secara sampling juga.
2. Nonprobability Sampling
a. Sampling Sistematis
b. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Jika pengumpulan data belum didasarkan kepada 500
orang tersebut, maka penelitian dianggap belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang
pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 100
anggota sampel.
c. Sampling Insidental
d. Sampling Purposive
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif
kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding dan lama-
kelamaan akan membesar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini merasa belum cukup untuk
melengkapi data, maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan juga dapat
melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya
sampai jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak
menggunakan sampel Purposive dan Snowball.
B. Pengertian Populasi
D. Pengertian Sample
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari objek
yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat dikatakan, bahwa sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan
mewakili dalam batasan diatas merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri
populasi dalam jumlah yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan sampel
yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara statistik.[3]
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu sampel
harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus memadai (Atherton & Klemmack,
1982; Goode & Hatt, 1952).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan
penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasinya. Dengan sampel yang
representatif seperti ini, maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya
dengan informasi yang dapat dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau besarnya memadai
untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa besar sampel yang memadai
bergantung kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin
kecil kemungkinan salah menarik kesimpulan tentang populasi. Bailey (1982) berpendapat
bahwa untuk penelitain yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel
yang paling kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain
menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.
Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu sampel jika kita dapat
memperkirakan besarnya simpangan baku (standard deviation) populasi dan kita menetapkan
kesalahan maksimum yang dapat kita terima dalam menaksir rata-rata populasi.[5]
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009) antara lain:
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam
penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya dilakukan di
daerah perdesaan saja.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya.
e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.
Referensi
Yusuf, Muri, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan;
Jakarta Kencana.