Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 1:

PENGERTIAN HUKUM BISNIS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian masyarakat,
pengertian hukum, subyek dan obyek hukum. Anda harus mampu:
1.1 Mengidentifikasi konsep pengertian hukum bisnis.
1.2 Menjelaskan antara subyek dan obyek hukum.
1.3 Menjelaskan hukum dalam kegiatan ekonomi.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Mengidentifikasi konsep pengertian hukum bisnis.

KEBERADAAN HUKUM DALAM MASYARAKAT


Keberadaan hukum terdapat dalam pergaulan hidup bermasyarakat yang
secara keseluruhan bersumber dari norma agama, norma sosial, norma susila serta
norma-norma yang berkembang dalam kehidupan masyarakat. Dari persepsi itu
diketahui pula bahwa hukum mengatur bagaimana seharusnya orang bertingkah
laku, hidup bermasyarakat serta bernegara.Apakah yang dimaksud dengan
masyarakat itu?
Beberapa orang sarjana atau ahli telah mencoba untuk memberikan
definisi masyarakat (society) seperti misalnya :
1. Selo Soemardjan, dalam buku yang berjudul Sosiologi suatu pengantar, oleh
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa masyarakat adalah orangorang yang
hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
2. Mac Iver dan Page yang menyatakan bahwa masyarakat ialah suatu sistem
dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara berbagai
kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan-
kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini kita namakan
masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial, dan masyarakat

1
selalu berubah.
3. Ralph Linton, masyarakat merupakan setiap krlompok manusia yang telah
hidup dan berkerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan
batas-batas yang dirumuskan dengan jelas.
Walaupun definisi dari sarjana-sarjana atau ahli tersebut berlainan, akan
tetapi pada dasarnya isinya sama yaitu masyarakat yang mencakup beberapa
unsur, sebagai berikut:
1 Manusia yang hidup bersama. Di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran mutlak
ataupun angka pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus
ada. Akan tetrapi secara teoritis angka minimnya adalah dua orang yang
hidup bersama.
2 Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan manusia tidaklah sama
dengan kumpulan benda-benda mati seperti umpamnya kursi, meja dan
sebagainya. Oleh karena dengan berkumpulnya manusia, maka akan timbul
manusia-manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-cakap, merasa dan
mengerti, mereka juga mempunyai keinginan-keinginan untuk menyampaikan
kesan-kesan atau perasaannya-perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itu,
timbulah sistem komunikasi dan timbulah peraturanperaturan yang mengatur
hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut.
3 Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
4 Mereka merupkan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan oleh karena setiap anggota kelompok merasa
dirinya terikat satu dengan lainnya.
Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan dan aliran ,namun dari
keanekaragaman mempunyai kepentingan masing-masing akan tetapi kepentingan
bersama mengharuskan adanya ketertiban dalam kehidupan masyarakat itu. Agar
ketertiban dalam masyarakat dapat terwujukan maka di buatlah aturan.Roscou
Pound mengemukakan bahwa tujuan hukum untuk melindungi kepentingan
manusia (law as tool of social engineering).Kepentingan manusia adalah suatu
tuntutan yang dilindungi dan dipenuhi manusia dalam bidang hukum.Roscou
Pound membagi kepentingan manusia yang dilindungi hukum menjadi tiga

2
macam yaitu:
1. Public interest (kepentingan umum);
2. Social interest (kepentingan masyarakat), dan
3. Privaat interest (kepentingan individual).
Kepentingan umum (public interst) yang utama meliputi;
1 Kepentingan dari negara sebagai badan hukum dalam mempertahankan
kepribadian dan substansinya; dan
2 Kepentingan-kepentingandarinegarasebagaipenjagakepentingan masyarakat.
3 Kepentingan masyarakat (Social interest) yang dilindungi oleh hukum ada
enam, yang meliputi:
a Kepentingan masyarakat bagi keselamatan umum, seperti keamanan,
kesehatan, dan kesejahteraan, jaminan bagi transaksi-transaksi dan
pendapatan;
b Bagi lembaga-lembaga sosial, yang meliputi perlindungan dalam
perkawinan, politik seperti kebebasan berbicara, dan ekonomi;
c Masyarakat terhadap kerusakan moral, seperti korupsi, perjudian,
pengumpatan terhadap Tuhan, tidak sahnya transaksi-transaksi yang
bertentangan dengan moral yang baik, atau peraturan yang membatasi
tindakan-tindakan anggota;
d Kepentingan masyarakat dalam pemeliharaan sumber sosial, seperti
menolak perlindungan hukum bagi penyalahgunaan hak ;
e Kepentingan masyarakat dalam kemajuan umum, seperti perlindungan
hak milik, perdagangan bebas dan monopoli, kemerdekaan inddustri, dan
penemuan baru;
f Kepentingan masyarakat dalam kehidupan manusia secara individual,
seperti perlindungan terhadap kehidupan yang layak, kemerdekaan
berbicara, dan memilih jabatan.
Hukum berwujud berupa perintah dan larangan, sehingga sifatnya setiap
orang harus menjalankan perintah dan mentaati larangan hukum.Tiap orang harus
tunduk pada peraturan hukum yang diperuntukkan padanya.Orang tidak dapat
melepaskan dirinya dari peraturan hukum.
Eksistensi hukum akan menjadi rambu-rambu yang menggariskan aturan

3
main (rule of game) bagi setiap masyarakat tanpa kecuali, agar perilaku dan
konstruksi sosial, politik, ekonomi, keagamaan, budaya, dan aspek-aspek
kehidupan lainnya berjalan di jalur yang benar. Aturan hukum harus ditegakkan
supaya masing-masing pihak dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara dapat
menikmati kehidupan damai, aman dan tertib tidak saling mengganggu dan
merugikan di antara satu dengan lainnya.
Untuk kepentingan dan keperluan hukum dalam suatu kegiatan bisnis
maka hukum tertulislah yang dapat dipergunakan, terutama dalam hal pembuktian
di pengadilan apabila terjadi sengketa atau permasalahan hukum.

DEFINISI HUKUM
Orang yang baru mengenal dan mempelajari tentang hukum pasti akan
timbul suatu pertanyaan untuk pertama kalinya, yakni apakah yang dimaksud
dengan hukum?
Berbicara pengertian hukum tidak akan mencapai kata putus dan final,
sebab masing-masing pakar akan berpendapat secara berbeda, atau dapat
dikatakan hukum didefinisikan dari sudut pandang dimana kita memandang akan
hukum itu. Perbedaan pendapat dalam persoalan pengertian hukum di sebabkan
tiga hal yakni, pandangan filosofis, landasan konseptual pengalaman serta sejarah
sistem hukum masing-masing.Karenanya, pengertian hukum sangatlah variatif,
Van Apeldoorn seorang ahli hukum mengatakan tidak sanggup menggambarkan
apa hukum itu sebenarnya. Definisi tentang hukum menurut Van Apeldoorn
adalah sangat sulit untuk di buat karena tidak mungkin untuk mengadakannya
yang sesuai dengan keinginan dan kenyataan, hal ini disebabkan karena manusia
mempunyai banyak persepsi mengenai apa itu hukum. Akan tetapi walaupun
demikian dapatlah di beri suatu batasan yang lengkap tentang definisi hukum itu,
namun Utrech; dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Dalam
HukumIndonesia” telah mencoba membuat suatu batasan, yang maksudnya dapat
sebagai pegangan bagi orang yang sedang mempelajari ilmu hukum.
1. Utrech mengatakan: Hukum adalah Himpunan peraturan-peraturan (perintah-
perintah dan larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh
karena itu harus di taati oleh masyarakat.

4
2. C. M. Amin, dalam bukunya berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”, bahwa
Hukum adalah kumpulan-kumpulan, peraturan-peraturan hukum yang terdiri
dari norma dan sanksi.
3. J. C. T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto, dalam bukunya
“Pelajaran Hukum Indonesia”, bahwa Hukum adalah peraturan-peraturan
yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan yang berwajib,
pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya
tindakan, yaitu dengan hukum tertentu.

CIRI DAN SIFAT HUKUM


Ciri Hukum yaitu : 1. Adanya perintah atau larangan dan 2. Perintah dan
atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiap manusia.Hukum bersifat
mengatur dan memaksa, agar masyarakat tertib dalam kehidupan bermasyarakat
dimana ia tinggal dan berada. Mengapa hukum harus ditegakkan dimana kita
tinggal dan berada, karena :
1. Dalam pergaulan masyarakat terhadap aneka hubungan antar anggota
masyarakat, yakni hubungan yang ditimbulkan oleh kepentingankepentingan
anggota masyarakat.
2. Dengan banyak dan beraneka ragamnya hubungan itu para anggota
masyarakat memerlukan aturan-aturan yang dapat menjamin keseimbangan
agar dalam hubungan-hubungan itu tidak terjadi kekacauan dalam
masyarakat.

SISTEMATIKA HUKUM
Hukum berdasarkan isinya diklasifikasi menjadi Hukum Sipil/ Privat dan
Hukum Publik.
1 Hukum Sipil/ Privatadalah yang mengatur hubungan hukum antara orang satu
dengan yang lainnya dengan menitikberatkan pada kepentingan pribadi,
dibedakan dalam arti luas (Hukum Perdata dan Hukum Dagang) serta dalam
arti sempit (Hukum Perdata)
2 Hukum Publikadalah yang mengatur hubungan hukum antara orang dengan

5
masyarakat umum/negara dengan menitikberatkan pada kepentingan umum,
yang meliputi Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha (Administrasi)
negara, Hukum Publik Internasional dan Hukum Pidana.
3 Hukum Perdataadalah Hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang yang lain dengan menitikberatkan kepada
kepentingan perseorangan.
4 Hukum Pidanaadalah Hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan apa yang
dilarang dan memberikan pidana kepada siapa yang melanggarnya serta
mengatur bagaimana cara-cara mengajukan perkara ke muka pengadilan.
5 Hukum Tata Negaraadalah hukum yang bentuk dan susunan pemerintahan
suatu negara serta hubungan kekuasaan anatara alat-alat perlengkapan negara
(pusat dan daerah).
6 Hukum Administrasi Negaraadalah Hukum yang mengatur cara-cara
menjalankan hak dan kewajiban dari kekuasaan alat-alat perlengkapan
negara.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Menjelaskan antara subyek dan obyek hukum.
Dalam dunia hukum perkataan orang (person) berarti pembawa hak, yaitu
sesuatu yang mempunyai hak dan kewajiban dan di sebut subjek hukum.Subjek
hukum terdiri dari: Manusia (natuurlijke person) dan Badan Hukum
(rechtperson).
Perilaku manusia itu sebagai pembawa hak, mulai dari saat ia dilahirkan
dan berakhir pada saat ia meninggal dunia. Bahkan seorang anak yang masih
dalam kandungan ibunya dapat dianggap sebagai pembawa hak (dianggap telah
lahir) jika kepentingan memerlukannya (untuk menjadi ahli waris).
Beberpa golongan orang yang oleh hukum telah dinyatakan tidak cakap
atau kurang cakap untuk bertindak sendiri dalam melakukan perbuatan-perbuatan
hukum.Untuk itu mereka harus diwakili dalam melakukan perbuatan-perbuatan
hukum.Orang yang tidak cakap untuk melakukan sendiri perbutaan hukum yaitu :
1. Orang yang masih di bawah umur
2. Orang yang tidak sehat pikirannya

6
3. Orang yang dibawah pengampuan (curatele)
4. Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin)
Hal ini perlu diperhatikan apabila terlibat dalam suatu kegiatan bisnis,
karena apabila hal ini terus dilakukan akan dapat terjadi batal demi hukum.
Sehingga akan terjadi pihak-pihak dapat dirugikan atau sebaliknya. Disamping
manusia pribadi sebagai pembawa hak, terdapat pula badan-badan (kumpulan
manusia) yang oleh hukum di beri status Badan Hukum.Badan Hukum sebagai
pembawa hak yang tidak berjiwa dapat melakukan sebagai pembawa hak manusia,
misalnya dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan yang sama
sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya. Bedanya dengan manusia
adalah bahwa badan hukum itu tidak dapat melakukan perkawinan, tidak dapat di
hukum penjara (kecuali hukum denda).Badan-badan hukum bertindak dengan
perantara-perantara pengurusnya.
Objek Hukumadalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan
yang dapat menjadi objek sesuatu perhubungan hukum.Objek hukum yang
dimaksud adalah benda.Menurut KUH Perdata, Benda adalah segala barang dan
hak-hak yang dapat dimiliki orang. Menurut KUH Perdata benda dibagi dalam:
1. Benda berwujud adalah segala sesuatu yang dapat diraba oleh pancaindera
seperti; rumah, buku dan lain-lain.
2. Benda yang tak berwujud adalah segala macam hak, seperti hak cipta, hak
merek dan lain sebagainya.
Benda bergerak, dibedakan menjadi :
1 Benda bergerak karena sifatnya, artinya benda yang dapat dipindahkan atau
pindah dengan sendirinya. Contoh Meja, kursi, mobil dan lainnya (Pasal 509
KUH Perdata)
2 Benda bergerak karena Undang-Undang, artinya hak-hak atas benda yang
bergerak. Contoh hak memungut hasil atas benda bergerak, hak pemakaian
dan lainnya. (Pasal 511 KUH Perdata) Benda tak bergerak, dibedakan
menjadi:
a. Benda tak bergerak karena sifatnya. Contohnya Tanah dan yang melekat
diatasnya.
b. Benda tak bergerak karena tujuannya. Contohnya mesin alat-alat yang

7
dipakai oleh pabrik.
Adapun benda tak bergerak menurut Undang-Undang, maksunya berwujud
hak-hak atas benda yang tak bergerak.Contoh hak memungut hasil atas benda tak
bergerak, hak memakai benda tak bergerak, hipotik dan lainnya.
Yang di maksud dengan kebendaan menurut KUH Perdata adalah segala
sesuatu yang dapat dikuasai dengan hak milik tanpa memperdulikan jenis atau
wujunya.Yang perlu dicatat dan diperhatikan adalah bahwa dalam bentuk hak
milik ini, ada penguasaan yang memiliki nilai ekonomis.Suatu kebendaan yang
dapat dimiliki, tetapi tidak memiliki nilai ekonomis bukanlah kebendaan yang
menjadi objek pembicaraan.Hal ini membawa konsekuensi logis kepada ketentuan
Pasal 1131 KUH Perdata yang menyatakan: “Segala kebendaan, yang bergerak
dan tak bergerak milik ebitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada,
menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu “. Sehubungan
dengan pasal tersebut jelas bahwa hanya kebendaan yang memiliki nilai ekonomis
saja dapat menjadi jaminan bagi pelaksanaan perikatan, kewajiban atau prestasi
seorang ebitur.

SUMBER DAN SISTEM HUKUM


Sumber hukum segala apa yang menimbulkan aturan-aturan hukum
mempunyai kekuatan memaksa dan kalau dilanggar mengakibatkan sanksi
(hukuman) yang tegas dan nyata. Macam-macam Sumber Hukum:
1. Sumber Hukum dalam arti luas (materiil) ditinjau dari aspek sejarah, filsafat
dan ekonomi.
2. Sumber Hukum dalam arti sempit (formil), UU, kebiasaan, traktat,
jurispruensi dan doktrin.
Sistem Hukum adalah seperangkat hukum mengatur segala pranata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, membentuk suatu kesatuan
yang utuh sehingga tidak terjadi kontradiksi antar ketentuan hukum.
Macam-macam sistem hukum:
1. Common Law Legal System
Sistem hukum ini memberi peran kepada kebiasaan/ adat istiadat yang
berlaku umum dan agar selalu dapat menyesuaikan diri pada perkembangan

8
dan kemajuan zaman, tidak memerlukan aturan hukum tertulis yang lengkap,
sempurna dan dikodefikasi.Di Amerika Serikat yang menganut separation of
power and responsibility, kekuasaan hakim perdata pada hakekatnya bersifat
legislatif sehingga berasarkan kasus atau fakta di persidangan hakim dapat
membuat hukum sendiri (judge made law) dan untuk menentukan bersalah
atau tidaknya seseorang dalam perkara pidana digunakan sistem juri.
2. Civil Law Legal System
Dalam sistem ini yang lebih diutamakan adalah aturan hukum tertulis yang
lengkap, sempurna dan dikodifikasi yaitu dibukukannya satu jenis hukum
secara sistematis dan lengkap dalam satu kitab undang-undang demi
kepastian, kesederhanaan dan kesatuan hukum.Di Indonesia, segala undang-
undang semasa Hindia Belanda masih langsung berlaku sampai sekarang
dengan tambal sulam, perubahan-penambahan dan pencabutan agar sesuai
dengan dasar negara Pancasila.
3. Islamic Law (Qonun) Legal System
Dalam sistem ini, hukum mengatur hubungan manusia dengan Allah SWT
dan hubungan antar manusia (muammallah) yang wajib.Makruh, sunnah
untuk dilaksanakan serta sanksi bagi perbuatan yang haram bukan hanya
untuk pembalasan atau memperbaiki moral pelakunya tetapi demi
kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat.
4. Socialist Law Legal System
Dalam sistem ini, hukum dibentuk dan ditegakkan pemerintah/ negara selaku
pemegang kekuasaan politik yang absolut dan otoriter untuk melaksanakan
kehendak para penguasa negara, dimana badan peradilan bersidang
berdasarkan tuntutan jaksa atau dalih melanggar kepentingan negara atau
rakyat banyak.

9
Tujuan Pembelajaran 1.3:
Menjelaskan hukum dalam kegiatan ekonomi.

HUKUM DALAM KEGIATAN EKONOMI


Pada dasarnya manusia harus berusaha dan berupaya untuk
mempertahankan keberlangsungan hidupnya, yaitu dengan cara melakukan
kegiatan ekonomi atau bisnis. Dalam menjalankan bisnisnya, manusia dituntut
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.Mencari keuntungan
merupakan usaha yang sah-sah saja, tetapi yang terpenting dalam menjalankan
usaha tersebut tidak mengenyampingkan hukum, melanggar hukum atau sering
disebut dengan istilah legal or ilegal.
Aspek hukum yang menjadi dasar dari penyelenggaraan berbagai sistem
bidang kegiatan ekonomi nasional, pada hakekatnya berlandaskan asar hukum
Pasal 33 UUD 1945.Bahwa UUD 1945 sebagai hukum dasar, fungsinya adalah
membentuk sistem pemerintah negara dengan muatan untuk melindungi
perekonomian demi kepentingan masyarakat atau dapat dipolakan bahwa kegiatan
ekonomi secara keseluruhan dikendalikan oleh pemerintah.
Hukum tidak dapat berkembang tanpa dukungan ekonomi yang
tumbuh.Tetapi perekonomian tidak akan tumbuh dan berkembang jika hukum
tidak mampu menjamin keadilan yang pasti dan kepastian yang adil. Hukum juga
dapat difungsikan sebagai sarana penggerak dan pengarah guna mencapai tujuan-
tujuan suatu masyarakat di bidang perekonomian.Tujuan untuk mewujudkan
Indonesia yang adil dan sejahtera dinyatakan dalam Pasal 33 ayat (1), (3), dan (3)
UndangUndang Dasar Tahun 1945, yaitu bahwa :
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2. Cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh Negar.
3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

10
berwawasan, lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Melakukan kegiatan bisnis di Indonesia tidak boleh memonopoli, harus
memperhatikan rambu-rambu yang telah ditentukan oleh peraturan
perundangundangan yang berlaku.Monopoli adalah situasi pengadaan barang
dagangannya tertentu baik di pasar lokal atau nasional, sekurang-kurangnya
sepertiganya dikuasai oleh satu orang atau satu kelompok, sehingga harganya
dikendalikan.Peranan hukum dalam pembanguan ekonomi adalah untuk
melindungi, mengatur, dan merencanakan kehidupan ekonomi sehingga dinamika
kegiatan ekonomi itu dapat diarahkan kepada kemajuan dan kesejahteraan bagi
seluruh masyarakat.Hukum berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi dalam
bentuk pemberiankaidah-kaidah bagi perbuatan-perbuatan yang tergolong ke
dalam perbuatan-perbuatan ekonomi.

PENGERTIAN HUKUM BISNIS


Pengertian hukum bisnis selalu saja disamakan dengan hukum
ekonomi.Pengertian keduanya tidaklah jauh berbeda, namun terdapat sisi-sisi yang
membedakannya.Hukum ekonomi selalu diartikan seperangkat aturan yang
mengatur kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi.Hukum
ekonomi meliputi bidang hukum privat (hukum yang mengatur kepentingan antar
pribadi yang biasa disebut dengan hukum perdata) dan juga hukumpublik (hukum
yang mengatur kepentingan umum).
Secara tegas bahwa hukum ekonomi mengatur hukum ekonomi dalam
artian sistem ekonomi secara luas (baik perdata maupun publik).Sedangkan
hukum bisnis hanya mengatur kepentingan pribadi atau keperdataan saja.Dengan
kata lain hukum bisnis adalah bagian dari hukum privat.
Dalam sistem hukum Indonesia, persoalan yang berkaitan dengan usaha
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Kitab
UndangUndang Hukum Perdata (KUH Perdata).KUHD adalah ketentuan yang
bersifat khusus (lex spesialis) dan KUH Perdata adalah ketentuan yang bersifat
umum (lex generalis).
Hukum Dagang dan Perniagaanhanya mencakup hukum yang terdapat

11
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).Hukum
Ekonomicakupannya lebih luas yakni menyangkut ekonomi secara makro, mikro,
ekonomi pembangunan, sosial, manajemen, akuntansi dan sebagainya.
Hukum Bisnismencakup hukum dagang yang diperluas, dari mulai
perseroan terbatas, kontrak bisnis, pasar modal, merger, akuisisi, konsolidasi,
kredit, HAKI, pajak dan sebagainya.
1. Pengertian Bisnis
Pada umumnya penulis di bidang bisnis mengartikan bisnis secara
terbatas pada konteks perusahaan atau suatu organisasi yang melakukan
aktifitas yang bersifat profit motive.Bisnis adalah suatu organisasi yang
menyediakan barang dan jasa yang bertujuan mendapat
keuntungan.Sedangkan keuntungan itu sendiri diartikan sebagai selisih antara
penerimaan bisnis dengan biaya-biayanya.
2. Hukum Bisnis
Hukum Bisnis berarti sekumpulan norma dan asas-asas yang
berkenaan dengan suatu bisnis. Dengan kata lain, hukum bisnis diartikan
suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tata cara pelaksanaan urusan
atau kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang dan jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan.
3. Ruang Lingkup Hukum Bisnis
Secara umum hukum bisnis meliputi:
a. Pelaku Bisnis, dapat berupa orang-perorangan atau badan hukum usaha
baik yang berbentuk badan hukum maupun yang bukan, yakni : Hukum
Perseroan terbatas, Hukum tentang yayasan, hukum tentang koperasi,
hukum tentang Firma, CV, Perseroan Perdata.
b. Perbuatan Pelaku bisnis, meliputi:Hukum kontrak, hukum eksportimport,
hukum lingkungan, hukum tenaga kerja, hukum pajak, hukum persaingan
usaha (anti monopoli), hukumpenanaman modal, perlindungan
Konsumen, Pasar Modal.
c. Aset (Harta Kekayaan) Pelaku Bisnis. Aspek ini meliputi bidang hukum
benda, hukum agraria, hak kekayaan Intelektual (HAKI), hukum

12
jaminan.
d. Permodalan (Pembiayaan). Aspek permodalan meliputi bidang hukum
perbankan, hukum pembiayaan non-perbankan, hukum Leasing sewa-
beli, hukum tentang modal ventura, hukum tentang factoring.

Sumber Hukum Bisnis :


Sumber hukum adalah tempat ditemukannya aturan-aturan yang dapat di
jadikan hukum.
1. Sumber Hukum Materiil, sumber hukum yang berdasarkan materi yang
menjadi hukum.
2. Sumber Hukum Formil, dilihat dari cara pembentukannya terdiri atas;
a. Undang-Undang (UU dalam artian materiil adalah semua peraturan yang
di keluarkan oleh pemerintah yang bersifat mengikat dan UU dalam
artian formil adalah UU yang ddibuat oleh pemerintah yang bekerjasama
dengan DPR)
b. Kebiasaan. Hukum Kebiasaan merupakan sumber hukum tertua. Suatu
kebiasaan dapat menjadi hukum apabila suatu perbuatan yang
berulangulang dilakukan dalam waktu yang lama terhenti.
c. Traktat adalah perjanjian internasional yang bersifat bilateral, regional
maupun yang bersifat multilateral.
d. Yurisprudensi adalah memutuskan satu perkara hukum dengan merujuk
kepada putusan hakim terdahulu pada kasus yang sama.
e. Doktrin adalah pendapat para ahli tentang satu kasus hukum yang diakui
kepakarannya secara academik maupun scientifik. Dalam hukum bisnis
misalnya pendapat Richard Postner, Thomas Ulen, Prof. Dr. Mariam
Darus Barul Zaman, Prof. Erman Rajagukuk dan lain-lain.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Mengapa soal pengertian hukum itu dapat berbeda?, dan bagaimana
untuk menyikapi hal tersebut, agar masyarakat umum faham?, Coba
Saudara jelaskan
2. Definisi masyarakat dari para ahli berlainan, akan tetapi pada dasarnya

13
isinya sama yaitu masyarakat yang mencakup beberapa unsur. Coba
Saudara sebutkan dan jelaskan
3. Apa yang di maksud dengan subyek hukum?,dan subyek hukum terdiri
dua hal. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan
4. Coba Saudara sebutkan dan jelaskan macam-macam sumber hukum dan
macam-macam sistem hukum.
5. Apa yang dimaksud dengan Hukum Bisnis?, dan apa bedanya dengan
hukum ekonomi?, Coba Saudara jelaskan

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Santiago, Faisal. 2012. Pengantar Hukum Bisnis. Jakarta : Mitra Wacana
Media.

Fuady, Munir. 2008. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Harjono, Dhaniswara. 2009. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Pusat


Pengembangan Hukum dan Bisnis Indonesia.

Burton, Richard Simatupang. 2003. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Saliman, Abdul. 2011. Hukum Bisnis Untuk Perusahaan. Jakarta: Prenada


Media Group.

Sutiyoso, Bambang. 2006. Penyelesaian Sengketa Bisnis. Yogyakarta: Citra


Media.

Najih, Mokhammad. 2012. Pengantar Hukum Indonesia.Malang: Setara


PressSoekanto, Soerjono. 1991. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta:
Rajawali Pers

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek).2013.


GrahamediaPress

14

Anda mungkin juga menyukai