Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Dismenore


Sub Pokok Bahasan : Slow Stroke Back Massage untuk Mengurangi
Nyeri haid (Dismenore)
Sasaran : Anak remaja
Hari / tanggal : Kamis, 04 Maret 2019
Waktu : 11.00 – 11.20
Tempat : Rumah Tn. H
Penyuluh : Ani Triyanti

A. Tujuan Intruksional umum


Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan remaja wanita
memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore) yang sering dialami
wanita saat menstruasi, dan mengetahui cara untuk mengurangi nyeri haid
dengan Slow Stroke Back Massage, serta mampu mendemonstrasikannya.

B. Tujuan intruksional khusus


Setelah mengikuti penyuluhan remaja dapat :
1. Mengetahui apa pengertian Slow Stroke Back Massage
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi penggunaan Slow Stroke Back
Massage
3. Mengetahui alat apa saja yang diperlukan untuk tindakan Slow Stroke
Back Massage
4. Mengetahui dan memahami langkah-langkah tindakan Slow Stroke
Back Massage dan mampu mendemonstrasikannya

C. Materi ( terlampir)
1. Pengertian Slow Stroke Back Massage
2. Indikasi dan Kontraindikasi penggunaan Slow Stroke Back Massage
3. Peralatan yang di perlukan dalam Slow Stroke Back Massage
4. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan Slow Stroke Back
Massage

D. Media penyuluhan
1. Leaf leat
2. Lembar Balik

E. Metode penyuluhan
1. Demonstrasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab

F. Proses Kegiatan Peyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan:

a. Membuka/ memulai a. Menjawab


kegiatan dengan salam
mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari d. Mendengarkan
penyuluhan &
d. Menyebutkan materi memperhatikan
penyuluhan e. Menjawab
e. Bertanya kepada keluarga pertanyaan
apakah sudah paham tentang
nyeri haid (dismenore) yang
sudah diajarkan pada
pertemuan pertama.

2 10 Pelaksanaan:
menit
a. Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Slow Stroke Back Massage mengajukan
b. Menjelaskan indikasi dan pertanyaan, serta
Kontraindikasi penggunaan mendeonstrasikan
Slow Stroke Back Massage
c. Menjelaskan peralatan yang dengan kooperatif.
di perlukan dalam Slow
Stroke Back Massage
d. Menjelaskan dan
mendemonstrasikan
langkah-langkah yang
dilakukan dalam tindakan
Slow Stroke Back Massage
e. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya

3 5 menit Evaluasi:

a. Menanyakan kepada klien a. Menjawab


apakah sudah mengerti pertanyaan dan
tentang tindakan Slow mendemonstrasi
Stroke Back Massage dan kan
mampu
mendemonstrasikannya

4 2 menit Terminasi:

a. Mengucapkan terima kasih a. Mendengarkan


atas peran sertanya b. Menjawab
b. Mengucapkan salam salam
penutup

G. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Pre planning sudah siap beserta materi untuk peserta
 Tempat dan peralatan sudah siap
 Leaflet sudah siappan tentang materi yang telah diberikan.
2. Evaluasi proses
 Acara penyuluhan berjalan lancar
 peserta aktif mendengarkan dan bertanya
 diskusi dan tanya jawab berjalan lancar
3.      Evaluasi hasil
Remaja pada keluarga Tn. H dapat :
 Menyebutkan pengertian Slow Stroke Back Massage
 Menyebutkan indikasi dan kontraindikasi penggunaan Slow
Stroke Back Massage
 Menyebutkan alat apa saja yang diperlukan untuk tindakan Slow
Stroke Back Massage
 Mampu mendemonstrasikan langkah-langkah tindakan Slow
Stroke Back Massage

MATERI PENYULUHAN
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA

A. PENGERTIAN
Ada beberapa pendapat tentang pengertian Dismenore, antara lain:
1. Menurut Surtiretna (2001), Dismenore adalah rasa sakit yang menyerupai
kejang, terasa di perut bagian bawah, dan biasanya dimulai 24 jam
sebelum haid, dan berlangsung sampai 12 jam pertama dari masa haid.
2. Menurut Dianawati (2003), Dismenore merupakan kekakuan atau kejang
di bagian bawah perut dan terjadi pada waktu menjelang atau selama
menstruasi.
3. Menurut Ramaiah (2006), Dismenore adalah nyeri atau kram pada perut
yang dirasakan sebelum dan selama menstruasi.
4. Menurut Prawirohardjo (2007), Dismenore atau nyeri haid merupakan
suatu rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama menstruasi dan
sering kali disertai rasa mual.
5. MIMS Petunjuk Konsultasi (2007/2008) mengatakan bahwa Dismenore
adalah rasa nyeri yang timbul menjelang dan selama menstruasi, ditandai
dengan gejala kram pada abdomen bagian bawah. Gejala ini disebabkan
karena tingginya produksi hormon Prostaglandin. Dismenore merupakan
rasa nyeri yang hebat yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari
(Wijayanti, 2009).
6. Menurut Proverawati & Misaroh (2009), Dismenore adalah nyeri
menstruasi yang memaksa wanita untuk istirahat atau berakibat pada
menurunnya kinerja dan berkurangnya aktifitas sehari-hari. Istilah
Dismenore (dysmenorrhoea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys
(gangguan atau nyeri hebat/ abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang
artinya flow (aliran). Jadi Dismenore adalah gangguan aliran darah
menstruasi atau nyeri menstruasi.

Dari beberapa pendapat mengenai Dismenore, maka dapat diambil


suatu kesimpulan bahwa Dismenore atau nyeri haid adalah rasa nyeri yang
timbul menjelang dan selama menstruasi yang dapat menggangggu
aktivitas sehari-hari, ditandai dengan gejala kram pada abdomen bagian
bawah.
 
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi nyeri haid (dismenore) :
1. Dismenore Primer
Dismenore primer didiagnosis ketika tidak ada yang terdeteksi.
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial, intrinsik)
adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan
ginekologik). Terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan pada alat
kandungan (Proverawati & Misaroh, 2009).
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh
atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan (Wijayanti,
2009).
Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid pada
bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatuar
yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri tidak timbul lama sebelumnya
atau bersama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam,
walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari
(Prawirohardjo, 2006).
Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah
seorang gadis mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah waktu
ketika sel telur mulai matang setiap bulan dalam ovarium. Pematangan sel
telur disebut ovulasi. Dismenore tidak ada pada siklus jika ovulasi belum
terjadi. Dismenore primer jarang terjadi setalah usia 20 tahun (Ramaiah,
2006).
Menurut Prawirohardjo (2006), ada beberapa faktor peranan
sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain; 
a. Faktor kejiwaan 
Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika
mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid,
mudah timbul Dismenore.
b. Faktor kostitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor di atas karena dapat
menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, misalnya anemia, penyakit
menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya
Dismenore.
c. Faktor obstruksi kanalis servikalis 
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya
Dismenore primer adalah stenosis canalis servikalis.
d. Faktor alergi 
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara
Dismenore dengan urtikaria, migrane atau asam bronkhiale, bahwa
sebab alergi adalah toksi haid.
2. Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik,
acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan
ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian besar), fibroids,
adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
Dismenore sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika, endometriosis,
adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain-lain (Prawirohardjo, 2006).
Dismenore sekunder biasanya didapati pada wanita berusia diatas
20 tahun meskipun dalam beberapa kasus bisa mulai tampak pada usia
kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).

Nyeri haid berdasarkan jenis nyerinya :


1. Nyeri spasmodik
Terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum masa haid atau
segera setelah masa haid mulai. Banyak wanita terpaksa, harus
berbaring karena terlalu menderita nyeri itu sehingga ia tidak dapat
mengerjakan apapun. Ada di antara yang pingsan, merasa, sangat
mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Dismenore spasmodik
dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama,
walaupun banyak pula wanita yang tidak mengalami hat seperti itu.
2. Dismenore kongestif
Penderita dismenore kongestif biasanya akan tahu sejak berhari-
hari sebelumnya, bahwa masa haidnya akan segera tiba. Mengalami
pegal, sakit pada bush darts, perut kembung tidak menentu, beha terasa
terlalu ketat, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada paha, merasa,
lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan
keseimbangan, menjadi ceroboh, terganggu tidur, atau muncul memar
di paha dan lengan atas. Semua itu merupakan simptom pegal
menyiksa yang berlangsung antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2
minggu. Proses menstruasi mungkin tidak terlalu menimbulkan nyeri
jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari pertama masa haid, orang
yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih baik.

C. PENYEBAB
Penyebab Dismenore diantaranya adalah:
1. Bisa karena penyakit (peradangan panggul) endomentriosis
2. Tumor atau kelainan letak uterus
3. Selaput dara yang tidak berlubang
4. Stress atau kecemasan berlebihan
5. Namun diduga penyebab utamanya terjadi ketidak seimbangnya
hormonal dalam tubuh
Banyak wanita usia subur yang secara rutin mengalami nyeri
menstruasi. Nyeri yang terkait dengan kram itu berlangsung di hari-
hari menjelang atau awal menstruasi. Nyeri terasa di perut bagian
bawah atau tengah dan mungkin memancar hingga ke pinggul, paha,
dan punggung. Intensitas nyeri naik dan turun berulang-ulang,
mengikuti kontraksi otot rahim yang mendasarinya. Tingkat keparahan
nyeri bervariasi antar-wanita dan antar-haid pada wanita yang sama.
Pada suatu saat, nyeri mungkin hampir tidak terasa. Di saat lain, nyeri
bisa sangat hebat disertai kejang, lemas, demam, pusing dan berbagai
gangguan lambung seperti mual, muntah, dan diare.

D. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala nyeri haid (dismenore) :
1. Nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke punggung bagian
bawah dan tungkai
2. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang-timbul atau sebagai nyeri
tumpul yang terus menerus ada.
3. Nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai
puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang.
4. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare
dan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama
menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari
akan menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual,
sembelit atau diaredan sering berkemih. Kadang sampai terjadi muntah.
Gejala Dismenore yang paling umum adalah nyeri mirip kram
dibagian bawah perut yang menyebar ke punggung dan kaki. Gejala terkait
lainnya adalah muntah, sakit kepala, cemas, kelelahan, diare, pusing dan
rasa kembung atau perut terasa penuh. Beberapa wanita mengalami nyeri
sebelum menstruasi dimulai dan bisa berlangsung beberapa hari (Ramaiah,
2004).

E. PENANGANAN DAN PENCEGAHAN


Upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh (2009)
dan Wijayanti (2009): 
1. Kompres dengan botol (hangat tepat pada bagian yang terasa kram (bisa di
perut atau pinggang bagian belakang).
2. Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.
3. Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim.
4. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit.
5. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah.
6. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

F. PENANGANAN DENGAN SLOW STROKE BACK MASSAGE


(SSBM)
1. Pengertian
Stimulus kutaneus adalah stimulasi kulit yang dilakukan untuk
menghilangkan nyeri, bekerja dengan cara mendorong pelepasan
endorfin, sehingga memblok transmisi stimulus nyeri. Cara lainnya
adalah dengan mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta
yang lebih besar dan lebih cepat, sehingga menurunkan transmisi nyeri
melalui serabut C dan A-delta berdiameter kecil sekaligus menutup
gerbang sinap untuk transmisi impuls nyeri (Potter & Perry, 2005).
Slow-stroke back massage adalah tindakan masase punggung
dengan usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter & Perry,
2005). Masase punggung ini dapat menyebabkan timbulnya
mekanisme penutupan terhadap impuls nyeri saat melakukan gosokan
penggung pasien dengan lembut. Pesan yang dihasilkan akan
menstimulasi mekanoreseptor. Apabila masukan yang dominan berasal
dari serabut delta-A dan serabut C, maka akan membuka sistem
pertahanan disepanjang urat saraf dan klien mempersepsikan nyeri.

2. Indikasi dan Kontraindikasi


Beberapa penelitian yang menggunakan SSBM menemukan bahwa
intervensi keperawatan ini sangat membantu dalam relaksasi dan
peningkatan tidur (Casanelia dan Stelfox, 2009). Berdasarkan beberapa
penelitian yang dilakukan indikasi utuk SSBM, yakni :
a. Penururan intensitas nyeri dan kecemasan
b. Menurunkan kecemasan
c. Meningkatkan kualitas tidur
d. Dapat menurunkan tekanan darah, frekuensi jantung, dan suhu
tubuh
SSBM tidak boleh dilakukan pada kulit di daerah punggung yang
megalami luka bakar, luka memar, ruam kulit, peradangan, dan kulit
dibawah tulang yang patah, dan kulit yang kemerahan (Potter dan
Perry, 2005).

3. Prosedur Pelaksanaan
Menurut Hidayat (2004), prosedur tindakan massage punggung
sebagai berikut :
a. Cuci tangan
b. Lakukan massage selama 5-10 menit
c. Lakukan massage dengan menggunakan telapak tangan dan jari
dengan tekanan halus.
d. Teknik massage dengan gerakan selang-seling (tekanan pendek,
cepat, dan bergantian tangan) dengan menggunakan telapak tangan
dan jari dengan memberikan tekanan ringan.
e. Teknik massage dengan gerakan menggesek dengan menggunakan
ibu jari dan gerakan memutar.
f. Teknik eflurasi dengan kedua tangan.
g. Teknik petrisasi dengan menekan punggung secara horizontal.
h. Teknik tekanan menyikat dengan menggunakan ujung jari.
Prosedur pelaksanaan stimulus kutaneus slow stroke back massage
(Shocker, 2008), adalah:
1) Fase Orientasi :
a. Mengucapkan Salam
b. Memperkenalkan diri
c. Kontrak waktu
d. Menjelaskan tujuan
e. Menanyakan kesiapan pasien
2) Fase Kerja
a. Klien dipersilahkan untuk memilih posisi yang diinginkan
selama intervensi, bisa tidur miring, telungkup, atau duduk.
b. Buka punggung klien, bahu, dan lengan atas. Tutup sisanya
dengan selimut.
c. Sebelum melakukan terapi SSBM, dilakukan pemeriksaan
lokalis terlebih dahulu
d. Setelah itu perawat mencuci tangan dalam air hangat.
Hangatkan losion (minyak kelapa) di telapak tangan atau
tempatkan botol losion ke dalam air hangat. Tuang sedikit
losion di tangan. Jelaskan pada responden bahwa losion akan
terasa dingin dan basah. Gunakan losion sesuai kebutuhan.
e. Lakukan usapan pada punggung dengan menggunakan jari-jari
dan telapak tangan sesuai dengan metode di atas selama 3-10
menit. Jika responden mengeluh tidak nyaman, prosedur
langsung dihentikan.
f. Akhiri usapan dengan gerakan memanjang dan beritahu klien
bahwa perawat mengakhiri usapan.
g. Bersihkan kelebihan dari lubrikan dari punggung klien dengan
handuk mandi.
h. Bantu memakai baju/piyama.
i. Bantu klien posisi yang nyaman.
j. Rapikan alat dan cuci tangan
3) Fase Terminasi
a. Menyampaikan hasil anamnesa dan dokumentasi
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut dan berpamitan
4) Penampilan Selama Tindakan
a. Ketenangan
b. Menjaga keamanan perawat
c. Menjaga keamanan pasien

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. Persiapan Alat:
1. Selimut
2. Lotion
3. Handuk
4. Bedak (bila perlu)
5. Penghangat Lotion (bila perlu)
B. Prosedur

No Aspek yang dinilai Skor


0 1 2
Preinteraksi
1 Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
2 Siapkan alat-alat
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat
menyebabkan kontra indikasi
4 Cuci tangan
Tahap Orientasi
5 Beri salam dan panggil klien dengan namanya
6 Jelaskan tujuan, prosedurr dan lamanya tindakan
pada klien/keluarga
Tahap Kerja
7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
8 Menanyakan keluhan utama klien
9 Jaga privasi klien
10 Memulai kegiatan dengan cara yang baik
11 Letakkan peralatan di samping tempat tidur klien
12 Tinggikan kepala tempat tidur dan rendahkan side
rail yang berada di dekat perawat
13 Dekatkan klien ke arah diman perawat berada
14 Minta klien untuk membuka pakaian atas sampai
ke bokong, bantu bila perlu
15 Atur klien ke posisi prone/side lying dengan
punggung menghadap ke arah perawat
16 Tutup bagian tubuh yang lain dengan memakai
selimut
17 Letakkan handuk di bawah punggung klien
18 Tuangkan lotion secukupnya di tangan
19 Tuangkan lotion di punggung klien
20 Mulai massage dengan gerakan
stroking/effleurage, bergerak dari bokong menuju
bahu dengan gerakan yang kuat, kemudian dari
bahu menuju bokong dengan gerakan yang lebih
ringan
21 Ubah gerakan dengan menggunakan gerakan yang
sirkuler, khususnya pada daerah sakrum dan
pinggang
22 Ubah gerakan dengan gerakan
kneading/petrissage, dimulai dari bokong menuju
bahu dan kembali menuju bokong dengan gerakan
stroking
23 Ubah gerakan dengan tehnik friction, dimulai dari
bokong menuju bahu. Ubah gerakan menjadi
stroking/effleurage saat bergerak dari arah bahu
menuju bokong dan kemudian ulangi gerakan
friction saat menuju bahu
24 Ubahlah gerakan menjadi gerakan tapotement
dimulai dari bokong menuju bahu. Ubah gerakan
menjadi gerakan stroking saat bergerak menuju
bokong
25 Lengkapi dengan gerakan stroking beberapa kali
26 Katakan pada klien bahwa anda akan mengakhiri
massagenya
27 Bersihkan sisa lubrikasi dari punggung dengan
handuk
28 Bantu klien memankai bajunya kembali dan
mencapai posisi yang nyaman
29 Tinggikan side rail dan turunkan kepala tempat
tidur
Terminasi
30 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
31 Simpulkan hasil kegiatan
32 Berikan umpan balik positif
33 Kontrak pertemuan selanjutnya
34 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
35 Bereskan alat-alat
36 Cuci tangan
Dokumentasi
Catat hasil kegiatan dalam catatan keperawatan
Daftar Pustaka

IMCW. 2007. Dismenore (nyeri haid). Tersedia dalam:


(http://www.MyDinariraq.com). Akses : Minggu 30 – 03 – 2019 jam 15.00
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari,
dkk. Jakarta: EGC
Proverawati dan Misaroh. 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna.Yogyakarta:Nuha Medika.
Shocker M. 2008. Pengaruh Stimulus Kutaneus: Slow-Stroke Back
Massage terhadap Intensitas Nyeri Osteoarthritis.

Anda mungkin juga menyukai