Anda di halaman 1dari 11

Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Low Back Pain


Pokok Bahasan : Metode Back Exercise untuk pasien/klien dengan Low
Back Pain
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Sekunder Low Back Pain
Sasaran : Karyawan/ Karyawati PT. Sejahtera yang sudah terkena
Low Back Pain
Tempat : Aula PT. Sejahtera
Waktu : 08.00– 08.30 WITA
Hari, tanggal :
Perorganisasian :1. Pembawa Acara : Nor Aina
2. Penyaji : 1. Jajar Martono
2. Angga Dirgantara Setia Budi
3. Rustiana Susanti
3. Fasilitator : 1. Eka Saradita Safitri
2. Maulidiyana
3. Zuraida Mulqiah
4. Resiarisanti
5. Sumiati
6. Ricky Bayu Samudra
7. Insan Kamil
8. Kiki Rizki Amelia

A. Tujuan Instruksional Umum


Diharapkan setelah mengikuti penyuluhan ini peserta dapat memahami dan
mengaplikasikan pengetahuannya mengenai Low Back Pain.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan hal-hal tentang pengertian Low
Back Pain.
2. Memahami penyebab Low Back Pain.
3. Memahami tanda dan gejala Low Back Pain.
4. Mempraktikan metode back exercise secara mandiri.

C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Lansia Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri
salam
3. Bina hubungan saling
2. Mendengar kan
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengar kan Ceramah 15 menit
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

1. Pengertian Low Back 2. Menanyakan


Pain. materi yang
2. Penyebab Low Back
belum
Pain.
dimengerti
3. Metode back exersice.
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 10 menit
2. Menarik kesimpulan
pertanyaan jawab
3. Menyampaikan hasil
2. Menjawab
(diskusi)
Evaluasi
salam
4. Menutup penyuluhan
(salam)

D. Setting Tempat
Keterangan :
B A
A = Penyaji
D C D B = Pembawa Acara

C = Peserta
D ( Terlampir)
E. Garis Besar Materi
1. Pengertian penyakit Low Back Pain. D = Fasilitator
2. Penyebab Low Back Pain.
3. Gejala dan tanda Low Back Pain.
4. Cara pencegahan Low Back Pain.

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan tim penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (Leaflet dan Poster)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (15 – 30
orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 10 orang)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b) Masyarakat peserta penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang
Low Back Pain dan prosedur back exercise.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

Lampiran Materi Penyuluhan

1. Pengertian Low Back Pain


Low Back Pain adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah
tulang rusuk sampai sekitar tulang ekor. Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah
nyeri yang dirasakan di daerah punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal
(inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri yang berasal dari
punggung bawah yang dirasakan di daerah lain, atau sebaliknya nyeri yang
berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah.
Berdasarkan perjalanan kliniknya Low back pain atau nyeri punggung
bawah dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu :
a. Acute Low Back Pain
Acute low back pain ditandai dengan adanya rasa nyeri yang
menyerang secara tiba – tiba dan dalam rentang waktu yang sebentar,
antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat
hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan kareana
luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh. Kejadian
tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot,
ligamen dan tendon. Sampai saat ini penatalaksanaan acute low back
pain terfrokus pada istirahat dan pemberian analgetik.
b. Chronik Low Back Pain
Rasa nyeri pada chronik low back pain menyerang lebih dari tiga
bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang – ulang atau kambuh kembali.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

Fase ini biasanya memiliki onset berbahaya dan sembuh pada waktu
yang lama. Chronik low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis,
rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan
tumor.
2. Patofisiologi

Pinggang adalah bagian belakang badan yang mengemban bagian tubuh


dari toraks keatas dan perut. Bagian tersebut ialah tulang belakang lumbal
khususnya dan seluruh tulang belakang umumnya. Tiap ruas tulang belakang
berikut dengan diskus intervertebralis sepanjang kolumna vertebralis
merupakan satuan anatomic dan fisiologik. Bagian depan yang terdiri dari
korpus vertebralis dan diskus intervertebralis berfungsi sebagai pengemban
yang kuat, tetapi cukup fleksibel serta bisa tahan terhadap tekanan-tekanan
menurut porosnya. Yang menahan tekanan tersebut ialah nucleus pulposus.
Fleksibilitas dijamin oleh ligamenta dan fasia-fasia yang kuat yang mengikat
dan membungkus korpus serta diskus intervertebralis. Tetapi fleksibilitas
tersebut dijamin terhadap penekukan kebelakang dan kesamping yang
berlebihan oleh artikulus posterior superior yang merupakan bagian belakang
tiap ruas tulang belakang. Bagian belakang ini terdiri dari pedikel, lamina serta
processus spinosus dan transverses.
Dalam keseluruhannya bagian belakang menyediakan terowongan yang
dikenal sebagai kanalis vertebralis. Serta fasies artikulus inferior bersendi
dengan faises artikulus tetangganya. Persendian tersebut terdiri dari semua
unsure jaringan yang dimiliki setiap sendi biasa tubuh, yaitu kartilago, sinovial
dan kapsul.
Diantara padikel-padikel sepanjang kolumna vertebralis terdapat lubang
yang dinamakan foramen intervertebralis. Dinding belakang dibentuk oleh
artikulus posterior dan dinding depannya dibentuk sebagian besar oleh diskus
intervertebralis. Didalam kanalis vertebralis terdapat medulla spinalis yang
membujur kebawah sampai L2 melalui setiap foramen intervertebralis setiap
segmen medulla spinalis menjulurkan radiks dorsalis dan ventralisnya ke
periferi menuju cervical dan torakal berkas serabut tepi itu (radiks dorslis dan
ventralis) menuju ke foramen tersebut secara horizontal. Tetapi didaerah
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

lumbal dan sacral, radiks dorsalis dan ventralis berjalan secara curam kebawah
dahulu sebelum tiba ditingkat foramen intervertebralis yang bersangkutan. Hal
ini disebabkan oleh karena medulla spinalis membujur hanya sampai tingkat
L.2 saja. Otot-otot yang terdapat sekeliling tulang belakang mempunyai origo
dan inserio pada processus transverses atau processus spinosus. Stabilitas
kolumna vertebralis dijamin oleh ligamenta secara impuls nyeri terdapat
ligamenta, otot-otot, periostium, lapisan louar annulus fibrosus dan sinovia
artikulus posterior.

3. Penyebab Low Back Pain


Beberapa faktor yang dapat menyebabkan low back pain, antara lain :
b. Kelainan tulang punggung sejak lahir
Kelainan tulang punggung sejak lahir yang dapat terjadi yaitu
berupa tulang vertebra yang hanya setengah bagian, hal ini dapat
menyebabkan low back pain yang disertai dengan skoliosis ringan.
c. Trauma
Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama low
back pain. Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat
menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba – tiba pada otot punggung
sehingga terjadi trauma yang menimbulkan nyeri.
d. Pengaruh gaya berat
Gaya berat tubuh terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan
dapat mengakibatkan nyeri pada punggung. Pekerjaan – pekerjaan yang
mengharuskan duduk dan berdiri lama dapat mengakibatkan low back
pain. Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya low back pain berhubungan dengan gaya berat
tubuh. Hal ini disebabkan oleh penekanan pada tulang belakang akibat
penumpukan lemak, kelainan postur tubuh, dan kelemahan otot.
e. Tumor (neoplasma)
Tumor (neoplasma) menyebabkan low back pain yang dirasakan
pada saat berbaring.
f. Gangguan Metabolik
Gangguan metabolik ( seperti osteoporosis) dapat menimbulkan
fraktur kompresi atau kolaps korpus vertebra hanya karena trauma
ringan. Penderita menjadi bongkok dan pendek dengan nyeri di daerah
pinggang.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

4. Tanda dan Gejala Low Back Pain


a. Nyeri yang timbul hampir pada semua daerah pinggang, dapat
merupakan nyeri lokal maupun radikuler atau keduanya.
b. Adanya perubahan cara berjalan seperti pincang, diseret dan kaku
c. Tidak bisa menggerakkan punggung secara normal
5. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara komprehensif pada dengan nyeri
pinggang mliputi evaluasi sistem neurologi dan muskuloskeletal.
pemeriksaan neurologi meliputi evaluasi sensasi tubuh bawah, kekuatan
dan reflex-refleks.
1) Motorik
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi :
a. berjalan dengan menggunakan tumit
b. berjalan dengan mnggunakan jari kaki atau berjinjit
c. jongkok dan gerakan bertahan (seperti mndorong tembok)
2) Sensorik
a. nyeri dalam otot
b. rasa gerak
3) Refleks
Refleks yang harus diperiksa adalah rflks didaerah Archileles dan
Patella, respon dari pemerisaan ini dapat digunakan untuk
mengetahui lokasi terjadinya lsi pada saraf spinal
4) Test-tes
a. Test Lessegue, pada tes ini telapak kaki pasien (dalam pasien 0 o)
didorong ke arah muka kemudian setelah itu tungkai pasien diangkat
sejauh 40o dan sejauh 90o

b. Test Patrick, tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan


dipinggang dan pada sndi sakroiliaka. tindakan yang dilakukan
adalah fleksi, abduksi, eksorotasi dan ekstensi.

c. Test Kebalikan Patrick, dilakukan dengan gerakan gabungan


dinamakan fleksi, abduksi, endorotasi dan ekstensi meregangkan
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

sendi sakroiliaka. Test kebalikan Patrick positif menunjukkan kepada


sumber nyeri disarkroiliaka.
6. Metode Back Exercise
Back exercise mempunyai manfaat untuk memperkuat otot-otot
perut dan otot-otot punggung sehingga tubuh dalam keadaan tegak secara
fisiologis. Back exercise yang dilakukan secara baik dan benar dalam
waktu yang relatif lama akan meningkatkan kekuatan otot secara aktif
sehingga disebut stabilisasi aktif. Peningkatan kekuatan otot juga
mempunyai efek peningkatan daya tahan tubuh terhadap perubahan
gerakan atau pembebanan secara statis dan dinamis.
Prinsip latihan pada penderita nyeri punggung bawah
muskuloskeletal, adalah bertujuan untuk :
a. Memperbaiki postur tubuh, mengurangi hiper lordosis lumbal.
b. Membiasakan diri untuk melakukan gerakan-gerakan yang sesuai
dengan mekanik tulang belakang
Teknik latihan yang sering dilakukan adalah menurut William
(William Flexion Exercise). Ada beberapa gerakan latihan dengan
menggunakan metode William (William Flexion), yaitu :
a. Gerakan 1
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian
menekankan punggung ke dasar lantai dengan cara mengkontraksikan
otot-otot perut, kontraksi otot perut dilakukan selama 5-8 hitungan (5-8
detik) dengan 4 kali pengulangan.

b. Gerakan 2
Posisi tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian
menekankan pantat ke dasar lantai dengan cara mengkontraksikan otot-
otot punggung bagian bawah, kontraksi otot punggung bagian bawah
dilakukan selama 5-8 hitungan (5-8 detik) dengan 4 kali pengulangan.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

c. Gerakan 3
Posisi tidur lerlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian
menarik lutut 1 per 1 hinga menekan dada disertai mengangkat kepala
hingga dagu menyentuh dada, setiap gerakan dilakukan dan ditahan selama
5-8 hitungan (5-8 detik) dengan 4 kali pengulangan.

b. Gerakan 4
Posisi tidur lerlentang dengan kedua lutut ditekuk, kemudian
menarik kedua lutut hinga menekan dada disertai mengangkat kepala
hingga dagu menyentuh dada, setiap gerakan dilakukan dan ditahan selama
5-8 hitungan (5-8 detik) dengan 4 kali pengulangan.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

c. Gerakan 5
Posisi tengkurap seperti posisi akan melakukan “Push-up” dengan
salah 1 lutut ditekuk hinga menempel dada, posisi kepala terangkat hingga
pandangan kedepan, otot-otot perut ditekan pada paha dengan
mengkontraksikan otot-otot punggung, setiap gerakan dilakukan dan
ditahan selama 5-8 hitungan (5-8 detik) dengan 4 kali pengulangan.

d. Gerakan 6
Posisi tubuh berdiri dengan bersandar pada tembok/dinding posisi
kaki 1 langkah kedepan, kemudian menekan punggung hingga rata dengan
dinding/tembok dengan mengkontraksikan otot-otot perut, setiap kontraksi
dilakukan dan ditahan selama 5-8 hitungan (5-8 detik) dengan 4 kali
pengulangan.
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

7. Gerakan-gerakan yang terdapat pada metode ini pada umumnya


mengakibatkan terjadinya penguluran dan kontraksi yang ringan pada otot-
otot punggung sehingga fleksibilitas otot-otot punggung dapat tercapai.
Metode ini sudah sering diaplikasikan kepada klien dengan keluhan nyeri
punggung bawah dan diharapkan secara administratif dan klinis dapat
mengurangi rasa nyeri pada bagian punggung bawah tersebut
Satuan Acara Penyuluhan Low Back Pain

DAFTAR PUSTAKA

Dachlan, Leo Muhammad. 2009. Pengaruh Back Exercise Pada Nyeri Punggung
Bawah (Studi Eksperimen Perbandingan dan Metode Latihan Punggung
Bawah di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta). Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Ikatan Keluarga Mahasiswa. 2006. Kumpulan Materi Pelatihan Kupas Tuntas
LBP dengan Intervensi Fisiologi Terkini. Poltekkes.
Praktiknya A.W. 2001 Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran &
Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
Sugijanto. 2001. Terapi Manipulasi pada Nyeri Pinggang : Jurnal Ikatan
Fisioterapi. Jakarata.
Waluyo, Imam dkk. 1994. Peningkatan Fleksibelitas Lumbal pada Nyeri
Punggung Bawah dengan Metode Terapi Latihan William dan Mc Kenzie
Suatu Studi Banding. Majalah Fisioterapi Indonesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai