Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KEGIATAN

PENCEGAHAN LOW BACK PAIN ( LBP ) PADA MASYARAKAT DESA


MANDALA JAYA, KECAMATAN BETARA, KABUPATEN TANJUNG
JABUNG BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

TAHUN 2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA PENYAKIT LOW BACK PAIN

a. Pokok Bahasan : Edukasi Pencegahan Low Back Pain ( LBP )


b. Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian Low Back Pain
2. Penyebab Low Back Pain
3. Tanda dan Gejala Low Back Pain
4. Penyebab dan Faktor resiko Low Back Pain
5. Cara Pencegahan Low Back Pain
c. Sasaran : Masyarakat Mandala Jaya
d. Waktu : 20.00 s/d selesai
e. Tempat : Rumah Warga Rt 042
f. Hari / Tanggal : Kamis, 09 Februari 2023
g. Tujuan Penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui dan
memahami mengenai penyakit Low Back Pain
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan bapak dan ibu mampu
mengetahui:
1. Apa yang dimaksud Low Back Pain
2. Penyebab Low Back Pain
3. Tanda dan Gejala Low Back Pain
4. Penyebab dan Faktor resiko Low Back Pain
5. Pencegahan Low Back Pain
c. Kegiatan Penyuluhan
NO Langkah – Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Sasaran
Langkah
1. Pendahuluan 10 1. Memberisalam - Menjawabsalam
Menit 2. Memperkenalkan diri - Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
4. Kontrak waktu memperhatikan
5. Memberikan sedikit - Mendengarkan
gambaran tentang informasi dan
6. Memberikan leaflet ke peserta memperhatikan
- Menyepakati
- Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Proses 20 1. Menjelaskan apa yang - Mendengarkan
Menit dimaksud dengan low back dan
pain memperhatikan
2. Menjelaskan penyebab low
back pain - Mendengarkan
3. Menjelaskan tanda dan gejala dan
low back pain memperhatikan

4. Menjelaskan pencegahan low


back pain

3. Evaluasi 5 Menit 1. Memberikan kesempatan - Mengajukan


kepada peserta untuk pertanyaan
bertanya.
2. Memberikan pertanyaan - Menjawab
secara lisan kepada peserta pertanyaan
secara bergantian
4. Penutup 5 Menit 1. Menyimpulkan hasil dari - Menerima leaflet
penyuluhan dan wawancara.
2. Mengucapkan salam - Mendengarkan
dan
memperhatikan.
- Menjawab
salam.
h. Metode Penyuluhan :
a. Ceramah
b. Diskusi / Tanya Jawab
i. Media dan Alat :
a. Leaflet
k. Materi
Memberikan edukasi dan menjelaskan materi mengenai
l. Kriteria Evaluasi
a. Prosedur : Pre test dan post test
b. Jenis test : Pertanyaan secara lisan
c. Butir soal : 4 soal
NO. Evaluasi Lisan Respons Audiens
1. Menjelaskan pengertian low back pain Paham dan mampu
menjawab pertanyaan
2. Menjelaskan penyebab low back pain Paham dan mampu
menjawab pertanyaan
3. Menjelaskan tanda dan gejala low back Paham dan mampu
pain menjawab pertanyaan
4. Menjelaskan pencegahan low back pain Paham dan mampu
menjawab pertanyaan

1. Lampiran 1 : Materi
A. Materi
a. Pengertian Low Back Pain
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan didaerah punggung
bawah. dapat merupakan nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler
atau keduanya. Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat berujuk
kedaerah lain atau sebaliknya yang berasal dari daerah lain dirasakan di
daerah punggung bawah/refered pain (Priyambodo, 2008).
Low Back Pain Myogenic adalah suatu pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan di daerah antara vertebra thorakal 12
sampai dengan bagian bawah pinggul atau lubang dubur yang timbul akibat
adanya potensi kerusakan ataupun adanya kerusakan jaringan antara lain:
dermis pembuluh darah, fasia, muskulus, tendon, cartilago. tulang.
ligament, intra artikuler meniscus, dan bursa (Saddam, Kosasih & Tika,
2012).
Low Back Pain myogenik berhubungan dengan stress/strain otot
punggung, tendon, ligament yang biasanya ada bila melakukan aktivitas
sehari-hari berlebihan. Nyeri bersifat tumpul, intensitas bervariasi
seringkali menjadi kronik, dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar
glutea. Nyeri ini tidak disertai dengan hipertensi, parestesi, kelemahan atau
defisit neorologis. Bila batuk atau bersin tidak menjalar ke tungkai
(Priyambodo, 2008).
Jadi, Low back pain merupakan suatu nyeri pada daerah punggang
bawah yang dihasilkan dari rangsangan fisik atau sikap tubuh yang buruk
(poor posture), merupakan suatu proses kumulatif yang menyebabkan
punggung bagian bawah di bawah tekanan mekanik yang berat yang
menyebabkan penurunan disabilitas dan keterbatasan gerak sendi
lumbosacral. Nyeri punggung bawah berhubungan dengan unsur miogenik
dengan stress atau strain otot punggung bawah, tendon, ligament yang
biasanya melakukan aktivitas sehari hari secara berlebihan. Nyeri barsifat
tumpul, intensitas bervariasi dan sering kali menjadi kronik. Nyeri ini tidak
disertai dengan. parestesi, kelemahan atau defisit neorologis, bila batuk
atau bersin tidak menjalar ke tungkai. Gangguan yang terjadi pada low
back pain yaitu nyeri tekan pada regio lumbal, spasme otot-otot punggung
bawah, sehingga dapat mengakibatkan ketidak seimbangan antara otot
abdominal dan paravertebrae, yang dapat mengakibatkan terjadinya
keterbatasan gerak. Adanya ketidak seimbangan tersebut akan
menyebabkan penurunan mobilitas lumbal akibat adanya nyeri, spasme,
dan ketidakseimbangan otot tersebut, sehingga aktivitas fungsional
terganggu, terutama aktivitas yang memerlukan gerak membungkuk dan
memutar badan.
b. Etiologi
Menurut Helmi (2012) Kebanyakan Low back pain disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor mekanik dan nonmekanik :
a. Faktor mekanik :
1) Degenerasi segmen diskus, misalnya osteoarthritis tulang
belakang atau stenosis tulang belakang :
2) Nyeri diskogenik tanpa gejala radikular,
3) Radikulopati struktural;
4) Fraktur vertebrae segmen atau osesus;
5) Spondilosis di sertai atau tanpa adanya stenosisi kanal spinalis:
6) Makro dan mikro ketidakstabilan spina atau ketidakstabilan
ligamen lumbosakral dan kelemahan otot;
7) Ketidak samaan panjang tungkai;
8) Lansia (perubahan struktur tulang belakang).

b. Faktor non mekanik :

1) Sindrom neurologis yaitu, mielopati atau mielitis struktural:


Pleksopati lumosaktal (regangan) lumbosakral akut; miopati spinal
segmental ataudistonia umum.
2) Gangguan sistemik yaitu, primer atau neoplasma metastasis;
infeksi oseus, diskus, atau epidural; penyakit metabolik tulang,
termasuk osteoporosis.
3) Nyeri kiriman (referred pain) yaitu, gangguan ginjal, gangguan
gastrointestinal, masalah pelvis, tumor retroperineal, aneurisma
abdominal; masalah psikosomatik.
c. Tanda Dan Gejala.
McKenzie (2008) mengemukakan tiga gejala utama yang termasuk
dalam kelompok low back pain :
a) Sindroma Postural biasanya dijumpai pada usia dibawah 30 tahun
terutama mereka yang pekerjaannya memerlukan posisi duduk dan
kurang berolah raga, nyerinya bersifat intermiten dan timbul
akibat deformasi jaringan lunak, ketika jaringan lunak sekitar
segmen lumbal dalam posisi teregang dalam waktu yang lama.
Terlihat dalam posisi duduk yang salah termasuk adanya forward
head ounded shoulders dan fleksi berlebihan dari punggung
bawah.
b) Sindroma Disfungsi biasanya dijumpai pada usia diatas 30 tahun,
kecuali jika disebabkan oleh trauma sering dijumpai adanya postur
yang buruk dalam jangka waktu lama (lebih dari 10 tahun) dan
berupa hasil akibat spondylosis, trauma, atau derangement.
Sindroma disfungsi adalah gejala kedua di mana terjadinya
adaptive shorthening dan hilangnya mobilitas yang menyebabkan
nyeri sebelum dapat mencapai gerakan akhir secara penuh. Pada
dasarnya. kondisi ini timbul karena gerakan yang dihasilkan tidak
cukup dilakukan pada saat pemendekan jaringan lunak
berlangsung. Disfungsi ini dinamakan berdasarkan gerakan yang
hilang atau dibatasi. Misalnya, disfungsi fleksi akan membatasi
kemampuan seorang individu untuk membungkuk ke depan di
daerah tulang belakang.
Sindroma Derangement biasanya dijumpai pada usia antara
20-55 tahun, pasien mempunyai sikap duduk yang salah.
Sindroma derangement adalah situasi di mana posisi istirahat yang
normal dari dua permukaan artikular vertebra yang berdekatan
terganggu sebagai akibat dari perubahan posisi cairan nukleus.
Perubahan dalam sendi akan mempengaruhi kemampuan
permukaan sendi untuk bergerak dalam jalur normal. Kondisi ini
menjadi menyakitkan ketika terjadi intrudes nuklues pada jaringan
lunak yang sensitif terhadap nyeri. Gejala cenderung
tersentralisasi dan akhirnya berkurang sebagai hasil dari relokasi
diskus dan deformitas jaringan sekitarnya berkurang (McKenzie
and May 2008).
Menurut McKenzie, low back pain ditandai dengan gejala sebagai
beriku :
1) Nyeri terjadi secara intermiten atau terputus-putus,
2) Sifat nyeri tajam atau mendadak, dipengaruhi oleh sikap
atau gerakan yang bisa meringankan ataupun memperberat
keluhan.
3) Membaik setelah istirahat dalam waktu yang cukup dan
memburuk setelah digunakan untuk beraktivitas.
4) Tidak ditemukan tanda-tanda radang seperti panas. warna
kemerah-merahan ataupun pembengkakan.
5) Terkadang nyeri menjalar ke pantat atau paha
6) Terkadang ada morning stiffness atau nyeri.
a) Nyeri terkadang bertambah hebat bila bergerak ekstensi,
side fleksi, rotasi, berdiri, berjalan atau duduk.
b) Nyeri berkurang bila berbaring terutama tengkurap
intrudes muklues pada jaringan lunak yang sensitif
terhadap nyeri. Gejala cenderung tersentralisasi dan
akhirnya berkurang sebagai hasil dari relokasi diskus dan
deformitas jaringan sekitarnya berkurang (McKenzie,
2008).
d. Patofisiologi
Struktur-struktur jaringan yang sering terlibat dalam nyeri
punggung bawah atau low back pain antara lain otot, tendon, diskus,
ligamen dan sendi pada vertebra lumbal sehingga struktur tersebut
sering mengalami inflamasi atau cidera pada kondisi dibawah tekanan
mekanik atau gerakan. Komponen struktural vertebra sangat sensitive
dan responsive terhadap stimuli nociceptive dalam hal ini nyeri seperti
pada peregangan ligamen, otot. fascia atau kapsul sendi secara terus
menerus yang dipengaruhi oleh beban mekanik baik secara statis
maupun dinamis. Nyeri terjadi jika saraf sensoris perifer, yang disebut
nociseptor terpicu oleh rangsang mekanik kimiawi maupun thermal
maka impuls nyeri akan dihantarkan ke serabut-serabut afferen cabang
spinal, dari medula spinalis impuls diteruskan ke otak melalui traktus
spinotalamikus kolateral. Selanjutnya akan memberikan respon
terhadap impuls saraf tersebut. Respon tersebut berupa upaya untuk
menghambat atau mensupresi nyeri dengan pengeluaran substansi
peptide endogen yang mempunyai sifat analgesik yaitu endorphin.
Disamping itu impuls nyeri yang mencapai medulla spinalis, akan
memicu respon reflek spinal segmental yang menyebabkan spasme
otot dan vasokonstriksi. Spasme otot yang terjadi disini adalah
merupakan suatu mekanisme proteksi, karena adanya spasme otot akan
membatasi gerakan sehingga dapat mencegah kerusakan lebih berat,
namun dengan adanya spasme otot, juga terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah yang menyebabkan ischemia. dan sekaligus menjadi
titik picu terjadinya nyeri (Meliala and Pinzon 2004).
Guyton and Hall (2006) penyebab nyeri lainnya adalah ischemia,
dimana ischemia dapat menyebabkan akumulasi asam laktat dengan
jumlah yang besar di dalam jaringan, yang terbentuk sebagai
konsekuensi dari metabolisme anaerobik. Kemungkinan juga adalah
keterlibatan unsur-unsur kimiawi lainnya seperti bradykinin dan enzim
proteolytic yang terbentuk di dalam jaringan karena adanya kerusakan
sel. Keterlibatan ke dua enzim dan akumulasi asam laktat di dalam
jaringan dapat merangsang ujung-ujung saraf nyeri (reseptor nyeri). Di
samping itu, muscle spasm juga penyebab umum dari nyeri. Nyeri
dapat berasal dari efek langsung dari muscle spasm yang merangsang
reseptor nyeri mechanosensitive,
tetapi dapat juga berasal dari efek tidak langsung dari muscle
spasm yang mengompresi pembuluh darah sehingga menyebabkan
ischemia. Hal ini akan menciptakan pelepasan substance kimiawi
penyebab nyeri. Adanya spasme otot menyebabkan ketidakseimbangan
otot abdominal dan paravertebrae, maka akan membatasi mobilitas
lumbal terutama untuk gerakan membungkuk (fleksi) dan memutar
(rotasi). Nyeri dan spasme otot seringkali membuat individu takut
menggunakan otot-otot punggungnya untuk melakukan gerakan
lumbal. selanjutnya akan menyebabkan perubahan fisiologi pada otot
tersebut yaitu berkurangnya massa otot dan penurunan kekuatan otot,
akhirnya menimbulkan gangguan aktivitas fungsionalnya.

Penyebab Spasme atau tightness merupakan manifestasi dari


reflex muscle guarding sebagai respon terhadap adanya stimulus nyeri.
Muscle spasm juga dapat terjadi sebagai respon terhadap perubahan
sirkulasi dan metabolik lokal yang terjadi ketika otot dalam keadaan
kontraksi yang terus menerus. Nyeri juga merupakan hasil dari adanya
perubahan lingkungan sirkulasi dan metabolik (Kisner and Colby,
2007). Pada kondisi low back pain, jaringan lunak yang sering
mengalami muscle spasm adalah otot paravertebralis lumbal.
McKenzie (2008). menjelaskan bahwa nyeri yang berasal dari
mechanical spine disebabkan olch deformasi mekanikal dari jaringan
yang terganggu secara struktural, di mana sebagian besar disfungsi
terjadi pada komponen artikular tetapi keterlibatan struktur kontraktil
tidak dapat diabaikan. Keadaan ini akan menyebabkan muscle
tension(spasme/tightness), scarring, adherence (perlengketan),
pemendekan adaptif atau kontraktur otot, atau perbaikan yang tidak
sempurna.
Konstruksi punggung yang unik memungkinkan terjadinya
fleksibilitas dan memberi perlindungan terhadap sumsum tulang
belakang. Otot-otot abdominal berperan pada aktivitas mengangkat
beban dan sarana pendukung tulang belakang. Obesitas, masalah
struktur, dan peregangan berlebihan pada sarana pendukung ini
menyebabkan back pain. Perubahan degenerasi diskus intervertebrae
akibat usia menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur
merupakan penyebab nyeri punggung biasa, L4-S1 mengalami stres
mekanis dan menekan sepanjang saraf tersebut. Keluhan Low back
pain dan keterbatasan aktivitas menimbulkan keluhan atau masalah
pada klien yang mengalami Low back pain (Muttaqin, 2011).

d. Faktor Resiko
Menurut Benynda (2016) Terdapat beberapa faktor resiko yang dapat
mempengaruhi timbulnya atau memperberat Low back pain yaitu :
a) Umur
Umumya keluhan sistem muskuloskeletal mulai dirasakan
pada usia kerja, yaitu 25-65 tahun. keluhan pertama biasanya
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Hal ini terjadi
karena pada umur setengah baya, kekuatan dan ketahan otot mulai
menurun sehingga resiko terjadinya keluhan otot meningkat.
Menurut Nurida (2016), menyatakan bahwa low back pain
myogenic dialami sejak saat masa remaja atau saat dewasa, yaitu
pada umur 25 tahun dan 55 tahun. Rentang umur tersebut
menunjukkan bahwa usia tersebut tergolong umur yang produktif.
Dimana justru pada umur produktif akan menunjukkan dampak
dikemudian hari apabila tidak mendapatkan penanganan secara
serius.
Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi
pada tulang dan keadaan ini mulai terjadi disaat seseorang berusia
30 tahun. Pada usia 30 tahun terjadi degenerasi yang berupa
kerusakan jaringan, penggantian jaringan menjadi jaringan parut,
pengurangan cairan. Hal tersebut menyebabkan stabilitas pada
tulang dan otot menjadi berkurang. Semakin tua seseorang,
semakin tinggi risiko orang tersebut tersebut mengalami
penurunan elastisitas pada tulang, yang menjadi pemicu timbulnya
gejala Low Back Pain Myogenic. Pada usia 35, kebanyakan orang
memiliki episode pertama mereka kembali sakit (Trimunggara
dalam nurida, 2010).
b) Jenis Kelamin
Walaupun masih ada perbedaan pendapat dari beberapa ahli
tentang pengaruh jenis kelamin terhadap resiko keluhan sistem
muskuloskeletal, namun beberapa hasil penelitian secara
signifikan menunjukkan bahwa jenis kelamin sangat
mempengaruhi tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi karena
secara fisiologis, kemampuan otot wanita memang lebih rendah
dari pada pria.
c) Status Antropometri
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko
timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi
penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat
memungkinkan terjadinya hack pain.
d) Faktor Pekerjaan
Faktor risiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan
otot rangka terutama adalah kerja fisik berat dan posisi atau sikap
tubuh selama bekerja, dan kerja statis.
e) Masa Kerja
Masa kerja merupakan sebuah faktor yang berkaitan dengan
lamanya seseorang bekerja di suatu tempat. Terkait dengan hal
tersebut, Low Back Pain merupakan penyakit kronis yang
membutuhkan waktu lama untuk berkembang dan bermanifestasi.
Jadi semakin lama waktu bekerja atau semakin lama seseorang
terpajan faktor risiko ini maka semakin besar pula risiko untuk
mengalami Low Back Pain (Andini, 2015). Penelitian yang
dilakukan oleh Umami, Hartanti, dan Dewi (2013) bahwa pekerja
yang paling banyak mengalami keluhan Low Back Pain adalah
pekerja yang memiliki masa kerja >10 tahun dibandingkan dengan
mereka dengan masa kerja < 5 tahun.

f) Posisi Duduk
Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong
atau paha dimana badan lebih atau kurang tegak. Sikap duduk
memerlukan lebih sedikit energi, karena hal ini dapat mengurangi
banyaknya beban otot statis pada kaki. Namun sikap duduk yang
keliru akan merupakan adanya masalah-masalah punggung.
Bekerja dengan sikap duduk yang salah akan menderita dibagian
punggungnya. Tekanan pada tulang belakang akan meningkat
pada saat duduk, di bandingkan pada saat berdiri atau berbaring
(Ahmad & Budiman, 2014).
Posisi duduk yang keliru merupakan penyebab adanya
masalah - masalah punggung khususnya Low back pain. Posisi
duduk dapat menyebabkan peregangan pada tulang punggung
sehingga timbulnya keluhan nyeri pada daerah punggung.
Tekanan pada bagian tulang belakang akan meningkat pada saat
duduk, dibandingkan pada saat berdiri ataupun berbaring.
Penelitian menunjukkan tekanan diskus lebih besar pada posisi
duduk tegak (140%) dibandingkan posisi berdiri (100%) dan
menjadi lebih besar lagi pada posisi duduk dengan badan
membungkuk ke depan (190%). Keadaan ini terjadi akibat
perubahan mekanisme pelvis dan sakrum selama perpindahan dari
berdiri ke duduk, yaitu: tepi atas pelvis berotasi ke belakang,
sakrum berputar menjadi tegak, kolumna vertebralis berubah dari
lordosis ke posisi lurus atau kofosis.
Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan pada diskus
(Ahmad & Budiman, 2014). Sikap kerja (duduk) yang tidak
ergonomis (tidak alamiah) selama bekerja menyebabkan nyeri
punggung bawah. Posisi duduk baik tegak maupun membungkuk
menyebabkan otot-otot erektor spine lebih sering berkontraksi
sehingga lebih cepat terjadi ketegangan yang berlebihan sehingga
menimbulkan Low back pain (Sari, Mogi & Angliadi. 2015;
Santosa, Widyadharma, & Purwata, 2016).
g) Lama Duduk
Kerja dengan duduk lama dalam posisi statis akan
menyebabkan kontraksi otot yang terus menerus serta
penyempitan pembuluh darah. Pada penyempitan pembuluh darah
aliran darah terhambat dan terjadi iskemia, jaringan kekurangan
oksigen dan nutrisi, sedangkan kontraksi otot yang lama akan
menyebabkan penumpukan asam laktat; kedua hal tersebut
menyebabkan nyeri atau tidak nyaman di area punggung bawah
(Sari, Mogi & Angliadi, 2015).
Terlalu lama duduk menyebabkan penambahan beban.
Penambahan beban yang bersifat kontinu mengakibatkan
gangguan dan bila terlalu lama tidak ditangani dengan benar dapat
menyebabkan kerusakan jaringan pada segmen vertebra, terutama
segmen vertebra lumbalis. Duduk lama. meningkatkan
kecenderungan berposisi duduk statis, yang mengakibatkan
oksigenasi ke diskus, ligamentum, otot- otot, dan jaringan lainnya
terganggu, sehingga timbul rasa nyeri atau tidak nyaman di area
punggung bawah (Pirade, Angliadi & Sengkey, 2013).
e. Pencegahan PRIMER,SEKUNDER, TERSIER
1. Pencegahan Primer
Pencegahan sebelum terjadinya LBP Pencegahan primer
mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan
cara mengurangi faktor-faktor resiko.Intervensi dilakukan jika
resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi
terjadi. Faktor faktornya :

1) Kasur empuk
Alas tidur yang terlalu empuk dan melengkung di bagian tengah
akan membuat struktur tulang berubah
2) Memakai sepatu hak tinggi.
Mengenakan sepatu dengan hak yang lebih tinggi dari 3-4 cm
tidaklah sehat. Sepatu hal tinggi mendorong berat tubuh ke arah
depan sehingga menambah tekanan pada punggung.
3) Memilintir pinggang
Semua gerakan yang melibatkan rotasi di bagian perut atas secara
berulang-ulang akan menyebabkan trauma mikro pada tulang
punggung bawah. Kerusakan ini akan berakumulasi dan beresiko
menyebabkan kerusakan di kemudian hari.
4) Duduk membungkuk
Duduk dengan punggung melengkung dalam waktu lama akan
menyebabkan tulang lumbal tidak tersangga dengan baik sehingga
tekanan pada diskus semakin besar.
5) Istirahatkan punggung
Duduk memberikan tekanan lebih banyak pada punggung dari
pada berdiri: apabila anda harus duduk di meja anda untuk waktu
yang lama atau anda harus menempuh perjalanan jauh dengan
pesawat, kereta api, atau mobil, sering-seringlah mengubah posisi
duduk dan memberi punggung Anda kesempatan beristirahat
dengan berdiri dan berjalan-jalan kira-kira setiap satu jam sekali.
6) Posisi tidur
Hindari tidur tengkurap. Posisi seperti ini membuat leher menjadi
panjang dan membuat tekanan pada persendian lebih besar. Yang
ideal adalah tidur menyamping dengan menggunakan bantal
sebagai penyangga di antara kedua kaki dan punggung. Bila Anda
lebih nyaman tidur terlentang, letakkan bantal di bawah lutut.
Mengangkat barang Saat mengangkat barang jaga punggung di
tetap lurus dan angkat beban sedekat mungkin dengan tubuh.
Angkat dengan otot tungkai besar,bukan dengan otot punggung.
2. Pencegahan Skunder
Pencegahan sekunder Pencegahan Meliputi berbagai tindakan
yang dimulai setelah ada gejala dari stressor. Pencegahan
sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor
resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-
tindakan yang tepat sesuai gejala Tujuannya adalah untuk
memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara
energi.
Faktor penyebab nyeri punggung :
a) Olahraga berat di akhir pecan Kurangnya aktivitas fisik
merupakan faktor risiko yang membuat seseorang lebih
rentan terkena nyeri punggung. Keadaan ini diperberat
dengan kebiasaan olahraga berlebihan hanya di akhir
pekan. Jika kita melakukan sesuatu yang berat setelah
sepanjang minggu lebih banyak beraktivitas pasif, kita
sangat beresiko mencederai diri. Olahraga high impact
yang dilakukan tanpa pemanasan untuk menguatkan batang
tubuh (core) akan membuat otot-otot tidak kuat
mendukung gerakan yang dilakukan. Karena itu disarankan
agar setidaknya kita melakukan latihan dasar untuk
penguatan batang tubuh 15 menit setiap hari serta
pemanasan agar batang tubuh dan otot-otot lebih siap
ketika kita berolahraga lebih intens di akhir pekan.

b) Menggendong anak
Menggendong anak di punggung, terlebih jika berat badan
anak cukup besar, akan menyebabkan tekanan yang besar
pada tulang punggung. Apalagi jika si anak banyak bergerak
c) Merokok
Merokok akan menyebabkan diskus memburuk dengan
cepat. Diskus atau bantalan tulang ini memiliki dinding
fibrosa di bagian luar yang melindungi gel di dalamnya.
d) Kurang tidur
Diskus tulang belakang tidak memiliki pembuluh darah
sehingga mereka tidak mendapat cukup nutrisi. Akibatnya
diskus lebih rentan retak dan dehidrasi. Usahakan untuk
tidur cukup minimal 7 jam setiap malam karena di malam
hari diskus akan terhidrasi kembali.terlalu lama, tetapi
dilakukan dalam tempo yang sedang dan tidak terlalu cepat.
3. Pencegahan tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan
kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan
utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor
untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat
mempertahankan energi.Faktor-faktornya nyeri punggung:
a) Karena osteoporosis
Pada usia lanjut,terutama pada kaum wanita,sering muncul
keluhan nyeri pinggang akibat ketuaan atau pengapuran tulang-
tulang belakang (osteoporosis). Rasa nyeri bersifat pegal atau
nyeri yang searah dengan jalur saraf yang keluar dari tulang
belakang. Pada nyeri ini sering juga di sertai dengan retaknya
tulang belakang (dapat di lihat dengan foto ronteng). Perawat
bisa di lakukan dengan pemberian obat anti sakit dan kalsium
atau suntikan Nandrolone decanoate. Akrih-akhir ini di anjurkan
pula suntikan calcitionin,suatu hormon yang menghambat
pengapuran tulang. Hormon ini juga memiliki sifat sebagai obat
anti sakit.
b) Terlalu lama berbaring
Berbaringan di tempat tidur selama beberapa hari sampai
beberapa minggu. Atau dengan tidur selama 1-2 jam setiap siang
hari.Hal tergantung dari berat ringanya penyakit. Umumnya
istirahat cukup di rumah dengan kasur agak keras yang dilandasi
papan,sudah mampu mengurangi rasa nyeri nya.
c) Hernia nukleus pulposus(HNP)
Perawatan pada nyeri ini adalah dengan istirahat berbaring
di tempat tidur selama 2-3 minggu. Terapi panas dengan
memakai handuk yang di rendam air panas,atau dengan botol
berisi air panas yang di bungkus handuk dan di tempelkan pada
pinggang. Juga pemberian obat obatan antik sakit dan traksi
pinggul.Traksi pinggul ini ditunjukan untuk mengendorkan otot-
otot yang tegang. (Sitorus Ronal H 1996).
e. Cara Mencegah
❖ Rutin melakukan aktivitas fisik 30 menit/ hari
❖ Mengangkat beban berat dengan posisi tubuh yang benar , dengan
lebih bertumpu pada kaki bukan pada punggung
❖ Menjaga postur tubuh yang baik, baik saat bekerja ataupun istirahat
❖ Mempertahankan BB ideal
❖ Berhenti merokok
2. Lampiran 2 : Leaflet
3. Lampiran 3 : Absensi
4. Lampiran 4 : Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai