Anda di halaman 1dari 39

BOOKLET

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI


KADER KESEHATAN REMAJA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM


TAHUN 2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyusun booklet Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kader
Kesehatan Remaja. Booklet ini disusun sebagai alat bantu yang dapat digunakan
petugas kesehatan untuk memberikan bekal materi kepada kader kesehatan remaja
dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya pada Posyandu Renaja. Booklet ini berisi
informasi dan pengetahuan tentang Pembentukan Posyandu Remaja dan informasi
tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, bahaya pernikahan dini, Pencegahan anemia
dan NAPZA.

Dalam penyusunan booklet ini kami banyak mendapat bantuan dan dukungan,
maka dari itu tak lupa kami ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang terlibat dalam penyusunan booklet ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik Kami menyadari bahwa booklet ini masih terdapat kekurangan untuk itu
kami mengharapkan masukan dan saran dari pakar maupun pelaksana teknis
dilapangan yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jambi, Februari 2023

Tim

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................................... 1
B Tujuan ................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................... 2.
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A Konsep Dasar Posyandu Remaja ........................................................ 3
B Pembentukan dan Pengorganisasian Posyandu Remaja ..................... 6
C. Jenis Kegiatan Posyandu Remaja........................................................ 9
D Penyelenggaraan Posyandu Remaja ................................................. 10
E Pembinaan Posyandu Remaja ........................................................... 13
F. Tingkat Perkembangan Posyandu Remaja......................................... 13
G. Materi KIE

1. Kesehatan Reproduksi ................................................................. 15


2. Pernikahan Dini ........................................................................... 21
3. Pencegahan Anemia .................................................................... 24
4. NAPZA ........................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan salah satu perkembangan manusia, masa peralihan atau
perubahan dari anak-anak kemasa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
psikologis dan sosial. Usia remaja dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada
usia 18-22 tahun. Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar dan cenderung ingin
mengeksplor dunia, seringkali hasrat untuk menjelajahi segala hal ini tidak dibarengi
dengan pertimbangan yang matang, terkadang tindakan-tindakannya beresiko tinggi
baik bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungan disekitarnya. Hal ini apabila tidak
diberi perhatian dan dibiarkan tanpa pengawasan, perbuatan beresiko ini dapat
menimbulkan kenakalan pada remaja. Banyak masalah yang timbul akibat
mengabaikan kesehatan reproduksi antara lain kehamilan tidak diinginkan (KTD),
aborsi, perkawinan dan pernikahan dini, IMS, HIV/AIDS. (Marmi 2013)
Perkembangan teknologi dan informasi juga dapat mempengaruhi perilaku
remaja ada yang menjurus ke arah positif ada juga ke hal yang negatif di berbagai kota
di Indonesia, sekitar 20-30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks,
Banyak remaja yang melakukan gaya hidup tidak sehat seperti perilaku seksual
sebelum menikah, merokok, menggunakan Narkoba, makan- makanan yang tidak
sehat, cara diet yang salah demi menjaga badan ideal. (Sari 2019)
Kompleknya permasalahan kesehatan pada remaja, memerlukan penananganan
yang komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan semua unsur dari lintas program
dan sektor terkait, ini diakibatkan tidak ada wadah remaja untuk mendapatkan
pengetahuan dan informasi terkait kesehatan. (Sulastri et al. 2019), karena remaja
merupakan calon penerus bangsa dimasa depan, mendapatkan hak dan kesempatan
sebanyak-banyaknya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, terjamin
kelangsungan hidupnya, bebas dari tindakan diskriminasi dan perlakuan yang sehat
termasuk terlindung dari berbagai masalah kesehatan.
Salah satu upaya yaitu pembentukan program yang mendukung tingkat
perkembangan masa remaja yang baik, yaitu dengan pembentukan kader remaja sehat
reproduksi yang melibatkan sekolah. Hal ini didukung oleh penelitian Ridwan (2016)

1
kegiatan pembentukan kader siswa remaja sehat ini berdampak positif dimana siswa
dapat menerangkan dengan benar tentang materi kesehatan yang telah diberikan
kepada teman sebaya. (Ridwan, M, dkk 2016)
Booklet ini merupakan paket edukasi yang akan berikan kepada siswa dan siswi
yang mengikuti kegiatan pembentukan kader remaja sehat, berisi materi atau informasi
tentang kesehatan reproduksi remaja, dengan harapan informasi yang terdapat
didalamnya dapat menambah pengetahuan siswa dan siswi, merubah sikap kearah hal-
hal yang positif serta bertindak atau melakukan hal positif dan sehat.

B. Tujuan
Tujuan disusunya booklet pembentukan kader kesehatan remaja adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan remaja, selain itu juga
dapat mengajak teman-temannya untuk berperilaku hidup sehat, agar tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan setingi-tingginya menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.

C. Manfaat

Manfaat dari pembentukan kader remaja dan dibuatnya materi-materi tentang


kesehatan. Remaja dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat,
dapat membina teman-temannya, berperan sebagai promotor dan motivator mengenai
kesehatan reproduksi remaja kepada teman sebaya dan lingkungannya.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Posyandu Remaja

1. Pengertian
1) Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Manusia (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memperdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.
2) Remaja menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 adalah
kelompok usia 10 tahun sampai 18 tahun.
3) Posyandu Remaja merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber
daya Masyarakat (UBKM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat termasuk remaja dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
4) Pelayanan Kesehatan remaja di posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
peduli remaja, mencakup upaya promotif dan preventif, meliputi: Pendidikan
Keterampilan Hidup Sehat (PHBS), Kesehatan reproduksi remaja, kesehatan
jiwa, dan penyalahgunaan NAPZA, Gizi, aktifitas fisik, pencegahan
kekerasan pada remaja.
5) Kader Kesehatan Remaja adalah remaja yang dipilih/secara sukarela
mengajukan diri dan dilatih untuk ikut melaksanakan upaya pelayanan
kesehatan remaja bagi diri sendiri, teman sebaya, keluarga serta masyarakat.

2. Tujuan
1) Tujuan umum
Mendekatkan akses dan menghilangkan cakupan layanan kesehatan bagi
remaja.

3
2) Tujuan Khsuus
a. Meningkatkan peran remaja dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
posyandu remaja.
b. Meningkatkan Keterampilan Hidup Sehat (PKBS)
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja.
d. Mempercepat upaya perbaikan gizi remaja.
e. Mendorong remaja untuk melakukan aktifitas fisik.
f. Melakukan deteksi dini dan pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
g. Meningkatkan kesadaran remaja dalam pencegahan kekerasan.

3. Sasaran
1) Sasaran kegiatan Posyandu Remaja
Remaja usia 10 -18 tahun, laki-laki dan perempuan dengan tidak memandang
status pendidikan dan perkawinan termasuk remaja dengan disabilitas.
2) Sasaran Petunjuk Pelaksanaan
a. Petugas kesehatan
b. Pemerinta desa/kelurahan, Tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya.
c. Pengelola program remaja.
d. Keluarga dan masyarakat.
e. Kader kesehatan remaja.

4. Fungsi Posyandu Remaja


1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan
hidup sehat remaja.
2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan yang mencakup
upaya promotif dan preventif meliputi: PKHS, kesehatan reproduksi remaja,
pencegahan penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan penyakit
tidak menular (PTM) dan pencegahan kekerasan pada remaja.
3) Sebagai surveilance dan pemantauan kesehatan remaja di wilayah sekitar.

4
5. Manfaat Kegiatan Posyandu Remaja
1) Bagi Remaja
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang meliputi: Kesehatan
reproduksi remaja, masalah kesehatan jiwa dan pencegahan
penyalahgunaan NAPZA, gizi, aktifitas fisik, pencegahan penyakit tidak
menular (PTM). Pencegahan kekerasan pada remaja.
b. Mempersiapkan remaja untuk memiliki keterampilan Hisup Sehat melalui
PKHS.
c. Aktualisasi diri dalam kegiatan peningkatan derajat kesehatan remaja.
2) Petugas Kesehatan
a. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat terutama
remaja.
b. Membantu remaja dalam memecahkan masalah kesehatan spesifik sesuai
dengan keluhan yang dialaminya.
3) Pemerintah desa/kelurahan, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi
kemasyarakatan lainnya.
Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok, fungsi (tupoksi) masing- masing sektor.
4) Keluarga dan masyarakat
1) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2) Membantu keluarga dan masyarakat dalam membentuk anak yang
memeiliki keterampilan hidup sehat.
3) Membantu keluarga dan amsyarakat dalam membentuk anak yang
memiliki keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh
dan berkembang secara harmonis dan optimal enjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.

6. Lokasi
Posyandu remaja berada di setiap desa/kelurahan, tempat pelaksanaan kegiatan
posyandu remaja disesuaikan dengan kondisi Daerah. Setiap posyandu remaja
beranggotakan maksimal 50 remaja, jika dalam suatu wilayah memiliki remaja
lebih dari 50 kaka dapat emndirikan posyandu remaja lainnya.

5
B. Pembentukan Dan Pengorganisasian Posyandu Remaja
1. Pembentukan
Posyandu remaja dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan
untuk mendekatkan pelayanan kesehatan untuk remaja. Pengorganisasian.
Pembentukan posyandu Reamaja bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Berikut
langkah-langkah pembentukan Posyandu Remaja:
1) Pendekatan Internal
Pendekatan internal bertujuan untuk mempersiapkan petugas kesehatan
agar bersedia dan memiliki kemampuan mengelola serta membina
Posyandu. Pimpinan Puskesmas harus memberikan motivasi dan
keterampilan kepada para petugas, sehingga mampu bekerja bersama
untuk kepentingan masyarakat. Diperlukan orientasi/sosialisasi/pelatihan
dengan melibatkan seluruh Petugas Puskesmas.
2) Pendekatan eksternal
Pendekatan eksternal bertujuan untuk mempersiapkan masyarakat dan
pemangku kepentingan khususnya komunitas remaja dan Tokoh
masyarakat, agar dapat mendukung penyelenggaraan Posyandu Remaja.
Pendekatan dengan tokoh masyarakat daerah setempat. Dukungan yang
diharapkan adalah dukungan moril, finansial dan material seperti:
Kesepakatan/persetujuan tentang dana, tempat penyelenggaraan atau
peralatan Posyandu remaja.
3) Survei Mawas Diri (SMD)
Survei Mawas Diri (SMD) bertujuan untuk menimbulkan rasa memiliki
masyarakat melalui temuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensial
yang dimiliki. SMD dilakukan oleh masyarakat dibantu oleh petugas
Puskesmas, aparat pemerintah desa/kelurahan. SMD dilakukan satu kali
pada awal pembentukan Posyandu Remaja. Perlunya pemilihan dan
pelatihan bagi anggota masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD.
4) Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang mendukung
pembentukan Posyandu. Peserta MMD adalah anggota masyarakat

6
setempat. Materi pembahasan adalah hasil SMD serta data kesehatan
lainnya yang mendukung. Hasil yang diharapkan dari MMD adalah
ditetapkan daftar urutan masalah prioritas dan upaya kesehatan yang akan
dilakukan, disesuaikan dengan kegiatan utama Posyandu Remaja.
5) Pembentukan dan Pemantauan kegiatan Posyandu Remaja dilakukan
dengan kegiatan sebagai berikut:
a. Pembentukan Posyandu Remaja dilakukan melalui MMD
berdasarkan SMD.
b. Pemilihan pengurus dan kader Posyandu Remaja.
Pemilihan pengurus dan kader Posyandu Remaja dilakukan melalui
pertemuan khusus dengan melibatkan komunitas remaja setempat
serta mengundang tokoh masyarakat. Undangan dipersiapkan oleh
Puskesmas dan di tanda tangani oleh Kepala Desa/Lurah. Pemilihan
dilakukan secara musyawarah Mufakat sesuai dengan kriteria yang
berlaku.
c. Orientasi Pengurus dan Pelatihan Kader Posyandu Remaja.
Pengurus dan kader Posyandu diberikan sosialisasi dan
Orientasi/pelatihan yang diadakan oleh Puskesmas sesuai dengan
pedoman yang berlaku. Pembuatan rencana kerja lengkap dengan
waktu, tempat penyelenggaraan, pelaksana dan pembagian tugas,
serta sarana dan Prasarana yang diperlukan.
d. Posyandu Remaja
Pembentukan Pengurus dan Kader Posyandu dilanjutkan dengan
peresmian Posyandu remaja dipimpin oleh pimpinan daerah, tokoh
serta anggota masyarakat setempat.
e. Penyelenggaraan dan Pemantauan kegiatan Posyandu Remaja.
Penyelenggarana posyandu remaja sesuai pedoman yang berlaku.
Pemantauan pelaksanaan Posyandu dilakukan secara berkala oleh
Puskesmas dan hasil monitoring dan evaluasi digunakan sebagai
amsukan untuk perencanaan dan pengembangan Posyandu Remaja
secara Lintas Sektoral.

7
2. Pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Struktur organisasi Posyandu Remaja ditetapkan oleh Musyawarah
masyarakat Desa (MMD) pada saat pembentukan Posyandu remaja.
Struktur organisasi dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi.
Minimal terdiri dari Pembina, Ketua, Wakil ketua, Sekretaris, bendahara
serta anggota (kader Kesehatan remaja dan seluruh remaja di wilayah
setempat).
2) Pengelola Posyandu
Pengelola Posyandu Remaja adalah unsur masyarakat lembaga
kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, lembaga mitra Pemerintah, dan Dunia Usaha yang bersedia.
3) Kader Posyandu Remaja
Kader Posyandu Remaja merupakan bagian dari kader Kesehatan Remaja.:
a. Remaja usi 10-18 Tahun
b. Berjiwa kreatif, inovatif dan komitmen
c. Mau secara sukarela menjadi kader.
d. Berdomisili di wilayah Posyandu Remaja berada.
3. Tugas dan tanggungjawab para Pelaksana.
1) Kader Posyandu Remaja
a. Sebelum hari pelaksanaan Posyandu remaja
▪ Memberikan informasi pelaksanaan kegiatan.
▪ Mempersiapkan tempat pelaksanaan Posyandu Remaja sesuai
kesepakatan.
▪ Mempersiapkan sarana dan media KIE
▪ Melakukan pembagian Tugas antar kader Posyandu Remaja
▪ Berkoordinasi dengan Petugas kesehatan dan Petugas terkait.
b. Pada Hari pelaksanaan
▪ Melaksanakan kegiatan Posyandu Remaja mengacu pada sistem 5
(lima) langkah
▪ Malakukan pencatatan dan pembahasan hasil kegiatan serta
merencanakan rencana Tindak lanjut.

8
c. Diluar hari Pelaksnaan Posyandu Remaja
Pendampingan pada remaja yang harus dirujuk ke fasilitas kesehatan.
2) Petugas Puskesmas
a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu Remaja.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan remaja.
c. Melaporkan hasil kepada Puskesmas serta menyusun rencana kerja dan
melaksanakan uaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan.
d. Melakukan deteksi dini terhadap maslaah kesehatan pada remaja.
3) Pemangku kepentingan
a. Camat, selaku penaggung jawab kelompok kerja (POKJANAL)
b. Lurah/kepala Desa selaku penanggungjawab Pokja Posyandu Remaja
desa/kelurahan
4) Instansi /Lembaga terkait
5) Kelompok Kerja (Pokja)Posyandu
6) Tim Penggerak PKK
7) Tokoh masyarakat
8) Organisasi kemasyarakatan/LSM
9) Swasta/Dunia Usaha

4. Integrasi Kegiatan
a. Posbindu PTM
b. Kelompok Kader Kesehatan Remaja (KKR)
c. Kelompok keagamaan

5. Pembiayaan Posyandu Remaja


Sumber-sumber pembiayaan Posyandu Remaja dapat berasal dari APBN,
APBD Provinsi, APBD Kab/Kota dan sumber dana lainnya.

C. Jenis Kegiatan Posyandu Remaja


1. Kegiatan Utama
Kegiatan utama pelaksanaan Posyandu sebagai berikut:
1) Pendidikan keterampilan Hidup Sehat (PKHS).

9
2) Kesehatan Reproduksi Remaja
3) Masalah kesehatan jiwa dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA.
4) Gizi
5) Aktivitas Fisik remaja
6) Penyakit Tidak menular (PTM)
7) Pencegahan Kekerasan pada Remaja
8) Penyuluhan lain terkait isu kesehatan lain
2. Kegiatan Pengembangan atau Tambahan
Kegiatan pengembangan dilakukan apabila masyarakat diwilayah tersebut
merasa ada amsalah kesehatan diluar kegiatan utama. Penetapan kegiatan
harus mendapat dukungan dari seluruh masyarakat dan disepakati di forum
MMD. Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan:
1) Bina Keluarga Remaja
2) Pemilihan duta keshatan remaja
3) Kampanye kesehaan diluar kegiatan rutin Posyandu Remaja.
4) Pelatihan Kewirausahaan
5) Perayaan hari besar nasional.
6) Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha.

D. Penyelenggaraan Posyandu Remaja


1. Langkah-Langkah pelaksanaan Posyandu Remaja
Posyandu remaja diselenggarakan dan digerakan oleh akder Posyandu Remaja
dengan Bimbingan teknis dari Puskesmas dan sektor terkait: Penyelenggaraan
Posyandu Remaja minimal jumlah kader 5 (lima) orang untuk memenuhi 5
langkah kegiatan yang diselenggarakan. Langkah- langkah yang dilaksanakan
pada Posyandu Remaja sebagai berikut:

10
Tabel 1. Langkah-Langkah pelaksanaan Posyandu Remaja
Langkah Kegiatan Pelaksana
Pertama Pendaftaran Kader
1. Pengisian daftar hadir
2. Untuk kunjungan pertama kali, remaja
mengisi formulir data diri dan pengisian
form atau kuesioner kecerdasan.
Kedua Pengukuran Kader didampingi
1. Penimbangan Berat Badan (BB) petugas kesehatan
2. Pengukuran tinggi Badan (TB)
3. Pengukuran Tekanan darah (TD)
4. Lingkar lengan Atas (LILA) dan lingkar
perut
5. Pengecekan anemia untuk remaja putri
secara klinis, apabila ada tanda klinis
anemia dirujuk ke fasilitas kesehatan
Ketiga Pencatatan Kader
Kader melakukan pencatatan hasil
pengukuran kedalam buku register dan
buku pemantauan kesehatan remaja.
Keempat Pelayanan kesehatan Kader didampingi
pelayanan kesehatan diberikan sesuai petugas kesehatan
dengan permaslaahan anatara lain.
1. Konseling sesuai permaslaahan yang
dialami remaja dapat menggunakan
anamnesis.
2. Pemberian tablet tambah darah atau
vitamin.
3. Memberikan konseling atau menjelaskan
hasil pengisian kuesioner kecerdasan.
4. Merujuk remaja kefasilitas kesehatan
jika diperlukan.
Kelima KIE Kader/Petugas
Kegiatan dilakukan secara bersama-sama kesehatan
seperti:
1. Kegiatan penyuluhan pemutaran film
bedah buku, dll
2. Pengembangan keterampilan (soft file)
seperti keterampilan membuat
kerajinan tangan, keterampilan
berwirausaha dan lain sebagainya.
3. Senam atau peregangan.

11
2. Waktu penyelenggaraan
Posyandu remaja dilaksanakan sekali setiap bulan. Hari dan Waktu
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil kesepakatan, dapat juga
diintegrasikan dengan penyelenggaraan Posbindu, PPKS (Pusat pelayanan
Keluarga Sejahtera) pertemuan karang taruna atau kegiatan remaja lainnya.
3. Tempat penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan Posyandu remaja sebaiknya berada pada tempat yang
mudah dijangkau oleh remaja.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana yang diperlukan untuk kegiatan Posyandu remaja adalah tempat
pelaksanaan kegiatan. Prasarana yang diperlukan anatara lain:
1) Timbangan BB
2) Microtolse
3) Alat ukur LILA/Pita LILA
4) Meteran
5) Alat ukur tekanan darah
6) Buku register Posyandu Remaja
7) Buku Rapor kesehatanku/Buku pemantauan kesehatan Remaja
8) Media KIE (Cetak dan Elektronik)
9) Set PKPR/Promosi kesehatan.
5. Pencatatan dan pelaporan
1) Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh kader segera setelah kegiatan dilaksanakan.
Pencatatan dapat dilakukan dengan menggunakan format baku sesuai
dengan program kesehatan, sistem informasi Posyandu(SIP) atau sistem
informasi manajemen (SIM):
a. Register data remaja yang terdaftar di Posyandu Remaja
b. Buku pemantauan kesehatan remaja
c. Buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan oleh Posyandu
Remaja
d. Buku Catatan Konseling
e. Buku Pengelolaan Keuangan
f. Buku Inventaris sarana dan media KIE

12
2) Pelaporan
Pelaporan kegiatan Posyandu Remaja dilaporkan ke Desa dan pengelola
Program Kesehatan.

E. Pembinaan Posyandu Remaja


1. Bentuk pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan melalui:
1) Sosialisasi
2) Rapat Koordinasi
3) Konsultasi
4) Workshop
5) Lomba
6) Penghargaan
7) Orientasi dan pelatihan.
2. Monitoring dan Evaluasi
1) Monitoring
Monitoring adalah suau kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengawasan atau pengendalian program Posyandu Remaja, agar program
tersebut sesuai dengan kebutuhan, maka umpan balik dari lapangan sangat
diperlukan. Monitoring dilakukan secara terus menerus, baik pada tahap
perencanaan program maupun proses pelaksanaan guna penyempurnaan
lebih lanjut.
2) Evaluasi
Evaluasi adalah salah satu kegiatan pembinaan melalui proses pengukuran
hasil yang dicapai dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan
sebagai bahan penyempurnaan perencanaan dan pelaksanaan Posyandu
Remaja.

F. Tingkat Perkembangan Posyandu Remaja


Perkembangan dan pembinaan masing-masing Posyandu Remaja tidak sama.
Berikut tingkat perkembangan Posyandu Remaja:

13
1. Posyandu Remaja Pratama
Posyandu Remaja yang belum mantap
2. Posyandu Remaja Madya
Posyandu remaja madya adalah posyandu remaja yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan 8-9 kali pertahun, dengan jumah kader lima atau lebih,
tetapi cakupan kegaiatan utama masih rendah atau kurang dari 50%.
3. Posyandu Remaja Purnama
Posyandu remaja purnama adalah Posyandu remaja yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan 10-11 kali pertahun dengan jumlah kader lima atau
lebih cakupan kegiatan utama lebih dari 50% dan mampu menyelenggarakan
program tambahan.
4. Posyandu Remaja Mandiri
Posyandu remaja mandiri adalah Posyandu Remaja yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan 12 kali perahun, dengan jumlah kader lima atau lebih.
Cakupan kegiatan utama lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program
tambahan serta memiliki sumber pendanaan secara swadaya.

G. Indikator tingkat perkembangan Posyandu remaja

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri


1 Frekuensi pelaksanaan Kurang dari 8-9 kali 10-11 kali 12 kali
Kegiatan Posyandu delapan kali dalam dalam dalam
dalam setahun setahun setahun setahun
2 Jumlah Kader Kurang dari Labih dari Labih dari Labih dari
Posyandu Remaja lima atau sama atau sama atau sama
dengan lima. dengan lima. dengan
lima.
3 Pencapaian Kurang dari Kurang dari Lebih dari Lebih dari
pelaksanaan pemberian 50% 50% atau sama atau sama
KIE dalam setahun dengan 50% dengan
sesuai jadwal 50%
4 Program tambahan Tidak ada Tidak ada Ada Ada

5 Cakupan dana swadaya Tidak ada Tidak ada Tidak ada ada

14
MATERI 1
KESEHATAN REPRODUKSI

1. Apa itu Kesehatan Reproduksi

Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan sosial dan
bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan disegala hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsi maupun proses itu sendiri.

2. Masalah Kesehatan Remaja

1) Fisik : Gangguan pertumbuhan linier, Masalah gizi (anemia, Obesitas)Pubertas


terlambat dan pubertas dini, Jerawat, Penglihatan-Pendengaran, kelainan
ortopedi
2) Perilaku : Pemakaian narkotik dan zat adiktif lain, Merokok, Kecelakaan,
Hubungan seksual Pra Nikah, Kawin Muda, Aborsi, Infeksi Menular seksual,
Mental
3) Mental : Depresi, Bunuh diri, masalah belajar, Gay, lesbian, biseksual

3. Pubertas

1) Pubertas: Masa tubuh berubah dari anak- anak ke dewasa

2) Kapan Pubertas?

15
3) Kenapa Pubertas
▪ Kenapa Bisa? Karena perubahan kerja hormon, pada laki-laki : Testosteron,
pada perempuan: Estrogen dan Progesteron
▪ Pengaruh Hormon Estrogen dan Progesteron pada Perempuan
a. Pengaruh Hormon Estrogen
➢ Menyebabkan sifat kewanitaan setelah remaja
➢ Merangsang pertumbuhan saluran telur, rongga rahim dan vagina
serta organ seksual sekunder lainnya
➢ Membuat dinding rahim ,enebal, produksi cairan vagina bertambah
➢ Mengakibatkan tertimbunnya lemak dipanggul
➢ Memperlambat pertumbuhan tubuh
b. Pengaruh Hormon Progesteron
➢ Kulit dan rambut mulai berminyak
➢ Keringat bertambah banyak
➢ Lengan dan Tungkai kaki bertambah panjang
➢ Tangan dan kaki bertambah besar
➢ Tulang wajah mulai memanjang dan memebsar
➢ Panggul berkembang lebih besar, vagina mengeluarkan cairan
➢ Berperan pada proses menstruasi

4) Apa yang terjadi


1. Perubahan Fisik
1) Perubahan Fisik perempuan
➢ Payudara membesar
➢ Panggul melebar
➢ Rambut diketiak dan sekitar vagina
➢ Menstruasi

2) Perubahan Fisik laki-laki


➢ Suara membesar

16
➢ Tumbuh jakun
➢ Penis dan buah zakar membesar
➢ Rambut di ketiak, Atas bibir (kumis), bawah bibir (janggut) dan
sekitar penis

➢ Mimpi basah

➢ Menegangnya alat kelamin pada saat-saat tertentu

2. Perubahan Psikologis
➢ Sensitif
➢ Mudah tersinggung
➢ Mudah marah
➢ Irasional
➢ Stress
➢ Takut
➢ Ingin mandiri
➢ Ekspresif
➢ Selalu ingin tahu

4. Organ Reproduksi

1) Organ/Alat Reproduksi Perempuan

17
2) Organ/Alat Reproduksi Laki-laki

5. Obrolan Seputar Seksualitas

1) Onani
Merangsang dengan menyentuh/meraba organ seks sendiri
2) Keperawanan
Keadaan belum pernah melakukan hubungan seksual: masuknya penis
kedalam vagina, konsep keperawanna berlaku untuk laki-laki dan perempuan
3) Mimpi Basah
▪ Keluarnya cairan sperma ketika tidur
▪ Proses: Testis memproduksi sperma setiap hari, sperma di tampung, saat
penuh terjadi ejakulasi ( tidak sadar : Mimpi basah) sengaja: Mastrubasi
4) Menstruasi
▪ Proses pelepasan darah dan cairan encer dari uterus melalui vagina
▪ Proses
a) Penebalan diding rahim

18
b) Pelepasan sel telur yang matang menunggu untuk dibuahi

c) Bila tidak dibuahi, dinding rahim dan sel telur akan luruh

5) Kehamilan
▪ Akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan pada usia subur
▪ Diawali dengan pertemuan sperma dan ovum dalam tuba/saluran telur
▪ Berkemabang di dalam rahim sampai akhirnya dilahirkan sebagai bayi

6. Hubungan Seksualitas Pra Nikah

1) Kehilangan keperawanan/keperjakaan
2) Tertular penyakit menular seksual
3) Hubungan seksual yang dimulai sejak dini (usia remaja) merupakan faktor
resiko terjadinya kanker leher rahim
4) Kehamilan tidak diinginkan (KTD)→ memicu terjadinya pengguguran
kandungan (aborsi), aborsi tidak aman beresiko tinggi, menyebabkan:
➢ Kerusakan rahim
➢ Infeksi rahim
➢ Infertiitas
➢ Perdarahan
➢ Komplikasi
➢ Kematian
5) Bagi Keluarga
1) Menimbulkan aib keluarga
2) Menambah beban Ekonomi keluarga
3) Pengaruh kejiwaan bagi anak yang terlahir

19
6) Bagi Masyarakat
1) Meningkatnya remaja putus sekolah kualitas SDM menurun
2) Meningkatnya kematian ibu dan bayi, Derajat kesehatan emnurun
3) Menambah beban ekonomi masyarakat, derajat kesejahteraan menurun

JIKA BELUM SIAP “ HINDARI SEGALA SESUATU YANG DAPAT


MERANGSANG TIMBULNYA NAFSU BIRAHI, KARENA NAFSU BIRAHI INI
DIALAMI OLEH REMAJA YANG SEHAT, KEGAGAGLAN
MENGENDALIKAN NAFSU BIRAHI DAPAT BERAKIBAT KEHAMILAN

7. Pacaran

1) Tujuan Pacaran
a. Pacaran sebagai hiburan
b. Pacaran merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi
c. Pacaran meningkatkan status
d. Pacaran untuk mengenal dan mencari keserasian dengan lawan jenis
e. Pacaran sebagai langkah awal untuk mencari jodoh dan mendapatkan
pasangan hidup
2) Pacaran Sehat
a. Sehat Fisik
Tidak ada kekerasan, tidak ada pmaksaan
b. Sehat Sosial
Tidak melanggar norma-norma sosial, tetap berhubungan baik dengan
teman yang lain
c. Sehat Emosional
Saling mengerti, terbuka, mengungkapkan dan mengendalikan emosi
dengan baik
d. Sehat Seksual
Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama

20
MATERI -2
PERNIKAHAN DINI

1.
Apa itu pernikahan Dini

Pernikahan dini adalah akad nikah yang dilangsungkan pada usia dibawah
kesesuaian aturan yang berlaku. Undang-undang nomor 16 Tahun 2019 tentang
perubahan atas undang-undang Nomor I tahun 1974 tentang perkawinan
menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita
sudah mencapai umur 19 tahun.

2.
Alasan Melakukan Pernikahan Dini

1) Adanya keinginan untuk hidup bersama dan membangun rumah tangga


diusia muda tanpa paksaan
2) Adanya anggapan bahwa sebaiknya pasangan tidak perlu melewati proses
pacaran tapi langsung
3) menikah serta adanya keinginan untuk menghindari perbuatan yang dilarang
norma

4) Terlanjur hamil diluar nikah padahal masih status besekolah


5) Adanya stigma sosial pada kelompok masyarakat tertentu yang beranggapan
bahwa menikah setelah melewati masa pubertas adalah aib dan menajdi
alasan dilakukannya perkawinan usia remaja
6) Motif ekonomi juga menjadi alasan orangtua menyetujui perkawinan usia
remaja dengan harapan tercapainya keamanan sosial dan finansial

3.
Masalah Remaja

1) 1 dari 4 penduduk Indonesia adalah remaja


2) 10 - 20 tahun ke depan remaja adala bonus bagi demografi

21
Indonesia
3) Ditangan remaja tersimpan tanggung jawab besar untuk dirinya,
keluarganya, dan negara
4) Godaan dan Tantangan di hadapan

4.
Faktor Penyebab Pernikahan Dini

1) Faktor pendidikan
2) Faktor Ekonomi
3) Factor Budaya
4) Faktor MBA (Marriaged By Accident)

5.
Dampak Pernikahan Dini

Pernikahan dini dapat menyebabkan beberapa dampak antara lain:


1) Dampak terhadap kesehatan Jasmani
Kondisi rahim wanita yang masih terlalu dini dapat menyebabkan kandungan
lemah dan sel telur masih belum sempurna sehingga kemungkinan anak akan
lahir secara prematur maupun cacat.
2) Dampak Terhadap psikologis
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai adanya gejolak emosi yang
tidak stabil dan juga dikenal sebagai masa pencarian jati diri , kondisi jiwa

22
yang tidak stabil akan berpengaruh pada hubungan suami istri, akan banyak
konflik yang terjadi dan mengakibatkan perceraian jika masing-masing
individu tidak dapat mengendalikan diri.
3) Dampak terhadap perkembangan anak
Dari emosi yang tidak stabil akan berpengaruh pada pola asuh orang tua pada
anaknya, padahal dalam perkembangannya anak membutuhkan lingkungan
keluarga yang tenang, penuh harmonis, serta stabil sehingga anak merasa
aman dan berkembang secara optmal.
4) Dampak terhadap sikap masyarakat
Memutuskan untuk menikah berarti harus siap dengan mengalami perubahan
dari segi sosial akibat adanya hak dan kewajiban sebagai istri atau suami dan
ibu atau ayah. Hal ini jelas memiliki beban atau tanggung jawab yang tidak
ringan dalam masyarakat.

23
MATERI -3
PENCEGAHAN ANEMIA

1.
Apa itu Anemia
1.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam


darah kurang dari 12 g/dL untuk anak usia sekolah. dan wanita dewasa.
Anemia di masyarakat juga dikenal sebagai kurang darah

1.
Penyebab
2.

Penyebab anemia adalah ketidakseimbangan antara konsumsi bahan makanan


sumber zat besi yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat
besi. Selain konsumsi zat besi yang kurang dari kebutuhan, anemia juga dapat
disebabkan oleh karena meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi misalnya
masa menstruasi, masa tumbuh kembang remaja, ibu hami, akibat penyakit kronis
seperti TBC, Infeksi dan lain lain. Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali pada
remaja yang menderita anemia gizi besi dikenal dengan 5 L yaitu: Letih. Lemah,
lesu, lelah, lunglai. Selain itu sering disertai dengan keluhan pusing dan mata
berkunang-kunang.

1.
Gejala
3.

Gejala yang sering ditemui pada penderita anemia adalah


1) 5 L ( Lesu, letih, lemah, lelah, dan lalai) disertai sakit kepala dan pusing
2) Mata berkunang-kunang
3) Mudah mengantuk
4) Cepat lelah serta sulit konsentrasi
5) Secara klinis penderita anemia ditandai dengan pucat pada muka, kelopak
mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.

24
4.
Mengapa Remaja Putri Dan WUS Lebih Rentan Menderita Anemia

Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS) lebih muda menderita anemia
karena:
1) Remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan
pesat sehingga kebutuhan zat besi juga meningkat untuk meningkatkan
pertumbuhannya
2) Remaja putri seringkali melakukan diet yang keliru yang bertujuan untuk
menurunkan berat badan, diantaranya mengurangi asupan protein hewani
yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin darah
3) Remaja putri dan WUS yang mengalami haid akan kehilangan darah setiap
bulan sehingga membutuhkan zat besi dua kali lipat saat haid. Remaja
putri dan Wus terkadang mengalami gangguan haid yang lebih panjang
dari biasanya atau darah haid yang keluar lebih banyak dari biasanya.

5.
Dampak

Anemia dapat menyebbakan berbagai dampak buruk pada remaja putri dan WUS
diantaranya:
1. Menurunnya daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah terkena
penyakit infeksi
2. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berfikir karena kurangnya oksigen
ke sel otot dan sel otak
3. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja

25
6.
Pencegahan

Upaya pencegahan dan penangguangan anemia dilakukan dengan memberikan


asupan zat besi yang cukup kedalam tubuh untuk meningkatkan pembentukan
hemoglobin, upaya yang dpaat dilakukan adalah
1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
2. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
3. Suplementasi zat besi

26
MATERI -4
BAHAYA MEROKOK

1. Apa yang dimaksud dengan ROKOK

Rokok adalah hasil olahan tembakau, termasuk ceruty atau bentuk lainnya

2. Apa itu Rokok Elektronik???

Suatu alat yang berfungsi seperti rokok namun tidak menggunakan ataupun
membakar daun tembakau, melainkan mengubah cairan menjadi uap yang
dihisapoleh perokok kedalam paru-parunya rokok elektronik umumnya
mengandung nikotin, zat kimia lain serta perasa/flavour dan bersifat toksin/racun

27
3. Kandungan dalam Sebatang ROKOK

4. Bahaya Rokok Elektronik

1) Profilen Glikol
Mengiritasi paru-paru dan mat, gangguan saluran pernafasan seperti asma,
sesak nafas, obstruksi paru
2) Nikotin
Efek candu memicu depresi, kepala pusing, ubuh gemetar, nafas terengah-
engah, kerusakan paru-paru permanen, kanker paru-paru, penyempitan
pembuluh darah dan kematian.

28
3) Presidiasetil
Penyakit paru obstruktif kronis
4) Zat karsiogeneik
Sebagai penyebba kanker, yaitu: Tobacco spesipic nirosamines (TSNA),
Diethylene Glicol (DEG), Outuluidine, 2-Naphylamine, Foramaldehyde,
Acrolein

5. Akibat Asap Rokok

Asap rokok yang dihisap baik oleh siperokok dan orang lain yang menghirup asap
rokok berdampak pada timbulnya berbagai gangguan kesehatan.

6. Menagapa Remaja Menjadi Target Pemasaran ROKOK??

1) Segmen pasar yang luas dan terbuka


2) Mudah terpengaruh oleh sesuatu yang baru, unik dan menarik.
3) Selalu mengikuti trend mode termasuk rokok
4) Akan loyal kepada merek rokok pertama kali yang dihisap
5) Harapan sebagai generasi dari pecandu merek rokok tertentu
6) Rentang waktu perokok yang panjang sehingga pabrik rokok memperoleh
keuntungan yang lebih besar

7. Faktor Yang Mendorong Untuk Merokok

1) Ingin mencoba citarasa (menthol cappucino, the hitam, dll) yang dijanjikan
oleh ikan rokok serta harga yang murah dan mudah didapat
2) Ingin tampil macho, gaul dianggap dewas
3) Setia kawan

29
4) Persepsi bahwa rokok dapat menghilangkan rasa stress
5) Bersosialisasi, saat berada di komunitas yang sedang merokok
6) Mengusir rasa sepi, jenuh, galau

8. Cara Menghindari Pengaruh Untuk Merokok

1) Hindari berkumpul dengan teman- teman yang sedang merokok


2) Lakukan hal- hal positif lainnya seperti: olahraga membaca atau hobi lain yang
menyehatkan
3) Hindari sesuatu yang terkait tentang rokok (sponsor, iklan, poster, rokok gratis)
4) Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok
5) Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok
6) Yakinlah bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan

9. Apa yang membuat Sulit Berhenti Merokok???

1) Ketika seseorang telah kecanduan rokok, nikotin yang terkandung dalam


tembakau merangsang otak untuk melepas zat yang memberi rasa nyaman
(DOPAMINE)
2) Seorang pecandu saat tidak merokok mengalami gejala putus nikotin seperti:
Rasa tidak nyaman, Sulit konsentrasi, mudah marah.
3) Untuk mempertahankan rasa nyaman timbul dorongan untuk merokok kembali
(inilah awal dari proses kecanduan).

30
MATERI-4
NAPZA

1. NAPZA

1) NAPZA merupakan singkatan dari narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif


lainnya. Menurut undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
NAPZA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bahan tanaman,
baik buah sintesis atau semi buatan sintesis yang dapat menyebabkan
perubahan fungsi tubuh dan struktur tubuh serta menyebabkan ketergantungan-
zat tersebut tidak termasuk air, oksigen dan makanan yang fungsinya untuk
mempertahankan tubuh.
2) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik buatan (sintetis) atau semi buatan (semi sintetis) yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. contoh:
Ganja/Cimeng/Gele, Opium, Metadon
3) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik yang berasal dari alam maupun buatan,
yang mempengaruhi susunan saraf pusat dan menyebabkan perubahan pada
aktifitas mental dan perilaku. contoh: Amfetamin/ Ekstasi, Shabu, Inex,
Golden Eagle
4) Zat adiktif lainnya
Zat adiktif lainnya adalah bahan lain atau obat bukan narkotik atau
Psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
contoh: Rokok, Alkohol/ Miras (minuman keras), Glue (Ngelem).

31
2. Jenis-Jenis NAPZA

1) Narkotika dan Psikotropika

1 Ganja atau lebih dikenal dengan


mariyuana/Cimeng/gele/grass

2 Heroin (Putaw) Berasal dari resin tanaman


poppy yang diolah menjadi morfin
kemudian menjadi heroin

3 Penenang atau obat tidur: digunakan dokter


untuk mengibati pasien yang mengalami
gangguan tidur
4 Ekstasi

5 Shabu

2) Zat adiktif

1) Rokok
2) Inhalansia/Solven (bahan mudah menguap)
3) Minuman alkohol

32
3. Pengaruh Dan Dampak NAPZA Bagi Tubuh

1) Jenis Narkotika berdasarkan efek Terhadap Tubuh

Jenis Contoh Istilah Gaul Efek


Stimultan Amfetamin. Shabu, Kristal Gangguan sistem
metamfetamin saraf (termasuk
struk) serangan
jantung
Depresan Alkohol, Brem, Mengantuk dan
Benzodiazepin Oplosan, kelelahan,
Bopeng, Boti, penurunan fungsi
Mumbul kognitif dan
memori
Opioid Opium, Heroin, Putaw, Si Berkeringat,
Morfin, Kodein Putih, Etep perasaan panas,
dan dingin, sulit
tidur dan sulit
konsentrasi
Halusinogen Ekstasi, Inex, magic Mengubah
Mushroom, Mushroom fungsi saraf
bunga kecubung panca indra
Lainnya Ganja, Mira, Cimeng, Mata merah dan
Inhala (Lem, Gelek, Chat mengantuk,
bensin) Ketamin Paranoria dan
halusinasi,
kejang- kejang
hingga kematian

2) Bahaya/dampak Penyalahgunaan NAPZA dapat menyebabkan


1) Gangguan fisik
2) Bangguan mental emosional
3) Gangguan fungsi indera
4) Gangguan perilaku

4. Cara Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA

1) Beberapa cara yang dapat menghindarkan diri dari NAPZA


▪ Meningkatkan iman dan ibadah kita agar senantiasa dilindungi dari
godaan NAPZA
▪ Hati-hati dalam pergaulan, jangan salah bergaul dan jangan ambil
pengaruh buruk dari teman.

33
▪ Siapkan diri dan mental untuk menolak dan mengatakan tidak jika
ditawari NAPZA
▪ Mengisi waktu dengan kegiatan yang lebih positif, misalnya
mengembangkan minat dan bakat
▪ Menyebarluaskan informasi mengenai NAPZA dan bahaya yang
diakibatkannya kepada teman sebaya
▪ Menerapkan gaya hidu pendidikan keterampilan Hidup sehat (PKHS)
2) Penangan di fasilitas Kesehatan
▪ Tahapa rehabilitasi medis
▪ Tahap rehabilitasi non medis
▪ Tahap bina lanjut

34
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Kesehatan masyarakat, Direktorat Kesehatan Keluarga:


Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Posyandu Remaja, Kemenkes RI, 2018

2. Direktorat Jenderal Kesehatan masyarakat “ Buku KIE Kader Kesehatan Remaja”


Kemenkes RI, 2018

3. Debby Wulan Sari, 2019 Posyandu Remaja, Solusi Atasi Masalah pada Remaja
https://www.kompasiana.com/debbywuri/5d61c677097f3617793d63d2/--
solusiatasi-masalah-pada-?page=2&page_images=2

4. Eti Sulastri, Dyah Puji Astuti, Eka Wuri Handayani, 2019 Pembentukan
Posyandu remaja Desa Madureso Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
Proceeding of te 10 th University Research Colloquium. Bidang Pengabdian
kepada Masyarakat. STIKes Muhammadiyah Gombong.

5. Ridwan, M, dkk 2016 Penerapan Metode Tutor Sebaya Bagi kader Kesehatn
Remaja Siswa SMA di Kota Jambi Tahun 2015, Jurnal pengabdian kepada
Masyarakat, Vol 31, No. 1

6. Kementrian kesehatan RI, 2018. Pedoman Pencegahan dan penanggulangan


Anemia pada remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta

7. Poltekkes Kemenkes Manado Jurusan kebidanan. 2022 Buku Saku “peran Orang
Tua dalam Memberikan Edukasi dan Motivasi pada remaja Terhadap Dampak
terjadi Perkawinan Dini Dalam Kehidupan keluarga. Manado

8. Kemenkes RI, 2022 Kenali Dampak Pernikahan


dinihttps://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1001/kenali-dampak-pernikahan-
dini

35

Anda mungkin juga menyukai