Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN

ACARA PENYULUHAN KESEHATAN

REPRODUKSI DAN PERGAULAN BEBAS

DISUSUN OLEH :

HIMPUNAN MAHASISWA SARJANA KEBIDANAN

HIMPUNAN MAHASISWA PRODI SARJANA


KEBIDANANDAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN INSTITUT
KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM

TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatanAcara “Penyuluhan pencegahan pergaulan bebas dan pentingnya
kesehatan reproduksi pada remaja ”.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk merayakan Hari Guru
Prodi Sarjana kebidanan dan pendidikan profesi bidan Institut Kesehatan Mitra
Bunda Batam. Dengan adanyaa cara kegiatan ini dapat meningkatkan kekompakan
seluruh mahasiswa dan dosen prodi sarjana kebidanan dan pendidikan profesi
bidan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari penulisan laporan


ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Batam, 27 Januari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 1

BAB I ................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN ............................................................................................... 2

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 2

B. TUJUAN KEGIATAN ................................................................................ 3

C. MANFAAT KEGIATAN ........................................................................... 3

D. NAMA KEGIATAN .................................................................................... 4

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN ...................................................... 4

F. BENTUK KEGIATAN ................................................................................ 4

G. SETTING TEMPAT .................................................................................... 4

BAB II .................................................................................................................. 6

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 6

1. Landasan Teori ............................................................................................. 6

2. Dasar Pengetahuan Kesehatan Reproduksi .................................................. 7

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reproduksi ......................................... 8

4. Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi ........................................... 9

5. Pergaulan Bebas Pada Remaja ................................................................... 11

BAB III .............................................................................................................. 14

JADWAL KEGIATAN DAN BIAYA .............................................................. 14

A. RENCANA JADWAL KEGIATAN ......................................................... 14

B. LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN........................ 15

C. RENCANA BIAYA ................................................................................... 16

1
BAB IV .............................................................................................................. 17

PENUTUP .......................................................................................................... 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia,


Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke
masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis, dan social. Usia remaaj
biasanya dimulai pada usia 10 -13 tahun dan berakhir pada usia 18 – 22 tahun.
Sedangkan menurut WHO remaja merupakan individu yang sedang mengalami
masa peralihan yang secara berangsur – angsur mencapai kematangan seksual,
mengalami perubahan jiwa dari jiwa anak – anak menjadi dewasa, dan mengalami
perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan menjadi relative mandiri. Ada dua
aspek pokok dalam perubahan pada remaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan
perubahan psikologis.

Banyak masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan


reproduksi. Masalah - masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan terhadap
kesehatan reproduksi yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), aborsi,
perkawinan dan pernikahan dini, IMS atau PMS dan HIV/AIDS (Marmi,
2013). Menurut data PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Jawa
Tengah tahun 2010, remaja yang berhubungan seksual pra nikah sebanyak 863
orang, hamil pra nikah 452 orang, Infeksi menular seksual 283 orang, masturbasi
337 orang, aborsi 244 orang. Kasus ini meningkat dari tahun 2009 dimana kasus
remaja yang berhubungan seksual pra nikah 765 orang, hamil pra nikah 367 orang,
infeksi menular seksual 275 orang, masturbasi 322 orang, aborsi 166 orang (PILAR
PKBI, 2010).

Data lain menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2016, Dinas Kesehatan


Kota Yogyakarta mencatat jumlah remaja yang melakukan persalinan sebanyak 720
orang. Kemudian, sebanyak 340 kasus dispensasi nikah untuk remaja dengan

3
alasan
hamil diluar nikah. Tahun 2018, angka pernikahan dini di Yogyakarta sekitar
240 kasus, dengan alasan kehamilan tidak diinginkan (KTD). Sementara
itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 74 kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD),
dengan usia remaja dibawah 18 tahun (Setiawan and Hafil, 2019)

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka – angka
tersebut adalah dengan melakukan edukasi edukasi kesehatan mengenai cara
perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat
pubertas, edukasi kesehatan mengenai dampak pornografi, edukasi kesehatan
mengenai kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan
mengenai HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, serta edukasi kesehatan
mengenai pendewasaan usia pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah,
orang tua, dan juga peer group.

Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat


meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga dapat meningkatkan kesadaran
remaja akan pentingnya masalah kesehatan reproduksi. Dan menekan angka
kejadian kasus – kasus kesehatan reproduksi remaja.

B. TUJUAN KEGIATAN

1. Sebagai bentuk memperingati hari ulang tahun program studi sarjana


kebidanan dan pendidikan profesi bidan.
2. Sebagai program penyuluhan dalam upaya pencegahan pergaulan bebas
terhadap remaja dan meningkatkan kesehatan reprodukasi remaja.

C. MANFAAT KEGIATAN

1. Penyuluhan ini diharapkan agar dapat memberikan informasi, pemahan


kepada remaja-remaja terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi
dan mencegah pergaulan bebas.
2. Mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya.

4
3. Meningkatkan kesadaran agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas
dan bagaimana bahayanya pergaulan bebas

D. NAMA KEGIATAN

1. Penyuluhan kesehatan reprodukasi dan pencegahan pergaulan bebas

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan ini akan dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal :
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : SMKN 8 BATAM

F. BENTUK KEGIATAN

1. Penyampaian materi
2. Sesi tanya jawab
3. Sesi bagi hadiah
4. Sesi foto bersama
G. SETTING TEMPAT

: Moderator

: Dosen

: Panitia

5
: Dokumentasi

: siswa

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Landasan Teori

A. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap


meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas
dari penyakit atau kelemahan. Hal ini diharapkan agar adanya
keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara individu dengan
masyarakat dan makhluk hidup lain serta lingkungannya (Mubarak, 2009).

Menurut WHO (1994), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan


kesejahteraan fisik, emosional, mental dan sosial yang utuhberhubungan
dengan reproduksi, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi
serta prosesnya. Individu yang sehat secara reproduksi memiliki cara
pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan
hubungan seksual, mereka juga berpotensi untuk merasakan kesenangan
dan pengalaman seksual yang aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan
kekerasan (Potter & Perry, 2009).

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2000),


kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat,
fungsi, serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi 10

7
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman (Triwibowo &
Pusphandani, 2015).

2. Dasar Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Menurut BKKBN (2008), dasar pengetahuan kesehatan reproduksi yang


perlu diketahui remaja yaitu :
1) Pengetahuan tentang perubahan fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual.
Misalnya informasi tentang haid dan mimpi basah, tentang alat reproduksi
remaja laki-laki dan perempuan.
2) Proses reproduksi yang bertanggung jawab sebagai bekal pemahaman seks
bagi kebutuhan manusia secara biologis, menyalurkan dan mengendalikan
naluri seksual yang menjadi kegiatan positif seperti olahraga atau hobi
yang bermanfaat. Sementara penyaluran berupa hubungan seksual hanya
untuk melanjutkan keturunan yaitu dengan cara menikah terlebih dahulu.
3) Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan, serta
kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja
juga memerlukan pembekalan tentang kiat untuk mempertahankan diri
secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi berbagai
godaan, seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual diluar nikah
dan penggunaan NAPZA.
4) Persiapan pranikah. Informasi ini diperlukan agar calon pengantin lebih
siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan
berkeluarga.
5) Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya. Remaja perlu
mengetahui tentang hal ini, sebagai persiapan remaja laki-laki dan
perempuan dalam memasuki kehidupan berkeluarga masa depan.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reproduksi

8
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi. Faktor-
faktor tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat golongan
yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu: (Asuhan Kebidanan
Pelayanan Keluarga Berencana, 2018).
a. Faktor Demografis – Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi yaitu
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidakahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi, usia pertama melakukan
hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan
factor demografi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi adalah
akses terhadap pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak sekolah,
lokasi/tempat tinggal yang terpencil.
b. Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek
tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan
banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan
yang lain, pandangan agama, status perempuan, ketidaksetraan gender,
lingkungan tempat tinggal dan cara bersosialisasi, persepsi masyarakat
tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan
atau komitmen politik.
c. Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri (“low self esteem”), tekanan teman
sebaya (“peer pressure”), tindak kekerasan dirumah/lingkungan terdekat
dan dampak adanya keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
membeli kebebasan secara materi.
d. Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaan organ reproduksi
atau cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual, keadaan gizi buruk kronis anemia, radang panggul atau adanya

9
keganasan pada alat reproduksi. Dari semua faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi diatas dapat memberikan dampak buruk terhadap
kesehatan perempuan, oleh karena itu perlu adanya penanganan yang baik,
dengan harapan semua perempuan mendapatkan hak-hak reproduksinya
dan menjadikan kehidupan reproduksi menjadi lebih berkualitas.

4. Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi

a. Gender
Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis
kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Gender sebagai suatu
kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dank arena peran
gender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan
wanita juga berbeda-beda (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019)
b. Kemiskinan
Kemiskinan mengakibatkan banyak hal, antara lain:
1) Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
2) Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang
tidak layak
3) Tidak mendapatkan pelayanan yang baik (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
c. Pendidikan Yang Rendah
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi
tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya
biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai
pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam halini bukan indicator
kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender berpengaruh pula
terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat
kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang
lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya.
Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat

10
mencari liang merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil
keputusan dalam keluarga dan masyarakat (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
d. Kawin muda
Di Negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada
wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini
banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah diusia tertentu
dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-
cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan
anak wanita tersebut kepada suaminya (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
e. Kekurangan gizi dan kesehatan yang buruk
Menurut WHO di Negara berkembang termasuk Indonesia
diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kekurangan
gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Wanita sejak ia mengalami
menstruasi akan membutuhkan giziyang lebih banyak dari pria untuk
mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi
yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
f. Beban kerja yang berat
Wanita bekerja jauh lebih lama daripada pria, berbagai penelitian
yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih
lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut
terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak
hanya dipengaruhi oleh waktu (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019).
5. Pergaulan Bebas Pada Remaja

A. Pengertian Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas identik sekali dengan yang namanya “dugem” (


Dunia Gemerlap ), yang sudah menjadi rahasia umum bahwa didalamnya
marak sekali pemakaian Narkoba, ini identik dsekali dengan sek bebas yang

11
akhirnya berujung pada HIV /AIDS dan pastinya setelah terkena Virus ini
kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.

Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa
sekarang pergaulan remaja sangat mengawatirkan dikarenakan
perkembangan arus remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan
bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik
buruknya bangsa ini sangat bergantung pada generasi muda.

B. Perilaku Seks Bebas Pada Remaja

Perilaku diartikan sebagai aksi atau reaksi organism terhadap


lingkungannya. Sebenarnya bahwa perilaku baru dapat terjadi apabila ada
sesuatau yang dibutuhkan untuk menimbulkan reaksi, yang disebut juga
dengan rangsangan. Maka rangsangan tersebut akan menghasilkan suatau
perilaku. Perilaku adalah respon individu terhadap suatau stimulus atau
suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi
dan tujuan baik disadari maupun tidak disadari. Perilaku merupakan
kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari
bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak
sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku
tertentu. Karena itu, sangat penting untuk dapat menelaah alasan
dibalik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Berikut ini di uraikan bentuk-bentuk perubahan perilaku menurut WHO
perubahan perilaku dikelompokan menjadi 3 yaitu:
a. Perubahan Alamiah
perilaku manusia selalu berubah dimana sebagian perubahan itu
disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar
terjadi suatau perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi,
maka anggota-anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami
perubahan.

12
b. Perubahan Rencana
Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subyek.
c. Kesedian Untuk Berubah
Apabila terjadi suatau inovasi atau program-program pembangunan
di masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat
untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi
sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan-perubahan tersebut.
Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kesedian orang untuk
berubah yang berbeda-beda.
Masalah seks pada remaja saat ini sangatlah menghawatirkan, dewasa ini
perkembangan arus informasi yang begitu pesat memudahkan para remaja
untuk mengetahui berbagai hal dan dapat diakses secara bebas di internet
maupun media massa lainnya. Keingintahuan remaja yang sangat besar.
Dalam kondisi dimana teknologi informasi dan komunikasi begitu bebas
maka kesempatan remaja untuk memperoleh informasi terhadap berbagai hal
termasuk masalah seks sangatlah terbuka. Masalahnya adalah tidak semua
infomasi yang tersedia merupakan informasi yang benar dan tepat bagi
kehidupan remaja. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan
sosial yang sangat cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup
mereka. Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat akibat dari proses
modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan pola kehidupan,
etika dan nilai-nilai moral khususnya hubungan perilaku seksual. Bagi
masyarakat masalah seks remaja sekarang ini merupakan masalah sosial
karena perilaku tersebut sudah melanggar norma dan peratauran-peratauran
yang ada, yang disebut sebagai masalah sosial ialah:
1) Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat-
istiadat masyarakat.

13
2) Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat
sebagai menganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan
orang banyak
Kondisi ini sangat memprihatinkan, apalagi jika melihat kenyataan bahwa
pergaulan remaja sekarang sangatlah bebas, dimana free seks juga sering
terjadi pada remaja-remaja yang sedang menjalin masa pacaran, mereka
berdalih apa yang mereka lakukan sebagai wujud kasih sayang terhadap sang
pacar. Hal ini sangat membuat resah orang tua khususnya dan masyarakat
pada umumnya, namun kebanyakan para orang tua dan masyarakat hanya
menyalahkan pelaku seks bebas tanpa melihat latar belakang terjadinya
perilaku seks bebas tersebut.

BAB III

JADWAL KEGIATAN DAN BIAYA

A. RENCANA JADWAL KEGIATAN

Waktu Kegiatan Penanggung Jawab

08.00 – 09.00 Kedatangan Panitia Dan All Panitia


Persiapan

09.40 Mulai Acara All Panitia

09.40 - 09.50 Pembukaan Acara MC

09.50 - 10.00 Pembacaan Doa

14
10.00 - 10.15 Kata Sambutan Kepala
Sekolah

10.15 - 10.20 Kata Sambutan Dari Ibu


Dosen

10.20 – 11.00 Penyampaian Materi Pemateri :

Sesi Tanya Jawab & All Panitia


11.00 -11.15 Doorprize

11.20 - 11.30 Sesi Foto Bersama All Peserta, All Panitia,


Guru dan Dosen

11.30 – 11.40 Pembagian Makan


Siang All Panitia

11.40 – 12.00 Kemas


All Panitia

B. LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN

1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatana cara memperingati hari ulang tahun 5 tahun.
Rapat perencanaan kegiatan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Sarjana
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan Institut Kesehatan Mitra Bunda.
a. Pengajuan Proposal kepada pihak kampus Institut Kesehatan Mitra
Bunda.
b. Penyiapan tempat dan perlengkapan kegiatan

2. Tahap Pelaksanaan

15
Untuk pelaksanaan kegiatan acara ulang tahun prodi sarjana kebidanan dan
pendidikan profesi bidan diperlukan persiapan diantaranya:
Amprahan Kegiatan :
a. Sound system
b. Mic
c. Spanduk
d. Hadiah
e. Alat makan
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasistruktur
Diharap kegiatan ini terlaksana dengan baik serta tempat tersedia
dengan baik dan nyaman
b. Evaluasi proses
Diharapkan seluruh mahasiswa berperan aktif dalam melaksanakan
kegiatan ini dengan baik dan berkerja sama antartim/ regu. Kemudian
kegiatan ini terlaksana dengan rencana yang telah disusun.

C. RENCANA BIAYA

Rincian anggaran acara:


No Uraian Harga Jumlah Total
1 Spanduk 300.000 1 300.000
2 Konsumsi 500.000 30 500.000
3 Hadiah 200.000 6 200.000

Total Rp 1.000.000
Lampiran
Lampiran 1.Biodata

Penyelenggara : Himpuna Mahasiswa Sarjana Kebidanan dan


Pendidikan Profesi Bidan

16
Penanggung Jawab : Himpuna Mahasiswa Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan
Ketua Panitia : Imelda Syaria Putri
Wakil Ketua : Siti Nurhana
Sekretaris : Adelia Putri
Nadia Mariana
Bendahara : Suci Aprilia

BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal pengajuan untuk mengadakan kegiatan pelaksanaan


“memperingati ulang tahun prodi sarjana kebidanan dan pendidikan profesi
bidan” kami mengharapkan perayaan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan
dapat mencapai tujuan sesuai yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut kami
mengharap kan partisipasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Semoga
perayaan ulang tahun Prodi sarjana kebidanan dan pendidikan profesibidan yang
ke-4 ini dapat terlaksana dengan lancar dan sukses tanpa halangan apapun.
Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih.Semua kekuasaan ada di
tangan Allah dan hanya kepada-Nya kita memohon.

17
18

Anda mungkin juga menyukai