DISUSUN OLEH :
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan
laporan kegiatanAcara “Penyuluhan pencegahan pergaulan bebas dan pentingnya
kesehatan reproduksi pada remaja ”.
Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk merayakan Hari Guru
Prodi Sarjana kebidanan dan pendidikan profesi bidan Institut Kesehatan Mitra
Bunda Batam. Dengan adanyaa cara kegiatan ini dapat meningkatkan kekompakan
seluruh mahasiswa dan dosen prodi sarjana kebidanan dan pendidikan profesi
bidan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN ............................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................. 6
1
BAB IV .............................................................................................................. 17
PENUTUP .......................................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
3
alasan
hamil diluar nikah. Tahun 2018, angka pernikahan dini di Yogyakarta sekitar
240 kasus, dengan alasan kehamilan tidak diinginkan (KTD). Sementara
itu, sepanjang tahun 2019 terdapat 74 kasus kehamilan tidak diinginkan (KTD),
dengan usia remaja dibawah 18 tahun (Setiawan and Hafil, 2019)
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka – angka
tersebut adalah dengan melakukan edukasi edukasi kesehatan mengenai cara
perawatan organ reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat
pubertas, edukasi kesehatan mengenai dampak pornografi, edukasi kesehatan
mengenai kehamilan tidak diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan
mengenai HIV/AIDS dan infeksi menular seksual, serta edukasi kesehatan
mengenai pendewasaan usia pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah,
orang tua, dan juga peer group.
B. TUJUAN KEGIATAN
C. MANFAAT KEGIATAN
4
3. Meningkatkan kesadaran agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas
dan bagaimana bahayanya pergaulan bebas
D. NAMA KEGIATAN
Hari/ Tanggal :
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : SMKN 8 BATAM
F. BENTUK KEGIATAN
1. Penyampaian materi
2. Sesi tanya jawab
3. Sesi bagi hadiah
4. Sesi foto bersama
G. SETTING TEMPAT
: Moderator
: Dosen
: Panitia
5
: Dokumentasi
: siswa
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
7
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman (Triwibowo &
Pusphandani, 2015).
8
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi. Faktor-
faktor tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat golongan
yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi, yaitu: (Asuhan Kebidanan
Pelayanan Keluarga Berencana, 2018).
a. Faktor Demografis – Ekonomi
Faktor ekonomi dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi yaitu
kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidakahuan tentang
perkembangan seksual dan proses reproduksi, usia pertama melakukan
hubungan seksual, usia pertama menikah, usia pertama hamil. Sedangkan
factor demografi yang dapat mempengaruhi Kesehatan Reproduksi adalah
akses terhadap pelayanan kesehatan, rasio remaja tidak sekolah,
lokasi/tempat tinggal yang terpencil.
b. Faktor Budaya dan Lingkungan
Faktor budaya dan lingkungan yang mempengaruhi praktek
tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan
banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan
yang lain, pandangan agama, status perempuan, ketidaksetraan gender,
lingkungan tempat tinggal dan cara bersosialisasi, persepsi masyarakat
tentang fungsi, hak dan tanggung jawab reproduksi individu, serta dukungan
atau komitmen politik.
c. Faktor Psikologis
Sebagai contoh rasa rendah diri (“low self esteem”), tekanan teman
sebaya (“peer pressure”), tindak kekerasan dirumah/lingkungan terdekat
dan dampak adanya keretakan orang tua dan remaja, depresi karena ketidak
seimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang
membeli kebebasan secara materi.
d. Faktor Biologis
Faktor biologis mencakup ketidak sempurnaan organ reproduksi
atau cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual, keadaan gizi buruk kronis anemia, radang panggul atau adanya
9
keganasan pada alat reproduksi. Dari semua faktor yang mempengaruhi
kesehatan reproduksi diatas dapat memberikan dampak buruk terhadap
kesehatan perempuan, oleh karena itu perlu adanya penanganan yang baik,
dengan harapan semua perempuan mendapatkan hak-hak reproduksinya
dan menjadikan kehidupan reproduksi menjadi lebih berkualitas.
a. Gender
Adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis
kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Gender sebagai suatu
kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dank arena peran
gender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan
wanita juga berbeda-beda (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019)
b. Kemiskinan
Kemiskinan mengakibatkan banyak hal, antara lain:
1) Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
2) Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang
tidak layak
3) Tidak mendapatkan pelayanan yang baik (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
c. Pendidikan Yang Rendah
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi
tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya
biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai
pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam halini bukan indicator
kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga gender berpengaruh pula
terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat
kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang
lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya.
Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat
10
mencari liang merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil
keputusan dalam keluarga dan masyarakat (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
d. Kawin muda
Di Negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada
wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini
banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah diusia tertentu
dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-
cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan
anak wanita tersebut kepada suaminya (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
e. Kekurangan gizi dan kesehatan yang buruk
Menurut WHO di Negara berkembang termasuk Indonesia
diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kekurangan
gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Wanita sejak ia mengalami
menstruasi akan membutuhkan giziyang lebih banyak dari pria untuk
mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi
yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria (Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi, 2019).
f. Beban kerja yang berat
Wanita bekerja jauh lebih lama daripada pria, berbagai penelitian
yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih
lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut
terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak
hanya dipengaruhi oleh waktu (Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, 2019).
5. Pergaulan Bebas Pada Remaja
11
akhirnya berujung pada HIV /AIDS dan pastinya setelah terkena Virus ini
kehidupan remaja akan menjadi sangat timpang dari segala segi.
Pergaulan remaja saat ini menjadi sorotan utama, karena pada masa
sekarang pergaulan remaja sangat mengawatirkan dikarenakan
perkembangan arus remajanya pada saat ini sangant mengkhawatirkan
bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik
buruknya bangsa ini sangat bergantung pada generasi muda.
12
b. Perubahan Rencana
Bentuk perubahan perilaku yang terjadi karena memang
direncanakan sendiri oleh subyek.
c. Kesedian Untuk Berubah
Apabila terjadi suatau inovasi atau program-program pembangunan
di masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat
untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, dan sebagian orang lagi
sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan-perubahan tersebut.
Hal ini disebabkan karena setiap orang mempunyai kesedian orang untuk
berubah yang berbeda-beda.
Masalah seks pada remaja saat ini sangatlah menghawatirkan, dewasa ini
perkembangan arus informasi yang begitu pesat memudahkan para remaja
untuk mengetahui berbagai hal dan dapat diakses secara bebas di internet
maupun media massa lainnya. Keingintahuan remaja yang sangat besar.
Dalam kondisi dimana teknologi informasi dan komunikasi begitu bebas
maka kesempatan remaja untuk memperoleh informasi terhadap berbagai hal
termasuk masalah seks sangatlah terbuka. Masalahnya adalah tidak semua
infomasi yang tersedia merupakan informasi yang benar dan tepat bagi
kehidupan remaja. Remaja Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan
sosial yang sangat cepat dari masyarakat tradisional menuju masyarakat
modern, yang juga mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya hidup
mereka. Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat akibat dari proses
modernisasi dan globalisasi telah mengakibatkan perubahan pola kehidupan,
etika dan nilai-nilai moral khususnya hubungan perilaku seksual. Bagi
masyarakat masalah seks remaja sekarang ini merupakan masalah sosial
karena perilaku tersebut sudah melanggar norma dan peratauran-peratauran
yang ada, yang disebut sebagai masalah sosial ialah:
1) Semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memperkosa adat-
istiadat masyarakat.
13
2) Situasi sosial yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat
sebagai menganggu, tidak dikehendaki, berbahaya dan merugikan
orang banyak
Kondisi ini sangat memprihatinkan, apalagi jika melihat kenyataan bahwa
pergaulan remaja sekarang sangatlah bebas, dimana free seks juga sering
terjadi pada remaja-remaja yang sedang menjalin masa pacaran, mereka
berdalih apa yang mereka lakukan sebagai wujud kasih sayang terhadap sang
pacar. Hal ini sangat membuat resah orang tua khususnya dan masyarakat
pada umumnya, namun kebanyakan para orang tua dan masyarakat hanya
menyalahkan pelaku seks bebas tanpa melihat latar belakang terjadinya
perilaku seks bebas tersebut.
BAB III
14
10.00 - 10.15 Kata Sambutan Kepala
Sekolah
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dari kegiatana cara memperingati hari ulang tahun 5 tahun.
Rapat perencanaan kegiatan oleh Himpunan Mahasiswa Prodi Sarjana
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan Institut Kesehatan Mitra Bunda.
a. Pengajuan Proposal kepada pihak kampus Institut Kesehatan Mitra
Bunda.
b. Penyiapan tempat dan perlengkapan kegiatan
2. Tahap Pelaksanaan
15
Untuk pelaksanaan kegiatan acara ulang tahun prodi sarjana kebidanan dan
pendidikan profesi bidan diperlukan persiapan diantaranya:
Amprahan Kegiatan :
a. Sound system
b. Mic
c. Spanduk
d. Hadiah
e. Alat makan
3. Tahap Evaluasi
a. Evaluasistruktur
Diharap kegiatan ini terlaksana dengan baik serta tempat tersedia
dengan baik dan nyaman
b. Evaluasi proses
Diharapkan seluruh mahasiswa berperan aktif dalam melaksanakan
kegiatan ini dengan baik dan berkerja sama antartim/ regu. Kemudian
kegiatan ini terlaksana dengan rencana yang telah disusun.
C. RENCANA BIAYA
Total Rp 1.000.000
Lampiran
Lampiran 1.Biodata
16
Penanggung Jawab : Himpuna Mahasiswa Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Bidan
Ketua Panitia : Imelda Syaria Putri
Wakil Ketua : Siti Nurhana
Sekretaris : Adelia Putri
Nadia Mariana
Bendahara : Suci Aprilia
BAB IV
PENUTUP
17
18