Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Permasalahan Pada Remaja


Sub Pokok Bahasan : Nyeri Haid (Dismenore)
Sasaran : Keluarga Tn. S khususnya Remaja O
Hari / tnaggal : Jumat, 7 April 2017
Waktu : 09.00 09.45
Tempat : Rumah keluarga Tn. S
Penyuluh : Ni Putu Eka Sintia Dewi Astiti

A. LATAR BELAKANG
Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh
wanita setiap bulanya untuk kehamilan (Keikos, 2007). Walaupun menstruasi
datang setiap bulan pada usia reproduksi, banyak wanita yang mengalami
ketidaknyamanan fisik atau merasa tersiksa saat menjelang atau selama haid
berlangsung (Blogdokter, 2007).
Salah satu ketidaknyamanan fisik saat menstruasi yaitu dismenore.
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi (Imcw, 2007). Dismenore dapat disertai dengan rasa mual, muntah,
diare dan kram, sakit seperti kolik diperut. Beberapa wanita bahkan pingsan dan
mabok, keadaan ini muncul cukup hebat sehingga menyebabkan penderita
mengalami kelumpuhan aktivitas untuk sementara (Youngson, 2002).
Penyebab dismenore bermacam-macam yaitu karena suatu proses penyakit
(misalnya radang panggul), endometriosis, tumor, atau kelainan letak uterus,
selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stres atau kecemasan yang
belebihan, tetapi penyebab yang tersering diduga karena terjadinya
ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi.
Dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Amerika Serikat diperkirakan
hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami
dismenore berat, yang menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan
apapun (Jurnal Occupation And Environmental Medicine, 2008).
Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Info sehat, 2008). Di
Surabaya di dapatkan 1,07 %-1,31 % dari jumlah penderita dismenore datang
kebagian kebidanan (Harunriyanto, 2008).
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, diharapkan keluarga Tn. S khususnya
remaja O mengetahui dan memahami mengenai masalah nyeri haid (dismenore)
yang sering dialami saat menstruasi, sehingga remaja wanita dapat menangani
dan mengatasi masalah nyeri haid (dismenore) tersebut.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan remaja O dan keluarga dapat :
Mengetahui dan memahami pengertian nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami penyebab dari nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami cara mengatasi dari nyeri haid (dismenore)
Mengetahui dan memahami cara pencegahan dari nyeri haid (dismenore)

C. Materi ( terlampir)
1. pengertian nyeri haid (dismenore)
2. penyebab nyeri haid (dismenore)
3. tanda dan gejala nyeri haid (dismenore)
4. penanganan nyeri haid (dismenore)
5. pencegahan nyeri haid (dismenore)

D. Media penyuluhan
1. Leaf leat

E. Metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi

F. Proses Kegiatan Peyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan:
a. Membuka/ memulai kegiatan a. Menjawab salam
b. Mendengarkan
dengan mengucapkan salam
c. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri
d. Mendengarkan &
c. Menjelaskan tujuan dari
memperhatikan
penyuluhan
e. Menjawab
d. Menyebutkan materi
pertanyaan
penyuluhan
e. Bertanya kepada keluarga
apakah sudah mengetahui
tentang nyeri haid (dismenore)

2 35 menit Pelaksanaan:
a. Menjelaskan pengertian nyeri a. Mendengarkan
b. Mengajukan
haid (dismenore)
b. Memberikan kesempatan pertanyaan
c. Mndengarkan
kepada peserta untuk bertanya
d. Mengajukan
c. Menjelaskan klasifikasi nyeri
pertanyaan
haid (dismenore)
e. Mendengarkan
d. Memberikan kesempatan
f. Mengajukan
kepada peserta untuk bertanya
pertanyaan
e. Menjelaskan penyebab nyeri
g. Mendengarkan
haid (dismenore) h. Mengajukan
f. Memberikan kesempatan
pertanyaan
kepada peserta untuk bertanya i. Mendengarkan
g. Menjelaskan tanda dan gejala j. Mengajukan
nyeri haid (dismenore) pertanyaan
h. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
i. Menjelaskan cara mengatasi
dan pencegahan nyeri haid
(dismenore)
j. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
3 5 menit Evaluasi:
a. Menanyakan kepada keluarga a. Menjawab
apakah sudah mengerti tentang pertanyaan
penyuluhan yang di berikan
mengenai nyeri haid
(dismenore)
4 2 menit Terminasi:
a. Mengucapkan terima kasih a. Mendengarkan
b. Menjawab salam
atas peran sertanya
b. Mengucapkan salam penutup
I. Evaluasi
1) Kriteria Struktur
Laporan pendahuluan sudah disiapkan.
Media sudah disiapkan dan tersedia.
Kontrak dengan keluarga sudah dilakukan.
2) Kriteria Proses
Selama kegiatan, keluarga mendengarkan penjelasan mahasiswa dengan
penuh perhatian.
Anggota keluarga yang mengikuti pendidikan kesehatan minimal
berjumlah 2 orang.
Anggota keluarga yang aktif bertanya
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Kontrak telah diingatkan oleh mahasiswa dan keluarganya.
3) Kriteria Hasil
a. Keluarga mampu :
Mengungkapkan kembali tentang pengertian dismenorea
Mampu menyebutkan penyebab dismenorea
Mampu menyebutkan tanda dan gejala dismenorea
Mampu menyebutkan penanganan dismenorea
Mampu menyebutkan pencegahan dismenorea

Daftar Pustaka

Wiknjosastro.H. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

IMCW. 2007. Dismenore (nyeri haid). Tersedia dalam :


(http://www.MyDinariraq.com). Akses : Sabtu 30 03 2011 jam 15.00
MATERI PENYULUHAN
NYERI HAID (DISMENORE) PADA REMAJA

1. DEFINISI
Dismenore atau nyeri haid merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh
wanita usia reproduktif. Nyeri menstruasi ini sering dirasakan seperti rasa kram pada
perut dan dapat disertai dengan rasa sakit yang menjalar ke punggung, dengan rasa
mual dan muntah, sakit kepala ataupun diare. Oleh karena itu, istilah dismenore hanya
dipakai jika nyeri haid tersebut demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita
untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari untuk beberapa
jam atau beberapa hari (Winknjosastro, 2007). Dismenore (dysmenorrhoea) berasal
dari bahasa Yunani, diman dys bearti gangguan/nyeri hebat / abnormalitas, meno
berati bulan dan rrhea berarti aliran, sehingga dismenore (dysmenorrhoea) dapat
diartikan dengan gangguan aliran darah haid. Dismenore Primer merupakan nyeri
haid yang tidak terdapat hubungan dengan kelaiann ginekologi, atau kelainan secara
anatomik. Kejadian dismenore primer ini tidak berhubungan dengan umur, ras
maupun status ekonomi. Namun derajat nyeri yang dirasakan serta durasi mempunyai
hubungan dengan usia saat menarche, lamanya menstruasi, merokok dan adanya
peningkatan Index Massa Tubuh. Sebaliknya gejala dismenore primer ini semakin
berkurang jika dikaitkan dengan jumlah paritas.

2. ETIOLOGI

Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam


jumlah tinggi. Selama siklus menstruasi yaitu pada fase luteal, hormon progesterone
sangat mempengaruhi endometrium yang mengandung prostaglandin. Akibatnya
prostaglandin menjadi meningkat yang menyebabkan kontraksi miometrium yang
kuat sehingga terasa nyeri. Dismenore sekunder mungkin disebabkan karena
endometriosis, polip atau fibroid uterus, penyakit radang panggul (PRP), perdarahan
uterus disfungsional, prolaps uterus, maladaptasi pemakaian AKDR, produk
kontrasepsi yang tertinggal setelah abortus spontan, abortus terapeutik, atau
melahirkan, dan kanker ovarium atau uterus (Morgan & Hamilton, 2009).
Prostaglandin merupakan mediator yang sering dikaitkan dengan rasa sakit , demam,
inflamasi. Prostaglandin juga berperan dalam kondisi fisiologis termasuk pada sistem
reproduksi wanita. Prostaglandin adalah salah satu senyawa eikosanoid yang
merupakan turunan dari asam lemak 20- karbon tak jenuh seperti asam arakidonat
yang aktif secara fisiologis dan farmakologis.
Selama siklus menstruasi ditemukan peningkatan dari kadar prostaglandin terutama
PGF2 dan PGE2. Pada fase proliferrasi konsentrasi kedua prostaglandin ini rendah ,
namun pada fase sekresi konsentrasi PGF2 lebih tinggi dibandingkan dengan
konsentrasi PGE2, dimana selama siklus mestruasi konsentrasi PGF2 akan terus
meningkat kemudian menurun pada masa implantasi window. Pada beberapa kondisi
patologis konsentrasi PGF2 dan PGE2 Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF pada
wanita dengan keluhan menorrhagia secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar prostaglandin wanita tanpa adanya gangguan haid. Oleh karena itu baik
secara normal maupun pada kondisi patologis prostaglandin mempunyai peranan
selama siklus menstruasi.
3. MANIFESTASI KLINIS
Dismenore primer muncul berupa serangan ringan, kram pada bagian tengah, bersifat
spasmodik yang dapat menyebar ke punggung atau paha bagian dalam. Umumnya
dismenore primer ini dimulai 1 2 hari sebelum menstruasi, namun nyeri paling berat
selama 24 jam pertama menstruasi dan mereda pada hari kedua. Dismenore primer
kerap disertai efek samping seperti muntah, diare, sakit kepala, sinkop, nyeri kaki
(Morgan & Hamilton. 2009).

4. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Disminore Berdasarkan Klasifikasi


Dismenore primer
Latihan : Latihan moderat (berjalan atau berenang), Latihan menggoyangkan
panggul, Latihan dengan posisi lutut di tekukkan ke dada, berbaring telentang atau
miring.
Panas : Buli-buli panas atau botol air panas yang di letakkan pada punggung atau
abdomen bagian bawah, Mandi air hangat atau sauna, kompres hangat pada
bagian simvisis pubis
Distraksi dengan relaksasi nafas dalam, melalukan hobi dengan aktivitas ringan
Konsumsi air putih sesuai anjuran kebutuhan harian
Konsumsi cukup buah dan sayur dengan kandungan zat besi untuk mengtasi
keluhan penyerta disminore seperti : pusing, lemas
Hindari kafein yang dapat meningkatkan pelepasan prostaglandin
Melakukan Pijat daerah punggung, kaki , atau betis.
Istirahat
Obat-obatan pereda nyeri
Terapi Komplementer : Akupuntur, Meditasi, Black cohos

5. PENCEGAHAN
Cara mencegah nyeri haid (dismenore):
Tempelkan bantal pemanas ke perut bagian bawah (di bawah pusar).
Bila Anda tidak memiliki bantal pemanas, Anda dapat memasukkan air panas ke
dalam botol dan membungkus botol tersebut dengan kain sebelum menempelkan
ke perut Anda. Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa di perut ataupinggang bagian belakang).
Lakukan yoga
Olahraga ringan saat haid, namun hindari olahraga berat. Letakkan kaki Anda lebih
tinggi dari jantung dan perut saat Anda berbaring, atau berbaringlah miring dengan
lutut menekuk. Atau Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke
bawah. Ini bisa membantu relaksasi. Beberapa posisi yoga dipercaya dapat
menghilangkan kram menstruasi. Salah satunya adalah peregangan kucing, yang
meliputi berada pada posisi merangkak kemudian secara perlahan menaikkan
punggung anda ke atas setinggi-tingginya. Yang lain adalah mengangkat panggul,
anda berbaring dengan lutut tertekuk dan kemudian mengangkat panggul dan
bokong anda. Hanya dengan melakukan posisi janin, menarik lutut anda kearah
dada sambil memeluk bantal atau botol air panas ke perut anda, juga dapat
membantu.
Mengosok-gosok perut/pinggang
Pijatlah yang sakit perut bagian bawah dengan pijatan melingkar yang ringan.
Minumlah minuman yang hangat.
Bila Anda merasa mual sehingga selera makan Anda terganggu, sebar waktu
makan Anda. Anda juga dapat mengganti makan besar dengan makanan ringan
yang lebih sering.
Pilihlah diet kaya karbohidrat kompleks seperti biji-bijian, buah-buahan, dan
sayuran yang rendah garam, gula, dan tanpa kafein.
Konsumsi sayuran dan buah-buahan serta makanan rendah lemak.
Perbanyak asupan vitamin E, vitamin B6, kalsium dan magnesium, atau minyak
ikan.
Mandilah dengan air hangat, boleh juga menggunakan aromaterapi untuk
menenangkan diri.
Turunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan.
Berolahraga dapat mengurangi nyeri pada beberapa wanita. Pada beberapa wanita
lain, istirahat total lebih membantu. Beberapa wanita mencapai keringanan melalui
olahraga, yang tidak hanya mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi
endorfin otak, penawar sakit alami tubuh.
Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.
Hindari konsumsi alkohol, kopi, dan juga coklat karena dapat meningkatkan kadar
estrogen yang nantinya dapat memicu lepasnya prostaglandin. Hindari juga
makanan bersuhu dingin misalnya es krim.
Perlu dilakukan terapi akupunktur untuk meningkatkan hasil yang lebih baik .
Melakukan kesibukan-kesibukan yang mengandung unsure rekreasi seperti
mendengarkan music, dan membaca buku juga dapat mengurangi nyeri dan
mengurangi kekambuhan dismenore.
Perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk melihat adanya kemungkinan lain.
Obat anti-inflamasi
Perawatan utama nyeri menstruasi adalah kelas obat yang disebut obat anti-
inflamasi non-steroid (NSAID), seperti ibuprofen atau naproxen. Mereka bekerja
dengan menghentikan produksi prostaglandin oleh tubuh. Mereka juga dapat
mengurangi kehilangan darah dengan mengurangi pembekuan darah di dalam
rahim. Ada belasan merek obat berbasis NSAID yang dapat Anda beli secara bebas
di apotek dan toko obat. Anda harus berhati-hati dengan obat ini jika memiliki
penyakit maag, karena dapat mengiritasi lambung.
Pemberian obat analgetik digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri / sakit.
Dapat menggunakan aspirin, asetaminofen, propofiksen (untuk nyeri ringan),
Promrtazin, oksikodon, butalbitat ( untuk nyeri berat).

Anda mungkin juga menyukai