Anda di halaman 1dari 11

P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

“MENJAGA MARWAH” INSENTIF PERPAJAKAN


YANG BERDAMPAK PADA PENERIMAAN PAJAK DI INDONESIA
TAHUN 2019

Noor Safrina(1), Akhmad Soehartono(2) dan Aura Asrina Savitri(3)


Akuntansi(1), PoliteknikNegeri Banjarmasin, Jln. H.Hasan.Basry, Banjarmasin.70123
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gresik Utara(2), Jln. Dr.Wahidin Soedirohusodo 700, Gresik
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado(3), Jln. Gn. Klabat, Tj. Batu, Kec. Wanea, Kota Manado
Email : safrinanoor.99@gmail.com

Abstrak
Pajak adalah salah satu penerimaan negara yang andal. Untuk mengoptimalkan penerimaan pajak
sebagai sumber penerimaan negara, perlu ada layanan yang sangat baik untuk setiap wajib pajak.
Bayang-bayang kurangnya penerimaan pajak terus mengintai. Kinerja penerimaan pajak, yang
merupakan penyumbang terbesar bagi penerimaan negara, mulai melambat. Tulisan ilmiah ini ingin
mengungkapkan apakah berbagai bentuk insentif pajak memang merupakan kebutuhan mendesak bagi
investor? Pemberian insentif pajak memang akan menekan kinerja penerimaan pajak. Insentif pajak
merupakan penentu kegiatan investasi, tetapi bukan satu-satunya. Jangan biarkan inti masalah berada
di domain lain, tetapi insentif pajak digunakan sebagai solusi.
Hasil dari tulisan ilmiah ini adalah dalam bentuk analisis studi literatur dalam perspektif luas, dimana
insentif pajak temporer memiliki dampak jangka pendek yang lebih besar daripada kebijakan
permanen. Insentif pajak merupakan persyaratan yang diperlukan untuk memacu investasi tetapi tidak
cukup untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Intinya, pemerintah harus "menjaga
marwah" insentif pajak dengan mendedikasikan mereka dalam meningkatkan iklim investasi. Dan di
era transparansi ekonomi dan demokrasi yang kondusif ini, pembuat kebijakan dalam negeri harus
dapat mengeluarkan kebijakan yang seharusnya berlaku (ius constutumum) bukan sebaiknya berlaku
(ius constituendum) agar “marwah” insentif pajak dapat terjaga keadilan dan kemaslahatannya yang
dapat dirasakan seluruh rakyat Indonesia.

Kata kunci: Insentif Pajak, Marwah, Penerimaan Negara, Kebijakan Pemerintah

Abstract
Tax is one of the reliable state revenues. To optimize tax revenue as a source of state revenue, there
needs to be excellent service for each taxpayer. The shadows of the lack of tax revenue continue to
lurk. Tax revenue performance, which is the biggest contributor to state revenue, began to slow down.
This paper wants to reveal whether the various forms of tax incentives are indeed an urgent need for
investors? The provision of tax incentives will indeed suppress the performance of tax revenue. Tax
incentives are a determinant of investment activities, but not the only one. Do not let the core of the
problem be in another domain, but tax incentives are used as a solution.
The results of this paper are in the form of an analysis of literature studies that in a broad perspective,
temporary tax incentives have a greater short-term impact than permanent policies. Tax incentives are
a necessary requirement to spur investment but are not sufficient to reach sustainable economic
growth. In essence, the government must "maintain the spirit" of tax incentives by dedicating them in
the corridor of improving the investment climate. And in this era of economic transparency and
conducive democracy, domestic policy makers should be able to issue policies that are supposed to
apply (ius constitutum) should not apply (ius constituendum) so that "marwah" tax incentives can be
maintained justice and benefit that can felt by all Indonesian people.

Keywords: Tax Incentives, Marwah, State Revenue, Goverment of Policy

1
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

1. PENDAHULUAN pengurangan yang diperkenankan) sebagai


instrumen kebijakan fiskal untuk mencapai
Pemerintah berencana menggulirkan tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh
lagi stimulus ekonomi berupa kebijakan insentif pemerintah. Dalam implementasinya, tax
pajak yang tujuan utamanya untuk menarik expenditure ini diwujudkan dalam bentuk
investasi langsung (direct investment). Tentunya pembebasan, pengurangan, penyesuaian, kredit
menurut Setyawan (2018) perlu didalami apakah dan penangguhan. Batasan untuk menentukan
kebijakan tersebut memang mendesak, besaran dari pemasukan yang hilang itu
diperlukan dan dibutuhkan para pemangku umumnya bersifat subjektif dan dikaitkan
kepentingan. Dengan bertambahnya insentif langsung dengan pengeluaran pemerintah.
pajak tersebut secara langsung tentunya akan Namun, batasan itu bisa juga diperluas dengan
meningkatkan besaran tax expenditure (belanja tidak mengaitkannya secara langsung dengan
pajak). Namun apabila kebijakan tersebut tepat pengeluaran pemerintah.
sasaran, tentunya akan mendorong pergerakan Demikian juga seperti yang dikemukan
dan tumbuhnya perekonomian. Kebijakan oleh Setiawan (2019) bahwa tax expenditure
insentif pajak sebagai komponen utama dalam yang diwujudkan dalam bentuk Laporan Belanja
belanja pajak, harus benar-benar melalui proses Perpajakan adalah salah satu alat yang dapat
selektif, terukur, terstruktur, melalui kajian yang digunakan untuk mengevaluasi kebijakan
mendalam dan komprehensip serta menjamin insentif perpajakan yang telah diberikan
terciptanya services level playing field di dunia termasuk untuk mengukur keefektifan dan
usaha. Jangan sampai malah mencederai kondisi keefisienan dari insentif-insentif tersebut.
sekarang yang telah kondusif dengan dunia Sehingga diharapkan dengan adanya Laporan
usaha. Belanja Perpajakan, kebijakan pemberian
Keinginan Presiden Joko Widodo insentif perpajakan dapat menjadi lebih tepat
untuk meningkatkan daya saing investasi dan sasaran sehingga mampu memberikan efek
mendorong industri riil semakin dekat menuju pengganda bagi perekonomian Indonesia.
realita. Menurut Gumelar (2019) melalui Pendapat Sejati (2018) bahwa insentif
penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor 45 pajak merupakan salah satu instrumen yang
Tahun 2019 tentang Penghitungan Penghasilan sering digunakan oleh negara-negara
Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan berkembang untuk menarik investasi ke
dalam Tahun Berjalan, pemerintah menerapkan negaranya termasuk Indonesia. Indonesia saat
kebijakan insentif pajak jumbo (super deductible ini secara garis besar memiliki dua jenis insentif
tax). Melalui beleid itu, pemerintah akan yang ditawarkan kepada investor yaitu Tax
menambah indikator untuk memperoleh insentif Holiday yang diatur dalam PMK No. 35 Tahun
pajak (deduction), sehingga Penghasilan Kena 2018 tentang Pemberian Fasilitas Pengurangan
Pajak (PKP) semakin rendah. Jika PKP turun, Pajak Penghasilan Badan dan Tax Allowance
tentu Pajak Penghasilan (PPh) yang dibayarkan yang diatur dalam PP No. 9 Tahun 2016 tentang
semakin kecil. Meski diharapkan berdampak Perubahan PP No. 18 Tahun 2015 tentang
positif terhadap investasi, namun pemerintah Fasilitas Pajak Penghasilan Untuk Penanaman
perlu pula merasa was-was. Pasalnya, ada Modal Di Bidang-Bidang Usaha Tertentu
konsekuensi negatif bahwa insentif pajak yang Dan/Atau Di Daerah-Daerah Tertentu.
diberikan secara besar-besaran akan Tax Holiday yang ditawarkan berupa
menghambat pertumbuhan pajak, sementara pengurangan PPh badan hingga 100% untuk
investasi tak meningkat seketika. waktu tertentu bagi investor yang menanamkan
Hal yang sama diungkapkan Rosdiana modalnya dalam jumlah tertentu pada industri
(2018) bahwa penting melihat dan menganalisis pionir sedangkan Tax Allowance berupa
kebijakan pemberian insentif perpajakan ini pemberian fasilitas PPh bagi investor yang
dinamis dan komprehensif, bukan secara linear. menanamkan modalnya pada bidang-bidang
Pemberian insentif perpajakan ini biasanya usaha tertentu dan/atau daerah-daerah tertentu.
dikaitkan dengan tax expenditure. Tax Kedua insentif pajak ini diharapakan
expenditure adalah hilangnya potensi menjadi salah satu faktor yang mampu
penerimaan negara dari pajak yang harus mendorong investor untuk menanamkan
dikorbankan oleh pemerintah dengan modalnya di Indonesia yang merupakan salah
memberikan beberapa tax relief (pengurangan- satu emerging country. Dan yang terakhir ini,

2 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.4 No.1, 2020


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

seperti yang dijelaskan pada kalimat satunya. Jangan sampai inti masalah ada di
sebelumnya, terdapat kebijakan insentif pajak ranah lain, tapi insentif pajak yang dijadikan
jumbo (super deductible tax), yang sedang solusi. Sehingga secara garis besar, kebijakan
diterapkan pemerintah. Walaupun insentif pajak penerimaan negara tahun 2019 yang diarahkan
bukan merupakan faktor utama yang untuk mendorong optimalisasi penerimaan
memengaruhi investasi ke suatu negara namun negara, dapat terealisasi. Walaupun pasti
setidaknya mampu untuk meningkatkan diketahui, di tahun 2019 ini masih akan terjadi
"portofolio” Indonesia dalam sektor pajak di potensi shortfall perpajakan, namun tetap
mata investor. diupayakan kebijakan perpajakan akan terus
Dan pastinya bayang-bayang mengedepankan perbaikan dan kemudahan
kekurangan penerimaan pajak terus mengintai. layanan, menjaga iklim investasi yang kondusif,
Kinerja penerimaan pajak, yang merupakan dan keberlanjutan usaha. Sehingga para
penyumbang terbesar pendapatan negara, mulai pengambil kebijakan negeri ini dapat
melambat. Menurut Kuncoro (2019) realisasi mengeluarkan kebijakan yang memang
penerimaan pajak hingga Mei 2019, misalnya, seharusnya berlaku (ius constitutum), bukan
hanya tumbuh 2,43 persen, jauh lebih rendah sebaiknya berlaku (ius constituendum), agar
dibanding periode yang sama pada tahun 2018 “marwah” keadilan dan kemaslahatannya
yang mencapai 14,2 persen. Atau secara angka dirasakan seluruh rakyat Indonesia.
rupiah, menurut Kementerian Keuangan Dan tujuan tulisan ini adalah untuk
mencatat, penerimaan pajak hingga Mei 2018 mengetahui dampak perlunya kebijakan dalam
sebesar Rp 484,5 triliun. Komparasi dengan mengantisipasi pemberian terhadap insentif
penerimaan negara bukan pajak (PNBP) pajak secara besar-besaran. Dampak langsung
agaknya tidak mengubah kesimpulan. Kinerja yang paling nyata adalah kehilangan potensi
PNBP hanya tumbuh 8,6 persen secara tahunan, penerimaan negara, sementara pemerintah masih
jauh lebih rendah daripada pertumbuhan setahun harus mengeluarkan biaya administrasi dan
sebelumnya yang mencapai 18,1 persen. Sektor pengelolaan insentif. Diharapkan dengan
sumber daya alam yang menjadi tumpuan PNBP pemberian kebijakan insentif pajak jumbo ini,
sepertinya juga tengah menghadapi tekanan. tetap menjaga “marwah” insentif fiskal dengan
Rendahnya pertumbuhan penerimaan pada mendedikasikannya dalam koridor perbaikan
pertengahan tahun seharusnya menjadi iklim investasi.
peringatan bagi pemerintah agar mawas diri.
Ironisnya, pemerintah malah menyiapkan
insentif pajak di sejumlah sektor usaha. Seperti 2. TELAAH LITERATUR
misalnya, tarif pajak penghasilan (PPh) atas
hunian mewah, Pajak Penjualan barang mewah Menaruh Harapan Pada Pajak
di subsektor otomotif, serta kegiatan penelitian, Benjamin Franklin, salah satu bapak
pengembangan, dan pelatihan vokasi baru saja pendiri Amerika Serikat (AS), punya kata-kata
dipangkas. Insentif pajak lanjutan yang sedang mutiara berkenaan dengan pajak. Franklin
disimulasikan adalah pemotongan PPh badan, mengatakan, bahwa tak ada di dunia ini yang
pembebasan pajak, pengurangan pajak jumbo, dapat dibilang pasti, kecuali kematian dan pajak.
subsidi pajak, dan relaksasi PNBP. Benar atau salah kata-kata Franklin, tanpa pajak
Berbagai langkah tersebut dimaksudkan suatu negara bisa lumpuh. Pelayanan publik
sebagai stimulan untuk mendorong investasi dalam bentuk pembuatan kartu tanda penduduk
yang diproyeksikan menjadi mesin pertumbuhan (KTP) hingga pembangunan infrastruktur berupa
ekonomi utama pada masa mendatang. Harapan jalan, jembatan, dan lain-lainnya tak akan
pada komponen ekspor agak redup menyusul terwujud. Berbicara pajak, maka mau tak mau,
prospek perekonomian global yang masih akan dikaitkan dengan performa penerimaan
diliputi suasana ketidakpastian. pajak dalam anggaran pendapatan dan belanja
Tulisan ini ingin mengungkapkan negara (APBN).
apakah berbagai bentuk insentif pajak tersebut (https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/29/1
memang menjadi kebutuhan mendesak bagi 15231126/page=all.
investor? Pemberian insentif pajak memang Hal yang sama dikemukakan oleh
akan menekan kinerja penerimaan pajak. Asmoro (2017) Kenapa negara ini memungut
Insentif pajak adalah salah satu determinan pajak? Apa-apa kena pajak semua. Dari kita
kegiatan penanaman modal, tapi bukan satu- bangun tidur beli sarapan kena pajak, beli buku

Noor Safrina dkk, “Menjaga Marwah” Insentif Perpajakan yang Berdampak pada ... 3
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

buat bacaan kena pajak, kita kerja mencari uang, fasilitas umum lainnya untuk menjamin
saat gajian dikenakan pajak juga, pulang kerja kesejahteraan seluruh rakyat. Maka dapat
saya minum kopi, dikenakan pajak juga. Jangan- diambil kesimpulan bahwa dana yang
jangan nanti kita meninggal pun harus bayar dibayarkan oleh rakyat akan digunakan lagi
pajak lagi, disertai dengan sedikit renungan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Untuk
seakan-akan tidak percaya bahwa selama ini membiayai semua kebutuhan tersebut, negara
telah banyak uang yang dikeluarkan hanya untuk memerlukan dana yang berasal dari iuran
membayar pajak. seluruh warga negara Indonesia, yang lazim kita
Dari sisi masyarakat yang belum sebut dengan “pajak”.
berkenalan dengan pajak, hal seperti ini sangat Tahun penuh tantangan pajak
jamak kita temui. Mereka menganggap negara merupakan motor utama APBN. Proporsi pajak
telah “menzalimi” warganya dengan membayar dalam anggaran negara mencapai lebih dari 80
berbagai macam pajak. Mulai dari penghasilan persen. Hal itu menjadi indikasi tanpa pajak,
yang akan dikenakan Pajak Penghasilan, roda APBN akan sulit berputar.Pendapat lain
pembelian barang-barang yang dikenakan Pajak yang disampaikan Wibisono (2017) negara kita
Pertambahan Nilai, Pajak Restoran, Pajak sangat membutuhkan Pajak untuk membiayai
Hiburan, Pajak Kendaraan Bermotor, Bea keperluannya. Pembangunan infrastruktur
Materai, serta mungkin ada jenis pajak lain di seperti misalnya jalan, jembatan, kemudian
masa yang akan datang yang akan muncul sesuai subsidi untuk makanan, beras, benih, pupuk,
perubahan jaman. belanja pegawai seperti gaji guru, polisi, dan
Anggapan para “comentator” pajak ini lain sebagainya dan juga bantuan sosial untuk
memang tidak sepenuhnya salah, karena pajak keluarga miskin, pendidikan membutuhkan
merupakan iuran wajib yang dikenakan secara banyak kontribusi dari penerimaan Pajak.
paksa terhadap warga negara. Obyek pengenaan Melihat kondisi ini, rasanya kita perlu untuk
pajak memang bermacam macam. Bahkan kembali menyadari betapa krusialnya Pajak
Albert Einstein mungkin juga tidak hafal dalam untuk membiayai negara kita yang sangat besar
menyebutkannya karena terlalu banyak dan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak.
luasnya jenis subyek dan obyek pajak. Tidak Langkah Pimpinan tertinggi kita sepertinya
salah juga apabila ada yang menyebut bahwa sudah tepat, yaitu mendukung Direktorat
dari kita lahir sampai mati pun kita selalu bayar Jenderal Pajak untuk memperkuat organisasi
pajak. Mereka seringkali mempertanyakan uang demi kelancaran pelaksanaan tugas. Dukungan
yang telah dibayar ini sebenarnya untuk apa, Pimpinan untuk menyadarkan para Wajib Pajak
jangan-jangan hanya untuk membayar gaji juga terus diberikan sehingga kontribusi Wajib
pegawai pajak yang sangat fantastis nominalnya. Pajak bisa meningkat. Yang perlu dijaga ke
Hal inilah yang menyebabkan masyarakat secara depannya mungkin adalah konsistensi dari
umum enggan membayar pajak. semuanya, karena kegiatan sosialisasi dan
Sebenarnya membayar pajak ini seperti peningkatan pemahaman atau kesadaran bukan
iuran RT. Warga membayar iuran yang suatu hal yang bisa dilakukan sekali atau dua
nominalnya telah ditetapkan, pun waktunya juga kali tetapi harus terus berulang.
telah ditetapkan. Adakalanya mingguan, atau Karena itu, seperti yang dikemukakan
yang paling umum adalah bulanan. Uang ini Adilaksono (2016) bahwa pajak merupakan
digunakan untuk kas RT, untuk pemeliharaan ujung tombak pembangunan sebuah negara.
taman, kebersihan musala, pengelolaan sampah, Sehingga sudah sepantasnya sebagai warga
kebersihan lingkungan bahkan pengerasan jalan, negara yang baik untuk taat membayar pajak.
dan pembangunan gorong-gorong di kompleks Pemerintah Indonesia sudah memberikan
perumahan. Apabila ada warga yang tidak kemudahan kepada masyarakat untuk membayar
membayar iuran ini, maka yang bersangkutan pajak. Ketergantungan pendanaan yang
harus melunasi dan mendapat sanksi sosial. Jadi, bersumber dari pajak tidak hanya terjadi pada
membayar pajak itu sama dengan membayar Pemerintah Pusat atau dalam pendapatan pada
iuran RT hanya saja ruang lingkupnya lebih luas APBN saja, namun menurut Rizki (2017) juga
yaitu rumah tangga negara Indonesia. dialami oleh seluruh Pemerintah Daerah yang
Negara Indonesia membutuhkan dana tergambarkan dalam Pendapatan Asli Daerah
untuk membangun infrastruktur, menggaji abdi (PAD). Hal ini terlihat dari besarnya proporsi
negara (Aparatur Sipil Negara), mendirikan pendapatan yang bersumber dari pajak daerah
rumah sakit, mendirikan sekolah, dan berbagai dalam APBD pemerintah daerah di Indonesia

4 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.4 No.1, 2020


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

dibandingkan dengan Pendapatan Asli Daerah Dari ketiga teori tersebut dapat
(PAD) lainnya, seperti Pendapatan retribusi ditemukan kesamaan yaitu insentif pajak
daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang merupakan sebuah fasilitas yang diberikan
dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. kepada investor agar tertarik untuk menanamkan
modalnya disuatu negara. Dari definisi tersebut
Pengertian Insentif Pajak juga dapat disimpulkan bahwa insentif pajak
Membahas tentang insentif pajak, di merupakan alat yang dapat digunakan oleh
dalam peraturan perpajakan Indonesia disebut pemerintah untuk mempengaruhi perilaku
dengan fasilitas pajak secara umum dapat investor dalam menentukan kegiatan bisnisnya.
diartikan sebagai kemudahan yang diberikan Menurut Spitz sebagaimana dikutip Erly
oleh pemerintah dalam hal perpajakan. Untuk Suandy, umumnya terdapat empat macam
lebih jelas mengenai pengertian tentang insentif bentuk insentif pajak:
pajak akan digambarkan pengertian dari 1. Pengecualian dari pengenaan pajak
beberapa pendapat dibawah ini. 2. Pengurangan dasar pengenaan pajak
Pengertian insentif pajak (Tax Incentive) 3. Pengurangan tarif pajak
menurut Black Law Dictionary dalam Hasibuan 4. Penangguhan pajak.”
(2016), adalah :
“A governmental enticement, through a tax Insentif pajak dalam bentuk pengecualian dari
benefit, to engage in a particular activity, such pengenaan pajak merupakan bentuk insentif
as the contribution of money or property to yang paling banyak digunakan. Jenis insentif ini
qualified charity”. (terjemahan : Sebuah memberikan hak kepada wajib pajak agar tidak
penawaran dari pemerintah, melalui manfaat dikenakan pajak dalam jangka waktu tertentu
pajak, dalam suatu kegiatan tertentu, seperti yang ditentukan oleh pemerintah. Namun
kontribusi uang atau harta untuk kegiatan yang diperlukan kehati-hatian dalam
berkualitas). mempertimbangkan pemberian insentif ini. Hal
Winardi, menyebutkan istilah insentif yang perlu diperhatikan adalah sampai berapa
pajak dengan Incentive Taxation, yang artinya: lama pembebasan pajak ini diberikan dan
“Pemajakan dengan tujuan memberikan sampai berapa lama investasi dapat memberikan
perangsang. Penggunaan pajak bukan untuk hasil. Contoh dari jenis insentif ini adalah tax
maksud menghasilkan pendapatan pemerintah holiday atau tax exemption.
saja, melainkan pula memberikan dorongan ke Jenis insentif yang kedua berupa
arah perkembangan ekonomi, dalam bidang pengurangan dasar pengenaan pajak. Jenis
tertentu”. insentif ini biasanya diberikan dalam bentuk
Menurut United Nations Conference on berbagai macam biaya yang dapat dikurangkan
Trade and Development (UNCTAD): dari pendapatan kena pajak. Pada umumnya
“FDI incentives may be defined as any biaya yang dapat menjadi pengurang boleh
measurable advantages accorded to specific dikurangkan lebih dari nilai yang seharusnya.
enterprises or categories of enterprises by (or at Jenis insentif ini misalnya dapat ditemui dalam
the direction of) a Government, in order to bentuk double deduction, investment
encourage them to behave in a certain manner. allowances, dan loss carry forwards.
They include measures specifically designed Jenis insentif yang ketiga adalah
either to increase the rate of return of a pengurangan tarif pajak. Insentif ini yaitu berupa
particular FDI undertaking, or to reduce (or pengurangan tarif pajak dari tarif yang berlaku
redistribute) its costs or risks.” (terjemahan : umum ke tarif khusus yang diatur oleh
Insentif Investasi Asing Langsung dapat pemerintah. Insentif ini paling sering ditemui
didefinisikan sebagai setiap keuntungan terukur dalam pajak penghasilan. Misalnya pengurangan
diberikan kepada perusahaan tertentu atau tarif corporate income tax atau tarif witholding
kategori perusahaan dengan (atau arah) tax.
Pemerintah, dalam rangka mendorong mereka Jenis insentif yang terakhir menurut
untuk berperilaku dengan cara tertentu. Mereka Spitz adalah penangguhan pajak. Jenis insentif
termasuk langkah-langkah khusus dirancang ini pada umumnya diberikan kepada wajib pajak
baik untuk meningkatkan tingkat pengembalian sehingga pembayar pajak dapat menunda
dari suatu usaha FDI tertentu, atau untuk pembayaran pajak hingga suatu waktu tertentu.
mengurangi (atau mendistribusikan) biaya atau Kemudian menurut UNCTAD dalam
risiko) bukunya Tax Incentives and Foreign Direct

Noor Safrina dkk, “Menjaga Marwah” Insentif Perpajakan yang Berdampak pada ... 5
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Investment, a Global Survey, disebutkan meringkas (summarize), dan mengumpulkan


Classification of Tax Incentives (synthesize) suatu literatur.
(klasifikasi/penggolongan insentif pajak), yaitu Berkaitan dengan tulisan ini, studi
sebagai berikut : literatur yang digunakan Penulis adalah
1. Tax holidays. Under a tax holiday, menggabungkan antara penelitian, pendapat para
qualifying “newly established firms” ahli, artikel-artikel, review, yang berhubungan
are exempt from paying corporate dengan kebijakan pemerintah menerapkan
income tax for a specified time period insentif pajak jumbo (super deductible tax).
(e.g. five years). (terjemahan : melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Nomor
Pembebasan Pajak. Di bawah 45 Tahun 2019 tentang Penghitungan
pembebasan pajak, dikualifikasi Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak
“perusahaan yang baru didirikan” Penghasilan dalam Tahun Berjalan ataupun
dibebaskan dari kewajiban membayar insentif-insentif perpajakan yang lainnya,
pajak penghasilan badan untuk jangka dimana berdampak terhadap penerimaan negara
waktu tertentu (misalnya lima tahun). di tahun 2019 ini, yaitu penerimaan pajak, atau
2. Investment allowances. Deductions from ada potensi kehilangan pemasukan pajak
taxable income based on some (potential loss).
percentage of new investment
(depreciation).(terjemahan : Tunjangan
investasi. Pengurangan dari penghasilan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
kena pajak didasarkan pada beberapa
persentase investasi baru atau Skema Insentif Pajak Tahun 2019
depresiasi) Menurut Sejati (2018) bahwa
Berdasarkan gambaran tentang insentif pajak di keberhasilan pembangunan seringkali ditentukan
atas, yang menjadi andalan dari pemerintah, melalui indikator pertumbuhan ekonomi suatu
diharapkan dapat mempercepat terciptanya negara namun perlu diketahui bahwa distribusi
lapangan kerja lewat peningkatan investasi pendapatan masyarakat juga menjadi salah satu
industri padat karya, sebagaimana yang dimuat indikator penting dalam keberhasilan suatu
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah pembangunan. Pertumbuhan ekonomi sangat
Nasional 2015-2019. dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan faktor-
faktor produksi berupa investasi dan
ketersediaan Sumber Daya Manusia berkualitas
3. METODE PENELITIAN di mana hal ini akan berpengaruh pada
pertumbuhan sektor industri. Ketersediaan
Tulisan ini termasuk jenis penelitian infrastruktur untuk mendukung sektor industri
studi literatur dengan mencari referensi teori tentu dibutuhkan untuk memperlancar proses
yang relevan dengan kasus atau permasalahan logistik produk. Makin berkembangnya sektor
yang ditemukan. Referensi teori yang diperoleh ini tentu akan meningkatkan lapangan pekerjaan
dengan jalan penelitian studi literatur dijadikan dan tingkat distribusi pendapatan di Indonesia.
sebagai dasar dan alat utama bagi praktik Insentif Pajak merupakan salah satu
penelitian di lapangan. Metode studi literatur instrumen yang sering digunakan oleh negara-
adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan negara berkembang untuk menarik investasi ke
dengan metode pengumpulan data pustaka, negaranya termasuk Indonesia. Walaupun
membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan Insentif Pajak bukan merupakan faktor utama
penelitian (Zed, 2008:3 dalam yang memengaruhi investasi ke suatu negara
Kartiningrum,2015). namun setidaknya mampu untuk meningkatkan
Melakukan studi literatur ini dilakukan "portofolio” Indonesia dalam sektor pajak di
oleh peneliti antara setelah mereka menentukan mata investor. Dan Pemerintah perlu tetap
topik penelitian dan ditetapkannya rumusan waspada terhadap potensi kehilangan
permasalahan, sebelum terjun ke lapangan untuk penerimaan negara yang cukup besar dari
mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, insentif pajak. Pemerintah harus
2011 dalam Kartiningrum,2015). Ada beberapa memaksimalkan manfaat dan meminimalkan
metode yang dilakukan Penulis untuk kerugian dari adanya insentif pajak karena
melakukan Studi Literatur, seperti mengupas seringkali pemberian insentif tersebut
(criticize), membandingkan (compare),

6 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.4 No.1, 2020


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

ineffective, inefficient, dan rentan terhadap diberikan pada semua sektor terutama insentif
penyalahgunaan serta korupsi. untuk pengembangan vokasi dan UMKM. Harus
Menurut Oktiani (2018) pemerintah dipilah sesuai dengan arah kebijakan
sudah menyiapkan skema baru insentif pajak industrinya. Karena UMKM itu ada UMKM
guna menarik lebih banyak investasi di Tanah manufaktur, perdagangan, jasa, sehingga harus
Air. Sedikitnya ada empat skema perpajakan dibedakan dan jelas fokusnya. Karena jika
yang akan diberikan yakni berupa tax holiday, diberikan semuanya, banyak potensi
tax allowance, pajak industri kecil dan penerimaan negara yang hilang.
menengah (IKM), serta pajak riset dan
pengembangan (R&D) bagi perusahaan yang Dampak Pemberian Insentif Pajak Terhadap
terlibat dalam pengembangan pendidikan Penerimaan Negara
vokasi. Pemerintah berharap, adanya skema baru Menurut Soewiknyo (2019), agresivitas
perpajakan bagi pelaku usaha itu akan pemerintah dalam menerbitkan insentif
mendorong investasi di sektor riil. Dari sisi rate, perpajakan berisiko memperlebar gap
tax holiday yang tidak lagi menggunakan range, penerimaan negara yang disebabkan oleh
tetapi satu, 100%. Setiap dunia usaha yang kebijakan pemerintah. Namun demikian,
masuk klasifikasi dalam kelompok yang pemerintah tak memiliki kebijakan khusus untuk
menerima fasilitas pasti akan dapat tax holiday memitigasi risiko yang diakibatkan oleh
100% dan jangka waktunya memperhitungkan kebijakan-kebijakan tersebut. Menurut catatan
nilai investasinya. Makin besar investasinya, Bisnis.com dalam artikel yang ditulis Soewiknyo
makin lama dia dapat tax holiday. (2019) selama beberapa bulan terakhir
Tax holiday adalah bentuk keringanan pemerintah telah menerbitkan berbagai
pajak bagi perusahaan berupa pembebasan kebijakan yang dianggap akan mendorong
membayar pajak dalam kurun waktu tertentu kinerja investasi. Pertama, beleid terkait
sejak dimulainya produksi komersial. Adapun perubahan baseline pengenaan PPnBM bagi
tax allowance berupa pengurangan pajak yang rumah atau properti mewah. Kedua, penurunan
diberikan kepada perusahaan yang masuk PPh pasal 22 hunian mewah dari 5% menjadi
kategori pionir ataupun untuk kepentingan 1%. Ketiga, simplifikasi prosedur validasi PPh
ekspansi dari sisi kapasitas. penjualan tanah dan bangunan dari 15 hari
Sementara bagi dunia usaha yang melakukan menjadi 3 hari. Keempat, relaksasi pengenaan
investasi di bidang vokasi maupun riset dan deemed divident dalam Controlled Foregin
pengembangan (research and Company (CFC) rule yang hanya menyasar
development/R&D) akan diberikan insentif pendapatan pasif. Kelima, adalah PP No.45/2019
dalam bentuk Pajak Penghasilan (PPh). yang memberikan diskon pajak besar-besaran
Pemerintah berkomitmen dari sisi reformasi dan kepada para pelaku usaha khusunya yang
kebijakan investasi. Pemerintah memberikan berinvestasi di sektor padat karya, vokasi, serta
kemudahan, simplifikasi, pelayanan, dan riset dan pengembangan.
kepastian. Kebijakan tersebut bertujuan agar Di satu sisi, di sektor penerimaan,
dunia usaha yakin bahwa Indonesia merupakan kinerja pertumbuhan penerimaan pajak per Mei
negara dengan ekonomi yang pasarnya terus 2019 hanya 2,4%. Lesunya kinerja penerimaan
tumbuh. ini merupakan imbas dari pelaksanaan kebijakan
Hal yang sama disampaikan Direktur percepatan resitusi yang kemudian menekan
Eksekutif Center of Reform on Economics penerimaan PPN hingga minus 4,4%. Demikian
(CORE) Mohammad Faisal mengatakan, juga yang dikemukakan Pribadi (2019) bahwa
efektivitas insentif pajak yang akan diberikan pemerintah sudah memberikan insentif
pemerintah harus diikuti dengan kebijakan perpajakan untuk investasi melalui insentif tax
lainnya yang mempengaruh investasi. allowance. Penerima tax allowance sudah diatur
Sebenarnya yang paling memengaruhi investasi dalam Pasal 31A UU PPh. Skema yang
adalah penyediaan lahan, tersedia atau tidak, diberikan, yaitu pengurangan penghasilan neto
kejelasan kewenangan, dan perizinan. Apabila sebesar 30 persen dari jumlah penanaman modal
insentif pajak tidak diikuti upaya yang serius yang dibebankan selama 6 tahun, atau masing-
terkait kebutuhan perizinan lahan dan masing sebesar 5 persen per tahun. Selain tax
kewenangan koordinasi dengan daerah akan allowance, sekarang ini insentif perpajakan yang
mengalami kendala nantinya. Faisal diberikan kepada dunia usaha adalah tax holiday
menambahkan, insentif tersebut tidak bisa

Noor Safrina dkk, “Menjaga Marwah” Insentif Perpajakan yang Berdampak pada ... 7
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

yang diatur dalam PMK Nomor 35 Tahun 2018 Selain berkelanjutan (sustainable),
dan PMK Nomor 150 Tahun 2018. pertumbuhan ekonomi yang dibimbing investasi
Setiap kebijakan yang diambil juga membawa imbas melalui mata rantai
pemerintah akan selalu memperhitungkan efek jaringannya. Investasi domestik bersentuhan
baik maupun buruknya ke pengelolaan fiskal langsung dengan penciptaan kesempatan kerja
maupun perekonomian. Penerbitan insentif yang guna menekan angka pengangguran sehingga
dilakukan pemerintah ini semata-mata untuk berpotensi memperbaiki ketimpangan. Kendati
mendorong kinerja perekonomian yang lebih terfokus pada sasaran, insentif pajak
menunjukan adanya pelemahan. Hal yang sama agaknya masih memerlukan batas waktu (time
diungkapkan Kuncoro (2019), bahwa kinerja lag) yang lebih panjang. Sehimpun fakta di atas
penerimaan pemerintah tengah mendapat menyarankan perlunya kebijakan tambahan
sorotan. Penerimaan pajak yang merupakan dalam mengantisipasi efek samping yang
penyumbang terbesar pendapatan negara ditimbulkan dari insentif pajak. Efek samping
menunjukkan tren perlambatan. Realisasi pertama ialah potensi kehilangan penerimaan
penerimaan pajak hingga Mei 2019, misalnya, negara yang semestinya bisa diraup. Sementara
hanya tumbuh 2,43 persen, jauh lebih rendah itu, pemerintah masih harus mengeluarkan biaya
jika dibandingkan dengan periode yang sama administrasi dan pengelolaan insentif. Apa pun
pada tahun lalu yang sebesar 14,2 persen. skemanya, insentif pajak harus bisa memangkas
Komparasi dengan penerimaan negara biaya penggunaan modal sehingga mendorong
bukan pajak (PNBP) agaknya tidak mengubah kenaikan barang modal. Namun, pasokan barang
simpulan. Kinerja PNBP hanya tumbuh 8,6 modal inelastis dalam jangka pendek.
persen secara tahunan, di bawah pertumbuhan Konsekuensinya, insentif pajak bisa salah
setahun sebelumnya yang mencapai 18,1 persen. sasaran yang menguntungkan pemasok barang
Sektor sumber daya alam yang menjadi tumpuan modal, alih-alih investor.
PNBP sepertinya juga tengah menghadapi Oleh karena itu, investor perlu diberi
tekanan. Ironisnya, di saat penerimaan negara panduan secara detail sektor-sektor tertentu yang
masih fluktuatif, pemerintah malah menyiapkan berhak mendapatkan insentif. Hal ini penting
insentif pajak di sejumlah sektor usaha. Tarif mengingat responsivitas investor berbeda lintas
pajak penghasilan (PPh) atas hunian mewah, sektor. Investasi yang berorientasi ekspor--
pajak penjualan barang mewah (PPnBM) di terutama industri yang mudah berpindah
subsektor otomotif serta kegiatan penelitian, (mobile)--niscaya lebih sensitif terhadap insentif
pengembangan, dan pelatihan vokasi baru saja pajak. Lebih spesifik lagi, insentif perlu
dipangkas. Insentif pajak berikutnya yang diberikan sampai level perusahaan berdasarkan
sedang dilakukan simulasi ialah PPh Badan akan kriteria tertentu. Efek insentif pajak tidak
dipotong dari 25 persen menjadi 20 persen. bekerja pada perusahaan yang menghadapi
Belum lagi, pembebasan pajak (tax allowance), kendala keuangan. Pengalaman di Thailand
pengurangan pajak jumbo (super deduction tax), membuktikan perusahaan yang mendapat
subsidi pajak, belanja pajak, dan relaksasi PNBP manfaat dari insentif justru memiliki rasio
yang akan dirilis di tahun ini juga. keuangan yang lebih buruk.
Berbagai langkah tersebut dimaksudkan Dalam skala internasional, pemberian
sebagai upaya untuk mendorong investasi. insentif pajak bisa terjebak ke dalam isu
Sektor investasi tampaknya diproyeksikan persaingan fiskal. Artinya, insentif pajak bisa
sebagai mesin pertumbuhan ekonomi utama di mandul tatkala negara-negara lain, terutama
masa mendatang. Harapan pada komponen yang berada di satu kawasan juga menawarkan
ekspor agak redup menyusul prospek insentif yang sama. Koordinasi fiskal lintas
perekonomian global yang masih diliputi negara mutlak menjadi prasyarat penting dalam
suasana ketidakpastian. Skenario tersebut masuk pelaksanaan insentif perpajakan. Insentif
akal. Pertumbuhan ekonomi yang disokong perpajakan juga bisa ditafsirkan sebagai bagian
investasi menawarkan banyak benefit. dari politik dumping, terutama negara-negara
Penanaman modal langsung dari luar negeri lain yang tidak memberlakukan insentif sejenis.
senantiasa diikuti dengan eksternalitas positif Dalam logika mereka, insentif pajak membuat
berupa transfer teknologi. Keterampilan tenaga harga produk ekspor lebih murah sehingga
kerja lokal dengan sendirinya akan ikut berpotensi menggerus pangsa pasar negara
terangkat. pesaing. Per definisi, insentif bersifat temporer.
Pada satu saat, insentif pajak bakal dicabut.

8 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.4 No.1, 2020


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

Aspek lain yang perlu dipikirkan ialah mendesak bagi investor? Insentif pajak adalah
pencabutan insentif tidak secara otomatis salah satu determinan kegiatan penanaman
mempersamakan perusahaan penerima insentif modal, tapi bukan satu-satunya. Jangan sampai
layaknya perusahaan yang sebelumnya tidak inti masalah ada di ranah lain, tapi insentif pajak
menerima insentif. Sifat asimetri berakibat yang dijadikan solusi. Kalaupun sudah sesuai
proses transisi lagi-lagi memerlukan waktu. dengan kebutuhan, apakah investor bersedia
Dengan demikian masuk akal apabila memanfaatkannya? Berbagai macam insentif itu
insentif yang bersifat sementara memiliki terbukti tidak menarik minat investor.
dampak jangka pendek yang lebih besar Tampaknya, insentif pajak hanya manjur untuk
daripada insentif dengan karakter permanen. negara maju daripada negara berkembang (IMF,
Dalam jangka panjang, inflasi yang rendah-- 2012).
yang merupakan faktor lain di luar keputusan Hal itu menyarankan perlunya kebijakan
untuk memberikan insentif--berfungsi sebagai tambahan dalam mengantisipasi dampak insentif
subsidi investasi yang baik. Aspek penting lain pajak. Dampak langsung yang paling nyata
ialah indikator baku untuk mengevaluasi adalah kehilangan potensi penerimaan negara,
keberhasilan insentif. Untuk sektor industri dan sementara pemerintah masih harus
perusahaan dengan produk fisik, standar mengeluarkan biaya administrasi dan
evaluasi kuantitatif atas program pemberian pengelolaan insentif. Kehilangan itu sudah
insentif relatif lebih mudah dilakukan. dicatat dalam belanja perpajakan. Sebagai
Komparasi outcome antara sebelum dan sesudah gambaran, besaran belanja perpajakan untuk
insentif mengarahkan pada kesimpulan yang 2016 dan 2017 masing-masing senilai Rp 143,6
utuh. Persoalan jauh berbeda ketika menilai triliun dan Rp 154,7 triliun, atau sekitar 1 persen
efektivitas insentif di sektor jasa, khususnya dari produk domestik bruto. Belanja perpajakan
kegiatan penelitan dan pengembangan (research adalah penerimaan pajak yang hilang atau
and development) serta perusahaan yang berkurang sebagai akibat ketentuan khusus yang
melakukan pelatihan vokasi tenaga kerja. berbeda dengan sistem perpajakan umum.
Kriteria kualitatif perlu ditetapkan secara kukuh Artinya, belanja perpajakan condong merujuk
untuk menghindari ambiguitas klaim pada kebijakan permanen, alih-alih insentif yang
kesuksesan. bersifat temporer.
Pada akhirnya, harus diakui bahwa Menurut Kuncoro (2019) bahwa
insentif sejatinya ialah bentuk intervensi pengakuan atas pembayaran pajak yang tidak
pemerintah terhadap mekanisme pasar. jadi diterima karena insentif tentu saja sangat
Eksistensi insentif pajak terjustifikasi apabila konstruktif dalam membangun kualitas sistem
mampu mengoreksi inefisiensi pasar. anggaran yang lebih baik, transparan, ideal, dan
Ketidakmampuan mengemban misi koreksi berkeadilan. Sebab, insentif pajak, meskipun
membuat insentif berubah menjadi kegagalan tidak masuk ke kas negara, tetap dicatat sebagai
pemerintah (government failure), bahkan pajak. Kehilangan itu niscaya akan
kegagalan kebijakan (policy failure). terkompensasi oleh potensi basis pajak baru
dalam jangka menengah. Dengan logika yang
Menjaga “Marwah” Insentif Pajak sama, kelebihan penerimaan perpajakan sebagai
Seperti yang telah dituliskan pada akibat implementasi insentif perpajakan juga
paparan di atas sebelumnya, bahwa berbagai harus diukur. Maka, pendekatan belanja insentif
langkah yang dilaksanakan pemerintah, perpajakan akan dapat meminimalkan, bahkan
berkaitan dengan pemberian insentif pajak mengeliminasi penghitungan pajak yang tidak
secara besar-besaran, dimaksudkan sebagai menunjukkan kuantitas yang seharusnya. Dalam
stimulan untuk mendorong investasi yang lingkup yang lebih luas, kalkulasi belanja
diproyeksikan menjadi mesin pertumbuhan insentif perpajakan dapat mengenali berbagai
ekonomi utama pada masa mendatang. Harapan potensi yang bisa merugikan anggaran negara.
pada komponen ekspor agak redup menyusul Tanpa pengungkapan belanja insentif,
prospek perekonomian global yang masih posisi insentif pajak menjadi dilematis. Jika
diliputi suasana ketidakpastian. Pertumbuhan relaksasi perpajakan dipandang lebih condong
ekonomi yang disokong oleh investasi pada stimulus, tujuan peningkatan investasi akan
menawarkan banyak keuntungan. efektif. Sebaliknya, apabila pelonggaran
Namun apakah berbagai bentuk insentif perpajakan ditangkap hanya sebagai insentif,
pajak tersebut memang menjadi kebutuhan sektor privat merasa tidak memiliki keharusan

Noor Safrina dkk, “Menjaga Marwah” Insentif Perpajakan yang Berdampak pada ... 9
P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

untuk segera meresponsnya. Dengan investasi. Tekanan ekonomi yang dibarengi


pengungkapan belanja insentif pajak yang dengan kebijakan fiskal yang kuat tentu juga
komprehensif, belanja insentif perpajakan tidak bijak. Oleh karena itu dalam tataran makro
menjadi rujukan dalam membuat keputusan secara umum, insentif sifatnya rasional. Namun,
yang berkaitan dengan risiko fiskal. Bagi di sisi lain ada risiko jangka pendek bahwa
investor luar negeri, belanja insentif perpajakan nantinya bisa berdampak bagi shortfall
merupakan informasi yang sangat berharga perpajakan yang semakin melebar. Pemberian
dalam menghitung risiko negara. insentif pada dasarnya akan meningkatkan tax
Dalam perspektif yang luas, insentif expenditure terkait belanja/ssubsidi pemerintah
yang bersifat sementara memiliki dampak melalui sistem pajak. Oleh karena itu
jangka pendek yang lebih besar daripada efektivitasnya harus selalu dievaluasi. Dan
kebijakan yang permanen. Dalam jangka terpenting tetap menjaga “marwah” bahwa
panjang, inflasi yang rendah, yang merupakan insentif pajak yang diberikan memberikan
faktor lain di luar keputusan untuk memberikan keadilan dan efek kebaikan bagi seluruh rakyat
insentif, berfungsi sebagai subsidi investasi yang Indonesia.
baik. Pada akhirnya, insentif pajak menjadi
syarat perlu untuk memacu investasi tapi belum Saran
mencukupi untuk menjangkau pertumbuhan Saran-saran yang dapat diungkapkan
ekonomi secara berkelanjutan. Intinya, Penulis dalam tulisan ini, diantaranya adalah:
pemerintah harus “menjaga marwah” insentif 1. Perlunya ditanamkan pandangan atau
pajak dengan mendedikasikannya dalam koridor mindset di jajaran pemerintahan dan
perbaikan iklim investasi. Hal yang sama masyarakat bahwa insentif perpajakan
adalah bagian dari stimulus perekonomian
dikemukakan Setyawan (2018), dalam era yang akan menggerakkan kegiatan
transparansi ekonomi, dan demokrasi yang perekonomian masyarakat dan
sudah kondusif ini, seyogyanya para pengambil pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
kebijakan negeri ini dapat mengeluarkan 2. Transparansi Pemerintah dalam setiap
kebijakan yang memang seharusnya berlaku (ius kebijakan serta pengawasan dan evaluasi
constitutum) bukan sebaiknya berlaku (ius dapat memberikan keyakinan bagi investor
constituendum) agar “marwah” insentif pajak bahwa pemerintah memiliki akuntabilitas
dapat terjaga keadilan dan kemaslahatannya dalam penyelenggaraan kebijakannya.
yang dapat dirasakan seluruh rakyat Indonesia. 3. Pemerintah secara periodik perlu
mengevaluasi efektivitas insentif pajak
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan
5. SIMPULAN DAN SARAN dan secara berkelanjutan memperbaiki
substansi dari peraturan insentif pajak
Simpulan apabila kebijakan yang diambil gagal dalam
Pemerintah sepanjang tahun ini telah mendapatkan hasil yang diinginkan.
menggelontorkan berbagai insentif pajak.
Sehingga kinerja penerimaan pajak dalam negeri
masih mengalami tekanan hingga paruh pertama 6. DAFTAR PUSTAKA
tahun 2019. Dan bayang-bayang penerimaan
pajak berpotensi turun dalam beberapa tahun ke
Adilaksono, D. (2016). Manfaat Pajak Bagi
depan, seiring banyaknya insentif pajak yang Masyarakat dan Negara. Retrieved from
diberikan tersebut. Akibatnya, defisit Anggaran www.cermati.com:
dan Pendapatan Negara (APBN) dan utang https://www.cermati.com/artikel/manfaat-pajak-
pemerintah berpotensi kian membengkak. bagi-masyarakat-dan-negara
Pemerintah, mengucurkan insentif berupa tax
holiday, tax allowance, serta super deduction tax Asmoro, L. A. (2017). Pajak Menzalimi Rakyat.
untuk pengembangan vokasi, penelitian, dan Retrieved from www.pajak.go.id:
industri padat karya. https://www.pajak.go.id/id/artikel/pajak-
Terkait dengan berbagai relaksasi menzalimi-rakyat
melalui insentif pajak ada beberapa pandangan.
Endarwati, O. (2018, Maret 14). Pemerintah Siapkan
Memang di tengah ekonomi yg melambat Skema Baru Insentif Pajak. Retrieved from
Indonesia tentu perlu mendorong konsumsi dan

10 Jurnal Riset Terapan Akuntansi, Vol.4 No.1, 2020


P-ISSN : 2579-969X ; E-ISSN : 2622-7940

ekbis.sindonews.com:
https://ekbis.sindonews.com/read/1289498/33/p Pribadi, G. (2019, Agustus 29). Insentif Perpajakan
emerintah-siapkan-skema-baru-insentif-pajak- Untuk Mendorong Investasi. Retrieved from
1520991503 www.bpkp.go.id:
http://www.bpkp.go.id/berita/read/22512/0/Inse
Friana, H. (2019). Insentif Pajak Diobral, Indonesia ntif-Perpajakan-untuk-Mendorong-
Berpotensi Gali Utang Lebih Dalam. Retrieved Investasi.bpkp
from tirto.id: https://tirto.id/insentif-pajak-
diobral-indonesia-berpotensi-gali-utang-lebih- Rizki, M. (2017). Tingginya Proporsi Pajak Dalam
dalam-ehHU APBN. Retrieved from www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/rizkidul/5964cbe
Hasibuan, B. M. (2016, Oktober 17). Sekilas Tentang a16835f1133107cd2/tingginya-proporsi-pajak-
Insentif Pajak. Retrieved from dalam-apbn#

Sejati, A. R. (2018). Memaksimalkan Manfaat


business-law.binus.ac.id: https://business- Insentif untuk Pembangunan Bangsa. Retrieved
law.binus.ac.id/2016/10/17/sekilas-tentang- from www.pajak.go.id:
insentif-pajak/ https://www.pajak.go.id/artikel/memaksimalkan
-manfaat-insentif-pajak-untuk-pembangunan-
Kuncoro, H. (2018, Maret 19). Merancang Insentif bangsa
Fiskal. Retrieved from investor.id:
https://investor.id/opinion/merancang-insentif- Setiawan, H. (2018, 12 18). Kebijakan Insentif Fiskal
fiskal yang Mendorong Perekonomian. Retrieved
Kuncoro, H. (2019). Antisipasi Efek Samping from komwasperpajakan.depkeu.go.id:
Insentif Fiskal. Retrieved from http://komwasperpajakan.depkeu.go.id/Artikel/
www.medcom.id: Details/1012
https://www.medcom.id/ekonomi/analisa- Soewiknyo, E. (2019). Obral Insentif Pajak Berisiko
ekonomi/ObzAq91N-antisipasi-efek-samping- Tekan Kinerja Penerimaan. Retrieved from
insentif-fiskal ekonomi.bisnis.com:
https://ekonomi.bisnis.com/read/20190709/10/1
Kuncoro, H. (2019, Juli 30). Menjaga Marwah 121993/obral-insentif-pajak-berisiko-tekan-
Insentif Fiskal. Retrieved from kolom.tempo.co: kinerja-penerimaan
https://kolom.tempo.co/read/1229987/menjaga-
marwah-insentif-fiskal/full&view=ok

Noor Safrina dkk, “Menjaga Marwah” Insentif Perpajakan yang Berdampak pada ... 11

Anda mungkin juga menyukai